Anda di halaman 1dari 107

POLA TATA KELOLA

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PUSKESMAS BENDA BARU


KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2017

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 1


KATA PENGANTAR

Sejalan dengan pergeseran paradigma Puskesmas sebagai


layanan publik menjadi Puskesmas sebagai layanan publik dan layanan
pasar, maka Puskesmas harus dikelola secara entepreneur bukan secara
birokratik lagi. Untuk itu Puskesmas perlu melakukan perubahan
mendasar sehingga lebih mandiri dan mampu berkembang menjadi
lembaga yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan.

Adanya reformasi pengelolaan keuangan negara dengan terbitnya


Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
memberikan angin segar bagi Puskesmas untuk pengelolaan yang lebih
baik ke depan. Di dalam pasal 68 dan 69 undang-undang tersebut, diatur
suatu koridor baru dalam pengelolaan keuangan negara yaitu Badan
Layanan Umum atau disingkat BLU. Sebagai aturan pelaksanaannya,
terbitlah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 23 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

Badan Layanan Umum (BLU) dibentuk untuk meningkatkan


pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. UU nomor 1 tahun 2004 ini
mengelompokkan Puskesmas sebagai Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) yaitu suatu instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.

Dengan menjadi BLUD, suatu Puskesmas dapat menerapkan Pola


Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) yaitu pola pengelolaan
keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 2


menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari
ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya. Praktik tersebut
telah berkembang secara luas di mancanegara berupa upaya pengagenan
(agencification) aktivitas yang tidak harus dilakukan oleh lembaga birokrasi
murni, tetapi diselenggarakan oleh instansi yang dikelola secara bisnis
(bisnis like) sehingga pemberian pelayanan kepada masyarakat menjadi
lebih efisien dan efektif.

Dengan pola pengelolaan keuangan BLUD, fleksibilitas diberikan


dalam rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan
dan belanja, pengelolaan kas, dan pengadaan barang/jasa. BLUD juga
diberikan kesempatan untuk mempekerjakan tenaga profesional non-
pegawai negeri sipil (non-PNS) serta kesempatan pemberian imbalan jasa
kepada pegawai sesuai dengan kontribusinya. Tetapi sebagai
pengimbang, BLUD dikendalikan secara ketat dalam perencanaan dan
penganggarannya, serta dalam pertanggungjawabannya.

Sehubungan dengan privilese yang diberikan dan tuntutan khusus


yang diharapkan dari BLUD, maka Puskesmas Benda Baru Kota
Tangerang Selatan yang bermaksud menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) perlu menyusun
dokumen Pola Tata Kelola sebagaimana dipersyaratkan dalam pasal 4
ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum maupun dalam pasal 13 Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

Demikian Pola Tata Kelola ini kami susun, dengan harapan bahwa
penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 3


(PPK-BLUD) tidak sekedar sebagai format baru dalam pengelolaan
keuangan Puskesmas Benda Baru Kota Tangerang Selatan, tetapi
diharapkan dapat menyuburkan perwadahan baru bagi pembaharuan
manajemen keuangan sektor publik demi meningkatkan pelayanan
Puskesmas Benda Baru Kota Tangerang Selatan kepada masyarakat.

Tangerang Selatan, ...........


KEPALA PUSKESMAS BENDA BARU

Drg. Endang Kurniawan, MM


NIP.19760219 200801 1 004

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 4


DAFTAR ISI

Halaman
BAB I PENDAHULUAN........................................................... 1
A. Pengertian Tata Kelola..................................... 1
B. Prinsip-Prinsip Tata Kelola..........................................
5
C. Tujuan Penerapan
6
Kelola.......................................
D. Sumber Referensi Pola
6
Kelola...............................
E. Perubahan Tata Kelola..................................... 9
BAB II STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS......10
A. Struktur Organisasi PPK BLUD....................................
12
B. Uraian Tugas.............................................................15
BAB III PROSEDUR KERJA.......................................................24
BAB IV PENGELOMPOKAN FUNGSI............................................
27
BAB V PENGELOLAAN SDM.....................................................
32
BAB VI STRUKTUR DAN PROSES TATA KELOLA..................
46
A. Struktur Tata Kelola..................................................46
B. Proses Tata Kelola.......................................................
55
C. Kebijakan Akuntansi 75
BAB VII KODE E
79
PUSKESMAS....................................................
A. Penerapan Nilai-Nilai Puskesmas..................................
79
B. Loyalitas Dan Komitmen Kepada 79
Puskesmas.................
BAB VIII SISTEM AKUNTABILITAS BERBASIS
89
KINERJA .....
BAB IX KEBIJAKAN
92
KEUANGAN...........................................
BAB X PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN 95

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 5


LIMBAH ........
BAB XI PENUTUP...........................................................................
99

BAB I

PENDAHULUAN

1. PENGERTIAN POLA TATA KELOLA


Untuk efektifitas dan efisiensi pelaksanaan penerapan pola
pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana
Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan perlu adanya pola tata kelola. Tata kelola adalah
peraturan dasar/peraturan internal Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) atau Unit Kerja yang akan menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan (PPK) BLUD yang berdasarkan pasal 13 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 menyebutkan bahwa Pola Tata
Kelola sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b, merupakan
peraturan internal SKPD atau Unit Kerja yang akan menerapkan PPK-
BLUD dan Pasal 31 ayat (1) dan pasal 32 memuat antara lain:
1. Struktur organisasi; menggambarkan posisi jabatan, pembagian
tugas, fungsi, tanggung jawab, dan wewenang dalam organisasi;
2. Prosedur kerja; menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja
antar posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi;
3. Pengelompokan fungsi yang logis; menggambarkan pembagian yang
jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung
yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 6


efektifitas pencapaian organisasi;
4. Pengelolaan sumber daya manusia; merupakan pengaturan dan
kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang
berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan
kualitatif/kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi
secara efisien, efektif, dan produktif.

Pola Tata Kelola ini ditetapkan dengan Peraturan Walikota


No ................. Tahun 2017 tentang Pola Tata Kelola Badan Layanan
Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat
pada Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Tangerang Selatan.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Walikota adalah Walikota Tangerang Selatan
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tangerang Selatan.
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan DPRD
dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.
6. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD
adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau unit kerja pada Satuan
Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan
pada prinsip efisiensi dan produktifitas.
7. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah yang
selanjutnya disingkat PPK-BLUD adalah pola pengelolaan keuangan

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 7


yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan
praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari
ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.
8. Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dnas
Kesehatan Kota Tangerang Selatan.
9. Kepala Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut Kepala Dinas
adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.
10. Pemimpin adalah pemimpin PPK-BLUD Puskesmas sekaligus
pemegang kuasa manajemen tertinggi yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota, yang karena jabatannya
mempunyai tugas mengelola serta memimpin PPK-BLUD Puskesmas
kedalam maupun keluar.
11. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan tingkat
pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi
tingginya diwilayah kerjanya.
12. Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
13. Upaya Kesehatan Perseorangan adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan.
14. Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas
kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 8


pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem.
15. Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya disingkat Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis
Pusat Kesehatan Masyarakat pada Dinas yang menerapkan PPK-
BLUD.
16. Dewan Pengawas adalah organ yang bertugas melakukan
pengawasan terhadap pengelolaan BLUD.
17. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat
PPKD adalah kepala perangkat daerah yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan keuangan daerah dan bertindak sebagai
Bendahara Umum Daerah.
18. Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya disebut Kepala UPT adalah Kepala Unit Pelaksana
Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan.
19. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan
20. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
21. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok pegawai Negeri Sipil
yang diberi tugas wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan
profesinya dalam rangka kelancaran tugas pemerintahan.
22. Rencana Strategis Bisnis yang selanjutnya disebut Renstra Bisnis
adalah dokumen lima tahunan yang memuat visi, misi, program
strategis, pengukuran pencapaian kinerja, dan arah kebijakan
operasional BLUD.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 9


23. Rencana Bisnis dan Anggaran Puskesmas yang selanjutnya disebut
RBA adalah dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran yang
berisi program, kegiatan, target kinerja dan anggaran suatu
Puskesmas.
24. Dokumen Pelaksanaan Anggaran BLUD yang selanjutnya disingkat
DPA-BLUD adalah dokumen yang memuat pendapatan dan biaya,
proyeksi arus kas, jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa yang
akan dihasilkan dan digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran
oleh BLUD.

2. PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA


Prinsip-prinsip tata kelola BLUD sebagaimana disebutkan dalam
pasal 31 ayat (2) dan pasal 33 Permendagri Nomor 61 Tahun 2007
terdiri dari:
Transparansi: Merupakan azas keterbukaan yang dibangun atas
dasar kebebasan arus informasi agar informasi secara langsung
dapat diterima bagi yang membutuhkan.
Akuntabilitas: Merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang
dipercayakan pada Puskesmas agar pengelolaannya dapat
dipertanggungjawabkan. Akuntabilitas diwujudkan dalam perencanaan,
evaluasi dan laporan pertanggungjawaban dalam sistem pengelolaan
keuangan, hubungan kerja dalam organisasi, manajemen sumber daya
manusia, pengelolaan aset, dan manajemen pelayanan.
Responsibilitas: merupakan kesesuaian atau kepatuhan dalam
pengelolaan organisasi terhadap prinsip bisnis yang sehat serta
perundang-undangan yang berlaku.
Independensi: merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan
dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan prinsip bisnis yang sehat.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 10


3. TUJUAN PENERAPAN TATA KELOLA
Pola Tata Kelola yang diterapkan pada Badan Layanan Umum
Daerah Puskesmas bertujuan untuk:
1. Memberikan pedoman dalam pengelolaan puskesmas yang
menerapkan PPK-BLUD;
2. Meningkatkan pelayanan puskesmas kepada masyarakat dengan
memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan
prinsip ekonomi, produktifitas dan penerapan bisnis yang sehat;
3. Memaksimalkan nilai puskesmas dengan cara menerapkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya dan bertanggung jawab;
4. Mendorong pengelolaan puskesmas secara profesional, transparan
dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan peningkatan
kemandirian organ puskesmas;
5. Mendorong agar organ puskesmas dalam membuat keputusan dan
menjalankan kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang
tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta kesadaran atas adanya tanggung jawab sosial
Puskesmas terhadap stakeholder;
6. Meningkatkan kontribusi puskesmas dalam mendukung
kesejahteraan umum masyarakat melalui pelayanan kesehatan.

4. SUMBER REFERENSI POLA TATA KELOLA


Sumber referensi untuk menyusun Pola Tata Kelola Puskesmas
antara lain adalah:
1. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4010);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 11


3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang Undang Nomor 51 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kota
Tangerang Selatan;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 48) sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5340)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat
Daerah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 12


Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah
13. Peraturan Walikota Tangerang No 7 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan susunan Organisasi Unigt Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Sebagaimana telah
dirubah terakhir dengan peraturan Walikota Nomor 35 tahun 2016
tentang perubahan atas walikota tangerang Selatan No. 7 tahun
2016
14. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
Nomor 441/0919/ Yankesprim Tentang Struktur Organisasi
Puskesmas;

5. PERUBAHAN TATA KELOLA


Tata Kelola Puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan
terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pola tata
kelola Puskesmas sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan
dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organ Puskesmas
serta perubahan lingkungan.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 13


BAB II
STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS

Badan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Benda Baru, Kota


Tangerang Selatan adalah unsur penunjang penyelenggaraan pemerintah
daerah di bidang pelayanan kesehatan. Badan Pelayanan Kesehatan
Puskesmas Daerah dipimpin oleh Kepala Puskesmas yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan yang bertugas untuk membantu Walikota dalam
penyelenggaraan pemerintahan Kota di bidang pelayanan kesehatan dan
mempunyai fungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat
pelayanan kesehatan strata pertama.
Untuk melaksanakan hal tersebut, Puskesmas mempunyai Tugas,
Fungsi d a n Wewenang sebagai berikut:
1. Tugas, Fungsi Puskesmas Benda Baru untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di daerah antara lain:
a. Menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat
pertama, yaitu;
(1) Upaya Kesehatan Masyarakat esensial yang meliputi; pelayanan
promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan,
pelayananan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berancana,
pelayanan gizi, pelayanan pencegahan dan pengendalian

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 14


penyakit, Pelayanan Keperawatan Masyarakat.
(2) Upaya Kesehatan Masyarakat pengembangan yang merupakan
upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan
upaya yang bersifat inovatif dan atau bersifat ekstensifikasi dan
intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah
kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya
yang tersedia dimasing-masing puskesmas.

b. Menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat


pertama berupa upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama
antara lain; pemeriksaan/ rawat jalan,kesehatan gigi dan mulut, Kia
kb, pelayanan gawat darurat, pelayanan rawat inap,fisioterapi,
farmasi dan laboatorium berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan kesehatan.

Dalam menyelenggarakan fungsi UKM Puskesmas berwenang untuk:


a. melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat
yang bekerjasama dengan sektor lain terkait;
e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat;
f. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 15


i. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon.

Dalam menyelenggarakan fungsi UKP , Puskesmas berwenang untuk:


a. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif;
c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerja sama inter dan antar profesi;
f. melaksanakan rekam medis;
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu
dan akses pelayanan kesehatan;
h. melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan;
i. mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
j. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan.

A. Struktur Organisasi PPK-BLUD

Struktur Organisasi Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas


Benda Baru Kota Tangerang Selatan berpedoman pada Permendagri
Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, Permenkes Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, dan Peraturan
Walikota Tangerang Selatan No 7 Tahun 2015 Tentang

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 16


Pembentukan, dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Tekhnis pada
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan sebagaimana telah di
ubah dengan peraturan Walikota Tangerang Selatan No 35 tahun
2016, , Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
Nomor 441/0919/Yankesprim Tanggal 19 April 2017 tentang Struktur
Organisasi Puskesmas serta Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Kota Tangerang Selatan Nomor........ Tanggal ...... tentang Persiapan
UPT Puskesmas menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD),
sebagai berikut:
1. Direktur BLUD (Kepala Puskesmas);
2. Pejabat Keuangan (Kepala Sub Bagian Tata Usaha);
a. Kepegawaian;
b. Keuangan;
c. Rumah Tangga;
d. Sistem Informasi Puskesmas.
3. Pejabat Teknis
a. Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Essensial
berdasarkan Permenkes 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
membawahi :
1) Program Promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan
2) Program Kesehatan Lingkungan
3) Pelayanan KIA dan KB
4) Gizi
5) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6) Keperawatan masyarakat

b. Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)


Pengembangan berdasarkan Permenkes 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas membawahi :
1) Kesehatan Lansia
2) Kesehatan Gigi masyarakat (,UKGS dan UKGMD)

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 17


3) Kesehatan Indera
4) Kesehatan Jiwa
5) Kesehatan Kerja
6) Kesehatan Olahraga
7) Yankestrad

c. Penanggung jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP),


Kefarmasian dan Laboratorium, membawahi :
a) Pemeriksaan
b) Kesehatan Gigi dan MUlut Gigi
c) KIA dan KB
d) Gawat darurat
e) Gizi
f) Persalinan
g) Rawat Inap
h) Farmasi Laboratorium
i) Fisiterapi

d. Penanggung jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring


Fasilitas Pelayanan Kesehatan
1) Bina Wilayah
2) Fasyankes

Bagan struktur organisasi seluruh komponen organisasi UPT


Puskesmas Benda Baru dapat dilihat pada Gambar 2.1 Struktur
Organisasi UPT PuskesmasBenda Baru

B. Uraian Tugas

1. Direktur BLUD (Kepala Puskesmas)


Pimpinan BLUD (Kepala Puskesmas) memiliki tugas dan
kewajiban sebagai berikut:

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 18


a. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan
dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan puskesmas sesuai
dengan tugas, fungsi dan tujuan serta selalu meningkatkan efiesensi
dan efektifitas;
b. Menyusun Renstra Bisnis Puskesmas;
c. Menyusun rencana kerja bidang upaya pelayanan kesehatan dalam
rangka pelaksanaan tugas pokok puskesmas;
d. Menyiapkan RBA tahunan;
e. Menyiapkan laporan kinerja dan laporan berkala;
f. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional dan kinerja keuangan
puskesmas;
g. Memelihara, mengelola, dan meningkatkan sumber daya
puskesmas;
h. Mewakili puskesmas di dalam dan di luar pengadilan;
i. Melaksanakan kebijakan pengembangan usaha sebagaimana telah
direncanakan;
j. Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis
kepada Walikota sesuai ketentuan melalui Kepala Dinas;
k. Menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan puskesmas selain
pejabat yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
l. Mengangkat dan memberhentikan pegawai non Pegawai Negeri
Sipil sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Walikota;
m. Menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban
pegawai puskesmas;
n. Menetapkan kebijakan operasional puskesmas;
o. Mempersiapkan, memutuskan dan menetapkan peraturan internal
dasar maupun peraturan perundang-undangan;
p. Mendatangkan ahli, konsultan atau lembaga independen sesuai
dengan kebutuhan;
q. Meminta pertanggungjawaban pelaksana tugas dari semua pejabat

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 19


dibawahnya.

Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) dalam melaksanakan tugas


dan kewajiban sebagaimana tersebut di atas, mempunyai fungsi
sebagai penanggung jawab umum operasional dan keuangan BLUD.

2. Pejabat Keuangan (Kepala Sub Bag Tata Usaha)


Pejabat keuangan adalah pejabat pengelola keuangan pada
puskesmas. Pejabat keuangan bertanggungjawab kepada Direktur
BLUD (Kepala Puskesmas) dan berfungsi sebagai penanggung jawab
keuangan puskesmas yang memiliki tugas dan kewajiban sebagai
berikut:
a. Sebagai pengelola keuangan;
b. Mengkoordinir penyusunan RBA;
c. Menyiapkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BLUD;
d. Melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya;
e. Menyelenggarakan pengelolaan kas;
f. Melakukan pengelolaan utang piutang;
g. Menyediakan data keuangan;
h. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan;
i. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan.
j. Mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis bisnis (RSB);
k. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi
puskesmas;
l. Memberikan pelayanan administrasi kepada semua unsur yang ada
di lingkungan BLUD puskesmas;
m.Menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan organisasi tata usaha kepegawaian, tata usaha umum
rumah tangga dan perlengkapan;
n. Menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas
sesuai dengan bidang tugasnya;

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 20


o. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur BLUD
(Kepala Puskesmas).

Pejabat keuangan BLUD dalam melaksanakan tugas dan


kewajiban sebagaimana tersebut di atas, mempunyai fungsi sebagai
penanggung jawab keuangan BLUD.

3. Pejabat Teknis
Pejabat teknis bertanggungjawab kepada Pemimpin BLUD.
Pejabat teknis terdiri dari
1. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Essensial,mempunyai tugas dan kewajiban:
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis Upaya Kesehatan
Masyarakat;
b. Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan teknis sesuai
RBA;
c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi program Upaya
Kesehatan Masyarakat;
d. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional dibidangnya;
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas dibantu oleh koordinator


sebagai berikut :
1) Pengelola Program Promosi Kesehatan
Mengkoordinir kegiatan promosi kesehatan, UKS, UKGMD.
2) Pengelola Program Kesehatan Lingkungan
Mengkoordinir program kesehatan lingkungan
3. Pengelola Program Kesehatan Ibu dan Anak
Mengkoordinir kegiatan program Kesehatan Ibu dan Kesehatan
Anak, Program KB yang bersifat UKM
4. Pengelola Program Gizi

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 21


Mengkoordinir kegiatan program gizi masyarakat yang bersifat
UKM
5. Pengelola Program P2P
Mengkoordinir kegiatan program TB Paru, Program HIV/AIDS dan
IMS, Program Kusta, Program Imunisasi, Program DBD, program
surveilans,program ispa diare, Program Penyakit Tidak Menular
6. Pengelola Program Keperawatan Masyarakat
Mengkoordinir kegiatan program keperawatan masyarakat

Untuk melaksanakan kegiatan program usaha kesehatan


masyarakat di Puskesmas dibentuk pengelola program sesuai
kebutuhan dan ketersediaan sumber daya, sebagai berikut:
1. Untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan program
ditetapkan satu orang pengelola program;
2. Pengelola program sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas;
3. Pengelola program sebagaimana dimaksud berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas dan
bukan jabatan struktural;
4. Pengelola program mempunyai tugas dan tanggung jawab:
 Mengkoordinasikan penyusunan bahan rencana kerja dan
anggaran serta DPA puskesmas;
 Memonitor, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan program kesehatan masyarakat;
 Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan program pada
satuan pelaksana program kesehatan msyarakat;
 Melaksanakan penanganan keluhan pelanggan pelayanan
kesehatan;
 Melakukan koordinasi kesehatan masyarakat dengan unit
terkait;
 Menyelenggarakan bimbingan praktik kerja lapangan untuk

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 22


institusi yang telah ditetapkan Dinas Kesehatan;
 Mengkoordinasikan laporan jaringan dan jejaraing fasilitas
kesehatan oleh pelaksana pelayanan kesehatan;
 Melaporkan pelaksanaan tugas koordinator pelayanan.
2. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Pengembangan ,mempunyai tugas dan kewajiban:
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis Upaya Kesehatan
Masyarakat;
b. Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan teknis sesuai
RBA;
c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi program Upaya
Kesehatan Masyarakat;
d. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional dibidangnya;
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas dibantu oleh 7 pengelola


program sebagai berikut :
a. Pengelola Program Kesehatan Jiwa
Mengkoordinir kegiatan Kesehatan jiwaa
b. Pengelola Program Kesehatan indera
Mengkoordinir kegiatan program kesehatan indera
3. Pengelola Program Kesehatan Lansia
Mengkoordinir kegiatan program Kesehatan Lansia
4. Pengelola Program Kesehatan Olahraga
Mengkoordinir kegiatan program kesehatan olahraga
5. Pengelola Program Kesehatan Kerja
Mengkoordinir kegiatan program Kesehatan kerja
6. Pengelola Program Yankestrad
Mengkoordinir kegiatan program kesehatan yankestrad
7. Pengelola Program Kesehatan Gigi Masyarakat
Mengkoordinir kegiatan program kesehatan gigi masyarakat

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 23


Untuk melaksanakan kegiatan program usaha kesehatan
masyarakat di Puskesmas dibentuk pengelola program sesuai
kebutuhan dan ketersediaan sumber daya, sebagai berikut:
c. Untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan program
ditetapkan satu orang pengelola program;
d. Pengelola program sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas;
e. Pengelola program sebagaimana dimaksud berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas dan
bukan jabatan struktural;
f. Pengelola program mempunyai tugas dan tanggung jawab:
 Mengkoordinasikan penyusunan bahan rencana kerja dan
anggaran serta DPA puskesmas;
 Memonitor, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan program kesehatan masyarakat;
 Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan program
pada satuan pelaksana program kesehatan msyarakat;
 Melaksanakan penanganan keluhan pelanggan pelayanan
kesehatan;
 Melakukan koordinasi kesehatan masyarakat dengan unit
terkait;
 Menyelenggarakan bimbingan praktik kerja lapangan untuk
institusi yang telah ditetapkan Dinas Kesehatan;
 Mengkoordinasikan laporan jaringan dan jejaraing fasilitas
kesehatan oleh pelaksana pelayanan kesehatan;
 Melaporkan pelaksanaan tugas koordinator pelayanan.

3. Penganggung jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP),


Kefarmasian dan Laboratorium, mempunyai tugas dan kewajiban:

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 24


a. Menyusun perencananaan kegiatan teknis Upaya Kesehatan
Perorangan, Kefarmasian dan laboratirium;
b. Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA;
c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi program Upaya
Kesehatan Perorangan;
d. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional dibidangnya;
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas dibantu oleh 9


Penaggung jawab pelayanan sebagai berikut :
1) Penaggung jawab pelayanan Pemeriksaan
Mengkoordinir penyelenggaraan dan pelayanan poli Umum,poli
anak dan poli lansia
2) Penaggung jawab pelayanan Kesehatan gigi dan mulut
Mengkoordinir penyelenggaraan dan pelayanan poli gigi.
3) Penaggung jawab pelayanan KIA KB
Mengkoordinir penyelenggaraan dan pelayanan KIA dan KB
4) Penaggung jawab pelayanan Gawat darurat
Mengkoordinir penyelenggaraan dan pelayanan gawat darurat
5) Penaggung jawab pelayanan Gizi
Mengkoordinir penyelenggaraan dan pelayanan gizi
6) Penanggung jawab pelayanan Rawat inap
Mengkoordinir penyelenggaraan dan pelayanan rawat inap
7) Penaggung jawab pelayanan Pesalinan
Mengkoordinir penyelenggaraan dan pelayanan pesalinan
8) Penaggung jawab pelayanan Farmasi
Mengkoordinir penyelenggaraan dan pelayanan farmasi
9) Penaggung jawab pelayanan Laboratorium
Mengkoordinir penyelenggaraan dan pelayanan laboratorium

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 25


Untuk melaksanakan kegiatan program usaha kesehatan
perorangan (UKP) di Puskesmas dibentuk penanggung jawab
pelayanan sesuai kebutuhan dan ketersediaan sumber daya,
sebagai berikut:
1. Untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
pelayanan ditetapkan satu orang penanggung jawab pelayanan;
2. Penanggung jawab pelayanan sebagaimana dimaksud
ditetapkan oleh Kepala Puskesmas;
3. Penanggung jawab pelayanan sebagaimana dimaksud
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Puskesmas dan bukan jabatan struktural;
4. Penanggung jawab pelayanan mempunyai tugas dan tanggung
jawab:
 Mengkoordinasikan penyusunan bahan rencana kerja dan
anggaran serta DPA puskesmas;
 Memonitor, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan pelayanan kesehatan perorangan;
 Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan
kesehatan perorangan;
 Melaksanakan penanganan keluhan pelanggan pelayanan
kesehatan;
 Melakukan koordinasi kesehatan perorangan dengan unit
terkait;
 Menyelenggarakan bimbingan praktik kerja lapangan untuk
institusi yang telah ditetapkan Dinas Kesehatan;
 Mengkoordinasikan laporan jaringan dan jejaraing fasilitas
kesehatan oleh pelaksana pelayanan kesehatan;
 Melaporkan pelaksanaan tugas penanggung jawab
pelayanan.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 26


4. Penganggung jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring
mempunyai tugas dan tanggung jawab :
a. Menyusun perencananaan kegiatan teknis Jaringan Pelayanan
Puskesmas dan Jejaring
b. Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA;
c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi program Jaringan
Pelayanan Puskesmas dan Jejaring
d. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional dibidangnya;
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas dibantu oleh 3


koordinator sebagai berikut :
1. Koordinator Bina Wilayah
2. Koordinator bidan desa
3. Koordinator Fasyankes

Untuk melaksanakan kegiatan program jaringan pelayana kesehatan


dan jejaring di Puskesmas dibentuk penaggung jawab sesuai
kebutuhan dan ketersediaan sumber daya, sebagai berikut:
1. Untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan jaringan
pelayana kesehatan dan jejaring di Puskesmas ditetapkan satu
orang koordinator;
2. Koordinator sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas;
3. Koordinator sebagaimana dimaksud berkedudukan dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas dan bukan
jabatan struktural;
4. Koordinator mempunyai tugas dan tanggung jawab:
 Mengkoordinasikan penyusunan bahan rencana kerja dan
anggaran serta DPA puskesmas;
 Memonitor, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 27


kegiatan program program jaringan pelayana kesehatan dan
jejaring di Puskesmas;
 Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan program
pada satuan pelaksana program jaringan pelayana
kesehatan dan jejaring di Puskesmas;
 Melaksanakan penanganan keluhan pelanggan jaringan
pelayana kesehatan di Puskesmas;
 Melakukan koordinasi jaringan pelayanan dan jejaring
dengan unit terkait;
 Menyelenggarakan bimbingan praktik kerja lapangan untuk
institusi yang telah ditetapkan Dinas Kesehatan;
 Mengkoordinasikan laporan jaringan dan jejaraing fasilitas
kesehatan oleh pelaksana pelayanan kesehatan;
 Melaporkan pelaksanaan tugas koordinator jaringan
pelayanan dan jejaring.

Pejabat teknis BLUD dalam melaksanakan tugas dan kewajiban


sebagaimana tersebut di atas, mempunyai fungsi sebagai
penanggungjawab teknis di bidang masing-masing, yang berkaitan dengan
mutu, standarisasi, administrasi, peningkatan kualitas sumber daya
manusia, dan peningkatan sumber daya lainnya.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 28


TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 29
TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 30
TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 31
TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 32
TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 33
BAB III
PROSEDUR KERJA

Prosedur Kerja BLUD Puskesmas Benda Baru. menggambarkan


hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan fungsi dalam
organisasi yang berorientasi pada pelayanan prima guna mewujudkan
kepuasan masyarakat.
Hubungan kerja Puskesmas dengan Dinas, meliputi:
1. Dinas menyusun rencana dan menetapkan target untuk kegiatan
Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat;
2. Dinas melakukan pengawasan dan pembinaan kegiatan Upaya
Kesehatan Perorangan, Upaya Kesehatan Masyarakat yang
dilaksanakan oleh Puskesmas
3. Dinas melakukan evaluasi seluruh kegiatan Upaya Kesehatan
Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat;
4. Puskesmas melaksanakan kebijakan Dinas;
5. Puskesmas menyusun RBA;
6. Puskesmas menyampaikan laporan kinerja dan keuangan kepada
Dinas; dan
7. Dinas menjadi tempat rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat strata
kedua.
Hubungan kerja Puskemas dengan fasilitas kesehatan masyarakat
primer yang berada pada wilayah kerja Puskesmas, meliputi:
1. Puskesmas bermitra dengan fasilitas kesehatan perorangan primer di
wilayah kerjanya; dan
2. Puskesmas mengkoordinir data kesehatan penduduk dan data
kesehatan dari berbagai fasilitas kesehatan perorangan primer di
wilayah kerjanya.
Prosedur kerja setiap proses pengelolaan dan sistem manajerial
telah didokumentasikan dalam Prosedur Mutu dan Standard Operating

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 34


Procedure (SOP). Prosedur mutu ini telah didokumentasikan,
disosialisasikan, dan diimplementasikan di setiap poli dan unit kerja
lainnya. Dengan adanya prosedur mutu atau SOP ini diharapkan
pelaksanaan atau proses kinerja dan layanan pada setiap unit kerja
dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan manual mutu. Dengan
prosedur kerja ini pula dapat dijadikan bahan evaluasi terhadap
pelaksanaan dan hasil kinerja dari setiap proses kinerja.

Prosedur kerja Puskesmas Benda Baru Kota Tangerang Selatan


dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik
pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang kesehatan, maupun
pelayanan manajemen telah ditetapkan oleh Kepala Puskesmas Benda
Baru pada Surat Keputusan Kepala Puskesmas Benda Baru Nomor
445/010/PKMBB/2016 Tentang Jenis Pelayanan Puskesmas Benda Baru,
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Benda Baru Nomor
445/012/PKMBB/2016 Tentang Alur Pelayanan Puskesmas Benda Baru,
SOP Nomor 445/011/PKMBB Tentang Jenis Pelayanan Puskesmas
Benda Baru dan SOP Nomor 445/012/PKMBB/2016 Tentang Alur
Pelayanan Puskesmas Benda Baru. Prosedur baku yang ditetapkan
secara lengkap disajikan pada Lampiran, yang secara ringkas uraiannya
adalah sebagai berikut:

1. Prosedur Rawat Jalan


Poli Rawat Jalan terdiri dari Klinik Umum,Klinik Anak/Lansia,
Klinik Gigi dan KIA. Prosedur rawat jalan pada poli menguraikan
langkah-langkah pemberian pelayanan kepada pasien rawat jalan
mulai dari pemilahan kelompok pasien, pendaftaran dan pembayaran
jasa layanan, dan pemberian layanan kesehatan pada masing-masing
poli, serta tindakan lanjutan yang diperlukan oleh pasien. Prosedur
rawat jalan melalui poli selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 35


2. Prosedur Ruang Tindakan
Puskesmas Benda Baru memiliki ruang khusus unit gawat
darurat untuk mengatasi tindakan kegawatdaruratan pelayanan
primer. Prosedur pada penanganan kasus gawat darurat menguraikan
langkah-langkah mengutamakan penanganan pasien yang sifatnya
gawat dan darurat sejak pasien datang hingga tindakan lanjutan yang
diperlukan pasien seperti dirujuk ke sarana pelayanan yang lebih
tinggi. Prosedur rawat jalan melalui ruang tindakan medis
selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

3. Prosedur Ruang Rawat Inap


Puskesmas Benda Baru memiliki ruang rawat inap untuk
mengatasi penyakit yang memerlukan rawat inap dan sesuai dengan
panduan praktik klinis penyakit yang dapat di tangani di Puskesmas.
Prosedur rawat inap melalui ruang kriteria pasien rawat inap
selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

4. Prosedur Farmasi (Kamar Obat)


Prosedur layanan obat menguraikan pemberian pelayanan
penyediaan obat-obatan kepada pasien sesuai resep dari Poli Rawat
jalan, layanan di luar gedung seperti kegiatan puskesmas keliling,
perkesmas, dan posyandu (balita dan lansia). Prosedur layanan obat
di kamar obat selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

5. Prosedur Laboratorium
Prosedur penunjang medis menguraikan pemberian layanan
berupa layanan laboratorium kepada pasien sesuai surat pengantar
dari Poliklinik BP, KIA-KB, dan UGD. Prosedur pemberian layanan
penunjang medis selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

6. Prosedur Pelayanan Gizi


Prosedur pelayanan gizi menguraikan pemberian layanan gizi

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 36


berupa penyuluhan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS),
konseling atau klinik gizi untuk terapi diet untuk pasien poli, dan dalam
bentuk perencanan dan pengolahan makanan biasa/khusus. Prosedur
pelayanan gizi selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

7. Prosedur Pelayanan Rujukan


Prosedur pelayanan rujukan mobil pusksmas keliling
menguraikan pemberian layanan mobil puskesmas keliling pasien
yang memerlukannya dalam rangka rujukan ke Puskesmas. Prosedur
pelayanan rujukan mobil puskesmas keliling selengkapnya dapat
dilihat pada SOP.

8. Prosedur Rekam Medik


Prosedur rekam medik menguraikan proses penanganan data
pasien mulai dari pemeriksaan kelengkapan dokumen/data pasien,
pengkodean, pengindeksan, dan pengarsipan. Prosedur rekam medik
selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

9. Prosedur Kesehatan Lingkungan


Prosedur kesehatan lingkungan menguraikan langkah-langkah
penanganan dan pemeriksaan limbah serta air bersih secara berkala
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku.
Prosedur kesehatan lingkungan selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

10. Prosedur Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana menguraikan
tindakan pemeliharaan atau perbaikan terhadap sarana dan
prasarana kedokteran/kesehatan sesuai jadwal yang telah ditetapkan
atau berdasarkan laporan dari users, baik dilakukan sendiri atau oleh
pihak lain, dan pembuatan laporan penyelesaian pekerjaan.
Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana selengkapnya
dapat dilihat pada prosedur kerja/SOP Puskesmas Benda Baru.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 37


Standar Operating Procedure merupakan acuan bagi seluruh insan
Puskesmas Benda Baru dalam melaksanakan pekerjaan. Acuan
pelaksanaan pekerjaan merupakan bagian vital dalam pengelolaan
Puskesmas Benda Baru dan diharapkan merupakan suatu standar baku
dalam proses bisnis puskesmas sehingga pelayanan kepada seluruh
pengguna dapat mencapai standar yang diinginkan.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 38


BAB IV
PENGELOMPOKAN FUNGSI

Pengelompokan fungsi menggambarkan pembagian yang jelas


dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang
sesuai dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka efektifitas
pencapaian organisasi. Pengelompokan fungsi yang logis dalam struktur
organisasi puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Telah dilakukan pemisahan fungsi yang tegas di antara Pejabat
Pengelola BLUD yang terdiri dari Direktur BLUD (Kepala Puskesmas),
Pejabat Keuangan (Ka. Sub. Bagian Tata Usaha), dan Pejabat Teknis
(UKM, UKP, Kefarmasian dan laboratorium, Jaringan Pelayanan dan
Jejaring Fasilitas Kesehatan Swasta).
2. Adanya pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas untuk
masing-masing fungsi dalam organisasi.
3. Adanya sistem pengendalian intern yang memadai. Hal ini antara
lain tercermin dari adanya kebijakan dan prosedur yang membantu
setiap unit organisasi dalam puskesmas untuk melaksanakan
kewajibannya dan menjamin bahwa tindakan pengendalian telah
dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi dalam mencapai
tujuan dan sasaran organisasi. Kegiatan pengendalian tersebut
termasuk serangkaian kegiatan seperti kewenangan, otorisasi,
verifikasi, rekonsiliasi, penilaian terhadap prestasi kerja, pembagian
tugas, serta pengamanan terhadap aset organisasi.

Seperti yang tergambar dalam struktur organisasi Puskesmas Benda


Baru, fungsi-fungsi yang ada dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Fungsi Pelayanan (services).


Yang termasuk dalam fungsi pelayanan adalah Upaya
Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian
dan Laboratorium serta Jejaring Pelayanan Kesehatan dan Fasilitas

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 39


Kesehatan.
a. UKM Essensial terdiri dari upaya pelayanan yaitu:
1) Program Promosi Kesehatan
2) Program Kesehatan Lingkungan
a. Pengawasan kualitas air dan lingkungan pemukiman
b. Pengawasan tempat umum dan pengolahan
makanan/Minuman
c. Klinik Sanitasi
d. Monitoring dan evaluasi Kota sehat/Indonesia Sehat
e. Pengelolaan Limbah Puskesmas
3) Program Kesehatan ibu dan Anak dan program KB
a) Program Kesehatan ibu
b) Program kesehatan anak
c) Program KB
4) Program Gizi Masyarakat
5) Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
a) Program TBC
b) Program HIV/AIDS dan IMS
c) Program Kusta
d) Program DBD
e) Program Surveilans
f) Program Imunisasi
g) Program Ispa/ Diare/Hepatitis/Typhoid
h) Program Penyakit tidak Menular
6) Program Perawatan Kesehatan Masyarkat

b. UKM Pengembangan yaitu:


a) Program Indera
b) Program Kesehatan Jiwa
c) Program Kesehatan Kerja.
d) Kesehatan olahraga
e) Kesehatan lansia

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 40


f) Kesehatan gigi masyarakat
g) Kesehatan tradisional
c.UKP terdiri dari :
1) Pemeriksaan
2) Kesehatan Gigi dan Mulut
3) KIA dan KB
4) Gizi
5) Gawat darurat
6) Rawat Inap
7) Persalinan
8) Laboratorium
9) Farmasi
d. Jaringan Pelayanan Kesehatan & Jejaring Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
1) Bina Wilayah
2) Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan

2. Fungsi Pendukung (supporting).


Sebagai fungsi pendukung (supporting) untuk menunjang fungsi
pelayanan dalam rangka efektifitas adalah sebagai berikut:
2.1 Upaya Kesehatan Penunjang,
Upaya Kesehatan Penunjang, yang meliputi :
1.1.1.Upaya Pelayanan Farmasi
2.1.1 Upaya Pelayanan Laboratorium
2.2 Upaya Pelayanan Administrasi
Upaya Pelayanan Administrasi, yang meliputi:
2.2.1 Administrasi Keuangan
2.2.2 Administrasi Kepegawaian
2.2.3 Administrasi Rumah tangga
2.2.4 Administrasi Sistem Informasi Puskesmas

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 41


BAB V
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan


pengambilan kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan
mengenai sumber daya manusia pada suatu organisasi dalam rangka
memenuhi kebutuhannya baik pada jumlah maupun kualitas yang paling
menguntungkan sehingga organisasi dapat mencapai tujuan secara
efisien, efektif, dan ekonomis. Organisasi modern menempatkan
karyawan pada posisi terhormat yaitu sebagai aset berharga (brainware)
sehingga perlu dikelola sebagaimana mestinya baik saat penerimaan,
selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.

A. Perkembangan Jumlah dan Kualifikasi SDM


Peningkatan SDM dalam jumlah yang cukup memadai merupakan
salah satu kebijakan manajemen untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat Kota Tangerang Selatan dan sekitarnya.
Jumlah dan kualifikasi SDM disesuaikan dengan tugas, fungsi dan beban
kerja serta peraturan yang berlaku. Dapat diuraikan mengenai
perkembangan jumlah SDM sampai dengan saat penyusunan dokumen
ini sebagai berikut seperti tabel di bawah ini.

Tabel :
Perkembangan Jumlah SDM Puskesmas Benda baru

SDM Satuan 2014 2015 2016


1. Tenaga medis Orang
a. Dokter Umum Orang 5 5 5
b. Dokter Gigi Orang 1 2 2
c.
2. Tenaga paramedis perawatan Orang
a. Perawat Umum Orang 7 7 8
b. Perawat Gigi Orang 1 1 0

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 42


3. Tenaga paramedis bidan Orang
a. Bidan PNS Orang 2 2 2
b. Bidan PTT Orang 3 2 2
c. Bidan Sukwan Orang 5 6 7

4. Tenaga Apoteker Orang 1

5. Tenaga Asisten Apoteker Orang 1 1 1

6. Tenaga Sanitasi Orang 1 1 1

7. Tenaga Fisiotherapy Orang 1 1 1

8. Tenaga Gizi Orang 1

9. Tenaga Analis Lab. Orang 1 1 1

10. Tenaga Kesehatan Masyarakat Orang 2 2 2

11. Tenaga Rekam Medis Orang 1


12. Tenaga non medis
a. PNS Pelaksana Orang
b. Administrasi Sukwan Orang 3 3 4
c. Kebersihan Honorer Orang 4 4 4
d. Keamanan Honorer Orang 4 4 4
e. Sopir Ambulance Honorer Orang 2 2 2
f. Juru Masak Orang 2 2 2
Jumlah Orang 45 47 53

Dari data di atas dapat diketahui bahwa jumlah SDM Puskesmas


Benda Baru. Kota Tangerang Selatan dalam kurun waktu tiga tahun
terakhir (2014, 2015, dan 2016) mengalami peningkatan dalam jumlah
yang cukup signifikan. Jumlah SDM tahun 2016 adalah 53 orang. Jika
dibandingkan dengan SDM tahun 2014 sebanyak 45 orang, maka
dalam terdapat penambahan jumlah SDM sebanyak 8 orang atau 8,4 %.

B. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Program pengembangan sumber daya manusia Puskesmas Benda


Baru Kota Tangerang Selatan ditujukan untuk memenuhi jumlah dan

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 43


kualifikasi SDM agar berada pada rasio yang ideal sesuai dengan
kebutuhan puskesmas dan untuk memenuhi peraturan perundangan yang
berlaku agar pelayanan kesehatan kepada pasien/masyarakat dapat
berjalan sebagaimana mestinya. Program pengembangan SDM pada
Puskesmas Benda Baru Kota Tangerang Selatan dijabarkan lebih lanjut
di Rencana Strategis Bisnis (RSB).

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 44


5. Program Pengembangan

Program pengembangan SDM pada Puskesmas Benda Baru


dijabarkan sebagai berikut:

(1) Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan


kemampuan SDM baik tenaga medis, paramedis maupun
administrasi melalui kegiatan penelitian, kegiatan ilmiah, diskusi
panel, seminar, simposium, lokakarya, penulisan buku, studi
banding, dll.

(2) Meningkatkan standar pendidikan tenaga administratif yang


potensial, terutama ke jenjang S1.

6. Pola Rekrutmen

Dokter, tenaga fungsional, dan tenaga administrasi Puskesmas Benda


Baru dapat terdiri dari Pegawai Negeri Sipil maupun tenaga
profesional non Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan
Puskesmas. Pola rekrutmen SDM baik tenaga medis, paramedis
maupun non medis pada Puskesmas Benda Baru adalah sebagai
berikut:

(1) SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Pola rekrutmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil


(PNS) di lingkungan Puskesmas Benda Baru dilaksanakan
berdasarkan Petunjuk Teknis Pengadaan Calon Pegawai Negeri
Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, dengan
tahapan sebagai berikut:

a. Persiapan Pengadaan Calon PNS


b. Pendaftaran
c. Pelaksanaan Ujian
d. Penentuan kelulusan
e. Pengangkatan
f. Pengendalian dan Pengawasan
g. Ketentuan Lain

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 45


(2) SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS

Pola rekrutmen SDM yang berasal dari tenaga profesional non-


PNS dilaksanakan sebagai berikut:

a. Rekrutmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi yang


lowong atau adanya perluasan organisasi dan perubahan pada
bidang- bidang yang sangat mendesak.
b. Tujuan rekrutmen SDM adalah untuk menjaring SDM
yang profesional, jujur, bertanggung jawab, netral, memiliki
kompetensi sesuai dengan tugas/jabatan yang akan diduduki
sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan serta mencegah
terjadinya unsur KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) dalam
rekrutmen SDM.
(3) Rekrutmen SDM dilakukan berdasarkan prinsip netral, objektif,
akuntabel, bebas dari KKN, serta terbuka dengan ketentuan:

a. Setiap Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat dapat


mengikuti seleksi tanpa membedakan jenis kelamin, suku,
agama, ras, golongan, atau daerah.

b. Pengumuman rekrutmen SDM diumumkan secara luas dengan


menggunakan media yang tersedia (internet, televisi, radio,
surat kabar, papan pengumuman, dll) oleh Panitia Rekrutmen
yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas dengan memuat
persyaratan pelamar, jenis ketenagaan, kualifikasi
pendidikan, jumlah lowongan jabatan, tujuan lamaran, waktu
pendaftaran, dan tempat pendaftaran.

c. Seleksi dilakukan secara objektif, terbuka dan adil.

d. Hasil ujian diolah dengan komputer.

e. Proses pengangkatan SDM berpegang teguh pada prinsip


kebenaran, tata aturan, objektif, transparan, dan rasional agar
terjaring SDM yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, taat
beribadah, berwawasan luas, handal, dan profesional.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 46


f. Pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berasal dari Non-
PNS dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak,
yang pengangkatan dan pemberhentian dilakukan berdasarkan
pada prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam
peningkatan pelayanan.

7. Mekanisme Rekrutmen Pegawai

1) Prosedur Pengadaan
Permintaan Kebutuhan Pegawai
Permintaan Kebutuhan Pegawai dibagi menjadi 2 (dua) :
(1) Pegawai Baru: dilaksanakan berdasarkan Rencana Bisnis
Anggaran tahunan bisa direvisi secara triwulan sesuai
dengan kebutuhan bagian yang bersangkutan
(2) Pengawai Mengundurkan Diri: dilaksanakan dengan
membuat Form Permintaan Tenaga Kerja untuk penggantian
tenaga kerja yang mengundurkan diri

Untuk rekrutmen pegawai baru, rekrutmen dilaksanakan sesuai


dengan jadwal/revisi, sedangkan untuk rekrutmen pegawai karena
alasan pengunduran diri, bagian yang bersangkutan harus mengisi
Form Permintaan Pegawai (FPP) secara lengkap.

Pengadaan Internal/Eksternal
(1) FPP yang disudah dicek dan disetujui, diberi nomor urut untuk
kemudian dilakukan pencarian dan pemenuhan, kemudian
dibuat daftar monitoring kebutuhan pegawai
(2) Rekrutmen yang dilaksanakan setelah melakukan cek dengan
bank data pelamar yang tersedia baik internal/eksternal :
a. Jika tersedia di internal maka bisa dilakukan proses seleksi
untuk rotasi atau promosi
b. Jika harus dicari secara ekternal maka dilakukan pencairan
melalui media cetak dan elektronik

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 47


c. Jika Calon Pegawai Eksternal sudah tersedia, maka masuk
ke tahap berikutnya yaitu proses seleksi ekternal.

2) Prosedur Seleksi dan Penempatan


Proses seleksi meliputi :
a. Diperoleh berkas pelamar dari hasil sourching
b. Seleksi berkas pelamar berdasarkan kriteria yang dikebutuhan
c. Panggil calon pegawai yang sudah lolos seleksi administrasi
d. Calon pegawai mengisi Data Pribadi Pelamar (DPP)
e. Lakukan wawancara awal untuk calon pegawai
f. Jika calon pegawai lolos wawancara awal bisa dilanjutkan
dengan proses tes teknis dan psikotes. Alat tes ditentukan
berdasarkan posisi jabatan. Apabila dinyatakan tidak lolos,
akan diterbitkan surat penolakan.
g. Lakukan update status kandidat
h. Lakukan proses medical test (jika dibutuhkan) dengan pihak
yang sudah ditunjuk. Apabila tidak lolos medical test maka akan
diterbitkan surat penolakan, dan update status kembali
kandidat.
i. Memfasilitasi Final Interview
j. Lakukan proses penawaran gaji, remunerasi dan benefit untuk
yang dinyatakan lulus. Jika setuju lalu dibuat Konfirmasi
Penerimaan Pegawai (KPP) atau Surat Perjanjian Kerja (SPK)
dan lakukan update status kandidat.
k. Penempatan pegawai dan penjelasan atas job description yang
harus ditandatangani oleh karyawan yang bersangkutan.

3) Prosedur Orientasi
Orientasi dan masa percobaan meliputi kegiatan:
(1) Pegawai baru diperkenalkan kepada pegawai lain sekaligus
memperkenalkan lingkungan kerja puskesmas.
(2) Secara periodik pegawai baru diberikan New Employee

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 48


Orientation (NEO) mengenai overview puskesmas mengenai
Visi, Misi, Strategi dan Kebijakan, Etika kerja dan budaya
puskesmas, serta peraturan puskesmas menyangkut hak dan
kewajiban.
(3) Pegawai baru melaksanakan masa percobaan dengan status
lain dan bersamaan dengan itu monitoring kinerja yang
bersangkutan sudah mulai dilakukan oleh atasan yang
bersangkutan.
(4) Dua minggu sebelum berakhir masa percobaan, Form
Penilaian Kinerja Pegawai (evaluasi masa percobaan) harus
diisi oleh atasan langsung pegawai baru dan diserahkan
kepada Kepala Puskesmas paling lambat 1 minggu sebelum
masa percobaan berakhir.
(5) Hasil penilaian kinerja pegawai dibahas oleh atasan langsung
pegawai dan Kepala Puskesmas.
(6) Setelah didapat kesimpulan bagi yang dinyatakan lulus masa
percobaan, pegawai diberikan informasi dan diberitahukan
status selanjutnya.
(7) Tetapi bila dinyatakan tidak lulus maka pegawai yang
bersangkutan akan diinformasikan dan diterbitkan surat PHK
karena gagal masa percobaan.
(8) Untuk pegawai yang lulus pada saat penyerahan Surat
Pengangkatan dapat dilakukan coaching and counseling untuk
mendapatkan feedback kinerja dan motivasi kerja.
(9) Update status pegawai di data kepegawaian.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 49


Prosedur Pengadaan

MULAI

PERMINTAAN FORM PERMINTAAN


KEBUTUHAN PEGAWAI
PEGAWAI

BERKAS SOURCE INTERNAL


APLIKASI / EKTERNAL

SELESAI

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 50


MULAI

Proses
Berkas Aplikasi seleksiberkas Data Pelamar
aplikasi

Proses Data Pelamar


Pemanggilan
Data Pribadi
Pelamar

Alat Wawancara
Wawancara
Proses wawancara
awal

Surat Penolakan

Surat Penolakan Data Pelamar


Proses medical test
(jika ada)
Data Pelamar

Wawancara terakhir & Data Pelamar


Konfirmasi penerimaan
Konfirmasi Penerimaaan
Data Pelamar
Pegawai

Surat Perjanjian
Penempatan
Job Desc Kerja
Karyawan

Selesai

Prosedur Seleksi dan Penempatan

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 51


C. Disiplin Pegawai

Disiplin Pegawai terhadap:


1. SDM yang berasal dari PNS
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai
Negeri Sipil untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan
yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan atau
peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar akan
dijatuhi hukuman disiplin. Berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010
tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil, maka bila terdapat
pelanggaran disiplin atau indisipliner, pegawai negeri sipil yang
bersangkutan akan dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan
tingkat hukuman disiplin yang terdiri dari hukuman disiplin ringan,
sedang dan berat.

Adapun jenis hukuman disiplin sesuai dengan tingkatannya dapat


dijelaskan sebagai berikut:
a. Jenis hukuman disiplin ringan terdiri atas: teguran lisan, teguran
tertulis dan pernyataan tidak puas secara tertulis.
b. Jenis hukuman disiplin sedang terdiri atas: penundaan
kenaikan gaji berkala selama 1 tahun, penundaan kenaikan
pangkat selama 1 tahun, dan penundaan pangkat setingkat
lebih rendah selama 1 tahun.
c. Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam PP
no 53 tahun 2010 adalah sebagai berikut: penurunan pangkat
setingkat lebih rendah selama 3 tahun, pemindahan dalam

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 52


rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah, pembebasan
dari jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS dan pemberhentian tidak
dengan hormat sebagai PNS.

2. SDM yang Bukan berasal dari PNS


Jika terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner untuk SDM
yang berasal dari non PNS, maka tindakan atau sanksi yang
diberikan sesuai dengan kebijakan dari Direktur BLUD Puskesmas
Benda Baru selaku Pimpinan di Unit kerja yang bersangkutan,
dengan petunjuk dan bimbingan dari Kepala Dinas Kesehatan
Kota Tangerang Selatan.

D. Sistem Remunerasi

Remunerasi merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji,


tunjangan tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon,
dan atau pensiun. Pejabat pengelola BLUD, Dewan Pengawas,
Sekretaris Dewan Pengawas, dan Pegawai BLUD dapat diberikan
remunerasi sesuai dengan tingkat tanggungjawab dan tuntutan
profesionalisme yang diperlukan yang ditetapkan oleh Kepala
Daerah/Walikota. Remunerasi bagi dewan pengawas dan sekretaris
dewan pengawas diberikan dalam bentuk honorarium. Remunerasi
untuk BLUD-Unit Kerja ditetapkan oleh Kepala Daerah/Walikota
berdasarkan usulan yang disampaikan oleh Direktur BLUD-Unit Kerja
melalui Kepala Dinas Kesehatan dan Sekretaris Daerah.
1. Direktur BLUD
Penetapan remunerasi Direktur BLUD, mempertimbangkan faktor–
faktor yang berdasarkan:
(1) Ukuran (size) dan jumlah aset yang dikelola BLUD, tingkat
pelayanan serta produktivitas.
(2) Perimbangan persamaannya dengan industri pelayanan
sejenis.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 53


(3) Kemampuan pendapatan BLUD bersangkutan.
(4) Kinerja operasional BLUD yang ditetapkan oleh Kepala
Daerah/Walikota dengan mempertimbangkan antara lain
indikator keuangan, pelayanan, mutu, dan manfaat bagi
masyarakat.

2. Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis BLUD


Remunerasi bagi Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis BLUD
ditetapkan paling banyak 90% (sembilan puluh persen) dari
remunerasi Direktur BLUD.
a. Pegawai BLUD
Pemberian remunerasi untuk para pegawai BLUD dapat dihitung
berdasarkan beberapa indikator penilaian yaitu:
(1) Pengalaman dan masa kerja (basic index).
(2) Keterampilan, ilmu pengetahuan, dan perilaku (competency
index).
(3) Risiko kerja (risk index).
(4) Tingkat kegawatdaruratan (emergency undex).
(5) Jabatan yang disandang (position index)
(6) Hasil/capaian kinerja (performance index).

b. Honorarium Dewan Pengawas


Honorarium bagi Dewan Pengawas pada instansi yang akan
menerapkan PPK-BLUD dapat ditetapkan sebagai berikut:
(1) Ketua Dewan Pengawas: paling banyak sebesar 40 %
(empat puluh persen) dari gaji Pemimpin BLUD.
(2) Anggota Dewan Pengawas: paling banyak 36% (tiga puluh
enam persen) dari gaji Pemimpin BLUD.
(3) Sekretaris Dewan Pengawas: paling banyak 15% (lima belas
persen) dari gaji Pemimpin BLUD.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 54


E. Jenjang Karir

Jenjang karir disesuaikan dengan peraturan kepegawaian yang ada


yaitu sesuai jenjang karir jabatan struktural atau jabatan fungsional.

F. Pembinaan termasuk sistem reward dan punishment

Pembinaan dilakukan oleh Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) dan


pejabat yang berwenang (Dinas Kesehatan dan Badan Kepegawaian
Daerah Kota Tangerang Selatan), sesuai dengan peraturan dan
perundangan yang berlaku termasuk pemberian penghargaan ataupun
sanksi (reward and punishment).

G. Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan hubungan kerja bagi pejabat pengelola dan pegawai BLUD


yang berstatus PNS adalah mengikuti peraturan kepegawaian dan
perundangan yang berlaku. Bagi pejabat pengelola, dewan pengawas
dan sekretaris dewan pengawas yang diberhentikan sementara dari
jabatannya memperoleh penghasilan sebesar 50% (lima puluh persen)
dari remunerasi/honorarium bulan terakhir yang berlaku sejak tanggal
diberhentikan sampai dengan ditetapkannya keputusan definitif
tentang jabatan yang bersangkutan. Bagi pejabat pengelola berstatus
PNS yang diberhentikan sementara dari jabatannya memperoleh
penghasilan sebesar 50% (lima puluh persen) dari remunerasi bulan
terakhir di BLUD sejak tanggal diberhentikan atau sebesar gaji PNS
berdasarkan surat keputusan pangkat terakhir.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 55


BAB VI
STRUKTUR DAN PROSES TATA KELOLA

A. Struktur Tata Kelola

1. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tangerang Selatan

Adalah organisasi yang memegang kekuasaan dalam


menetapkan kelembagaan puskesmas, menetapkan persetujuan
bersama dengan Walikota terhadap anggaran puskesmas melalui
Raperda APBD, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
Perda tentang APBD dan menyetujui pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran puskesmas di Kota Tangerang Selatan
melalui Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD.
Disamping itu DPRD Kota Tangerang Selatan juga memiliki
wewenang untuk:

a. Menyetujui pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan milik


Puskesmas Benda Baru Kota Tangerang Selatan.

b. Menyetujui pemindahtanganan barang milik Puskesmas Baru


Kota Tangerang Selatan selain tanah dan/atau bangunan yang
bernilai lebih dari Rp5.000.000.000,00.

c. Menyetujui penghapusan piutang Puskesmas Benda Baru Kota


Tangerang Selatan secara mutlak atau bersyarat untuk nilai di
atas Rp5.000.000.000,00.

2. Walikota

Adalah organ yang mewakili Pemerintah Kota Tangerang Selatan


selaku pemilik puskesmas. Walikota memiliki kewajiban, hak dan
wewenang sebagai berikut:

a. Selaku pemilik berkewajiban untuk:

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 56


(1) Melakukan pembinaan kepada puskesmas dengan
memberikan kuasa kepada Sekretaris Daerah atau pejabat
lain yang ditunjuk.

(2) Menjaga tujuan pendirian Puskesmas tetap terlaksana dan


memberikan manfaat yang semaksimal mungkin bagi
negara dan daerah untuk kepentingan peningkatan
kesejahteraan rakyat.

(3) Memiliki mekanisme pengangkatan dan pemberhentian


Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola.

(4) Memiliki mekanisme penilaian kinerja Puskesmas dan


penilaian kinerja masing-masing Dewan Pengawas dan
Pejabat Pengelola.

(5) Memiliki mekanisme untuk mengesahkan Rencana


Strategis Bisnis, Rencana Bisnis dan Anggaran dan
Laporan Pertanggungjawaban Tahunan dengan tepat
waktu.

(6) Memiliki mekanisme baku dan transparan menyangkut


pemberian persetujuan atas semua kegiatan Puskesmas
yang memerlukan persetujuan Walikota.

b. Selaku pemilik pada dasarnya mempunyai hak-hak sebagai


berikut:

(1) Hak untuk melaksanakan segala wewenang yang tidak


diserahkan kepada Dewan Pengawas dan/atau Pejabat
Pengelola.

(2) Hak untuk memperoleh informasi material mengenai


Puskesmas secara tepat waktu dan teratur.

c. Selaku pemilik mempunyai wewenang sebagai berikut:

(1) Membentuk Dewan Pengawas pada Puskesmas.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 57


(2) Mengangkat dan memberhentikan Pejabat Pengelola dan
Pejabat Struktural.

(3) Mengangkat Sekretaris Dewan Pengawas.

(4) Menetapkan atau mencabut status PPK-BLUD Puskesmas.

(5) Menunjuk suatu Tim Penilai dalam rangka menilai usulan


penetapan dan pencabutan PPK-BLUD Puskesmas.

(6) Menetapkan Standar Pelayanan Minimum Puskesmas.

(7) Menetapkan tarif layanan Puskesmas.

(8) Menyetujui Rencana Bisnis dan Anggaran Puskesmas.

(9) Menyetujui investasi jangka panjang.

(10) Menetapkan remunerasi Pejabat Pengelola, Dewan


Pengawas, dan Pegawai Puskesmas.

(11) Menyetujui pemindahtanganan barang milik Puskesmas


selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai sampai dengan
Rp5.000.000.000,00.

(12) Menetapkan penghapusan barang milik Puskesmas yang


masuk kriteria: tidak berada dalam penguasaan Puskesmas,
tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, tidak dapat
dipindahtangankan atau alasan lain sesuai ketentuan
perundangan.

(13) Menetapkan penghapusan piutang Puskesmas secara mutlak


dan bersyarat yang bernilai sampai dengan
Rp5.000.000.000,00.

(14) Mengalihgunakan tanah dan bangunan yang tidak


digunakan Puskesmas untuk penyelenggaraaan tugas
pokok dan fungsi.

(15) Menetapkan formula besaran tarif sewa barang milik


daerah.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 58


3. Dewan Pengawas & Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Selatan

Dalam rangka pelaksanaan pembinaan dan pengawasan


terhadap pengelolaan UPT Puskesmas dapat dibentuk Dewan
Pengawas. Pembentukan Dewan Pengawas tersebut memiliki
ketentuan sebagai berikut:

a. Realisasi nilai omzet tahunan menurut laporan realisasi


anggaran tahun terakhir, paling sedikit sebesar
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah); dan/atau

b. Nilai aset menurut neraca, paling sedikit sebesar


Rp75.000.000.000,00 (tujuh puluh lima miliar rupiah).

Jumlah anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud


diatas ditetapkan sebanyak 3 (tiga) orang atau 5 (lima) orang
disesuaikan dengan nilai omzet dan/atau nilai aset, serta seorang
di antara anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebagai ketua
Dewan Pengawas

Jumlah anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud


diatas ditetapkan sebanyak 3 (tiga) orang untuk UPT Puskesmas
yang memiliki:

a. realisasi nilai omzet tahunan menurut laporan realisasi


anggaran tahun terakhir, sebesar Rp15.000.000.000,00 (lima
belas miliar rupiah) sampai dengan Rp30.000.000.000,00 (tiga
puluh miliar rupiah); dan/atau

b. Nilai aset menurut neraca sebesar Rp75.000.000.000,00 (tujuh


puluh lima miliar rupiah) sampai dengan Rp200.000.000.000,00
(dua ratus miliar rupiah).

Jumlah anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud


dapat ditetapkan sebanyak 3 (tiga) orang atau 5 (lima) orang

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 59


untuk UPT Puskesmas yang memiliki :

a. Realisasi Nilai omzet tahunan menurut laporan realisasi


anggaran tahun terakhir, lebih besar dari Rp30.000.000.000,00
(tiga puluh miliar rupiah), dan/atau

b. Nilai aset menurut neraca, lebih besar dari


Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).

Pembentukan Dewan Pengawas dan jumlah keanggotaan


Dewan Pengawas sebagaimana tersebut dapat ditinjau kembali,
apabila realisasi nilai omzet tahunan menurut laporan realisasi
anggaran tahun terakhir dan/atau nilai aset menurut neraca,
mengalami penurunan selama 2 (dua) tahun berturut turut lebih
rendah dari persyaratan.

Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Pengawas


adalah orang perseorangan yang:

a. memiliki integritas, dedikasi, dan memahami masalah-masalah


yang berkaitan dengan kegiatan UPT Puskesmas, serta dapat
menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugasnya; dan
b. mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah
dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi anggota direksi
atau komisaris atau dewan pengawas yang dinyatakan
bersalah sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit,
atau orang yang tidak pernah dihukum karena melakukan
tindak pidana yang merugikan kerugian negara.
Usulan anggota Dewan Pengawas disertai informasi tentang
kompentensi anggota Dewan Pengawas yang bersangkutan.
Informasi kompentensi anggota Dewan Pengawas, paling sedikit
terdiri dari:
a. daftar riwayat hidup; dan
b. salinan/fotokopi ijazah terakhir yang dimiliki yang disahkan oleh

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 60


pejabat yang berwenang.

Usulan keanggotaan Dewan Pengawas disampaikan


kepada Walikota untuk mendapat persetujuan.

Dewan Pengawas dan Kepala Dinas Kesehatan adalah


organ Puskesmas yang bertugas melakukan pembinaan dan
pengawasan serta memberikan nasehat kepada pejabat
pengelola dalam menjalankan kegiatan pengelolaan Puskesmas.
a. Dewan Pengawas & Kepala Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan bertanggung jawab kepada Walikota dan
melaporkan pelaksanaan tugasnya secara berkala paling
sedikit satu kali dalam satu semester dan sewaktu-waktu
bila diperlukan.
b. Kewajiban Dewan Pengawas & Kepala Dinas Kesehatan
Kota Tangerang Selatan:
1) Memberikan pendapat dan saran kepada Walikota
mengenai Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) yang
diusulkan oleh Pejabat Pengelola
2) Mengikuti perkembangan kegiatan BLUD, memberikan
pendapat dan saran kepada Walikota mengenai setiap
masalah yang dianggap penting bagi pengurusan BLUD
3) Melaporkan kepada Walikota apabila terjadi gejala
menurunnya kinerja BLUD
4) Memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola BLUD
dalam melaksanakan kepengurusan BLUD.
5) Melaporkan kepada Walikota tentang kinerja BLUD
6) Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian
kinerja
c. Dewan Pengawas & Kepala Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan berhak memperoleh akses atas
informasi tentang Puskesmas secara tepat waktu dan

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 61


lengkap.
d. Dewan Pengawas & Kepala Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan memiliki Sekretaris Dewan Pengawas
yang dapat menjalankan fungsi kesekretariatan secara
memadai.
e. Semua biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
tugas Dewan Pengawas & Kepala Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan dibebankan kepada Puskesmas dan
secara jelas dimuat dalam Rencana Bisnis dan Anggaran
Puskesmas.
f. Wewenang Dewan Pengawas & Kepala Dinas Kesehatan
Kota Tangerang Selatan:
1) Melihat buku-buku, surat serta dokumen lainnya,
Pemeriksaan kas untuk keperluan verifikasi dan
memeriksa kekayaan Puskesmas
2) Meminta penjelasan dari Pejabat Pengelola atau pejabat
lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut
kepengurusan Puskesmas
3) Meminta Pejabat Pengelola atau pejabat lainnya dengan
sepengetahuan Pejabat Pengelola untuk menghadiri
rapat Dewan Pengawas
4) Menghadiri rapat Pejabat Pengelola dan memberikan
pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan
5) Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Pejabat
Pengelola dalam melakukan perbuatan hukum tertentu.

4. Pejabat Pengelola

Adalah organ yang bertanggung jawab atas pengelolaan


Puskesmas untuk kepentingan dan tujuan Puskesmas serta
mewakili Puskesmas baik di dalam maupun di luar pengadilan.
Pejabat pengelola terdiri dari Kepala Puskesmas, Pejabat
Keuangan, Pejabat Teknis, dan Koordinator, sesuai dengan

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 62


struktur organisasi yang ada.
a. Dalam melaksanakan pengelolaan BLUD, Pejabat Pengelola
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Kepala Dinas
Kesehatan dan Dewan Pengawas.
b. Setiap Pejabat Pengelola wajib dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha
Puskesmas dengan mengindahkan peraturan yang berlaku.
c. Pemimpin (Kepala Puskesmas) mempunyai tugas memimpin,
menyusun kebijakan, membina, mengkoordinasikan dan
mengawasi serta melakukan pengendalian terhadap tugas
Puskesmas sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Kepala
Puskesmas dengan PPK-BLUD berfungsi sebagai
penanggungjawab umum operasional dan keuangan BLUD yang
berkewajiban:
1) Menyiapkan Rencana Strategis Bisnis (RSB) BLUD.
2) Menyiapkan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan.
3) Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis,
sesuai ketentuan yang berlaku.
4) Menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan
keuangan BLUD.
d. Pejabat Keuangan berfungsi sebagai penanggungjawab
keuangan dan berkewajiban:
1) Mengkoordinasikan penyusunan RBA.
2) Menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLUD.
3) Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja.
4) Menyelenggarakan pengelolaan kas.
5) Melakukan pengelolaan utang piutang.
6) Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan
investasi BLUD.
7) Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan.
8) Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 63


e. Pejabat teknis fungsional BLUD berfungsi sebagai
penanggungjawab teknis dibidang masing-masing yang
berkewajiban:
1) Menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya.
2) Melaksanakan kegiatan teknis di bidangnya.
3) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.
f. Pejabat Pengelola BLUD dapat terdiri dari pegawai negeri sipil
dan/atau tenaga profesional non pegawai negeri sipil.

5. Auditor Eksternal

Adalah pihak yang independen dan professional yang memberikan


pernyataan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
a. Auditor Eksternal harus bebas dari pengaruh Dewan
Pengawas, Pejabat Pengelola dan stakeholders Puskesmas.
b. Auditor Eksternal tidak boleh memberikan jasa lain di
luar audit selama periode pemeriksaan.
c. Pemeriksaan oleh Auditor Eksternal dilakukan sesuai
dengan standar pemeriksaan yang berlaku umum dan
sesuai dengan kode etik profesi.

B. PROSES TATA KELOLA

1. Pengangkatan Dan Pemberhentian Dewan Pengawas

a. Dewan Pengawas dibentuk dengan Keputusan Walikota


b. Anggota Dewan Pengawas terdiri dari unsur-unsur pejabat
SKPD, unsur-unsur Pejabat Pengelola Keuangan Daerah serta
tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan Puskesmas.
c. Pemilihan Dewan Pengawas dilakukan dengan mekanisme uji
kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang dilakukan
secara transparan, profesional, mandiri, dan dapat
dipertanggung-jawabkan.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 64


d. Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5
tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan
berikutnya.
e. Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Pengawas
adalah orang perseorangan yang:
1) Memiliki dedikasi dan memahami masalah -masalah yang
berkaitan dengan kegiatan BLUD, serta dapat menyediakan
waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya.
Diangkat berdasarkan pertimbangan integritas, dedikasi,
memahami masalah-masalah manajemen Puskesmas yang
berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen, memiliki
pengetahuan yang memadai di bidang usaha Puskesmas
tersebut, mengikuti dan lulus uji kelayakan dan kepatutan,
serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk
melaksanakan tugasnya.
2) Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah
dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi anggota Direksi
atau Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan
bersalah sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit,
atau orang yang tidak pernah dihukum karena melakukan
tindak pidana yang merugikan negara.
f. Pengangkatan anggota Dewan Pengawas tidak bersamaan
waktunya dengan pengangkatan Pejabat Pengelola, kecuali
pengangkatan untuk pertama kalinya pada waktu pembentukan
BLUD.
g. Anggota Dewan Pengawas diberhentikan oleh Walikota,
setelah masa jabatannya habis.
h. Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum habis
masa jabatannya oleh Walikota, apabila terbukti:
1) tidak melaksanakan tugasnya dengan baik
2) tidak melaksanakan ketentuan undang-undang
3) terlibat dalam tindakan merugikan BLUD, dan

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 65


4) dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan
perbuatan pidana kejahatan dan/atau yang berkaitan
dengan tugasnya melaksanakan pengawasan atas BLUD.
i. Rencana pemberhentian dengan alasannya sebagaimana
dimaksud dalam point h diberitahukan secara tertulis oleh
Walikota kepada anggota Dewan Pengawas yang
bersangkutan.
j. Keputusan pemberhentian ditetapkan setelah yang bersangkutan
diberi kesempatan membela diri secara tertulis dan disampaikan
kepada Walikota paling lambat dalam jangka waktu satu bulan
terhitung sejak anggota Dewan Pengawas yang bersangkutan
diberitahu secara tertulis.
k. Selama rencana pemberhentian masih dalam proses maka
anggota Dewan Pengawas yang bersangkutan dapat
menjalankan tugasnya.
l. Jika dalam jangka waktu dua bulan terhitung sejak tanggal
penyampaian pembelaan diri Walikota tidak memberikan
keputusan pemberhentian anggota Dewan Pengawas tersebut,
maka rencana pemberhentian tersebut menjadi batal.
m.Kedudukan sebagai anggota Dewan Pengawas berakhir dengan
dikeluarkannya keputusan pemberhentian oleh Walikota.

2. Pengangkatan Dan Pemberhentian Pejabat Pengelola

a. Pejabat Pengelola diangkat dan diberhentikan oleh Walikota.


b. Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD dapat berasal dari
pegawai negeri sipil dan/atau tenaga professional non pegawai
negeri sipil sesuai dengan kebutuhan BLUD
c. Syarat pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan
pegawai BLUD yang berasal dari pegawai negeri sipil
disesuaikan dengan ketentuan perundangan-undangan di
bidang kepegawaian.
d. Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 66


Pegawai BLUD yang berasal dari tenaga profesional bukan
pegawai negeri sipil dilaksanakan berdasarkan peraturan yang
ditetapkan oleh Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) setelah
mendapat persetujuan Kepala Dinas Kesehatan dan Walikota.
e. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelola
BLUD ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik
bisnis yang sehat. Kompetensi merupakan kemampuan dan
keahlian yang dimiliki oleh pejabat pengelola BLUD berupa
pengetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang sehat
merupakan kesesuaian antara kebutuhan jabatan, kualitas dan
kualifikasi dengan kemampuan keuangan BLUD.
f. Pemilihan Pejabat Pengelola dilakukan dengan mekanisme uji
kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang dilakukan
secara transparan, profesional, mandiri, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
g. Masa jabatan anggota Pejabat Pengelola ditetapkan selama 3
(tiga) sampai 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk
satu kali masa jabatan berikutnya.
h. Pejabat Pengelola diberhentikan oleh Walikota, setelah masa
jabatannya habis.
i. Pejabat Pengelola dapat diberhentikan sebelum habis masa
jabatannya oleh Walikota atas usulan Dewan Pengawas & Kepala
Dinas Kesehatan, apabila terbukti:
1) Tidak melaksanakan tugasnya dengan baik
2) Tidak melaksanakan ketentuan Undang-Undang
3) Terlibat dalam tindakan merugikan BLUD, dan
4) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan
pidana kejahatan dan/atau yang berkaitan dengan tugasnya
melaksanakan pengurusan atas BLUD.
j. Rencana pemberhentian dengan alasannya sebagaimana
dimaksud dalam point i diberitahukan secara tertulis oleh

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 67


Walikota kepada anggota Pejabat Pengelola yang bersangkutan.
k. Keputusan pemberhentian ditetapkan setelah yang bersangkutan
diberi kesempatan membela diri secara tertulis dan disampaikan
kepada Walikota paling lambat dalam jangka waktu satu bulan
terhitung sejak Pejabat Pengelola yang bersangkutan diberitahu
secara tertulis.
l. Selama rencana pemberhentian masih dalam proses maka Pejabat
Pengelola yang bersangkutan dapat menjalankan tugasnya namun
tidak boleh membuat keputusan/kebijakan strategis.
m.Jika dalam jangka waktu dua bulan terhitung sejak tanggal
penyampaian pembelaan diri Walikota tidak memberikan keputusan
pemberhentian Pejabat Pengelola tersebut, maka rencana
pemberhentian tersebut menjadi batal.
n. Kedudukan sebagai Pejabat Pengelola berakhir dengan
dikeluarkannya keputusan pemberhentian oleh Walikota.

3. Program Pengenalan (Induction Program)

a. Pejabat Pengelola dan/atau Dewan Pengawas yang baru wajib


diberikan program pengenalan mengenai puskesmas
b. Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan Dewan
Pengawas yang baru berada pada Walikota atau jika
berhalangan dapat melimpahkan kepada Ketua Dewan
Pengawas dan/atau Direktur BLUD.
c. Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan
Pejabat Pengelola yang baru berada pada Ketua Dewan
Pengawas atau jika berhalangan dapat melimpahkan pada
Direktur BLUD.
d. Program pengenalan meliputi:
1) Pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik oleh
puskesmas.
2) Gambaran mengenai puskesmas berkaitan dengan tujuan,
sifat dan lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasional,

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 68


strategi, dan masalah-masalah strategis lainnya.
3) Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang
didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem dan
kebijakan pengendalian internal.
4) Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Dewan
Pengawas dan Pejabat Pengelola.

4. RSB dan RBA

a. Pejabat Pengelola wajib menyusun Rencana Strategis Bisnis


(RSB) lima tahunan dan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)
tahunan yang merupakan penjabaran RSB yang telah disyahkan
dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan.
b. Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sebelum berakhirnya
RSB, Pejabat Pengelola wajib menyampaikan rancangan RSB
periode berikutnya.
c. Pejabat Pengelola wajib menyampaikan RBA yang telah disetujui
Dewan Pengawas kepada PPKD melalui Kepala Dinas
Kesehatan, untuk dimintakan pengesahan selambat-lambatnya
minggu ke empat Oktober tahun anggaran yang bersangkutan.
d. Dewan Pengawas memberikan masukan-masukan pada saat
penyusunan RSB dan RBA, serta melakukan pembahasan
bersama dengan Pejabat Pengelola sebelum memberikan
persetujuannya.
e. Pejabat Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan RSB
dan RBA serta melaksanakan evaluasi dan pengendaliannya.
f. Perubahan RBA yang melampaui ambang batas maksimal harus
disetujui oleh Dewan Pengawas, dan dilakukan melalui
mekanisme perubahan APBD.
g. Dewan Pengawas memantau pelaksanaan RBA dan
kesesuaiannya dengan RSB, serta memberikan masukan-
masukan dalam upaya pencapaiannya.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 69


5. Pendelegasian Wewenang

a. Pendelegasian sebagian kewenangan Direktur BLUD (Kepala


Puskesmas) kepada Pejabat Pengelola dibawahnya diatur sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dengan pertimbangan untuk
menunjang kelancaran tugas dan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas
b. Pejabat Pengelola dibawahnya harus melaksanakan wewenang
yang didelegasikan tersebut dengan penuh tanggungjawab dan
memberikan laporan pelaksanaannya secara berkala kepada
Direktur BLUD (Kepala Puskesmas).
c. Pendelegasian wewenang dikaji secara periodik untuk
disesuaikan dengan tuntutan perkembangan puskesmas.
d. Pendelegasian wewenang yang dilakukan tidak melepaskan
tanggung jawab pejabat pengelola.

6. Pengambilan Keputusan

a. Semua keputusan dalam rapat dilakukan berdasarkan


musyawarah untuk mufakat.
b. Setiap keputusan yang diambil harus memperhatikan
kepentingan stakeholders puskesmas, risiko yang melekat, dan
kewenangan yang dimiliki oleh setiap pengambil keputusan.
c. Hak mengemukakan pendapat dijunjung tinggi dalam upaya
memberikan masukan peningkatan kinerja puskesmas.
d. Keputusan-keputusan yang mengikat dapat pula diambil tanpa
diadakan rapat, asalkan keputusan itu disetujui secara tertulis.
e. Walikota, Dewan Pengawas, Kepala Dinas Kesehatan, dan
Pejabat Pengelola harus konsisten dalam menjalankan
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan.
7. Manajemen Risiko

a. Pejabat Pengelola melakukan identifikasi dan kajian terhadap


potensi risiko yang dihadapi Puskesmas.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 70


b. Pejabat Pengelola menetapkan strategi dan kebijakan
penanganan pengelolaan risiko serta melakukan pengawasan
atas pelaksanaannya.
c. Pejabat Pengelola menyusun pedoman penanganan masalah
dengan stakeholders yang berkaitan dengan dampak jasa
pelayanan kesehatan.
d. Pejabat Pengelola memberikan informasi hasil analisa risiko yang
dilakukan kepada Dewan Pengawas sesuai dengan tingkat
kebutuhan.
e. Dewan Pengawas memantau pelaksanaan pengelolaan risiko
Puskesmas dan memberikan masukan untuk perbaikan.
f. Inspektorat melakukan kajian terhadap kecukupan pengelolaan
risiko yang diterapkan Puskesmas sebagai bahan kajian risiko
kepada Pejabat Pengelola.

8. Pelaporan

a. Pejabat Pengelola menyampaikan laporan keuangan puskesmas


sebagai BLUD (Entitas Pelaporan) secara berkala setiap triwulan,
semester dan tahunan kepada Walikota
1) Setiap transaksi keuangan BLUD harus diakuntansikan dan
dokumen pendukungnya dikelola secara tertib
2) Akuntansi dan laporan keuangan BLUD disusun berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam rangka konsolidasi dengan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terlebih dulu harus
dilakukan penyesuaian atau dikonversikan dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan mengacu pada
Permendagri nomor 13 Tahun 2006.
3) Laporan Keuangan BLUD setidak-tidaknya terdiri dari:
a) Laporan realisasi anggaran/laporan operasional yang
berisi informasi jumlah pendapatan dan biaya BLUD

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 71


selama satu periode.
b) Neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu
c) Laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan
dengan aktivitas operasional, investasi, dan aktivitas
pendanaan dan/atau pembiayaan yang menggambarkan
saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas
selama periode tertentu; dan
d) Catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan
naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam laporan
keuangan disertai laporan mengenai kinerja.
4) Laporan keuangan BLUD disampaikan secara berkala kepada
Walikota melalui PPKD, untuk dikonsolidasikan dengan laporan
pemerintah daerah secara berkala paling lambat 1 (satu)
bulan setelah periode pelaporan berakhir.
5) Laporan keuangan BLUD merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan pertanggungjawaban keuangan
pemerintah daerah.
b. Pejabat Pengelola wajib mengungkapkan informasi penting dalam
Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Puskesmas sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara
tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif.
c. Dewan Pengawas wajib membahas secara bersama-sama
dengan Pejabat Pengelola, setiap laporan sebelum menyetujui
dan menyampaikannya kepada Walikota
d. Dewan Pengawas menyampaikan laporan kepada Walikota
secara berkala baik triwulan maupun tahunan serta pada setiap
waktu yang diperlukan mengenai perkembangan Puskesmas.
e. Dewan Pengawas wajib menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas yang telah dilakukan pada akhir masa jabatan
f. Pejabat Pengelola menyampaikan laporan khusus kepada Dewan
Pengawas dan Walikota setiap ada kejadian penting dan/atau

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 72


atas permintaan Dewan Pengawas/Walikota
g. Pejabat Pengelola menyampaikan Laporan Manajemen setiap
triwulan kepada Dewan Pengawas paling lambat 1 (satu) bulan
setelah triwulan berakhir
h. Pejabat Pengelola menetapkan mekanisme penyampaian laporan
pertanggungjawaban setiap bidang dalam suatu sistem
pengendalian internal yang memadai.

9. Penilaian Kinerja

a. Walikota menilai kinerja Dewan Pengawas, Kepala Dinas


Kesehatan, dan Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) melalui
mekanisme yang telah ditetapkan.
b. Kinerja Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) dievaluasi secara
berkala pada setiap akhir tahun anggaran atau sewaktu-waktu
apabila dibutuhkan oleh Dewan Pengawas dan Kepala Dinas
Kesehatan dengan menggunakan kriteria penilaian yang umum
berlaku dalam puskesmas. Hasil penilaian kinerja dilaporkan
kepada Walikota.
c. Dewan Pengawas dan atau Kepala Dinas Kesehatan melaporkan
kepada Walikota apabila terjadi gejala kemunduran kinerja
Puskesmas.
d. Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) menetapkan tolak ukur
kinerja masing-masing Pejabat Pengelola dibawahnya untuk
mendukung kinerja Puskesmas.
e. Penilaian kinerja terhadap Pejabat Pengelola dibawahnya
dilakukan setiap tahun dan dilakukan secara transparan.

10. Suksesi Manajemen

a. Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) menetapkan persyaratan


jabatan dan proses seleksi untuk Pejabat Pengelola
dibawahnya sesuai dengan kebutuhan puskesmas dalam

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 73


menjalankan strategi.
b. Penetapan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk
Pejabat Pengelola dibawahnya harus dilaporkan kepada
Dewan Pengawas.
c. Pejabat Pengelola menetapkan program pengembangan
kemampuan pegawai puskesmas baik fungsional maupun
struktural secara transparan.
d. Kepala Dinas Kesehatan memantau pengisian formasi Pejabat
Pengelola dalam upaya menjaring dan mengusulkan calon
anggota Pejabat Pengelola kepada Walikota melalui Dewan
Pengawas.

11. Pengendalian Internal

a. Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) harus menetapkan Sistem


Pengendalian Internal yang efektif untuk mengamankan
investasi dan aset puskesmas, serta membantu manajemen
dalam hal:
1) Upaya-upaya mengamankan harta kekayaan (safe guarding
of assets);
2) Menciptakan keakuratan data akuntansi;
3) Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam
penerapan praktek bisnis yang sehat.
b. Sistem Pengendalian Internal antara lain mencakup hal-hal
sebagai berikut:
1) Lingkungan Pengendalian Internal yang disiplin dan
terstruktur, yang terdiri dari:
a) Initegritas, nilai etika dan kompetensi pegawai;
b) Filosofi dan gaya manajemen;
c) Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan
kewenangan dan tanggung jawabnya;
d) Pengorganisasian pengembangan sumber daya manusia;

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 74


e) Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Kepala
Puskesmas
2) Pengkajian dan Pengelolaan Risiko, yaitu suatu proses untuk
mengidentifikasi, menganalisis, menilai, dan mengelola risiko
usaha relevan;
3) Aktivitas Pengendalian, yaitu tindakan-tindakan yang
dilakukan dalam suatu proses pengendalian terhadap
kegiatan Puskesmas pada setiap tingkat dan unit dalam
struktur organisasi, antara lain mencakup kebijakan dan
prosedur yang membantu manajemen melaksanakan
kewajibannya dan menjamin bahwa tindakan penting
dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi dalam
mencapai sasaran puskesmas. Kegiatan pengendalian
termasuk serangkaian kegiatan seperti kewenangan,
otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja,
pembagian tugas dan keamanan terhadap aset Puskesmas;
4) Sistem Informasi dan Komunikasi, yaitu suatu proses
penyajian laporan keuangan mengenai kegiatan
operasional, finansial, dan ketaatan atas ketentuan dan
peraturan yang berlaku pada puskesmas, yang
memungkinkan Pejabat Pengelola dan Manajemen untuk
menjalankan dan mengendalikan kegiatan usahanya.
Laporan tidak hanya berhubungan data internal, tetapi juga
informasi tentang kejadian eksternal, kegiatan dan kondisi
penting untuk menginformasikan pengambilan keputusan
dan laporan eksternal.
5) Monitoring, yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem
pengendalian internal, termasuk fungsi audit internal pada
setiap tingkat dan unit struktur organisasi Puskesmas,
sehingga dapat dilaksanakan secara optimal, dengan
ketentuan bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan
kepada Pejabat Pengelola dan tembusannya kepada Dewan

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 75


Pengawas dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Selatan.
c. Inspektorat melakukan penelaahan terhadap kecukupan sistem
pengendalian internal Puskesmas termasuk dalam penyusunan
Laporan Keuangan Puskesmas.
d. Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) menindaklanjuti laporan
hasil evaluasi atas pengendalian internal yang dilaksanakan
Inspektorat maupun Auditor Eksternal dan melaporkan
perkembangan tindak lanjut tersebut kepada Dewan Pengawas
melalui Kepala Dinas Kesehatan.
e. Dewan Pengawas dan Kepala Dinas Kesehatan memantau
perkembangan tindak lanjut atas laporan hasil evaluasi
Inspektorat maupun Auditor Eksternal.

12. Pengadaan Barang Dan Jasa

a. Pengadaan barang dan jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip


efisien, efektif, transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif,
akuntabel, dan praktik bisnis yang sehat.
b. Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) menetapkan mekanisme
pengadaan barang dan jasa dengan memperhatikan
pemerataan kesempatan berusaha, ketentuan perundang-
undangan yang berlaku, dan prinsip pengendalian yang
memadai.
c. Pengadaan Barang dan Jasa dilaksanakan oleh pelaksana
pengadaan yang dapat berbentuk pejabat, tim/panitia atau unit
yang dibentuk oleh Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) yang
ditugaskan secara khusus untuk melaksanakan pengadaan
barang dan/atau jasa guna keperluan puskesmas.
d. Pelaksana pengadaan terdiri dari personil yang memahami tata
cara pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang
bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan dan membuat
laporan pelaksanaan tugasnya secara berkala kepada Kepala

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 76


Puskesmas.

13. Pemberian Layanan Jasa (Standar Dan Tarif)

a. Standar Pelayanan Minimum (SPM)


1) Walikota menetapkan standar pelayanan minimum
Puskesmas, yang memastikan bahwa seluruh pelanggan
telah memperoleh layanan secara profesional sesuai standar,
yang mencakup kualitas fasilitas, kualitas layanan,
pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta
kemudahan untuk mendapatkan layanan.
2) Pejabat pengelola harus menetapkan mekanisme pemberian
layanan jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3) Pemberian jasa pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh staf
medis dan tenaga kesehatan lainnya secara profesional
sesuai dengan standar profesi, kompetensi dan pelayanan
medis dalam rangka mencapai kualitas layanan yang
dipersyaratkan melalui penerapan sistem manajemen mutu
untuk menjamin kepuasan pelanggan dan seluruh
stakeholders.
4) Pejabat Pengelola dibawahnya membantu Direktur BLUD
(Kepala Puskesmas) untuk menyusun standar pelayanan
dan memantau pelaksanaanya, serta melaksanakan
pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi
anggota staf medik fungsional, dan mengembangkan program
pendidikan, pelayanan, pelatihan, penelitian serta
pengembangan.
5) Pejabat Pengelola dibawahnya membantu Direktur BLUD
(Kepala Puskesmas) untuk menyusun standar keperawatan
dan standar pelayanan penunjang medik, memantau
pelaksanaannya serta melaksanakan pembinaan etika
profesi, mengatur kewenangan profesi staf keperawatan

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 77


dan mengembangkan program pendidikan, pelayanan,
pelatihan, penelitian dan pengembangan.
b. Pola Tarif Layanan
1) Walikota menetapkan tarif layanan atas usulan Direktur BLUD
(Kepala Puskesmas) melalui Kepala Dinas Kesehatan
dengan mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan
layanan, daya beli masyarakat, asas keadilan dan
kepatutan serta kompetensi yang sehat.
2) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) menetapkan strategi
dan kebijakan terhadap pemberian layanan kesehatan serta
melakukan pengawasan atas pelaksanaannya.
3) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) melakukan evaluasi
kualitas pemberian jasa pelayanan yang telah dilakukan
pada akhir periode sebagai bahan masukan pada periode
berikutnya.
4) Dewan Pengawas dan Kepala Dinas Kesehatan memberikan
masukan-masukan kepada Direktur BLUD (Kepala
Puskesmas) agar upaya pencapaian tujuan yang telah
direncanakan lebih efektif.

14. Rapat Dewan Pengawas, Rapat Lainnya Dan Risalah Rapat

a. Rapat Dewan Pengawas harus diadakan secara berkala, yaitu


sekurang- kurangnya sekali dalam 3 (tiga) bulan atau sewaktu-
waktu apabila diperlukan.
b. Rapat bersama Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola
dilaksanakan 3 (tiga) bulan sekali. Dalam kondisi tertentu, rapat
bersama dapat diadakan di luar jadwal tersebut untuk
membahas hal-hal penting dan mendesak yang memerlukan
persetujuan Dewan Pengawas.
c. Rapat Pejabat Pengelola dijadwalkan minimum 1 (satu) kali
dalam sebulan.
d. Bila dipandang perlu, Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) dapat

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 78


sewaktu-waktu mengundang Dewan Pengawas dan Kepala
Dinas Kesehatan untuk mengadakan rapat bersama.
e. Risalah rapat harus dibuat setiap menyelenggarakan rapat dan
penyusunannya memperhatikan dinamika rapat termasuk
adanya dissenting comments (perbedaan pendapat) yang
sampai dengan berakhirnya rapat tidak diperoleh kata sepakat.
f. Risalah rapat disampaikan kepada semua anggota Dewan
Pengawas dan Pejabat Pengelola, termasuk yang tidak hadir
dalam rapat tersebut.
g. Risalah asli harus di dokumentasikan dan disimpan oleh
sekretaris Puskesmas (pihak yang diberi wewenang) dan harus
selalu tersedia bila diperlukan.

15. Media Komunikasi Dan Informasi

a. Pemerintah Kota, Dewan Pengawas, Kepala Dinas Kesehatan,


Pejabat Pengelola, dan stakeholders lainnya berhak
memperoleh informasi yang lengkap dan akurat mengenai
puskesmas secara proporsional.
b. Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) bertanggungjawab untuk
memastikan agar informasi mengenai puskesmas diberikan
kepada Kepala Dinas Kesehatan, Dewan Pengawas dan
Walikota secara tepat waktu dan lengkap.
c. Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) melakukan komunikasi
secara efektif dengan unit kerja, sesama Pejabat Pengelola,
Dewan Pengawas, dan Walikota melalui media komunikasi
yang tepat dan efisien.
d. Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) menetapkan kebijakan
mengenai komunikasi dan pengelolaan informasi termasuk
klasifikasi kerahasiaan informasi..
e. Dewan Pengawas, Kepala Dinas Kesehatan, Pejabat Pengelola,
Auditor Eksternal, Inpektorat, dan pegawai puskesmas wajib
menjaga kerahasiaan informasi puskesmas sesuai dengan

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 79


peraturan yang berlaku.

16. Penunjukan Dan Peran Auditor Eksternal

a. Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) dengan persetujuan


Kepala Dinas Kesehatan dan Dewan Pengawas dapat
menunjuk kantor akuntan negara/publik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) wajib menyampaikan
kepada Kepala Dinas Kesehatan dan Dewan Pengawas
menyangkut alasan pencalonan dan besarnya honorarium/imbal
jasa yang diusulkan untuk auditor eksternal puskesmas.
c. Auditor Eksternal melakukan audit terhadap laporan keuangan
puskesmas untuk memberikan pendapat atas kewajaran
penyajian laporan keuangan secara independen dan
profesional.
d. Puskesmas harus menyediakan semua catatan akuntansi dan
data penunjang yang diperlukan Auditor Eksternal.
e. Auditor Eksternal menyampaikan laporan hasil audit kepada
Pejabat pengelola dan Dewan Pengawas secara tepat waktu.
f. Pejabat Pengelola menindaklanjuti laporan hasil audit yang
dilaksanakan Auditor Eksternal dan melaporkan perkembangan
tindak lanjut tersebut kepada Dewan Pengawas.
g. Dewan Pengawas memantau perkembangan tindak lanjut atas
laporan hasil audit Auditor Eksternal.

17. Konflik Kepentingan

a. Pemerintah Kota selaku pemilik tidak diperkenankan


mencampuri kegiatan operasional puskesmas yang menjadi
tanggungjawab Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) dilarang memangku

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 80


jabatan rangkap sebagai Pejabat Pengelola pada rumah
sakit/Klinik milik swasta di daerah, dan jabatan lain yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan.
c. Dewan Pengawas tidak boleh mempunyai kepentingan yang
dapat mengganggu kemampuan untuk melaksanakan tugas
secara mandiri dan kritis dalam hubungan satu sama lain dan
terhadap Direktur BLUD (Kepala Puskesmas).
d. Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) dilarang memangku jabatan
rangkap sebagai pejabat jabatan struktural dan fungsional
lainnya pada instansi/lembaga pemerintah daerah, yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan.
e. Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) tidak boleh mempunyai
kepentingan pribadi, langsung atau tidak langsung pada usaha
lain yang bertujuan mencari laba.
f. Direktur BLUD (Kepala Puskesmas), Kepala Dinas Kesehatan,
dan Dewan Pengawas dilarang melakukan transaksi yang
mempunyai benturan kepentingan dan mengambil keuntungan
pribadi dari kegiatan Puskesmas, selain gaji dan fasilitas yang
diterimanya sebagai Kepala Puskesmas, Kepala Dinas
Kesehatan, dan Dewan Pengawas, yang ditentukan oleh
Walikota.

18. Tanggungjawab Sosial Puskesmas

a. Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) menetapkan dan


menjalankan program yang terkait dengan tanggung jawab
sosial puskesmas secara periodik dan melaporkannya kepada
Kepala Dinas Kesehatan, Dewan Pengawas serta Walikota.
b. Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) harus memastikan bahwa
puskesmas selalu berupaya mempedulikan kelestarian
lingkungan alam dan lingkungan sosialnya sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Dewan Pengawas dan Kepala Dinas Kesehatan memantau dan

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 81


memberikan masukan terhadap pelaksanaan program
Puskesmas yang terkait dengan tanggung jawab sosial
puskesmas.

19. Budaya Organisasi, Budaya Kerja Dan Etika

a. Puskesmas melaksanakan kegiatan usaha dan dalam


berhubungan dengan lingkungan, baik internal maupun
eksternal, dalam suatu sistem nilai yang menjunjung tinggi
norma etis.
b. Setiap insan puskesmas wajib menjunjung tinggi nilai-nilai etika
yang dibangun dalam puskesmas.
c. Budaya organisasi dan budaya kerja dibangun untuk menjaga
berlangsungnya lingkungan kerja yang profesional, jujur,
terbuka, peduli, dan tanggap terhadap setiap kegiatan
puskesmas serta kepentingan pihak stakeholders.
d. Budaya organisasi dan budaya kerja dikembangkan untuk
memotivasi pegawai dalam bekerja.
e. Seluruh insan puskesmas harus menerapkan etika puskesmas
dan budaya kerja secara konsisten dan melakukan evaluasi
secara periodik.

20. Donasi Dan Etika Berusaha

a. Dalam batas kepatutan, donasi untuk tujuan amal dapat


dibenarkan.
b. Donasi untuk tujuan lain hanya boleh dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Dewan Pengawas, Kepala Dinas Kesehatan, Pejabat Pengelola,
dan Pegawai Puskesmas dilarang untuk memberikan atau
menawarkan, atau menerima baik langsung ataupun tidak
langsung sesuatu yang berharga kepada pelanggan, pihak
ketiga, atau seorang pejabat pemerintah untuk mempengaruhi

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 82


atau sebagai imbalan atas apa yang telah dikerjakan.

C. KEBIJAKAN AKUNTABILITAS

1. Pertanggung Jawaban Pengelola Keuangan


Rangkaian kegiatan pertanggungjawaban keuangan BLUD
dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. Setiap transaksi keuangan BLUD Puskesmas Benda Baru
diakuntansikan dilengkapi dengan dokumen pendukung sesuai
dengan aturan baku di bidang keuangan secara tertib.
b. Akutansi dan laporan keuangan BLUD Puskesmas Benda Baru
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntan Indonesia.
c. BLUD Puskesmas Benda Baru mengembangkan dan
menerapkan sistem akuntansi dengan mengacu pada Standar
Akutansi Keuangan yang berlaku sesuai dengan jenis layanan.

2. Penyampaian Dan Penyusunan Laporan Keuangan


Laporan Keuangan BLUD secara keseluruhan meliputi :
a. Laporan realisasi anggaran/laporan operasional, neraca, laporan
arus kas dan catatan atas laporan keuangan beserta laporan
kinerja periodik.
b. Laporan keuangan semua bagian usaha BLUD UPT Puskesmas
Benda Baru dikonsolidasikan dalam Laporan Keuangan BLUD.
c. Kepala BLUD UPT Puskesmas Baru Baru mengirimkan laporan
pertanggungjawaban keuangan secara berkala kepada Kepala
Dinas Kesehatan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
periode pelaporan berakhir.
d. Laporan keuangan disusun sesuai dengan Laporan Neraca
anggaran dan catatan laporan keuangan.

3. Pertanggung Jawaban Program/Kegiatan


Program/kegiatan yang dilaksanakan oleh UPT

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 83


PuskesmasBenda Baru mengacu pada program/kegiatan yang
telah dirumuskan pada dokumen Rencana Startegis Bisnis dengan
jangka waktu 5 (lima) tahun. Selanjutnya berpedoman pada Renstra
RSB tersebut, UPT Puskesmas Benda Baru akan menyusun
Rencana Bisnis Anggaran (RBA) Tahunan. RBA Tahunan disusun
berdasarkan prinsip:
(1) Anggaran berbasis kinerja;
(2) Perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanan; dan
(3) Kebutuhan pendanaan dan kemampuan pendapatan yang
diperkirakan akan diterima (dari masyarakat, APBD dan sumber-
sumber pendapatan BLUD lainnya).

Kelengkapan dokumen yang menyertai RBA Tahunan akan


mempertajam setiap program/kegiatan yang diusulkan oleh
pengelola BLUD. Setelah RBA selesai disusun, proses dan tahapan
RBA menjadi RBA definitive sebagai berikut :
(a) RBA disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan untuk
dibahas sebagai bagian dari RKA Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan.
(b) RKA dimaksud (beserta RBA) disampaikan kepada Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).
(c) PPKD menyampaikan RBA kepada Tim Anggaran Pemerintah
Daerah (TAPD) untuk dilakukan penelaahan.
(d) Setelah di telaah oleh TAPD, RBA disampaikan kepada PPKD
dituangkan dalam Raperda APBD.
(e) Setelah Raperda ditetapkan menjadi Perda APBD, Kepala
UPT Puskesmas Benda Baru melakukan penyesuaian
terhadap RBA untuk ditetapkan menjadi RBA Definitif.
(f) RBA definitif menjadi dasar penyusunan DPA BLUD untuk
diajukan kepada PPKD. DPA memuat antara lain Pendapatan
dan biaya, proyeksi arus kas serta jumlah dan kualitas
barang/jasa yang dihasilkan.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 84


(g) PPKD mengesahkan DPA BLUD sebagai dasar pelaksanaan
anggaran.

RBA Definitif dan DPA BLUD merupakan dokumen perencanaan


tahunan yang selanjutnya akan dilaksanakan dalam bentuk
pelaksanaan program/kegiatan oleh BLUD UPT Puskesmas Benda
Baru. Untuk melaksanakan program/kegiatan dimaksud Kepala UPT
Puskesmas Benda Baru akan mengeluarkan Surat Keputusan tentang
penunjukan personil Pelaksana Kegiatan (PK) untuk kegiatan yang
telah tertera pada RBA Definitif, sedangkan untuk kegiatan yang
tertera di DPA BLUD (sumber dana APBD) pelaksana kegiatan akan
ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.
Monitoring dan evaluasi program dan kegiatan merupakan suatu hal
yang bersifat mutlak dan startegis. Pelaksanaan monitoring dan
evaluasi dilakukan secara berkala dengan maksud dapat diketahui
secara segera perbedaan dalam perencanaan dan hasil yang
diperoleh. Dengan pelaporan melalui monitoring dan evaluasi akan
segera dapat ditentukan rekomendasi perubahan. Sedangkan untuk
monitoring kegiatan sumber dana APBD Kota Tangerang Selatan akan
dilakukan oleh Inspektorat Kota Tangerang Selatan.

Pelaksana kegiatan harus melakukan pelaporan dan


pertanggungjawaban atas kinerja pelaksanaan program. Pencapaian
program dan kegiatan yang dituangkan dalam laporan
pertanggungjawaban setidaknya memuat tentang:
1. Program, target dan capaian
2. Pelaksanaan program dan kegiatan
3. Realisasi/pelaksanaan program dan kegiatan
4. Hambatan/masalah strategis yang ditemui selama pelaksanaan
program beserta alternative pemecahan masalah yang dihadapi
dan presentase capaian yang telah dilaksanakan.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 85


Tahapan pelaksanaan pertanggungjawaban dilakukan secara
berjenjang meliputi:
1. Pelaksanaan program dan kegiatan menyusun laporan kerja sesuai
dengan tugas kerjanya masing-masing
a. Masing-masing bagian menyusun pertanggung jawaban program
berdasarkan pelaksanaan program dan kegiatan.
b. Pejabat penatausahaan keuangan menyusun laporan
pertanggungjawaaban program berdasarkan laporan
pelaksanaan program para pelaksana teknis kegiatan di setiap
unit kerja.
2. Kasubag Tata Usaha menghimpun laporan pelaksanaan program
yang berasal dari bagian lain, selanjutnya dilaporkan kepada
Kepala UPT Puskesmas Benda Baru
3. Secara periodik (tahunan) Kepala BLUD UPT Puskesmas Benda
Baru menyusun laporan pelaksananaan program kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan berupa laporan kinerja.
4. Evaluasi dan penilaian kinerja UPT Puskesmas Benda Baru
dilakukan setiap tahun oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan dalam hal ini sebelum terbentuknya Dewan
Pengawas dengan ketua Sekretaris Daerah Kota Tangerang
Selatan. Evaluasi dilakukan terhadap aspek keuangan dan non
keuangan yang bertujuan untuk mengukur tingkar pencapaian hasil
pengelolaan BLUD sebagaimana ditetepakan dalam Renstra Bisnis
dan RBA.
BAB VII
KODE ETIK PUSKESMAS BENDA BARU

A. Penerapan Nilai-Nilai Puskesmas, Budaya Kerja Dan Budaya


Organisasi

Puskesmas Benda Baru memiliki kode etik yang wajib dihayati dan
dijadikan acuan dalam berperilaku bagi seluruh insan Puskesmas.
Setiap insan Puskesmas wajib menghayati nilai-nilai, budaya kerja

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 86


dan budaya organisasi Puskesmas serta mengimplementasikan
dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya.

B. Loyalitas Dan Komitmen Kepada Puskesmas

Setiap insan Puskesmas harus memiliki keyakinan bahwa


loyalitas kepada Puskesmas dapat mendorong totalitas dalam
menjalankan tugas, kewajiban, dan tanggungjawabnya dengan
bekerja keras, cermat, taktis serta ikhlas untuk meningkatkan nilai
Puskesmas.

1) Kedisiplinan

Setiap insan Puskesmas wajib mentaati semua peraturan yang


telah ditetapkan oleh Puskesmas, antara lain: jam masuk kerja,
jam pulang kerja, memakai seragam dan atributnya, pemenuhan
hari kerja, panggilan tugas, baik di dalam maupun di luar jam
kerja, memberikan pelayanan yang baik kepada pasien dan
masyarakat, serta mematuhi sistem dan prosedur kerja yang
berlaku.

2) Tugas Dinas

Setiap insan Puskesmas wajib melaksanakan tugas sebaik-


baiknya dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung
jawab. Setiap insan Puskesmas dalam melaksanakan tugas selalu
tepat waktu, bersikap ramah dan menghormati hak-hak pasien.
Setiap insan Puskesmas tidak diperbolehkan melakukan tugasnya
untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain; bertindak
selaku perantara bagi pihak lain untuk mendapatkan pekerjaan

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 87


atau pesanan dari Puskesmas.

3) Mutasi dan Promosi

Setiap pegawai Puskesmas wajib bersedia dimutasikan dan/atau


dipromosikan antar unit maupun antar jabatan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

4) Pendidikan dan Pelatihan

Setiap pegawai Puskesmas yang ditunjuk wajib bersedia


mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh
internal maupun eksternal Puskesmas. Hasil pendidikan dan
pelatihan eksternal wajib dilaporkan secara tertulis kepada Kepala
Puskesmas.

5) Gratifikasi dan Suap

Dalam melakukan interaksi dan hubungan usaha dengan


stakeholders Puskesmas, setiap insan Puskesmas dituntut untuk
bersikap profesional, jujur, dan terbuka.
a. Gratifikasi
Gratifikasi dapat didefinisikan sebagai suatu pemberian
dalam arti luas baik berupa uang dan yang disetarakan dengan
uang maupun dalam bentuk materi lainnya. Uang dan yang
disetarakan meliputi antara lain, uang tunai, cek, tabungan,
bilyet giro, komisi, rabat, potongan harga, pinjaman tanpa
bunga, tip/persenan, dan sejenisnya. Hadiah dalam bentuk
materi lainnya pada umumnya meliputi cinderamata,
bingkisan, tiket perjalanan, tiket pertunjukan, fasilitas
pengobatan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, dan lain-
lain.

Hadiah yang diberikan berkaitan dengan hubungan usaha

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 88


pada dasarnya dilarang. Setiap insan Puskesmas dilarang
menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari
siapapun juga yang diketahui atau patut dapat diduga bahwa
pemberian itu bersangkutan atau mungkin bersangkutan
dengan jabatan atau pekerjaan insan Puskesmas yang
bersangkutan.

Apabila karena sesuatu hal insan Puskesmas dihadapkan


pada keadaan yang tidak dapat memungkinkan untuk menolak
hadiah/pemberian, maka yang bersangkutan wajib segera
melaporkannya kepada atasan langsung dan pejabat puncak di
unit kerja masing-masing dengan tembusan Bagian Tata Usaha
dengan tata cara sebagai berikut:
1) Laporan disampaikan secara tertulis dengan melampirkan
dokumen yang berkaitan dengan hadiah/pemberian tersebut
2) Laporan tersebut sekurang-kurangnya memuat:
a) Nama dan alamat lengkap penerima dan pemberi
hadiah/pemberian;
b) Jabatan penerima hadiah/pemberian;
c) Tempat dan waktu penerimaan;
d) Uraian jenis hadiah/pemberian;
e) Nilai hadiah/pemberian.

b. Suap
Suap dapat didefinisikan sebagai suatu perbuatan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada seorang pejabat atau seorang
yang memiliki wewenang, dengan maksud agar yang
bersangkutan berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam
jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya. Suap
merupakan praktek usaha yang tidak sehat dan tindakan yang
melanggar hukum. Suap dapat berupa korupsi, kolusi, dan

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 89


nepotisme.

Setiap insan Puskesmas wajib menghindarkan diri dari


penyuapan dengan tidak menerima atau memberi dalam
bentuk apapun:
1) Yang diketahui atau patut disangka bahwa apa yang diterima
atau yang diberikan itu berhubungan dengan jabatannya.
2) Yang bertujuan untuk membujuk agar dalam jabatannya
melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang berlawanan
dengan hukum/peraturan yang berlaku.
3) Yang diketahui bahwa sesuatu yang diterima atau diberikan
itu berhubungan dengan apa yang telah dilakukan atau
dialpakan dalam jabatannya yang berlawanan dengan
kewajibannya.

6) Jamuan Bisnis

Jamuan bisnis adalah kegiatan pemberian akomodasi tamu


Puskesmas yang wajar dalam kegiatan bisnis ataupun sosial.
Jamuan bisnis harus dihindari jika ada tendensi akan
mempengaruhi obyektivitas keputusan bisnis, dan terlalu sering
dilakukan. Jamuan bisnis diperbolehkan jika:
a. Berkaitan dengan kepentingan usaha Puskesmas sesuai
dengan praktek bisnis yang lazim.
b. Nilainya tidak berlebihan (wajar) dan tidak dapat
diklasifikasikan sebagai bentuk hadiah/pemberian atau suap.
c. Tidak melanggar hukum atau etika yang berlaku.
d. Tidak menurunkan citra Puskesmas atau insan Puskesmas
apabila diketahui oleh umum.
e. Dalam hal pemberian jamuan bisnis, wajib mendapat
persetujuan secara tertulis atau lisan dari pejabat yang
berwenang sehingga dapat dibayar dan dicatat oleh Puskesmas
sebagai biaya usaha yang wajar.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 90


7) Pertentangan Kepentingan (Conflict of interest)

Dalam melakukan transaksi atau suatu hubungan usaha dengan


rekanan, pasien, dan pihak ketiga lainnya terkadang timbul suatu
situasi yang dapat menciptakan pertentangan kepentingan dan
berpotensi menghilangkan independensi dan objektivitas insan
Puskesmas. Pertentangan kepentingan dapat didefinisikan
sebagai seseorang atau entitas yang mempunyai dua atau lebih
kepentingan yang saling bertentangan yaitu antara kepentingan
Puskesmas dan pribadi. Hal ini bisa terjadi pada sebuah
hubungan, peristiwa atau pertimbangan material tertentu dimana
obyektivitas atau pertimbangan profesional telah dikesampingkan.

Insan Puskesmas tidak diperkenankan menempatkan diri pada


posisi atau situasi yang dapat menimbulkan pertentangan
kepentingan antara dirinya dengan Puskesmas atau dengan
rekanan Puskesmas. Keputusan yang diambil insan Puskesmas
harus netral tidak boleh ada pengaruh kepentingan pribadi
maupun keluarga yang dapat secara sadar atau tidak sadar
mempengaruhi pertimbangan terbaiknya bagi kepentingan
Puskesmas dan rekanannya.

8) Penggunaan Wewenang dan Jabatan

Setiap insan Puskesmas wajib memastikan bahwa penggunaan


wewenang dan jabatan adalah bebas dari KKN, dengan senantiasa
menghindari perbuatan atau tindakan berikut:
a. Menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi atau
golongan tertentu.
b. Melakukan kegiatan yang langsung atau tidak langsung
merugikan kepentingan Puskesmas atau negara.
c. Menyalahgunakan barang inventaris, uang atau surat-surat

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 91


berharga milik Puskesmas.
d. Melakukan kejahatan bersama atasan, teman sejawat, bawahan
atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya
dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak
lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan
Puskesmas.
e. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan.
f. Melakukan tindakan sewenang-wenang kepada pasien dan
calon pasien.

9) Pemeliharaan Lingkungan Puskesmas

Lingkungan kerja yang bersih, aman, dan nyaman merupakan


salah satu faktor untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Puskesmas dan seluruh insan Puskesmas harus selalu tanggap
terhadap pemeliharaan lingkungan dengan melakukan hal-hal
berikut:
a. Menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan norma kerja dan
norma kesusilaan agar terjaga keamanan lingkungan
Puskesmas, yakni:
1) Meminum minuman keras serta menyalahgunakan obat-
obatan terlarang di lingkungan kantor maupun di luar kantor.
2) Melakukan segala bentuk perjudian di lingkungan kantor
maupun di luar kantor.
3) Melakukan tindakan/perbuatan asusila/amoral yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai kesopanan dan agama yang ada.
4) Penganiayaan, fitnah, penghinaan secara kasar, serta
mengancam atasan, bawahan, dan rekan kerja.
5) Membujuk atasan, bawahan, dan rekan kerja untuk melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan hukum dan kesusilaan.
6) Membuka rahasia Puskesmas atau mencemarkan nama baik
pimpinan maupun pegawai Puskesmas dan keluarganya yang
seharusnya dirahasiakan, kecuali untuk kepentingan

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 92


Puskesmas dan negara.
7) Melakukan tindak pencurian barang atau uang aset Puskesmas
atau yang merupakan milik pegawai lain.
8) Membawa senjata tajam atau benda yang dapat dipergunakan
untuk melakukan ancaman dan tindak kekerasan di lingkungan
kerja, kecuali tugas dan fungsi insan Puskesmas yang
mewajibkan hal tersebut.
b. Menjaga kebersihan lingkungan kerja termasuk membuang
sampah pada tempatnya serta kerapian penyimpanan dokumen
dan perlengkapan kerja.
c. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.
d. Berpenampilan dan berbusana secara rapi dan bersahaja di
dalam lingkungan kantor maupun di luar kantor.

10) Perlindungan Aset, Informasi dan Rahasia Pasien

a. Pada dasarnya aset Puskesmas hanya digunakan untuk


kepentingan Puskesmas. Aset Puskesmas dilarang digunakan
untuk kepentingan pihak tertentu baik pada jam kerja maupun
diluar jam kerja. Program perlindungan aset Puskesmas
meliputi:
1) Setiap insan Puskesmas dilarang menyalahgunakan
barang-barang atau uang atau surat berharga milik
Puskesmas.
2) Setiap insan Puskesmas dilarang memiliki, menjual,
membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan
barang-barang berharga milik Puskesmas secara tidak sah.
3) Setiap insan Puskesmas dilarang membuka/menambah
jasa layanan baru yang tidak sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
4) Setiap insan Puskesmas dilarang merujuk pasien
Puskesmas kepada rumah sakit yang tidak sesuai dengan
prosedur yang berlaku.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 93


b. Setiap insan Puskesmas dilarang memanfaatkan fasilitas
Puskesmas untuk kepentingan pribadi dan tidak sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
c. Melakukan penagihan jasa layanan tanpa melalui prosedur
yang berlaku.
d. Program perlindungan informasi dimaksudkan agar setiap
insan Puskesmas tidak mengungkapkan kerahasiaan informasi
Puskesmas kepada pihak manapun tanpa ijin. Yang dimaksud
informasi rahasia adalah informasi yang tidak tersedia di publik
dan tidak diniatkan untuk dipublikasikan (misalnya, rencana
produk, strategi investasi, strategi pemasaran, dan
sebagainya).
e. Program perlindungan Rahasia Pasien:
1) Setiap insan Puskesmas wajib menjaga rahasia pasien
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
dengan menjaga, memelihara dan menyimpan dokumen
rekam medik sebaik-baiknya.
2) Kepala Puskesmas wajib menetapkan kebijakan
pengelolaan rekam medik.
3) Pemanfaatan (disclose) rekam medik untuk peradilan harus
seijin pasien yang bersangkutan dan/atau atas perintah
pengadilan.
4) Pemanfaatan rekam medik untuk kebutuhan penyidikan
dan/atau keperluan asuransi harus seijin pasien yang
bersangkutan dan pimpinan (kepala) Puskesmas.
5) Pemanfaatan rekam medik untuk pendidikan dan penelitian
tenaga kesehatan atau peserta didik atas seijin dan
sepengetahuan pimpinan (kepala) Puskesmas.

11) Kesadaran terhadap Biaya

Setiap insan Puskesmas wajib memilki “kesadaran terhadap


biaya” dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 94


a. Mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan
Puskesmas
b. Menggunakan sumber daya Puskesmas secara hemat sesuai
dengan kebutuhan.
c. Meminta penggantian/pembebanan biaya dengan dilandasi
kejujuran dan tanggung jawab serta didukung dengan
dokumen yang lengkap sesuai dengan aturan dan kebijakan
Puskesmas.

12) Integritas Pelaporan

Untuk menghasilkan laporan-laporan yang bisa


dipertanggungjawabkan, akurat, dan tepat waktu kepada
manajemen, pemilik, dan pihak yang berkepentingan lainnya
(stakeholders) sangat tergantung pada usaha Puskesmas untuk
menyediakan data yang diperlukan. Oleh karena itu, semua
catatan resmi mengenai kegiatan/transaksi Puskesmas harus
akurat, jujur, lengkap, dan tepat waktu tanpa adanya pembatasan
dalam bentuk apapun, akurasi tercermin dalam dua hal, yaitu
dokumentasi fakta dan penilaian yang wajar.
Puskesmas tidak akan membiarkan adanya manipulasi
pembayaran yang dilakukan dengan mengalihkan pembayaran
melalui catatan atau rekening pihak ketiga.
Petugas yang bertanggungjawab terhadap pembukuan wajib
dan harus berlaku jujur, obyektif, akurat dan setia. Setiap
kesalahan yang disengaja ataupun kegiatan yang menyesatkan
dalam melakukan pembukuan akan ditindak sesuai dengan
hukum yang berlaku.

13) Aktivitas Politik

Setiap insan Puskesmas tidak dapat dikaitkan dengan dukungan


partai politik, sehingga tidak dapat menggunakan asset/fasilitas

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 95


Puskesmas dan wewenangnya untuk menyuruh dan menekan
pegawai lain untuk mendukung parpol tertentu dan wakilnya.
Setiap insan Puskesmas dilarang menjadi pengurus/anggota
partai politik, calon legislatif, dan calon eksekutif. Insan
Puskesmas yang aktif dalam aktivitas politik wajib mengundurkan
diri dari Puskesmas sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Puskesmas tidak menghalangi kontribusi pribadi setiap insan
Puskesmas untuk melaksanakan aktivitas politik yang menjadi
pilihan. Kontribusi tersebut merupakan hak dan tanggung jawab
pribadi masing-masing dan tidak menggunakan nama ataupun
atribut lain Puskesmas.

BAB VIII

SISTEM AKUNTABILITAS BERBASIS KINERJA

Akuntabilitas merupakan salah satu dari empat prinsip dalam tata


kelola BLUD, disamping transparansi, responsibilitas, dan independensi.
Akuntabilitas merupakan kejelasan fungsi, struktur, dan sistem yang
dipercayakan pada BLUD agar pengelolaannya dapat
dipertanggungjawabkan. Sedangkan kinerja menggambarkan pencapaian
hasil kegiatan.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 96


Dalam upaya mewujudkan akuntabilitas berbasis kinerja, maka
dibuatlah Rencana Strategis Bisnis (RSB) BLUD yang mencakup
pernyataan visi, misi, program strategis, pengukuran pencapaian kinerja,
rencana pencapaian lima tahunan dan proyeksi keuangan lima tahunan
BLUD. Rencana Strategis Bisnis (RSB) BLUD dipergunakan sebagai
dasar penyusunan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) dan evaluasi kerja.

Rencana strategis bisnis UPT Puskesmas Benda Baru mengacu


pada Renstra Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 –
2021 yang menjabarkan visi, misi dan program Kepala Daerah di bidang
kesehatan yang tertuang dalam RPJMD Kota Tangerang Selatan dalam
rencana pembangunan lima tahun yang bersifat indikatif. Jadi dengan
sendirinya Renstra Bisnis UPT PUSKESMAS BENDA BARU. Dinas
Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi


dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya
dengan perilaku yang diharapkan. Pengukuran kinerja merupakan suatu
proses penilaian kegiatan operasional perusahaan berupa tindakan dan
aktivitas suatu organisasi pada periode tertentu sesuai tujuan yang
telah ditetapkan. Dengan kata lain, pengukuran kinerja adalah penilaian
tingkat efektifitas dan efisiensi dari aktivitas organisasi.

Secara umum, tujuan pengukuran kinerja sektor publik adalah:

1. Mengkomunikasikan strategi secara lebih mantap,


2. Mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang
sehingga dapat ditelusuri perkembangan pencapaian strategi,
3. Mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah
dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence, dan
4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan
individual dan kemampuan kolektif rasional.
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas
Kesehatan Kab/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 97


pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang
berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.

Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan


kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran
yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa
masukan, proses, hasil dan/atau manfaat pelayanan.

Indikator kinerja yang dipakai Puskesmas Benda Baru adalah


indikator SPM sesuai Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 43 Tahun
2016 tentang Petunjuk Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
sebagai berikut:

1. Cakupan Pelayanan kesehatan ibu hamil


2. Cakupan Pelayana kesehatan ibu bersalin
3. Cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
4. Cakupan pelayanan kesehatan balita
5. Cakupan pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
6. Cakupan pelayanan kesehatan usia produktif
7. Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut
8. Cakupan pelayanan kesehatan penderita hipertensi
9. Cakupan pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus
10. Cakupan pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa
11. Cakupan pelayanan kesehatan orang dengan TB
12. Cakupan pelayanan kesehatan orang dengan resiko terinfeksi HIV

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 98


BAB IX

KEBIJAKAN KEUANGAN

A. Sistem Pengelolaan Keuangan

Sistem Pengelolaan Keuangan mengacu pada ketentuan Pola


Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)
dengan pola kebijakan keuangan secara bertahap menuju pola
manajemen keuangan bisnis yang sehat. Kebijakan keuangan BLUD
akan ditetapkan oleh Kepala BLUD dengan mempertimbangkan
kebijakan keuangan daerah dan kebijaka keuangan lainnya yang
menjadi operasional PPK-BLUD. Kebijakan ini harus dibahas bersama
dengan PPKD sebagai dasar pelaksanaan dan pertanggungjawaban
keuangan PPK-BLUD.
Penatausahaan keuangan sebagai langkah awal pembuatan
laporan keuangan BLUD didasar pada prinsip pengelolaan keuangan
bisnis yang sehat dan dilakukan secara tertib, efektif, efisien,
transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Penatausahaan
keuangan BLUD paling sedikit memuat tentang :
a. Pendapatan dan biaya
b. Penerimaan dan pengeluaran
c. Utang dan Piutang
d. Persediaan, Aset Tetap dan Investasi serta
e. Ekuitas dana.

Beberapa prinsip dalam akuntansi BLUD berdasarkan


Permendagri 61 Tahun 2007 yang akan menjadi acuan dalam
pelaksanaan penatausahaan keuangan BLUD UPT Puskesmas
Benda Baru adalah sebagai berikut:
a. BLUD menerapkan sistem informasi manajemen keuangan yang
sesuai dengan kebutuhan praktek bisnis yang sehat.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 99


b. Setiap transaksi keuangan yang terjadi dicatat dalam dokumen
pendukung yang dikelola secara tertib.
c. BLUD menyelenggarakan akuntansi dan laporan keuangan sesuai
dengan standar akuntansi keuangan (SAK) untuk pelaksanaan
manajemen bisnis yang sehat.
d. Penyelenggaran akuntansi dan laporan keuangan mengguanakan
basis akrual baik dalam pengakuan pendapatan, biaya, asset,
kewajiban, dan ekuitas dana.
e. BLUD mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi dengan
berpedoman pada Standar Akuntansi yang berlaku untuk BLUD
yang bersangkutan dan ditetapkan dengan Surat Keputusan
Walikota.
f. Kebijakan akuntansi BLUD digunakan sebagai dasar dalam
pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan asset,
kewajiban, ekuitas dana, pendapatan dan biaya.

B. Sistem Penatausahaan dan Akuntansi Pengelolaan BLUD

Pejabat Pengelola menetapkan pedoman mengenai sistem


penatausahaan dan akuntansi yang diterapkan untuk pengelolaan
keuangan dan penyusunan pertanggungjawaban BLUD sesuai standar
akuntansi keuangan yang berlaku dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku serta disusun berdasarkan pengendalian internal yang
memadai. Selanjutnya Pejabat pengelola Puskesmas
menyelenggarakan sistem penatausahaan dan akuntansi sesuai
pedoman yang telah ditetapkan tersebut, baik secara manual maupun
komputerisasi.

Pejabat Pengelola menetapkan organisasi dan pengelola yang


berwenang dalam penatausahaan dan akuntansi pengelolaan
keuangan BLUD.

Output sistem berupa laporan keuangan BLUD, khususnya pada akhir

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 100


semester dan akhir tahun dikonsolidasikan dengan laporan keuangan
pemerintah daerah sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan yang
berlaku.

C. Remunerasi

Walikota menetapkan Remunerasi atas usulan Pejabat BLUD melalui


Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang diberikan
dalam bentuk gaji, tunjangan tetap, honorarium, insentif, bonus atas
prestasi, pesangon dan/atau pensiun. Adapun faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pengelolaan Remunerasi adalah:

a. Jumlah aset yang dikelola BLUD, tingkat pelayanan, serta


produktivitas.
b. Pertimbangan persamaannya dengan industri pelayanan sejenis
c. Kemampuan Pendapatan BLUD
d. Kinerja Operasional BLUD dengan mempertimbangkan antara lain
Indikator keuangan, pelayanan, mutu dan manfaat bagi masyarakat.

Remunerasi pejabat pengelola BLUD dan pegawai BLUD diberikan


berdasarkan indikator penilaian:

a. pengalaman dan masa kerja


b.jabatan yang disandang
c. risiko kerja
d. tingkat kegawatdaruratan
e. Ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku
f. Hasil/capaian Kinerja

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 101


BAB X
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH

A. Pengertian Limbah
Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan, sedangkan limbah
medis atau limbah klinis mencakup semua hasil buangan yang berasal
dari instalasi kesehatan, dalam hal ini pusat kesehatan masyarakat
(Puskesmas), fasilitas penelitian, dan laboratorium.
Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha
atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau karena sifat
atau konsentrasinya atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan atau merusakkan lingkungan
hidup manusia serta mahluk lain.
Limbah puskesmas meliputi semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan puskesmas dalam bentuk padat, cair dan gas, merupakan
bahan yang tidak berguna, tidak digunakan atau
terbuang. Limbah puskesmas dapat dibedakan menjadi limbah medis
dan non medis.
Limbah cair terdiri dari semua air buangan termasuk tinja yang
berasal dari puskesmas yang kemungkinan mengandung
mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya
bagi kesehatan dan lingkungan.
Limbah klinis berupa limbah yang berasal dari pelayanan medis,
perawatan gigi, veterany, farmasis atau yang sejenis, pengobatan,
perawatan, yang menggunakan bahan-bahan yang beracun, infeksius,
berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan dengan
pengamanan tertentu.
Pada sarana pelayanan kesehatan termasuk puskesmas, limbah

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 102


medis dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, meliputi:
1. Limbah Benda Tajam : adalah materi padat yang memiliki sudut
kurang dari 90 derajat, dapat menyebabkan luka iris atau tusuk,
misalnya : Jarum suntik; kaca sediaan (preparat glass); infus set;
ampul/vial obat, dll
2. Limbah Infeksius : adalah limbah yang diduga mengandung patogen
(bakteri, virus, parasit, dan jamur) dalam jumlah yang cukup untuk
menyebabkan penyakit pada pejamu yang rentan, misalnya : kultur
dan stok agen infeksius dari aktifitas laboratorium
3. Limbah Patologis : adalah limbah yang berasal dari jaringan tubuh
manusia, misalnya : organ tubuh, janin dan darah, muntahan, urin
dan cairan tubuh yang lain
4. Limbah Farmasi : adalah limbah yang mengandung bahan-bahan
farmasi, misalnya : mencakup produk farmasi, obat, vaksin, serum
yang sudah kadaluarsa, tumpahan obat, dll
5. Limbah Kimia : adalah limbah yang mengandung zat kimia yang
berasal dari aktifitas diagnostik, pemeliharaan kebersihan, dan
pemberian disinfektan
6. Limbah Kemasan Bertekanan : adalah limbah medis yang berasal
dari kegiatan di instansi kesehatan yang memerlukan gas, misalnya :
gas dalam tabung, carteidge dan kaleng aerosol
7. Limbah Logam Berat : adalah limbah medis yang mengandung
logam berat dalam konsentrasi tinggi termasuk dalam sub kategori
limbah berbahaya dan biasanya sangat toksik, misalnya : limbah
logam merkuri yang berasal dari bocoran peralatan kedokteran
(thermometer, alat pengukur tekanan darah)

B. Pengelolaan Limbah Medis


Pada dasarnya dalam melaksanakan pengelolaan limbah medis
perlu menganut prinsip-prinsip dasar berdasarkan kesepakatan
internasional, yaitu:
1. The “Polluter Pays” Principle (Prinsip “Pencemar yang

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 103


membayar”), artinya semua penghasil limbah secara hukum dan
financial bertanggungjawab untuk menggunakan metode yang aman
dan ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah.
2. The “Precautionary” Principle (Prinsip “Pencegahan”) yang
merupakan prinsip kunci yang mengatur perlindungfan kesehatan
dan keselamatan melalui upaya penanganan yang secepat mungkin
dengan asumsi resikonya dapat menjadi cukup signifikan.
3. The “Duty of Care” Principle (Prinsip “Kewajiban untuk waspada”)
bagi yang menangani atau mengelola limbah berbahaya karena
secara etik bertanggung jawab untuk menerapkan kewaspadaan
tinggi.
4. The “Proximity” Principle (Prinsip “Kedekatan”) dalam penanganan
limbah berbahaya untuk meminimalkan risiko dalam pemindahan.
Prinsip-prinsip pengelolaan limbah tersebut berkaitan dengan
kegiatan unit pelayanan kesehatan, sebagaimana tertuang pada
global immunization 2009, disampaikan bahwa dalam
penyelenggaraan imunisasi harus memiliki sistem pengelolaan
limbah tajam.

C. Tehnik Pengelolaan Limbah Medis Tajam

Teknik pengelolaan limbah medis tajam dapat dilakukan dengan :

1) Safety Box.
2) Needle Cutter.
3) Needle Burner.

Pengelolaan yang tepat untuk pengelolaan limbah medis di unit-unit


pelayanan kesehatan selain tergantung pada administrasi dan
organisasi yang baik, juga memerlukan kebijakan dan pendanaan yang
memadai dan sekaligus partisipasi aktif dari semua pihak yang ada di
unit pelayanan tersebut, misalnya dengan membentuk Tim Pengelolaan
Limbah untuk menyusun rencana pengelolaan limbah secara terstruktur

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 104


, sistematis dan intensif.
Secara garis besar, Puskesmas Benda Baru melakukan
pengelolaan limbah medis padat dan limbah medis cair.
Pengolahan limbah puskesmas tidak dilakukan secara mandiri
namun diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
yang mempunyai fasilitas pengolah limbah sesuai wilayahnya. Masing-
masing puskesmas yang dilayani hanya wajib menampung sementara
limbahnya dan kemudian menyerahkan limbah ke puskesmas pengolah
bila tempat penyimpanan sudah tidak mencukupi.
Sementara untuk limbah medis cair dalam gedung, Puskesmas
Benda Baru dari tahun 2016 sudah memiliki Instalasi Pengelolaan Air
Limbah (IPAL) namum belum dapat berfungsi karena tidak ada tenaga
yang di latih untuk mengoperasionalkan alat tersebut dan mesin untuk
menjalankan alat ini belum ada.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 105


BAB XI
PENUTUP

1. Seluruh kebijakan yang ada di Puskesmas Benda Baru harus


berpedoman pada dan tidak bertentangan dengan Pola Tata Kelola
ini. Kebijakan Puskesmas tidak terbatas pada Surat Keputusan
Walikota, Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan, dan seluruh Buku
Pedoman Puskesmas. Kebijakan Puskesmas yang telah diterbitkan
dan tidak bertentangan dengan Pedoman Tata Kelola ini wajib
disesuaikan.
2. Pola Tata Kelola ini ditelaah dan dimutakhirkan secara berkala untuk
disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan wewenang organ-
organ Puskesmas serta perubahan lingkungan yang terjadi.
3. Setiap perubahan terhadap Pola Tata Kelola harus disetujui oleh
Walikota.
4. Hal-hal lain yang tidak dimuat dalam pedoman ini tetap mengacu
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Pola Tata Kelola ini dinyatakan berlaku efektif sejak ditetapkan oleh
Walikota Tangerang.

TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 106


TATA KELOLA PUSKESMAS BENDA BARU| 107

Anda mungkin juga menyukai