Anda di halaman 1dari 4

PERTUSIS

No. Dokumen : SOP/UKP/RJBPU/487

SOP Tgl Terbit : 28 Juni 2016

Halaman :1/4

UPT. PUSKESMAS Yayah Samsiah, S.ST,MA


BENDA BARU NIP 196003011981022001

1. Pengertian Pertusis atau yang lebih dikenal orang awam sebagai “batuk rejan” atau
“batuk 100 hari” merupakan salah satu penyakit menular saluran pernapasan.
Penyebab tersering dari pertusis adalah kuman gram (-) Bordetella pertussis.
Prevalensi pertussis di seluruh dunia sekarang berkurang karena adanya
imunisasi aktif
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah di dalam melakukan diagnosis dan
2. Tujuan
penatalaksanaan kasus Pertusis di UPT Puskesmas Benda Baru
3. Referensi 1. Garna, Harry. Pertusis. Azhali M.S, dkk : Ilmu Kesehatan Anak Penyakit
Infeksi Tropik. Bandung, Indonesia. FK Unpad, 1993. h: 80-86.
2. Long, Sarah S. Pertussis. Nelson : Textbook of Pediatrics. USA. WB
Saunders, 2004. 17th edition. Chapter 180. h: 908-912,1079. 4. Shehab,
Ziad M. Pertussis. Taussig-Landau : Pediatric Respiratory Medicine.
Missouri, USA. Mosby Inc. 1999. Chapter 42. h: 693-699.
3. Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Pertusis. Staf pengajar I.K.Anak
FKUI : Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta, Indonesia. FKUI, 1997.
Jilid 2. h: 564-566.
4. Alat dan bahan 1. Pulpen
2. Buku rekam medis
3. Stetoskop
4. Senter
5. Prosedur A. Manifestasi klinik :
1. masa inkubasi pertusis rata-rata 7 hari (6-20 hari).
2. Penyakit dapat dibagi dalam 3 stadium :
a) kataral
b) paroksismal
c) konvalenses
Penyakit umumnya berlangsung selama 6-8 minggu.
3. Manifestasi klinik tergantung dari etiologi spesifik, umur dan status
imunisasi. Penderita-penderita yang berumur kurang dari 2 tahun.
Jarang timbul panas diatas 38,4°C pada semua golongan umur
PERTUSIS

No. Dokumen : SOP/UKP/RJBPU/487

SOP Tgl Terbit : 28 Juni 2016

Halaman :1/4

UPT. PUSKESMAS Yayah Samsiah, S.ST,MA


BENDA BARU NIP 196003011981022001

4. Penyakit disebabkan B. parapertussis dan B. bronkiseptika lebih ringan


dan juga lama sakitnya lebih pendek.
5. Stadium kataral : 1-2 minggu Gejala-gejala infeksi saluran pernafasan
bagian atas predominan à rinore, “conjuctival injection”, lakrimasi, batuk
ringan, panas tidak begitu tinggi. Pada stadium ini biasanya diagnosis
pertussis belum dapat ditetapkan.
6. Stadium paroksismal : ³ 2-4 minggu Jumlah dan berat batuk
bertambah. Khas, ada ulangan 5-10 batuk kuat selama ekspirasi yang
diikuti oleh usaha inspirasi masif yang mendadak yang menimbulkan
“whoop” ( udara dihisap secara kuat melalui glotis yang sempit).
Mukanya merah atau sianosis, mata menonjol, lidah menjulur, lakrimasi,
salivasi dan distensi vena leher selama serangan. Episode batuk-batuk
yang paroksimal dapat terjadi lagi sampai obstruksi “mucous plug” pada
saluran nafas menghilang. Pada stadium paroksismal dapat terjadi
petekia pada kepala dan leher atau perdarahan konjungtiva. Emesis
sesudah batuk dengan paroksimal adalah cukup khas sehingga anak
dicurigai menderita pertussis walaupun tidak ada “whoop”. Anak tampak
apatis dan berat badan menurun. Serangan-serangan dapat dirangsang
dengan menguap, bersin, makan, minum, aktivitas fisik atau malahan
sugesti. Diantara serangan penderita tampak sakit minimal dan lebih
enak. “Whoop” dapat tidak ditemukan pada beberapa penderita
terutama bayi-bayi muda.
7. Stadium Konvalesens : 1-2 minggu Episode paroksimal batuk dan
muntah sedikit demi sedikit menurun dalam frekuensi dan beratnya.
Batuk dapat menetap untuk beberapa bulan. Pemeriksaan fisik
umumnya tidak informatif. Pada stadium paroksismal dapat terjadi
petekia pada kepala dan leher atau perdarahan konjungtiva.
B. Diagnosis:
1. Pertusis dapat didiagnosis selama stadium paroksismal. Sukar pada
bayi-bayi yang sangat muda, adolesens, dan pada orang dewasa oleh
karena mempunyai manifestasi yang atipis.
PERTUSIS

No. Dokumen : SOP/UKP/RJBPU/487

SOP Tgl Terbit : 28 Juni 2016

Halaman :1/4

UPT. PUSKESMAS Yayah Samsiah, S.ST,MA


BENDA BARU NIP 196003011981022001

2. Riwayat kontak dengan kasus-kasus pertusis sangatlah menolong,


tetapi umumnya riwayat ini negatif pada populasi yang telah banyak
mendapat imunisasi.
3. Batuk lebih dari 2 minggu dengan emesis sesudah batuk mempunyai
nilai diagnostik yang penting.
4. Leukositosis (20.000-50.000/mm³ darah) dengan limfositosis absolut
khas, pada bayi-bayi jumlah leukosit tidak dapat menolong untuk
diagnosis, oleh karena respon limfositosis terdapat pula pada banyak
infeksi.
5. Foto toraks dapat memperlihatkan infiltrat perihiler, atelaktasis atau
empiema.
C. Pencegahan :
1. Imunisasi aktif : Dosis total 12 unit protektif vaksin pertussis dalam 3
dosis yang seimbang dengan jarak 8 minggu. Imunisasi dilakukan
dengan menyediakan toksoid pertussis, difteria dan tetanus (kombinasi).
2. jika pertusis bersifat prevalen dalam masyarakat, imunisasi dapat
dimulai pada waktu berumur 2 minggu dengan jarak 4 minggu.
3. Anak-anak berumur > 7 tahun : tidak rutin diimunisasi.
D. Pengobatan :
1. eritromisin : 50 mg/kg BB/hari selama 114 hari dapat mengeliminasi
organisme pertussis dari nasofaring dalam 3-4 hari. Eritromisin biasanya
tidak memperbaiki gejala-gejala jika diberikan terlambat.
2. Suportif : terutama menghindarkan faktor-faktor yang menimbulkan
serangan batuk, mengatur hidrasi dan nutrisi
3. Oksigen diberikan pada distres pernapasan akut/kronik.
4. Penghisapan lendir terutama pada bayi dengan pneumonia dan distres
pernapasan.
5. Betametason dan salbutamol (albuterol) dapat mengurangi batuk
paroksismal yang berat walaupun kegunaannya belum dibuktikan
melalui penelitian control
E. Dokter memberikan stempel edukasi pada rekam medis dan pasien atau
PERTUSIS

No. Dokumen : SOP/UKP/RJBPU/487

SOP Tgl Terbit : 28 Juni 2016

Halaman :1/4

UPT. PUSKESMAS Yayah Samsiah, S.ST,MA


BENDA BARU NIP 196003011981022001

keluarga tanda tangan sebagai bukti bahwa telah diberikan pendkes oleh
dokter
F. Dokter mendokumentasi semua asuhan kedalam buku rekam medis
6. Dokumen Terkait 1. Buku Rekam Medis
2. Kertas resep
3. Surat persetujuan rujukan
4. Form rujukan
5. Surat kontrol
7. Unit Terkait 1. BPU
2. UGD
3. Laboratorium
4. Farmasi/apotik
8.Rekaman Historis Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.

Anda mungkin juga menyukai