Anda di halaman 1dari 30

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP-1)
: SMP Negeri 5 Kediri
Satuan Pendidikan : Pendidikan Agama Islam
Mata Pelajaran : VII (Tujuh) / Ganjil
Kelas / Semester : Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman
Materi Pokok : 1 pertemuan (3 x 40 menit)
Alokasi Waktu

KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya


KI-2 : Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, ped(toleransi,gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi, seni budaya terkait penomena dan kejadian
yang tampak mata)
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori)

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR:


INDIKATOR PENCAPAIAN
NO. KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI

1 1.7 Menghayati ajaran bersuci 1.7.1. : Menghayati ajaran bersuci dari hadas
dari hadas kecil dan hadas kecil berdasarkan syariat Islam
besar berdasarkan syariat
Islam. 1.7.2 : Menghayati ajaran bersuci dari hadas
besar berdasarkan syariat Islam
2 2. 7 Menghayati perilaku hidup 2.7.1 : Menunjukkan hidup bersih dalam
bersih sebagai wujud kehidupan sehari-hari
ketentuan bersuci dari hadas
besar berdasarkan ketentuan 2.7.2 : Membuktikan dengan bersuci akan banyak
syari‟at Islam. teman

3 3.7 Memahami ketentuan 3.7.1 : Menjelaskan pengertian thaharah, meliputi


bersuci dari hadas besar najis, hadas dan macam-macamnya.
berdasarkan ketentuan 3.7.2 Memisahkan yang termasuk benda najis,
syari‟at Islam. hadas kecil maupun hadas besar baik dan
benar
2.7.3 Menjelaskan hikmah thaharah

4 4.7 Mempraktikkan tata cara 4.7.1 : Menampilkan praktek tentang tata cara
bersuci dari hadas kecil dan berwudu yang baik dan benar
hadas besar 4.7.2 : Menampilkan praktek tentang tata cara
berwudu yang baik dan benar

6 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
B. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran peserta didik mampu :


1. Membuktikan hidup bersih dengan berwudu setiap batal wudu dengan benar.
2. Menunjukkan hidup bersih sebagai implementasi dari bersuci dari hadas kecil dan hadas besar
dengan benar.
3. Menunjukkan hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
4. Membuktikan dengan bersuci akan banyak teman dengan benar.
5. Menjelaskan pengertian thaharah, meliputi najis, hadas dan macam-macamnya dengan benar.
6. Membandingkan yang termasuk hadas kecil dan besar dengan benar.
7. Menjelaskan hikmah thaharah dengan benar.
8. Memisahkan yang termasuk benda najis, hadas kecil maupun hadas besar baik dan benar
9. Menampilkan praktek tentang tata cara wudlu, tayamum yang baik dan benar

C. MATERI PEMBELAJARAN:
Di Lampiran

D. METODE PEMBELAJARAN:
1. Pendekatan Scientific, TPACK
2. Model pembelajaran discovery Learning
3. Proses Kegiatan Pembelajaran Luring diskusi, drill, dan demontrasi

E. SUMBER BELAJAR
1. Buku Pelajaran Paket PAI Kelas VII, media Internet, Blog Pendidikan.
2. Referensi dari internet yang sesuai materi pokok, website yang sesuai atau liner dengan materi.

F. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media
a. Video Pembelajaran
b. Tempat Wudhu
c. Air dan benda untuk bersuci yang lain
2. Alat
a. Komputer/ Laptop
b. LCD Projector
c. Air

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN PERTAMA
Persiapan :

a. Guru Menyiapkan perangkat pembelajaran


b. Siswa juga Menyiapkan buku paket dan alat Tulis
c. Guru memastikan semua siswa telah membawa Peralatan tulis lengkap beserta Buku paket
PAI
d. Guru merapikan dan mengatur Tempat duduk siswa
e. Siswa membersihkan kelas dan merapikan tempat duduk sesuai arahan Guru
f. Guru membuat kesepakatan dengan siswa apakah sudah siap untuk mengikuti pelajaran
7 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |
JUNAIDI PAI-7
g.
Aloka
Kegiatan Deskripsi si
Wakt
u
Pendahuluan a. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo‟a 10 menit
bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan
penuh khidmat;
b. Guru memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur‟an
surah Al- Maidah ayat: 6 tentang dasar hukum
Bertoharoh.
c. Guru meminta peserta didik untuk mencermati gambar/
video bagaimana indahnya hidup bersih dan sehat dan
menysukuri nikmat Allah Swt.
Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian,
posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan
kegiatanpembelajaran.
e. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan
secara komunikatif yang berkaitan dengan materi
pelajaran.
f. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar
dan tujuan yang akan dicapai.
d. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok
Inti Mengamati 60 menit
 Mencermati keberishan kelas dan kebersihan
pakaian teman sebaya/ sekelas
 Guru meminta peserta didik untuk mengamati
perilaku hidup bersih yang berhubungan dengan
“Kebersihan itu sebagian dari iman” (kolom mari
renungkan) yang dilaksanakan setiap hari.
Menanya
 Dengan dimotivasi oleh guru, siswa mengajukan
pertanyaan tentang kebersihan diri dan badan.
 Mengajukan pertanyaan mengenai thoharoh
Eksperimen/explore
 Secara berkelompok mencari dan mengumpulkan cara
bersuci
 Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan
diberikan tugas untuk berdiskusi sesuai dengan tema
yang telah ditentukan .
 Peserta didik secara bergantian menyampaikan hasil
diskusi, sedangkan kelompok lainnya
 memperhatikan/menyimak dan memberikan
tanggapan.
Asosiasi
 Melakukan koreksi secara berkelompok terhadap hasil
diskusi
8 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |
JUNAIDI PAI-7
 Menganalisis, mengoreksi, dan memperbaiki hasil
diskusi
 Mengidentifikasi dan menganalisis syarat, rukun dan
yang berkaitan dengan thaharoh.
Komunikasi
 Mendemonstrasikan cara berwudhu yang benar
menurut syariat islam.
 Menyajikan paparan hasli diskusi.
 Menunjukkan / memaparkan hasil diskusi secara
kelompok.
 Menanggapi paparan dari kelompok diskusi yang lain.
 Menyusun kesimpulan thaharoh dengan bimbingan
guru.
Penutup a. Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan 10 menit
materi pembelajaran secara demokratis.
b. Bersama-sama melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Guru memberikan reward kepada kelompok “terbaik”,
yakni :
- Kelompok yang benar dalam memaparkan konsep /
materi thaharoh.
- Kelompok yang paling baik dalam memaparkan hasil
diskusi.
d. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan menyampaikan tugas mandiri
terstruktur.
e. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa

9 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
H. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap
a. Observasi

Nama Sekolah : .............................


Kelas/ Semester : .............................
Tahun Pelajaran : .............................

Catatan Butir Keterangan


No Waktu Nama Siswa
Perilaku Sikap (spiritual/ Sosial
1
2
3
4
Instrumen Terlampir

b. Penilaian diri
1. Petunjuk : Isilah kolom dibawah ini dengan menyebutkan contoh hadas kecil atau hadas besar
dan cara menyucikanya.
Nama : .............................
Kelas : .............................
Semester : .............................
Peristiwa Yang Terjadi Cara
Jenis Hadas
NO menyucikanya
1
2
3
4
5
Instrumen Terlampir

10 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
2. Petunjuk : Isilah kolom dibawah ini dengan menyebutkan contoh najis dan cara menyucikanya
Nama : .............................
Kelas : .............................
Semester : .............................

Peristiwa Yang Terjadi Cara


NO Jenis Najis
menyucikanya
1
2
3
4
5
Instrumen Terlampir

2. Penilaian pengetahuan
a. Kolom pilihan ganda : jumlah jawaban benar x 1 (maksimal 10 x 1= 10)
b. Tugas

No.
Rubrik Penilaian Skor
Soal

Instrumen Terlampir

Nilai : Jumlah nilai PG + Uraian x100


100

c.Tugas

Skor penilaian sebagai berikut:

1) Tugas Individu
a. Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya tepat pada waktu yang ditentukan dan
perilaku yang diamati serta alasanya benar, skor 100.
b. Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang ditentukan dan perilaku
yang diamati serta alasanya benar, skor 90.
c. Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang ditentukan dan perilaku
yang diamati serta alasanya sedikit ada kekurangan, skor 80.
2) Tugas Kelompok
a. Jika peserta didik dapat menuliskan/ mempresentasikan tentang tata cara shalat berjama‟ah
dengan sempurna, nilai 100
b. Jika peserta didik dapat menuliskan/ mempresentasikan tentang tata cara shalat berjama‟ah
kurang sempurna, nilai 90

11 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
c. Jika peserta didik dapat menuliskan/ mempresentasikan tentang tata cara sholat berjama‟ah
masih ada kesalahan, nilai 80

Nilai = Nilai tugas individu + kelompok : 2

3. Penilaian keterampilan
Praktik Bersuci/ Thaharah

Aspek Tindak
Jml Ketuntasan
No Nama siswa Penilaian Nilai Lanjut
Score
1 2 3 4 T TT R P
1
2
3
4
5
Instrumen Terlampir

Keterangan:
T : Tuntas mencapai nilai ..... ( disesuaikan dengan nilai KKM )
TT : Tidak Tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai KKM
R : Remedial
P : Pengayaan

Aspek dan rubrik penilaian:


1. Niat tayamum/ wudlu‟ : Skor 30
a. Jika kelompok tersebut dapat memberikan pensjelasan dan kedalaman informasi lengkap dan
sempurna, skor 30.
b. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi lengkap dan
kurang sempurna, skor 20.
c. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi kurang
lengkap, skor 10.
2. Gerakan wudlu : Skor 20.
a. Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30.
b. Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20.
c. Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 10.
3. Do‟a sesudah tayamum/ wudlu‟ : skor 30
a. Jika kelompok tersebut dapat bekerja sama dengan sangat baik, skor 40.
b. Jika kelompok tersebut dapat bekerja sama dengan baik, skor 30
c. Jika kelompok tersebut kerja samanya kurang baik, skor 20.
d. Jika kelompok tersebut kerja samanya tidak baik, skor 10.

4. Terib : Skor 20
a. Jika peserta didik melaksanakan praktik tayamum/wudlu‟ dengan tertib, Skor 20
b. Jika peserta didik melaksanakan praktik tayamum/wudlu‟ tidak tertib, Skor 10

12 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
Format penilaian Praktik Bersuci/ Thaharah
Nama Peserta Didik : Kelas :

No. Aspek yang dinilai Nilai


1 Niat tayamum/ wudlu‟ 1 2 3 4
2 Gerakan tayamum/ wudlu
a. Kelancaran
b.kebenaran
c.keserasian antara bacaan dan gerakan
3 Do‟a
4 Tertib.
Jumlah
Skor maksimal
Keterangan Nilai
1= tidak kompeten Nilai = Jumlah Skor X 100
Jumlah Total
2= cukup kompeten
= X 100
3= kompeten
= .............................
4= sangat kompeten

13 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
1. Penilaian Sikap
a. Observasi

Nama Sekolah : SMP NEGERI 5 KEDIRI


Kelas/ Semester : VII/ I
Tahun Pelajaran : 2021/2022

Catatan Butir Keterangan


No Waktu Nama Siswa
Perilaku Sikap (spiritual/ Sosial
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

14 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
36
b. Penilaian diri
1. Petunjuk : Isilah kolom dibawah ini dengan menyebutkan contoh hadas kecil atau hadas besar
dan cara menyucikanya.

Nama :
Kelas : VII J
Semester : I (SATU)

Peristiwa Yang Terjadi Cara


NO Jenis Hadas
menyucikanya
1 Keluar sesuatu dari kubul
2 Keluar mani
3 Hilang akal
4 Meninggal dunia
5 Melahirkan

2. Petunjuk : Isilah kolom dibawah ini dengan menyebutkan contoh najis dan cara menyucikanya
Nama : .............................
Kelas : VII J
Semester : I ( SATU )

Peristiwa Yang Terjadi Cara


NO Jenis Najis
menyucikanya
1 Air kencing bayi yang belum berumur 2 tahun
2 Terkena darah binatang
3 Terkena tinja manusia
4 Terkena air liur anjing
5 Terkena nanah

2. Penilaian Pengetahuan
a. Kolom Pilihan Ganda : Jumlah jawaban benar x 1 (maksimal 10x1 = 10)
Soal Pilihan Ganda
1.

Materi Kelas 7 Tentang bersuci

KI 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan


prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan, budaya terkait fenomena

15 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
dan kejadian yang tampak mata.

KD 3.7 Memahami ketentuan bersuci dari hadas besar dan kecil


berdasarkan ketentuan syari‟at Islam

Kognitif C5 (Sintesis)

Indikator Siswa dapat menentukan tata cara tayammum


Soal

Apabila tidak terdapat air, maka bersuci untuk menghilangkan hadas kecil maupun besar
cukup dengan tayammum, yaitu...

a. Mengusap muka dan telinga dengan debu


b. Membasuh muka dan tangan dengan air
c. Membasuh muka dan kaki dengan debu
d. Mengusap muka dan tangan dengan debu
Jawaban: D
2.

Materi kelas 7 Tentang bersuci

KI 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan, budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.

KD 3.7 Memahami makna bersuci

Kognitif C4 (Analisis)

Indikator Soal Siswa dapat menganalisis hikmah bersuci

Perhatikan pernyataan berikut!

1. Akan dipercaya orang lain,


2. Kebersihan mrpkn sifat dasar dan kebutuhan manusia
3. menjaga kemuliaan seorang muslim
4. menjaga kesehatan
A. 1, 2 dan 3
B. 2, 3 dan 4
C. 1, 2 dan 4
D. 1, 3 dan 4
Jawaban: B

16 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
3.

Materi kelas 7 Tentang bersuci

KI 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, dan, budaya terkait fenomena dan kejadian


yang tampak mata.

KD 3.7 Memahami ketentuan bersuci

Kognitif C5 (Sintesis)
Siswa daat menjelaskan Tata Cara Mandi Besar Setelah Haid yang
Indikator Soal benar

Perhatikan ilustrasi berikut!

Romlah adalah anak yang taat beribadah. Pada suatu hari ia sedang dating bulan dan sudah
selesai, kemudian dia bingung bagaimana tata cara mandi besar yang benar karena ini baru
dating bulan yang pertama kali.

Bagaimana cara Romlah melakukan mandi wajib yang benar?


A. Seperti mandi biasa
B. Berwudhu saja
C. Berwudhu, Kemudian Mengguyur seluruh tubuh
D. Tayamum
Jawaban: C

17 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
4.

Materi Kelas 7 Tentang bersuci

KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret


(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan

yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam


sudut pandang/teori.

KD 4.7 Dapat mempraktekkan bersuci

Kognitif C6 (Evaluasi)

Indikator Siswa dapat menangani masalah bersuci jika dalam


Soal kendaraan

Di bawah ini salah satu tata cara tayamum dalam kendaraan adalah……..
A. Berwudhu di toilet
B. Langsung sholat tanpa bersuci
C. Tidak usah sholat
D. Letakan telapak tangan pada benda seperti jok, kaca ataupun
dinding kendaraan.

Jawaban: D
5.

Materi Kelas 7 Tentang Bersuci

KI 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan


prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan, budaya terkait

fenomena dan kejadian yang tampak mata.

KD 3.7 Memahami ketentuan Bersuci.

Kognitif C4 (Analisis)

Indikator Soal Siswa dapat menentukan tata cara mandi besar

18 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
Perhatikan peryataan berikut ini…

1 .Diawali membaca doa niat mandi wajib. ...


3. Agar sesuai sunnah Rasulullah, mencuci tangan ini bisa dilakukan sampai 3 kali.
4. Membersihkan bagian tubuh yang dianggap kotor dan tersembunyi menggunakan
tangan kiri. ...
4. Mengulangi mencuci kedua tangan. ...
5. Berwudhu.
Dari pernyataan diatas urutan yang benar adalah……..
a. 1,2,3,4,5
b. 2,3,4,5,1
d. 2,1,5,4,3
e. 3,1,2,4,5
Jawaban: C
Rubrik penilaian pilihan ganda

No Rubrik Penilaian
Skor
Soal

1 Jawaba benar 10

2 Jawaba benar 10

3 Jawaba benar 10

4 Jawaba benar 10

5 Jawaba benar 10

TOTAL 50

NILAI : Skor yang


diperoleh

x 100
Skor Maksimal

19 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
Kolom pilihan ganda dan Uraian
1) Uraian :

Rubrik Penilaian :
No.
Rubrik Penilaian Skor
Soal
1
a. Jika peserta didik dapat menuliskan tentang pentingnya bersuci lengkap dan
sempurna , skor 6
b. Jika peserta didik dapat menuliskan tentang pentingnya bersuci lengkap, skor 6
4
c. jika peserta didik dapa menuliskan tentang pentingnya bersuci tidak lengkap,
skor 2
2
a. Jika peserta didik dapat menuliskan perbedaan hadas dan najis dengan benar
skor, 10 10
b. Jika peserta didik dapat menuliskan perbedaan hadas dan najis kurang benar,
skor, 5

3 a. Jika peserta didik dapat menuliskan tiga macam najis dan cara
membersihkanya, skor, 6
b. Jika peserta didik dapat menuliskan dua macam najis dan cara
membersihkanya, skor 4 6
c. Jika peserta didik dapat menuliskan satu macam najis dan cara
membersihkanya, skor 2

4
a. Jika peserta didik dapat menuliskan lima – enam macam penyebab hadas
besar, skor 6
b. Jika peserta didik dapat menuliskan tiga-empat macam penyebab hadas 6
besar, skor 4
c. Jika peserta didik dapat menuliskan satu-dua macam penyebab hadas besar,
skor 2
5
a. Jika peserta didik dapat menuliskan alasan perempuan yang sedang haid
tidak boleh melaksanakan shalat dan puasa dengan benar, skor, 6 6
b. Jika peserta didik dapat menuliskan alasan perempuan yang sedang haid
tidak boleh melaksanakan shalat dan puasa kurang lengkap, skor 3
6
a. Jika peserta didik dapat menuliskan tata cara tayamum, skor 6.
b. Jika peserta didik dapat menuliskan tata cara tayamum kurang lengkap, skor 6
3.

7
a. Jika peserta didik dapat menuliskan tata cara berwudlu‟ lengkap dan
sempurna, skor 10.
10
b. Jika peserta didik dapat menuliskan tata cara berwudlu‟ kurang lengkap dan
sempurna, skor 5

8 15

20 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
a. Jika peserta didik dapat menuliskan lima – enam contoh air yang suci dan
menyucikan, skor 15.
b. Jika peserta didik dapat menuliskan tiga- empat contoh air yang suci dan
menyucikan, skor 10.
c. Jika peserta didik dapat menuliskan satu- dua contoh air yang suci dan
menyucikan, skor 5

9 a. Jika peserta didik dapat menuliskan istinja‟ dengan benar, skor 10.
b. Jika peserta didik dapat menuliskan istinja‟ kurang lengkap, skor 5. 10

10 Jika peserta didik dapat menulsikan lima- enam alasan di wajibkanya mandi,
skor, 9
Jika peserta didik dapat menulsikan tiga- empat alasan di wajibkanya mandi,
skor, 6 9
Jika peserta didik dapat menulsikan satu- dua alasan di wajibkanya mandi,
skor, 3

Jumlah Skor
84

Nilai : Jumlah nilai PG + Uraian x100


100

c.Tugas

Skor penilaian sebagai berikut:

3) Tugas Individu
d. Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya tepat pada waktu yang ditentukan dan
perilaku yang diamati serta alasanya benar, skor 100.
e. Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang ditentukan dan
perilaku yang diamati serta alasanya benar, skor 90.
f. Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang ditentukan dan
perilaku yang diamati serta alasanya sedikit ada kekurangan, skor 80.
4) Tugas Kelompok
d. Jika peserta didik dapat menuliskan/ mempresentasikan tentang tata cara shalat
berjama‟ah dengan sempurna, nilai 100
e. Jika peserta didik dapat menuliskan/ mempresentasikan tentang tata cara shalat
berjama‟ah kurang sempurna, nilai 90
f. Jika peserta didik dapat menuliskan/ mempresentasikan tentang tata cara sholat
berjama‟ah masih ada kesalahan, nilai 80

Nilai = Nilai tugas individu + kelompok : 2

21 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
3. Penilaian keterampilan
Praktik Bersuci/ Thaharah

Aspek Tindak
Jml Ketuntasan
No Nama siswa Penilaian Nilai Lanjut
Score
1 2 3 4 T TT R P
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Keterangan:
T : Tuntas mencapai nilai ..... ( disesuaikan dengan nilai KKM )
TT : Tidak Tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai KKM
R : Remedial
P : Pengayaan

22 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
Aspek dan rubrik penilaian:
1. Niat tayamum/ wudlu‟ : Skor 30
a. Jika kelompok tersebut dapat memberikan pensjelasan dan kedalaman informasi
lengkap dan sempurna, skor 30.
b. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi lengkap
dan kurang sempurna, skor 20.
c. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi kurang
lengkap, skor 10.
2. Gerakan wudlu : Skor 20.
a. Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30.
b. Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20.
c. Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 10.
3. Do‟a sesudah tayamum/ wudlu‟ : skor 30
a. Jika kelompok tersebut dapat bekerja sama dengan sangat baik, skor 40.
b. Jika kelompok tersebut dapat bekerja sama dengan baik, skor 30
c. Jika kelompok tersebut kerja samanya kurang baik, skor 20.
d. Jika kelompok tersebut kerja samanya tidak baik, skor 10.
4. Terib : Skor 20
a. Jika peserta didik melaksanakan praktik tayamum/wudlu‟ dengan tertib, Skor 20
b. Jika peserta didik melaksanakan praktik tayamum/wudlu‟ tidak tertib, Skor 10

Format penilaian Praktik Bersuci/ Thaharah


Nama Peserta Didik : Kelas :

No. Aspek yang dinilai Nilai


1 Niat tayamum/ wudlu‟ 1 2 3 4
2 Gerakan tayamum/ wudlu
a. Kelancaran
b.kebenaran
c.keserasian antara bacaan dan gerakan
3 Do‟a
4 Tertib.
Jumlah
Skor maksimal
Keterangan Nilai
1= tidak kompeten Nilai = Jumlah Skor X 100
Jumlah Total
2= cukup kompeten
= X 100
3= kompeten
= .............................
4= sangat kompeten

23 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
UJI MATERI KELOMPOK

Nama Kelompok/ Siswa :

Kelas : VII J

Semester : I ( SATU)

1. Sebutkan 7 macam air yang bisa di gunakan untuk bersuci dan menyucikan. ... ?
a. ...................
b. ...................
c. ...................
d. ...................
e. ...................
f. ....................
g. ...................

2. Sebutkan 3 macam – macam Najis beserta penjelasanya .... ?


a. .......................
b. .....................
c. ......................

3. Sebutkan 2 macam- macam hadas dan contohnya. ... ?


a. ......................

b. .......................

4. Sebutkan hal- hal yang seseoran untuk mandi wajib. .... ?


a. ........................
b. ........................
c. ........................
d. .......................
e. ........................
f...........................

5. Sebutkan hikmah atau manfaat seseorang melakukan Taharoh/ bersuci. ... ?


a. .........................
b. ........................
c. ........................
d. .........................
e. .........................

24 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
MATERI PEMBELAJARAN :

REGULER

1. Pengertian Thaharah
Thaharah artinya bersuci dari najis dan hadas. Najis adalah kotoran yang menjadi sebab
terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah Swt, sedangkan Hadas adalah keadaan
tidak suci pada diri seseorang muslim yang menyebabkan iatidak boleh shalat, tawaf, puasa
dan lain sebagainya.

A. Pengertian Najis.

Menurut bahasa, najis artinya kotor. Menurut istilah, najis adalah segala sesuatu yang
bersifat inderawi dan dianggap kotor menurut syara‟ (Hukum Islam). Suatu benda atau
barang yang tadinya suci, lalu terkena najis, itu disebut mutanajjis. Benda yang terkena najis
(mutanajjis) tersebut dapat disucikan kembali dengan cara mencucinya, misalnya pakaian
yang terkena darah, kotoran manusia (tinja) atau air kencing dapat dibersihkan. Berbeda
dengan benda najis, seperti bangkai, babi, darah, air kencing, kotoran manusia dan hewan,
maka tidak dapat disucikan kembali, karena ia memang benda najis dan selamanya tetap
najis.

B. Benda-benda Najis
Benda-benda najis yang selamanya tidak dapat disucikan kembali meliputi :
a. Segala benda yang keluar dari dubur dan qubul (alat kelamin), seperti Air kencing, tinja
(kotoran manusia), teletong hewan, dll.
b. Darah dan nanah
c. Anjing dan babi.

d. Bangkai binatang darat yang matinya tidak disembelih secara syar‟iy. Kecuali bangkai
ikan, belalang, dan mayat manusia.
e. Anggota badan binatang yang terpisah karena dipotong sewaktu masih hidup.
f. Khomer, dan segala minuman & benda yang memabukkan (miras, narkoba)

C. Macam-macam najis
Macam- macam najis terbagi menjadi 3 macam
a. Najis mukhafafah adalah najis ringan, seperti air seni bayi laki-laki yang belum
berumur dua tahun dan belum kana apapun kecuali air susu ibu
b. Najis Mutawasitah adalah najis pertengahan atau sedang. Yaitu najis jenis ini adalah
darah, nanah, air seni, tinja, bangkai binatang, dan sebagainya. Najis ini ada dua
macam yaitu
(1) najis hukmiyah : yaitu najis yang diyakini adanya tetapi tidak nyata wujudnya
(dzatnya), bau dan rasanya, cara menyucikanya adalah cukup dengan mengalirkan air
pada benda yang terkena najis.
(2) najis „ainiyah : najis yang tampak wujudnya (dzatnya) dan bisa di ketahui melalui
bau maupun rasanya. Cara menyucikanya adalah dengan menghilangkan zat, rasa,
warna, dan baunya dengan menggunakan air yang suci.

25 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
c. Najis mugholadzoh adalah najis yang berat, Najis ini bersumber dari anjing dan babi.
Cara menyucikanya adalah melalui beberapa tahap, yaitu dengan membasuh
sebanyak tujuh kali. Satu kali diantaranya menggunakan air yang dicampur dengan
tanah/ debu.
D. Tata cara bersuci dari hadas kecil dan hadas besar
a. Cara menyucikan hadas kecil yaitu dengan berwudlu. Apabila tidak ada air atau
karena suatu hal, maka bisa dengan tayammum.
b. Cara menyucikan hadas besar adalah dengan mandi wajib, yaitu membasahi seluruh
tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Apabila tidak ada air atau karena suatu
hal, maka bisa dengan bertayamum

E. Macam-macam hadas
Macam- macam hadas ada dua yaitu: hadas kecil dan hadas besar
Kita terkena hadas kecil apabila mengalami/ melakukan salah satu dari 4 hal yaitu:
a. Keluar sesuatu dari qubul (kemaluan) dan dubur
b. Hilang akal (contoh tidur )
c. Bersentuhan antara kulit laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrim.
d. Menyentuh qubul (kemaluan) dan dubur dengan telapaktangan.
Cara mensucikan hadas kecil dengan ber wudlu. Apa bila tidak ada air atau karena suatu
hal, maka bisa dengan tayamum
Kita hadas besar apabila mengalami/ melakukan salah satu dari enam perkara, yaitu:
a. Berhubungan suami istri (bersetubuh)
b. Keluar air mani
c. Haid (menstruasi)
d. Melahirkan
e. Nifas
f. Meninggal dunia

F. Dasar hukum Thaharah

26 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan
kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur”. (Q.S. Al-Maidah: 6)

G. Macam-macam najis
Macam- macam najis terbagi menjadi 3 macam

a.Najis mukhafafah adalah najis ringan, seperti air seni bayi laki-laki yang belum berumur dua
tahun dan belum kana apapun kecuali air susu ibu
b. Najis Mutawasitah adalah najis pertengahan atau sedang. Yaitu najis jenis ini adalah darah,
nanah, air seni, tinja, bangkai binatang, dan sebagainya. Najis ini ada dua macam yaitu
(1) najis hukmiyah : yaitu najis yang diyakini adanya tetapi tidak nyata wujudnya (dzatnya),
bau dan rasanya, cara menyucikanya adalah cukup dengan mengalirkan air pada benda yang
terkena najis.
(2) najis „ainiyah : najis yang tampak wujudnya (dzatnya) dan bisa di ketahui melalui bau
maupun rasanya. Cara menyucikanya adalah dengan menghilangkan zat, rasa, warna, dan
baunya dengan menggunakan air yang suci.
c.Najis mugholadzoh adalah najis yang berat, Najis ini bersumber dari anjing dan babi. Cara
menyucikanya adalah melalui beberapa tahap, yaitu dengan membasuh sebanyak tujuh kali.
Satu kali diantaranya menggunakan air yang dicampur dengan tanah/ debu.

Hadas Dan Tatacara Thaharahnya

Pengertian dan Pembagian Hadas

Secara bahasa, hadas ((“‫ ”َث َدح‬berarti kejadian atau peristiwa. Sedangkan menurut istilah
syar„iy, hadas berarti kejadian-kejadian tertentu pada diri seseorang yang meng-halangi sahnya
beribadah seperti shalat, thawaf, dll. Hadas dibagi menjadi dua yaitu :

1. Hadas kecil yang dapat dihilangkan dengan cara bewudhu dan tayamum.
2. Hadas besar yang dapat dihilangkan dengan cara mandi wajib / janabah, dan tayamum.
Penyebab Hadas
a. Hal-hal yang menyebabkan HADAS KECIL, sekaligus menjadi penyebab batalnya wudhu adalah
jika melakukan salah satu hal sebagai berikut :

• Keluarnya sesuatu benda dari qubul dan dubur, seperti tinja, air kencing, darah, nanah, madzi,
angin kentut, dan lainnya.

• Bersentuhan kulit secara langsung (tanpa adanya alas/kain dll) antara laki-laki dan perempuan

27 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
yang bukan mahramnya,

• Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan dalam,

• Hilangnya akal, disebabkan : tidur; mabuk; gila; atau pingsan.

b. Hal-hal yang menyebabkan HADAS BESAR,sekaligus menjadi penyebab seseorang melakukan


mandi wajib/jinabat adalah jika terjadi /melakukan salah satu hal sebagai berikut :
• Jimak (bersetubuh).
• Keluar air mani/sperma.
• Haid (menstruasi),
• Wiladah (melahirkan),
• Nifas, dan
• Meninggal dunia.
Larangan Bagi Orang yang berhadas

a. Orang yang berhadas kecil dilarang melakukan 4 hal sebagai berikut :

• Melaksanakan shalat, baik fardhu maupun sunnah.


• Melakukan thawaf.
• Memegang/menyentuh mush-haf Al-Qur‟an,
• Membawa/mengangkat mush-haf Al-Qur‟an,
b. Orang yang berhadas besar dilarang melakukan 6 hal sebagai berikut :
• Melaksanakan shalat, baik fardhu maupun sunnah.
• Melakukan thawaf di Baitullah.
• Memegang/menyentuh mush-haf Al-Qur‟an,
• Membawa/mengangkat mush-haf Al-Qur‟an,
• Membaca Al-Qur‟an
• Berdiam diri didalam masjid
c. Khusus bagi wanita yang Haidh dan Nifas, dilarang :
• Shalat. Adapun shalat fardhu 5 waktu yang ditinggalkan selama haid/nifas tidak
perlu di-qodho‟
• Thawaf di Baitullah.
• Memegang/menyentuh mush-haf Al-Qur‟an,
• Membawa/mengangkat mush-haf Al-Qur‟an,
• Membaca Al-Qur‟an
• Berdiam diri didalam masjid.
• Berpuasa. Adapun puasa romadhon yang ditinggalkan selama haid/nifas wajib di-
qodho‟.
• Bersetubuh
• Bersenang-senang (bersentuhan kulit) di daerah antara lutut dan pusar.
Tata cara bersuci dari hadas kecil dan hadas besar
a. Cara menyucikan hadas kecil yaitu dengan berwudlu. Apabila tidak ada air atau karena suatu
hal, maka bisa dengan tayammum.
b. Cara menyucikan hadas besar adalah dengan mandi wajib, yaitu membasahi seluruh tubuh
dari ujung rambut sampai ujung kaki. Apabila tidak ada air atau karena suatu hal, maka bisa
dengan bertayamum.
28 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |
JUNAIDI PAI-7
Hikmah Thaharah
a. Orang yang hidup bersih akan terhindar dari segala macam penyakit karena
kebanyakan sumber penyakit berasal dari kuman dan kotoran
b. Rasulullah Saw. Bersabda bahwa orang yang selalu menjaga wudu akan bersinar
wajahnya kelak saat dibangkitkan dari kubur
c. Dapat dijadikan sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt.
d. Rasulullah Saw. Menegaskan bahwa kebersihan itu sebagian dari iman dan ada
ungkapan bijak pula yang mengatakan “ kebersihan pangkal kesehatan”.
e. Kebersihan akan membuat kita menjalani hidup dengan nyaman

Macam-macam air
.a Air yang suci dan mensucikan (“‫َ)”ر َه ط ره َاط‬, yaitu air yang halal untuk diminum dan sah
َ
‫م‬
digunakan untuk bersuci. Yaitu berupa Air Mutlak, sebagaimana uraian di atas, dengan syarat
belum berubah warna, bau, dan rasanya.
b. Air suci, tetapi tidak menyucikan (“‫َ)”ر َه ط ر َاط‬, yaitu air yang halal untuk diminum,tetapi
‫ره‬ ‫َ ي‬
َ
‫م غ‬
tidak sah untuk bersuci, misalnya air kelapa, air teh, air kopi, dan air yang dikeluarkan dari
pepohonan.
.c Air suci yang makruh dipakai bersuci, seperti air Musyammas, yaitu air didalam bejana bukan
dari bahan emas atau perak yang terjemur panas sinar matahari.
d. Air mutanajjis ‫= ”َس‬air yang terkena najis) adalah yaitu air yang tidak boleh diminum dan
(“‫ج َن ََتم‬

29 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
tidak sah untuk bersuci, yaitu meliputi :
• Air dalam jumlah sedikit atau banyak (lebih 2 kolah) terkena najis dan sudah berubah
warna, bau, dan rasanya.
• Air dalam jumlah sedikit (kurang dari dua kulah) yang terkena najis, meskipun tidak
berubah warna, bau, dan rasanya.
.e Air musta‟mal, ((“‫”ل َم َعتسم‬yaituَ air bekas / sisa dari bersuci (wudhu, mandi, mencuci) yang
kurang dari 2 kolah, walaupun tidak berubah warna dan baunya. Air ini tidak boleh digunakan
bersuci lagi, karena dikhawatirkan terkena najis sehingga dapat mengganggu kesehatan.

Istinja’ Dan Cara Mensucikannya:

Pengertian Istinja‟ ((“‫َسإ‬


‫”َءاجن ت‬. Menurut bahasa, Istinja’ artinya terlepas atau selamat. Sedangkan
menurut istilah, Istinja’ ialah bersuci dari buang air kecil (kencing) dan buang air besar (berak).
Sarana yang dapat dipakai untuk Istinja‟ ialah : 1) air dan, 2) benda padat apa saja yang bersifat
menyerap & tak terpakai, seperti batu bata, kayu, daun kering, atau kertas tissue. Cara beristinja‟
antara lain :

1. Menggunakan air: Cara mensucikannya Membasuh atau membersihkan qubul (alat vital)
dan dubur (tempat keluarnya kotoran tinja) dengan air sampai bersih, sampai najisnya (zat,
warna, baunya) hilang.
2. Menggunakan benda padat yang menyerap, jika kesulitan mendapatkan air, atau terhalang
menggunakan air. Cara mensucikannya : menggosok-gosokkan batu (yang menyerap), kayu
atau daun kering, kertas tissue dan benda padat lain yang dapat menyerap kotoran, sampai
najisnya hilang. Orang jawa menyebut cara ini dengan istilah “peper”

WUDHU

a. Pengertian Wudhu

Di dalam kamus bahasa arab “al Wudhu” dengan dhommah, berarti pekerjaan bersuci dan dengan
huruf wawunya (Wadhu), berarti air yang dipergunakan untuk berwudhu.1

Wudhu menurut bahasa artinya bersih dan indah, sedang menurut syara‟ artinya membersihkan
anggota wudhu untuk menghilangkan hadats kecil.2

Al Imam Ibnu Atsir Al-Jazary rohimahumullah (seorang ahli bahasa) menjelaskan bahwa jika
dikatakan wadhu‟ (‫) ل َوضو َء ََ ََا‬, maka yang dimaksud adalah air yang digunakan
berwudhu. Bila
dikatakan wudhu (ََ ‫َوضو َء‬ ‫) ا ل‬, maka yang diinginkan di situ adalah perbuatannya. Jadi, wudhu
adalah
perbuatan sedang wadhu adalah air wudhu.3

Al-Hafizh Ibnu Hajar Asy-Syafi‟iy rohimahulloh, kata wudhu terambil dari kata al-wadho‟ah/
(‫َء ََ ََا‬ َ ). Wudhu disebut demikian, karena orang yang sholat membersihkan diri
‫ضو‬
kesucian ‫و‬
‫ل‬
dengannya. Akhirnya, ia menjadi orang yang suci.4

Sedangkan menurut Syaikh Sholih Ibnu Ghonim As-Sadlan Hafishohulloh:


30 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |
JUNAIDI PAI-7
Artinya: maka wudhu
adalah menggunakan air yang suci lagi menyucikan pada anggota-anggota badan yang empat
(wajah, tangan, kepala dan kaki) berdasarkan tata cara yang khusus menurut syariat 5
Rukun Wudhu
Rukunnya wudhu itu ada enam perkara. Dari keenam rukun wudhu tersebut perinciannya adalah
sebagai berikut:

1) Niat

Hendaknya berniat (menyengaja) menghilangkan hadats atau menyengaja berwudhu. Niat ini
berdasarkan hakikatnya ada di dalam hati yang dimaksudkan pada sesuatu yang dilafalkan
bersamaan dengan mengerjakan nya (sesuatu tersebut dalam hal ini adalah wudhu). Lafal niat
wudhu:

“Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil, fardhu karena Allah Ta’ala

1
Abubakar Muhammad, Terjemah Subulus Salam, (Surabaya : Al Ikhlas, 1998), h.95
2
Moh. Rifa‟i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2015), h.16.
3
Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin, An-Nihayah Fi Gharib Al-Hadits wa Al-Atsar, (Mesir: Jannatul Afkar, 2008),
Cet. Ke-5, h.428
4
Al Imam Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqulani, Fathul Baari Syarah Shahih Al-Bukhari, (Jakarta Selatan: Pustaka Azam,
2001), Cet.Ke-I, h.306.
5
Abdullah bin Muhammad Al Thoyaar, Kitab Riasalah fi Al-Fiqh Al-Muyassar (Riyadh: Madar Al-Wathoni Lin Nasyr,
tt), Cet.Ke- I, h.19.

31 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
Sabda Rasulullah Saw:
“Sesunguhnya segala amal ibadah itu hanya sah dengan niat. Sesungguhnya bagi setiap orang
sesuai dengan yang ia niatkan ” (H.R. jama‟ah)
Dalam melafakan niat juga menentukan keihklasan seseoramg dalam melkasanakan ibadah nya.
Firman Allah SWT yang terdapat dalam surat Al-Bayyinah:
Artinya: “Dan tidaklah mereka disuruh melainkan supaya menyembah Allah serta ikhlas bergama
padaNya.6

Sedangkan untuk waktu niat terdapat pula perbedaan pendapat dari para Fuqaha‟ antara lain:
a) Hanafiyah, niat dilakukan sebelum istinja‟, agar semua pekerjaan mengandung ibadah
b) Malikiyah, niat itu dilakukan pada waktu membasuh muka
c) Syafi‟iyah, niat dilakukan pada waktu membasuh bagian pertama dari muka
d) Hanabilah, niat itu dilakukan pada waktu membaca basmalah7

Jadi, apabila orang yang sedang berwudhu tidak mengucapkan niat menghilangkan hadats maka
dianggap tidak sah wudhunya. Sedangkan apabila ada orang yang sedang wudhu berniat seperti niat
yang sesuai dengan niat wudhu yang semestinya dan disertai niat membersihkan badan atau berniat
agar badannya segar maka wudhunya diianggap sah8.
2) Membasuh muka

Adapun batas dari muka yang harus dibasuh adalah mulai dari atas tempat tumbuhnya rambut
kepala sampai pada bagian bawah kedua tulang dagu yaitu kedua tulang yang tempatnya tumbuh
gigi bagian bawah, dimana kedua tulang itu permulaannya berkumpul (bertemu) di dagu, sedang
pada bagian akhirnya ada di sekitar telinga. Adapun batas lebarnya (muka), yaitu mulai dari telinga
kanan hingga sampai telinga kiri.

Adapun jika terdapat jenggot laki-laki yang tumbuh lebat, sekiraya orang yang berbicara
didepannya tidak dapat melihat kulit (dagunya) dari sela-sela jenggot, maka cukup membasuh pada
bagian muka (yang tampak) saja. Namun, jika jenggot yang tumbuh itu jarang-jarang (tipis), yaitu
sekiramya orang yang berbicara dapat melihat kulit dari dagunya, maka wajib membasuh hingga air
itu sampai mengenai bagaian kulitnya.9
Seluruh bagian muka tersebut wajib dibasuh, tidak boleh tertinggal sedikitpun, bahkan wajib
dilebihkan sedkit agar yakin jika sudah terbasuh semuanya, sebab hal tersebut termasuk dalam hal
yang membuat sempurnanya pembasuhan bagian muka.

3) Membasuh kedua tangan sampai kedua siku

6
Husni M. Saleh, Fiqih Ibadah, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2012), h. 46-47.
7
Ibid., h.47.
8
Asy-Syekh Muhammad bin Qosim Al-Ghazy, alih bahasa Achmad Sunarto, Terjemah Fat-hul, Ibid. h. 36
9
40 Ibid., h.37-38.

32 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
Kalau ada seseorang yang tidak memiliki siku-siku, maka yang harus dibasuh adalah bagian yang
diperkirakan sebagai siku-sikunya. Wajib pula membasuh bagian-bagian yang ada di dua tangan
seperti rambut (bulu), uci-uci (daging yang tumbuh di badan), jari-jari tambahan dan kuku-kuku
(sekalipun panjang). Dan wajib pula menghilangkan kotoran (benda) yang terdapat di bagian bawah
kuku yang bisa mencegah air sampai mengena pada kuku. 10
4) Mengusap kepala

Dalam hal ini maksudnya mengusap sebagaian kepala bagi laki-laki maupun perempuan atau
setidaknya mengusap sebagaian rambut yang masih ada pada batas-batas kepala. Sedangkan
dalam hal mengusap ini, tidak harus dengan tangan, tetapi bisa saja memakai secarik kain yang
lainnya. Dan seandainya ada orang yang tidak mengusap kepala, tetapi sebagai gantinya ia
membasuhnya, maka diperbolehkan, dan demikian pula seandainya ada orang yang hanya
meletakkan tangannya yang sudah dibasahi tanpa menggerak-gerak kannya itupun boleh-boleh
saja hukumnya sah. 11
Ukuran kepala yang diusap menurut pendapatpara ulama:12

a) Menutut Hanafiyah, mengusap kepala menurut urf (kebiasaan) yaitu sesuai dengan ukuran
tangan kira-kira tidak lebih dari ¼ kepala
b) Menurut Malikiyah dan Hanabilah, wajib mengusap seluruh kepala bagian laki-laki dan tidak
wajib membuka sanggul bagi perempuan
c) Menurut Syafi‟iyah, yang wajib diusap hanya sebagaian dari kepala.

5) Membasuh kedua kaki sampai dengan kedua mata kaki

Wajib pula membasuh sesuatu yang terdapat pada kedua kaki tersebut seperti rambut (bulu yang
tumbuh) uci-uci, jari tambahan dan kotoran (benda) yang terdapat di bagian bawah kuku yang
bisa mencegah air sampai mengena pada kuku, sebagaimana ketika membasuh kedua tangan 13
Apabila seseorang sedang berwudhu dan memakai kedua khufnya (sepatunya), maka
diperbolehkan mengusap kedua khufnya (sepatunya).

6) Tertib

Berurutan yakni membasuh anggota wudhu satu persatu dan mendahulukan rukun wudhu yang
harus dahulu dan mengakhirkan rukun wudhu yang harus diakhirkan.

Hanafiyah dan Malikiyah menganggap tertib membasuh anggota wudhu itu hanya sunnah
muakkad saja. Sedangkan syafi‟iyah dan Hanabilah tertib dalam wudhu itu wajib, tetapi tidak
wajib dalam mandi.
10
41 Ibid.,
h.38.
11
Ibid., h.39.
12
Husni M. Saleh, Fiqih Ibadah, Ibid. h. 46.
13
Asy-Syekh Muhammad bin Qosim Al-Ghazy, alih bahasa Achmad Sunarto, Terjemah Fat-hul, Ibid. h. 39-40

33 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
Jadi, kalau orang yang berwudhu lupa tidak tertib tidak sesuai ketentuan urut-urutan pada rukun
wudhu maka tidak sah wudhunya.

c. Syarat-Syarat Wudhu
Syarat-syarat wudhu ada dua yaitu syarat-syarat yang mewajibkan orang-orang mukallaf untuk
berwudhu.

1) Syarat-syarat wajib wudhu14


a) Berakal sehat, tidak wajib bagi orang gila dan orang yang pingsan atau sedang tidur
b) Baligh, tidak wajib wudhu bagi anak-anak yang belum baligh
c) Beragama Islam, ini syarat wajib menurut Hanafiyah dan syarat sah menurut jumhur
d) Mampu menggunakan air suci secara sempurna
e) Suci dari haid dan nifas atau junub
f) Telah masuk waktu shalat
2) Sedangkan Syarat sah wudhu, antara lain15
a) Adanya air yang suci dan mensucikan untuk berwudhu
b) Tidak ada sesuatu benda yang menghalangi air sampai ke kulit anggota wudhu
c) Tidak ada sesuatu yang berlawanan dengan wudhu
d) Orang yang mumayyiz, tidak sah wudhu anak yang belum mumayyiz.

Syafi‟iyah menambah tiga syarat lagi yaitu:


a) Mengetahui cara-cara berwudhu
b) Dapat memebedakan yang fardhu dengan yang sunnah, kecuali orang awam
c) Niatnya harus tetap dari awal sampai akhir wudhu

Hanabilah juga menambah tiga syarat, yaitu:

a) Adanya air yang halal


b) Niat wudhu. Berwudhu tanpa niat, wudhu menjadi tidak sah
c) Mendahulukan istinja‟ dari wudhu16

c. Sunnah-Sunnah Wudhu

Beberapa perkara yang menjadi sunnah-sunnah nya wudhu, antara lain:


1) Membaca basmallah (bismillahir-rahmaanir-rahiim).
2) Mencuci kedua telapak tangan pada permulaan wudhu.
3) Berkumur.
4) Bersiwak (menggosok gigi).
5) Mengisap air dan menghembuskannya.
6) Menyela-nyela jenggot yang tebal sampai merata dan bersih dengan jari.
7) Mengusap seluruh kepala

14
Ibid., h.50
15
Ibid
16
Ibid

34 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7
8) Menyapu kedua telinga. Menurut jumhur ulama sunnah menyapu kedua telingan bagian luar
dan dalam17
9) Memasukkan air kedalam sela-sela (jari-jari ) kedua tangan dan kedua kaki.
10) Mendahulukan anggota yang kanan daripada yang kiri. Nawawi berkata, “Tiap pekerjaan
yang mulia dimulai dari kanan. Sebaliknya pekerjaan yang hina, seperti kakus (wc),
hendaklah dimulai dari kiri”. Rasulullah dalam melakukan segala sesuatunya suka memulai
dengan anggota yang kanan daripada anggota yang kiri.
11) Membasuh anggota wudhu masing-masing tiga kali, berarti membasuh muka tiga kali,
tangan tiga kali dan seterusnya. Kecuali, apabila waktu shalat hampir habis jika dikerjakan
tiga kali, maka akan habislah waktu shalat tersebut. Maka dalam keadaan seperti ini haram
membasuh tiga kali, tetapi wajib membasuhnya satu kali saja. Demikian pula apabila air
yang digunakan untuk berwudhu itu diperlukan untuk minum, sedangkan air yang ada tidak
mencukupi, maka wajid satu kali saja, dan haram membasuh tiga kali.
12) Menggosok-gosok anggota wudhu agar menjadi lebih bersih.
13) Muwallat (berturut-turut) antar anggota. Yang dimaksud dengan berturut-turut adalah
“sebelum kering anggota pertama, anggota kedua dibasuh”, dan sebelum kering anggota
kedua, anggota ketiga sudah dibasuh pula, dan seterusnya
14) Menjaga suapaya percikan air itu tidak terkena anggota wudhu atau jangan sampai kembali
ke badan.
15) Menghadap kiblat ketika wudhu dan membaca do‟a setelah selesai berwudhu. 18 Do‟anya
adalah sebagai berikut

17
Ibid., h.51
18
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Al-Gesindo, 2010), Cet. Ke-48, h.28-29.

35 LOKA KARYA LPTK IAIN KEDIRI |


JUNAIDI PAI-7

Anda mungkin juga menyukai