Anda di halaman 1dari 7

AKHLAK DALAM KAJIAN TASAWUF DAN FALSAFI

Badrul Haq (B.202202221)


M. Amin Nurahiman (B.202202170)
Sarah Dwi Ningrum (B.202202282)

Prodi Pendidikan Bahasa Arab


Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Ummul Quro Al Islami

ABSTRAK
Tujuan penulisan ini untuk membahas akhlak dalam kajian tasawuf dan falsafi dalam
pandangan islam dan barat. Banyak kita lihat generasi sekarang sudah kurang memperhatikan
bagaimana mengimplementasikan akhlak yang mulia dalam pergaulan sehari-hari. Akhlak
merupakan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari yang telah melekat pada diri
seseorang. Akhlak menyangkut hal yang berhubungan dengan perbuatan baik, buruk, benar
dan salah dalam tindakan seseorang manusia yang panutannya bersumber dari Al-Qur’an dan
Hadis Rasulullah SAW. Sedangkan etika yang bersumber dari hasil budaya dan adat Istiadat
suatu tempat yang berlaku dalam suatu masyarakat. Dalam tulisan ini penulis membahas
tentang pengertian akhlak dalam kajian tasawuf dan falsafi dalam pandangan islam dan barat,
macam-macam pendapat para ahli Islam mengenai akhlak dalam kajian tasawuf dan falsafi,
serta menurut pendapat barat tentang akhlak tasawuf dan falsafi. Pembagian akhlak dalam
tulisan ini menyangkut : akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah, pengertian tasawuf dan
falsafi serta beberapa pendapat para ahli Islam dan barat mengenai akhlak tasawuf dan falsafi

PENDAHULUAN
Akhlak tasawuf merupakan salah satu khazanah intelektual muslim yang
kehadirannya hingga saat ini masih dirasakan. Secara historis dan teologis akhlak tasawuf
tampil mengawal dan memandu perjalanan hidup umat manusia agar selamat dunia dan
akhirat. Tidaklah berlebihan jika misi utama kerasulan Muhammad SAW adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia.
Setiap manusia pada dasarnya memiliki karakter sendiri-sendiri yang dibawanya sejak
lahir. Namun demikian karakter yang dibawa sejak lahir tersebut bisa saja berubah karena
adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Terkait dengan hal tersebut, para pakar berbeda
pendapat. Sebagian ada yang berpendapat bahwa karakter atau akhlak itu bisa dibentuk atau
dirubah. Namun sebagian ada yang berpendapat bahwa karakter atau akhlak tidak bisa
dirubah.
Perbedaan pendapat seputar apakah akhlak bisa dibentuk ataukah tidak, dari dulu
hingga sekarang tetap menarik untuk dibahas dan dibicarakan, karena persoalan akhlak
merupakan persoalan yang selalu ada dan terus ada sejak dilahirkannya manusia hingga
meninggalnya manusia. Bahkan sejak bumi ini diciptakan hingga bumi ini dihancurkan
(kiamat).

PEMBAHASAN
1. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradatnya “khuluqun”
yang berari budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Sedangkan menurut istilah
adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk (benar dan salah),
mengatur pergaulan manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan
pekerjaannya.
Akhlak pada dasarnya melekat dalam diri seseorang, bersatu dengan perilaku
atau perbuatan. Jika perilaku yang melekat itu buruk, maka disebut akhlak yang buruk
atau akhlak mazmumah. Sebaliknya, apabila perilaku tersebut baik disebut akhlak
mahmudah.
Selain akhlak digunakan pula istilah etika dan moral. Etika berasal dari bahasa
yunani “ethes” artinya adat. Etika adalah ilmu yang meyelidiki baik dan buruk dengan
memperhatikan perbuatan manusia sejauh yang diketahui oleh akal pikiran.
Sedangkan moral berasal dari bahasa Latin “mores” yang berarti kebiasaan.
Persamaan antara akhlak dengan etika adalah keduanya membahas masalah baik dan
buruk tingkah laku manusia. Perbedaannya terletak pada dasarnya sebagai cabang
filsafat, etika bertitik tolak dari pikiran manusia. Sedangkan akhlak berdasarkan
ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Akhlak tidak terlepas dari aqidah dan syariah. Oleh karena itu, akhlak
merupakan pola tingkah laku yang mengakumulasikan aspek keyakinan dan ketaatan
sehingga tergambarkan dalam perilaku yang baik.
Akhlak merupakan perilaku yang tampak (terlihat) dengan jelas, baik dalam
kata-kata maupun perbuatan yang memotivasi oleh dorongan karena Allah. Namun
demikian, banyak pula aspek yang berkaitan dengan sikap batin ataupun pikiran,
seperti akhlak diniyah yang berkaitan dengan berbagai aspek, yaitu pola perilaku
kepada Allah, sesama manusia, dan pola perilaku kepada alam.1
A. Berikut ini beberapa defenisi kata akhlak yang dikemukakan para ahli,
antara lain:
 Menurut pendapat Imam-al-Ghazali selaku pakar di bidang
akhlak yang dikutip oleh Yunahar Ilyas yaitu:
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Jika
sifat itu melahirkan perbuatan yang baik menurut akal dan
syariat, maka disebut akhlak yang baik, dan bila lahir darinya
perbuatan yang buruk, maka disebut akhlak yang buruk.2
 Sedangkan Aminuddin mengutip pendapat Ibnu Maskawah (w.
421 H/ 1030 M) yang memaparkan defenisi kata akhlak ialah
kondisi jiwa yang senantiasa mempengaruhi untuk bertingkah
laku tanpa pemikiran dan pertimbangan.
 Pendapat lain dari Dzakiah Drazat mengartikan akhlak sedikit
lebih luas yaitu “Kelakukan yang timbul dari hasil perpaduan
antara nurani, pikiran, dan kebiasaan yang menyatu,
membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati
dalam kenyataan hidup keseharian”.
 Menurut Ahmad Amin “ baik dan buruk, segala sesuatu yang di
kehendaki yang terbiasa di lakukan”

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak :

1
Taufikurrahman dkk, Akhlak Tasawuf (dari M. Quraish Shihab Buku Wawasan Al-Qur’an: Tafsir atas pelbagai
Persoalan Umat 1996) (Jawa Tengah: Wawasan Ilmu: 2023), hal. 3
2
Abu Ahmadi dan Noor Salimi, (1991), Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, hal. 198.
 Insting = Tabiat yang di bawa manusia sejak lahir
 Keturunan = Berpindahnya sifat-sifat orang tua kepada anak
 Lingkungan = Tempat dimana seseorang berinteraksi
 Kebiasaan = Sikap atau perilaku yang di lakukan secara
berulang-ulang
 Kehendak = keinginan dari seseorang untuk melakukan sesuatu
 Pendidikan = Formal maupun non formal seseorang dalam
belajar.

2. Pengertian Tasawuf
Menurut bahasa Tasawuf berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata “tasawwafa-
yatashawwafu-tashawwuf” yang mengandung makna (menjadi) berbulu banyak yang
menjadi ciri-ciri dari seorang sufi (suci). Menurut istilah Tasawuf ialah upaya yang
dilakukan manusia untuk memperindah diri dengan akhlak yang bersumber pada
agama dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah, dan suatu ajaran tentang
Bagaimana menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, serta membangun dhahir dan
batin untuk dapat memperoleh kebahagiaan abadi.3
A. Tasawuf menurut para ahli Islam :
 Imam Junaid
(Sikap mengambil sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah)
 Syekh Abu al Hasan Asy-Syafzili
(Proses praktek dan latihan diri, dengan melalui cinta yang mendalam
untuk beribadah dan menempatkan diri ke jalan Tuhan)
 Imam Al Ghazali
(Ilmu yang membahas cara-cara seseorang mendekatkan diri kepada
Allah SWT)
 Muhammad Abdullah asy-Syarqowi
(awal mula tasawuf di temukan semangatnya dalam Al Qur’an dan
juga di temukan dalam sabda dan kehidupan Nabi SAW)4
3
M. Daud Ali, (1998), Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 346.
4
Yunahar Ilyas, (2006), Kuliah Akhlak, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, hal. 2
B. Tasawuf menurut para ahli barat :
 Margaret Smith
(tasawuf di merupakan fotokopi dari ajaran mistik Kristen)
 Alferd Von Kremer
(tasawuf berasal dari ajaran Hindu dan Budha)
 R.A Nicholson
(tasawuf di pengaruhi tradisi Yunani)
 Richard Hartman
(tasawuf berasal dari berbagai ajaran esoteris Islam, India, Persia,
Kristen, dan Gnotisisme)
 Louis Massignon
(tasawuf benih-benihnya bertaburan dalam Al-Qur‘an)5

3. Pengertian Falsafi
Menurut bahasa Filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu Falsafah atau juga dari
bahasa Yunani Yaitu philosophia – philien : cinta dan Sophia: kebijaksanaan. Jadi bisa
dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dan seorang filsuf adalah pencari
kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti hakikat.
Menurut istilah Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan
kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Filsafat adalah pengetahuan
yang berminat mencapai pengetahuan Kebenaran yang asli dan ilmu (pengetahuan)
yang meliputi kebenaran Yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
Akhlak Falsafi (filsafat) atau akhlak Teoretik yaitu akhlak yang menggali
kandungan Al-Qur’an dan As-Sunnah secara mendalam, rasional, dan kontemplatif
untuk dirumuskan sebagai teori dalam bertindak.6
A. Falsafi menurut para ahli Islam

5
http://sangmosafir.blogspot.com/2012/11/pandangan-orientalis-terhadap-ilmu.htmlhttp://wikipedia.co.id/
6
Abu al-Wafa’ al-Ghamiri at-Taftazani, Sufi dari Zaman ke Zaman, cet. Ke-2 (Bandung:Penerbit Pustaka, 1997),
hlm. 215.
 Al-Kindi
(Filsafat adalah ilmu tentang hakikat “kebenaran” segala sesuatu
kesanggupan manusia, mencakup ilmu ketuhanan, ilmu keesaan
“wahdaniyah”, dan ilmu keutamaan “Fadhilah”)
 Al-Farabi
(Akhlak menduduki tempat yang terpenting karena sebagian besar dari
falsafahnya membahas tentang akhlak)
 Imam Al-Ghazali
(fondasi akhlak adalah dua daya “quwwah” yang ada pada manusia,
yaitu syahwah “hasrat” dan ghadlab “marah”)
 Amin syukur
Akhlak falsafi cenderung mengedepankan pemahaman filosofis
tentang berbagai teori yang mengandung rumusan tentang konsep-
konsep pergaulan manusia dengan sesama manusia dan komunikasi
manusia dengan Allah SWT)

B. Falsafi menurut para ahli barat


 Socrates
(filsafat ialah kajian mengenai alam semesta ini secara teori untuk
mengenal diri sendiri)
 Plato dan Aristoteles
(filsafat adalah kajian mengenai hal-hal yang bersifat asasi dan abadi
untuk mengharmonikan kepercayaan mistik atau agama dengan
menggunakan akal pikiran)
 Ignas Goldziher
(Asal usul tasawuf dan falsafi terutama yang berkaitan dengan ajaran
yang di ajarkan di dalamnya merupakan pengaruh dari unsur-unsur di
luar Islam, tasawuf sebagai salah satu warisan ajaran dari berbagai
agama dan kepercayaan yang mendahului dan bersentuhan dengan
islam)7
KESIMPULAN

7
Ibnu al-Farid, Ad-Diwan (Kairo: Dar al-Hijaaz, 1322 H), hlm. 49
Rasulullah menganjurkan ummatnya untuk berbuat baik dalam gerak gerik atau
perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari, berakhlak mulia dalam bertindak melakukan
sesuatu. Tasawuf ialah upaya yang dilakukan manusia untuk memperindah diri dengan akhlak
yang bersumber pada agama dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah, dan suatu ajaran
tentang bagaimana menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, serta membangun dhahir dan
batin untuk dapat memperoleh kebahagiaan abadi. Terutama yang menyangkut hubungan
dengan Allah sebagai pencipta alam semesta termasuk kita sebagai manusia. Akhlak falsafi
cenderung mengedepankan pemahaman filosofis tentang berbagai teori yang mengandung
rumusan tentang konsep-konsep pergaulan manusia dengan sesama manusia dan komunikasi
manusia dengan Allah SWT

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu dan Salimi Noor, 1991, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, Bumi Aksara,
Jakarta
Ali M. Daud, 1998, Pendidikan Agama Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
At-Taftazani Abu al-Wafa’ al-Ghamiri, 1997 , Sufi dari Zaman ke Zaman, penerbit pustaka,
Bandung
Al-Farid Ibnu, 1322, Ad-Diwan, Dar al-Hijaaz, Kairo
Ilyas Yunahar, 2006, Kuliah Akhlak, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta
http://sangmosafir.blogspot.com/2012/11/pandangan-orientalis-terhadap-ilmu.htmlhttp://
wikipedia.co.id/
Taufikurrahman dkk, 2023, Akhlak Tasawuf, Wawasan ilmu, Jawa tengah

Anda mungkin juga menyukai