Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH PENGELOLAAN SAMPAH

“Timbulan Sampah & Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulan Sampah-sampah”

Dosen Pengampu:

Catur Puspawati, ST, MKM


DR. Wartiniyati, SKM, M.Kes
Fitri Andayani, SKM. M.Sc. PH

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Aina Ratri Linuwih (P21335122006)


2. Alfina Nurul Zain (P21335122009)

3. Fabio Cannavaro (P21335122023)

4. Fitria Rahayu (P21335122031)

PROGRAM STUDI SANITASI LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas rahmat, nikmat,
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pengelolaan Sampah, dengan judul “Timbulan
Sampah”
Sebagaimana manusia biasa, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna karena terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan segala bentuk serta masukan, dan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi dunia pendidikan.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Mohon dimaafkan jika ada kata yang kurang
berkenan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 01 September 2023

Penulis

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
ISI..............................................................................................................................................3
1.1 Pengertian Timbulan Sampah......................................................................................1
1.1.1 Laju timbunan sampah (sold waste generation)........................................................3
1.2 Jenis timbulan sampah.................................................................................................3
1.3 Satuan timbulan sampah berdasarkan sumber sampah...............................................6
1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulan sampah..................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

ISI

iii
1.1 Pengertian Timbulan Sampah
Pada bab sebelumnya telah dibicarakan dampak pengelolaan sampah yang tidak baik
bagi manusia dan lingkungan, salah satu dampak yang dirasakan adalah dapat
berpengaruh terhadap kesehatan, semakin banyak timbulan sampah yang tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan permasalahn yang lebih kompleks dari keberadaan
sampah.
Timbulan sampah menurut SNI No. 19-2452-2002 tentang cara teknik operasional
pengelolaan sampah perkotaan adalah banyaknya sampah yang timbul dari masyarakat
dalam satuan volume maupun berat perkapita perhari atau perluas bangunan atau
perpanjang jalan. Satuan untuk menyatakan timbulan sampah berbeda- beda, tergantung
sumber sampah. Untuk sampah-sampah yang berasal dari tempat pemukiman (sampah
rumah tangga) biasanya menggunakan kg per orang per hari (kg/orang/hari) atau liter per
orang per hari (lt/orang/hari) (APKTS, Depkes, 1987).
Data mengenai timbulan sampah diperlukan untuk menentukan jumlah sampah yang
harus dikelola. Hal ini erat kaitannya dengan perencanaan sistem pengumpulan yang
antara lain menyangkut penentuan macam dan jumlah kendaraan yang dipilih, jumlah
pekerja yang dibutuhkan serta jumlah dan bentuk transfer depo yang diperlukan
(Cointreau, 1982).

Contoh besaran timbulan sampah berdasarkan komponen-komponen sumber sampah


dapat dilihat pada tabel 1, sementara besaran timbulan sampah berdasarkan klasifikasi
kota dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1 Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Komponen Sumber Sampah


Volume
No Komponen sumber sampah satuan Berat (kg)
(liter)
1 Rumah permanen Per orang/hari 2,25- 2,50 0,35-0,40
2 Rumah semi permanen Per orang/hari 2,00-2,25 0,30-0,35
3 Rumah non permanen Per orang/hari 1,75-2,00 0,25-0,30
4 Kantor Per orang/hari 0,50-0,75 0,025-0,10
5 Toko/Ruko Per orang/hari 2,50-3,00 0,15-0,35
6 Sekolah Per orang/hari 0,10-0,15 0,01-0,02
7 Jalan arteri sekunder Per orang/hari 0,10-0,15 0,02-0,10
8 Jalan kolektor sekunder Per orang/hari 0,10-0,15 0,01-0,05
9 Jalan lokal Per orang/hari 0,05-0,10 0,005-0,025
10 Pasar Per orang/hari 0,20-0,60 0,10-0,300
Sumber: Damanhuri dan Padmi, 2010

iv
Tabel 2 Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Klasifikasi Kota

Volume Berat
No Klasifikasi kota
(l/orang.hari) (kg/orang.hari)
Kota Sedang
1 2,75-3,25 0,70-0,80
(100.000 – 500.000 jiwa )
Kota Kecil
2 2,50-2,75 0,625-0,70
(20.000 – 100.000 jiwa )

Sumber: SNI 10-3983-1995

Timbulan sampah yang dihasilkan tiap-tiap daerah berbeda. Perbedaan ini dikarenakan
jumlah penduduk, sosial ekonomi dan kegiatan yang berada pada suatu wilayah juga
bervariasi. Semakin banyak jumlah penduduk di suatu daerah, makin banyak pula
produksi sampah yang dihasilkan oleh daerah tersebut.
Timbulan Sampah adalah volume sampah atau berat sampah yang dihasilkan dari
jenis sumber sampah di wilayah tertentu per satuan waktu (Departemen PU, 2004).
Timbulan sampah sangat diperlukan untuk menentukan dan mendesain perlatan yang
digunakan dalam transportasi sampah, fasilitas recovery material, dan fasilitas lokasi
pembuangan akhir (LPA) sampah.
Menurut Tchobanoglous et. Al, 1993, Timbulan sampah adalah sejumlah sampah
yang dihasilkan oleh suatu aktifitas dalam kurun waktu tertentu, atau dengan kata lain
banyaknya sampah yang dihasilkan dalam satuan berat (kilogram) gravimetri atau
volume (liter) volumetri.
Timbulan sampah menurut SNI 19-2454 tahun 2002 adalah banyaknya sampah yang
timbul dari masyarakat dalam satuan volume maupun berat per kapita, per hari, atau
perluas bangunan atau perpanjang jalan.
Pada dasarnya, sampah itu tidak diproduksi, tetapi ditimbulkan. Oleh karena itu dalam
menentukan metode penanganan yang tepat, penentuan besarnya timbulan sampah sangat
ditentukan oleh jumlah pelaku dan jenis kegiatannya. Informasi mengenai timbulan
sampah yang diketahui akan berguna untuk menganalisis hubungan antara elemen-
elemen pengelolaan sampah antara lain untuk (Damanhuri et al.,1989) :
1. Pemilihan peralatan
2. Perencanaan rute pengangkutan
3. Fasilitas untuk daur ulang
4. Luas dari jenis TPA

v
1.1.1 Laju timbunan sampah (sold waste generation)
Pada dasarnya sampah itu tidak diproduksi, tetapiditimbulkan. Oleh karena itu dalam
menentukan metode penanganan yang tepat, penentuan besarnya timbunan ampah
sangat ditentukan oleh jumlah pelaku dan jenis kegiatannya. Idenya untuk mengetahui
besarnya timbulan sampah yang terjadi,harus dilakukan dengan suatu studi, tetapi untuk
diperlukan praktis telah ditetapkan suatu standar yang disusun oleh Departemen
Pekerjaan Umum.
Salah satu adalah SK SNI S-04-1993-03 tentang spesifikasi timbunan sampah untuk
kota besa dan sedang. Diatur demikian, besarnya timbunan sampah untuk kota sedang
2,75-3,35 liter/orang/hari atau 0.7-0.8 kg/orang/hari, sedangkan untukkota besar
1kg/orang/hari. Asumsi sampah kota bandung adalah sebanyak 2.785 m/hari
(pasek.2007) (sejati, Kuncoro. 2009. Pengelolaan Sampah Terpadu dengan Sistem
Node Sub Point dan Center Point. Yogyakarta: Kanisius)
Timbunan sampah adalah volume sampah atau berat sampah yang dihasilkan oleh
jenis sumber sampah diwilayah tertentu per satuan waktu (Departemen, PU. 2004)
Timbunan sampah sangat diperlukan untuk menentukan dan mendesain pealatan yang
digunakan dalam transportasi tanah, fasilitas material dan fasilitas Lokasi Pembuangan
Akhir (LPA) sampah.Timbulan sampah biasanya dinyatakan dalam (Damanhuri,
2004) :
1. Satuan berat :
a. kilogram per orang per hari (kg/orang/hari)
b. kilogrampermeterpersegibangunanperhari(kg/m2/hari)
c. Kilogram per tempat tidur per hari (kg/bed/hari)
2. Satuan volume :
a. Liter per orang per hari (liter/orang/hari)
b. Literpermeterpersegibangunanperhari(liter/m2/hari)
c. Liter per tempat tidur per hari (liter/Bed/hari)
Perkiraan timbunan sampah baik untuk saat sekarang maupn di masa yang akan
mendatang merupakan dasar dan perencanaan, peancangan dan pengkajian sistem
pengelolaan persampahan. Perkiraan rerata timbunan sampah merupakan langkah yang
biasa dilakukan dalam pengelolaan persampahan. Satuan timbunan sampah biasanya di
1.2 Jenis timbulan sampah
Timbulan sampah dikelompokkan jenis-jenis nya berdasarkan komposisinya,
misalnya dinyatakan sebagai % berat (biasanya berat basah) atau % volume (basah) dari

vi
kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan, dan lain-lain. Komposisi
dan sifat -sifat sampah menggambarkan keanekaragaman aktivitas manusia.
Berdasarkan sifat-sifat biologis dan kimianya, sampah dapat digolongkan sebagai
berikut:
1. Sampah yang dapat membusuk (garbage), seperti sisa makanan, daun, sampah
kebun, sampah pasar, sampah pertanian, dan lain-lain
2. Sampah yang tidak membusuk (refuse), seperti plastik, kertas, karet, gelas,
logam, kaca, dan sebagainya
3. Sampah yang berupa debu dan abu
Sampah yang mengandung zat-zat kimia atau zat fisis yang berbahaya. Disamping
berasal dari industri atau pabrik-pabrik, sampah jenis ini banyak pula dihasilkan dari
kegiatan kota termasuk dari rumah tangga.
Tabel 1 Komposisi Sampah Domestik
Kategori Sampah %Berat %Volume
Kertas dan bahan-bahan kertas 32,98 62,61
Kayu/ Produksi dari kayu 0,38 0,15
Plastik, kulit, dan produk karet 6,84 9,06
Kain dan produk tekstil 6,36 5,1
Gelas 16,06 5,31
Logam 10,74 9,12
Bahan batu, pasir 0,26 0,07
Sampah organik 26,38 8,58

Menurut Soemirat Slamet (2009) sampah dibedakan atas sifat biologisnya


sehingga memperoleh pengelolaan yakni, sampah yang dapat menbusuk, seperti (sisa
makan, daun, sampah kebun, pertanian, dan lainnya), sampah yang berupa debu, sampah
yang berbahaya terhadap kesehatan, seperti sampa-sampah yang berasal dari industri
yang mengandung zat-zat kimia maupun zat fisik berbahaya.

Sedangkan menurut Amos Noelaka (2008) sampah dibagi menjadi 3 bagian yakni:

vii
1. Sampah Organik

Sampah Organik merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan
dibuang oleh pemilik / pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai, dikelola dan
dimanfaatkan dengan prosedur yang benar. Sampah ini dengan mudah dapat
diuraikan melalui proses alami. Sampah organik merupakan sampah yang mudah
membusuk seperti, sisa daging, sisa sayuran, daun-daun, sampah kebun dan lainnya.

2. Sampah Nonorganik

Sampah nonorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan


nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan
bahan tambang. Sampah ini merupakan sampah yang tidak mudah menbusuk
seperti, kertas, plastik, logam, karet, abu gelas, bahan bangunan bekas dan lainnya.
Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas
plastik, dan kaleng.

viii
3. Sampah B3 (Bahan berbahaya beracun)

Pada sampah berbahaya atau bahan beracun (B3), sampah ini terjadi dari
zat kimia organik dan nonorganik serta logam-logam berat, yang umunnya berasal
dari buangan industri. Pengelolaan sampah B3 tidak dapat dicampurkan dengan
sampah organik dan nonorganik. Biasanya ada badan khusus yang dibentuk untuk
mengelola sampah B3 sesuai peraturan berlaku.

1.3 Satuan timbulan sampah berdasarkan sumber sampah


Pengeolalaan persampahan di Indonesia, sampah kota biasanya dibagi berdasarkan
sumbernya, seperti sampah dari:

1) Sampah dari Pemukiman Penduduk


Pada pemukiman biasanya sampah dihasilkan dari masing-masing kegiatan keluarga
yang tinggal di suatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan
cenderung berupa sampah organik seperti sisa makanan atau sampah basah, kering,
plastik, dan lainnya.
2) Sampah dari Tempat-tempat Umum dan Perdagangan
Tempat umum merupakan tempat berkumpulnya masyarakat yang melakukan
berbagai macam aktivitas yang berpotensi besar dapat menghasilkan sampah, seperti
pertokoan atau pasar. Biasanya sampah yang dihasilkan adalah sampah sisa
makanan, sampah kering,plastik, kertas, kaleng dan sampah lainnya.
3) Sampah dari Sarana Pelayanan
Sampah yang berasal dari tempat-tempat hiburan umum, pantai, masjid, rumah sakit,
bioskop, perkantoran, dan sarana pemerintah lainnya.

ix
4) Sampah dari Industri
Sampah yang dihasilkan dari pabrik-pabrik alam, perusahaan kayu, pabrik-pabrik
yang mengolah bahan mentah ataupun perusahaan distributor. Bentuk sampah yang
dihasilkan antara lain sampah cair, sampah basah, sampah sisa-sisa makanan,
sampah sisa bangunan dan sampah lainnya.
5) Sampah Pertanian
Sampah yang berasal dari tanaman dan hewan di daerah pertanian. Misalnya sampah
dari kebun, kandang, ladang atau sawah yang dihasilkan berupa bahan makanan,
kompos, maupun bahan pembasmi serangga tanaman (Siahaan,2013)

Besarnya Timbulan Sampah Berdasarkan Sumbernya

Karena timbulan sampah dari sebuah kota sebagian besar berasal dari rumah tangga,
maka untuk perhitungan secara cepat satuan timbulan sampah tersebut dapat dianggap
sudah meliputi sampah yang ditimbulkan oleh setiap orang dalam berbagai kegiatan dan
berbagai lokasi, baik saat di rumah, jalan, pasar, hotel, taman, kantor dsb. Namun tambah
besar sebuah kota, maka tambah mengecil porsi sampah dari permukiman, dan tambah
membesar porsi sampah non-permukiman, sehingga asumsi tersebut di atas
perlupenyesuaian.
Contoh :
Jumlah penduduk sebuah kota = 1 juta orang. Bila satuan timbulan sampah = 2,5
L/orang/hari atau 0,5 kg/orang/hari, maka jumlah sampah dari permukiman adalah =
(2,5×1.000.000/1000) m3/hari = 2500 m3/hari atau setara dengan 500 ton/hari. Bila
jumlah sampah dari sektor non-permukiman dianggap = 1250 m3/hari, atau setara
dengan 250

x
1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulan sampah
Laju timbulan sampah setiap tahunnya semakin meningkat, seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Timbulan sampah tiap daerah berbeda-beda hal ini
dikarenakan Jumlah sampah yang dihasilkan terdapat dalam suatu wilayah dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :
1. Jumlah penduduk
Setiap manusia pasti menghasilkan buangan dari aktivitas sehari-harinya,
sehinggasetiap manusia pasti mempunyai timbulan sampah. Semakin bertambah
jumlah manusia, maka makin beertambah pula sampah yang ada. Jumlah
penduduk tergantung pada aktifitas dan kepadatan penduduk. Semakin padat
penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang untuk
menampung sampah kurang. Semakin meningkat aktifitas penduduk, sampah
yang dihasilkan semakin banyak
2. Sistem pengumpulan atau pembuangan yang dipakai
Sistem pengumpulan atau pembuangan merupakan salah satu factor yang
mempengaruhi timbulan sampah, karna system ini akan menyebabkan sampah
berada pada tempat yang sama tiap harinya. Contonya Pengumpulan sampah
dengan menggunakan gerobaklebih lambat jika dibandingkan dengan
menggunakan truk, sehingga sampah yang seharusnya sudah terangkut tetapi
masih tertinggal dalam lokasi pengumpulan yang akhirnya akan bertambah karna
sampah hari berikutnya.
3. Pengambilan bahan-bahan yang ada [ada sampah untuk dipakai kembali
Jika timbulan sampah yang ada pada sumber sampah dimanfaatkan dengan
mengambil material atau di daur ulang, maka timbulan sampah pada sumber
sampah tersebut akan berbeda jumlahnya. Metode ini dilakukan karena bahan
tersebut masih memiliki nilai ekonomi bagi golongan tertentu.
4. Faktor geografis
Lokasi tempat pembuangan apakah di daerah pegunungan, lembah, atau dataran
rendah mempengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan oleh suatu wilayah sesuai
dengan kondisi geografisnya.
5. Faktor waktu
Dipengaruhi ada fakor harian, mingguan, atau tahunan. Jumlah sampah perhari
bervariasimenurut waktu,sebagai contoh jumlah sampah pada siang hari lebih

xi
banyak dari pada jumlah dipagi hari, atau jumlah sampah pada hari-hari kerja
berbeda dengan jumlah sampah pada saat libur.
6. Faktor sosial-ekonomi dan budaya
Adat istiadat dan taraf hidup mental masyarakat mempengaruhi jumlah sampah
yang dihasilakan pada suatu wilayah.
7. Pada musim hujan, sampah mungkin akan tersangkut pada sekolan, pintu air atau
penyaringan limbah.
8. Kebiasaan masyarakat
Kebiasaan masyarakat ini sebagai contoh seseorang suka mengkonsumsi satu
jenis makanan atau tanaman maka sampah makana itu akan meningkat.
9. Kemajuan teknologi
Akibat kemajuan teknologi maka jumlah sampah dapat meningkat, kemajuan
teknologi semin meningkat memberikan ragam atau karakteristik sampah yang
semakin besar
10. Jenis sampah
Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks pula
macam dan jenis sampahnya
Menurut Damanhuri (2011) rata-rata timbulan sampah tidak akan sama antara satu
daerah dengan daerah lainnya, atau suatu negara dengan negara lain. Hal ini karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut :
1. Jenis bangunan
2. Tingkat aktifitas
3. Iklim
4. Musim
5. Letak Geografis dan Topografi
6. Kepadatan penduduk dan jumlah penduduk
Sampah dari masing-masing sumber tersebut dapat dikatakan memiliki karakteristik
yang berbeda-beda sesuai dengan besaran dan berdasarkan aktivitasnya. Berikut
merupakan besaran timbulan sampah berdasarkan dari sumbernya.

xii
Timbulan sampah merupakan sampah yang diambil dari lokasi pengambilan terpilih,
untuk kemudian diukur volume, berat dan komposisinya. Satuan yang digunakan dalam
pengukuran timbulan sampah adalah:
1. Berat basah (asal) : kg/unit/hari
2. Volume basah (asal) : liter/unit/hari Komposisi sampah adalah dalam % berat
basah/asal.
Rata-rata timbulan sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke hari, antara satu
daerah dengan daerah lainnya. Variasi ini terutama disebabkan oleh beberapa perbedaan,
antara lain:
1. Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya
2. Tingkat hidup, makin tinggi tingkat hidup masyarakat, makin besar timbulan
sampahnya.
3. Cara hidup dan mobilitas penduduk
4. Musim
5. Iklim
6. Cara penanganan makanannya.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Puspawati, C. (2019). Pengelolaan Sampah. Jakarta.


Damanhuri, Enri dan Padmi, Tri (2010) Pengelolaan Sampah Edisi Semester I –2010/2011.
Bandung: Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Catur Puspitawati , dan Tim. 2011. Serial Buku Ajar Kesehatan Lingkungan
PenyehatanTanah
dan Pengelolaan Sampah Padat (A).Jakarta: Politeknik Kesehatan kementerian
kesahatan Jakarta II
SNI 19-2452-2002
SNI 10-3983-1995
SNI 19-3964-1994

xiv

Anda mungkin juga menyukai