Anda di halaman 1dari 9

REVIEW JURNAL

Environmental Consequences Of Economic Complexites In The EU Amidst A Booming


Tourism Industry: Accounting For The Role Of Brexit And Other Crisis Events

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi


Dosen Pengampu: Dr. Lilik Handajani, SE., MSA, Ak., CA.

Disusun Oleh:
BAIQ NAILI AMALIA
NIM: I2F02310001

JURUSAN MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2024
A. Identitas Jurnal
Judul Jurnal Environmental Consequences Of Economic Complexites In
The EU Amidst A Booming Tourism Industry: Accounting
For The Role Of Brexit And Other Crisis Events
Jurnal Journal of Cleaner Production
Tahun 2021
Doi https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2021.127117
Penulis 1. Festus Fatai Adedoyin
2. Phillips O. Agboola
3. Ilhan Ozturk
4. Festus Victor Bekun
5. Mary Oluwatoyin Agboola

Tanggal Review 14 Maret 2024


Reviewer Baiq Naili Amalia
B. Hasil Review
Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis konsekuensi lingkungan dari
kompleksitas ekonomi di Uni Eropa (UE) di tengah
industri pariwisata yang sedang booming, dengan
mempertimbangkan peran Brexit dan peristiwa krisis
lainnya.
2. Untuk menilai hubungan antara kompleksitas
ekonomi, pariwisata, PDB riil per kapita, penggunaan
energi, dan emisi karbon di negara-negara anggota
UE.
3. Untuk mengevaluasi dampak Brexit dan krisis bailout
Yunani pada emisi karbon di berbagai wilayah makro
Uni Eropa.
4. Penelitian ini memberikan bukti empiris tentang
hubungan antara faktor ekonomi, peristiwa krisis, dan
hasil lingkungan, dengan tujuan menginformasikan
arah kebijakan untuk energi dan hubungan lingkungan
dalam skenario pasca-Brexit UE-Inggris

Variabel Penelitian Penelitian ini menganalisis berbagai variabel termasuk indeks


kompleksitas ekonomi, Brexit dan peristiwa krisis lainnya,
pariwisata, PDB riil per kapita, penggunaan energi, emisi
karbon, dampak Brexit dan krisis bailout Yunani pada emisi,
wilayah makro UE, Hipotesis Kurva Kuznets Lingkungan,
konsumsi energi, emisi CO2, output dan produktivitas, model
VEC panel, emisi GRK, konsumsi energi total, dan
penggunaan bahan bakar fosil. Variabel-variabel ini diperiksa
untuk memahami hubungan antara faktor ekonomi, peristiwa
krisis, dan hasil lingkungan di Uni Eropa, terutama dalam
konteks industri pariwisata yang berkembang pesat dan
implikasi Brexit
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan kombinasi teknik ekonometrik
seperti Metode Momen Umum Sistem Satu Langkah (Sys
GMM) pada data 26 negara anggota UE, model VEC panel,
model dinamis panel, dan analisis co-integrasi untuk
menganalisis hubungan antara berbagai variabel dan emisi
karbon di UE dan wilayah lain. Metode-metode ini
memungkinkan penilaian dampak kompleksitas ekonomi,
peristiwa krisis, pariwisata, dan faktor-faktor lain pada emisi
karbon.
Sumber Data  Penelitian ini menggunakan data panel dari 26 negara
anggota UE selama periode 1995 hingga 2018 untuk
menilai dampak kompleksitas ekonomi, Brexit, dan
peristiwa krisis lainnya pada emisi karbon.
 Data pariwisata internasional, konsumsi energi, emisi
CO2, dan pertumbuhan ekonomi dari 10 negara yang
cenderung pariwisata digunakan untuk memeriksa
hubungan antara pariwisata, permintaan energi, emisi
CO2, dan pertumbuhan ekonomi.
 Data panel dari negara-negara UE pasca-Brexit
setelah keluarnya Inggris pada 31 Januari 2020,
digunakan untuk menganalisis hubungan antara emisi
karbon, PDB riil per kapita, pariwisata, konsumsi
energi, kompleksitas ekonomi, dan krisis keuangan
global.

Hasil dan Pembahasan  Penelitian ini meneliti dampak kompleksitas ekonomi,


Brexit, dan peristiwa krisis lainnya pada emisi karbon
di UE, khususnya dalam konteks industri pariwisata
yang sedang booming.
 Para peneliti menggunakan model Environmental
Kuznets Curve (EKC) untuk menilai hubungan antara
pariwisata, PDB riil per kapita, penggunaan energi,
dan emisi karbon di UE.
 Hasil empiris mengungkapkan bahwa peningkatan
pariwisata, PDB riil per kapita, dan penggunaan
energi mengarah pada peningkatan emisi karbon di
seluruh wilayah makro UE.
 Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa
dampak faktor-faktor seperti pariwisata, kompleksitas
ekonomi, Brexit, dan bailout Yunani pada emisi
karbon bervariasi di berbagai wilayah.
 Di beberapa daerah, faktor-faktor ini tidak memiliki
dampak signifikan pada emisi, sementara di daerah
lain, Brexit dan krisis bailout Yunani ditemukan
masing-masing meningkatkan dan mengurangi emisi.
 Studi ini menegaskan validitas hipotesis EKC, yang
menunjukkan bahwa degradasi lingkungan awalnya
meningkat dengan pertumbuhan ekonomi tetapi
akhirnya menurun seiring dengan kenaikan tingkat
pendapatan.
 Berdasarkan temuan ini, penelitian ini menunjukkan
arah kebijakan penting untuk hubungan energi dan
lingkungan Uni Eropa-Inggris pasca-Brexit.

Fokus Penelitian Fokus utama penelitian ini adalah untuk memeriksa


konsekuensi lingkungan dari kompleksitas ekonomi di Uni
Eropa (UE) di tengah industri pariwisata yang sedang
booming, dengan mempertimbangkan peran Brexit dan
peristiwa krisis lainnya.
Kesimpulan Penelitian ini menyimpulkan bahwa peningkatan pariwisata,
PDB riil per kapita, dan penggunaan energi di UE
menyebabkan peningkatan emisi karbon.
Faktor-faktor seperti pariwisata, kompleksitas ekonomi,
Brexit, dan bailout Yunani memiliki dampak yang bervariasi
pada emisi karbon di berbagai wilayah. Di beberapa daerah,
faktor-faktor ini tidak memiliki dampak signifikan pada
emisi, sementara di daerah lain, Brexit dan krisis bailout
Yunani masing-masing meningkatkan dan mengurangi emisi.
CRITICAL REVIEW

ECONOMIC CONSEQUENSES & POSITIVE ACCOUNTING THEORY

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi


Dosen Pengampu: Dr. Lilik Handajani, SE., MSA, Ak., CA.

Disusun Oleh :
BAIQ NAILI AMALIA
NIM : I2F02310001

JURUSAN MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2024
A. Identitas Makalah
Judul Topik Economic Consequenses & Positive Accounting
Theory
Kelompok Penyaji 3 (Tiga)
Kelompok Pembahas 4 (Empat)
Sumber Rujukan Financial Accounting Theory (Craig Deegan)
Poin Pembahasan Kebijakan Akuntansi
Economic Consequences
Munculnya Economic Consequences
Employee Stock Options
Hubungan antara Teori Pasar Sekuritas Efisien dan
Economic Consequences
Dampak Politik dan Konsekuensi dalam
Pembentukan Suatu Standar
Positive Accounting Theory (PAT)
Komponen PAT
Tahun 4 Maret 2024

B. Laporan Hasil Review Makalah


Pertanyaan dan jawaban :
1. Seberapa efektif teori akuntansi positif dalam menjelaskan keputusan akuntansi yang
kompleks dan berpotensi menimbulkan konflik kepentingan antar manajemen dan
pemegang saham?
Jawab : Teori ini sangat efektif dalam menjelaskan keputusan akuntansi yang
kompleks, teori ini juga dapat menjadi pedoman dalam menjelaskan konsekuensi atas
pengambilan keputusan ekonomi tersebut. Misalnya pada penerapan metode garis lurus
atau saldo menurun, ini akan berdampak pada keuntungan perusahaan.
Bonus plan hypothesis: Program bonus ini menaikkan laba dengan cara menggeser
laba, sehingga terlihat kinerja yang tinggi dan tujuan akhirnya adalah mendapatkan
bonus. Maksud dari menggeser laba adalah ketika ada revenue pada tahun berikutnya
yang belum terealisasi akan ditarik ke periode sekarang sehingga terlihat lebih tinggi
(Kasus Garuda). Kok bisa menarik revenue dari tahun berikutnya? Karena ada potensi
pendapatan (prematur) dari kerja sama/kontrak jangka panjang yang direalisasi di tahun
berikutnya, sehingga potensi itu ditarik ke periode sekarang.
Debt covenant hypothesis: Perusahaan yang terlibat kontrak utang jangka panjang
memilih untuk menstabilkan trend laba, karena itu mengindikasikan kemampuan
perusahaan dapat membayar utangnya. Salah satu metode yang dapat mempengaruhi
trend laba menjadi stabil adalah metode depresiasi garis lurus.
Political cost hypothesis (Regulasi): Laba yang sengaja diturunkan atau income
decreasing. Perusahaan yang terkena tekanan regulasi biasanya akan kabur karena
tidak mau di regulasi terlalu ketat. Ambil contoh perusahaan rokok yang terkena
tekanan dari cukai rokok, kesehatan “merokok membunuhmu”, dan padat karya (Harus
mempekerjakan banyak orang). Kemudian bagaimana perusahaan tersebut dapat
bertahan dalam tekanan regulasi yang tinggi? Apa yang dilakukan untuk melepaskan
diri dari regulasi? Menurunkan laba atau income decreasing. Sehingga pembuat
regulasi akan berfikir jika semakin perusahaan ini ditekan oleh regulasi, trend labanya
turun, lama kelamaan perusahaan ini akan bangkrut, danmpaknya potensi pajak cukai
rokok menghilang, PHK besar-besaran sehingga angka kriminalitas bertambah.
Shingga pemerintah akan meringankan regulasi dengan harapan trend labanya naik
lagi.
Sehingga dapat kita disimpulkan tiga hipotesis dari teori akuntansi positif dapat
menjadi strategi yang akan digunakan perusahaan.
2. Economic Consequences yang dimaksud apakah sudah sesuai dengan Bahasa Umum
Indonesia yaitu Konsekuensi Ekonomi, dimana arti kata konsekuensi adalah dampak?
Jawab : Economic Consequences dalam hal ini berarti dampak atau pengaruh sudah
sesuai dengan bahasa umum Indonesia. Economic Consequences merupakan suatu
konsep yang menekankan bahwa ketika perusahaan memilih menggunakan kebijakan
akuntansi maka pilihannya tersebut akan berdampak atau berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Doktrin economic consequences menyatakan kebijakan akuntansi akan
menjadi masalah meskipun tidak berpengaruh terhadap cash flow perusahaan.
3. Teori normative dan teori positif, diantara keduanya mana yang lebih unggul atau lebih
baik? Dan apakah ada contoh jurnal atau penelitian terkait dengan teori akuntansi
positif dan teori normative?
Jawab :
Perbedaan sasaran dari teori akuntansi positif dan teori akuntansi normative, akan
memberikan gambaran nyata antara keduanya. Menurut Suwardjono (2010) perbedaan
antara teori akuntansi positif dan normative adalah sebagai berikut:
Unsur Pembeda Teori Positive Teori Normative
Bentuk Pernyataan Is Should
Bahan Pertimbangan Facts Values
Basis Penyimpulan Objective/empirical Subjective/reasoning
Kriteria Penerimaan Teori True-False Good/Bad
Metode Pengujian Validitas Science Art
Nada Pernyataan Descriptive Prescriptive
Teori akuntansi positif mencakup penjelasan atau penalaran untuk menunjukkan secara
ilmiah kebenaran pernyataan atau fenomena akuntansi seperti apa adanya sesuai fakta.
Dengan kata lain, fakta sebagai sasaran. Sementara teori akuntansi normative
menckaup penjelasan atau penalaran untuk menjustifikasi kelayakan suatu perlakuan
akuntansi yang paling sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Perkembangan teori
yang tadinya normative menjadi positif adalah dikarenakan bahwa normative tidak
cukup mewakili apa yang sedang terjadi dan akan terjadi kedepan.
Banyak penelitian atau jurnal yang membahas tentang teori akuntansi positif dan
normative salah satunya penelitian Wantania, et.al., (2023) yang berjudul Penggunaan
Perspektif Positive Accounting Theory terhadap Konservatisme Akuntansi (Studi pada
Perusahaan Manufaktur Sub-sektor Farmasi yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia
pada Tahun 2017-2021) dimana dalam penelitian ini membahas apakah kepemilikan
publik, rasio leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi, dan hasil kepemilik publik dan rasio leverage berpengaruh signifikan
terhadap konservatisme akuntansi sedangan ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai