Anda di halaman 1dari 2

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jemaah masjid yang semoga Allah muliakan dunia dan akhirat.

Alhamdulillah, dengan izin Allah kita bisa berkumpul di masjid ini untuk menjalankan perintah-
Nya. Mudah-mudahan kita dapat meraih pahala dan pengampunan dari Allah SWT di bulan
penuh rahmat ini.

Jamaah yang dirahmati Allah SWT,

Ibadah puasa disyariatkan kepada umat Nabi Muhammad saw. Ibadah puasa diwajibkan bagi
umat Islam selama bulan Ramadhan pada setiap tahunnya. Ibadah puasa sejatinya bukan syariat
baru. Ibadah puasa telah disyariatkan kepada umat-umat terdahulu sebelum umat Nabi
Muhammad saw.

Ibadah puasa mengandung banyak manfaat dan keutamaan bagi umat manusia baik secara
jasmani maupun secara rohani. Oleh karena itu, ibadah puasa tidak hanya disyariatkan kepada
umat terdahulu, tetapi juga umat Nabi Muhammad saw, umat akhir zaman.

Ibadah puasa sendiri cukup unik. Ibadah puasa berbeda dari jenis ibadah lainnya. Pada ibadah
puasa, umat Islam diperintahkan untuk menahan dan meninggalkan sesuatu (takhalli), bukan
diperintahkan untuk melakukan sesuatu. Karena sifatnya yang takhalli, ibadah puasa tidak
terlihat secara kasat mata. Sifat takhalli ini menempatkan ibadah puasa menjadi istimewa.

Imam Al-Ghazali menjelaskan keistimewaan ibadah puasa. Imam Al-Ghazali dalam karyanya
yang terkenal Ihya Ulumiddin menjelaskan hakikat puasa. Imam Al-Ghazali menyebut secara
singkat dan tepat perihal hakikat puasa sebagaimana berikut:

‫أن الصوم كف وترك وهو في نفسه سر ليس فيه عمل يشاهد وجميع أعمال الطاعات بمشهد من‬
‫الخلق ومرأى والصوم ال يراه إال هللا عز و جل فإنه عمل في الباطن بالصبر المجرد‬
Artinya: "Puasa itu menahan diri dan meninggalkan (larangan puasa). Puasa pada hakikatnya
sebuah rahasia. Tidak ada amal yang tampak padanya. Kalau semua ibadah disaksikan dan
dilihat oleh makhluk, ibadah puasa hanya dilihat oleh Allah saw. Puasa adalah amal batin, murni
kesabaran," (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz
I, halaman 293).

Dari penjelasan ini, kita dapat mengerti bahwa keutamaan dan inti ibadah puasa adalah
kesabaran dengan ganjaran tiada tara. Kita dapat mengerti mengapa hadits qudsi selalu
mengatakan, "Ibadah puasa (dipersembahkan) untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya."

Puasa mengambil seperempat bagian dari keseluruhan keimanan karena "Puasa itu setengah dari
kesabaran," Sedangkan, "Kesabaran mengambil setengah bagian dari keimanan. (HR At-
Tirmidzi).
Adapun manfaat dari puasa adalah menurunkan keinginan-keinginan syahwat yang menjadi
lahan subur setan. Dengan lapar dan haus puasa, lahan subur dan medan pacu setan menyempit
dan terbatas.

Ibadah puasa bermanfaat untuk menaklukkan setan karena syahwat-syahwat itu merupakan jalan
masuk setan, "musuh" Allah. Sedangkan syahwat pada manusia itu menguat oleh sebab makan
dan minum.

Dari sini kemudian, ibadah puasa menjadi pintu ibadah dan tameng atau perisai bagi mereka
yang berpuasa. Ibadah puasa mempersempit ruang gerak setan di dalam tubuh orang yang
berpuasa.

‫قال صلى هللا عليه وسلم ِإَّن الَّش ْيَطاَن َلَيْج ِر ي ِم ِن اْبِن آَد َم َم ْج َر ى الَّد ِم َفَض ِّيُقْو ا َم َج اِر َيُه ِبالُجْو ِع‬
Artinya, "Rasulullah saw bersabda, 'Sungguh, setan itu berjalan pada anak Adam melalui aliran
darah. Oleh karena itu, hendaklah kalian mempersempit aliran darah itu dengan rasa lapar,' (HR.
Muttafaq alaihi),"

Ketika puasa membatasi, mempersempit ruang gerak, dan menutup jalan bagi setan, maka orang
yang berpuasa layak diistimewakan oleh Allah dengan ganjaran yang tak terduga baik kuantitas
maupun kualitasnya. Wallahu a'lam.

Demikianlah ceramah yang dapat saya sampaikan, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan. Saya
akhiri dengan ucapan wabillahi taufik wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai