Anda di halaman 1dari 2

KULTUM RAMADHAN

TEMA : “Makna Puasa Ramadhan”

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pertama, marilah kita ucapkan rasa syukur atas segala nikmat yang telah Allah
berikan kepada kita. Mulai dari Nikmat Kesehatan Jasmani dan Rohani,
Nikmat Iman dan Islam serta Nikmat Kesempatan. Shalawat serta salam kita
sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.

Hadirin Jama’ah Shalat Tarawih yang dirahmati oleh Allah SWT.


Alhamdulillah pada tahun ini kita dipertemukan kembali dengan bulan
ramadhan. Di bulan ini para setan dibelenggu dan pintu neraka ditutup. Hal
itu bermakna bahwa ampunan Allah berlaku penuh selama Ramadan. Dengan
syarat bahwa niat puasa kita adalah benar hanya untuk Allah.

Ibadah puasa sendiri cukup unik. Ibadah puasa berbeda dari jenis ibadah
lainnya. Pada ibadah puasa, umat Islam diperintahkan untuk menahan dan
meninggalkan sesuatu (takhalli), bukan diperintahkan untuk melakukan
sesuatu. Karena sifatnya yang takhalli, ibadah puasa tidak terlihat secara
kasatmata. Sifat takhalli ini menempatkan ibadah puasa menjadi istimewa.

Imam Al-Ghazali dalam karyanya yang terkenal Ihya Ulumiddin menyebut


secara singkat dan tepat perihal hakikat puasa sebagai berikut:

Artinya: “Puasa itu menahan diri dan meninggalkan (larangan puasa). Puasa
pada hakikatnya sebuah rahasia. Tidak ada amal yang tampak padanya. Kalau
semua ibadah disaksikan dan dilihat oleh makhluk, ibadah puasa hanya dilihat
oleh Allah SWT. Puasa adalah amal batin, murni kesabaran,” (Imam Al-Ghazali,
Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman
293).

Dari penjelasan diatas kita dapat mengerti bahwa keutamaan dan inti ibadah
puasa adalah kesabaran dengan ganjaran tiada tara. Kita dapat mengerti
mengapa hadits qudsi selalu mengatakan, “Ibadah puasa (dipersembahkan)
untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.”

Puasa mengambil seperempat bagian dari keseluruhan keimanan karena


“Puasa itu setengah dari kesabaran,” (HR At-Tirmidzi). Sedangkan, “Kesabaran
mengambil setengah bagian dari keimanan,” (HR Abu Nu’aim dan Al-Khatib).

Ibadah puasa menjadi pintu ibadah dan tameng atau perisai bagi mereka yang
berpuasa. Ibadah puasa mempersempit ruang gerak setan di dalam tubuh
orang yang berpuasa.

Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: "Sungguh setan itu berjalan pada anak Adam melalui aliran darah.
Oleh karena itu, hendaklah kalian mempersempit aliran darah itu dengan rasa
lapar,’ (HR. Muttafaq alaihi),” (Al-Ghazali, 2018 M: I/293).

Anda mungkin juga menyukai