Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 1

PERILAKU
KEORGANISASI
1. Abdul Kasfi Al Azis 211010503097
2. Adelia Aribah 21010503045
3. Agus Lukina 211010500101
4. Ahmad Ahdarodin 211010503242
5. Ahmad Hanafi 211010501316

1
Kelompok 1

PERILAKU
KEORGANISASI
PENGANTAR PERILAKU ORGANISASI
Perilaku keorganisasian adalah studi tentang perilaku individu dan kelompok
dalam konteks organisasi. Ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana
orang berinteraksi satu sama lain, bagaimana mereka beradaptasi dengan
lingkungan kerja, dan bagaimana faktor-faktor psikologisi sosial, dan
organisasional memengaruhi perilaku di tempat kerja.

2
Kelompok 1

ROBBINS 2007 : 17
Memahami perilaku organisasi bagi
seorang manajer merupakan hal yang sangat penting

3
Kelompok 1 Latar Belakang
&
Sejarah Perilaku Organisasi

Manusia adalah faktor utama yang sangat penting dalam setiap organisasi apapun bentuknya. Oleh sebab itu
seorang pimpinan sangat dituntut peranannya untuk bagaimana memahami perilaku organisasi.

3 Jiwa Manusia, Filosof Yunani plato


1. Philosopic (filsafat)

○ Bagian dari jiwa yang dikaitkan dengan akal budi atau akal pikiran.
○ Ini adalah aspek yang rasional dan berpikir secara logis, bersifat reflektif, dan mencari pengetahuan dan kebenaran.
○ Menurut Plato, bagian ini terletak di kepala dan bertanggung jawab atas pengambilan keputusan yang bijaksana dan pengendalian atas tindakan-tindakan manusia.
2. Spried (ambisi)

○ Bagian jiwa yang terkait dengan semangat, ambisi, keberanian, dan hasrat untuk penghargaan dan pengakuan.
○ Ini mendorong manusia untuk mencari kehormatan, kebanggaan, dan keberhasilan, serta bertindak berani dan bersemangat dalam mengejar tujuan mereka.
○ Menurut Plato, bagian ini terletak di dada dan berfungsi sebagai penjaga dan penegak moral, bertindak sebagai mediator antara akal budi dan nafsu.
3. Appetite (nafsu makan)

○ Bagian dari jiwa yang terkait dengan dorongan-dorongan biologis dan nafsu duniawi seperti makanan, minuman, seks, dan kesenangan fisik lainnya.
○ Ini adalah aspek yang paling nafsi dan impulsif dari jiwa, terus-menerus mencari kenikmatan dan menghindari rasa sakit atau ketidaknyamanan.
○ Menurut Plato, bagian ini terletak di perut dan memiliki kecenderungan untuk terlalu mengikuti keinginan tanpa pertimbangan moral atau rasional. 4
Kelompok 1
3 Ekonom Dunia
1. Max Weber
Unsur yang dapat berperan dalam suatu organisasi bahwa suatu prosedur harus
dipatuhi adalah otoritas dan rasa tanggung jawab yang dipunyai oleh pimpinan atau
manajer. Untuk itu Weber berpendapat sorang pimpinan atau manajer memperoleh
otoritas sebagai berikut :
- Otoritas yang rasional dan sah, hal ini diciptakan oleh tingkat posisi yang dipegang
oleh pimpinan didalam suatu hirarki.
- Otoritas yang tradisional, ini diciptakan oleh kelas-kelas dalam masyarakat dan
juga oleh adat kebiasaan.
- Otoritas kharismatik, ini ditimbulkan oleh potensi kepribadian dari pimpinan.

2. Henri Fayol
Orgnisasi terdiri dari unit dan subsistem menurut pandangan Henry Fayol sebagai berikut :
- Aspek-aspek teknik dan komersial dari kegiatan (pembelian, produksi dan penjualan).
- Kegiatan keuangan yang berhubungan dengan masalah-masalah permintaan dan pengendalian capital atau maodal.
- Unit-unit keamanan dan perlindungan (imbalan, kesehatan dan kesejahteraan lainnya).
- Fungsi perhitungan dan administrasi dari (perencanaan, Organisasi, pengarahan, koordinasi, dan pengendalian).

3. Frederick Winlow Taylor


Dari Amirika Serikat mengenalkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah
(Principle of Scientific Management) mengusulkan ada tiga hal tujuan antar lain :
- Untuk menegaskan lewat contoh-contoh yang sederhana, bahwa Amirika Serikat telah dirugikan banyak sekali akibat karena
tidak adanya efisiensi di hamper setiap usaha pada tiap harinya.
- Mencoba untuk meyakinkan pada masyarakat Amirika Serikat bahwa pengobatannya terletak pada manajemen yang
sistematis bukan pada usaha mencari orang-orang yang istimewa.
- Untuk membuktikan bahwa manajemen yang baik adalah suatu ilmu yang tepat yang berdasarkan pada hokum-hukum yang
jelas, aturan-aturan dan prinsip- prinsip.
Kelompok 1

Gerakan
Hubungan Manusia

Gerakan Hubungan Manusia adalah sebuah gerakan atau


pendekatan dalam manajemen dan studi perilaku organisasi yang
muncul pada awal abad ke-20. Gerakan ini muncul sebagai respons
terhadap teori manajemen klasik yang menekankan pada struktur
formal dan efisiensi operasional, dan fokus pada aspek manusiawi
dalam konteks organisasi.

Raymond Miles (dalam Thoha, 2007)


Menyatakan bahwa pendekatan hubungan
manusia secara sederhana menempatkan
karyawan sebagai manusia.

6
Kelompok 1 Pertemuan 14

Apa Itu Kekuasaan dan Politik dalam Organisasi?


Kekuasaan politik merujuk pada penggunaan kekuasaan untuk memengaruhi proses politik, kebijakan publik, atau
pengambilan keputusan dalam sebuah sistem politik. Ini melibatkan penggunaan pengaruh, kontrol, dan otoritas
untuk mencapai tujuan politik tertentu

Menurut Para Ahli

Gilbert W. Fairholm Kekuasaan sebagai “kemampuan individu untuk mencapai tujuannya saat
berhubungan dengan orang lain, bahkan ketika dihadapkan pada penolakan mereka.” .

Ivancevish, et. Al., 2007 Kekuasaan adalah potensi yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang
lain, sedangkan pengaruh adalah kekuasaan yang tampl dalam wujud tindakan nyata.

Greenberg dan Baron, 2003 Kekuasaan sebagai potensi untuk mempengaruhi orang lain dengan sukses.
Bahwa kekuasaan merupakan kapasitas mengubah sikap atau perlaku orang lain sesuai dengan yang
diinginkan .
5
Kelompok 1

Sumber-sumber kekuasaan

1. Kekuasaan posisi

"Kekuasaan posisi" adalah istilah yang digunakan dalam konteks manajemen dan organisasi untuk merujuk pada kekuasaan yang dimiliki
seseorang berdasarkan posisi atau jabatannya dalam struktur hierarki suatu organisasi. Kekuasaan posisi diberikan kepada individu
karena mereka menduduki posisi atau jabatan tertentu yang memberi mereka wewenang untuk mengarahkan, mengatur, dan
mengendalikan tindakan orang lain dalam organisasi.

2. KEKUASAAN PERSONAL

Kekuasaan personal merujuk pada kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang karena karakteristik pribadi mereka, seperti keterampilan interpersonal,
pengetahuan, keterampilan komunikasi, dan kepemimpinan yang kuat. Berbeda dengan kekuasaan posisi, kekuasaan personal tidak bergantung pada
jabatan atau posisi formal dalam hierarki organisasi, tetapi lebih pada kualitas individu sebagai individu.

5
Politik organisasi

Politik organisasi merujuk pada serangkaian aktivitas, taktik, dan strategi yang digunakan oleh individu
atau kelompok dalam sebuah organisasi untuk memperoleh kekuasaan, pengaruh, dan sumber daya. Ini
termasuk upaya untuk mendapatkan posisi atau keuntungan pribadi, memperoleh akses ke informasi
penting, memperluas jaringan dukungan, dan mempengaruhi pengambilan keputusan organisasi.
Politik organisasi sering kali muncul dalam situasi di mana terdapat ketidakpastian, persaingan untuk
sumber daya terbatas, atau perbedaan kepentingan di antara anggota organisasi. Aktivitas politik dalam
konteks organisasi dapat mencakup berbagai tindakan, seperti membentuk aliansi, memanfaatkan
hubungan pribadi, memanipulasi informasi, atau mengarahkan perhatian ke agenda tertentu.
Faktor-faktor yang mendorong perilaku politik

Faktor Individu
1. Ambisi dan Motivasi Pribadi: Tingkat ambisi seseorang untuk mencapai tujuan karir atau kepentingan pribadi dapat memotivasi mereka untuk terlibat dalam politik
organisasi guna mendapatkan promosi, pengakuan, atau keuntungan lainnya.
2. Kecenderungan Kepribadian: Beberapa tipe kepribadian, seperti ekstrovert yang percaya diri atau orang yang memiliki tingkat kebutuhan akan kekuasaan yang tinggi,
mungkin lebih cenderung terlibat dalam politik organisasi untuk memperoleh pengaruh atau dominasi.
3. Ketidakpuasan: Ketidakpuasan terhadap kebijakan, perlakuan, atau keputusan organisasi yang dirasakan sebagai tidak adil atau tidak tepat dapat mendorong individu
untuk menggunakan politik sebagai sarana untuk mencapai perubahan atau penyelesaian masalah.
4. Keterampilan Komunikasi dan Keterampilan Sosial: Kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dan membangun hubungan interpersonal yang kuat dapat
memberikan keuntungan dalam berpartisipasi dalam politik organisasi.
5. Tingkat Etika Pribadi: Individu dengan tingkat keberanian etika yang rendah mungkin lebih mungkin untuk menggunakan taktik politik yang tidak etis atau merugikan
dalam mencapai tujuan mereka.

Faktor Organisasi
1. Struktur Organisasi yang Rumit: Struktur organisasi yang rumit, dengan banyak lapisan hierarki dan saluran komunikasi yang panjang, dapat menciptakan ambiguitas
dan ketidakjelasan yang mendorong individu untuk menggunakan politik sebagai cara untuk memperoleh informasi atau keuntungan.
2. Kompetisi untuk Sumber Daya: Persaingan yang kuat untuk sumber daya organisasi, seperti anggaran, fasilitas, atau promosi, dapat mendorong individu atau unit
organisasi untuk terlibat dalam politik guna memperoleh akses yang lebih besar atau untuk mempertahankan status quo mereka.
3. Ketidakcocokan Antara Tujuan Pribadi dan Organisasi: Ketidaksesuaian antara tujuan pribadi individu dan tujuan organisasi dapat menciptakan insentif bagi individu
untuk menggunakan politik sebagai cara untuk memajukan kepentingan mereka sendiri.
4. Ketidakjelasan Peran dan Tanggung Jawab: Ketidakjelasan dalam peran atau tanggung jawab organisasi dapat menciptakan ruang bagi politik karena individu
mungkin mencoba memanfaatkan celah ini untuk mengejar kepentingan pribadi mereka.
5. Budaya Organisasi yang Mendukung Politik: Budaya organisasi yang menekankan persaingan internal, penghargaan atas prestasi individual, atau norma-norma yang
mengarah pada kesuksesan pribadi bisa memperkuat perilaku politik.
KESIMPULAN

Pengantar Perilaku Keorganisasian membahas interaksi individu, kelompok, dan struktur dalam lingkungan kerja,
termasuk motivasi, komunikasi, dan budaya organisasi. Kekuasaan Politik menyoroti upaya individu atau kelompok
dalam organisasi untuk memperoleh kekuasaan, seringkali karena persaingan untuk sumber daya atau
ketidakjelasan dalam struktur organisasi. Jadi keduanya krusial dalam manajemen, dengan pemahaman yang baik
tentang perilaku dan politik organisasi menjadi kunci untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif.
Kelompok 1

TERIMA KASIH

“Seorang individu dapat membuat perubahan tetapi sebuah tim dapat membuat sebuah revolusi.” – Amit Kalantri

Anda mungkin juga menyukai