Oleh :
Karawang, 2024
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anoreksia atau hilangnya selera makan merupakan gejala umum yang dapat
terjadi pada anak-anak. Hal ini yang menyebabkan alasan mengapa penyakit akut
sering dikaitkan dengan kehilangan nafsu makan. Penyakit kronis serius baik
psikogenik maupun organic biasanya dapat ditandai dengan hilangnya nafsu
makan yang berkepanjangan terkait penurunan atau kenaikan berat badan yang
buruk (Gao et al., 2018)
Picky eater atau ”pilih-pilih makanan” adalah perilaku yang sangat sering
mempengaruhi nafsu makan pada anak. Sehingga tak heran jika anak usia
prasekolah dan anak usia dini mengalami gangguan nafsu makan. Jika masalah ini
tidak segera ditangani, akibatnya adalah meningkatnya jumlah anak yang
kekurangan gizi dan balita gizi buruk (Ramlah, 2021).
Temulawak adalah tumbuhan obat tradisional dengan minyak atsiri yang
mengandung karminativum yang terbukti dapat meningkatkan dan mestimulasi
nafsu makan pada anak. Karminativum akan berproses dengan cara merangsang
system pencernaan hingga rasa lapar mucul (Kurniarum et al., 2016).
Temulawak juga mempunyai manfaat atau khasiat sebagai peningkatan fungsi
pencernaan, hati, dan pereda nyeri sendi dan tulang. Terdapat beberapa kandungan
senyawa kimia pada rimpang temulawak seperti kurkumin, minyak atsiri, saponin,
flavonoid, alkaloid, dan tannin. Tanaman temulawak secara farmakologi di
identifikasi sebagai antijerawat, antifungi, antibakteri, antioksidan, dan
antimikroba (Kustina et al., 2020).
Praktikum ini bertujuan dalam rangka meningkatkan keanekaragaman
produk suplemen nafsu makan untuk anak dan dewasa dengan varian yang banyak
disukai Masyarakat yaitu es krim. Temulawak memiliki cita rasa pahit dan berbau
tajam (Pramuja, 2023) , sehingga jarang sekali orang yang berminat untuk
mengkonsumsi sediaan jamu. Praktikum pembuatan es krim temulawak ini
diharapkan dapat menjadi sebuah inovasi sediaan suplemen nafsu makan yang
disukai banyak orang terutama anak-anak yang picky eater.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah praktikum ini yaitu :
1. Bagaimanakah karakteristik fisika kimia dan organoleptik dari produk es
krim temulawak?
2. Bagaimanakah cara pembuatan formula eskrim temulawak menggunakan
susu sapi dan santan kelapa?
3. Bagaimanakah cara mengembangkan produk dengan bahan alam?
4. Bagaimanakah cara alternatif agar anak-anak mau mengkonsumsi
temulawak sebagai penambah nafsu makan?
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini yaitu :
1. Agar mahasiswa memperoleh gambaran produk es krim temulawak
dengan karakteristik, kimia, fisik dan organoleptik
2. Membuat formula es krim dengan menggunakan susu sapi dan santan
kelapa (bagaimana karakteristik fisiknya (viskositas dan waktu lelehnya)
yang kemudian organoleptiknya dinilai oleh panelis (satu kelompok
sebagai panelisnya ditambah keluarga minimal total panelis 10 orang)
untuk menilai rasa, tekstur, dan warna
3. Agar mahasiswa bisa mengembangkan produk es krim dengan bahan alam
yang lain dan bisa bertambah manfaatnya
4. Salah satu fungsi temulawak adalah sebagai penambah nafsu makan
terutama anak-anak, karena anak-anak suka susah untuk minum syrup
temulawak, jadi diharapkan dengan bentuk es krim ini lebih disukai anak-
anak.
1.4 Manfaat Praktikum
Meningkatkan variasi produk bahan alami yang terjangkau, bermanfaat, dan
menyehatkan merupakan salah satu manfaat praktikum ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
Dibuat santan kelapa dari 200 g daging buah kelapa tua dengan
400 mL air
1.1 Hasil
1.1.1 Uji Waktu Leleh
Uji waktu leleh dilakukan dengan cara mendiamkan es krim yang
sudah beku pada suhu ruang lalu diukur berapa lama waktu yang
diperlukan sampai eskrim mencair/leleh.
1.2 Pembahasan
Pada praktikum ini, mahasiswa membuat sediaan eskrim berbahan aktif
temulawak sebagai penambah nafsu makan bagi anak-anak maupun dewasa.
Air perasan temulawak dibuat dalam jumlah tertentu, lalu dicampurkan
dengan adonan dasar eskrim seperti susu, creamer, dll., hingga terbentuk
massa eskrim yang kemudian diuji kekentalan dan uji lelehnya. Es krim lalu
dibekukan dalam lemari pendingin hingga beku, lalu diberikan kesejumlah
panelis untuk dinilai organoleptisnya (aroma, tekstur, rasa, warna).
Pada uji waktu leleh, hasil yang diperoleh untuk mencapai waktu leleh
produk eskrim buatan penulis (lawak ice cream) ini adalah 30 menit. Menurut
SNI No. 01-3713-1995 nilai waktu leleh yang baik pada eskrim adalah
kisaran 15-25 menit.
Pada uji viskositas didapatkan hasil sebesar 1.573 cPoise. Kekentalan pada
adonan eskrim dapat disebabkan oleh bahan penyusunnya yang berupa lemak
dan bahan kering non-lemak. Penambahan stabilizer juga bisa menjadi salah
satu penyebab meningkatnya viskositas es krim tersebut (Oksilia et al., 2014).
Pada uji organoleptis, para panelis mengisi google form yang telah
disediakan untuk memberikan penilaian berdasarkan warna, rasa, aroma, dan
tekstur dari produk lawak ice cream ini, dan untuk tampilan warna didapatkan
hasil 55% warna sangat menarik, 40% menarik, 5% tidak menarik; untuk
rasa, didapatkan 50% sneak sekali, 50% enak; untuk tekstur es krim
didapatkan hasil 55% lembut, dan 45% sangat lembut; dan untuk aroma
didapatkan hasil 60% aroma temulawak, dan 40% tidak beraroma.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini adalah :
1. Warna es yang menarik, rasa yang enak, tekstur yang lembut, dan aroma
khas temulawak
2. Adonan A yang berisikan creamer, susu/santan, stabilizer, base
campurkan dengan Adonan B yangmerupakan campuran whipping cream
dan air perasan temulawak yang kemudian dimasukan dalam wadah dan
dibekukan.
3. Dibuat menjadi produk yang menarik dan disukai oleh Masyarakat,
seperti eskrim atau permen gummy.
4. Dibuat produk yang bisa disukai anak-anak seperti es krim
5.2 Saran
Saran dari praktikum ini adalah semoga kedepannya laboratorium dapat
menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Endang, A., Hasan, Z., Falah, S., Handharyani, E., & Dwicesaria, A. (2023). Transaminase
Enzyme Activity and Histopathology Evaluation of Rat’s Liver Induced by DMBA with
Temulawak Extract (Curcuma xanthorrhiza). 13(1).
Gao, L., Jia, C. H., Ma, S. S., & Wu, T. (2018). Pediatric massage for the treatment of
anorexia in children: A meta-analysis. World Journal of Traditional Chinese
Medicine, 4(3), 96–104. https://doi.org/10.4103/wjtcm.wjtcm_12_18
Kurniarum, A., Ayu, R., Kementerian, N., Politeknik, K., Surakarta, K., & Kebidanan,
J. (2016). PENGGUNAAN TANAMAN OBAT TRADISIONAL UNTUK
MENINGKATKAN NAFSU MAKAN PADA BALITA.
Kurniasari, S., & Hentihu, F. K. (2022). Artikel Penelitian. Journal Pharmasci
(Journal of Pharmacy and Science, 7(2).
Kustina, E., Misfadhila, S., & Author, C. (2020). Traditional uses, Phytochemistry and
Pharmacology of Curcuma xanthorriza Roxb. : a review. In International Journal
of Science and Healthcare Research (www.ijshr.com) (Vol. 5). www.ijshr.com
Oksilia, M. I. S. dan E. L., Hasil, T., Jurusan, P., & Pertanian, T. (2014).
KARAKTERISTIK ES KRIM HASIL MODIFIKASI DENGAN FORMULASI
BUBUR TIMUN SURI (Cucumis melo L.) DAN SARI KEDELAI
[Characteristics of Modified Ice Cream Formulated with Cucumis melo L. Puree
and Soybean Milk]. In Hasil Penelitian J. Teknol. dan Industri Pangan: Vol.
XXIII.
Pramuja, I. , W. R. , & U. M. (2023). Kajian Penggunaan Gula Merah Sawit sebagai
Pemanis Minuman Herbal Jahe. Jurnal Mahasiswa Instiper (AGROFORETECH),
1(3).
Ramlah, U. (2021). GANGGUAN KESEHATAN PADA ANAK USIA DINI AKIBAT
KEKURANGAN GIZI DAN UPAYA PENCEGAHANNYA.
Siska, I. A., Keluarga, K., Ilmu, J., Pariwisata, F., & Perhotelan, D. (2017). ANALISIS
KUALITAS ES KRIM KOLANG-KALING INDAH AMELIA SISKA.
SNI (Standar Nasional Indonesia) No. 01-37313. 1995. Es Krim. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.
Afifah, E. 2003. Khasiat dan Mnafaat Temulawak: Rimpang Penyembuh Aneka
Penyakit, Sehat dengan Ramuan Tradisional. Agromeda.