PDF LP Hemoragic Antepartum - Compress
PDF LP Hemoragic Antepartum - Compress
HEMORAGIK ANTEPARTUM
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Perdarahan Antepartum merupakan perdarahan dari traktus genitalis yang terjadi
antara kehamilan minggu ke 28 dan awal partus. Pada satu kehamilan perdarahan dari
traktus genitalis lebih sering serius jika terjadi pada tempat plasenta dibandingkan
dari sumber lain. Walaupun demikian plasenta menjadi organ defenitif jauh lenih dini
dari kehamilan 28 minggu dan perdarahan terjadi lebih dini. Perdarahan vaginal
setelah 29 minggu mempunyai potensi serius karena perdarahan pada saat yang lebih
dini dapat merupakan indikasi dari 2 penyebab utama antepartum.
minggu atau lebih dan sering disebut atau digolongkan perdarahan trimester ketiga.
(Ida Bagus Gde Manuaba, 1998: 253).
Selain sebab-sebab di atas juga dapat ditimbulkan oleh luka-luka pada jalan lahir
karena terjatuh, coitus atau varices yang pecah dan oleh kehamilan servix seperti
carcinoma erosio dan polyp.
a. Plasenta Previa
Plasenta Previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada
tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian
atau seluruh pembukaan jalan lahir (osteum uteri interal.
Plasenta Previa Totalis adalah Seluruh ostium internum tertutup oleh
plasenta.
Plasenta Previa Lateralis adalah Hanya sebagian dari ostium internum
tertutup oleh plasenta
Plasenta Previa Marginalis adalah Hanya pada pinggir ostium terdapat
jaringan plasenta.
b. Solusio Plasenta
Solusio Plasenta adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya, plasenta itu
secara normal terlepas setelah anak lahir, jadi plasenta terlepas sebelum waktunya
3. Etiologi
a. Plasenta Previa
Plasenta Previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan yang
endometriumnya yang kurang baik, misalnya atrofi endometrium (kurang baiknya
vaskularisasi desidua).
Perdarahan Antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa umumnya
terjadi pada triwulan ketiga kehamilan. Karena pada saat itu segmen bawah uterus
lebih banyak mengalami perubahan berkaitan dengan makin tuanya kehamilan.
Kemungkinan perdarahan antepartum akibat plasenta previa dapat sejak
kehamilan berusia 20 minggu. Pada usia kehamilan ini segmen bawah uterus telah
terbentuk dan mulai menipis. Semakin tua usia kehamilan segmen bawah uterus
semakin melebar dan serviks membuka. Dengan demikian plasenta yang
berimplitasi di segmen bawah uterus tersebut mengalami pergeseran dari tempat
implantasi dan akan menimbulkan perdarahan. Darahnya berwarna merah segra,
bersumber pada sinus uterus atau robekan sinus marginalis dari plasenta.
b. Solusio Plasenta
Penyebab utama dari solusio plasenta, masih belum diketahui dengan jelas
meskipun demikian, beberapa hal yang tersebut di bawah ini di duga merupakan
faktor-faktor yang berpengaruh pada kejadiannya antara lain :
Hipertensi esensialis atau preeklamsi
Tali pusat yang pendek
Trauma
Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena cava inferior
Uterus yang sangat mengecil (Hidramnion pada waktu ketuban pecah,
Mioma uteri
4. Tanda dan Gejala
a. Plasenta Previa
Perdarahan terjadi tanpa rasa sakit pada trimester III.
Sering terjadi pada malam hari saat pembentukan SBR
Perdarahan dapat terjadi sedikit atau banyak sehingga menimbulkan gejala
Perdarahan berwarna merah
Letak janin abnormal.
b. Solusio Plasenta
Perdarahan disertai rasa sakit
Jalan asfiksia ringan sampai kematian intrauterine
Gejala kardiovaskuler ringan sampai berat
Abdomen menjadi tengang
Perdarahan berwarna kehitaman
Sakit perut terus menerus
5. Patofisiologi
a. Plasenta Previa
Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus, kadang-
kadang bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah uterus,
dimana hal ini dapat diketahui sebagai plasenta previa. Karena segmen bawah
agak merentan selama kehamilan lanjut dan persalinan dalam usaha mencapai
dilatasi serviks dan melahirkan anak, pemisahan plasenta dari dinding usus
sampai tingkat tertentu tidak dapat dihindari sehingga terjadi pendarahan.
b. Solusio Plasenta
Perdarahan terjadi pada pembuluh darah plasenta atau uterus yang
membentuk hematom pada disesna, sehingga plasenta terdesak akhirnya terlepas.
Apabila perdarahan sedikit, hematom yang kecil itu hanya akan mendesak
jaringan plasenta. Peredaran darah antara uterus dan plasenta belum terganggu
dan tanda serta gejalanya pun tidak jelas. Kejadiannya baru diketahui setelah
plasenta lahir yang pada pemeriksaan didapatkan cekungan pada permukaan
maternalnya dengan bekuan darah lama yang warnanya kehitam-hitaman.
Biasanya pendarahan akan berlangsung terus menerus karena otot interus yang
telah meregang oleh kehamilan itu tidak mampu untuk lebih berkontraksi
menghentikan pendarahannya. Akibatnya, hematom retroplasenter akan
bertambah besar sehingga sebagian dan akhirnya seluruh plasenta terlepas dari
dinding uterus.
6. Pemeriksaan Penunjang
1) Uji laboratorium, yang terdiri dari :
2) Ultrasonografi
Cara yang paling tepat untuk menentukan penyebab perdarahan triwulan
ketiga adalah dengan ultrasonografi. Evaluasi ultrasonografi harus mencakup
lokasi dan karakter plasenta, penilaian umur gestasi, perkiraan berat janin,
penentuan presentasi janin, dan penyaingan untuk anomali janin.
3) Kardiotokografi
belum masuk ke dalam pintu atas panggul, atau kelainan letak. Tanda pertama
adalah perdarahan sehingga pada umumnya penderita segera datang untuk
meminta pertolongan.
4. Komplikasi
a. Solusio Plasenta
b. Plasenta Previa
c. Insersio Velamentosa
d. Vasa Previa
5. Penatalaksanaan
Terapi Ekopektif
1) Tujuan terapi ekopektif ialah supaya janin tidak terlahir premature, penderita
dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servikalis. Upaya
diagnosis dilakukan secara non-infansif pemantauan klinis dipantau secara ketat
dan baik.
Syarat-syaratt terapi ekopektif:
Syarat-syara
a. Kehamilan preterm dan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti.
b. Belum ada tanda-tanda inpartu.
c. Keadaan umum ibu cukp baik.
d. Janin masih hidup.
5) Uji pematangan paru janin dengan tes kocok(bubble tes) dan hasil amniosentesis.
6) Bila setelah usia kehamilan diatas 24 minggu, plasenta masuh berada disekitar
ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi jelas, sehingga perlu
dilakukan observasi dan konseling untuk menghadapi kemungkinan keadaan
gawat janin.
Terapi Aktif
1) Wanita hamil diatas 2 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan
banyak, harus segera ditatalaksanakan secara aktif tanpa memandang maturnitas
janin.
2) Untuk diagnosis plasenta previa dan menetukan cara menyelesaikan persalinan,
setelah semua persyaratan terpenuhi, lakukan PDMO jika:
a. Infuse atau tranfusi telah terpasang, kamar dan tim operasi
o perasi telah siap.
b. Kehamilan ≥ 37 minggu (BB 2500 grm) dan inpartu.
c. Janin telah meniggal atau terdapat anomaly kongenital mayor (misal:
anensefali).
d. Perdarahan dengan bagian bawah janin telah jauh melewati pintu atas panggul