Anda di halaman 1dari 4

Proses hidrometalurgi

Sumber daya Weda Bay Nickel mengandung proporsi saprolite yang relatif tinggi (sekitar 70-75%) dibandingkan
dengan limonite. Sebagian besar dari sumber daya saprolite ini memiliki nilai rata-rata (<2%). Untuk jenis bijih
ini, ERAMET telah mengembangkan proses Pelindihan Atmosfir Hidrometalurgi yang telah dipatenkan. Proses ini
memungkinkan pengolahan secara khusus bijih yang memiliki sifat seperti sumber daya Weda Bay. Keuntungannya
adalah untuk memanfaatkan pengunaan sumber daya.

ERAMET mengevaluasi penerapan proses hidrometnya pada biji Weda Bay Nickel pada akhir 2006. Dan terbukti
bahwa proses tersebut layak digunakan untuk perlakuan secara bersama-sama antara profil limonite dan saprolite.
Selanjutnya proses dipertahankan sebagai dasar bagi Studi Kelayakan Awal yang diselesaikan pada awal 2009.
Penanaman modal yang relatif besar dilakukan dalam mengoptimalkan proses ini melalui pengujian awal secara
terus menerus di pusat penelitian ERAMET di Trappes, Perancis, dari awal tahun 2007. Pengujian tersebut terus
berlangsung hingga saat ini.

Pusat Penelitian tersebut saat ini memiliki 100 karyawan termasuk para insinyur dan teknisi senior. Mereka bekerja
untuk menghadapi berbagai perubahan dalam banyak pabrik pengoperasian Grup dan untuk mengintensifkan
penelitian guna mengembangkan proses metalurgi yang inovatif. Lebih dari 20 orang bekerja untuk mengembangkan
proses hidrometalurgi ERAMET dalam penerapannya untuk Proyek WBN.

Ciri utama dari proses hidrometalurgi ERAMET:

 Bekerja pada tekanan atmosferik dan temperatur ~100oC


 Dapat dipakai untuk memproses bijih limonit maupun saprolit, sehingga memaksimalkan penggunaan
sumber daya laterit yang tersedia.
 Memiliki emisi CO2 yang rendah karena penggunaan energi fosil yang sangat rendah, hampir dapat
memenuhi kebutuhan energi sendiri.
 Residu yang dihasilkan berupa padatan dan tidak merusak lingkungan; setelah pengeringan dapat disimpan
di tempat penyimpanan.
 Residu cair dikelola sesuai dengan peraturan nasional dan praktik-praktik lingkungan terbaik yang
diterapkan dalam industri-industri internasional.
 Dapat memisahkan nikel dari kobalt untuk menghasilkan dua produk yang berbeda.

Proses hidrometalurgi ERAMET: penjelasan langkah demi langkah dari cara proses tersebut bekerja.

Langkah pertama: Persiapan Bijih dan Pelindihan Atmosfirik

Bijih limonit dan saprolit ditambang secara bersama-sama, dan kemudian


dicampur dengan air laut untuk menghasilkan bubur bijih. Bubur bijih tersebut kemudian dilindih dengan asam sulfat
untuk melarutkan logam nikel dan kobalt secara selektif dari besi, pengotor utama yang tertinggal dalam padatan.
Langkah pelindihan ini berada pada menggunakan tekanan atmosferik dan temperatur sektiar 100 oC. Tekanan tinggi
tidak digunakan untuk menghindari tantangan teknologi yang terkait.

Langkah ke-2: Netralisasi dan pemisahan padatan/cairan

Sebagian besar pengotor kemudian diendapkan sebagai padatan dengan menambahkan cairan kapur pada lindihan.
Ini disebut netralisasi utama. Pengotor padat yang telah diendapkan kemudian dipisahkan dari cairan yang berisi
nikel dan kobalt, sebelum dicuci dengan air, dinetralkan dengan cairan kapur dan disaring.

Padatan yang dihasilkan, disebut residu besi, merupakan residu proses utama.

Langkah ke-3: Ekstraksi bahan pelarut (SX) dan perolehan logam


SX adalah sebuah proses dimana bahan ekstraksi organik dapat memisahkan
semua kobalt dan mangan, dalam aliran cairan yang 20 kali lebih kecil. Mereka dapat dipisahkan dari aliran cairan
utama yang mengandung nikel, kemudian diendapkan dengan menambahkan abu soda. Hasil produk berwarna hijau
yang disebuthydroxy-nickel carbonate dikeringkan sebelum dikemas untuk diekspor ke pasar dunia.

kobalt diendapkan dari aliran yang lebih kecil seperti sulfida kobalt dengan menambahkan sulfida sodium. Ini adalah
produk komersial kedua yang juga dikemas untuk ekspor. Sisa Mangan diendapkan dengan manambahkan kapur
dan membentuk sisa padatan kedua dari proses tersebut.

Langkah ke-4: Pengolahan residu cair

Semua residu cair yang dihasilkan oleh proses tersebut kemudian dinetralkan
dengan kapur untuk mendapatkan kembali sebagian besar sisa logam terlarut. Dalam residu cair sisa tersebut,
semua logam dan garam yang terlarut masih berada pada tingkatan yang memenuhi standar peraturan di Indonesia
dan praktik-praktik terbaik dalam industri-industri internasional serta aman untuk dikembalikan ke laut. Garam ion
dalam residu cair tersebut secara alamiah telah ada dalam air laut (sodium, mangan, klorida, dan sulfat).

Langkah ke-5: Pengolahan residu padat

Proses hidrometalurgi menghasilkan dua residu padat: residu besi dan


mangan. Kedunya stabil. Mereka akan ditransportasikan dengan cara konvensional (truk, konveyor) dan disimpan
secara terpisah dalam Fasilitas Penyimpanan Residu, yang dirancang dan dikelola sesuai dengan peraturan
lingkungan Indonesia dan internasional.
Langkah ke-6: Produk Akhir

Dalam kondisi kering, produk nikel mengandung 43-45% nikel. Sulfida kobalt
mengandung sekitar 55% kobalt (saat kering).

Anda mungkin juga menyukai