Abstrak - Pengelolaan dana desa dengan mengedepankan partisipatif masyarakat perlu diwujudkan. Ini sejalan dengan konsep dari
pembangunan desa, yang mengedepankan partisipasi masyarakat. Kegiatan pelatihan pengelolaan dana desa telah memberikan
pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan pemuda, sehingga dapat meningkatkan partisipasi dan kepedulian dalam pembangunan
desa. Partispasi masyarakat merupakan karakteristik pembangunan desa. Sebagai bentuk kepedulian dan wujud Tridarma
Pergiruan Tinggi, tim pengabdian kepada masyarakat Politeknik Negeri Lhokseuamwe, melakukan kegiatan. Kegian sebagai bentuk
kepedulian insan kampus guna menyelesaikan persoalan di desa. Kegiatan ini dilakukan di Desa Meunasah Mesjid Kecamatan
Muara Dua Kota Lhokseumawe, yang merupakan salah satu desa binaan. Dana desa sebagai instrument fiscal desa, hingga saat ini
belum berkontribusi maksimal dalam menyelesaikan sejumlah persoalan. Hal ini juga terlihat dari lambatnya pembangunan dei
desa. Salah satu penyebabnya adalah masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. Melalui kegiatan ini telah
terjadi peningkatkan pngetahuan, pengalaman dan ketrampilan, sehingga mewujudkan partasipasi dalam dalam pengelolaan dana
desa.
Abstract - Village fund management with community participation needs to be realized. This is like the concept of village
development, which is community participation. Village fund management training activities have provided youth knowledge,
experience and skills, so that they can increase participation and concern in village development. Community participation is a
characteristic of village development. As a form of concern and manifestation of the Higher Education Tridarma, the community
service team at the Lhokseuamwe State Polytechnic carried out activities. Activities as a form of concern for campus people to solve
problems in the village. This activity was carried out in Meunasah Mesjid Village, Muara Dua District, Lhokseumawe City, which is
one of the assisted villages. Village funds as a village fiscal instrument, until now have not contributed optimally in solving various
problems. This can also be seen from the slow development of dei desa. One of the reasons is the low community participation in
village development. Through this activity there has been an increase in knowledge, experience and skills, thus realizing participation
in the management of village funds.
Tentang Desa [2]. Kedua hukum ini memberikan landasan membingungkan bagi aparatur desa, hal ini terlihat kesulitan
kepada pemerintah desa untuk mendapatkan Dana Desa yang dalam pelaporan dana desa. Akibatnya pencairan dana desa
berasal dari dari Pemerintah Pusat. Dana desa diperuntukkan memgelami keterlambatan dalam pencairan. Aparatur desa
untuk pembangunan infrastruktur desa seperti: jalan desa masih kesulitan dalam pengelolaan dana desa [3].
untuk membuka akses kantong-kantong produksi, irigasi desa Pengelolaan dana desa sebagai bentuk bentuk dari kewajiban
dan program yang bermanfaat untuk kepentingan masyarakat dalam memenuhi akuntabilitas aparatur desa kepada
desa. Dana desa yang diberikan agar desa menjadi lebih pemangku kepentingan, terutama kepada masyarakat dan
produktif. Peningkatan produktivitas desa dilihat dari pemerintah [9].
perkembangan ekonomi masyarakat desa yang meningkat, Persoalan masih rendahnya partisipasi masyarakat
tingkat masyarakat yang bekerja dan memiliki usaha gampong Meusanah Mesjid Kecamatan Muara Dua Kota
bertambah, kualitas hidup termasuk kesehatan menjadi Lhokseumawe dalam pembangunan desa telah berdampak
lebih baik. Dengan adanya dana desa, maka potensi desa yang terhadap sejumlah persoalan desa yang tidak tertangani
belum tergali dapat dimanfaatkan secara optimal dan memberi dengan baik. Padahal partisipasi masyarakat menjadi kunci
nilai tambah (value added) bagi peningkatan kesejahteraan keberhasilan dalam pembungunan desa. Hal ini sejalan dengan
masyarakat [4]. Pemerintah berharap dengan kucuran dana konsep pembangunan desa: dari desa, oleh desa dan untuk
tersebut maka seluruh desa dapat menjadi desa yang mandiri desa. Ini dapat dimaknai sebagai desa yang menyelenggarakan
dan sejahtera. Untuk meningkatkan daya guna dana desa ini, pembangunan secara mandiri. Pemerintah pusat dalam hal ini
maka diperlukan perencanaan, pengelolaan, pelaporan dan sebatas memberi dukungan keuangan dan kewenangan bagi
pengawasan yang baik agar tujuan pemberian dana desa tepat desa untuk dapat melaksanakan pembangunan. Ini sejalan
sasaran, efektif dan efisien. Untuk ini dana desa perlu dengan tujuan decentralisasi dan otonomi daerah, yang
pengawasan dari berbagai pihak agar berjalan sesuai dengan mendorong daerah (desa) melakukan percepatan
tujuannya [5]. pembangunan. Desa dapat menggali, dan mengelola keuangan
Salah satu bagian penting dalam pengelolaan dana desa secara mandiri guna membiayai pembangunannya. Bentuk
adalah perencanaan. Perencanaan menjadi panduan dalam dukungan nyata darai pemerintah adalah keajiban untuk
pelaksanaan program yang telah ditetapkan. Perencanaan yang mengalokasikan dana desa guna pelaksanaan pembangunan
baik perlu melibatkan semua aspek/elemen desa dalam desa untuk setiap tahun [10]. Dana desa ini selanjutnya
perencanaan. Sehingga penggunaan dana desa menjadi digunakan oleh aparatur pemerintah desa dalam bentuk
optimal dan mengakomodir kebutuhan masyarakat. Adanya APBDes. APBDes berisi tujuan, sasaran, sumber pendanaan.
kehawatiran pengelolaan dana desa, sebagai akibat APBDes bersumber dari APBN, yang digunakan untuk
ketidakkesiapan SDM desa dalam menjalankan program yang mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
telah direncanakan [6]. Pemahaman yang memadai terkait pembangunan, pembinaan masyarakat, dan pemberdayaan
dengan pengelola dana desa akan membantu dan masyarakat. Pengelolaan APBDes dengan mengedepankan
memudahkan dalam pertunggungjawaban dana desa. asas transparan, akuntabel, partisipatif, serta dilakukan dengan
Penyalahgunaan akan berakibat pada terhambatnya pencairan tertib dan disiplin anggaran. Partisipasi masyarakat dalam
dana desa selanjudnya dan berpotesi terjadi pelanggaran proses pengelolaan APBDes diperlukan sebagai bentuk
hukum [7]. kontrol masyarakat, agar pengelolaan APBDes berorientasi
kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa,
PERMASALAHAN MITRA menyajikan informasi secara terbuka, jelas, dan mudah
Gampong Meusanah Mesjid merupakan salah satu desa diakses oleh masyarakat [11]. Kesuksesan pengelolaan
yang terletak di Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe. APBDes di tingkat desa ini diukur dari tata kelola APBDes
Tantangan pembangunan desa saat ini adalah masih mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. pertanggungjawaban.
Padahal pengelolaan dana desa wajib mewujudkan Dari hasil laporan pemeriksaan Badan Pemeriksa
pengelolaan dana desa yang baik, akuntabilitas, transparan, Keuangan RI tahun 2019, menyebutkan pengelolaan dana
partisipatif dan berkeadilan. Relevan dan urgen juga bagian desa pada 80 Kabupaten, 5 kota dan 1.006 kecamatan pada 33
penting dalam pengelolaan dana desa, disamping nilai-nilai provinsi seluruh Indonesia masih menghadapi sejumlah
efektivitas dan efisiensi tentu saja. Persoalan rendanya permasalahan terkait dengan pengelolaan dana desa yang
partisipasi sebagai akibat ketidakpahaman masyarakat belum sesuai perundang-undangan, sehingga mengakibtakan
terhadap pengelolaan dana desa. Selama ini partisipasi kerugian keuangan Negara [12]. Permasalahan ini kualitas
masyarakat desa terhadap kegiatan pembangunan desa perencanaan dana desa dan belum adanya pemetaan resiko
relative masih minim. Rendahnya partisipasi sebagai dampak yang berdasarkan masalah dan kebutuhan desa. Sehingga
adari kurangnya pemahaman masyarakat terhadap arti pelaksanaan kegiatan pembangunan belum dapat dilakukan
penting pembangunan desa [8]. Kondisi ini berdampak pada secara optimal, yang selaras dengan skala prioritas kebutuhan
pelaksanaan pembangunan yang tidak optimal dan sejumlah penggunaan dana desa. Pada sisi lain pengelolaan dana desa
persoalan belum tertangani dengan baik. Dari diskusi awal masih menghadapi kendala sebagai akibat dari masih
dengan aparatur desa, partisipasi masyarakat masih sangat rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa.
rendah, terutama keterlibatan pemuda dalam pelaksanaan kondisi yang sama juga dialami oleh Gampong Meusanah
pembangunan desa. Kondisi ini tentunya berdampak pada Mesjid Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe, dari hasil
kesulitan dalam penentuan skala prioritas pembangunan dan wawancara dengan aparatur desa, masih ditemukan sejumlah
juga pertanggungjawaban dana desa. Aparatur desa perlu kerja persoalan yang muncul sebagai akibat ketidakpahaman,
ekstra untuk memberikan pemahaman kepada pemuda. Pada minimnya kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki
sisi lain, persoalan pengelolaan dana dana desa juga masih masyarakat desa, sehingga partisipasi masyarakat masih
minim. Adahal partisipasi masyarakat menjadi poin penting
C-174
Proceeding Seminar Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol.6 No.1 November 2022 | ISSN: 2598-3954
dalam terwujudnya pembanguan desa. Pada sisi lain masih Adapun solusi yang diberikan oleh tim pengabdian kepada
ditemukan sejumlah pemerintah desa yang tidak memiliki masyarakat, terutama untuk meningkatkan kualitas
rencana dan pemetaan masalah dalam pelaksanaan pengelolaan dana desa pada Gampong Meusanah Mesjid
pembangunan desa. Pengelolaan dana desa menjadi skala Kecamatan Muara Dua Kota Kota Lhokseumawe. Melalui
prioritas demi terwujudnya pembagunan desa. Penguatan kegiatan pelatihan pengelolaan dana desa diperoleh hasil
pelahaman, ketrampilan menjadi sebuah keharusan untuk sebagai berikut:
diwujudkan. a. Terjadinya peningkatan kesadaran masyarakat desa dan
terlibat langsung (partisipasi) dalam pembangunan desa.
Solusi yang Ditawarkan Melalui kegiatan ini, diharapkan partisipasi masyarakat
Persoalan yang dihadapi mitra selanjudnya oleh tim akan meningkat terutama dalam pembangunan desa.
pengabdian kepada masyarakat politeknik Negeri Partisipasi tidak hanya sebatas melaksanakan fungsi
Lhokseumawe melakukan kegiatan pelatihan pengelolaan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa,
dana desa. Kegiatan ini diikuti oleh pemuda Gampong akan tetapi juga terlibat dalam kegiatan lain, seperti:
Meusanah Mesjid Kecamatan Muara Dua Kota musyawah perencanaan pembangunan desa
Lhokseumawe. Pemuda sebagai genarasi penerus (Musrembang desa), pelaksanaan pembangunan,
pembangunan desa diharapkan peduli akan persoalan pengawasan, pertanggungjawaban dan lain sebagainya.
pembangunan desa. Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari, b. Terjadinya transfer ilmu pengetahuan, pengalaman dan
pada hari pertama peserta pelatihan telah mendapatkan ketrampilan dari tim pengabdian masyarakat kepada
materiterkait konsep teori dan pada hari kedua kegiatan peserta pelatihan, selaku penerima manfaat. Melalui
dilakukan dalam bentuk praktek atau penyelesaian kasus. kegiatan ini, peserta pelatihan akan memperoleh
pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan, terkait
Luaran yang Dihasilkan dengan pengelolaan dana Desa.
Kegiatan pelatihan pengelolaan dana desa yang diikuti Tersedianya sarana dan prasarana kegiatan pelatihan. Dengan
oleh pemuda Gampong Meusanah Mesjid Kecamatan Muara ketersediaan saran dan parasarana kegiatan, maka kegiatan
Dua Kota Lhokseumawe berlangsung dalam suasana dapat dilakukan lebih baik terarah, sistematis, sehingga
keakraban dan partisipasi yang cukup baik. adapun Luaran memberi manfaat kepada peserta pelatihan.
kegiatan yang dihasilkan dari kegiatan pelatihan pengelolaan
dada desa adalah:Meningkatan pengetahuan dan pengalaman
peserta pelatiahan sehingga diharapkan akan mampu: II. METODOLOGI PELAKSANAAN
a. Memiliki pengetahuan terkait penentuan perencanaan
Pada bagian ini pembarian konsep teoritis dan bukti
program kegiatan, desa.
empiris terkat dengan masalah yang terjadi. Pada bagian ini
b. Memiliki pemahan terkait dengan prosedur penyusnan
memiliki makna sebagai penentu pemilihan masalah.
APBDes.
Selanjutnya diuraikan dan menentukan alternative
c. Mampu melakukan pengawasan pengelolaan dana
penyelesaian masalah. Tahapan penyelesaian masalah dengan
desa, yang berorientasi pada APBDes
mempertimbangkan berbagai aspek, diantaranya:
d. Mampu mendorong terwujudnya tata kelola
a. Tingkat kebutuhan dan permasalahan masyarakat,
pamerintahan desa yang baik, yang akuntabel,
b. Jenis IPTEKS yang diterapkan,
partisipasitif, berkeadilan.
c. Kemampuan tim pengabdian kepada masyarakat,
.
d. Manfaat dan hasil yang dicapai.
Uraian kegiatan yang dilakukan Sebagai upaya peningkatan kemampuan masyarakat terkait
Dari hasil wawancara selama proses kegiatan dilakukan,
dengan kegiatan pengelolaan dana desa, maka diperlukan
permasalahn pembangunan pemerintah desa Meusanah Mesjid
partisipasi masyarakat dalam kegiatan. Rendahnya partispasi
Kecamatan Muara Dua kota Lhokseumawe tidak hanya
masyarakat dalam pembangunan desa selama ini lebih
dihadapi oleh sejumlah desa lain di Lhokseumawe.
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan keterampilan
Permasalahan lemahnya kualitas pengelolaan dana desa telah
dalam pengelolaan dana desa. Berikut ini adalah tahapan
memberi pengaruh negatif terhadap pertanggungjawaban dana
kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini:
yang dilakukan oleh aparatur pemerintah desa. Rasa curiga
dan kurang puas masyarakat masih mewarnai setiap kegiatan
Tahap Persiapan
musyawarah. Efek yang cukup parah yang dirasakan oleh
Untuk memperoleh hasil maksimal dari serangkaian
pemerintah desa adalah terhambatnya pencairan dana pada
kegiatan yang dilakukan, maka kegiatan persiapan menjadi
tahun berikut (depan). Merujuk pada permasalahan yang
sangat penting untuk dilakukan. Melalui persiapan, kegiatan
dihadapi mitra, telah dicari solusi atas permasalahan yang
yang direncanakan dapat berjalan lancar sesuai rencana.
terjadi. Untuk ini telah dilakukan kegiatan pelatihan
Tahapan persiapan terdiri dari:
pengelolaan dana desa guna peningkatan partisipasi
a. Melakukan observasi dan wawancara dengan aparatur
masyarakat dalam pembangunan. Melalui partisipasi
pemerintah Gampong Meusanah Mesjid, sebagai objek
masyarakat telah meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan
sasaran kegiatan. Kegiatan ini dilakukan guna
ketrampilan, sehingga upaya percepatan pembangunan desa
memperoleh informasi awal akan kondisi mitra dan
dapat diwujudkan, sebagaimana semangat dalam undang-
menentukan strategi penyelesaian masalah, yang akan
undang tentang desa. kegiatan pelatihan ini sebagai dalam
dilakukan.
bentuk transfer pengetahuan dan pengalaman sebagai bentuk
b. Melaksanakan pertemuan dan diskusi dengan anggota
kepedulian tim pengabdian masyarakat Politeknik Negeri
tim pelaksana pengabdian. Kegiatan ini berguna untuk
Lhokseumawe guna menyelesaikan permasalahan yang
merumuskan langkah-langkah yang akan dilaksanakan
dihadapi pemerintah desa.
C-175
Proceeding Seminar Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol.6 No.1 November 2022 | ISSN: 2598-3954
Gambar IV.2 Peserta pelatihan sedang mengikuti Gambar IV.3 Melakukan evaluasi pasca kegiatan.
pemyampaian materi oleh tim pelatihan.
f. Perumusan rekomendasi.
Forum ini bertujuan untuk memperoleh interaksi data Perumusan rekomendasi merupakan bagian penting dari
dan informasi yang dihasilkan dari diskusi kelompok suatu proses kegiatan yang dilakukan. Sebagai bagian
peserta pelatihan, ini berguna untuk meningkatkan penting dari laporan kegiatan, yang diyakini dapat
pemahaman, informasi dengan menyikapi berbagai meningkatkan kesempatan untuk mencapai tujuan
aspek suatu kejadian yang secara langsung mereka perubahan. Untuk ini rekomendasi yang disusun
alami. Dalam FGD, interaksi diantara peserta akan sedapat mungkin dapat menjelaskan dan memberikan
membentuk informasi awal. Untuk ini setiap peserta skala prioritas tindakan yang harus diambil. Sehingga
pelatihan diberikan kesempatan yang sama untuk terlibat dapat meningkatkan kualitas sebuah aktivitas yang
aktif dalam diskusi. Mengajukan pertanyaan, selama ini dilakukan, menjadi landasan melakukan
mengkritisi dan memberikan pendapat menjadi bagian evaluasi berkala dan tindakan lanjutan oleh pihak yang
penting. Pada bagian ini, setiap kelompok diwajibkan memiliki wewenang. Rekomendasi telah disampaikan
untuk dapat menyelesaikan 2 kasus yang telah kepada kepala desa Gampong Meunasah Mesjid Kota
disediakan. Hasil penyelesaian kasus oleh masing- Lhokseumawe.
masing kelompok selanjudnya disampaikan ke forum Luaran dari kegiatan pelatihan keuangan dana desa yang telah
diskusi besar. forum diskusi besar dimanfaatkan untuk selesai dilakukan, selanjunya diseminarkan dalam forum
memperoleh kesepakatan dan keseragaman dari semua Seminar Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe pada
peserta terhadap penyelesaiakan kasus yang sebelumnya November 2020. Secara keseluruhan melalui kegiatan ini
dilakukan. Untuk meningkatkan kualitas kegiatan semua telah terjadi transfer pengetahuan, pengalaman dan
anggota tim pengabdian kepada masyarakat secara ketrampilan dari tim pengabdian kepada masyarakat
intensif melakukan pendampinngan, terutama dalam Politeknik Negeri Lhokseuamwe kepada peserta pelatihan.
penyelesaian kasus-kasus, yang berhubungan dengan Dari kegiatan ini telah memberi semangat untuk dapat
pengawasan dana desa. Kegiatan forum diskusi jiga melaksanakan tugas pengawasan menjadi lebih baik dimasa
sebagai wahana berbagi ilmu pengetahuan dan yang akan datang. Ini tentunya akan memberi pengaruh positif
pengalaman. Agar kegiatan ini dapat berjalan lancar dan terhadap upaya percepatan pembangunan desa, yang salama
terarah, setiap kelompok FGD didampingi oleh 1 ini belum dapat terselesaikan dengan baik.
anggota tim pengambdian kepada masyarakat. Dari
kegiatan ini tim pengabdian telah mendapatkan masukan, KESIMPULAN
berupa informasi tentang masalah spesifik yang dialami Kegiatan pelatihan pengawasan keuangan desa dilakukan
oleh peserta pelatihan. yang oleh tim pengabdian kepada masyarakat Politeknik
e. Melakukan evaluasi akhir kegiatan pelatihan. Negeri Lhokseuamwe sebagai bentuk dari tanggung jawab
Evaluasi kegiatan pelatihan ditujukan untuk mengetahui insan kampus kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan Tri
tingkat peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap Darma Perguruan Tinggi. Kegiatan pelatihan ini dimaksukan
para peserta pelatihan, sehingga dapat diterapkan dan untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan
memberi pengaruh terhadap dirinya dan kelompok ketrampilan masyarakat desa, terutama terkait dengan
masyarakat. Sebagai bagian dari suatu proses kegiatan, pelaksanaan fungsi pengawasan keuangan dana desa pada
evaluasi dapat menemukan dan menganalisa pencapaian pemerintah Gampong Meusanah Mesjid Lhokseumawe yang
tujuan. Kegiatan ini juga sebagai media untuk dilakukan oleh masyarkat. Untuk mewujudkan pelatihan yang
melakukan perbaikan dan sinkronisasi program memiliki nilai guna diperlukan peran aktif seluruh peserta
pelatihan. Aktivitas evaluasi akhir sebagai upaya untuk pelatihan dan anggota tim pengabdian kepada masyarakat
mendapatkan informasi tentang kondisi peserta pelatihan Politeknik Negeri Lhokseumawe, mulai dari awal kegiatan
pasca kegiatan. Evaluasi kegiatan pelatihan dilakukan hingga selesai. Adapun beberapa hasil yang telah dicapai dari
dengan menggunakan daftar isian. Dari kegiatan ini, tim kegiatan ini adalah: (1) Dengan kegiatan pelatihan
menyimpulkan masih diperlukan kegiatan lanjutan pengelolaan dana desa, para peserta pelatihan memiliki
dimasa yang akan datang. pengetahuan dan ketampilan, sehingga diharapkan partisipasi
meningkat. (2) Melalui kegiatan ini diharapakan akan
memberi rangsangan untuk mewujudakan tata kelola
pemerintah yang baik. (3) Melalui kegiatan ini telah
meningkatak kualitas SDM desa mengalami peningkatan.
Selama ini pembangunan desa belum sepenuhnya dapat
memanfaatkan potensi dan kondisi desa. Hal ini telah
memberi pengaruh terhadap pelambatan pembangunan yang
C-177
Proceeding Seminar Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol.6 No.1 November 2022 | ISSN: 2598-3954
dilakukan selama ini. Pemerintah Gampong Meunasah Mesjid [3] S. Zhang, C. Zhu, J. K. O. Sin, and P. K. T. Mok, “A novel ultrathin
elevated channel low-temperature poly-Si TFT,” IEEE Electron Device
perlu meningkatkan partisipasi masayarakat dalam
Lett., vol. 20, pp. 569–571, Nov. 1999.
pembangunan desa. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka [4] M. Wegmuller, J. P. von der Weid, P. Oberson, and N. Gisin, “High
ruang yang luas bagi masyarakat untuk terlibat langsung resolution fiber distributed measurements with coherent OFDR,” in
dalam pembangunan desa, mulai dari perencanaan, Proc. ECOC’00, 2000, paper 11.3.4, p. 109.
[5] R. E. Sorace, V. S. Reinhardt, and S. A. Vaughn, “High-speed digital-
pelaksanaan, pengawasan, pelaporan dan
to-RF converter,” U.S. Patent 5 668 842, Sept. 16, 1997.
pertanggungjawaban. Hal ini tentunya sejalan dengan amanah [6] (2002) The IEEE website. [Online]. Available: http://www.ieee.org/
undang-undang tentang desa, yang menyebutkan [7] M. Shell. (2002) IEEEtran homepage on CTAN. [Online]. Available:
pembangunan desa adalah pembangunan dari desa dan untuk http://www.ctan.org/tex-
archive/macros/latex/contrib/supported/IEEEtran/
desa, yang berorietasi pada pemanfaatan potensi dan kondisi
[8] FLEXChip Signal Processor (MC68175/D), Motorola, 1996.
desa. [9] “PDCA12-70 data sheet,” Opto Speed SA, Mezzovico, Switzerland.
[10] A. Karnik, “Performance of TCP congestion control with rate feedback:
TCP/ABR and rate adaptive TCP/IP,” M. Eng. thesis, Indian Institute
REFERENSI of Science, Bangalore, India, Jan. 1999.
[11] J. Padhye, V. Firoiu, and D. Towsley, “A stochastic model of TCP
[1] S. M. Metev and V. P. Veiko, Laser Assisted Microtechnology, 2nd ed., Reno congestion avoidance and control,” Univ. of Massachusetts,
R. M. Osgood, Jr., Ed. Berlin, Germany: Springer-Verlag, 1998. Amherst, MA, CMPSCI Tech. Rep. 99-02, 1999.
[2] J. Breckling, Ed., The Analysis of Directional Time Series: [12] Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer
Applications to Wind Speed and Direction, ser. Lecture Notes in (PHY) Specification, IEEE Std. 802.11, 1997.
Statistics. Berlin, Germany: Springer, 1989, vol. 61.
C-178