Anda di halaman 1dari 5

TUGAS AKUNTANSI KOPERASI

INVESTASI SEMENTARA DAN INVESTASI JANGKA PANJANG

Disusun Oleh :

1. Indiecha Aulia F (142110140)

2. Noorhusaini (142130047)

3. Tegar Sinawang (142130105)

4. Anna Vivian R (142130117)

PROGRAM STUDI AKUNTASI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NEGERI “VETERAN”


YOGYAKARTA
Bab 14

Investasi Sementara dan Investasi Jangka Panjang


A. Investasi Jangka Pendek
Adakalanya koperasi memiliki kas dalam jumlah yang melebihi kebutuhan operasi
sehari-harinya. Akan tetapi, kas tersebut dipersiapkan untuk melakukan operasi rutin koperasi
dalam jangka pendek. Jika kas tersebut menganggur, koperasi telah membiarkan terjadinya
ketidakefektifan atas pemanfaat kekayaan koperasi. Namun, jika koperasi memilih
menggunakan kas tersebut untuk investasi baru dan berjangka panjang, kebutuhan kas untuk
menjalankan operasi rutin koperasi dalam waktu dekat bisa terganggu. Jadi, koperasi harus
menggunakan kas tersebut dalam investasi jangka pendek (sementara), seperti dalam surat
berharga yang berjangka waktu kurang dari satu tahun.
Walaupun investasi surat berharga dapat dilakukan dalam jangka panjang atau selama
beberapa tahun, investasi tersebut dapat disebut sebagai investasi sementara karean dua
alasan, yaitu :
1. Surat berharga tersebut mudah diperjualbelikan sehingga dapat dijual dan
dijadikan uang tunai setiap saat dibutuhkan.
2. Manajemen koperasi akan segera menjualnya setiap kali diperlukan uang tunai.

Contoh :

Koperasi Mitra Prima memiliki kas berlebih pada bulan November dan Desember 2010.
Karena itu, manajemen koperasi menggunakan kas tersebut untuk melakukan investasi
jangka pendek dalam surat berharga di bursa efek. Manajemen koperasi membeli saham
beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Portofolio saham yang dimiliki
koperasi tersebut pada akhir bulan Desember 2010 adalah sebagai berikut:

Jenis Saham Harga Beli Harga Pasar Potensi Laba/Rugi


Saham PT. AA 200.000.000 180.000.000 (20.000.000)
Saham PT. BB 165.000.000 172.000.000 7.000.000
Saham PT. CC 110.000.000 106.000.000 (4.000.000)
Saham PT. DD 125.000.000 128.000.000 3.000.000
Saham PT. EE 220.000.000 204.000.000 (16.000.000)
Saham PT. FF 170.000.000 178.000.000 8.000.000
Total 990.000.000 968.000.000 (22.000.000)

Potensi kerugian sebesar Rp 22.000.000 ini harus dilaporkan dalam neraca sebagai cadangan
penurunan harga pasar. Jadi, nilai bersih saham yang tercantum pada neraca adalah Rp
968.000.000.
B. Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang yang dibahas disini adalah seluruh aktivitas pembelian
aktiva dengan berbagai tujuannya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun. Pembelian
aktiva tersebut dapat berupa pembelian surat berharga, pembelian obligasi, pembelian tanah
dan sebagainya, yang direncanakan untuk waktu yang cukup lama.

“Investasi jangka panjang adalah dana koperasi yang ditanamkan dalam berbagau aktiva
produktif yang dapat memberikan penghasilan bagi koperasi dalam waktu lebih dari satu
tahun.”

Investasi dalam perusahaan lain untuk jangka panjang dapat memiliki beberapa
alasan, antara lain:

a. Untuk memperoleh capital gain atau laba yang berasal dari kenaikan harga saham
perusahaan yang dibeli
b. Untuk memperoleh pendapatan dividen
c. Untuk memperoleh hubungan khusus dengan perusahaan penerbit saham
d. Untuk ekspansi usaha
e. Untuk memperoleh pasar

Namun, dalam bentuk apapun, investasi jangka panjang dicatat sebesar harga
perolehannya, yaitu keseluruhan uang yang dikeluarkan koperasi sampai objek investasi
tersebut diperoleh dan menjadi milik koperasi.

C. Investasi Dalam Obligasi


Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan berupa janji untuk
membayar sejumlah uang (seperti yang tercantum dalam nominal obligasi) dikemudian hari
beserta bunganya secara berkala. Obligasi yang dibeli koperasi tidak selalu diperoleh sesuai
dengan nilai nominalnya. Akan tetapi, berapa pun harga perolehan obligasi, investasi dalam
obligasi akan dicatat sebesar harga perolehannya. Pada saat obligasi jatuh tempo koperasi
akan menerima uang sebesar nilai nominalnya. Jika obligasi dibeli dibawah nilai nominalnya,
setiap kali koperasi menerima pendapatan bunga, bunga tersebut harus ditambah dengan
amortisasi selisih harga perolehan obligasi tadi. Sebaliknya, jika koperasi membeli obligasi
diatas nilai nominalnya, setiap kali koperasi menerima pendapatan bunga, bunga tersebut
harus dikurangi dengan amortisasi selisih harga perolehan obligasi tadi.
D. Investasi Dalam Saham
Saham perusahaan yang beredar di bursa efek juga dapat menjadi objek investasi
jangka panjang bagi koperasi yang menginginkannya. Ada begitu banyak perusahaan yang
listing di bursa efek, dan seluruh saham dapat dibeli oleh siapapun yang memiliki dana, baik
untuk jangka panjang atau jangka pendek, serta dengan motivasi apapun.
Investasi dalam saham perusahaan dicatat pada harga perolehannya, yaitu harga beli
saham ditambah seluruh biaya lainnya, seperti biaya notaries, komisi perantara, biaya
administrasi, dan sebagainya. Jika perusahaan yang sahamnya dimiliki koperasi membagikan
dividen, maka dividen yang dibagikan tersebut diakui sebagai pendapatan dividen koperasi
tersebut. Jika kemudian saham perusahaan dijual kepada pihak lain, selisih yang timbul
antara harga jual dengan harga beli saham diakui sebagai laba atau rugi penjualan saham.

- Perusahaan Induk dan Perusahaan Anak


Perusahaan induk (holding company) adalah perusahaan yang membeli dan
menguasai saham perusahaan lainnya. Sedangkan perusahaan anak (subsidiary
company) adalah perusahaan yang sahamnya dibeli dan dikuasai oleh perusahaan
lainnya.
Perusahaan induk yang memiliki saham dalam jumlah besar (mayoritas) disebut
sebagai pemegang saham pengendali (controlling interest). Perusahaan induk yang
memiliki secara mayoritas saham perusahaan anak biasanya menggunakan metode
ekuitas dalam proses pencatatan transaksinya yang berkaitan dengan perusahaan anak.
Metode ekuitas memperlakukan perusahaan induk dan perusahaan anak sebagai bagian
yang tidak terpisahkan satu dengan lainnya, bukan sekedar objek investasi. Jadi,
aktivitas perusahaan anak yang dapat mempengaruhi perubahan aktiva bersih dicatat
dan diakui oleh perusahaan induk.

E. Investasi Dalam Tanah


Investasi jangka panjang tidak hanya dapat dilakukan dalam surat berharga, tetapi
juga dalam aktiva tetap lainnya, seperti tanah. Jika investasi dalam aktiva selain surat
berharga dipilih koperasi, nilai aktiva tetap tersebut tidak akan berkurang seiring dengan
berlalunya waktu.
Jika koperasi memilih investasi jangka panjang dalam bentuk tanah, investasi tersebut
dicatat sebesar harga perolehannya, yaitu seluruh uang yang dikeluarkan koperasi sampai
tanah tersebut menjadi milik koperasi. Karena itu, harga perolehan tanah mencakup
komponen harga tanah itu sendiri, komisi perantara, biaya notaries, pajak, bea balik nama,
dan sebagainya. Seluruh pengeluaran tambahan tersebut harus dikapitalisasi menjadi satu
dalam tanah.
Ketika tanah tersebut dijual, selisih antara harga jual tanah dan harga perolehannya
diakui sebagai laba atau rugi penjualan tanah. Jika harga jualnya lebih tinggi dibandingkan
dengan harga perolehannya, harus diakui sebagai laba penjualan tanah. Sebaliknya, jika harga
jual lebih rendah dibandingkan harga perolehan, hal itu harus diakui sebagai ganti rugi
penjualan tanah.

Anda mungkin juga menyukai