Anda di halaman 1dari 5

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan


Educational Philosophy as the Soul of the Department
of Primary School Teacher Education

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Yanti Fitria, M.Pd

Disusun Oleh:
Nama Aklil Fauziah
NIM 23129003
Prodi PGSD
Seksi 202320030003

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

Judul Educational Philosophy as the Soul of the Department of Primary


School Teacher Education
Jurnal Jurnal Kependidikan Dasar
Volume dan Halaman Volume 1 Nomor 1
Tahun 2010
Penulis Jaino
Reviewer Aklil Fauziah
Tanggal 16 Februari 2024

Abstrak Tesis utama dari artikel ini menjelaskan tentang pendidikan, yang
dimana adalah aspek fundamental dalam kehidupan manusia, yang
diperoleh secara unik oleh setiap individu. Kebutuhan akan
landasan filosofis dalam pendidikan muncul dari masalah-masalah
rumit yang melekat dalam realisasinya, yang melampaui
pengalaman dan fakta. Filsafat pendidikan mencakup pertimbangan
kebaikan dan keburukan, berbagai bentuk kehidupan manusia, dan
pengejaran eksistensi sosial yang sempurna. Pada dasarnya,
pendidikan berfungsi sebagai implementasi praktis dari ide-ide
filosofis. Filsafat menetapkan dasar-dasar untuk nilai-nilai
pendidikan, institusi, dan kegiatan implementasi. Peran filsafat
pendidikan bertindak sebagai kekuatan yang mendorong pendidikan
ke depan, yang berfungsi sebagai jiwa dan dasar pelaksanaannya.
Filsafat ilmiah, yang berakar pada ontologi, epistemologi, dan ilmu
antropologi pendidikan, menggambarkan ruang lingkup
keterlibatan manusia dalam pendidikan, memberikan kerangka
kerja untuk pendekatan sosio-kultural yang terstruktur.

Abstrak yang disajikan penulis hanya menggunakan Bahasa inggris


(Bahasa Internasional). Secara keseluruhan isi dari abstrak ini hanya
menjelaskan garis besar topic yang dibahas dalam jurnal, yang
menurut saya pembaca perlu waktu untuk membaca lebih dalam isi
jurnal dalam memahami jurnal ini.
Pengantar Dalam pengantar, penulis membahas tentang proses pendidikan
yang merupakan perjalanan perkembangan dengan tujuan mencapai
kedewasaan, yang secara alamiah terkait dengan potensi manusia
untuk tumbuh menuju tingkat kedewasaan dan kematangan.
Keberhasilan perkembangan ini tergantung pada kondisi alamiah
dan sosial, seperti iklim, makanan, kesehatan, dan keamanan, yang
sesuai dengan kebutuhan manusia. Kedewasaan dapat mencakup
aspek biologis-jasmaniah, rohaniah (pikir, rasa, dan karsa), atau
moral (tanggung jawab dan kesadaran normatif). Filsafat
pendidikan menjadi landasan untuk menyusun tujuan pendidikan,
memandu sistem dan praktik pendidikan sesuai dengan tujuan
tersebut. Melalui pertanyaan mendasar, filsafat pendidikan
memberikan asas kepastian bagi nilai peran pendidikan, lembaga
pendidikan, dan aktivitas pendidikan, menjadikan peranan filsafat
pendidikan sebagai sumber pendorong eksistensi pendidikan.
Sebagai panduan asasi pendidikan, filsafat pendidikan juga
membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan rasional yang tidak
dapat dijawab oleh ilmu-ilmu lain, khususnya dalam konteks
pendidikan dan ilmu pendidikan yang berkaitan dengan harapan
terbaik untuk bangsa.
Pembahasan Pada bagian pembahasan, penulis menjabarkan tentang beberapa
point, diantaranya:
1. Dasar-Dasar Pendidikan
Dasar-dasar pendidikan menyoroti bahwa pendidikan bukan
sekadar ilmu empiris dan eksperimental; fakta pendidikan
sebagai gejala sosial terbatas pada sosialisasi dan memiliki
daya serap kognitif di bawah 100%. Pendidikan nilai-nilai,
sebaliknya, menuntut siswa meresapi 100%, mencapai
internalisasi dan enkulturasi. Ini membedakan esensial
antara pendidikan (aspek kognitif dan afektif) dan kegiatan
mengajar yang fokus pada aspek kognitif. Evaluasi
pengajaran perlu melibatkan aspek lain. Keberhasilan daya
serap internal 100% memerlukan kolaborasi dan kontrol
sosial untuk mencegah penurunan nilai dan norma.
2. Pedagogik sebagai Ilmu Murni Menelaah Fenomena
Pendidikan
Telaah lengkap atas tindakan manusia dalam fenomena
pendidikan memerlukan analisis independen terhadap data
pedagogi dan andragogi. Data ini melibatkan fakta (das sein)
dan nilai (das sollen) serta keterkaitan keduanya. Pedagogi
dan andragogi memerlukan hubungan antara telaah ilmiah
dan filsafat, walaupun filsafat bukan ilmu dasar. Diperlukan
aplikasi metode filsafah yang radikal dalam menelaah
hakikat peserta didik. Lingkup mikroskopis ilmu pendidikan
melibatkan relasi antara pendidik dan terdidik, metode
fenomenologi, orang dewasa sebagai pendidik, anak
manusia sebagai terdidik, tujuan pendidikan, tindakan dan
proses pendidikan, serta lingkungan dan lembaga
pendidikan. Sementara itu, lingkup makro dan meso
mencakup konteks sosial budaya, filsafat pendidikan,
sejarah pendidikan, teori kurikulum, studi empirik, dan studi
pendidikan aplikatif.
3. Pendekatan Fenomenologi dalam Menelaah Gejala
Pendidikan
Pedagogik, sebagai ilmu pendidikan teoritis, tidak
mengadopsi metode deduktif spekulatif dan lebih berfokus
pada penelitian fenomenologis yang bersifat empiris namun
juga normatif. Dalam pendekatannya, Pedagogik
menggabungkan aspek filosofis dan empiris, memadukan
berfikir filosofis dengan penyelidikan empiris. Langeveld
menyatakan bahwa pedagogik merupakan fenomena
pendidikan mikro yang melibatkan enam komponen inti
dalam batang tubuh pedagogik.
4. Kontribusi Ilmu-Ilmu Bantu terhadap Pedagogic
Ilmu pendidikan, terutama pedagogi dan andragogi, tidak
mengadopsi metode deskriptif-eksperimental karena
terbatas pada pemahaman perubahan perilaku siswa.
Pendekatan ini kurang bermanfaat untuk prediksi dan
kontrol eksperimental dalam pendidikan secara kuantitatif.
Sebagai gantinya, pedagogi dan andragogi harus menjadi
ilmu otonom dengan menerapkan metode fenomenologi
kualitatif, memperoleh data non-normatif dari ilmu biologi,
psikologi, dan ilmu sosial. Pengumpulan data langsung dari
fenomena pendidikan oleh ilmuwan atau pendidik kreatif
diperlukan dengan prasyarat penguasaan satu ilmu bantu
atau filsafat umum.
5. Dasar-Dasar Filsafat Ilmu Pendidikan
Terkait dalam arti dasar ontologis, dasar epistemologis,
dan aksiologis, dan dasar antropolgis ilmu pendidikan.
6. Dasar Ontologis Ilmu Pendidikan
Latar filsafat ilmu pendidikan memerlukan dasar ontologis,
dengan objek materi berfokus pada manusia sebagai
makhluk sosial dan individu berakhlak mulia dalam situasi
pendidikan. Untuk memastikan kebebasan dari keragu-
raguan, objek formal ilmu pendidikan dibatasi pada manusia
seutuhnya dalam situasi pendidikan. Pendidikan makro
mempertimbangkan perilaku sosial yang terstruktur oleh
nilai sistem tertentu, sementara pendidikan mikro
menekankan nilai dan hubungan pribadi yang utuh sebagai
syarat mutlak. Sikap afektif utuh dari pendidik terhadap
peserta didik menjadi kunci keberhasilan pendidikan
kualitatif.
7. Dasar Antropologis Ilmu Pendidikan
Pendidikan, sebagai pertemuan antara pendidik dan peserta
didik, bertujuan memberikan bantuan kepada peserta didik
untuk mencapai kemandirian dalam batas-batas yang
ditetapkan oleh lingkungan sekitarnya. Pandangan filsafat
dialogis menekankan tiga dasar antropologis universal:
sosialitas, individualitas, dan moralitas. Di Indonesia,
dengan konteks kebudayaan nasional, tambahan dasar
antropologis religiusitas juga diperlukan, di mana pendidik
berperan sebagai hamba dalam pengabdian kepada Tuhan.
Simpulan Pada bagian simpulan, penulis menuliskan bahwa landasan filsafat
pendidikan berfungsi sebagai perspektif filosofis yang menjadi
"kacamata" dalam melihat, menghadapi, dan melaksanakan tugas
pendidikan. Pembentukan landasan ini tidak hanya melibatkan studi
filsafat, sejarah, dan teori pendidikan, tetapi juga mengintegrasikan
konsep, prinsip, dan pendekatan ke dalam kerangka konseptual
kependidikan. Dengan demikian, landasan filsafat pendidikan harus
tercermin dalam semua keputusan dan tindakan guru, baik
instruksional maupun non-instruksional, dengan fokus pada asumsi
filosofis yang mendukung peran profesional guru dan landasan
ilmiah pendidikan.
Kekuatan Penelitian 1. Teori dan model analisis yang diguakan tepat.
2. Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah dipahami
maksud dan tujuannya oleh pembaca.
3. Analisisnya sangat rinci dan mudah dipahami penulis detail
dalam memberikan hasil yang didapat dalam melakukan
penelitiannya.
Kelemahan Penelitian Bagian pembahan kurang banyak mencantumkan contoh
penerapannya.

Anda mungkin juga menyukai