Anda di halaman 1dari 4

Nama : Galura Indra Hidayat

Kelas : B
NPM : 207002041
Tugas 2 Sistem Instrumen

1. Berapa jumlah bit pada ADC (Analog to Digital Converter)?


ADC atau Analog-to-Digital Converter adalah komponen elektronik umum yang digunakan
dalam elektronika. Fungsinya adalah mengukur sinyal analog dan mengkonversinya menjadi
representasi digital. Representasi digital ini terdiri dari serangkaian bit yang disebut resolusi
ADC, yang menentukan tingkat detail pengukuran. ADC dapat memiliki berbagai resolusi,
misalnya, Arduino Uno menggunakan ADC 10-bit, yang dapat mengukur tegangan analog
menjadi 1024 nilai yang berbeda dari 0 hingga 1023. Arduino Due, di sisi lain, memiliki ADC
12-bit, yang dapat mengukur hingga 4096 nilai yang berbeda. Selain Arduino, berbagai
mikrokontroler dan perangkat elektronik lainnya memiliki ADC dengan berbagai resolusi, mulai
dari 8-bit hingga 16-bitatau lebih tinggi.

2. Berapa jumlah bit yang digunakan pada Arduino?


Arduino menggunakan berbagai jenis mikrokontroler, dan resolusi ADC pada Arduino dapat
bervariasi tergantung pada jenis mikrokontroler yang digunakan.
a. Arduino Uno: Arduino Uno menggunakan mikrokontroler ATmega328P, yang
memiliki ADC 10-bit. Ini berarti ADC pada Arduino Uno memiliki resolusi 10-bit,
yang menghasilkan 2^10 atau 1024 level diskrit yang berbeda.
b. Arduino Mega: Arduino Mega menggunakan mikrokontroler ATmega2560, yangjuga
memiliki ADC 10-bit, sehingga memiliki resolusi ADC 10-bit yang sama seperti
Arduino Uno.
c. Arduino Zero: Arduino Zero menggunakan mikrokontroler SAMD21 ARM Cortex-
M0+, yang juga memiliki ADC 12-bit dengan resolusi yang sama seperti Arduino Due.
d. Arduino Due: Arduino Due menggunakan mikrokontroler SAM3X8E ARM Cortex-
M3, yang memiliki ADC 12-bit. Ini berarti ADC pada Arduino Due memiliki
resolusi 12-bit, yang menghasilkan 2^12 atau 4096 level diskrit yang berbeda.
3. Apa pengaruh jumlah bit yang bervariasi pada Arduino?
Jumlah bit lebih banyak:
 Akurasi tinggi: dengan jumlah bit yang lebih banyak akan mendapatkan akurasi yang
lebih tinggi dalam pengukuran atau representasi data.
 Kurangnya noise: akurasi yang lebih tinggi juga membantu mengurangi pengaruh noise
atau gangguan dalam data yang diukur. Jumlah bit yang lebih banyak dapat mengurangi
kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh noise.
 Ketelitian: lebih banyak bit memungkinkan ketelitian yang lebih besar dalam aplikasi
yang memerlukan pengukuran tingkat tinggi, seperti instrumen ilmiah atau peralatan
medis.
 Kisaran lebih lebar: bit yang lebih banyak juga memungkinkan rentang pengukuranyang
lebih lebar, yang mana nantinya dapat mengukur sinyal yang lebih kecil atau lebih besar
dengan akurasi yang baik.
Jumlah bit lebih sedikit:
 Ekonomis: perangkat dengan jumlah bit yang lebih sedikit sering kali lebih ekonomis
dan memerlukan sumber daya yang lebih sedikit.
 Kecepatan: dalam beberapa kasus, memiliki jumlah bit yang lebih sedikit dapat
meningkatkan kecepatan pengukuran atau pemrosesan data dan sangat berguna dalam
sistem real-time.
 Efisien: data yang dihasilkan dengan jumlah bit yang lebih sedikit memerlukan lebih
sedikit ruang penyimpanan.
 Cukup untuk aplikasi tertentu: dalam beberapa aplikasi, resolusi yang lebih rendah
mungkin sudah cukup untuk tujuan pengukuran atau kendali yang diperlukan.

4. Darimana asal rumus dari pembagi tegangan?


Rumus pembagi tegangan berasal dari hukum dasar elektronika yaitu hukum Ohm dan
aturan dasar pada rangkaian seri. Hukum ohm menyatakan bahwa tegangan pada suatu
resistor dalam sebuah rangkaian adalah sebanding dengan resistansi dan arus yang
melewatinya.

Rumus yang mendasarinya adalah hukum ohm


 Hukum Ohm
V= I.R
Keterangan
V : Tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
R : Resistansi (Ohm)
 Aturan Pembagi tegangan
Vout = Vin ( 𝑹𝟐 )
𝑹𝟏+ 𝑹𝟐

Keterangan:
Vin : Tegangan input
Vout : Tegangan output pada resistor kedua
R1 : Resistansi resistor pertama
R2 : Resistansi resistor kedua

Anda mungkin juga menyukai