PERJUANGAN BANGSA
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2024
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tugas makalah ini
yang berjudul “Pancasila Dalam Sejarah Perjuangan Bangsa”. Tidak lupa pula dukungan baik
secara materil dan non-materil yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan tugas makalah
ini. Oleh karena itu, izinkan penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Hasbi Gama, M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Pancasila yang telah membimbing penulis serta atas dorongan dan masukan untuk
penulis sebagai penunjang tugas makalah ini hingga akhirnya selesai.
2. Ayah dan Ibu penulis, selaku orang tua yang tiada henti memberikan doa dan dukungan
kepada penulis.
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis rincikan satu per satu yang telah membantu penulis
dalam proses penulisan tugas makalah ini.
Tugas makalah ini disusun sebagai bentuk refleksi, penelitian, dan dedikasi terhadap sejarah
perjuangan bangsa Indonesia. Tujuan utama penulisan tugas makalah ini adalah untuk menggali
lebih dalam, mengurai, dan menyajikan informasi yang dapat memberikan pemahaman yang
lebih mendalam mengenai pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk penyempurnaan tugas makalah ini. Akhir kata, penulis berharap
semoga tugas makalah ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
BAB 1 PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang Masalah 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
BAB 2 PEMBAHASAN 5
A. Sejarah Pancasila di Indonesia 5
B. Pancasila Sebagai Dasar Negara 8
BAB 3 PENUTUP 10
A. Kesimpulan 10
DAFTAR PUSTAKA 11
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
2. Dapat mendeskripsikan pancasila sebagai dasar negara.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pancasila di Indonesia
Pancasila merupakan sebuah kesepakatan luhur antara semua golongan yang hidup di
tanah air. Kesepakatan luhur tidak akan banyak berfungsi jika tidak didudukkan dalam
status yang jelas, maka dari itu kesepakatan luhur bangsa harus dirumuskan sebagai
ideologi bangsa dan filsafat. Ideologi bangsa memiliki arti bahwa setiap warga negara
Republik Indonesia terikat dengan ketentuan-ketentuan yang sangat mendasar dalam sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan, serta Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pandangan hidup dan
juga sikap warga negara secara keseluruhan wajib bertumpu terhadap pancasila sebagai
keutuhan bukan hanya sekedar masing-masing sila (Oesman, 1990: 163).
Pancasila dalam perspektif sejarah perjuangan bangsa Indonesia merupakan cara pandang
untuk menilai peristiwa yang melatarbelakangi terbentuknya NKRI dan dasar negaranya
yaitu pancasila. Pembentukan pancasila tersebut tidak terlepas dari sejarah kerajaan-
kerajaan yang ada di Nusantara dari zaman dahulu. Sejarah perjuangan dan berdirinya
bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya berjalan sejak sekian abad yang lalu,
dengan berbagai cara dan bertahap. Dengan itu sejarah perjuangan bangsa Indonesia
mempunyai hubungannya dengan sejarah lahirnya pancasila.
Pancasila tentunya tidak terbentuk begitu saja, seperti yang telah penulis terangkan di
atas, pancasila memiliki proses yang panjang dalam pembentukannya, berikut proses
pembentukan pancasila secara ringkas.
1. Proses Perumusan Pancasila
Apabila kita berselancar di internet dengan kata kunci perumusan pancasila, maka
sudah pasti akan muncul berbagai versi perumusan pancasila. Mengapa demikian?
Agar dapat memahami fenomena tersebut, maka dari itu mari telusuri jejak historis
dalam perumusan pancasila.
a. Perumusan Pancasila Pada Sidang BPUPKI
5
Di antara versi-versi pancasila yang lainnya, yang paling kontroversial adalah dua
rumusan hasil sidang BPUPKI. Salah satu penyebabnya adalah tulisan Nugroho
Notosusanto, seorang sejarawan militer, dalam buku teks Sejarah Nasional
Indonesia untuk SMA Kurikulum 1975 sebagai berikut:
Pada sidang 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin mengusulkan lima "Asas dan
Dasar Negeri Kebangsaan Republik Indonesia" yaitu:
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan.
3. Peri Ketuhanan.
4. Peri Kerakyatan.
5. Kesejahteraan rakyat.
Tiga hari kemudian, pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mengucapkan pidato
mengenai dasar filsafat negara Indonesia merdeka yang juga terdiri atas 5 asas
yakni:
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan.
3. Mufakat atau demokrasi.
4. Kesejahteraan sosial.
5. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kontroversipun berkembang mengenai siapakah yang sebenarnya berperan
sebagai perumus pancasila? Apabila kita mengikuti tulisan Nugroho Notosusanto,
berarti pancasila tidak lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dengan Ir. Soekarno sebagai
tokoh perumus, melainkan lahir pada tanggal 29 Mei 1945 dengan Mr.
Muhammad Yamin sebagai perumus.
Tulisan kontroversial Nugroho Notosusanto menyebabkan perdebatan di tengah
masyarakat. Misalnya, muncul reaksi politis dalam bentuk “Deklarasi Pancasila”
yang dikeluarkan oleh Lembaga Soekarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus 1981.
Deklarasi Pancasila ditandatangani oleh 17 orang, antara lain Manai Sophian,
Usep Ranawidjaja, Jusuf Hasyim, H.M Sanusi, Slamet Branata, Hugeng dan HR
Dharsono. Deklarasi tersebut menyatakan bahwa hari lahirnya Pancasila adalah 1
6
Juni 1945 dan Soekarno adalah satu-satunya orang yang mengemukakan
Pancasila sebagai dasar negara.
Dari pendapat yang berkembang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu Pro
Yamin dan Pro Soekarno. Kelompok Pro Yamin yang dimotori oleh Nugroho
Notosusanto dan didukung oleh pemerintah Orde Baru saat itu, mendasarkan
pandangannya pada satu buku sumber, yaitu Naskah Persiapan UUD 1945 Jilid I
karangan Muhammad Yamin. Di dalam buku itu dimuat berbagai pidato atau
paparan pandangan yang muncul pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei – 1 Juni
1945. Sebaliknya pandangan Pro Soekarno disuarakan oleh berbagai kalangan,
baik akademisi dan saksi atau pelaku sejarah yang masih hidup. Dari kalangan
akademisi, kritik paling keras muncul antara lain dari G. Moedjanto (IKIP Sanata
Dharma sekarang Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta) dan Ruben Nalenan
(Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta). G. Moedjanto, sebagai seorang sejarawan
antara lain mengkritisi teks pidato Muhammad Yamin yang termuat dalam buku
Naskah Persiapan UUD 1945 dan dijadikan satu-satunya sumber bagi kelompok
pro Yamin. Beliau menemukan kejanggalan, yaitu kalimat pada alinea terakhir
pidato Yamin yang berbunyi: “Dua hari yang lampau tuan Ketua memberi
kesempatan kepada kita sekalian juga boleh mengeluarkan perasaan”. Apabila
pidato itu benar diucapkan Muhammad Yamin tanggal 29 Mei 1945, berarti kata
“Dua hari yang lampau” adalah tanggal 27 Mei 1945. Dari sudut pandang ini,
dokumen itu jelas palsu, karena BPUPKI baru diresmikan pada tanggal 28 Mei
1945 dan mulai melakukan sidang pada keesokan harinya. Temuan G. Moedjanto
itu sangat penting, karena mampu membuktikan dengan sangat kuat bahwa
naskah itu bukan pidato Muhammad Yamin pada tanggal 29 Mei 1945.
b. Perumusan Pancasila Hasil Panitia Sembilan
Panitia Sembilan yang diketuai oleh Ir. Soekarno berhasil merumuskan naskah
Rancangan Pembukaan UUD pada tanggal 22 Juni 1945 yang kemudian dikenal
dengan Piagam Jakarta yang berisi, sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
7
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
8
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia".
Sebagai dasar negara yang merupakan fungsi pokok. Fungsi pancasila lainnya di
antaranya yaitu sebagai ideologi bangsa, pandangan hidup, jiwa bangsa Indonesia,
kepribadian bangsa, sumber dari segala sumber hukum, sebagai perjanjian luhur dan lain-
lain. Sedangkan yang berkaitan dengan kehidupan bangsa Indonesia, pancasila juga
berperan penting dalam tatanan negara serta dalam kehidupan masyarakat di Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara memiliki fungsi, yang di antaranya sebagai berikut:
1. Sumber dari segala sumber hukum Indonesia, dengan demikian pancasila
merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia.
2. Suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar.
3. Cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.
4. Merupakan sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar 1945,
penyelengggaran negara. pelaksana pemerintahan, MPR dengan ketetapan
No.XVIIV MPR/1998 telah mengembalikan kedudukan pancasila sebagai
dasar negara RI.
5. Norma-norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar mengandung isi
yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara memegang
teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
9
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pancasila merupakan sebuah
kesepakatan luhur antara semua golongan yang hidup di tanah air. Kesepakatan luhur
tidak akan banyak berfungsi jika tidak didudukkan dalam status yang jelas, maka dari itu
kesepakatan luhur bangsa harus dirumuskan sebagai ideologi bangsa dan filsafat. Adapun
pembentukan pancasila tidak terlepas dari sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di
Nusantara dari zaman dahulu. Sejarah perjuangan dan berdirinya bangsa Indonesia dalam
mencapai kemerdekaannya berjalan sejak sekian abad yang lalu, dengan berbagai cara
dan bertahap. Dengan itu sejarah perjuangan bangsa Indonesia mempunyai hubungannya
dengan sejarah lahirnya pancasila.
Pembentukan pancasila dapat kita lihat dari proses perumusan pancasila yang terbagi
menjadi beberapa versi, dalam makalah ini kita dapat melihat proses perumusan pancasila
versi dari sidang BPUPKI dan juga Panitia Sembilan. Dari kedua versi tersebut pada
akhirnya disahkan juga pancasila yang resmi dan kita pegang teguh sebagai dasar negara
hingga saat ini pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI.
Pancasila sebagai dasar negara yang dimaksud adalah karena pancasila juga memiliki
peran vital sebagai pedoman dalam setiap aktivitas di berbagai bidang masyarakat
Indonesia, karena kefleksibelannyalah dalam mengikuti perkembangan zaman, serta
kemampuannya dalam mencakup semua jajaran lini masyarakat. Sehinngga dijadikanlah
pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.
10
DAFTAR PUSTAKA
11