Anda di halaman 1dari 4

GRATIS

SEGRATIS AIR HUJAN

ODYSSEY JURNAL KONSPIRASI


Desain sayapnya udah mirip Balcony belum? Heheheh, halow Feb!

KONTRA-KULTURA
APRIL 2004

Mari persenjatai hasratmu.


Perang telah dimulai.

resist_revolt@yahoo.com

REFLEKSI PERJALANAN
Everything is clear, everything is new, begitu kata Jadi pertama, kami akan ganti format isi, jadi tiap edisi satu topik
Dido. Kami pikir juga segalanya mesti tetap diperbarui atau dan kebetulan sekarang bakal ngangkat topik soal moral. Alasannya,
kita akan terjebak dalam kebosanan dan stagnansi yang selain karena memang kami lagi pengen, kami pikir ini berkaitan dengan
parah kebangetan. Beberapa kawan-kawan dekat kami soalan pemilu yang lagi rame sekarang nih. Ini tidak menjadikan kami
pergi dan kabarnya sedang mencari apa yang disebut oleh sebagai manusia bermoral, kami cuman mempertanyakan lagi moral itu
Keating dalam The Dead Poets Society sebagai usaha apaan sih, dan kalau nggak ada moral kan berarti kita bebas, tapi
Tentang Moralitas

untuk menghisap sumsum kehidupan. Sesuatu yang hilang gimana kita menyikapi kebebasan itu kalau kita sudah tidak memiliki
sebaiknya diganti untuk mengisi ruang-ruang kosong, dan patokan baku lagi? Hayoh gimana? Pertanyaan sulit memang, dan
hal itu berarti adanya pergantian, pembaruan dalam terpaksa kami mengambil referensi dari seorang yang juga cukup sulit
berbagai sisi. Karena itu makanya kenapa secara kolektif (setidaknya ini cukup sulit bagi kami) untuk dimengerti: Nietzsche,
kami tidak lagi mendistribusikan literatur dalam jumlah karena ia menulis hal yang sangat brilian soal moral. Kedua, untuk edisi
yang masif kayak dulu lagi. Bisa dibilang kurang energi kali ini kami mendapat seorang sukarelawan untuk soalan layout.
untuk hal itu lagi sih. Lagipula kami pikir bukankah sudah Mungkin untuk edisi berikutnya masih orang yang sama, yang suka nyuri
ada kawan yang mendistribusikan literatur yang juga kami gambar orang untuk kepentingan estetika pribadinya.
miliki, seperti Peniti Pink misalnya. Jadi moga-moga saja Terakhir, kami pengen menekankan bahwa newsleter ini beneran
keputusan kami ini tidak terlalu berpengaruh. gratis hanya dari kami langsung, dari tempat lain mungkin mesti ganti
Perubahan lain adalah keputusan yang diambil biaya fotokopian karena kadang jumlah lembaran newsletter ini akan
setelah melalui perdebatan yang sengit walau cuman bikin bangkrut kalau harus ditanggung sendirian. Ya sudah, kayakya
sebentar saja: format newsletter yang kamu baca ini. Dulu sudah cukup blablabla-nya, nikmatin isinya dan diskusikan dengan
awalnya kan ini cuman urun berbagi dari hasil obrolan kawanmu atau bahkan dengan kami disini, lalu pikirkan bagaimana
kami sebagai para penyusunnya, tapi akhirnya sekarang menyikapinya dalam hidup. Karena seperti kata di film Matrix, sesuatu
maunya disusun per topik, biar lebih asyik aja, nggak ada itu tetap sebuah kata saja, yang hanya akan memiliki arti kalau
alasan lain (walau saya pikir isssue-issue yang kemaren ditempatkan dalam kehidupan nyata.
juga udah per topik, tapi ya udahlah biarin aja). Sampai jumpa di dunia nyata, kawan semua.

definisi
Berhubung banyak komplain yang lucu tapi kontra-produktif,

kolom definisi untuk menyamakan pengertian akan kata-kata


tertentu, walaupun tak akan semua kata yang dianggap sulit
mulai kini kami berusaha akan selalu menyertakan sebuah

yang ada (tentu saja, karena ada komplain bahwa materi


Moral (sebagai kata sifat), misalnya dalam kalimat: kebiasaan.
“Manusia adalah makhluk yang bermoral karena ia mortal.” 2. Makna terdalam atau signifikansi dari sebuah
kisah fabel, sebuah narasi, kejadian,
1. Berkaitan dengan tugas atau tanggung jawab, pengalaman, dsb.; ajaran praksis dimana
kami sulit dibaca oleh ‘rakyat kecil’ hahaha!).

mendasarkan pada maksud dan tindakan yang benar dan segalanya didesain atau dicocokkan agar dapat
salah, baik dan buruk yang terprediksikan; berkaitan diambil hikmahnya; doktrin keras yang disisipkan
dengan hubungan manusia dalam relasi sosialnya dengan melalui sebuah kisah fiksi.
sesama yang didasarkan pada rasa respek pada apa yang 3. Sebuah permainan moralitas (lihat Moralitas).
benar dan salah, dimana mereka menjadi subyek dari
sebuah aturan tertentu. Moralitas, misalnya dalam kalimat: “Moralitas
2. Rasa nyaman yang dihaslkan dari penerimaan atas seseorang dapat dilihat dari seberapa loyal ia
aturan yang dianggap benar; bertindak agar selaras pada tugasnya.”
dengan aturan tertentu; visi kebenaran; adil; sebagaimana
sering disebut sebagai manusia yang bermoral. Kadang 1. Sebuah hubungan yang selaras atau tak
digunakan sebagai pembedaan dari tindak religius; sebagai selaras dengan standar moral atau aturan;
sebuah kehidupan moral bukannya sebuah kehidupan kualitas dari sebuah maksud, sebuah karakter,
religius. sebuah tindakan, sebuah prinsip, saat diajukan
3. Kemampuan untuk bertindak benar dan salah atau dengan standar kebaikan.
kemampuan untuk tunduk pada aturan yang dirasa benar; 2. Kualitas sebuah tindakan yang bertujuan baik;
subyek dari aturan hukum. keselarasan sebuah tidakan untuk dapat
4. Layanan, ajaran atau penerapan sebuah moral; sebagai diterima oleh standar kebaikan.
sebuah ajaran moral, kisah-kisah moral. 3. Doktrin atau aturan dari kewajiban moral, atau
kewajiban manusia dalam karakter sosialnya;
Moral (sebagai sebuah kata benda), misalnya dalam etika.
kalimat: “Moral dari cerita tersebut adalah...” 4. Praktek dari kewajiban moral; keselarasan
pada standar kebaikan, kebenaran; seringkali
1. Doktrin atau praktek dari kewajiban hidup; kesusilaan kita mengkaitkan kesopanan dari seseorang
hidup berdasarkan pada benar dan salah; hubungan; dengan tingkatan moralitas yang kita yakini.
S
eperti telah dikatakan di awal bahwa tak bisa dekaden dapat dibandingkan dengan Oblomov–sebuah karakter dari penulis Russia abad
disangkal apabila salah satu filsafat yang 19, yang tak dapat memilih dimana serta bagaimana memulai hidup dan karenanya ia
sangat mempengaruhi hidup kami adalah hanya terus menerus tinggal di atas kasurnya.
filsafat dari Friedrich Nietzsche, terlebih lagi
saat kita berbicara mengenai moral, maka disini akan Nietzsche dapat disebut sebagai imoral–ia menyebut dirinya imoralis–karena ia mengkritisi
banyak aspek yang dekat atau disimbolkan dengan moralitas dengan cara yang tak dapat disetujui oleh moralitas itu sendiri. tapi ia tak dapat
sosoknya yang terkenal sebagai seorang imoral. disebut sebagai amoral. Saat pertanyaan diajukan soal apa yang dipilih, apakah hidup yang
baik atau hidup yang benar, Nietzsche cenderung memilih yang pertama. Kierkegaard
Mari kita mulai dengan sebuah anekdot yang berkata pernah mengajukan pertanyaan yang sama: hidup dengan estetis atau hidup dengan etis.
bahwa Nietzsche telah membunuh Tuhan. Baiklah, tapi Tapi saat Kierkegaard memilih untuk hidup dengan etis, Nietzsche dengan jelas
ini tidak sepenuhnya benar karena Nietzsche sama mengatakan bahwa kita membutuhkan keduanya. Apa yang Kierkegaard lihat dengan jelas
sekali tidak membunuh Tuhan, ia hanya melihat bahwa adalah bahwa hidup yang diusulkan oleh Plato adalah sebuah hidup sebagai sebuah ilusi.
kita yang telah membunuh Tuhan. Ia mengkritisi Untuk hidup baik dan benar, untuk hidup dengan estetis dan etis, bukanlah satu kesatuan
tentang bagaimana kita menggunakan simbol-simbol dan kesamaan, sebagaimana yang diungkapkan oleh penulis novel Lolita, Nabokov, bahwa
religius yang sebenarnya tak kita yakini lagi. Dan saat seorang pujangga dapat menjadi seorang pembunuh yang sadis.
kita tak yakin lagi pada simbol yang kita gunakan,
simbol tersebut akan kehilangan arti, kehilangan Sering dikatakan bahwa Nietzsche melawan kehidupan bermoral karena moralitas tak
makna. Simbol tersebut menjadi sesuatu yang meninggalkan ruang bagi sebuah hidup yang perfeksionistik. Nietzsche mengkritisi standar
superfisial. Saat makna dari simboltersebut mati, maka moralitas yang berlaku, bukan moralitas itu sendiri. Ia melawan moralitas saat hal tersebut
mati pulalah Tuhan besertanya. Tuhan menjadi sebuah mulai menganggap semua orang itu sama dan setara. Dan untuk menyetarakan semua
simbol yang kita gunakan bagi alasan-alasan sosial orang, maka kebebasan dan pluralisme justru tak mendapat ruang untuk eksis. Moralitas
ataupun politis, bukannya untuk tujuan-tujuan religius. adalah sebuah nilai, dan karenanya ia adalah sebuah nilai hidup dan hidup yang dijalani
Tuhan menjadi sebuah alat bagi yang berkuasa atau bersama orang lainnya. Karenanya juga maka moralitas adalah nilai hidup yang dijalani
yang mengejar kekuasaan. Tuhan menjadi bersama orang lainnya. Ideal menuju sebuah hidup yang sepenuh-penuhnya, jelas pada
terinstitusikan. Ia menjadi sebuah lembaga agama, akhirnya hanya dapat didukung dengan moralitas yang bernilai.
bukan keyakinan itu sendiri.
Seseorang dapat memberikan makna pada hidupnya sendiri hanya jika ia menghargai
Nietzsche mengkritisi moralitas karena ia juga hidup secara umum dan itu artinya bahwa menghargai hidup secara umum adalah
mengkritisi kultur. Ia mengkritisi kultur karena hal menghargai hidup bersama dengan orang lainnya. Hidup dengan orang lain memberi arti
tersebut membuat individualitas sebagai sebuah nilai dan nilai pada hidup seseorang. Maka moralitas dapat mencapai nilai idealnya hanya
menjadi sesuatu yang tak dapat dimungkinkan apabila ia dapat dihidupkan, menjadi sebuah hidup. Ini semua sebenarnya saling berkaitan,
keberadaannya. Fokus utama dari kritiknya terhadap karena sebuah nilai hidup seseoang akan menjadi bermakna hanya apabila seseorang itu
kultur dapat ditengok pada idenya mengenai nihilisme. juga dapat menjadi jamak, dalam artian bahwa 'aku' dapat menjadi berarti saat ia juga dapat
Nihilisme berarti bahwa sesuatu yang ideal itu eksis, berarti 'kami'. Maka dalam pencapaiannya ia membutuhkan sebuah dialog dengan lainnya.

MORALITAS
KEBEBASAN
Ada sebuah miskonsepsi atau lebih tepat apabila dikatakan sebagai sebuah ketidaksetujuan
kami atas pemaknaan kebebasan yang menghantui hidup dalam komuniti kami disini.
Dibutuhkan sebuah dialog yang tidak cukup dalam sepuluh menit atau mungkin setengah
jam saja, tapi sebagai awalan kami akan beberkan disini pandangan kami beserta yang
melatarbelakanginya. Semoga ini akan menjadi sebuah titik tolak.

tapi sangat tak mungkin bagi seseorang untuk hidup Dialog antar individu akan memperkuat komuniti, dan dialog antar komuniti akan
demikian atau sangat tak mungkin seseorang hidup memperkuat komuniti itu sendiri serta memberi nilai pada arti komuniti itu sendiri.
dengan standar idealnya tersebut. Dan saat seseorang
sadar bahwa terdapat sebuah gap antara apa yang Dapat diartikan dari pemaparan diatas bahwa menjadi hidup bukanlah sebuah proses
ideal dan hanya seberapa jauh yang ia mampu jalani, isolasi, juga bukan bertujuan untuk memprivatisasikan moralitas. Sebuah moralitas butuh
maka seseorang tersebut menjadi nihilistik. Nihilisme untuk dibagi dengan yang lain. Moralitas mendefinisikan dan mendeskripsikan akan
adalah perasaan ketidakberdayaan untuk merengkuh, menjadi seperti apa hidup dalam sebuah komuniti dan apa yang berharga dalam sebuah
menjadi hidup itu sendiri. Seseorang dapat menjadi komuniti. Moralitas juga mendeskripsikan horizon untuk membuat hidup menjadi bermakna.
nihilistik dalam dua jalan. Pertama yang biasa disebut Ia juga pada gilirannya akan memberikan latar belakang yang signifikan bagi terciptanya
kemuakan, yang kedua biasa disebut dekadensi. sebuah dialog. Dialog membutuhkan sebuah proses kreatif dan merupakan benteng
penjaga bagi kreasi tersebut agar tidak menjadi korup dan bersifat tiran.
Kemuakan adalah perasaan seseorang yang
dihasilkan oleh terciptanya gap antara sesuatu yang Kisah buku 1984 yang dituturkan oleh George Orwell membuktikan point ini dengan tegas:
ideal dan kemungkinan untuk menghidupkannya, yang bahwa solipsisme–dimana sebuah dunia dibangun oleh dirinya sendiri–sangatlah tak
tidak disebabkan oleh seseorang tersebut sendiri. mungkin karena kita tak pernah tahu apabila sesuatu hal yang kita bangun itu indah atau hal
Kemuakan tersebut berakhir dengan menyalahkan yang kita temukan itu benar. Alasan lain mengapa solipsisme itu sangat tak mungkin adalah
orang lain saat seseorang tersebut tidak berusaha bahwa kita tak akan pernah tahu bahwa sebuah nilai adalah milik kita sendiri–sebagaimana
meningkatkan hidupnya sendiri dengan berpikir dan kebenaran adalah juga sebuah nilai. Orwell memperlihatkan pentingnya sebuah dialog
bertindak bagi dirinya sendiri. Kemuakan tersebut untuk mempertanyakan fakta dan metoda. Ia melihat kebenaran sebagai sebuah nilai.
terepresentasikan dalam kejijikan, kebencian,
ketidaksukaan, antipati, kemarahan dan Dan untuk melihat kebenaran sebagai sebuah nilai adalah dengan memberi nilai pada
kecemburuan. Biasanya, perasaan negatif tersebut dialog. Saat berlangsungnya Perang Dunia II, Orwell menulis dalam kolom di sebuah
sangat tidak produktif, seseorang jadi mengorbankan suratkabar:
dirinya sendiri daripada mengambil tanggung jawab
atas apa yang ia lakukan. Dengan memposisikan Adalah sebuah mitos yang mengatakan bahwa kita dapat menjadi bebas di bawah
dirinya sendiri sebagai korban, ia membenarkan sebuah pemerintahan diktatorial. Kesalahan terbesar lainnya adalah
pasifitasnya dengan menyalahkan orang lain. Seorang membayangkan bahwa manusia adalah sosok yang otonomus. Kebebasan yang
korban memang selalu membutuhkan seseorang dapat dinikmati di bawah pemerintahan diktator adalah omong kosong, karena
untuk disalahkan. pikiran kita tidak pernah benar-benar milik kita sendiri. Para filsuf, penulis, seniman,
bahkan juga ilmuwan, tidak hanya membutuhkan dorongan dan sebuah audiens,
Dekadensi adalah bentuk kedua dari nihilisme. mereka juga membutuhkan stimulasi yang konstan dari orang lain.
Dekadensi adalah saat seseorang telah merasa
mampu membentuk hidup mereka pada pencapaian Hal semacam ini juga pernah diungkapkan oleh Alexis de Tocqueville, yang
ideal yang ia canangkan sendiri, tapi hasilnya adalah mengkhawatirkan bahwa kebebasan akan menjadi sebuah nilai dengan membawa privasi
bahwa hidupnya terjebak dalam penghancuran diri ke dalam ruang publik, seperti yang ia katakan:
sendiri. Ia melihat bahwa hidup telah cukup sempurna.
Seorang dekaden menyalahpahamkan arti dari Tiap orang, ditarik ke dalam dirinya sendiri, berlaku sebagaimana ia adalah seorang
kebebasan; ia mengerti kebebasan seperti sesuatu yang asing terhadap orang lainnya. Anak-anak dan kawan-kawan dekatnya
yang datang dan pergi, bukannya memahaminya membuktikan bahwa ia adalah bagian dari seluruh spesies manusia. Sebagaimana
sebagai sesuatu yang bernilai karena ia memiliki kaitan transaksinya dengan sesama penduduk lainnya, ia dapat berbaur dengan mereka,
yang erat dengan dunia. Seorang dekaden tapi ia tidak memperhatikannya; ia menyentuh mereka, tapi ia tak dapat merasakan
membalikkan punggung mereka dari dunia yang lebih mereka; ia eksis hanya dalam dirinya dan untuk dirinya sendiri. Dan apabila
besar dimana mereka diakui atau tidak adalah terminologi-terminologi tersebut tetap berada dalam pikirannya, maka rasa
merupakan bagian di dalamnya. Ia tidak kekeluargaan tidak lagi menjadi rasa kemasyarakatan.
mempedulikan masyarakatnya sejauh dirinya merasa
baik-baik saja. Tapi bukankah dengan demikian maka Rangkaian kata-kata yang kuat, yang ditulis puluhan dan ratusan tahun lampau, tapi masih
tujuannya untuk kreasi-diri justru menjadi sebuah bermakna hingga saat ini. Kata-kata tersebut masih memberi kita peringatan, masih
proyek yang tak mungkin dilaksanakan? Seorang menjadi alarm yang membuat kita tetap terjaga. Orwell berbicara mengenai kediktatoran
politik, sementara de Tocqueville berbicara mengenai terbaik. Seseorang bertanggung jawab atas sesuatu yang dipilih, dan juga atas apa konsekwensi yang
kediktatoran privat. Kebebasan kita tidaklah hanya akan dihadapi dalam pilihannya tersebut.
bermakna dan dapat bertahan hidup saat kita
memaknai dialog dengan sesama kita, dan tidak hanya Mungkin banyak orang yang akan berkata bahwa dalam konteks ini kami terlalu menekankan pada
dengan orang-orang yang seperti diri kita, melainkan tanggung jawab. Tapi sebenarnya pointnya bukan pada hal tersebut, melainkan pada persoalan bahwa
juga dengan orang lain yang benar-benar asing dengan memang banyak error yang tidak kita lakukan, terus terjadi dan diluar kemampuan kita untuk
kita. mengubahnya, tapi bukan berarti lalu kita pasrah, melainkan merengkuhnya menjadi bagian dari hidup
kita dan mengambil tanggung jawab atasnya.
Saat sebuah dialog mengarah pada kebenaran
sebagai sebuah nilai yang kita butuhkan, maka kita Amor fati sebagai sebuah nilai kebaikan moral memiliki elemen drama: ia melihat bahwa setiap orang
juga harus memberi nilai pada kebenaran. Kebenaran memiliki keberuntungan dan kebrutalan. Dan tiap orang juga bertanggung jawab atas keberuntungan
adalah menjadi benar bagi sebuah nilai dan dan ketidakberuntungannya tersebut. Keduanya sudah seharusnya menjadi bagian dari hidup
menghubungkan hidup seseorang dengan hidup orang seseorang. Nietzsche adalah seorang filsuf yang tragis, bukan hanya karena ia meninggal dengan cara
lainnya. Kebenaran berarti tidak mengkhianati diri kita yang tragis, melainkan karena filsafatnya memperlihatkan sebuah kesadaran akan mortalitas. Setiap
sendiri dengan orang lainnya. Kebenaran berarti filsafat adalah sebuah kesadaran akan kematian, tapi sayangnya tidak semua orang menyadarinya.
memiliki loyalitas bagi diri kita sendiri dan juga dengan
orang lainnya. Menjadi loyal pada anggota sebuah Apabila kita sebagai manusia adalah sosok yang imortal, tak dapat mati, maka kita tak akan peduli
komunitas berarti membangun ikatan kepercayaan. pada soalan baik dan buruk. Dan dengan demikian kita dapat membiarkan kekejaman berlalu begitu
Kebenaran sebagai sebuah nilai jelas membutuhkan saja, karena sebagai Tuhan akan dapat terus bertahan. Tuhan memiliki masanya sendiri. Tapi
sebuah dialog. Karena hanya melalui dialog dan masalahnya manusia dapat mati. Dan seja manusia itu mortal (dapat mati), maka manusia itu
refleksilah maka seseorang akan dapat menggali membutuhkan moral. Kita semua berpikir bagaimana menjalani hidup. Kita merefleksikan hidup. Kita
pengetahuan tentang apa yang bernilai. Kebenaran berusaha mencari cara yang dapat terpikirkan untuk berurusan dengan kebrutalan. Itu sebabnya kita
juga berarti dibutuhkannya kebebasan untuk berbicara sebagai manusia berfilsafat, mencipta nilai estetika, seperti buku Primo Levi mengenai Auschwitz atau
untuk mengkomunikasikan apa yang seseorang film Spielberg, Schlinder's Lists.
percayai sebagai sesuatu yang benar, yang hanya
dengan melakukannya maka kita akan dapat menggali Mereka yang imortal memiliki waktu untuk hidup dengan segala kemungkinan–tapi kita yang mortal
pengetahuan darinya. harus hidup dengan kesempatan. Kita tak dapat mengabaikan waktu. Waktu menghajar kita terus
menerus dan kita harus hidup dengan cahaya ini. Kita tahu bahwa apa yang kita lakukan dapat
Tapi kebenaran juga memiliki bahayanya sendiri, ia berakibat pada sesuatu yang tak dapat kita ubah. Dan, kita tak hanya menjadi moral karena kita mortal.
dapat berubah menjadi sesuatu yang diatur oleh Kita menjadi moral karena kita memiliki memori atas konsekwensi perilaku manusia. Moralitas
konvensi sosial. Ini adalah bahaya penyeragaman berurusan dengan memori dari tragedi mortal kita, tragedi kematian. Moralitas hadir sebagai bagian
makna dan nilai atau kenormalan. Disini dapat diartikan dari hidup kita karena kita tahu bahwa kita sangat mampu melakukan hal-hal yang jahat, yang
juga bahwa kenormalan adalah bahwa semua orang menghadirkan kematian.
harus berlaku baik di
hadapan semua Karenanya pula, kesadaran bahwa kita mortal, kita berusaha menjadi imortal. Kita menulis, melukis,
orang, di setiap waktu membuat musik, membangun sebuah hidup; dan kita berharap akan dapat berkoneksi dengan hidup
dan tempat. Ini adalah orang lain melaluinya. Kita menjadi imortal dengan menjadi sebuah contoh. Kita menjadi imortal saat
sebuah ideologi apa yang kita lakukan memiliki konsekwensi pada orang lainnya.
penyeragaman yang
t i d a k a k a n Dalam kaitannya dengan amor fati, kita perlu untuk mengerti mengapa Nietzsche juga menyerang rasa
m e m b i a r k a n kasihan. Ia melihat kasihan sebagai sesuatu yang membahayakan integritas dan kemampuan
seseorang untuk seseorang untuk bertanggung jawab bagi dirinya sendiri. mengkasihani ketidakberuntungan
memaknai hidupnya seseorang adalah berarti berpikir bahwa bagi orang tersebut ketidakberuntungan tidak memiliki arti
sendiri. menjadi privat dalam hidup seseorang. Rasa kasihan adalah kejahatan, karena ia ia tidak menilainya sebagai sebuah
adalah juga menjadi tanggung jawab yang berkaitan erat dengan integritas.
publik. Ia tidak
membiarkan orang Tapi perlu ditekankan lagi, bahwa ketiadaan rasa kasihan bukan berarti tak adanya solidaritas.
untuk berubah. Bedanya, solidaritas ada karena kita hadir sebagai sebuah kesatuan yang utuh, bukan atas
Padahal bukankah keterpisahan. Solidaritas berdiri di atas rasa komuniti. Dan rasa komuniti dibutuhkan, atau seseorang
esensi menjadi hidup akan kehilangan tempatnya berpijak. Kami telah menekankan pentingnya dialog beberapa kali, dan
a d a l a h dialog berkaitan erat dengan bahasa dan kisah-kisah yang berunculan di masyarakat. Bahasa dan
mentransformasikan kisah-kisah tersebutlah horizon kita dimana kita menghidupkan hidup kita bersama orang lainnya. Dan
hidup menjadi sebuah pada akhirnya, ini semua dihidupkan terus dengan adanya rasa solidaritas.
hidup personal. Dalam kenormalan, seseorang dilihat
sebagai sebuah sosok yang konsisten, dan seseorang Dialog hanya dapat berkaitan dengan solidaritas dalam sebuah masyarakat dimana kebebasan
harus hidup dengan konsekwen pada konsistensi dihargai. Kebebasan dalam artian moral adalah bahwa seseorang tidak boleh memegang kendali atas
tersebut. Ini adalah sebuah ilusi yang berbahaya. orang lainnya. Tentu saja, kami tidak ingin mengesampingkan adanya kekuasaan atas politik, ekonomi
atau pendidikan yang terlegitimasi. Hanya saja, seseorang sudah seharusnya mengambil tanggung
Dalam konteks ini kita harus melihat amor fati sebagai jawab atas hidupnya, atas pilihannya. Bukankah tak pernah ada orang yang dapat memilih semuanya?
nilai moral yang cukup baik. Ia mendorong untuk Kita hanya dapat bertanggung jawab atas apa yang kita pilih sendiri.
membuat sebuah kesatuan dari sebuah hidup. Amor
fati membuat seseorang bertanggung jawab atas
segala sesuatu yang terdapat dalam hidup itu sendiri, Bandung, 27 Maret 2004
baik itu mengenai saat-saat terburuk ataupun saat-saat Materi dicolong dari obrolan plus berbagai sumber lain tanpa meminta ijin.

Semenjak kami jadi


kelimpungan dengan BANDUNG UTARA SURABAYA
A g a r m u d a h
masalah distribusi Gunmo / Black Ball Kolektif Bunga
mendapatkan Odyssey di
literatur (buku, pamflet, tukiklautmerah@yahoo.com kolektifbunga@hotmail.com
tempatmu, kami berikan
zine), maka kini untuk
KONTAK KAWAN

Info
YOGYAKARTA MAKASSAR list beberapa kawan yang
yang membutuhkannya, Menace Press dapat membantumu.
Kolektif Arus Bawah
silakan kontak kepada kolektif_arus@resist.ca kakarlack@yahoo.com Edisi jurnal ini akan selalu
Peniti Pink (Jl. Masjid RT dikirimkan kesana setiap
005/06 No. 9, Blok A, JAKARTA BALIKPAPAN terbit (walau tidak
Jakarta Selatan, Sayap Imaji Eat berkala). Apabila ada
penitipinki@lycos.com / sayap_imaji@yahoo.com perangkelas@yahoo.com kawan lain (individu
www.penitipink.blogspot. boleh) yang bersedia
com / 0811.825.545) untuk Peniti Pink TRENGGALEK membantu memfotokopi
penitipinki@lycos.com Prass Zone dan mendistribusikannya,
nasional atau kepada prass_zone@yahoo.com
K a t a r s i s ( s m s silakan kontak kami di
Embun Pagi alamat e-mail di bawah
0813.2077.9727) untuk xembunpagix@yahoo.com SEMARANG
daerah Bandung dan ini dan akan kami
Kolektif Air Api
sekitarnya. Ini tidak Jakarta Anarchist emolize_me@yahoo.com cantumkan di edisi
Resistance berikutnya.
berlaku untuk beberapa
materi khusus yang jakartaresistance@resist.ca TASIKMALAYA
Andy Cahyadi resist_revolt@yahoo.com
m e m a n g k a m i
LAMPUNG drinkindrivin@yahoo.com
distribusikan sendiri.
Cerah Kalbu Pustaka
cerah-kalbu@plasa.com
Nietzsche!
Nihilisme
lampu yang sedianya ia bawa dan merupa does not seem strange: only it gives no
gunakan untuk memancarkan cahaya k a n ground for reproaching these birds of
tersebut, yang kemudian berkata asal- prey for bearing off little lambs. And if
dengan gusar: “I have come too usul the lambs say among themselves:
early, my time is not yet. This tercip 'these birds of prey are veil; and
tremendous even is still on its tanya whoever is least like a bird of prey, but
way, still wandering; it has not nilai-nilai rather its opposite, a lamb–would he
yet reached the ears of Pencerah not be good?' there is no reason to find
men. Lightning and a n . fault with this institution of an ideal”
thunder require time; Perhatikan [GM # 13]). Moralitas budak adalah
the light of the stars k a t a - satu-satunya yang cocok dan
requires time; deeds, katanya: beralasan bagi para individu yang oleh
though done, still “For one Nietzsche dikarakteristikkan sebagai
require time to be m a y individu yang “lemah”. Asumsi bahwa
seen and heard. doubt, 'lemah' adalah sesuatu yang negatif,
This deed is still first, bukan sekedar terminologi deskriptif,
more distant from dalam On the Genealogy of Morals
them than the most memperlihatkan bahwa Nietzsche
distant starts–and cenderung mengklaim kebenaran bagi
yet they have done it satu sistem moral (moralitas
themselves.” [GS majikan)
#125]. Nietzsche d a n
adalah pembawa ketidakbe
pesan dari kematian n a r a n
Tuhan, dan sebagai bagi yang
seorang filsuf, ia l a i n
mendedikasikan dirinya (moralitas
untuk menulis Beyond b u d a k ) .
Good and Evil N i e t z s c h e
(khususnya Bab I: The menyadari bahwa Tuhan
P r e j u d i c e o f telah mati, dan tentunya ia
Philosophers), untuk setuju bahwa tak seorangpun
d a p a t dapat memberikan klaim absolut
mempercepat bagi tipe-tipe tersebut.
realisasi dari Analisa Nietzsche mengenai
konsekwensi- perbedaan sistem-sistem moral ini
konsekwensi whether adalah langkah pertamanya yang
yang akan there are menolak konklusi nihilis yang meyakini
timbul dari any opposites bahwa tak ada kebenaran sama
kematian at all, and sekali. Ia menegaskan bukan bahwa
tersebut secondly whether tak ada kebenaran sama sekali,
bagi mata these popular melainkan bahwa ada kebenaran yang
dan telinga valuations and opposite cocok bagi setiap tipe dan bahwa
Mungkin miskonsepsi para pembunuh values on which the setiap sudut pandang memiliki
mengenai Nietzsche yang paling Tuhan–manusia metaphysicians put their seal, penganutnya sendiri. Masalah dengan
umum, baik di kalangan akademisi modern. are not perhaps merely nilai-nilai Pencerahan bukanlah soal
maupun bukan, adalah bahwa foreground estimates, only kebenaran yang mereka nyatakan,
Nietzsche adalah seorang nihilis. provisional perspectives melainkan keangkuhan atas nilai-nilai
Nihilisme tidak diragukan lagi memang perhaps even from some keabsolutan, universalitas dan
menjadi tema sentral dari karya- nook, perhaps from below, keabadian yang menyertainya. Sudut
karyanya, tapi itu bukan statemen frog perspective as it pandang mata katak (frog perspective;
darinya melainkan sebuah were, to borrow an istilah dalam dunia seni yang
pertanyaan! Seperti K e - expression painters menerangkan sebuah sudut pandang
Kierkegaard sebelumnya matian use.” [Beyond Good dari bawah ke atas) tidak lebih cocok
dan Camus setelah Tuhan adalah and Evil #2]. Dengan selain untuk katak itu sendiri (atau
dirinya, Nietzsche sesuatu yang memberikan kredit moralitas domba ya memang hanya
memusatkan menampilkan lebih yang sekaligus cocok untuk domba), seperti juga
perhatian pada pertanyaan nihilistik justru membuktikan sudut pandang mata elang (eagle
e f e k d a r i bagi manusia kesalahan-kesalahan perspective; istilah dalam dunia seni
nihilisme dan mencari cara modern. Sebagaimana nilai para pendukung yang menyatakan sudut pandang dari
untuk mengatasinya. Nietzschet i d a k sejumlah karakter Pencerahan, Nietzsche atas ke bawah) hanya cocok untuk
mencari cara menghindari nihilisme, ciptaan Dostoyevski menganalisa nilai-nilai tersebut elang. Masalahnya adalah saat baik
melainkan berusaha merekonstruksi dalam karya fiksinya dan mengindikasikan sudut katak, atau domba atau elang
penyikapan diri manusia dalam yang berkata: “Kalau pandang yang mereka mengklaim bahwa perspektif
menghadapinya. Tuhan mati, maka ekspresikan. Inilah yang menjadi merekalah satu-satunya yang benar
Kita bisa melihat sikap s e g a l a n y a tema utama dalam bukunya On dan obyektif. Sebuah klaim absolut
Nietzsche yang paling jelas terhadap diijinkan.” (atau the Genealogy of Morals. Dalam jelas absurd dalam ketiadaan Tuhan,
nihilisme di buku The Gay Science, dengan formulasi buku tersebut, Nietzsche tidak dimana Tuhan sendiri sebenarnya
dimana ia menyatakan untuk pertama berbeda: “Kalau Tuhan berusaha untuk membuktikan justru telah dibunuh oleh mereka yang
kalinya bahwa: “Tuhan telah mati!” telah mati, maka tak ada kesalahan-kesalahan moralitas berharap memapankan doktrin
Pernyataan ini memuat penemuan yang dilarang”). Inilah baik dari Kristen maupun universalitas dari katak, domba atau
Nietzsche bahwa nihilisme adalah kekosongan para nihilis, dan Humanis Sekuler; melainkan elang.
bahwa, tanpa Tuhan, manusia akan jauh daripada sekedar menjadi ia merujuk pada tipe Untuk melihat bahwa Nietzsche
kehilangan dukungan atas nilai-nilai seperti demikian, Nietzsche konstitusi seperti apa bukanlah seorang nihilis, maka,
absolut dan kebenaran abadi. Seluruh membawa kita ke tepian dan yang memproduksi seseorang harus menyadari terlebih
pandangan yang mempromosikan mengajak kita mengamati sistem moral. Ia juga dahulu bahwa nihilisme jelas akan
nilai-nilai tersebut selalu berdasarkan kedalamannya yang gelap. Apa mengindikasikan menolak perspektif katak bahkan bagi
kepada eksistensi Tuhan. "How much sajakah yang ditelan oleh kekosongan bahwa ada sistem moral katak sendiri, dimana Nietzsche
must collapse now that this faith has tersebut? Segala sesuatunya–terlebih lain yang juga eksis yang menemukan bahwa perspektif katak
been undermined because it was built lagi doktrin-doktrin yang dipegang mengekspresikan perspektif dari hanya cocok untuk katak–tapi tidak
upon this faith, propped up by it, grown teguh oleh para pemikir Pencerahan manusia tipe lain, dan saat ia untuk semua orang! Perspektif
into it; for example, the whole of our yang begitu naif, yang pertama kali tampaknya menghajar apa yang ia Nietzsche ini adalah sebuah reaksi
European morality" [The Gay Science melancarkan serangan terhadap sebut sebagai 'moralitas budak' dan atas kematian Tuhan yang menolak
#343]. Tuhan. Tampaknya tidak berlebihan mengagungkan 'moralitas majikan', ia konklusi nihilis yang menyatakan
Banyak dari proyek-proyek apabila kemudian dikatakan bahwa secara sederhana memperlihatkan bahwa tak ada sesuatupun atau
Nietzsche didedikasikan untuk tak ada sesuatupun yang sakral bagi bahwa bagi beberapa tipe, moralitas apapun juga selain hanya
memancarkan cahaya pada Nietzsche (tanpa Tuhan tak ada lagi majikan lebih tepat daripada moralitas kekosongan.
konsekwensi atas kematian kesucian). Nietzsche mengekspos budak. Kejahatan kaum Kristen, para
ini–sebuah kematian, hal tersebut ilusi dan error yang mendasari sistem filsuf, Kantian, para Demokrat dan
harus diingat, bahwa Nietzsche tidak kepercayaan yang dengan berani Sosialis (serta proponen lain apapun
menyempurnakan melainkan sekedar mengisi lubang-lubang yang dari berbagai macam moralitas budak)
Sebagai catatan aja, materi
memiliki keberanian dan ditinggalkan atas menghilangnya adalah bahwa mereka mengklaim di atas dapat lebih mudah
kesederhanaan untuk menyatakan Tuhan. universalitas bagi sistem moral dimengerti apabila kita juga
sesuatu. Nietzsche memang seorang Kontribusi terpenting Nietzsche mereka saat dalam faktanya sistem membaca karya Nietzsche
yang berani, yang dalam The Gay dalam kritiknya terhadap nilai-nilai mereka hanya cocok bagi sebagian yang digunakan sebagai
Science pertama kalinya berteriak: Pencerahan (demokrasi, liberalisme, tipe manusia saja. referensi di atas: “Beyond
“Whiter is God? I will tell you. We have humanisme sekuler)–sebuah kritik Nietzsche menemukan bahwa
killed him–you and I.” [GS #125]. Tapi, yang sangat revolusioner, bukan Good and Evil”, “Genealogy
moralitas budak memang beralasan
perlu diingat juga bahwa orang ini sekedar mode reformis–adalah saat ia dan berguna bagi tipe-tipe tertentu.
of Moral”, dan “The Gay
jugalah yang kemudian memecahkan mengekspos perspektif yang (“That lambs dislike great birds of prey Science”.

Anda mungkin juga menyukai