BAB VIII
TULISAN BERNADA PENJELASAN
93
Umbu Tagela
94
Menulis Karya Ilmiah
B. Pokok Permasalahan
Tindakan pertama yang harus dilakukan oleh seorang
penulis ialah menyesuaikan tulisan dengan pembaca. Antara
keduanya harus ada keselarasan, baru tujuan dapat dicapai.
Mari kita andaikan bahwa kita hendak menjelaskan
anak tiri. Agaknya cara kita menjelaskan kepada anak kita
95
Umbu Tagela
96
Menulis Karya Ilmiah
1. Klasifikasi
Pembicaraan singkat mengenai klasifikasi ini terutama
sekali ditetapkan pada penggunaan dan teknik.
Pada dasarnya, klasifikasi merupakan suatu prosedur
penyaringan yang memudahkan para penulis berusaha
mengatasi suatu pokok pembicaraan yang luas dengan jalan
membagi-baginya menjadi beberapa bagian. Walaupun
kerapkali juga hanya merupakan suatu bagian dari tulisan-
tulisan penyingkapan, namun klasifikasi dapat saja
merupakan satu bagian daripadanya.
Sebagai suatu proses dan keterampilan, maka
klasifikasi sangat berguna dalam berbagai hal lain. Klasifikasi
mungkin berguna sekali dalam merencanakan suatu tulisan.
Dalam menggarap suatu pokok yang luas, yang dapat
dipecah-pecah menjadi beberapa kategori atau kelas, maka
keterampilan dalam klasifikasi sudah jelas dapat membantu
mempersempit cakupan judul.
Di samping yang telah dikemukakan tadi, klasifikasi
juga merupakan suatu aspek penting dalam pembuatan
97
Umbu Tagela
98
Menulis Karya Ilmiah
2. Definisi
Definisi adalah sejenis penyingkapan yang merupakan
dasar bagi semua tulisan yang bertujuan untuk menjelaskan.
Pada hakekatnya definisi merupakan suatu tindakan
pembahasan, yang hendak memberi pengertian suatu istilah
sejelas mungkin.
Menulis secara jelas, terutama sekali dalam
penyingkapan kita seringkali harus membatasi istilah-istilah
yang kita pergunakan, lebih-lebih kata-kata abstrak, teknis
dan baru. Dengan demikian kita harus sadar akan aneka cara
menangani definisi. Pilihan kita tergantung pada tujuan, dan
juga pada tingkat kerumitan atau kesukaran kata.
Wallen membedakan tiga jenis define, yaitu:
a) definisi “kamus”
b) definisi logis atau formal
c) definisi secara luas (wallen, 1979 )
Kamus biasanya lebih menitikberatkan pembatasan
pada kata-kata tinimbang benda-benda atau hal-hal. Benda
99
Umbu Tagela
100
Menulis Karya Ilmiah
101
Umbu Tagela
102
Menulis Karya Ilmiah
103
Umbu Tagela
Beginilah rumusnya :
Butir yang dibatasi = kelas + ciri pembeda (cp) 1 + cp 2
+ cp 4 + dan seterusnya
Dan inilah contoh sederhana yang menunjukkan cara
kerjanya :
Butir yang dibatasi (B) = Pemenang hadiah pertanian
Kelas (K) = petani jagung
104
Menulis Karya Ilmiah
e Definisi perluasan
Kadang-kadang kita terdorong untuk mengembang-
kan suatu definisi yang lebih sempurna dan terperinci
105
Umbu Tagela
106
Menulis Karya Ilmiah
definisi sinonim
definisi
perluasan
definisi
formal
definisi
negatif
Gambar 8.2
Jenis-Jenis Definisi
3. Analisis
Sama halnya dengan klasifikasi, maka analisis pun
merupakan suatu proses pembagi-pembagi bahan bagi
maksud-maksud penyingkapan. Akan tetapi, klasifikasi hanya
107
Umbu Tagela
108
Menulis Karya Ilmiah
a. Analisis proses
Menulis itu sendiri adalah suatu proses. Jadi, guru
komposisi dapat menugaskan para siswa menulis suatu
prosedur penulisan suatu tulisan yang baik. Tulisan yang
dihasilkan akan merupakan suatu analisis proses.
(i) Tahap Perencanaan (Langkah pertama dalam proses)
Pemilihan judul
Pembatasan judul
Pembuatan bagan (outline)
(ii) Tahap Penulisan Permulaan (Langkah kedua dalam
proses)
Penulisan naskah kasar
Penyimpangan naskah kasar sementara demi
pemantulan
(iii) Penulisan Naskah Akhir (Langkah ketiga dalam proses)
Mengadakan perbaikan
Membuat salinan akhir yang rapi
Mengoreksi cetakan percobaan
Seperti yang dapat kita saksikan, analisis proses
biasanya disusun secara kronologis; yang pertama
dilaksanakan ini, kemudian itu, dan seterusnya. Kesukaran
dalam penulisan seperti ini termasuk penentuan titik
permulaan yang logis. Dalam suatu analisis terhadap pukulan
tenis yang tepat guna, misalnya, kita tidak memerlukan raket
atau cara mengurus lapangan yang baik. Tetapi kita perlu
mendaftarkan langkah-langkah yang berurutan dalam proses
pukulan pertama dan melukiskan hubungan-hubungan antara
langkah-langkah tersebut (bagian-bagian komponen gerakan
pukulan pertama itu): pegangan pada raket, cara berdiri,
ambungan bola, ayunan dan selanjutnya.
109
Umbu Tagela
110
Menulis Karya Ilmiah
111
Umbu Tagela
4. Opini
112
Menulis Karya Ilmiah
113
Umbu Tagela
114
Menulis Karya Ilmiah
115
Umbu Tagela
aMencari judul
Mencari judul kerapkali merupakan aspek yang paling
membosankan dan memakan waktu paling banyak dalan
suatu tugas penulisan paper. Walaupun kita kadang-kadang
menentang seorang dosen yang menyediakan suatu judul,
kita harus juga menyadari bahwa hal itu sebenarnya
membebaskan kita dari suatu tugas sulit serta memakan
waktu lama.
Sekarang mari kita misalkan bahwa kita telah
menemui judul yang baik. Lantas, hal-hal yang harus kita
lakukan? Apa syarat-syarat judul yang baik? Dalam
pembicaraan terdahulu telah disinggung bahwa suatu metode
pemilihan judul yang tepat guna adalah mulai dengan
memutuskan perhatian pada tiga hal – daya tarik, luas dan
kerumitan- dan merapkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini
pada setiap judul yang ingin kita pertimbangkan:
Daya tarik :
(i) Apakah saya tertarik akan hal itu? Kalau pokok
pembicaraan itu membosankan dan tidak menarik
bagi kita, maka para pembaca pun akan merasa
begitu pula.
116
Menulis Karya Ilmiah
Luasnya :
(iii) Apakah ruang lingkup bahan sesuai dengan
pembatasan waktu kita? Kadang-kadang suatu pokok
pembicaraan menuntut waktu penelitian lebih lama
daripada penyelesaian tugas tersebut. Terkadang, kita
merasa perlu mendatangi tugas pemerintah atau
perpustakaan di kota lain untuk memperoleh data.
Kita harus tahu persis apakah cukup waktu untuk itu
atau tidak.
Kerumitan :
(iv) Dapatkah kita menjelaskan pokok permasalahan
secara memuaskan? Kalau judul itu mendatangkan
masalah “Saya tahu apa sebenarnya itu, tetapi saya
tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya”,
singkirkanlah itu. Atau kalau masalah itu terlalu sukar
bagi para pembaca, maka untuk
menyederhanakannya barangkali kita memerlukan
waktu dan tenaga yang cukup banyak. Kalau begitu
halnya, lebih baik kita mencari judul lain yang lebih
sesuai dengan maksud dan tujuan kita.
117
Umbu Tagela
b. Membatasi judul
Masalah pembatasan atau penyempitan judul
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penulisan
suatu tugas, dan masalah yang sering diperbincangkan serta
diperdebatkan antara sesama (maha) siswa. Sering terjadi
seorang mahasiswa telah menemukan judul yang menarik,
yang sesuai dengan situasi penugasan, dan juga mungkin
menarik bagi pembaca, termasuk dosen pembimbingnya.
Tetapi masih ada masalah lain: Apakah sang mahasiswa
sanggup menuliskan masalah itu secara memuaskan dalam
1000 kata kurang lebih, dan dalam waktu yang relatif
singkat?
Dengan menjawab pertanyaan tersbut maka sang
mahasiswa telah memasuki tahap kedua prosedur
pengorganisasian yaitu: membatasi, mempersempit judul.
Dengan perkataan lain: Agar dapat menggarap suatu judul
setepat mungkin sesuai dengan minat, maka sang mahasiswa
harus membatasinya baik-baik, sehngga merupakan suatu
ruang lingkup yang dapat dijangkau, yang dapat dikerjakan
dengan baik. Dalam hal ini dia harus bijaksana memusatkan
perhatian pada hal-hal yang menarik minatnya, latar
belakangnya dan keinginannya mendapatkan/ memahami
ilmu pengetahuan yang baru.
Sebaga contoh, kalau sang mahasiswa berasal dari
suku Karo di Sumatera Utara, maka mungkin sekali dia ingin
membicarakan masyarakat Karo, sebagai suatu kesatuan
sosial, dalam mata kuliah antropologi. Kalau dia mempunyai
sekelumit pengetahuan mengenai masalah merga maka
diapun dapat membatasi judulnya dengan salah satu merga
saja sebagai satu kesatuan sosial.
Tetapi perlu pula disadari benar-benar bahwa dalam
pembatasan judul, harus dipakai pikiran sehat. Judul itu
dibatasi sedemikian rupa sehingga tidak mungkin lagi
118
Menulis Karya Ilmiah
119
Umbu Tagela
Contoh:
120
Menulis Karya Ilmiah
121
Umbu Tagela
122
Menulis Karya Ilmiah
123
Umbu Tagela
124
Menulis Karya Ilmiah
125
Umbu Tagela
c. dengan antonym
d. dengan ciri khas
e. dengan hubungan erat
IV. Nama pada masyarakat Karo masa kini
V. Kesimpulan
(Tarigan, 1981).
126
Menulis Karya Ilmiah
127
Umbu Tagela
128
Menulis Karya Ilmiah
PENDAHULUAN JUDUL
(pernyataan tesis)
PEMBATASAN
ISI URAIAN
Gambar 8.3
Kesejajaran antara Esai Penyingkapan dan Paragraf Penyingkapan
Contoh :
129
Umbu Tagela
130
Menulis Karya Ilmiah
Contoh:
Apakah proses belajar-
mengajar di kelas sudah
MASALAH
berjalan lancar dan
membanggakan? Kalau PERTANYAAN
belum, bagaimana cara
meningkatkan mutu PBM itu
di sekolah-sekolah kita?
Salah satu cara adalah
dengan mengadakan
penataran bagi para guru.
Mereka harus disadarkan
bahwa guru yang baik harus PEMECAHAN/
menguasai bahan,
JAWABAN
mempergunakan metode
yang serasi, tahu tujuan yang
hendak dicapai, dan
memahami pribadi anak
didiknya. Pendeknya:
persiapan harus baik.
2. Pengembangan paragraf
Dalam pembicaraan terdahulu telah dikemukakan bahwa
terdapat aneka pengisi (slots) yang dapat dimasukkan ke
131
Umbu Tagela
132
Menulis Karya Ilmiah
Judul (Topic
Generalisasi Subject)
kutipan-kutipan
Pernyataan
Pendapat
Kesimpulan
enumerasi
Gambar 8.4
Komponen-komponen dan pengembangan paragraph
133
Umbu Tagela
3. Jenis paragraf
Di samping komponen-komponen yang telah
diuraikan di muka, maka berdasarkan fungsinya, paragraph
dapat dibedakan atas:
a) paragraf peralihan (transitional paragraph)
b) paragraf penekanan (emphatic paragraph)
Semakin paham kita akan struktur paragraph, dan
semakin banyak pula kita melihat karya tulis orang lain, maka
jelas semakin nyatalah kepada kita adanya berbagai paragraf.
Ada masanya sang penulis mempergunakan suatu paragraph
singkat yang relative terpisah untuk menekankan suatu butir
penting, yang mungkin saja akan terlupakan kalau tersajikan
dalam paragraf panjang yang lebih terperinci. Tekadang sang
penulis membagi-bagi suatu paragraf yang panjang menjadi
beberapa sederhana yang singkat, yang masing-masing berisi
suatu penalaran, sebab, ataupun butir-butir pokok lain. Ada
pula kalanya sang penulis mempergunakan paragraf-paragraf
singkat untuk para pembaca dengan jalan menandai suatu
peralihan penting, terutama sekali kalau bergerak dari satu
gagasan pokok ke gagasan lainnya dalam suatu tulisan yang
agak panjang.
Agar lebih jelas, kedua jenis paragraf di atas akan
diperbincangkan seperlunya di bawah ini.
a. Paragraf peralihan
Paragraf peralihan mengandung celah uraian yang
kosong. Biasanya paragraf peralihan memerankan dua fungsi,
yaitu :
a) merangkumkan menilai bahan/ uraian terdahulu,
b) membayangkan bahan/ uraian berikutnya.
134
Menulis Karya Ilmiah
135
Umbu Tagela
b. Paragraf penekanan
Paragraf penekanan terdiri dari beberapa kalimat
berita singkat (kadang-kadang hanya terdiri atas satu
kalimat) yang pad umumnya dimaksudkan untuk
mengejutkan para pembaca, menimbulkan reaksi dari
mereka, atau memastikan bahwa mereka memperoleh
pesan yang jelas dan polos.
Contoh :
Batas waktu terakhir janji telah lewat – kali ini bukan
hanya rumah yang mereka diami harus diserahkan, tetapi
juga sawah dan ladangnya semua, untuk pembayar utang
mereka kepada tengkulak. (Viktor Hage).
136
Menulis Karya Ilmiah
4. Gerakan paragraf
Adalah wajar bila para penulis tidak hanya
memperhatikan bentuk dasar eksternal paragraf, tetapi
juga susunan internal, terutama sekali arah gerakan atau
modifikasi di dalam paragraf serta bagian/peranan yang
dimainkan oleh hubungan-hubungan antara kalimat-
kalimat. Ditinjau dari segi urutan, maka paragraf-paragraf
dapat kita bedakan atas:
a) urutan setara (coordinate sequence)
b) urutan bertingkat (subordinate sequence)
c) urutan campuran (mixed sequence)
a.Urutan setara
Paragraf-paragraf dalam urutan setara, umumnya
hanya mengandung dua tingkatan umum. Mari kita
perhatikan contoh berikut ini :
Penyelewengan yang sudah rada sering dilakukan – yaitu
yang biasa disebut “krisis adat”, atau dengan istilah Karo
yang lebih tepat “erturang-turang” (perkawinan semarga)
137
Umbu Tagela
b. Urutan bertingkat
Paragraf dalam urutan bertingkat mengandung
kalimat-kalimat pada tahap pengurangan keumuman,
masing-masing bergantung atau terikat pada kalimat
terdahulu dalam hal makna. Berikut ini sebuah contoh
paragraf yang diberi urutan seperti itu :
138
Menulis Karya Ilmiah
c. Urutan campuran
Yang dimaksud dengan urutan campuran di sini
adalah penggabungan antara urutan setara dengan urutan
bertingkat dalam sebuah paragraf.
Contoh :
(1) Umumnya, manusia bersikap sama terhadap
senggama.
(2) Bagi manusia, senggama hanyalah suatu nafsu hewani.
(3) Pria bersenggama untuk memuaskan nafsu
hewaninya.
(4) Pria cenderung marajai wanita dan memanfaatkan
senggama untuk menyempurnakannya.
139
Umbu Tagela
140
Menulis Karya Ilmiah
141
Umbu Tagela
142
Menulis Karya Ilmiah
referensi
pada peristiwa 9 Cara
mutahir Menarik nada yang
kontradiksi
Minat pada
Pendahuluan
kutipan-
kutipan pernyataan
dramatis
gaya
bahasa
tertentu sarana-singkat
sarana
statistik
Gambar. 8.5
Sembilan cara menarik minat pembaca pada pendahuluan
143
Umbu Tagela
analogi prinsip
deskriptif
pernyataan
samar-samar lelucon
8 Cara
Paragraf
gaya
Pendahuluan
bahasa
tertentu kutipan
pernyataan pernyataan
masalah tesis
Gambar 8.6
Hal-hal yang dapat mengurangi minat pembaca
144
Menulis Karya Ilmiah
b.Menyatakan tesis
Di muka telah kita singgung bahwa pernyataan tesis secara
formal biasanya hanyalah pada tulisan-tulisan formal atau ilmiah,
misalnya pada laporan-laporan ilmiah atau disertasi. Hal itu
biasanya ditandai oleh kata-kata pokok permasalahan atau
tujuan:
Tujuan penulisan ini adalah ………………
Pokok permasalahan yang akan dibicarakan ………………..
145
Umbu Tagela
c. Memilih Nada
Dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita berhadapan atau
diperkenalkan dengan seseorang yang masih asing bagi kita:
teman kawan kita, tamu orang tua kita, guru adik kita, atau orang
tua teman karib kita. Biasanya kita menyesuaikan diri dengan
mereka: kalau mereka hormat, sopan santun, lemah lembut, kita
pun berusaha berbuat begitu.
Dalam tulisan agak lain halnya: sang penulislah yang
membuat keputusan. Sang penulis haruslah menetapkan pada
paragraf pertama, bahkan dalam hal-hal tertentu justru pada
kalimat pertama, nada yang sesuai yang akan menentukan
hubungan antara penulis, pokok pembicaraan dan para pembaca.
Dalam pembicaraan terdahulu telah pula disinggung masalah
pemilihan nada ini dan juga telah dibicarakan bahwa hal itu
bergantung pada beberapa faktor, antara lain:
a) pilihan kata-kata,
b) sktruktur kalimat,
c) bentuk kata kerja, dan
d) pilihan kata ganti.
Yang perlu ditekankan di sini ialah bahwa dalam
pendahuluan sang penulis perlu memutuskan nada mana yang
146
Menulis Karya Ilmiah
147
Umbu Tagela
148
Menulis Karya Ilmiah
Contoh:
Kalau mereka ingin maju dalam studi di perguruan tinggi,
maka seyogianyalah masing-masing memanfaatkan
perpustakaan secara tepat guna.
2. Penulisan kesimpulan
Kesimpulan suatu tulisan mempunyai dua fungsi:
a) sebagai penutup atau rangkuman
b) menyajikan hal-hal yang penting diingat oleh para pembaca.
149
Umbu Tagela
150