Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Uji Kandungan Bahan Makanan

Disusun oleh

Kelompok Jantung :

1. Faizal Gempa Hidayatullah (12)


2. Maria Carissa Paquita (20)
3. Nadia Cahyaning Tyas (23)
4. Rezky Hendra Gunawan (29)
5. Riris Riyanti (30)

XI MIPA 1

SMA NEGERI 1 CAWAS

2022/2023
UJI KANDUNGAN ZAT MAKANAN

I. Tujuan Percobaan
Peserta didik mampu mengetahui jenis jenis kandungan nutrien yang terdapat
dalam bahan makanan.

II. Dasar Teori


Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Zat gizi
dalam makanan yang kita konsumsi akan proses pencernaan menjadi sari-sari
makanan yang selanjutnya oleh tubuh dan diubah menjadi .
Zat gizi merupakan unsur yang penting dalam nutrisi mengingat zat gizi
tersebut dapat memberikan fungsi tersendiri, kebutuhan nutrisi tidak akan
berfungsi secara optimal bila tidak mengandung beberapa zat gizi yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh, demikian juga zat gizi yang cukup pada kebutuhan
nutrisi akan memberikan nilai yang optimal. Secara umum zat gizi dibagi
menjadi dua golongan yaitu :
1. Makronutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah
banyak, yaitu karbohidrat, protein dan lemak.
2. Mikronutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah
sedikit, yaitu vitamin dan mineral.
Selain itu makanan juga memiliki beberapa fungsi yang sangat penting
bagi tubuh kita antara lain sebagai berikut :
1. Penyedia sumber energi melalui proses metabolisme
2. Sebagai zat pembangun tubuh
3. Membantu memperbaiki sel dan jaringan yang rusak
4. Sebagai pelindung dan pertahanan tubuh
Oleh karena itu makanan yang kita konsumsi harus mencukupi semua zat
gizi yang diperlukan tubuh dalam porsi yang seimbang. Salah satu syarat
makanan bergizi yaitu makanan yang mengandung nutrient-nutrien seperti
karbohidrat, protein, mineral, vitamin, dan lemak.
Berikut ini adalah zat makanan atau gizi yang diuji melalui praktikum uji
kandungan makanan kali ini, diantaranya :
1. Amilum
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam
air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Amilum didapatkan dari
berbagai tumbuhan seperti jagung, gandum, kacang-kacangan, kentang dan
umbi. Hewan dan manusia menjadikannya sebagai sumber energi.
a. Uji Kandungan Amilum
Salah satu cara untuk mengetahui apakah makanan tersebut
mengandung amilum dapat dilakukan dengan uji kandungan makanan
menggunakan larutan lugol. Lugol digunakan untuk menguji bahan
makanan yang mengandung karbohidrat (amilum). Bahan makanan
yang mengandung amilum (karbohidrat) bila ditetesi lugol akan
berubah warna menjadi biru hitam. Semakin gelap warnyanya berarti
makanan tersebut banyak kandungan karbohidratnya.

2. Glukosa
Glukosa adalah suatu gula monosakarida yang merupakan hasil akhir
dari proses metabolisme karbohidrat didalam tubuh. Glukosa digunakan
sebagai sumber tenaga. Gula sederhana seperti glukosa (diproduksi dari
sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam) menyimpan energi yang akan
digunakan oleh sel. Glukosa didapat dari madu, gula dan kudapan manis
yang terbuat dari gula, kue, biskuit, buah dan jus buah, serta sayuran.
a. Uji Kandungan Glukosa
Untuk mengetahui apakah makanan tersebut mengandung glukosa
dapat dilakukan uji kandungan dengan menggunakan larutan benedict
atau fehling A dan fehling B. Bahan makanan yang mengandung
glukosa akan berubah menjadi warna merah bata atau oranye setelah
ditetesi larutan benedict atau fehling dan kemudian dipanaskan.

3. Protein
Protein terdiri atas satu atau lebih polimer. Setiap polimer tersusun atas
monomer-monomer yang disebut asam amino. Asam amino dibedakan
menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut :
a. Asam amino esensial yaitu asam amino yang tidak dapat disintesis oleh
tubuh, misalnya isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin,
valin, dan triptofan. Asam amino esensial diperoleh dari makanan.
b. Asam amino semiesensial dapat menghemat pemakaian beberapa asam
amino esensial, misalnya arginin, histidin, sistin, glisin, serin, dan
tirosin.
c. Asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat disintesis oleh
tubuh dengan bahan baku asam amino lainnya, misalnya alanin,
asparagin, asam aspartat, asam glutamat, glutamin, dan prolin.
Berdasarkan fungsinya, protein dibedakan menjadi protein struktural
berperan dalam penyusunan sel, jaringan, maupun organ. Protein fungsional
berperan dalam pembentukan antibodi, enzim, ataupun hormon. Secara
umum, protein berfungsi sebagai zat pembangun dan pelindung tubuh.
a. Uji Kandungan Protein
Untuk mengetahui apakah makanan tersebut mengandung protein
dapat dilakukan uji kandungan dengan menggunakan larutan biuret.
Bahan makanan yang mengandung protein akan berubah menjadi ungu
atau violet setelah ditetesi larutan biuret.

4. Lemak
Lemak atau lipid merupakan zat organik hidrofobik sehingga sukar
larut dalam air. Asam lemak merupakan asam organik dalam bentuk lemak.
Berdasarkan ikatan kimianya, asam lemak dibedakan menjadi dua, yaitu
asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.

a. Asam lemak jenuh (lemak hewani) bersifat nonesensial karena dapat


disintesis oleh tubuh dan umumnya berwujud padat pada suhu kamar.
b. Asam lemak tidak jenuh (lemak nabati) bersifat esensial karena tidak
dapat disintesis oleh tubuh dan berwujud cair pada suhu kamar.
Bahan makanan yang mengandung lemak nabati, yaitu kelapa, kemiri,
zaitun, kacang tanah, dan buah alpukat. Sedangkan bahan makanan yang
mengandung lemak hewani antara lain daging, keju, mentega, susu, telur
(kuning telur), dan ikan segar.
Dalam tubuh, lemak mempunyai beberapa fungsi penting sebagai
berikut penghasil energi tertinggi, 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori.
pelindung tubuh dari pengaruh suhu rendah, pelindung alat-alat tubuh yang
lunak, pelarut vitamin A, D, E, dan K, bahan penyusun membran sel, bahan
penyusun hormon dan vitamin (khusus untuk sterol), bahan penyusun garam
empedu, asam folat (di dalam hati), dan hormon seks (khusus untuk
kolesterol) dan penahan rasa lapar karena pencernaan lemak membutuhkan
waktu lebih lama.
a. Uji Kandungan Lemak
Untuk mengetahui apakah makanan tersebut mengandung lemak
dapat dilakukan uji kandungan kertas buram. Bahan makanan yang
mengandung lemak akan membuat kertas buram menjadi transparan
jika dioleskan pada kertas buram.

III. Alat dan Bahan

NO ALAT BAHAN
Nasi, roti, kanji, ketela pohon, sirup,
1. Gelas ukur
susu, mentega, tempe, tahu, telur
2. Pipet tetes Larutan lugol
3. Tabung reaksi satu rak Larutan benedict
4. Penjepit Larutan biuret
5. Sendok plastik Kertas buram
6. Pemanas bunsen Korek api
7. Lumpang porselin Sabun cuci
8. Pembersih tabung reaksi Air

IV. Langkah Langkah Percobaan


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan
2. Mengambil bahan makanan yang telah tersedia
3. Memilih bahan makanan yang akan diuji
4. Melumatkan menggunakan lumping poselin sampai halus dan dilarutkan
dengan sedikit air apabila makanan berbentuk padat
5. Memasukkan dalam tabung reaksi kemudian meneteskan 3-4 tetes reagent
atau larutan penguji sebagai berikut :
a. Larutan lugol untuk uji amilum
b. Larutan benedict setelah itu dipanaskan untuk uji glukosa
c. Larutan biuret untuk uji protein
d. Menggunakan kertas buram untuk uji lemak
6. Mengamati perubahan sebelum dan sesudah diberi perlakuan
7. Mencatat perubahan warna tersebut dan memasukkan data perubahan warna
ke dalam tabel data hasil pengamatan

V. Hasil Pengamatan

Perubahan warna sebelum dan sesudah perlakuan


Bahan
No. Warna Benedict + Kertas
makanan Lugol Biuret
semula dipanaskan buram
1. Kanji Putih Hitam Biru muda Putih -
2. Nasi Putih Hitam Biru Putih -
Biru
3. Roti Putih Jingga Violet -
kehitaman
Biru Kuning Biru
4. Ketela pohon Putih -
kehitaman kehijauan muda
5. Sirup Merah Merah tua Oranye Kuning -
6. Susu Putih Merah Oranye Ungu Transparan
7. Tempe Krem Merah Abu – abu Ungu -
8. Tahu Putih Merah Ungu Ungu -
9. Telur Bening Bening Kuning Ungu Transparan
10. Mentega Kuning Merah tua Putih - Transparan

VI. Analisis Hasil Pengamatan

No Bahan
Amilum Glukosa Protein Lemak
. Makanan
1. Kanji + - - -
2. Nasi + - - -
3. Roti + - + -
4. Ketela pohon + - - -
5. Sirup - + - -
6. Susu - + + +
7. Tempe - - + -
8. Tahu - - + -
9. Telur - - + +
10. Mentega - - - +

1. Kanji
a. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan lugol, warna kanji yang awalnya putih berubah
menjadi kehitaman. Hal ini menunjukkan bahwa kanji mengandung
amilum. (positif amilum)
b. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan benedict kemudian dipanaskan, warna kanji yang
awalnya putih berubah menjadi biru muda. Hal ini menunjukkan
bahwa kanji tidak mengandung glukosa. (negatif glukosa)
c. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan biuret, warna kanji yang awalnya putih tetap
berwarna putih. Hal ini menunjukkan bahwa kanji tidak mengandung
protein. (negatif protein)
d. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
mengoleskan cairan kanji ke kertas buram, tidak mengubahnya menjadi
transparan. Hal ini menunjukkan bahwa kanji tidak mengandung lemak.
(negatif lemak)

2. Nasi
a. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan lugol, warna nasi yang awalnya putih berubah
menjadi kehitaman. Hal ini menunjukkan bahwa nasi mengandung
amilum. (positif amilum)
b. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan benedict kemudian dipanaskan, warna nasi yang
awalnya putih berubah menjadi biru. Hal ini menunjukkan bahwa nasi
tidak mengandung glukosa. (negatif glukosa)
c. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan biuret, warna nasi yang awalnya putih tetap
berwarna putih. Hal ini menunjukkan bahwa nasi tidak mengandung
protein. (negatif protein)
d. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
mengoleskan nasi ke kertas buram, tidak mengubahnya menjadi
transparan. Hal ini menunjukkan bahwa nasi tidak mengandung lemak.
(negatif lemak)

3. Roti
a. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan lugol, warna roti yang awalnya putih berubah
menjadi biru kehitaman. Hal ini menunjukkan bahwa roti mengandung
amilum. (positif amilum)
b. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan benedict kemudian dipanaskan, warna roti yang
awalnya putih berubah menjadi biru. Hal ini menunjukkan bahwa roti
tidak mengandung glukosa. (negatif glukosa)
c. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan biuret, warna roti yang awalnya putih berubah
menjadi violet. Hal ini menunjukkan bahwa roti mengandung protein.
(positif protein)
d. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
mengoleskan roti ke kertas buram, tidak mengubahnya menjadi
transparan. Hal ini menunjukkan bahwa roti tidak mengandung lemak.
(negatif lemak)

4. Ketela pohon
a. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan lugol, warna ketela pohon yang awalnya putih
berubah menjadi biru kehitaman. Hal ini menunjukkan bahwa ketela
pohon mengandung amilum. (positif amilum)
b. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan benedict kemudian dipanaskan, warna ketela
pohon yang awalnya putih berubah menjadi kuning kehijauan. Hal ini
menunjukkan bahwa ketela pohon tidak mengandung glukosa. (negatif
glukosa)
c. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan biuret, warna ketela pohon yang awalnya putih
berubah menjadi biru muda. Hal ini menunjukkan bahwa ketela pohon
tidak mengandung protein. (negatif protein)
d. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
mengoleskan ketela pohon ke kertas buram, tidak mengubahnya
menjadi transparan. Hal ini menunjukkan bahwa ketela pohon tidak
mengandung lemak. (negatif lemak)

5. Sirup
a. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan lugol, warna sirup yang awalnya merah tetap
berwarna merah tua. Hal ini menunjukkan bahwa sirup tidak
mengandung amilum. (negatif amilum)
b. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan benedict kemudian dipanaskan, warna sirup yang
awalnya merah berubah menjadi oranye. Hal ini menunjukkan bahwa
sirup mengandung glukosa. (positif glukosa)
c. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan biuret, warna sirup yang awalnya merah berubah
menjadi kuning. Hal ini menunjukkan bahwa sirup tidak mengandung
protein. (negatif protein)
d. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
mengoleskan sirup ke kertas buram, tidak mengubahnya menjadi
transparan. Hal ini menunjukkan bahwa ketela pohon tidak
mengandung lemak. (negatif lemak)

6. Susu
a. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan lugol, warna susu yang awalnya putih berubah
menjadi merah. Hal ini menunjukkan bahwa susu tidak mengandung
amilum. (negatif amilum)
b. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan benedict kemudian dipanaskan, warna susu yang
awalnya putih berubah menjadi oranye. Hal ini menunjukkan bahwa
susu mengandung glukosa. (positif glukosa)
c. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan biuret, warna susu yang awalnya putih berubah
menjadi ungu. Hal ini menunjukkan bahwa susu mengandung protein.
(positif protein)
d. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
mengoleskan susu ke kertas buram, mengubahnya menjadi transparan.
Hal ini menunjukkan bahwa susu mengandung lemak. (positif lemak)

7. Tempe
a. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan lugol, warna tempe yang awalnya putih berubah
menjadi merah. Hal ini menunjukkan bahwa tempe tidak mengandung
amilum. (negatif amilum)
b. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan benedict kemudian dipanaskan, warna tempe
yang awalnya putih berubah menjadi abu-abu. Hal ini menunjukkan
bahwa tempe tidak mengandung glukosa. (negatif glukosa)
c. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan biuret, warna tempe yang awalnya putih berubah
menjadi ungu. Hal ini menunjukkan bahwa tempe mengandung protein.
(positif protein)
d. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
mengoleskan tempe ke kertas buram, tidak mengubahnya menjadi
transparan. Hal ini menunjukkan bahwa tempe tidak mengandung
lemak. (negatif lemak)

8. Tahu
a. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan lugol, warna tahu yang awalnya putih berubah
menjadi merah. Hal ini menunjukkan bahwa tahu tidak mengandung
amilum. (negatif amilum)
b. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan benedict kemudian dipanaskan, warna tahu yang
awalnya putih berubah menjadi ungu. Hal ini menunjukkan bahwa tahu
tidak mengandung glukosa. (negatif glukosa)
c. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan biuret, warna tahu yang awalnya putih berubah
menjadi ungu. Hal ini menunjukkan bahwa tahu mengandung protein.
(positif protein)
d. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
mengoleskan tahu ke kertas buram, tidak mengubahnya menjadi
transparan. Hal ini menunjukkan bahwa tahu tidak mengandung lemak.
(negatif lemak)

9. Telur
a. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan lugol, warna telur yang awalnya putih berubah
menjadi bening. Hal ini menunjukkan bahwa telur tidak mengandung
amilum. (negatif amilum)
b. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan benedict kemudian dipanaskan, warna telur yang
awalnya putih berubah menjadi kuning. Hal ini menunjukkan bahwa
telur tidak mengandung glukosa. (negatif glukosa)
c. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan biuret, warna telur yang awalnya putih berubah
menjadi ungu. Hal ini menunjukkan bahwa telur mengandung protein.
(positif protein)
d. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
mengoleskan telur ke kertas buram, mengubahnya menjadi transparan.
Hal ini menunjukkan bahwa telur mengandung lemak. (positif lemak)

10. Mentega
a. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan lugol, warna mentega yang awalnya kuning
berubah menjadi merah tua. Hal ini menunjukkan bahwa mentega tidak
mengandung amilum. (negatif amilum)
b. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan benedict kemudian dipanaskan, warna mentega
yang awalnya kuning berubah menjadi putih. Hal ini menunjukkan
bahwa mentega tidak mengandung glukosa. (negatif glukosa)
c. Berdasarkan uji kandungan makanan yang telah dilakukan dengan
mengoleskan mentega ke kertas buram, tidak mengubahnya menjadi
transparan. Hal ini menunjukkan bahwa mentega mengandung lemak.
(positif lemak)

VII. Kesalahan dalam penelitian


1. Nasi
a. Dalam penggunaan nasi dalam mereaksikannya kurang banyak sehingga
saat ditetesi larutan benedict dan dipanaskan tidak merubahnya menjadi
warna oranye atau merah bata, sehingga nasi tidak mengandung glukosa.
2. Roti
a. Tidak mengandung glukosa dimungkinkan karena penggunaan roti di
dalam mereaksikannya kurang banyak dan juga dalam penetesan reagen
atau larutan benedict kurang maksimal
3. Ketela pohon
a. Tidak maksimal dalam penumbukan ketela pohon karena teksturnya
lumayan keras untuk ditumbuk.
b. Tidak mengandung glukosa dimungkinkan karena pada saat penetesan
reagen kurang maksimal.

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, berikut ini kami sampaikan
kesimpulan hasil pengamatannya :
1. Bahan makanan yang mengandung amilum atau positif amilum diantaranya
adalah tepung kanji, nasi, roti tawar dan ketela pohon.
2. Bahan makanan yang mengandung glukosa atau positif glukosa diantaranya
adalah nasi, sirup, dan susu.
3. Bahan makanan yang mengandung protein atau positif protein diantaranya
adalah roti, susu, tempe, tahu, dan telur.
4. Bahan makanan yang mengandung lemak atau positif lemak diantaranya
adalah susu, telur dan mentega.

Cawas, 1 Februari 2023


Guru Pembimbing TTD

Sunarni, S.Pd Praktikan


NIP. 19710416201402002

Anda mungkin juga menyukai