Anda di halaman 1dari 11

Menguji Kandungan Gula Pada Makanan

DISUSUN OLEH :

 DIKKY OCTARIN SAPUTRA


 FIKA YULIANA SARI
 JULIA MAHARANI
 RAHMA SARITA

KELAS : XI. IPA 2

GURU PEMBIMBING : ERNIATI S.Pd

SMA IBA PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2015 – 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan,


dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dana nutrisi.
Pada umumnya bahan makanan mengandung beberapa unsur atau
senyawa seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Bahan
makanan yang kita konsumsi sehari – hari harus mengandung nutrisi yang
diperlukan tubuh. Unsur atau zat makanan ini diperlukan tubuh untuk
pertumbuhan, kesehatan dan energi.
Karbohidrat, lemak dan protein merupakan nutrisi yang dibutuhkan
dalam jumlah besar, sedangkan vitamin dan mineral dibutuhkan tubuh dalam
jumlah kecil , walapun dibutuhkan sedikit bahan tersebut, tetapi harus ada
dalam menu makanan kita.
Untuk mengetahui kandungan zat nutrisi yang terdapat dalam bahan
makanan digunakan indikator uji makanan yang biasa dikenal dengan istilah
reagen. Beberapa reagen yang banyak digunakan untuk mendeterminasi
kandungan nutrisi dalam makanan adalah :
1. Lugol / kalium yodida
Digunakan untuk menunjukan kandungan bahan makanan jenis amilum
(tepung).
2. Benedict / fehling A dan fehling B
Digunakan untuk menunjukan kandungan bahan makanan kelompok gula
(monosakarida dan disakarida).
3. Million / molisch / biuret
Digunakan untuk menunjukan bahan makanan kelompok protein.
4. Etanol / kertas buram
Digunakan untuk menunjukan bahan makanan yang mengandung lemak /
minyak.
5. Metilen blue
Digunakan untuk menunjukan bahan makanan yang mengandung vitamin C.

GULA (GLUKOSA)

Pemecahan karbohidrat (misalnya pati) menghasilkan monosakarida dan


disakarida, terutama glukosa. Melalui glikolisis, glukosa segera terlibat dalam
produksi ATP, pembawa energi sel. Disisi lain, glukosa sangat penting dalam
produksi protein dan dalam metabolisme lipid. Kerena pada sistem saraf pusat
tidak ada metabolisme lipid, jaringan ini sangat tergantung pada glukosa.
Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan.
Sebagian glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak,
sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot, yang menyimpan sebagian
glikogen (pati hewan) dan sel lemak, yang menyimpannya sebagai lemak.
Gliogen merupakan sumber energi cadangan yang akan dikonversi kembali
menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun lemak
simpanan dapat juga menjadi sumber Gliogen merupakan sumber energi
cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan
lebih banyak energi. Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber
energi cadangan, lemak tak pernah secara langsung dikonversi menjadi
glukosa, fruktosa dan galaktos, gula lain yang dihasilkan dari pemecahan
karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mengetahui bahan makanan yang mana saja yang mengandung gula?

1.3 Hipotesis

1. Jika larutan makanan ditetesi larutan fehling A dan fehling B


kemudian dikocok, lalu akan berubah menjadi warna biru, kemudian
panaskan tabung reaksi tersebut. Jika warna biru berubah menjadi
warna hijau – orange, berarti bahan makanan tersebut mengandung
glukosa.
2. Jika larutan makanan ditetesi larutan reagen benedict, lalu dibakar
dan berubah warna menjadi merah bata, maka bahan makanan
tersebut mengandung glukosa.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan kami melakukan praktikum ini yaitu :

 Untuk mengetahui zat – zat yang terkandung dalam berbagai bahan


makanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Gula merupakan salah satu bahan pangan pokok yang memiliki arti
penting dan posisi yang strategis di Indonesia. Meskipun telah beredar bahan
bahan pemanis lainnya, seperti : madu, gula merah, fruktosa, glukosa dan
gulatropika namun preferensi masyarakat Indonesia terhadap gula tebu masih
lebih tinggi. Alasan kepraktisan (bentuk butiran), ketersediaan, dan berbagai
kelebihan lainnya menjadikan gula tebu sebagai pilihan utama (Churmen,
2001). Hal ini mengindikasikan bahwa permintaan gula akan terus meningkat
tiap tahunnya seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, peningkatan daya
beli masyarakat, dan pertumbuhan industri yang menggunakan gula sebagai
bahan bakunya.
Salah satu penyebab rendahnya produksi gula nasional adalah bersumber
dari penurunan luas areal dan penurunan produktivitas. Sebagai contoh,
rendemen yang dicapai pada tahun 1970-an masih sekitar 10 persen, sedangkan
rata-rata rendemen pada sepuluh tahun terakhir hanya 7,19 persen. Menurunnya
rendemen tersebut selain disebabkan oleh faktor teknis di usahatani tebu dan
belum selarasnya hubungan antara PG dan petani, faktor teknis di pabrik juga
menjadi faktor penyebab (Susila, 2005).

BAB III
METODE

3.1 Alat dan Bahan :


1. 20 tabung reaksi dan raknya
2. Gelas ukur
3. Reagen benedict
4. Fehling A dan B
5. Pipet
6. Penjepit tabung
7. Akuades
8. Etanol
9. Bunsen
10. Korek api
11. Berbagai bahan makanan (kentang, tahu, tempe, jeruk, salak,
minyak, telur, tepung, ikan dan gula)

3.2 Cara Kerja :

1. Menumbuk sampel dari berbagai bahan makanan (kentang, tahu,


tempe, jeruk, salak, minyak, telur, tepung, ikan dan gula) satu persatu
dengan menggunakan mortal sampai menjadi halus.
2. Memberi sedikit air dan aduk sehingga terbentuk semacam larutan.
3. Memasukkan setiap sampel larutan bahan makanan tadi ke dalam
tabung reaksi.
4. Lalu, masukkan beberapa tetes reagen benedict ke dalam tiap – tiap
tabung reaksi, kemudian goyangkan tabung – tabung reaksi tersebut
sampai berubah warnanya.
5. Setelah warnanya telah berubah, panaskan tabung reaksi tersebut di
atas api pada bunsen dengan menggunakan penjepit tabung reaksi,
kurang lebih selama 1 menit.
6. Terakhir, amati perubahan setiap bahan makanan pada tabung reaksi
yang menggunakan reagen benedict.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel I Hasil Reaksi atau perubahan warna


No. Jenis Bahan Sebelum Sesudah Diberi Sesudah Dibakar
Makanan Reagen Benedict
1. Kentang Kuning Hijau kebiruan Hijau kebiruan
2. Tahu Putih Biru susu Ungu
3. Tempe Cokelat muda Ungu Abu – abu
4. Jeruk Orange muda Hijau muda Merah bata
5. Salak Cokelat tua Hijau tua Merah bata
6. Minyak Kuning bening Kuning kebiruan Kuning kebiruan
7. Telur Putih susu Biru tua Ungu
8. Tepung Putih bubuk Biru susu Biru muda
9. Ikan Cokelat muda Biru tua Abu – abu
10. Gula Putih Hijau tua Merah bata

Tabel II Hasil Uji Kandungan Makanan

No. Jenis Bahan Hasil Uji Makanan


Makanan Glukosa
1. Kentang -
2. Tahu -
3. Tempe -
4. Jeruk +
5. Salak +
6. Minyak -
7. Telur -
8. Tepung -
9. Ikan -
10. Gula +
Catatan :
Hasil uji makanan di isi tanda (+) berarti makanan tersebut mengandung
glukosa, tetapi jika bertanda (-) tidak mengandung glukosa.

4.2 Pembahasan Hasil Percobaan

Pada kegiatan praktikum ini, kami menggunakan reagen benedict untuk


mengetahui kandungan makanan, yang mana reagen benedict berfungsi untuk
menguji kandungan glukosa dalam suatu zat makanan. Apabila setelah ditetesi
reagen benedict ini, makanan yang megandung glukosa akan berubah warna
menjadi warna merah bata.
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh kelompok kami
dengan cara melakukan praktikum, di dapatkan hasil sebagai berikut :
 Pada uji yang pertama pada kentang :
Sebelum diberi reagen benedict, kentang tersebut berwarna kuning,
tetapi setelah diberikan reagen benedict kentang tesebut berubah warna
menjadi hijau kebiruan. Dan karena kami melakukan uji zat makanan ini untuk
mengetahui makanan mana yang mengandung gula/glukosa, jadi bahan
makanan tersebut haruslah dibakar untuk mengetahui apakah bahan makanan
tersebut mengandung gula atau tidak. Lalu kami membakar kentang tersebut
yang telah diberikan reagen benedict, dan yang terjadi kentang tersebut tidak
berubah warna atau tetap berwarna hijau kebiruan sama seperti setelah diberi
reagen benedict tadi, yang menandakan bahwa kentan tidak mengandung
gula/glukosa.

 Pada uji yang ke kedua pada tahu :


Sebelum diberi reagen benedict, tahu tersebut berwarna putih, tetapi
setelah diberikan reagen benedict, tahu tersebut berubah warna menjadi biru
susu, lalu kami bakar tahu tersebut untuk mengetahui apakah bahan makanan
ini mengandung gula atau tidak, dan hasilnya bahan makanan ini berubah
warna menjadi ungu, yang menandakan bahwa makanan ini tidak
mengandung gula/glukosa.

 Pada uji yang ke keempat pada jeruk :


Sebelum diberi reagen benedict, jeruk tersebut berwarna orange muda,
tetapi setelah diberikan reagen benedict, jeruk tersebut berubah warna
menjadi hijau muda, lalu kami bakar jeruk tersebut untuk mengetahui apakah
jeruk ini mengandung gula atau tidak, dan hasilnya jeruk ini berubah warna
menjadi merah bata, yang menandakan bahwa makanan ini mengandung
gula/glukosa.

 Pada uji yang ke keempat pada jeruk :


Sebelum diberi reagen benedict, jeruk tersebut berwarna orange muda,
tetapi setelah diberikan reagen benedict, jeruk tersebut berubah warna
menjadi hijau muda, lalu kami bakar jeruk tersebut untuk mengetahui apakah
jeruk ini mengandung gula atau tidak, dan hasilnya jeruk ini berubah warna
menjadi merah bata, yang menandakan bahwa makanan ini mengandung
gula/glukosa.
 Pada uji yang ke kelima pada salak :
Sebelum diberi reagen benedict, salak tersebut berwarna menjadi
cokelat muda, tetapi setelah diberikan reagen benedict, salak tersebut
berubah warna menjadi hujau tua, lalu kami bakar salak tersebut untuk
mengetahui apakah salak ini mengandung gula atau tidak, dan hasilnya salak
ini berubah warna menjadi merah bata, yang menandakan bahwa makanan ini
mengandung gula/glukosa.

 Pada uji yang ke keenam pada minyak :


Sebelum diberi reagen benedict, minyak tersebut berwarna menjadi
kuning bening, tetapi setelah diberikan reagen benedict, minyak tersebut
berubah warna menjadi kuning kebiruan, lalu kami bakar minyak tersebut
untuk mengetahui apakah minyak ini mengandung gula atau tidak, dan
hasilnya minyak ini tidak berubah warna atau tetap menjadi kuning kebiruan,
yang menandakan bahwa makanan ini tidak mengandung gula/glukosa.

 Pada uji yang ke ketujuh pada telur :


Sebelum diberi reagen benedict, telur ini berwarna putih susu, tetapi
setelah diberikan reagen benedict, telur tersebut berubah warna menjadi biru
tua, lalu kami bakar telur tersebut untuk mengetahui apakah telur ini
mengandung gula atau tidak, dan hasilnya telur ini berubah warna menjadi
ungu, yang menandakan bahwa makanan ini tidak mengandung gula/glukosa.

 Pada uji yang ke kedelapan pada tepung :


Sebelum diberi reagen benedict, tepung tersebut berwarna putih bubuk,
tetapi setelah diberikan reagen benedict, tepung tersebut berubah warna
menjadi biru susu, lalu kami bakar tepung tersebut untuk mengetahui apakah
tepung ini mengandung gula atau tidak, dan hasilnya tepung ini berubah warna
menjadi biru muda, yang menandakan bahwa makanan ini tidak mengandung
gula/glukosa.

 Pada uji yang ke kesembilan pada ikan :


Sebelum diberi reagen benedict, ikan ini berwarna cokelat muda, tetapi
setelah diberikan reagen benedict, ikan tersebut berubah warna menjadi biru
tua, lalu kami bakar ikan tersebut untuk mengetahui apakah ikan ini
mengandung gula atau tidak, dan hasilnya ikan ini berubah warna menjadi
abu-abu, yang menandakan bahwa makanan ini tidak mengandung
gula/glukosa.

 Pada uji yang terakhir pada gula :


Sebelum diberi reagen benedict, gula tersebut berwarna putih, tetapi
setelah diberikan reagen benedict, gula tersebut berubah warna menjadi hijau
tua, lalu kami bakar gula tersebut untuk mengetahui apakah gula ini
mengandung glukosa atau tidak, dan hasilnya gula ini berubah warna menjadi
merah bata, yang menandakan bahwa makanan ini mengandung gula/glukosa.

III. Lampiran gambar

● Sebelum diberi larutan reagen benedict

● Sesudah diberi larutan reagen benedict

● Sesudah dibakar
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

I. Kesimpulan

Dari percobaan tersebut dapat kita ketahui bahwa untuk menentukan


ada tidaknya kandungan glukosa pada makanan dapat kita ketahui dengan
menguji makanan dengan uji reagen benedict.
Jika makanan tersebut berubah warna menjadi warna merah bata atau
jingga setelah dicampur reagen benedict, berarti makanan tersebut positif
mengandung glukosa.

II. Saran

Perlu dilakukan percobaan lanjutan, tentang pengujian kandungan zat


makanan lain yang mengandung zat amilum, protein, glukosa dan lemak.
Sebaiknya lebih teliti dalam memperhatikan perubahan warna yang terjadi
pada larutan yang telah dipanaskan.

III. Daftar Pustaka

http://heny73.blogspot.co.id/2015/02/laporan-biologi-uji-zat-
makanan-lengkap.html

Anda mungkin juga menyukai