Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Uji Kandungan Zat Gizi Pada Makanan

DISUSUN OLEH :

1. AURALIA FEBRIANDINA. (09)


2. MAHARRANNY O.S. (21)
3. SULTHON ABDHI F. (32)
4. ZULFIKAR FEBRIAN. (36)

XI IPA 1

SMA NEGERI 1 BANYUWANGI


Jalan Ikan Tongkol Kertosari-Banyuwangi
Tahun Pelajaran 2015-2016
LAPORAN HASIL PENGAMATAN

Standar Kompetensi : Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,
kelainan dan penyakit yang mungkin terjadi serta implikasi pada
saling temas.

Kompetensi Dasar : Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan pada sistem pencernaan makanan pada manusia.

Tujuan : Untuk menguji kandungan zat gizi pada makanan.

Waktu dan Tempat : Selasa, 19 Januari 2016; Laboratorium Biologi.

I. Alat dan Bahan:


1. Cawan petri
2. Gelas Kimia 100 ml
3. Tabung reaksi 150 ml
4. Pipet tetes
5. Batang pengaduk 1 lidi
6. Piat tetes
7. Lumpang dan alu
8. Rak tabung reaksi
9. Penjepit tabung reaksi
10. Sikat tabung reaksi
11. Pembakar Spiritus
12. Kaki tiga
13. Kasa
14. Ethanol
15. Iodine/lugol/Fehling A, Fehling B, Biuret
16. Tahu
17. Nasi
18. Pisang Berlin
19. Tepung Beras
20. Margarin
21. Putih Telur
22. Susu
II. Cara Kerja :
1. Menghaluskan masing-masing bahan dan tambahkan air secukupnya hingga
teksturnya sedikit encer.

2. Uji Amilum :

a. Siapkan tahu, nasi, pisang berlin dan tepung beras.


b. Setelah dihaluskan, masukkan bahan ke tiap-tiap lubang cawan petri sebanyak 4
baris. Baris 1 diisi tahu, baris II diisi nasi, baris III tepung beras dan baris IV
pisang berlin.
c. Setelah bahan diletakkan diatas cawan petri, lalu diberi indikator larutan berupa :
- Baris 1 diberi larutan Lugol (3 tetes)
- Baris 2 diberi larutan Fheling A & B (3 tetes)
- Baris 3 diberi larutan Biuret (3 tetes)

3. Uji Glukosa :

a. Lumatan/sampel Tahu, Nasi, Tepung beras dan Pisang berlin yang sudah ditetesi
Fheling A dan B di letakkan di Tabung Reaksi yang telah mendidih, tunggulah
sampai warnanya berubah.
b. Setelah 15 menit angkat tabung reaksi dan lihat perubahan warnanya.

4. Uji Protein :

a. Siapkan bahan berupa putih telur dan susu.


b. Masukkan bahan pada lubang cawan petri, Baris I diisi putih telur, Baris II diisi
susu.
c. Teteskan biuret pada tiap lubang yang berisi putih telur dan susu sebanyak 4
tetes.
d. Jika warnanya berubah menjadi ungu, maka makanan tersebut mengandung
protein.

5. Uji Lemak :

a. Siapkan bahan berupa margarin, tahu, nasi dan pisang.


b. Masukkan bahan tersebut diatas cawan petri (1 lubang, 1 bahan)
c. Kemudian tetesi ethanol pada tiap bahan.
d. Jika muncul emulsi putih (berasap), maka makanan tersebut mengandung lemak.

6. Masukkan data hasil pengamatan ke dalam tabel.


III. Dasar Teori :

1. Lemak
Lemak merupakan senyawa yang tersusun atas unsur-unsur C,H, dan O. Lemak tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak, seperti alkohol, kloroform, dan
eter. Seperti halnya karbohidrat, lemak juga berguna sebagai sumber energi (1 gram
lemak menghasilkan energi 9,3 kalori). Meskipun menghasilkan energi terbesar,
lemak bukanlah penghasil energi utama karena lebih banyak disimpan sebagai energi
cadangan.
Berdasarkan sumbernya, lemak dibedakan menjadi lemak nabati (dari tumbuhan)
dan lemak hewani (dari hewan). Contoh sumber lemak nabati antara lain santan,
minyak kelapa, kacang tanah, dan buah avokad. Adapun contoh lemak hewani
adalah daging, telur, susu, mentega, gajih, dan keju.

2. Protein
Protein tersusun atas unsur-unsur C,H,O dan N. Beberapa jenis protein juga
mengandung S (sulfur) dan P (fosfor). Protein memiliki beberapa fungsi penting,
antara lain sebagai sumber energi (1 gram protein menghasilkan 4,1 kalori) sebagai
bahan pembentuk hormon, enzim, antibodi, serta kromosom. Selain itu, protein juga
berfungsi sebagai bahan pembentuk sel-sel baru dan sebagai larutan penyangga
berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan asam dan basa cairan tubuh.
Protein dibedakan menjadi protein nabati dan protein hewani. Protein nabati
diperoleh dari tumbuhan, misalnya kacang-kacangan dan produk olahan, terutama
kacang kedelai. Adapun protein hewani diperoleh dari hewan, misalnya daging,
telur, susu, dan ikan.

3. Glukosa
Adalah suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang
digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Bentuk alami (D-
glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan. Glukosa (C6H12O6,
berat molekul 180,18) adalah heksosa, monosakarida yang mengandung 6 atom
karbon. Glukosa merupakan aldehida atau yang mengandung gugus CHO ). Lima
karbon dan 1 oksigennya membentuk cincin yang disebut Cincin Piranosa, bentuk
paling stabil untuk aldosa berkarbon 6. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada
gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada
atom karbon ke-6 diluar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH.

4. Pati/amilum
Adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih,
tawar, dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh
tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa ( sebagai produk fotosintesis) dalam
jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber eneri
yang penting. Pati tersusun dari 2 macam karbohidrat, amilosa dan amilo pektin,
dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras atau pera
sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna
ungu pekat pada tes iyodin sedangkan amilopektin.

Indikator yang digunakan untuk menguji kandungan gizi pada suatu


makanan:
1. Lugol, indikator untuk amilum warna biru kehitaman
2. Benedict dan Fheling, indikator untuk gula perediksi seperti glukosa
warna merah bata.
3. Biuret, indikator untuk protein warna ungu
4. Etanol, indikator untuk lemak warna kabut putih
5. Asam asetat dan asam sulfat peka, indikator untuk alkohol aroma bau
harum
6. Amilum iodida dan indophenol, indikator untuk vitamin c biru
kehitaman
7. Amonia, indikator untuk zat pewarna sintetik warna tidak akan
hilang
IV. Hasil Pengamatan :

1. Uji Amilum
Sebelum Sesudah
No Nama
Biuret Fheling Fheling Lugol Biuret Fheling Fheling Lugol
B A B A
1 Nasi Putih Putih Putih Putih Ungu Biru Biru Hitam
Muda Tua Tua
2 Tahu Putih Putih Putih Putih Ungu Ungu Ungu Putih
Tulang Tulang Tulang Tulang Muda Tua Tua Tulang
3 Pisang Berlin Coklat Coklat Coklat Coklat Coklat Hijau Hijau Coklat
Muda Toska Toska Tua
4 Tepung Beras Putih Putih Putih Putih Biru Biru Biru Hitam
Bening Bening Bening Bening Muda Laut Laut

2. Uji Glukosa
No Nama Sebelum Dipanaskan Sesudah Dipanaskan
1 Tahu Ungu Tua Ungu Muda (tidak mengandung glukosa)
2 Tepung Beras Biru Laut Biru Muda (tidak mengandung glukosa)
3 Nasi Biru Tua Merah Bata (Glukosa Rendah)
4 Pisang Berlin Hijau Toska Merah Pekat (Glukosa Tinggi)

3. Uji Protein
Sebelum Sesudah
No Nama
Biuret Fheling Fhelng Lugol Biuret Fheling Fheling Lugol
B A A B
1 Susu Putih Putih Putih Putih Biru Ungu Ungu Kuning
Laut Muda Muda Tua
2 Putih Telur Bening Bening Bening Bening Biru Ungu Ungu Kuning
Laut Tua Tua

4. Uji Lemak
No Nama Sebelum Diberi Sesudah Diberi Ethanol
Ethanol
1 Pisang Coklat Coklat tidak berasap (tidak mengandung
lemak)
2 Nasi Putih Putih tidak berasap (tidak mengandung lemak)
3 Mentega Kuning Kuning berasap (mengandung lemak)
4 Tahu Putih Tulang Putih tidak berasap (tidak mengandung lemak)
No Bahan amilum glukosa protein lemak
makanan
reaksi +/- reaksi +/- reaksi +/- reaksi +/-
1 Nasi Hitam ++ Merah ++ Ungu ++ Tidak -
Keunguan Bata Muda berasap

2 Tahu Putih - Ungu - Ungu ++ Tidak -


Tulang Tua Muda berasap

3 Pisang Coklat + Merah ++ Coklat - Tidak -


berlin Tua Bata Muda berasap

4 Tepung Hitam ++ Biru + Biru - Tidak -


beras Laut Muda berasap

5 Margarin - - - - - - Berasap -

Susu Kuning - Ungu - Biru + Tidak


6 Tua Muda Laut berasap -

7 Putih telur Kuning - Ungu - Biru + Tidak -


Tua Laut berasap

V. Analisis Data

Zat makanan terdiri atas karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin. Makanan
yang kita makan sehari-hari sangat dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi, pertumbuhan,
dan untuk menjaga kesehatan. Kita memerlukan makanan dalam jumlah tepat dan
mengandung zat nutrisi lengkap, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan
air.

Kekurangan salah satu atau lebih dari zat makanan diatas dalam waktu yang cukup
lama dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada tubuh. Sebaliknya, kelebihan zat
makanan juga tidak baik bagi kesehatan. Keadaan tubuh dimana komposisi zat makanan
tidak seimbang disebut malnutrisi. Malnutrisi dapat disebabkan oleh kekurangan maupun
kelebihan satu atau lebih nutrien (zat makanan) esensial.

Dari hasil pengamatan kami, diketahui bahwa :


1. Nasi pada uji amilum yang ditetesi betadin (lugol) yang semula warna putih
berubah menjadi hitam keunguan dan biru tua, sehingga menunjukkan bahwa nasi
tersebut mengandung amilum. Pada uji glukosa yang ditetesi felling A dan felling
B yang dipanaskan selama 15 menit menjadi merah bata sehingga menunjukkan
glukosanya rendah. Pada uji protein ditetesi biuret, nasi ditetesi warna menjadi
ungu muda, sehingga tidak mengandung protein.pada uji lemak yang ditetesi
etanol, nasi tidak menghasilkan asap/emulsi, sehingga tidak mengandung lemak.
2. Tahu pada uji amilum yang ditetesi betadin (lugol) yang semula warna putih
berubah menjadi putih tulang dan ungu tua, sehinggga menunjukkan bahwa tahu
tersebut tidak mengandung amilum. Pada uji glukosa yang ditetesi felling A dan
felling B yang dipanaskan selama 15 menit menjadi ungu muda, sehingga tidak
mengandung glukosa, pada uji protein yang ditetesi biuret tahu berubah warna
menjadi ungu muda, sehingga mengandung protein yang tinggi. pada uji lemak
yang ditetesi etanol tahu tidak menghasilkan asap atau emulsi, sehingga tidak
mengandung lemak.
3. Tepung beras pada uji amilum yang ditetesi betadin (lugol) yang semua warna
putih beruba menjadi warna hitam, sehingga menunjukkan bahwa tepung beras
tersebut mengandung amilum. Pada uji glukosa yang ditetesi felling A dan felling
B yang dipanaskan selama 15 menit menjadi biru muda,sehingga tidak
mengandung glukosa. Pada uji protein yangditetesi bioret tepung beras menjadi
biru muda sehingga tidak mengandung protein. Pada uji lemak tepung beras tidak
termasuk dalam sample uji lemak.
4. Pisang berlin pada uji amilum yang ditetesi betadin (lugol) yang semula warna
coklat menjadi warna coklat tua sehingga menunjukkan bahwa pisang berlin
tersebut tidak mengandung amilum. Pada uji glukosa yang diiitetesi felling A dan
felling B yang dipanaskan 15 menit menjadi merah bata sehingga menunjukkan
bahwa pisang berlin tersebut mengandung glukosa tinggi. Pada uji protein yang
ditetesi biuret, pisang berlin berubah menjadi coklat muda, sehingga tidak
mengandung protein. Pada uji lemak yang ditetesi etanol pisang berlin tidak
menghasilkan asap/emulsi, sehingga tidak mengandung lemak.
5. Susu pada uji amilum yang ditetesi betadine (lugol) yang semula warna putih
menjadi warna kuning tua, sehingga susu menunjukkkan bahwa susu tidak
mengandung amilum. pada uji glukosa susu tidak termasuk dalam sampel. Pada
uji protein yang ditetesi biuret susu berubah menjadi biru laut sehingga
menunjukkan bahwa susu mengandung protein. Pada uji lemak susu tidak
termasuk dalam sampel.
6. Putih telur pada uji amilum yang ditetesi betadine (lugol) yang semula warna putih
menjadi warna kuning, sehingga putih telur tidak mengandung amilum. Pada uji
glukosa. putih telur tidak termasuk dalam sampel. Pada uji protein putih telur yang
ditetesi biuret berubah menjadi biru laut, sehingga menunjukkan mengandung
protein tinggi. Pada uji lemak putih telur tidak termasuk dalam sampel.
7. Margarin pada uji lemak yang ditetesi etanol warnanya tetap kuning dan
berasap,sehingga mengandung lemak.
VI. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah bahan makanan yang mengandung
karbohidrat (glukosa) yaitu nasi dan pisang. Bahan makanan yang mengandung
karbohidrat (amilum) yaitu tepung beras. Bahan makanan yang mengandung protein
yaitu susu dan putih telur. Bahan makanan yang mengandung lemak yaitu margarin.

b. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan untuk pelaksanaan praktikum ini adalah
sebaiknya pada saat mengamati perubahan warna yang ditimbulkan oleh tiap bahan
makanan harus dilakukan dengan teliti dan cermat agar tidak terjadi kesalahan yang
dapat mempengaruhi hasil praktikum
VII. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai