Anda di halaman 1dari 8

Perkembangan Tingkat Problem Solving Mahasiswa

Teknik Industri Dalam Era 4.0

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknik Industri disebut juga dengan Disiplin Teknik (Rekayasa) dan bukan
science karena teknik industri menangani pekerjaan perancangan (design),
perbaikan atau peningkatan (improvemet), dan penginstalasian (instalation) serta
menangani masalah pekerjanya. Teknik Industri memiliki 5 bidang garapan yang
terdiri dari manusia, material/bahan, informasi, peralatan, dan energi.
Perkembangan tentang peningkatan kerja dalam teknik industri terus
berkembang, dimulai dari era 1.0 hingga masuk pada era saat ini yaitu 4.0. Pada era
4.0 ini terdapat beberapa hambatan dalam efisiensi serta efektifitas produksi, hal ini
lah yang memaksa para mahasiswa teknik industri untuk membuka pemikirannya
dalam menyelesaikan permasalahan ini (Problem Solving). Tidak hanya berpaku
pada teori yang sudah ada namun mahasiswa juga dituntut untuk terus
mengembangkan teori tersebut agar dapat mengikuti perkembangan zaman
teknologi saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan Problem Solving teknik industri dari era 1.0
hingga era 4.0?
2. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam perkembangan keilmuan teknik
industri?
3. Mengapa perkembangan ilmu teknik industri memiliki keterkaitan dengan
munculnya fenomena Industri 4.0?
4. Bagaimana cara meningkatkan kualitas Problem Solving mahasiswa Teknik
industri?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perkembangan Problem Solving Teknik industri dari era
1.0 hingga era 4.0.
2. Untuk tantangan yang dihadapi dalam perkembangan keilmuan teknik
industri serta penyelesaian masalah tantangan yang dihadapi.
3. Untuk mengetahui memiliki keterkaitan perkembangan ilmu teknik industry
dengan munculnya fenomena Industri 4.0.
4. Agar dapat mengetahui cara meningkatkan kualitas Problem Solving
mahasiswa Teknik industry.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan penulis dalam menulis penelitian ini adalah
sebagai berikut:

1. Menyumbangkan pemikiran terhadap perubahan terhadap peningkatan


Problem Solving dalam era 4.0 pada mahasiswa Teknik industri.
2. Memberikan sumbangan ilmiah dalam perubahan peningkatan Problem
Solving dalam era 4.0 pada mahasiswa Teknik industri baik dalam sistem
kerja dan sistem produksi.
3. Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan
peningkatan pola pikir mahasiswa Teknik industri dalam menyelesaikan
Problem Solving dimasa sekarang dan yang akan datang.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Problem Solving


Problem solving adalah proses kognitif yang digunakan untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan menemukan solusi untuk suatu masalah.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada berbagai masalah yang
memerlukan pemecahan. Problem solving melibatkan kemampuan untuk
merumuskan masalah dengan jelas, mengumpulkan informasi yang relevan,
menganalisis informasi tersebut, mengidentifikasi opsi solusi yang mungkin,
mempertimbangkan konsekuensi dari setiap opsi, dan memilih tindakan terbaik
yang dapat mengatasi masalah tersebut.

2.2 Proses Problem Solving


1. Identifikasi masalah: Memahami secara jelas dan spesifik masalah yang
dihadapi, serta mengidentifikasi apa yang perlu dipecahkan.
2. Analisis masalah: Mengumpulkan informasi yang relevan tentang masalah
tersebut, menganalisis akar penyebab masalah, dan memahami faktor-faktor
yang terlibat.
3. Generasi solusi: Menghasilkan berbagai opsi solusi yang mungkin untuk
mengatasi masalah tersebut. Kreativitas dan pemikiran lateral sering
diterapkan dalam tahap ini.
4. Evaluasi solusi: Mengevaluasi setiap opsi solusi berdasarkan kriteria yang
relevan, seperti efektivitas, efisiensi, dan konsekuensi yang mungkin timbul.
5. Pilihan solusi: Memilih solusi terbaik yang dapat diimplementasikan untuk
menyelesaikan masalah, dengan mempertimbangkan segala konsekuensinya.
6. Implementasi solusi: Melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk
menerapkan solusi yang dipilih.
7. Evaluasi hasil: Mengevaluasi hasil dari solusi yang diterapkan,
mengidentifikasi apakah masalah telah terpecahkan dengan memadai, dan
jika tidak, mengidentifikasi langkah-langkah tambahan yang mungkin
diperlukan.
2.3 Perkembangan Problem Solving Teknik Industri Dari Era 1.0 Hingga
Era 4.0.
Perkembangan problem solving dari era 1.0 sampai 4.0 mencerminkan
pergeseran dalam pendekatan dan metode yang digunakan untuk mengatasi
masalah. Berikut adalah gambaran umum tentang perkembangan problem solving
dari setiap era:
1.0 Era Industri:
Pada era ini, problem solving cenderung bersifat linier dan terfokus pada
pemecahan masalah operasional yang muncul dalam konteks produksi dan
manufaktur. Pendekatan yang dominan adalah analisis sebab-akibat dan
penggunaan metode ilmiah. Solusi sering kali didasarkan pada pengalaman dan
pengetahuan yang sudah ada.
2.0 Era Informasi:
Dengan munculnya teknologi informasi dan perkembangan komputer,
problem solving mengalami pergeseran menuju penggunaan data dan informasi
secara lebih luas. Pendekatan yang berkembang melibatkan pengumpulan dan
analisis data, serta pemanfaatan sistem informasi untuk mengidentifikasi pola dan
tren. Metode seperti analisis statistik dan pemodelan digunakan untuk memecahkan
masalah.
3.0 Era Koneksi:
Perkembangan teknologi komunikasi dan konektivitas yang semakin kuat
mengubah cara problem solving dilakukan. Era ini menekankan kolaborasi dan
penggunaan jaringan sosial untuk mengatasi masalah yang kompleks dan
multidisiplin. Pendekatan problem solving menjadi lebih terbuka, dengan
melibatkan berbagai pihak yang memiliki pengetahuan dan keahlian yang berbeda.
Metode seperti desain berbasis tim, pemecahan masalah berbasis kelompok, dan
kerja sama lintas disiplin banyak digunakan.
4.0 Era Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence, AI):
Dalam era ini, kemajuan teknologi kecerdasan buatan dan otomatisasi
mengubah cara problem solving dilakukan. AI dan mesin belajar digunakan untuk
menganalisis data secara cepat dan mendalam, mengidentifikasi pola yang rumit,
dan menghasilkan solusi yang optimal. Problem solving semakin terotomatisasi dan
mengintegrasikan kemampuan manusia dan mesin. Metode seperti pemrosesan
bahasa alami, pengenalan gambar, dan analisis prediktif semakin penting dalam
memecahkan masalah yang kompleks.

2.4 Tantangan Yang Dihadapi Dalam Perkembangan Keilmuan Teknik


Industri
Tantangan utama yang muncul dalam konteks teknik industri 4.0 adalah
sebagai berikut, beserta beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi
tantangan tersebut:
1. Keamanan data: tantangan ini dapat diatasi dengan langkah-langkah seperti,
menerapkan protokol keamanan yang kuat untuk melindungi data dan sistem
dari serangan siber. Melakukan audit keamanan secara berkala dan
mengidentifikasi kerentanan yang mungkin ada. Melibatkan spesialis
keamanan dalam perencanaan dan implementasi teknologi industri 4.0.
Mengedepankan kesadaran keamanan pada semua tingkatan organisasi dan
melibatkan seluruh anggota tim dalam praktik keamanan yang baik.
2. Integrasi sistem yang kompleks: beberapa langkah yang dapat diambil untuk
mengatasi tantangan ini adalah, memastikan adanya standar komunikasi yang
jelas dan interoperabilitas antara sistem yang berbeda, menggunakan platform
integrasi yang fleksibel dan skalabel untuk menghubungkan sistem secara
efisien, melakukan analisis kebutuhan integrasi dan perencanaan yang
matang sebelum implementasi sistem industri 4.0, melibatkan tim lintas
disiplin yang terdiri dari ahli sistem dan teknologi untuk merancang dan
mengelola integrasi sistem yang kompleks.
3. Keterampilan dan kesiapan sumber daya manusia: beberapa langkah untuk
mengatasi tantangan ini meliputi, memberikan pelatihan dan pengembangan
keterampilan kepada tenaga kerja yang relevan agar dapat mengadopsi dan
memanfaatkan teknologi industri 4.0, meningkatkan kolaborasi antara
industri dan lembaga pendidikan untuk mengembangkan kurikulum yang
sesuai dengan kebutuhan industri 4.0, mendorong pemikiran inovatif dan
budaya pembelajaran berkelanjutan di dalam organisasi, menggunakan
metode transfer pengetahuan dan mentoring untuk memastikan pengetahuan
dan keterampilan yang ada dapat dialihkan kepada generasi yang lebih muda.
4. Perubahan budaya dan organisasi: beberapa langkah yang dapat diambil untuk
mengatasi tantangan ini meliputi, membangun pemahaman yang kuat tentang
manfaat dan kebutuhan perubahan di seluruh organisasi, mengembangkan
kepemimpinan yang mendukung perubahan, yang memotivasi dan mengilhami
tim untuk mengadopsi teknologi baru dan berpikir inovatif, menerapkan model
organisasi yang lebih fleksibel dan responsif terhadap perubahan, melibatkan
karyawan dalam proses perubahan dan memberikan ruang bagi ide dan inisiatif
baru.
5. Investasi dan pengembalian modal: beberapa langkah untuk mengatasi
tantangan ini meliputi, membuat perencanaan keuangan yang matang dan
mengalokasikan dana yang cukup untuk implementasi teknologi industri 4.0,
melakukan analisis biaya-manfaat dan pengembalian investasi untuk
memastikan investasi yang dilakukan menghasilkan nilai yang diharapkan.
Mencari kemitraan dan pendanaan eksternal yang mungkin tersedia dari
pemerintah atau lembaga keuangan untuk mendukung implementasi teknologi
industri 4.0.
6. Etika dan tanggung jawab: beberapa langkah yang dapat diambil untuk
mengatasi tantangan ini meliputi, membentuk kebijakan etika yang jelas dan
pedoman penggunaan teknologi industri 4.0 yang bertanggung jawab,
memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan regulasi yang berlaku terkait
privasi data dan keamanan, membuka dialog dengan berbagai pihak terkait,
termasuk pemerintah, akademisi, dan masyarakat sipil, untuk membahas dan
memecahkan masalah etika yang muncul dalam industri 4.0.
7. Regulasi dan kebijakan: beberapa langkah untuk mengatasi tantangan ini
meliputi, melibatkan pemerintah, lembaga regulasi, dan pemangku
kepentingan terkait dalam merancang regulasi yang mendukung
perkembangan teknologi industri 4.0, mendorong kolaborasi antara pemerintah
dan sektor industri untuk mengembangkan kebijakan yang memfasilitasi
adopsi teknologi baru dan inovasi, menyediakan insentif fiskal dan program
dukungan lainnya untuk mendorong adopsi teknologi industri 4.0, mengatasi
tantangan dalam teknik industri 4.0 membutuhkan pendekatan holistik yang
melibatkan kerjasama antara organisasi, pemerintah, lembaga pendidikan, dan
pemangku kepentingan lainnya.

2.5 Cara Meningkatkan Kualitas Problem Solving Mahasiswa Teknik


Industri
Untuk meningkatkan kualitas problem solving, berikut adalah beberapa
langkah yang dapat diambil:
1. Peningkatan Pemahaman: Perkuat pemahaman tentang metode problem
solving yang efektif. Pelajari berbagai pendekatan, teknik, dan alat yang dapat
membantu dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan
masalah dengan lebih baik.
2. Analisis yang Mendalam: Latih kemampuan analitis dengan mengasah
kemampuan mengumpulkan informasi secara sistematis, menganalisis data
dengan hati-hati, dan mengidentifikasi akar penyebab masalah. Gunakan
kerangka berpikir yang logis dan kritis dalam menganalisis masalah.
3. Kreativitas dan Inovasi: Promosikan kreativitas dalam pemecahan masalah
dengan mengembangkan kemampuan berpikir lateral dan menghasilkan ide-
ide baru. Terapkan teknik seperti brainstorming, mind mapping, atau
pendekatan desain berbasis tim untuk merangsang pemikiran kreatif.
4. Kolaborasi dan Diskusi: Melibatkan orang lain dalam proses problem
solving. Diskusikan masalah dengan tim atau rekan kerja untuk mendapatkan
perspektif yang berbeda dan ide-ide baru. Kolaborasi dan pemikiran kolektif
dapat membantu melihat masalah dari berbagai sudut pandang.
5. Penggunaan Data dan Informasi: Memanfaatkan data dan informasi yang
relevan dalam pengambilan keputusan. Gunakan analisis data, visualisasi,
atau alat pemodelan untuk mengidentifikasi pola, tren, dan hubungan yang
dapat membantu dalam pemecahan masalah.
6. Uji Coba dan Pembelajaran: Jadikan eksperimen dan uji coba sebagai bagian
dari proses problem solving. Berani mengambil risiko dan mencoba solusi
alternatif untuk melihat apa yang berhasil dan apa yang tidak. Pelajari dari
pengalaman dan terus tingkatkan pendekatan problem solving berdasarkan
pembelajaran.
7. Kepemimpinan yang Mendukung: Fasilitasi lingkungan yang mendukung
untuk pengembangan problem solving. Kepemimpinan yang mendukung
memberikan ruang untuk eksplorasi, mendorong kolaborasi, dan
memfasilitasi kreativitas. Berikan pengakuan dan penghargaan atas upaya
dan hasil problem solving yang baik.
8. Pembelajaran Berkelanjutan: Jadikan peningkatan problem solving sebagai
upaya yang berkelanjutan. Ikuti pelatihan, baca buku, ikuti seminar, atau ikuti
kursus online untuk terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan
dalam problem solving.
Dengan latihan dan kesadaran yang konsisten, kemampuan problem solving
dapat ditingkatkan. Penting untuk melihat problem solving sebagai proses yang
terus-menerus berkembang, dan berkomitmen untuk terus meningkatkan
kualitasnya.

Anda mungkin juga menyukai