Anda di halaman 1dari 1

Modul 4

Etika Layanan Publik Serta Pengelolaan Integritas& Etika Organisasi

Nilai & Prinsip Etika Layanan Publik

Pelayanan publik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menciptakan pelayanan yang
berorientasi pada pencapaian kesejahteraan umum sebagaimana telah digariskan dalam undang-
undang.
Dalam pelayanan publik, etika diartikan sebagai filsafat moral atau nilai, dan disebut dengan
“profesional standars” (kode etik) atau “right rules of conduct” (aturan perilaku yang benar) yang
seharusnya dipatuhi oleh pemberi pelayanan publik. Sebuah kode etik meru-muskan berbagai tindakan
apa, kelakuan mana, dan sikap bagaimana yang wajib dijalankan atau dihindari oleh para pemberi
pelayanan. Aplikasi etika dan moral dalam praktek dapat dilihat dari kode etik yang dimiliki oleh
birokrasi public.
untuk menjamin kinerja aparatur negara sesuai dengan standar yang diinginkan dan untuk menghindari
penyalahgunaan kekuasaan, Jabra dan Dwivedi (1989) mengemukakan pentingnya mengembangkan
akuntabiltas, yaitu:
1) Akuntabilitas administratif (organisasional).
2) Akuntabilitas legal
3) Akuntabilitas politik
4) Akuntabilitas profesional.
5) Akuntabilitas moral.
untuk menilai baik buruknya suatu pelayanan publik, dapat kita lihat dari baik buruknya penerapan nilai-
nilai sebagai berikut:
1) Efisiensi,
2) Efektivitas
3) Kualitas layanan,
4) Responsivitas,
5) Akuntabilitas,

Etika dalam Organisasi

Etika organisasi dapat berarti pola sikap dan perilaku yang diharapkan dari setiap individu dan kelompok
anggota organisasi, yang secara keseluruhan akan membentuk budaya organisasi (organizational
culture) yang sejalan dengan tujuan maupun filosofi organisasi yang bersangkutan.

Internalisasi nilai etika tersebut dalam diri setiap anggota organisasi secara efektif akan membangun
moral ataupun moralitas pribadi anggota organisasi yang bersangkutan. Sedangkan pola perilaku yang
ditekankan dalam upaya terjaganya nama baik organisasi, biasanya dituangkan dalam sejumlah aturan
mengenai apa yang harus dan terlarang untuk dilakukan oleh setiap anggota organisasi, misalnya setiap
anggota diwajibkan selalu menggunakan simbol-simbol organisasi, baik itu berupa pakaian, peralatan,
hingga kartu nama; sedangkan larangan yang diberlakukan antara lain adalah berjudi, mabuk-mabukan,
meminta tips kepada pelanggan atau klien, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai