Anda di halaman 1dari 17

PENGANTAR ETIKA

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI


Kedudukan dan Urgensi Mata Kuliah
Etika dan Anti Korupsi
Tujuan Mata Kuliah Etika dan Anti Korupsi:

 Memberikan pemahaman mengenai nilai-nilai yang tepat atas


penerapan standar etika dalam profesi sebagai PNS
 Mahasiswa mampu memahami aturan dan memiliki kesadaran
untuk mempraktikkan kode etik PNS
 Menanamkan nilai-nilai integritas dan meningkatkan kesadaran
bahaya atau dampak korupsi

Mata kuliah Etika dan Anti Korupsi mempunyai kedudukan yang


sangat krusial dan fundamental dalam mempersiapkan mahasiswa
kedinasan sebagai bekal mereka kelak sebagai ASN yang menjunjung
tinggi etika, bersih dari korupsi, serta berintegritas sesuai dengan
peraturan yang berlaku maupun nilai-nilai luhurkehidupan bangsa.

Fungsi Pemerintah
Fungsi Regulasi

Fungsi ini meliputi tujuan pokok pemeliharaan sistem, yakni


mewujudkan ketertiban sosial. Dalam rangka ketertiban sosial,
pemerintah bertanggung jawab untuk menentukan peraturan-peraturan
yang secara hukum mengikat setiap warga negara.

Fungsi Pelayanan
Fungsi pelayanan oleh birokrasi mengacu kepada konsepsi negara
kesejahteraan, bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup seluruh rakyatnya. Wujud dari usaha
peningkatan kesejahteraan adalah pelayanan aparatur pemerintah
kepada warga negara yang memerlukannya.

Etika Pelayanan Publik


Etika pelayanan publik merupakan bidang etika terapan/praktis yang
berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip atau standar-standar moral.
Etika pelayanan publik berfokus pada apakah aparatur pelayanan
publik/ASN/PNS telah mengambil keputusan dan berperilaku dapat
dibenarkan dari sudut pandang etika.

Jenis Pelayanan Publik

Jenis Pelayanan Publik berdasarkan organisasi yang menyelenggarakan:

1) Privat

Pelayanan publik privat merupakan pelayanan publik yang


diselenggarakan oleh swasta. Misalnya rumah sakit swasta dan universitas
swasta.

2) Primer

Pelayanan publik primer merupakan pelayanan publik yang hanya bisa


diselenggarakan oleh pemerintah. Misalnya kantor imigrasi dan penjara.

3) Sekunder

Pelayanan publik sekunder merupakan pelayanan publik yang


diselenggarakan oleh pemerintah namun masyarakat tidak harus
menggunakannya karena masyarakat memiliki opsi lain penyelenggara
pelayanan.
Contohnya adalah pelayanan perbankan. Publik dapat memilih
enggunakan milik pemerintah (BUMN) atau swasta. Pemerintah tetap
mengatur dan menguasai melalui regulasi-regulasi yang ditetapkan. Selain
itu, pemerintah juga melakukan intervensi melalui kepemilikan-
kepemilikan di bank-bank BUMN.

Ciri Pelayanan Publik Profesional:

1) Efektif

Orientasi pada pencapaian tujuan dan sasaran.

2) Sederhana

Prosedur pelayanan mudah, cepat, tepat, dan tidak berbelit-belit.

3) Transparan

Kejelasan dan kepastian prosedur, persyaratan dan siapa pejabat yang


bertanggung jawab.

4) Efisiensi

Dibatasi hanya pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian


sasaran pelayanan.

5) Keterbukaan

Prosedur atau tata cara, persyaratan, pejabat penanggung jawab pemberi


layanan, waktu, dan lain-lain.

6) Ketepatan waktu

Pelayanan diselesaikan dalam kurun waktu yang ditentukan.

Cara Memberikan Pelayanan Publik

Cara Memberikan Pelayanan Publik yang Profesional:


1) Penetapan standar pelayanan

 Identifikasi jenis pelanggan


 Identifikasi pelanggan
 Identifikasi harapan pelanggan
 Perumusan visi dan misi pelayanan
 Analisis proses dan prosedur
 Sarana dan prasarana
 Waktu
 Biaya pelayanan

2) Pengembangan Standar Operating Procedures (SOP)

 Memastikan proses berjalan tidak terganggu


 Memastikan pelayanan perizinan berjalan sesuai peraturan yang
berlaku
 Memberi informasi akurat jika terjadi penyimpangan karena
kesalahan prosedur
 Memberi informasi akurat jika terjadi perubahan dalam prosedur
pelayanan
 Memberi informasi akurat dalam pengendalian layanan
 Memberi informasi yang jelas da tegas kewenangan petugas atau
pegawai

3) Pengembangan survei kepuasan pelanggan

Kepuasan pelanggan dicapai apabila produk yang dihasilkan memenuhi


kualitas yang diharapkan masyarakat.

4) Pengembangan sistem pengelolaan pengaduan

Pengaduan masyarakat menjadi sumber informasi pengelola layanan


untuk secara konsisten menjaga pelayanan sesuai dengan standar yang
ditentukan.

Dalam kajian tentang pelayanan publik, etika merupakan salah satu


elemen yang sangat menentukan kepuasan publik yang dilayani, sekaligus
keberhasilan organisasi pelayanan publik itu sendiri. Elemen etika harus
diperhatikan dalam setiap fase pelayanan publik mulai dari penyusunan
kebijakan pelayanan, desain struktur organisasi pelayanan, sampai pada
manajemen pelayanan untuk mencapai tujuan akhir dari pelayanan
tersebut.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999, unsur aparatur


negara Pegawai Negeri Sipil harus memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara professional. Ciri-ciri aparatur negara yang
professional yaitu memiliki wawasan luas dan dapat memandang masa
depan, memiliki kompetensi di bidangnya, memiliki jiwa berkompetisi
atau bersaing secara jujur dan suportif, serta menjunjung tinggi etika
profesi. Etika profesi yang dimaksud merupakan kode etik PNS.

Kode etik PNS adalah kewajiban, tanggung jawab, tingkah laku, dan
perbuatan sesuai dengan nilai hakiki profesinya, dikaitkan dengan nilai
yang hidup dan berkembang di masyarakat, bangsa, dan negara.

Pengertian Etika
Istilah etika berasal dari Bahasa Yunani, Ethos (bentuk tunggal) atau Ta
Etha (bentuk jamak), yang berarti kebiasaan, adat, watak, perasaan, atau
juga akhlak perilaku.

Etika adalah ilmu tentang nilai-nilai perilaku manusia yang baik dan buruk,
manfaat dan madharat, hak dan kewajiban, serta peraturan nilai moral
yang ditetapkan orang dalam membuat keputusan yang bersifat alami
dalam berhubungan masyarakat.

Etika memiliki banyak makna, antara lain:

 Semangat khas kelompok tertentu, misalnya etos kerja dan kode


etik kelompok profesi.
 Norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan masyarakat
tertentu mengenai perbuatan yang baik dan benar.
 Studi tentang prinsip-prinsip perilaku baik dan benar sebagai
falsafat moral.
 Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia
sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.

Etika juga memiliki pengertian arti yang berbeda-beda jika dilihat dari
sudut pandang pengguna yang berbeda.

 Bagi ahli falsafah, etika adalah ilmu atau kajian formal tentang
moralitas.
 Bagi sosiolog, etika adalah adat, kebiasaan, dan perilaku orang-
orang dari lingkungan budaya tertentu.
 Bagi praktisi profesional, etika berarti kewajiban dan tanggung
jawab memenuhi harapan profesi dan masyarakat, serta bertindak
dengan cara-cara yang profesional.
 Bagi asosiasi profesi, etika adalah kesepakatan bersama dan
pedoman untuk diterapkan dan dipatuhi semua anggota asosiasi
tentang apa yang dinilai baik dan buruk dalam pelaksanaan dan
pelayanan profesi itu.

Hubungan Etika dan Moral


 Etika merupakan nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok yang mengatur
tingkah lakunya.
 Moral mengacu pada sistem nilai bagaimana manusia harus hidup
baik sebagai manusia dan sistem ini terlembagakan dalam bentuk
adat istiadat yang membentuk pola perilaku yang berulang dalam
jangka waktu yang lama dan berisikan norma-norma yang konkret,
berkaitan dengan perintah dan larangan, bersifat normatif dan
mengikat yang digunakan oleh individu atau suatu kelompok
sebagai pedoman dalam berperilaku
 Secara filosofi, etika dan moral merupakan dua kata yang bermakna
sama. Namun, ada beberapa teori yang mendefinisikan dua kata
tersebut berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada darimana
sumber nilai itu berasal. Etika merupakan nilai yang berasal dari luar
pribadi seseorang (misalnya kode etik) sedangkan moral merupakan
nilai dasar yang berasal dari dalam diri seseorang (misalnya
kejujuran).

Tiga Bagian Utama Etika


Etika terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu meta-etika, etika normatif,
dan etika terapan.

1) Meta-Etika (Studi konsep etika)

Meta-Etika merupakan jalan menuju konsepsi benar atau tidaknya suatu


tindakan atau peristiwa.

2) Etika Normatif (Studi penentuan nilai etika)

Etika normatif merupakan etika yang menetapkan sikap dan perilaku yang
ideal dan seharusnya dimiliki dan dijalankan manusia dan tindakan yang
bernilai dalam hidup.

3) Etika Terapan (Studi penggunaan nilai-nilai etika)

Pemahaman tentang spektrum bidang terapan etika dan menunjukkan


etika sebagai pengetahuan praktis.

7 Kewajiban Moral

David Ross mengidentifikasi 7 kewajiban moral yaitu:

a) Fidelity (kewajiban menepati janji/kesetiaan)

Kita harus menepati janji yang dibuat dengan bebas, baik eksplisit
maupun implisit, dan mengatakan kebenaran.

b) Reparation (kewajiban ganti rugi)


Kita harus memberikan ganti rugi kepada orang yang mengalami kerugian
karena tindakan kita yang salah, kita harus melunasi hutang moril dan
materiil.

c) Gratitude (kewajiban berterima kasih)

Kita harus berterima kasih kepada orang yang berbuat baik terhadap kita.

d) Justice (kewajiban keadilan)

Kita harus memastikan bahwa kebaikan dibagikan sesuai dengan jasa


orang yang bersangkutan.

e) Benefience (kewajiban berbuat baik)

Kita harus membantu orang lain yang membutuhkan bantuan kita,


berbuat apapun yang dapat kita perbuat untuk memperbaiki keadaan
oarng lain.

f) Self-improvement (kewajiban mengembangkan diri)

Kita harus mengembangkan dan meningkatkan diri kita dibidang


keutamaan, intelegensi, dll.

g) Non-maleficence (kewajiban tidak merugikan)

Kita tidak boleh melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.

Karakter yang umumnya dianggap sebagai keutamaan moral adalah:

 Keberanian/keteguhan
 Kejujuran
 Kesetiaan
 Keandalan
 Moderat
 Pengendalian diri yang baik
 Toleransi terhadap sesama
 Keramahan
 Loyalitas
 Kehormatan
 Rasa malu
 Kesantunan
 Belas kasih
 Bangga
 Berkeadilan

Tiga Konsep Moral


1. Hak

Hak merupakan konsep moral yang penting yang memungkinkan individu


memilih secara bebas dalam memenuhi kepentingan atau menjalankan
aktivitas tertentu dan melindungi pilihan-pilihan tersebut.

Macam-macam Hak

» Hak Legal dan Hak Moral

 Hak legal adalah hak yang diakui dan ditegakkan sebagai bagian dari
sistem hukum atau hak legal merupakan hak yang didasarkan atas
hukum dalam salah satu bentuk. Hak-hak legal berasal dari undang-
undang, peraturan hukum, atau dokumen hukum lainnya.
 Hak moral adalah hak yang berasal dari suatu sistem norma moral
dan tidak bergantung kepada adanya sistem hukum. Hak moral
hanya didasarkan atas prinsip atau peraturan etis. Hak moral
biasanya dianggap universal mengingat hak tersebut dimiliki oleh
semua umat manusia, tidak dibatasi oleh hukum tertentu.

» Hak Khusus dan Hak Umum (HAM)


 Hak khusus timbul dalam suatu relasi khusus antara beberapa
manusia atau karena fungsi khusus yang dimiliki orang satu
terhadap orang lainnya. Jadi hak ini hanya dimiliki oleh satu atau
beberapa orang. Sumber utama hak khusus adalah kontrak atau
perjanjian karena instrumen ini menciptakan sejumlah hak dan
kewajiban bagi individu-individu yang membuat
 Hak umum dimiliki manusia bukan karena hubungan atau fungsi
tertentu, melainkan semata-mata karena ia manusia. Hak umum
juga berarti hak yang melibatkan klaim terhadap setiap orang atau
kemanusiaan secara umum. Dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal
dengan hak asasi manusia.

» Hak Positif dan Hak Negatif

 Hak positif adalah hak yang mewajibkan orang lain bertindak untuk
kita. Contohnya adalah hak pelayanan kesehatan, misalnya,
menuntut perawat atau dokter melakukan tindakan sesuai standard
operating procedure kepada pasien yang berhak mendapat
pelayanan kesehatan.
 Hak negatif, berkorelasi dengan kewajiban pada pihak lain untuk
tidak bertindak kepada kita. Contohnya adalah hak milik.

Hak Negatif terdiri :

 Hak Negatif aktif

Hak untuk berbuat atau tidak berbuat seperti orang yang orang lain
kehendaki (hak kebebasan).

 Hak Negatif pasif

Hak untuk tidak diperlakukan orang lain dengan cara tertentu.

» Hak Individual dan Hak Sosial


 Hak individual adalah hak yang dimiliki individu-individu terhadap
negara. Negara tidak boleh menghindari atau mengganggu individu
dalam mewujudkan hak-hak yang ia miliki.
 Hak sosial bukan hanya hak kepentingan terhadap negara saja, akan
tetapi sebagai anggota masyarakat bersama dengan anggota-
anggota lain. Inilah yang disebut dengan hak sosial.

Keadilan

Keadilan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

Keadilan tradisional

Menurut Aristoteles terdapat dua jenis keadilan yaitu keadilan universal


dan keadilan khusus.

 Keadilan universal (universal justice) adalah keadilan yang berlaku


bagi keseluruhan keutamaan. Dengan kata lain, orang yang adil
adalah orang yang selalu berbuat benar secara moral dan
mematuhi hukum.
 Keadilan khusus (particular justice) berkaitan dengan keutamaan
pada situasi khusus. Adil dalam hal ini berarti mengambil hanya
bagian yang patut atau tepat, memberikan kepada orang yang
berhak. Sebaliknya, tidak adil berarti mengambil terlalu banyak yang
bukan haknyas menolak menanggung bagian yang wajar dari beban.
 Keadilan khusus dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu:

1. Keadilan Distributif

 Keadilan distributif terkait dengan distribusi manfaat dan beban.


Kedaan ini diperlukan apabila manfaat yang tersedia lebih sedikit
daripada jumlah dan keinginan/hasrat orang, atau terlalu banyak
beban atau pekerjaan tak menyenangkan tetapi tidak cukup orang
yang bersedia memikulnya.
 Prinsip yang mendasari keadilan ini adalah bahwa orang yang sama
dalam keadaan yang sama harus diperlakukan sama.
 Keadilan distributif bersifat perbandingan/ komparatif.

2. Keadilan Kompensasi

 Keadilan kompensasi menyangkut masalah pemberian imbalan atau


penggantian (kompensasi) kepada seseorang karena kekeliruan atau
kesalahan yang menimpanya.
 Alasan yang mendasari keadilan kompensasi adalah bahwa suatu
kecelakaan yang menyebabkan seseorang dalam keadaan lebih
buruk. Akan tetapi, dengan memberikan kompensasi, keadaan si
korban dapat dikembalikan seperti sebelum terjadi kecelakaan,
sehingga keseimbangan moral tercapai kembali.
 Pada intinya, keadilan kompensasi bertujuan untuk mengembalikan
apa yang hilang dari seseorang akibat kesalahan orang lain.
 Kondisi bagi berlakunya keadilan kompensasi:
 o Perbuatan yang menyebabkan kerugian merupakan perbuatan
yang salah/kelalaian (negligence).
 o Perbuatan yang bersangkutan merupakan penyebab
sesungguhnya kerugian tersebut.
 o Orang tersebut secara sengaja melakukan perbuatan yang
menyebabkan kerugian.

3. Keadilan retributif

 Keadilan retributif berkaitan dengan pemberian hukuman terhadap


pelaku kesalahan. Seperti halnya keadilan kompensasi, seseorang
yang melakukan suatu kejahatan merusak keseimbangan moral
karena menjadikan orang lain dalam keadaan lebih buruk.
 Pemulihan keseimbangan moral dalam kasus ini dicapai dengan
memberikan hukuman yang sesuai dengan kejahatan tersebut.
Jumlah hukuman yang dikenakan kepada pelaku kejahatan
ditentukan oleh karakteristik masing-masing kasus, bukan
membandingkannya dengan kasus-kasus lain.
 Keadilan retributif berkaitan dengan pemberian hukuman terhadap
pelaku kesalahan.
 Alasan yang mendasari adalah seseorang yang telah melakukan
kejahatan telah merusak keseimbangan moral karena menjadikan
orang lain dalam keadaan buruk.
 Tujuan pemberikan hukuman adalah untuk perbaikan.
 Hal-hal yg perlu diperhatikan:
 Seseorang tidak dapat dihukum jika tidak tahu atau tidak memiliki
kebebasan untuk memilih apa yang ia perbuat.
 Orang tersebut sungguh-sungguh melakukan kejahatan.
 Hukuman harus konsisten dan proporsional dengan tingkat
kejahatan.

Keadilan egalitarian

Berdasarkan konsep Egalitarian (John Rawls), perspektif keadilan


berhubungan dengan pertanyaan: Bagaimana keadilan akan dapat
dicapai ketika beberapa orang yang bebas dan setara berusaha mencapai
tujuannya namun berbenturan dengan orang lain yang juga berusaha
mencapai tujuannya (yang mungkin saja tidak setara).

Keadilan diartikan sebagai kewajaran (fairness). Konsep keadilan ini


mengakomodasi suatu kondisi dimana terjadi banyak perbedaan yang
menimbulkan kesulitan untuk menetapkan keadilan secara absolut,
sehingga diperlukan adanya personal judgement untuk menetapkan
kewajaran.

o Keadilan egalitarian didasarkan pada 2 prinsip, yaitu:

1. Setiap orang memiliki kebebasan yang sama


2. Ketidaksetaraan sosial dan ekonomi diatur sedemikian rupa
sehingga:

 menguntungkan pihak yang paling kurang beruntung (prinsip


perbedaan)
 sesuai dengan tugas dan kedudukan yang terbuka bagi semua pihak
berdasarkan persamaan kesempatan (prinsip kesetaraan dalam
kesempatan).
Kepedulian

o Dalam etika kepedulian, tugas moral tidaklah mengikuti prinsip-prinsip


moral universal dan imparsial, melainkan memberikan perhatian dan
tanggapan terhadap kebaikan orang-orang tertentu yang dengannya kita
memiliki hubungan dekat dan bernilai.

o Perlu diperhatikan dalam etika kepedulian ini, gagasan hubungan


konkret tidaklah terbatas pada hubungan antara dua individu atau
hubungan antara seseorang dan kelompok tertentu. Etika kepedulian
harus mencakup juga sistem hubungan yang lebih besar yang
membentuk komunitas yang konkret.

o Etika Kepedulian meliputi jenis-jenis kewajiban yang disebut etika


komunitarian.

o Etika Komunitarian adalah etika yang melihat komunitas dan hubungan


komunal konkret memiliki nilai fundamental yang harus dilestarikan dan
dibina. Yang penting dalam etika komunitarian bukanlah individu-individu
yang terisolasi, tetapi komunitas yang di dalamnya individu-individu
menemukan diri mereka dengan memandang diri mereka sendiri sebagai
bagian integral dari komunitas yang lebih besar, dengan tradisi,
kebudayaan dan sejarahnya.

o Pada etika kepedulian, tugas moral tidaklah mengikuti prinsip-prinsip


moral universal dan imparsial, melainkan memberikan perhatian dan
tanggapan terhadap kebaikan orang-orang tertentu yang dengannya kita
memiliki hubungan dekat dan bernilai.

o Dalam Etika kepedulian, gagasan hubungan konkret tidaklah terbatas


pada hubungan antara dua individu atau hubungan antara seseorang dan
kelompok tertentu tetapi harus mencakup juga sistem hubungan yang
lebih besar yang membentuk komunitas yang konkret.
o Etika Kepedulian meliputi jenis-jenis kewajiban yang disebut etika
komunitarian, yakni etika yang melihat komunitas dan hubungan komunal
konkret memiliki nilai fundamental yang harus dilestarikan dan dibina.

 tertentu. Etika kepedulian harus mencakup juga sistem hubungan


yang lebih besar yang membentuk komunitas yang konkret.

o Etika Kepedulian meliputi jenis-jenis kewajiban yang disebut etika


komunitarian.

Etika Komunitarian adalah etika yang melihat komunitas dan hubungan


komunal konkret memiliki nilai fundamental yang harus dilestarikan dan
dibina. Yang penting dalam etika komunitarian bukanlah individu-individu
yang terisolasi, tetapi komunitas yang di dalamnya individu-individu
menemukan diri mereka dengan memandang diri mereka sendiri sebagai
bagian integral dari komunitas yang lebih besar, dengan tradisi,
kebudayaan dan sejarahnya.

o Pada etika kepedulian, tugas moral tidaklah mengikuti prinsip-prinsip


moral universal dan imparsial, melainkan memberikan perhatian dan
tanggapan terhadap kebaikan orang-orang tertentu yang dengannya kita
memiliki hubungan dekat dan bernilai.

o Dalam Etika kepedulian, gagasan hubungan konkret tidaklah terbatas


pada hubungan antara dua individu atau hubungan antara seseorang dan
kelompok tertentu tetapi harus mencakup juga sistem hubungan yang
lebih besar yang membentuk komunitas yang konkret.
o Etika Kepedulian meliputi jenis-jenis kewajiban yang disebut etika
komunitarian, yakni etika yang melihat komunitas dan hubungan komunal
konkret memiliki nilai fundamental yang harus dilestarikan dan dibina.

Jenis Pelayanan Publik berdasarkan organisasi yang menyelenggarakan:

1) Privat

Pelayanan publik privat merupakan pelayanan publik yang


diselenggarakan oleh swasta. Misalnya rumah sakit swasta dan universitas
swasta.

2) Primer

Pelayanan publik primer merupakan pelayanan publik yang hanya bisa


diselenggarakan oleh pemerintah. Misalnya kantor imigrasi dan penjara.

3) Sekunder

Pelayanan publik sekunder merupakan pelayanan publik yang


diselenggarakan oleh pemerintah namun masyarakat tidak harus
menggunakannya karena masyarakat memiliki opsi lain penyelenggara
pelayanan.

Contohnya adalah pelayanan perbankan. Publik dapat memilih


enggunakan milik pemerintah (BUMN) atau swasta. Pemerintah tetap
mengatur dan menguasai melalui regulasi-regulasi yang ditetapkan. Selain
itu, pemerintah juga melakukan intervensi melalui kepemilikan-
kepemilikan di bank-bank BUMN.

3) Pengembangan survei kepuasan pelanggan

Kepuasan pelanggan dicapai apabila produk yang dihasilkan memenuhi


kualitas yang diharapkan masyarakat.
4) Pengembangan sistem pengelolaan pengaduan

Pengaduan masyarakat menjadi sumber informasi pengelola layanan


untuk secara konsisten menjaga pelayanan sesuai dengan standar yang
ditentukan.

Dalam kajian tentang pelayanan publik, etika merupakan salah satu


elemen yang sangat menentukan kepuasan publik yang dilayani, sekaligus
keberhasilan organisasi pelayanan publik itu sendiri. Elemen etika harus
diperhatikan dalam setiap fase pelayanan publik mulai dari penyusunan
kebijakan pelayanan, desain struktur organisasi pelayanan, sampai pada
manajemen pelayanan untuk mencapai tujuan akhir dari pelayanan
tersebut.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999, unsur aparatur


negara Pegawai Negeri Sipil harus memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara professional. Ciri-ciri aparatur negara yang
professional yaitu memiliki wawasan luas dan dapat memandang masa
depan, memiliki kompetensi di bidangnya, memiliki jiwa berkompetisi
atau bersaing secara jujur dan suportif, serta menjunjung tinggi etika
profesi. Etika profesi yang dimaksud merupakan kode etik PNS.

Kode etik PNS adalah kewajiban, tanggung jawab, tingkah laku, dan
perbuatan sesuai dengan nilai hakiki profesinya, dikaitkan dengan nilai
yang hidup dan berkembang di masyarakat, bangsa, dan negara.

6) Mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan


kesatuan bangsa

Anda mungkin juga menyukai