Anda di halaman 1dari 6

 Carilah laporan dan pilih satu-tiga alinea dan lakukan review

Judul Laporan : Pengaruh Salinitas terhadap Pertumbuhan Ikan Sidat Fase


Glass Eel sebagai Alternatif Teknologi Budidayaikan Sidat
(Anguilla bicolor bicolor)
Disusun Oleh : Ribut Budiyono
Jurusan : Biologi
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Asal Kampus : Universitas Sebelas Maret Surakarta
Tahun Pembuatan : 2013

BAB II LANDASAN TEORI


A. Tinjauan Pustaka

c. Peranan Salinitas dalam Pertumbuhan Glass Eel

Menurut Ryan (2009), parameter air yang merupakan kunci penting dalam

budidaya ikan, khususnya sidat adalah suhu, pH (keasaman), oksigen terlarut,

alkalinitas, dan salinitas yang berfungsi untuk memacu metabolisme. Jika faktor

dasarnya sudah terpenuhi, berikutnya adalah teknis budidaya, seperti pakan, kepadatan

tebar, kedalaman, dan sebagainya.

Sidat merupakan hewan katadromous. Ikan ini memijah di laut dalam, dan

kemudian besar di air tawar. Lebih dari 90% masa hidup sidat dihabiskan di air tawar

(Ryan, 2009; McDowall, 1990). Oleh karena itu, budidaya sidat dilakukan di perairan

tawar dengan salinitas kurang dari 5 ppt. Dalam budidaya sidat, sampai saat ini belum

ada teknologi untuk memijahkan sehingga benih sidat selalu diambil dari alam.

Umumnya, para penangkap benih sidat akan menangkap benih sidat pada fase glass

eel ini dan ditangkap di muara sungai (Gooley et al, 2006).

Migrasi ikan sidat dari perairan tawar ke laut atau sebaliknya, menuntut

kemampuan sidat merubah pola regulasi osmotik plasma dibandingkan dengan

lingkungan sebelum migrasi. Ikan sidat yang bergerak dari air tawar ke air laut akan
kehilangan 4 % bobot tubuhnya dalam 10 jam dan sebaliknya akan bertambah

bobotnya bila bergerak dari laut ke air tawar, dan kondisi normal akan dicapai setelah

satu atau dua hari (Schmidt-Nielsen, 1990; Randal et al., 2002). Pada ikan teleostei air

payau, Fundulus heterooclitus, saat berada di air tawar, osmolaritas darahnya

335mOsmol/lt, sedangkan ketika di air laut osmolaritas darahnya adalah 365

mOsmol/lt, Na+ 85 mOsmol/lt dan Cl- 145 mOsmol/lt (Gordon et al., 1992). Namun

pada ikan nila, Oreochromis sp., yang bersifat air payau, peningkatan salinitas medium

secara signifikan meningkatkan konsentrasi osmotic plasma darah, yaitu 388

mOsmol/kg pada aklimasi diperairan dengan salinitas 25 ppt (Haryadi, 2003).

Menurut Takei dan Hirose (2001) dalam responnya terhadap perubahan

salinitas, pengaturan air dan ion paling sedikit terhadap dua fase. Pengaturan segera

yaitu ikan mulai atau menghentikan minum dan meningkatkan atau menurunkan

aktivitas transporter ion dan air yang telah ada pada epitel osmoregulasi yang

berhadapan dengan perubahan salinitas lingkungan. Pengaturan jangka panjang

melibatkan modifikasi organ-organ osmoregulasi seperti insang, intestine, dan ginjal.

Pada level jaringan dan sel, jika ikan berpindah ke lingkungan laut akan

mengakibatkan klorida tipe air tawar hilang, kemudian sel klorida tipe air laut

berdiferensiasi pada insang (Mancera and Mc Cormick, 1999; Marsigliante et al.,

1997).

Pada proses osmoregulasi, mekanisme transport aktif dalam upaya menjaga

konsentrasi osmotik internal homeostasis. Ikan memanfaatkan protein membran

(seperti, Na+K+ATPase) untuk melakukan transport aktif ion yang terjadi di insang,

esophagus, dan intestine (Seidelin and Madsen, 1999; Kirsch et al., 1998; Jensen et al.,

1998). Kemampuan adaptasi ikan terhadap perubahan salinitas berkorelasi dengan

peningkatan aktivitas protein membran Na+K+ATPase, untuk melakukan transport aktif


ion sodium pada organ osmoregulasi (Collie and Bern, 1992). Peningkaan aktivitas

protein membran yang memfasilitasi transport ion diduga berhubungan dengan adanya

stimulus hormonal (Randall et al., 2002; Takei and Hirose, 2001).

Review Laporan

- Apakah kutipan atau kalimat yang harus dicantumkan sumbernya sudah diikuti
ketentuan ini?
 Kutipan pada paragraf pertama sudah sesuai karena dalam paragraf tersebut
sudah diikuti oleh sumbernya dan dalam penjelasamya mencakup teori tentang
pentingnya budidaya sidat dengan memperhatikan suhu, pH (keasaman),
oksigen terlarut, alkalinitas, dan salinitas.
Kekurangan dalam penjelasan paragraf tersebut tidak adanya detail gambar
dalam penjelasan misal alat suhu, ph dan seterusnya.
 Kutipan pada paragraf ke dua sudah sesuai karena terdapat sumber atau gagasan
dalam penjelasan dari orang lain dan menjelasakan opini dan teori tentang
budidaya sidat.
Kekurangan dalam paragraf tersebut tidak ada dan sudah memenuhi
ketentuan.
 Kutipan paragraf tiga sudah memenuhi ketetntuan seperti teori yaitu Ikan sidat
yang bergerak dari air tawar ke air laut akan kehilangan 4 % bobot tubuhnya
dalam 10 jam yang merupakan teori dari (Schmidt-Nielsen, 1990; Randal et al.,
2002)
Kekuranganya dari kutipan Schmidt-Nielsen, 1990 tidak muntakhir atau
kutipan yang sudah usang dan sudah ada kutipan yang terbarunya.
 Kutipan paragraf empat sudah memenuhi ketentuan dengan adanya ide, opini,
teori dari orang lain dan fakta dari budidaya sidat, terdapat parafrase dari
pernyataan orang lain, pecahn informasi bersifat kusus dalam penjelasan
mengenai asal dan bermigrasinya ikan sidat.
Kekuranganya masih tidak muntakhir atau kutipan yang sudah usang dan
sudah ada kutipan yang terbarunya ditahun sekarang atau 1 tahun yang lalu
mengenai pembahasan beruayanya ikan sidat dari hulu ke hilir.
 Kutipan dalam paragraf lima sudah memenuhi ketentuan seperti terdapat dari
pernyatan orang lain, pecahan informasi yang bersifat khusus , dan opini yang
akurat.
Kekurangan dalam kutipan tersebut yaitu data atau kutipan tidak muntakhir
atau sudah usang.

- Bag pola sitasinya (quoting, parafrashing dst)?


 Quoting : penulis tidak menyalin secara utuh kalimat atau pernyataan jurnal
maupun buku ilmiah karena penulis tidak menyalin lebih dari lima kali kutipan
sehingga mengurangi plagiarisme. Untuk tanda kutip di awal dan di akhir
kalimat “…..” pada penulisan laporan tersebut belum diterapkan, serta jenis
huruf dan spasi kalimat kutipan belum dibuat berbeda dari kalimat isi.
 Paraphrasing : dapat diketahui bahwa pada penulisan laporan tersebut penulis
sudah melakukan paraphrasing dengan mengubah tatanan kata yang ada dalam
satu kalimat tanpa mengubah maknanya. Penulisan laporan tersebut juga sudah
sesuai karena penulis memerhatikan pemilihan kata yang tepat dan sudah
memerhatikan padanan sehingga tidak mengubah arti atau maknanya.
 Summarizing : ringkasan pada penulisan laporan tersebut sudah sesuai karena
penulis tetap menjaga urutan informasi aslinya. Penulisan laporan tersebut juga
sudah singkat, lengkap, dan objektif.
 Synthesizing : penulisan laporan sudah sesuai karena penulis telah memasukan
data dari berbagai sumber yang berbeda-beda
 Refrencing : penulisan laporan sudah sesuai karena setiap paragraf sudah
mengutip gagasan, ide, pendapat dari berbagai sumber.

- Apakah cara menyusun alinea dan kalimat nya sesuai dengan kaidah?
Cara menyusun alinea sudah sesuai dengan kaidah karena pada alinea sudah terdapat
kalimat utama dan kalimat penjelas yakni kalimat utama terdiri dari satu kalimat dan
kalimat penjelas terdiri dari lebih dari dua kalimat, serta pada kalimat nya sudah
sesuai dengan kaidah karena pada kalimat sudah tersusun dari beberapa kata yakni
lebih dari 3-6 kata.
No. Aspek Isi Tanggapan
1. Tingkat Menyampaikan ide, opini, teori, atau gagasan
Kepentingan orang lain.
2. Ketepatan dalam Penggunaan tanda kutip sudah sesuai yakni di
struktur teks awal dan akhir kalimat.
Jenis huruf dan spasi kalimat sudah sesuai yakni
dibuat berbeda dari kalimat isi.
Seluruh Alinea merupakan rangkaian yang
terkait dan secara substansi merupakan satu
kesatuan.
3. Kebakuan dalam Pemilihan kata sudah tepat dan tidak mengubah
penggunaan kaidah arti atau maknanya.
kebahasaan Tidak membenarkan kata ataupun kalimat yang
salah dari sumber kutipan.
4. Kejelasan dalam Kutipan pernyataan orang lain dalam bentuk
penyampaian kalimat maupun oral.
Singkat, lengkap, dan objektif, serta tetap
menjaga urutan aslinya.
5. Daya tarik proposal Mengadopsi fakta, statistik, grafik, gambar, atau
instrumen non-tekstual.

- Pola Penyajian
 Argumentative review : Sudah sesuai karena sudah mendukung argumen untuk
menetapkan sudut pandang.
 Intergrative review : Sudah sesuai karena menggabungkan kerangka teoritis dan
bukti empiris.
 Methodological review : Sudah sesuai karena sudah menjelaskan metodologi
yang digunakan dan menjawab pertanyaan apa dan bagaimana.
 Systematic review : Sudah sesuai karena sudah menggunakan metoda yang
ditentukan, yakni mencakup bukti terkait, perincian, dan melaporkan data.
 Meta-analysis review : Penarikan kesimpulan sudah sesuai karena sudah
merangkup hasil dari isi proposal, dan belum menggabungkan semua informasi
relevan.
 Historical review : Sudah sesuai karena konsep, teori, fenomena menunjukkan
perkembangan terkini dan arah penelitian di masa depan.
 Theoretical review : Sudah sesuai karena sudah mencakup kumpulan teori suatu
fenomena, menetapkan teori-teori yang ada, dan sudah nenjelaskan sejauh mana
pendekatan diselidiki serta mengembangkan hipotesis baru untuk diuji.
 Scoping review : Sudah sesuai karena terletak di awal laporan, menyoroti
kesenjangan sebelum dilakukan penelitian, dan cukup menjelaskan atau
meyakinkan bahwa proyek (budidaya ikan sidat) tersebut harus dapat lampu hijau
atau dapat di realisasikan.
 State-of-the-art review : Sudah sesuai karena fokus penelitian terkini, apa yang
terjadi saat ini telah diketahui dan mudah dipahami, serta telaah disepakati
mengenai topik penelitian sehingga sudah menyoroti mana yang masih terdapat
perbedaan pendapat.

Anda mungkin juga menyukai