Psisos Mau Bantu
Psisos Mau Bantu
Abstrak
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa jarak sosial memiliki peranan penting dalam
menjelaskan perilaku donasi. Hal ini didasari pada ide bahwa seseorang akan lebih mau
berdonasi pada orang dengan keanggotaan kelompok yang sama. Namun kenyataannya,
individu memiliki tingkat kedekatan dengan kategorisasi sosial tertentu. Bisa saja, secara
objektif individu memiliki latar belakang keanggotaan kelompok yang sama dengan target
donasi. Namun, secara subjektif individu merasa identitas personalnya tidak terlalu dekat
dengan kategorisasi sosial tersebut sehingga individu tidak terlalu merasa dekat dengan
target donasi dan pada gilirannya tidak meningkatkan kecenderungan donasi. Penelitian
ini berupaya memahami lebih jauh pengaruh kedekatan sosial dengan perilaku donasi
dengan mempertimbangkan peran identity fusion sebagai moderator. Penelitian eksperimen
dilakukan pada 110 mahasiswa dengan kriteria mahasiswa aktif S1 Universitas Indonesia
dan beragama Islam (M=19,87, SD=1,10). Penelitian ini menggunakan 2 (Jarak sosial:
besar vs. kecil) x 2 (identity fusion: kuat vs. lemah) between subject design. Hasil analisis
menunjukkan bahwa 15,30% varians perilaku berdonasi dapat dijelaskan oleh jarak sosial,
F(5,104)= 3.756, p= 0,04), meski jarak sosial tidak memiliki significant unique effect
terhadap perilaku berdonasi. Namun, terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara
jarak sosial dan identity fusion (b= 0,456, SE= 0,187, 95% CI [0,086, 0,826], t= 2,443, p=
0,016). Secara spesifik, jarak sosial mempengaruhi perilaku berdonasi secara signifikan
ketika tingkat identity fusion rendah (b= -0,704, SE= 0,268, 95% CI [-1,235, -0,173], t= -
2,631, p= 0,010) tetapi tidak ketika tingkat identity fusion tinggi.
Abstract
Previous studies showed that social distance has an important role in explaining donation
behavior. This is built on the notion that a person is more likely to give donation to
someone with similar group memberships. However, each person has different levels of
proximity (or distance) towards the target with group memberships. Objectively, they may
have the same social background. Subjectively, however, the person may perceive that
their personal identity not closely related to the social group in common that might cause
to perceive a distant to the target and cosequently would not be able to increase donation
behavior. This study attempted to further understand the relationship of social distance
with donation behavior by examining the fusion identity as moderator. One hundred and
ten undergraduate Muslim students of Universitas Indonesia (M=19.87, SD=1.10) were
recruited as participants. We used 2 (social distance: near vs. distant) x 2 (identity fusion:
high vs. low) between subject design. The analysis showed that 15.30% variance donation
behavior can be explained by social distance, F(5,104)= 3.756, p= 0.04, though social
1
2 Rachmat, Ariyanto, & Yustisia
distance did not have a significant unique effect towards donation behavior. However,
there was a significant interaction effect between social distance and identity fusion (b=
0.456, SE= 0.187, 95% CI [0.086, 0.826], t= 2.443, p= 0.016268, 95% CI [-1.235, -0.173],
t= -2.631, p= 0.010) but not when the identity fusion is high.). Specially, social distance
affected donation behavior when the identity fusion is low (b= -0.704, SE= 0.
identity fusion memiliki pengaruh yang diikuti oleh Brazil dan Cina. Beberapa
signifikan terhadap perilaku berdonasi. lembaga amal yang kerap mendapatkan
Partisipan dalam kelompok kontrol donasi dalam jumlah yang cukup besar
(socially near) dengan penerima donasi adalah Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan
akan memberikan donasi yang lebih Dompet Dhuafa Republika (DDR).
banyak dibandingkan partisipan dalam Berdasarkan laporan keuangan kedua
kelompok eksperimen (socially distant). lembaga, pada tahun 2015 tercatat ACT
Lebih lanjut, partisipan dengan tingkat menerima donasi hampir sebesar Rp 17
identity fusion yang tinggi juga akan Milyar (Razikun Takosunaryo, 2015), dan
berdonasi lebih banyak dibandingkan Dompet Dhuafa Republika ( Paul
dengan partisipan dengan tingkat identity Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad,
fusion yang rendah. Dengan demikian, Suharli, & Rekan, 2015) lebih dari Rp 300
donasi tertinggi akan diberikan oleh Milyar di tahun yang sama.
partisipan dalam kelompok kontrol dan Secara spesif ik, penelitian in i
memiliki tingkat identity fusion yang menggunakan identitas agama sebagai
tinggi, sedangkan donasi terendah akan dasar evaluasi kesamaan atau perbedaan
diberikan oleh partisipan dalam kelompok latar belakang donator dan penerima
eksperimen dan tingkat identity fusion donasi. Terkait dengan latar belakang
yang tinggi. agama, lembaga amal ACT dan DDR
Kedua, interaksi antara identity fusion teridentifikasi sebagai organisasi nirlaba
dengan jarak sosial memiliki pengaruh berbasiskan ajaran agama Islam. Dalam
terhadap perilaku berdonasi. Ketika situsnya, tertera dengan jelas bahwa
terjadi interaksi antara jarak sosial dan organisasi ini menerima dana ZISWAF
perilaku berdonasi, pengaruh dari (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf; Yayasan
variabel bebas terhadap variabel terikat Dompet Dhuafa Republika, 2017). Meski
akan berbeda pada nilai variabel bebas tidak tertera secara jelas sebagai
yang berbeda pula. Mengacu pada organisasi yang menganut prinsip yang
konteks penelitian, ketika terjadi sama, ACT juga memiliki program serupa
perubahan jarak sosial terhadap perilaku “berbasis spiritual seperti Qurban, Zakat,
berdonasi, maka pengaruh dari identity dan Wakaf” (Aksi Cepat Tanggap, 2017).
fusion terhadap perilaku berdonasi akan Berdasarkan data tersebut, peneliti
berbeda pada tingkat jarak sosial yang mempunyai beberapa pertanyaan: Jika
berbeda pula. ada lembaga amal yang punya latar
Konteks Penelitian. Penelitian ini belakang non-islam, apakah masyarakat
menggunakan lembaga amal sebagai Indonesia yang mayoritas beragama
penerima donasi. Hal ini didasari pada islam (87,18%; Badan Pusat Statistik,
fenomena saat ini di Indonesia dimana 2010) mau menyalurkan donasinya ke
perilaku berdonasi sudah mulai beralih lembaga amal tersebut? Mengacu pada
dari donasi perseorangan kepada donasi studi Ein-Gar & Levontin (2013), jika ada
terstruktur yang dikelola oleh lembaga perbedaan identitas (agama) antara
amal. Berbicara donasi kepada lembaga donatur dengan target, seberapa besar
amal, dari 20 negara besar Indonesia donasi yang akan diberikan oleh donatur?
menempati posisi ketujuh dengan skor Akankah ada perbedaan jumlah donasi
partisipasi keseluruhan 56%, dan 75% yang diberikan ketika identitas donatur
untuk aspek berdonasi kepada lembaga dan target sama dibandingkan ketika
amal (Charities Aid Foundation, 2016). identitas donatur dan target berbeda?
Pada tahun 2014 dilaporkan sebanyak Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan
139 juta masyarakat Indonesia memberikan dijawab dalam studi ini.
sebagian uang mereka kepada lembaga
amal, menempati posisi ketiga yang
Peran identity fusion pada jarak sosial dan perilaku berdonasi 5
Identity
Fusion Tinggi Rendah
Jarak Sosial
<< <
Besar (Jumlah (Jumlah
Donasi) Donasi)
>> >
Kecil (Jumlah (Jumlah
Donasi) Donasi)
Gambar 2. Alat ukur Identity Fusion Pictorial Measure yang telah dimodifikasi
dalam penelitian (Gravetter & Forzano, Theresa, dan pada kelompok kontrol
2011). Yayasan Senyum Azzikra. Semua
Prosedur Penelitian . Penelitian partisipan mengerjakan kuesioner secara
diawali dengan studi pilot. Pilot study bersama-sama. Setelah itu, eksperimenter
dilakukan untuk menguji prosedur yang memberikan amplop reward yang berisi 4
telah disusun, mencatat durasi rata-rata lembar uang Rp 5000, dan amplop
satu sesi e ksperimen, memeriksa donasi yang tidak berisi uang. Partisipan
efektivitas dari instrumen pengukuran diberikan pilihan untuk menyimpan
secara keseluruhan termasuk manipulasi semua uang dalam amplop reward atau
bacaan dan alat ukur distractor. Terdapat mendonasikannya sebagian ke dalam
40 partisipan yang terlibat dalam amplop donasi. Terakhir yang diberikan
penelitian in i, dan masing-masing eksperimenter berupa alat ukur mengenai
kelompok memiliki sampel sebanyak 20 jarak sosial, setelah itu maka eksperimenter
orang. Setelah dihitung, durasi rata-rata melakukan debrief penelitian.
satu sesi eksperimen adalah 20 menit.
Instrumen pengukuran dinilai cukup Hasil Penelitian
efektif dalam mengukur variabel jarak Tabel 1 menyajikan hasil statistik
sosial dan identity fusion. Manipulasi deskriptif penelitian ini. Uji independent
bacaan terbukti dapat memanipulasi jarak sample t-test seperti yang disajikan di
sosial antara individu dan lembaga amal. tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat
Sebelum melakukan debrief di setiap perbedaan skor jarak sosial yang signifikan
akhir sesi eksperimen, penulis menanyakan (t(108)= -2,776, p=0,006) antara kelompok
kepada para partisipan variabel apa saja eksperimen (M=3,393; SD=1,498) dan
yang diteliti dalam penelitian ini. Terdapat kelompok kontrol (M=4,111; SD=1,192).
beberapa jawaban yang dilontarkan dan Berdasarkan hasil tersebut, manipulasi
diantaranya hampir tepat, seperti perilaku penelitian dikatakan berhasil. perbedaan
prososial, altruisme, dan lain-lain. jumlah skor rata-rata donasi antara
Setelah melakukan studi pilot, kelompok eksperimen (M=2,43, SD=1,45)
peneliti melakukan pengambilan data. dan kelompok kontrol (M=2,24; SD=1,53)
Pembagian partisipan dilakukan secara tidak signifikan secara statistik (t(108)=
acak untuk dibagi ke dalam kelompok 0,661, p=0,51). Lebih lanjut, perbedaan
eksperimen atau kontrol. Sebelum jumlah donasi antara kelompok eksperimen
memulai eksperimen, partisipan diminta (M=12142,86, SD=7252,41) dan kelompok
untuk mengisi lembar persetujuan yang kontrol (M=11203,70; SD=7643,91) tidak
telah disediakan. Setelah itu, partisipan signifikan secara statistik (t(108)= 0,661,
diminta untuk mengisi kuesioner yang p=0,51). Partisipan dalam kelompok
terdiri dari empat bagian: 1) manipulasi eksperimen memberikan donasi rata-rata
bacaan; 2) alat ukur distraktor Distress sebesar Rp 12.143 kepada lembaga amal,
Subjective Scale milik Horowitz yang sedangkan partisipan dalam kelompok
telah diadaptasi dalam Bahasa Indonesia kontrol sebesar Rp 11.204.
(Izzati, 2017); 3) alat ukur distraktor Well- Analisis utama penelitian dilakukan
Being Scale milik Ryff yang telah dengan menggunakan PROCESS MACRO
diadaptasi juga dalam Bahasa Indonesia Model 1 yang dikembangkan oleh Hayes
(Putri, 2012); 4) alat ukur Identity Fusion (2016) dengan menggunakan 5,000
Pictorial Measure milik Swann dkk. bootstrapped samples. Sebelum analisis
(2009) yang telah diadaptasi Terdapat dilakukan, karena variabel prediktor
satu perbedaan kuesioner pada merupakan data kategorikal, skor variabel
kelompok kontrol dan eksperimen, yaitu prediktor diubah menjadi dummy coding
lembaga amal yang tertera pada manipulasi terlebih dahulu. Dalam analisis, data usia
bacaan; kelompok eksperimen mendapatkan dan jenis kelamin dikontrol. Seperti yang
lembaga amal Yayasan Senyum Bunda dapat dilihat di tabel 3, 15,30% varians
Peran identity fusion pada jarak sosial dan perilaku berdonasi 7
M SD 1 2 3
KK KE KK KE KK KE
1. Jarak Sosial KK 4,111 1,192 - - 0,201* 0,201* 0,068 0,068
KE 3,393 1,498
2. Fusion Identity KK 3,173 1,178 0,198* -0,198* - - 0,114 0,114
KE 3,173 1,178
3. Donasi KK 2,24 1,53 -0,063 0,063 0,114 0,114 - -
KE 2,43 1,45
***p<.001 ; p<.05
Tabel 2. Hasil uji independent sample t-test variabel jarak sosial dan donasi
b SE t p 95% CI
Identity Fusion -0,059 0,123 -0,479 0,633 -0,302, 0,185
Jarak Sosial -0,248 0,185 -1,343 0,182 -0,615, 0,118
IF*SD 0,456 0,187 2,443 0,016 0,086, 0,826
Usia 0,137 0,085 1,616 0,109 -0,031, 0,306
Jenis Kelamin 0,442 0,187 2,365 0,020 0,071, 0,812
F(5,104)= 3,756, p= 0,004, R2= 0,153
perilaku berdonasi dapat dijelaskan oleh perilaku berdonasi. Dengan kata lain,
jarak sosial, F(5,104)= 3,756, p= 0,04. hipotesis pertama penulis dalam penelitian
Jarak sosial (b= -0,248, SE= 0,185, 95% ini tidak diterima. Temuan ini berbeda
CI [-0,615, 0,118], t= -1,343, p= 0,182), dengan temuan sebelumnya yang
identity fusion (b= -0,059, SE= 0,123, menunjukkan bahwa jarak sosial
95% CI (-0,302, 0,185], t= -0,479, p= mempengaruh perilaku donasi (Ein-Gar &
0,633), dan usia (b= 0,137, SE= 0,085, Levontin, 2013). Hal ini mungkin dapat
95% CI [-0,031, 0,306], t= 1,616, p= dijelaskan oleh konteks penelitian yang
0,109) tidak memiliki significant unique berbeda, dimana pada penelitian ini
effect terhadap perilaku berdonasi. Jenis penerima donasi yang digunakan adalah
kelamin (b= 0,442, SE= 0,187, 95% CI lembaga agama sementara pada penelitian
[0,071, 0,812], t= 2,365, p= 0,020) sebelumnya menggunakan individu sebagai
mempunyai significant unique effect target penerima donasi.
terhadap perilaku berdonasi. Hal ini Hasil penelitian ini menunjukkan
menunjukkan bahwa partisipan perempuan bahwa hipotesis kedua penulis diterima,
memberikan donasi yang lebih banyak yaitu terdapat pengaruh interaksi yang
daripada partisipan laki-laki. Berdasarkan signifikan dari identity fusion dengan jarak
hasil tersebut, maka dapat dikatakan sosial terhadap perilaku berdonasi kepada
bahwa hipotesis pertama yang diajukan lembaga amal. Penulis mengasumsikan
penulis ditolak, yaitu tidak terdapat bahwa terdapat aspek jarak sosial dalam
pengaruh yang signifikan dari jarak sosial proses meleburnya personal self dan
terhadap perilaku berdonasi kepada group self individu. Mengacu pada jarak
lembaga amal. sosial, terdapat jarak yang sangat dekat
Pada grafik 2 terlihat bahwa antara personal self dan group self ketika
terdapat efek interaksi yang signifikan individu telah melebur dengan kelompok,
antara jarak sosial dan identity fusion atau bahkan tidak ada jarak sama sekali.
terhadap perilaku berdonasi (b= 0,456, Seperti yang telah dijelaskan pada bagian
SE= 0,187, 95% CI [0,086, 0,826], t= sebelumnya, lapisan yang memisahkan
2,443, p= 0,016). Hal ini menunjukkan personal self dan group self memiliki pori
bahwa jarak sosial mempengaruhi perilaku yang memungkinkan keduanya terikat
berdonasi secara signifikan ketika tingkat dan terkoneksi dengan sangat kuat
identity fusion rendah (b= -0,704, SE= (Swann dkk., 2012). Karena koneksi dan
0,268, 95% CI [-1,235, -0,173], t= -2,631, ikatan yang kuat inilah individu terdorong
p= 0,010) tetapi tidak ketika tingkat untuk memunculkan extreme behavior,
identity fusion tinggi (b= 0,208, SE= dimana individu rela mengorbankan
0,258, 95% CI [-0,303, 0,719], t= 0,806, nyawanya untuk menyelamatkan anggota
p= 0,422). Dimana jumlah donasi yang kelompoknya (Swann dkk., 2009; Swann
didapatkan lebih besar pada jarak sosial dkk., 2010a; Swann dkk., 2010b; Swann
kecil (socially near) daripada jarak sosial dkk., 2014a; Swann dkk., 2014b; Gómez
besar (socially distant). dkk., 2011). Mengacu pada Construal
Level Theory, penulis menduga bahwa
Diskusi ingroup dipersepsikan sebagai hal yang
Hasil dari penelitian ini menunjukkan ‘konkret’, sehingga individu mempunyai
bahwa tidak terdapat pengaruh jarak informasi (knowledge) yang jelas bahwa
sosial yang signifikan terhadap perilaku ia akan membela orang-orang terdekatnya,
berdonasi kepada lembaga amal baik yang dapat membuat individu tidak ragu
pada partisipan kelompok eksperimen untuk melakukan extreme behavior.
maupun kelompok kontrol. Hal ini dapat Meski demikian, asumsi tersebut perlu
dilihat melalui hasil analisis yang diteliti lebih lanjut pada studi berikutnya.
menunjukkan bahwa jarak sosial tidak Meski penelitian ini telah mampu
memiliki significant unique effect terhadap menunjukkan efek fusion identity dalam
Peran identity fusion pada jarak sosial dan perilaku berdonasi 9
hubungan jarak sosial dan perilaku menilai priming identitas agama dalam
donasi, perlu diakui bahwa penelitian ini studi ini memiliki efek yang paling lemah
masih memiliki batasan, terutama untuk untuk menciptakan jarak sosial dibandingkan
menjelaskan mengapa jarak sosial tidak dengan jenis kelamin dan identitas politik.
ditemukan memiliki efek individual terhadap Kedua, penulis menduga bahwa
perilaku donasi. Pertama, penulis menduga sampel dalam penelitian ini kurang
bahwa manipulasi bacaan yang penulis heterogen. Hal ini dapat dilihat bahwa
berikan kurang efektif dalam menciptakan 97,3 persen sampel merupakan mahasiswa
jarak sosial. Hal ini dapat ditinjau dari dari Fakultas Psikologi Universitas
penjelasan mengenai lembaga amal Indonesia. Karena sampel yang didapat
termasuk nama masing-masing yayasan, kurang heterogen, karakteristik yang
yang diduga memberikan priming yang dimiliki sampel dapat diasumsikan kurang
kurang kuat kepada partisipan bahwa beragam. Meski telah membuat kriteria
mereka merupakan bagian dari umat bahwa semua partisipan harus beragama
beragama (Kristen pada kelompok Islam, namun penulis tidak mengetahui
eksperimen, Islam pada kelompok dan tidak mengukur religiusitas partisipan.
kontrol). Dengan demikian, jarak sosial Hal ini diasumsikan setara oleh penulis,
yang tercipta antara partisipan dalam karena fokus utama pada variabel jarak
kelompok eksperimen dan kelompok sosial adalah persamaan identitas agama,
kontrol kurang salien. Selain itu, penulis bukan religiusitas. Namun, dalam meta
juga menduga bahwa satu kesamaan analisis oleh Bekkers dan Wiepking
tidak cukup untuk meningkatkan atau (2007) terdapat studi-studi yang menunjukkan
menurunkan jarak sosial pada partisipan. bahwa religiusitas individu berkorelasi
Dugaan ini diperkuat oleh temuan dengan frekuensi berdonasi dan jumlah
Liviatan, Trope, dan Liberman (2008) donasi yang diberikan. Studi oleh
yang menunjukkan bahwa dengan Ranganathan dan Henley (2008) juga
memperbanyak kesamaan antar dua menunjukkan bahwa religiusitas memiliki
pihak, jarak sosial dapat menjadi lebih direct effect terhadap attitude towards
kecil. Studi oleh Winterich, Zhang dan helping others (AHO), dan AHO tersebut
Mittal (2012) juga memperlihatkan hasil memiliki direct effect terhadap attitude
yang serupa. Dalam studi tersebut, jarak towards charitable organizations (ACO).
sosial dimanipulasi dengan menyamakan
atau membedakan identitas politik Kesimpulan
partisipan dan lembaga amal. Dalam Berdasarkan hasil analisis data
sebuah skenario, misi dan manajemen yang telah dipaparkan pada bab 4,
pengelolaan uang lembaga amal terdapat perbedaan jarak sosial yang
dijelaskan; hal ini mencerminkan identitas signifikan antara partisipan dalam
politik lembaga amal tersebut (konservatif kelompok kontrol dan partisipan dalam
atau liberal). Sesuai dengan hipotesisnya, kelompok eksperimen. Hal ini menunjukkan
partisipan yang merasa identitas bahwa manipulasi yang dilakukan oleh
politiknya sama dengan lembaga amal penulis berhasil. Selanjutnya, dapat
memberikan donasi yang lebih banyak diketahui bahwa 15,30% varians perilaku
dibandingkan dengan partisipan yang berdonasi kepada lembaga amal dapat
merasa identitas politiknya berbeda. dijelaskan oleh jarak sosial, dengan
Berbeda dengan salah satu studi Ein-Gar mengontrol variabel usia dan jenis
dan Levontin (2013), jarak sosial kelamin secara statistik. Lebih lanjut,
diciptakan dengan membedakan jenis diketahui bahwa jarak sosial, identity
kelamin partisipan dan pihak yang fusion, dan usia tidak memiliki pengaruh
membutuhkan (contoh: partisipan perempuan yang signfiikan terhadap perilaku
dan korban laki-laki). Jika dibandingkan berdonasi. Jenis kelamin memiliki
dengan studi-studi tersebut, penulis pengaruh yang signifikan terhadap
10 Rachmat, Ariyanto, & Yustisia
Tahun 2015. Diunduh dari Dying and killing for one’s group:
http://www.dompetdhuafa.org//uploa Identity fusion moderates responses
ds/media/LK-2015.pdf to intergroup versions of the trolley
Putri, F. O. (2012). Hubungan Antara problem. Psychological Science, 21(8),
Gratitude Dan Psychological Well- 1176-1183. doi:10.1177/0956797610376656
Being Pada Mahasiswa. (Skripsi) Swann Jr., W. B., Gómez, A., Huici, C.,
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Morales, J., & Hixon, J. G. (2010b).
Indonesia. Identity fusion and self-sacrifice:
Pryor, J. B., Reeder, G. D., Monroe, A. Arousal as a catalyst of pro-group
E., & Patel, A. (2010). Stigmas and fighting, dying, and he lping
Prosocial Behavior: Are People behavior. Journal of Personality and
Reluctant to Help Stigmatized Social Psychology, 99(5), 824.
Persons? Dalam Stürmer, S., & doi:10.1037/a0020014
Snyder, M., The Psychology of Swann Jr, W. B., Jetten, J., Gómez, A.,
Prosocial Behavior: Group Processes, Whitehouse, H., & Bastian, B.
Intergroup Relations, and Helping (2012). When group membership
(59-80). West Sussex, PO: John gets personal: A theory of identity
Wiley & Sons. fusion. Psycholog ical Revie w,
Ranganathan, S. K., & Henley, W. H. 119(3), 441. doi:10.1037/a0028589
(2008). Determinants of charitable Swann Jr., W. B., Gómez, Á., Buhrmester,
donation intentions: a structural M. D., López-Rodríguez, L., Jiménez,
equation model. International J., & Vázquez, A. (2014a).
Journal of Nonprofit and Voluntary Contemplating the ultimate sacrifice:
Sector Marketing, 13(1), 1-11. Identity fusion channels pro-group
doi:10.1002/nvsm.297 affect, cognition, and moral decision
Razikun Takosunaryo. (2015). Laporan making. Journal of Personality and
Posisi Keuangan Yayasan Social Psychology, 106(5), 713.
Aksi Cepat Tanggap Tahun doi:10.1037/a0035809
2015. Diunduh dari Swann Jr., W. B., Buhrmester, M. D.,
https://act.id/upload/laporan_keuang Gómez, A., Jetten, J., Bastian, B.,
an/audit_report_tahun_20151_2017 Vázquez, ... Zhang, A. (2014b).
02190816.pdf What makes a group worth dying
Small, D. A., Loewenstein, G., & Slovic, for? Identity fusion fosters perception of
P. (2007). Sympathy and callousness: familial ties, promoting self-sacrifice.
The impact of deliberative thought Journal of Personality and Social
on donations to identifiable and Psychology, 106(6), 912-926.
statistical victims. Organizational doi:10.1037/a0036089
Behavior and Human Decision Swann Jr., W. B., & Buhrmester, M. D. (2015).
Processes 102 (2007) 143-153. doi: Identity Fusion. Current Directions in
10.1016/j.obhdp.2006.01.005 Psychological Science, 24(1), 52-57.
Swann Jr., W. B., Gómez, Á., Seyle, D. doi:10.1177/0963721414551363
C., Morales, J., & Huici, C. (2009). Winterich, K. P., Mittal, V., & Ross, W. T.
Identity fusion: the interplay of (2009). Donation behavior toward
personal and social identities in in-groups and out-groups: The role
extreme group behavior. Journal of of gender and moral identity.
Personality and Social Psychology, Journal of Consumer Research,
96(5), 995. doi:10.1037/a0013668 36(2), 199-214. doi:10.1086/596720
Swann Jr, W. B., Gómez, Á., Dovidio, J.
F., Hart, S., & Jetten, J. (2010a).