Notulensi Indepth Interview - YDSF
Notulensi Indepth Interview - YDSF
Ust Syakieb
1. tingkat layanan yang terbaik, kalau makin profesional seharusnya dana yang disalurkan
semakin besar. 15-17% ditahan untuk operasional, selebihnya dibagikan
2. legal aspectnya benar, yg dipermasalahan adalah pada sarrt kita ingin berbagi kami ingin
meningkatkan yang nilai tambahnya besar, kapan kita bisa melatih anak-anak yang bisa
melanjutkan perguruan tinggi (tunjagan pendidikan) >> menggerakkan ekonomi lewat
pendidikan
3. Sistem akan memudahkan efisiensi dan efektivitas >> IT nya baik, sedangkan sekarang
masih ada jungut
4. Jungut kekuatan YDSF >> lebih dari 60ribu yang didatangi di rumah-rumah >> negatif
side nya ada biaya amil yang harus dibayarkan >> loyalty muzakki
5. Manajemennya rapi
6. Integritas dan kompetensi amil sangat baik
7. Amil >> kalau salah kaitan uang, uangnya hilang
Pak Jauhari
1. rasa aman dari SDM, jika sudah berkeluarga maka sudah terpenuhi kebutuhan dasarnya
2. Penggajian didasari oleh regulasi 12.5%, terbentur kepatutan untuk penggajian amil.
Secara rupiah belum bisa mmeberikan yang cukup
3. Untuk siasat >> (1) mengontrol dana operasional, (2) skema >> tunjangan pendidikan,
tunjangan kesehatan, bantuan musibah
4. Lembaga harus hadir ketika amil membutuhkan keperluan biaya, sehingga harus
difasilitasi
5. Berbasis kelayakan di tiap-tiap cabang, mengacu pada UMK namun belum bisa sampai
pada UMK. Dan perbaikan insentif
6. Leluasa tidaknya tergantung kebijakan syar’i, tergantung dewan pengawas syariah
7. Pemerintah >> pendidikan seperti di lembaga pendidikan, ada kualifikasi sertifikasi,
dimana negara memberikan insentif, dan persentanye sesuai kemampuan pemerintah,
karena amil kontribusi ke pemerintah. Dan itu mestinya dikonversi oleh pemerintah
sebagai bagian dari investasi modal. Namun sampai saat ini belum ada dan mungkin
belum ada data yang valid untuk dikonversi oleh pemerintah. Pemerintah harusnya
memberikan keistemewaan. Dan itu seharusnya sudah lazim
8. Existing condition belum ada di regulasi. Adanya ttg bpjs dan ketenagakerjaan, logikanya
jika ikut kedua itu standarnya sudah UMK, tapi di sisi lain bertentangan dengan
kemampuan lembaga untuk menggaji. Maka harus ada komposisi status kepegawaian
pegawai kontrak, tetap. Tapi saat ini, bpjs mau kontrak atau tetap, bpjs harus dibayarkan.
Maka harus cermat menghitung
9. (1) tunjangan pendidikan, (2) tunjangan pensiun
10. saat ini YDSF belum ada unit bisnis, tapi sekarang sedang dicari alternatif lain
11. Jamannya prof nuh >> ada beasiswa pesantren untuk
12. Pemerintah >> sebatas keanggotaan BPJS, dan belum ada yang lain
13. Kementerian ketenagakerjaan >> belum ada aturan sdm ttg ... pegawai zakat belum ada
istimewa dengan lembaga yang lain >> belum ada skema proteksi amil belum ada sendiri
14. Pemerintah >>
15. Penggajian antar struktur >> normatifnya, mengacu pada UMK, faktanya tidak sesuai
UMK, plafonnya disepakati oleh lembaga zakat. Secara kebijakan,
16. Stimulus: target terpenuhi ada insentif (dihitung berdasarkan kepantasan dan paling
maksimal 10% atau disesuaikan dengan banyak jumlah rupiahnya >> untuk prinsip
kehati-hatian)
17. Kebijakan syar’i terkadang membatasi, dan dicari penyeimbang keputusan dari lembaga
lain seperti kemenag, baznas, dll >> disesuaikan dengan fatwa yang mendukung
18. Sertifikasi amil >> sebagai upaya untuk mendapatkan kompensasi dan ini masih menjadi
PR untuk bahan kepada pemerintah >> sudah diusulkan kemenag mendapatkan respon
positif, namun belum ada realisasinya, tapi paling tidak sudah terstruktur
19. Harus ada peta jalan untuk kesejahteraan amil, termasuk peta jalan tentang sertifikasi amil
20. Kualitas layanan program akan semakin baik jika ada kompensasi dari pemerintah
21. Harus ada kolaborasi dari pemerintah, akademisi, dan praktisi
22. Kebijakan dan kompetensi amilnya harus linier, sehingga bisa dicapai dengan optimal
23. BAZNAS terlalu mengejar target angka, tapi kualitasnya masih belum diprioritaskan
24. Pasca purna >> ingin ada skemanya untuk yang sudah pensiun untuk terus bisa berkiprah
25. Kolaborasi, sinergi dengan pihak lain >> di YDSF ada dai untuk komunitas untuk
meningkatkan efisiensi dana
26. Terkadang ada bentrok dengan aspek program, program yang baik seharusnya
meningkatkan dana yang tinggi
27. Perlu ada pengkondisian antara biaya amil dan biaya program >> tapi belum ada standar
bakunya antara apa saja yang bisa dimasukkan ke biaya program dan mana yang
seharusnya masuk di dana operasional
28. Teman-teman foz harusnya lebih rajin untuk memposting capaian
29. Jika skema kompensasinya tidak baik maka akan sulit untuk mendapatkan amil dengan
kualifikasi yang baik
30. Masalah paling serius yang dihadapi: Turnover karyawan >> harus ada skema
kompensasi yang baik >> dan biasanya over di lembaga lain bukan lembaga yang sejenis
31. Sulit untuk merekrut SDM terbaik jika tidak bisa memberikan kompensasi yang layak
32. Ada milestone dari pemerintah yang harus dihasilkan
33. Selama ini concern nya di berapa banyak jumlah dana yang dihimpun dan didistribusikan
34. Perkuat integritas SDM
35. Perkuat value kelembagaan
36. Impact program ditingkatkan daripada angka-angkanya
37. YDSF sedang membuat value IHSAN: ihsan, humanis, sinergi, amanah, adil, dan
netralitas
Sukses >> (1) urusan akidah (2) akhlaq (3) punya kompetensi yang baik
1. Selama 37 tahun berdiri, masalah apa yang dihadapi dari aspek sdm?
2. Manajemen jenjang karirnya seperti apa?
3. Masalah di perekrutan dan seleksi sdm?
4. Manajemen konflik?