Anda di halaman 1dari 4

Proposal

Workshop Pengelolaan Keuangan Pegawai

Meningkatkan Kesejahteraan Pegawai Dengan


Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan

Disampaikan oleh

2018

Proposal Workshop Pengelolaan Keuangan Pegawai


Meningkatkan Kesejahteraan Pegawai Dengan
Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan

Cerdas Finansial dan Produktifitas Kerja


Kondisi ekonomi makro saat ini sedang tidak menguntungkan dan berdampak pada
hampir semua sisi kehidupan yang berhubungan dengan finansial. Pada akhirnya
kondisi finansial sangat berpengaruh kepada produktifitas pegawai. Semakin banyak
pimpinan instansi/perusahaan menyakini bahwa pegawai yang cerdas finansial
adalah asset yang akan meningkatkan produktifitas kerja.

Para pimpinan mulai sadar bahwa kewajiban instansi/perusahaan bukan semata


hanya memberikan gaji dan imbalan kepada pegawainya. Tetapi juga bagaimana
instansi/perusahaan turut serta membekali pegawainya dengan edukasi finansial
agar mampu mengelola gaji yang diterima dengan baik, alias cerdas finansial.

Edukasi finansial sayangnya belum diajarkan di sekolah, sehingga kesadaran akan


perencanaan dan pengelolaan keuangan tidak ditumbuhkan sejak dini. Akibatnya
masyarakat Indonesia sebagian besar hidup tanpa perencanaan dan memiliki pola
hidup konsumtif sebagai dampak era globalisasi.

Bagi instansi/perusahaan yang bertanya apa perlunya kecerdasan finansial dan apa
hubungannya dengan produktifitas kerja, berikut ini adalah sebuah realitas betapa
pentingnya kecerdasan finansial untuk hidup di zaman ini. Apabila Anda merasa ini
adalah bagian dari permasalahan yang dihadapi oleh pegawai atau
perusahaan/instansi maka sudah selayaknya Anda memikirkan pembekalan
kecerdasan finansial bagi mereka mulai dari sekarang.

Kondisi kehidupan pegawai dan ekonomi saat ini


Realita mengapa edukasi pengelolaan keuangan penting diberikan
instansi/perusahaan kepada pegawainya:

1. Kenaikan gaji tidak sebanding dengan inflasi.


Sebagian besar perusahaan setiap tahun rata-rata memberikan kenaikan gaji
di bawah 10% padahal inflasi atau kenaikan harga yang terjadi setiap
tahunnya lebih dari 10%. Akibatnya gaji seorang pegawai tidak lagi cukup
untuk membiayai hidup dari tahun ke tahun karena kalah cepat dengan
kenaikan harga kebutuhan hidup.

2. Kenaikan gaji kalah dengan laju potensi utang.


Hampir semua perusahaan memberikan kenaikan gaji kepada pegawai 1 kali
dalam setahun tetapi sadarkah bahwa potensi utang yang dihadapi pegawai
ada 365 hari dalam setahun. Pegawai dibombardir dengan kemudahan utang
tanpa memperhatikan lagi faktor pendapatan dan kemampuan membayar
utang. Akibatnya pegawai mudah terpeleset pada jebakan utang dan akhirnya
masuk dalam lingkaran setan utang.

3. Pengetahuan investasi sangat rendah.


Disaat kemudahan utang menjadi sangat terasa tetapi pengetahuan dan
ketrampilan pegawai dalam hal berinvestasi masih sangat tumpul. Survei
yang ditulis majalah SWA mengatakan bahwa 80% eksekutif terancam miskin
di hari tua. Mengapa? Karena kebanyakan eksekutif atau pegawai hanya
mencari kenikmatan sementara dengan mengutamakan keinginan daripada
kebutuhan dan melupakan aspek finansial paling penting yaitu menabung dan
berinvestasi.

4. Mudah tertipu karena mentalitas ingin cepat kaya.


Jaman memang menuntut kecepatan tetapi dalam hal keuangan ada proses
dan waktu yang tidak dapat diabaikan. Karena ingin cepat kaya dengan
mudah mengakibatkan banyak pegawai tergiur dalam investasi bodong
dengan kecepatan pertumbuhan yang relatif tidak masuk akal dan menyalahi
kaidah dan prinsip-prinsip investasi yang benar.

5. Lebih dari 80% pegawai keuangannya tidak sehat.


Dalam ratusan kelas dengan ribuan peserta training didapatkan data yang
sangat menyedihkan yaitu lebih dari 80% pegawai bermasalah dengan jumlah
tabungan yang dimiliki, kebiasaan menabung dan cicilan utang yang melebihi
batas normal.

Itulah beberapa realitas yang kita jumpai sehingga wajar jika kualitas kehidupan
kebanyakan pegawai kurang baik dan akhirnya juga berdampak pada produktifitas
kerja. Sekarang saatnya para instansi/perusahaan memberikan edukasi pelatihan
pengelolaan keuangan kepada pegawainya untuk meningkatkan kecerdasan
finansial.

Nahla Coaching Firm (NCF) sebagai penyedia jasa layanan edukasi finansial dan
entrepreneurship, hadir membantu instansi/perusahaan dan pegawainya dengan
memberikan layanan sebagai berikut:

- Pengelolaan keuangan pribadi dan keluarga


- Financial Check-Up
- Pengelolaan Utang (debt management)
- Perencanaan Pensiun (Masa Persiapan Pensiun/Purnabakti)
- Pengenalan Investasi
- Islamic Wealth Management
- Pengenalan Waris Islam

Durasi pelatihan
- Kelas Preview 2-3 jam (half day)
- Kelas Basic 6 jam (full day)
- Kelas Advance 12 jam (2 days)

Seluruh materi pelatihan dikemas interaktif dan sesuai kebutuhan perusahaan


karena setiap instansi/perusahaan memiliki kondisi yang unik sehingga setiap
pelatihan akan disesuaikan materinya (customable). Dengan demikian setelah
mendapatkan materi dalam training diharapkan setiap peserta akan memahami
kemudian mampu serta mau mengaplikasikan ilmu yang didapat.
Fasilitator utama
Reni K. Ashuri, MESy. CFP® QWP®
Profil lengkap tersedia dalam lampiran.

Target peserta pelatihan


- Pegawai, staf dan buruh instansi/perusahaan
- Pegawai, staf yang akan memasuki masa pensiun dan atau terkena PHK
- Guru dan civitas pendidikan
- Pemilik bisnis dan profesional
- Komunitas sosial dan bisnis

Segera hadirkan pelatihan pengelolan keuangan pegawai di instansi dan


perusahaan Anda.

Anda mungkin juga menyukai