Disusun Oleh:
Andi Irham P1C10230122
Dahlan Tuasamu P1C1230183
Nur Fadhilah HM P1C1230254
Andi Mudirah P1C1230115
Ayu Wulansari Bambang P1C1230166
I Made Winarto Adi Senawa P1C1230217
Arianti Ulan Husen P1C123013
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2023
MEMAHAMI FILSAFAT KESEHATAN MASYARAKAT MODERN
a. Pengertian Filsafat
Filsafat merupakan penjabaran mengenai bagaimana dan apa yang dipikirkan orang
mengenai keprihatinan mendasar dan sudah lama ada seperti pengetahuan, penalaran, kehendak
bebas, moralitas, objektivitas dan rasionalitas, fakta dan nilai, serta kebebasan. Filsafat adalah
studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan
dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk
itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-
proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika.
Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Logika merupakan
sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat
menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak disamping nuansa khas filsafat,
yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan
menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain
dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.
Menurut Harun Nasution, Berfilsafat berarti berfikir menurut tata tertib (logika) dengan
bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma dan agama) dan dengan sedalam-dalamnya sampai ke
dasar persoalan.
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni
memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat.
Menurut Winslow (1920), Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah ilmu seni
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui usaha-usaha
pengorganisasian Masyarakat untuk :
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan Masyarakat itu meluas
dari hanya berurusan sanitasi, Teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran
kencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan Masyarakat.
1. Ilmu biologi
2. Ilmu kedokteran
3. Ilmu kimia
4. Fisika
5. Ilmu lingkungan
6. Sosiologi
7. Antropologi
8. Psikologi
9. Ilmu pendidikan
Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat atau sering
disebut sebagai pilar utama ilmu kesehatan masyarakat antara lain:
1. Epidemiologi
2. Biostatistik/statistik kesehatan
3. Kesehatan lingkungan
4. Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku
5. Administrasi kesehatan masyarakat
6. Gizi masyarakat
7. Kesehatan kerja
Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat, tidak hanya dimulai pada munculnya ilmu
pengetahuan saja melainkan sudah dimulai sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan modern.
Dari kebudayaan yang paling luas yakni Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma telah tercatat
bahwa manusia telah melakukan usaha untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan
masyarakat dan penyakit. Telah ditemukan pula bahwa pada zaman tersebut tercatat dokumen-
dokumen tertulis, bahkan peraturan-peraturan tertulis yang mengatur tentang pembuangan air
limbah atau drainase pemukiman pembangunan kota, pengaturan air minum, dan sebagainya.
Pada zaman ini juga diperoleh catatan bahwa telah dibangun tempat pembuangan kotoran (latrin)
umum, meskipun alasan dibuatnya latrine tersebut bukan karena kesehatan. Dibangunnya latrine
umum pada saat itu bukan karena tinja atau kotoran manusia dapat menularkan penyakit tetapi
tinja menimbulkan bau tak enak dan pandangan yang tidak menyedapkan.Demikian juga
masyarakat membuat sumur pada waktu itu dengan alasan bahwa minum air kali yang mengalir
sudah kotor itu terasa tidak enak, bukan karena minum air kali dapat menyebabkan penyakit.
Dari dokumen lain tercatat bahwa pada zaman Romawi kuno telah dikeluarkan suatu
peraturan yang mengharuskan masyarakat mencatatkan pembangunan rumah, melaporkan
adanya binatang-binatang yang berbahaya, dan binatang-binatang piaraan yang menimbulkan
bau, dan sebagainya. Bahkan pada waktu itu telah ada keharusan pemerintah kerajaan untuk
melakukan supervisi atau peninjauan kepada tempat-tempat minuman (public bar), warung
makan, tempat-tempat prostitusi dan sebagainya. Dari catatan-catatan tersebut di atas dapat
dilihat bahwa masalah kesehatan masyarakat khususnya penyebaran-penyebaran penyakit
menular sudah begitu meluas dan dahsyat, namun upaya pemecahan masalah kesehatan
masyarakat secara menyeluruh belum dilakukan oleh orang pada zamannya. Penyakit kolera
telah tercatat sejak abad ke-7 menyebar dari Asia khususnya Timur Tengah dan Asia Selatan ke
Afrika. India disebutkan sejak abad ke-7 tersebut telah menjadi pusat endemi kolera. Disamping
itu lepra juga telah menyebar mulai dari Mesir ke Asia Kecil dan Eropa melalui para emigran.
Pada abad ke-14 mulai terjadi wabah pes yang paling dahsyat, di China dan India. Pada tahun
1340 tercatat 13.000.000 orang meninggal karena wabah pes, dan di India, Mesir dan Gaza
dilaporkan bahwa 13.000 orang meninggal tiap hari karena pes. Menurut catatan, jumlah
meninggal karena wabah pes di seluruh dunia waktu itu mencapai lebih dari 60.000.000 orang.
Oleh sebab itu waktu itu disebut “the Black Death”. Keadaan atau wabah penyakit-penyakit
menular ini berlangsung sampai menjelang abad ke-18.
Disamping wabah pes, wabah kolera dan tipus masih berlangsung. Telah tercatat bahwa
pada tahun 1603 lebih dari 1 diantara 6 orang meninggal, dan pada tahun 1663 sekitar 1 diantara
5 orang meninggal karena penyakit menular. Pada tahun 1759, 70.000 orang penduduk
kepulauan Cyprus meninggal karena penyakit menular. Penyakit-penyakit lain yang menjadi
wabah pada waktu itu antara lain difteri, tipus, disentri dan sebagainya.Perdagangan Dunia
selama abad ke 18 dan 19 dalam upaya eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam membawa
pada penjelajahan ke bagian lain dari dunia. Negara Eropa dan Amerika bersaing dalam
penguasaan wilayah. Dalam upaya untuk mempertahankan teritorial masing-masing mereka
menempatkan orang-orangnya secara bergantian dari satu tempat ke tempat lain untuk keperluan
militer dan ekonomi. Ribuan warga Afrika dan Asia di bawa ke Amerika pada Abad ke-18 dan
ke-19 untuk dipekerjaan di perkebunan atau pembuatan konstruksi rel kereta api. Kemudian
mereka pun akan dipindahkan lagi ke India dan beberapa negara di asia untuk bekerja di
perkebunan yang lebih luas. Dengan perluasan perdagangan dan penguasaan wilayah, penyakit
menyebar ke seluruh dunia sepanjang rute perdagangan.
Diakhir abad ke-18 terjadi suatu momentum peningkatan dalam pendidikan kesehatan
masyarakat yaitu dengan pembentukan program sarjana dan pascasarjana yang dirancang khusus
untuk kesehatan masyarakat, awalnya di negara-negara asal koloni kemudian di kembangkan di
koloni-koloni mereka. Sekolah perintis kesehatan masyarakat didirikan di negara-negara kolonial
di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, dengan maksud agar dapat berfungsi sebagai
pusat untuk pengembangan kebijakan terkait kesehatan masyarakat, dan untuk melatih orang-
orang yang akan melayani warga negaranya di wilayah kolonial atau pekerja di daerah tropis.
Namun, perkembangan aktual kesehatan masyarakat dan pelayanan keperawatan medis untuk
masyarakat umum masih belum sempurna di negara-negara bekas wilayah jajahan. Jutaan orang
yang bergerak ke daerah-daerah yang benar-benar asing telah menyebabkan tingginya
insiden kematian dan cacat. Para pekerja yang terlantar sering meninggal karena cacar, malaria,
demam kuning, tifus, tifoid, dan kolera, atau mereka telah dinonaktifkan kerja karena frambusia,
kusta, dan sifilis.
Terjangkitnya penyakit menular menjadi potensi hambatan yang sangat besar di daerah
kolial baru. Hal ini memicu ledakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di awal abad
ke-20, terutama di bidang fisika, mikrobiologi, biokimia, farmakologi dan diagnostik dalam
praktek kesehatan masyarakat.
Nakes juga berperan dalam penelitian kesehatan. Penelitian kesehatan bertujuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, serta untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan. Nakes dapat berperan dalam penelitian kesehatan melalui partisipasi dalam
penelitian, atau melalui pengembangan penelitian kesehatan di bidang keahliannya
Selain peran-peran yang telah disebutkan di atas, nakes juga berperan dalam:
1. Pencegahan penyakit
Nakes berperan dalam mencegah penyakit dengan memberikan edukasi kesehatan,
promosi kesehatan, dan vaksinasi.
2. Rehabilitasi kesehatan
Nakes berperan dalam rehabilitasi kesehatan dengan memberikan terapi, latihan, dan
konseling.
3. Pemberdayaan masyarakat
Nakes berperan dalam pemberdayaan masyarakat dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan, dan dengan mendukung masyarakat untuk
berperan aktif dalam meningkatkan kesehatannya.
4. Mewujudkan keadilan kesehatan
Nakes berperan dalam mewujudkan keadilan kesehatan dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang merata dan terjangkau bagi semua masyarakat.
5. Mewujudkan kesehatan yang berkelanjutan
Nakes berperan dalam mewujudkan kesehatan yang berkelanjutan dengan menjaga
lingkungan hidup yang sehat, dan dengan mempromosikan gaya hidup sehat.
G.
DAFTAR PUSTAKA
Beauchamp, D.E. 1995. Filsafat Kesehatan Masyarakat. Dalam Ensiklopedia Bioetika, ed. WT
Reich. New York : Simon & Schuster.
Labiner, S. 2018. Filsafat Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Deepublish.
Nugraheni, H. & Ismaniar, H. 2017. Filsafat ilmu pengantar kesehatan masyarakat. Yogyakarta:
Deepublish.
Wardhana, M. 2016. Filsafat Kedokteran. Jakarta: Vaikuntha International Publication.
Budi Santoso. 2020. Filsafat Kesehatan: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Deepublish.
R. Soeharsono. 2020. Filsafat Kedokteran dan Keperawatan Modern. Jakarta: Rajawali Press.
Soeharsono, R. 2020. Filsafat Kedokteran dan Keperawatan Modern. Jakarta: Rajawali Press.