Anda di halaman 1dari 21

ANATOMI DAN FISIOLOGI PLASENTA

NAMA KELOMPOK 1

1. Riska Yuliana Asis (A1A222001)


2. Hariana (A1A222002)
3. Andi Erwina Ardan (A1A222003)
4. Ummi Kalsum Al Mawa’dah (A1A222004)
5. Andini Udayana Sya’diah (A1A222005)
6. Andi Fatimasari (A1A222006)
7. Baiq Wiwin Suzaimi (A1A222007)
8. Vivin Zahlia Z. (A1A222009)

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG S1 KEBIDANAN


UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan

sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Anatomi dan

Fisiologi Plasenta” tanpa pertologan-Nya kami tidak akan sanggup

menyelesaikannya dengan baik. Sholawat dan salam semoga terlimpah

curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang

“Anatomi dan Fisiologi Plasenta”, yang kami sajikan berdasarkan

pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh kami

dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri kami maupun

yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama

pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih

luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki banyak

kekurangan. Kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca .

Makassar, 22 September 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................... i

DAFTAR ISI ......................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................... 1

A. Latar belakang.................................................................... 1

B. Rumusan masalah............................................................. 3

C. Tujuan................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi dan Struktur Plasenta........................................... 4

B. Bagian-bagian Plasenta.................................................... 5

C. Fungsi Plasenta................................................................. 7

D. Pembentukan Plasenta..................................................... 9

E. Hormon Yang Dihasilkan Plasenta................................... 10

F. Gangguan Pada Fungsi Plasenta..................................... 14

G. Kelainan-Kelainan Pada Plasenta..................................... 16

BAB III PENUTUP....................................................................... 19

A. Kesimpulan........................................................................ 19

B. Saran................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Definisi Dan Struktur Plasenta.................................. 7

Gambar 1.2 Bagian Maternal........................................................ 9

Gambar 1.3 Tali Pusat.................................................................. 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah plasenta mulai diperkenalkan pada zaman

Renaissance oleh Realdus Columbus pada tahun 1559. Plasenta

diambil dari istilah Latin yang memberi arti flat “cake”. Plasenta

adalah struktur yang berfungsi sebagai media

penyambung/penghubung antara organ fetus dan jaringan maternal

agar pertukaran fisiologi dapat terjadi.

Pada persalinan aterm, plasenta yang dilahirkan berbentuk

cakram dengan ukurannya dapat mencapai diameter 22 cm, tebal

2,5 cm, dan berat sekitar 450-500 gram.

Plasenta mempunyai dua permukaan, yaitu bagian maternal

dan fetal. Pada bagian maternal, permukaan plasenta lebih kasar

dan agak lunak, dan mempunyai struktur poligonal yang disebut

sebagai kotiledon. Setiap kotiledon terbentuk berdasarkan

penyebaran cabang dari pembuluh darah fetal yang akan

menvaskularisasi sistem vili dan cabang-cabangnya. Permukaan

plasenta bagian maternal berwarna merah tua dan terdapat sisa

dari desidua basalis yang ikut tertempel keluar.

sPlasentasi adalah proses pembentukan stuktur dan jenis

plasenta. Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi

4
dimulai. Pada manusia, plasentasi berlangsung sampai 12-18

minggu setelah fertilisasi.

Pada dasarnya, plasenta berasal dari sel trofoblas yang mulai

terbentuk pada stadium morula dan akhirnya berdifferensiasi

sehingga membentuk satu lapisan sel trofoblas yang mengelilingi

blastosis. Sehingga kehamilan menjadi matang, trofoblas

memainkan peranan penting dalam hubungan antara feto-maternal.

Trofoblas memamerkan pelbagai struktur, fungsi, dan bentuk

pertumbuhan pada semua komponen plasenta.

Secara umum, plasenta normal memiliki diameter 15 - 25 cm,

ketebalan 2-3 cm, dan berat 500-600 gram atau bervariasi yaitu 1/6

dari berat lahir bayi. Plasenta terdiri dari dua sisi yaitu sisi maternal

terdiri dari desisua kompakta yang terdiri dari beberapa lobus dan

kotiledon, sisi dimana plasenta berwarna merah gelap dan terbagi-

bagi dalam lobula dan kotiledon yang berjumlah antara 15-20.

Darah ibu mengalir di seluruh plasenta diperkirakan meningkat dari

300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap

menit pada kehamilan 40 minggu. Sedangkan sisi fetal yaitu bagian

permukaan yang mengkilap, berwarna keabu-abuan dan seperti

tembus cahaya sehingga nampak jaringan pada sisi maternal,

teridiri dari korion frotundum dan villi. Pada kehamilan aterm

panjang tali pusat sekitar 55-60 cm dengan diameter 2 - 2,5 cm,

dan memiliki cukup banyak Wharton's jelly, tidak bersimpul dan

5
tidak memiliki thrombosis.Tali pusat yang normal memiliki dua arteri

dan satu vena. Selaput plasenta pada umumnya berwarna abu-

abu, berkerut, licin dan tembus cahaya. Selaput dan plasenta

memiliki bau yang khas. tali pusat berhubungan dengan plasenta,

insersi tali pusat apabila ditengah disebut insersio sentral, agak ke

pinggir disebut insersi lateralis dan apabila di tepi disebut

insersimarginalis.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi dan Struktur Plasenta?

2. Apa saja Bagian-bagian dari Plasenta?

3. Apa saja Fungsi dari Plasenta?

4. Apa saja Pembentukan dari Plasenta?

5. Apa saja Hormon Yang Dihasilkan Plasenta?

6. Apa saja Gangguan Pada Fungsi Plasenta?

7. Apa saja Kelainan-Kelainan Pada Plasenta?

C. Tujuan

1. Menjelaskan Definisi dan Struktur Plasenta

2. Menjelaskan Bagian-bagian Plasenta

3. Menjelaskan Fungsi dari Plasenta

4. Menjelaskan Pembentukan Plasenta

5. Menjelaskan Hormon Yang Dihasilkan Plasenta

6. Menjelaskan Gangguan Pada Fungsi Plasenta

7. Menjelaskan Kelainan-Kelainan Pada Plasenta

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Struktur Plasenta

Plasenta merupakan organ penting bagi janin, karena

sebagaiman alat pertukaran zat antara ibu dan bayi atau

sebaliknya. Plasenta berbentuk bundar atau hamper bundar

dengan diameter 15-20 cm dan tebal kurang lebih 2,5

cm, berat rta rata 500 gram.

Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan

kurang dari 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi

seluruh kavum uteri (Aspiani,2017)

Gambar 1.1

Plasenta terletak didepan atau dibelakang dinding

uterus, agak ke atas kearah fundus uteri, dikarenakan

7
alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uterus

lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk

berimplementasi. Plasenta berasal dari sebagian besar

dari bagian janin, yaitu vili koriales atau jonjotchorion dan

sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desidua

basalis (Aspiani,2017).

Plasenta mempunyai dua permukaan, yaitu

permukaan fetal dan maternal. Permukaan fetal adalah

permukaan yang menghadap ke janin, karena nya

keputih- putihan dan licin. Hai ini di sebabkan karena

permukaan fetal ditutup oleh omnion, dibawah Nampak

pembuluh-pembuluh darah. Permukaan maternal adalah

permukaan yang menghadap dinding rahim, berwarna

merah dan terbagi dari celah-celah yang berasal dari

jaringan ibu. Jumlah-jumlah pada plasenta dibagi menjadi

16-20 kotiledon. (Aspiani,2017)

B. Bagian-Bagian Plasenta

1. Bagian janin (fetal partion)

Terdiri dari karion prondosom dan vili-vili dari plasenta

yang matang, terdiri atas :

a. Vili corialis

b. Ruang-ruang interviler

c. Permukaan janin dan plasenta yang di lapisi

8
omnion yang kelihatan licin. Dibawah lapisan

omnion ini berjalan cabang-cabang pembuluh darah

tali pusat. Tali pusat akan berinsersi pada plasenta

pada permukaan janin.

2. Bagian maternal (maternal partion)

Terdiri atas desidua komparta yang berbentuk dari

berarapa lobus dan kotiledon (12-20). Desidua basalis

ada plasenta mata disebut lempeng korionik, dimana

sirkulasi oteroplasenta berjalan ke runag-ruang intravili.

Gambar 1.2

3. Tali pusat

Tali pusat merentang dari pusat janin ke plasenta,

panjangnya 50-55 cm, sebesar jari (diameter 1-12 cm).

Pernah di jumpai tali pusat terpendek 1/2 cm dan

terpanjang 200 cm.

9
Gambar 1.3

C. Fungsi Plasenta

1. Sebagai alat nutritive untuk mendapatkan bahan yang di

perlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.

2. Sebagai alat pembuangan metabolisme: ginjal, hati

dan usus metabolisme akan di buang melaui plasenta,

yang akan dapat menghubungkan janin dengan sum luar

secara tidak langsung.

3. Sebagai alat pernafasan dimana janin mengambil O2

dan membuang CO2. Dalam sirkulasi terdapat fetal

hemoglobin (f) yang mempunyai ainitas tinggi terhadap

O2 dan sebaliknya mudah melepaskan CO2 melalui

system difusi dalam plasenta

10
4. Menghasilkan hormon pertumbuhan dan persiapan

pemberian asi.

5. Sebagai alat penyalur anti bodi ke tubuh janin.

6. Sebagai barier atau filter (manuba,2010)

Plasenta merupakan struktur utama yang menjadi

penghubung antara fetus dan sekelilingnya. Umumnya, lapisan

trofoblas dan lapisan endotel pembuluh darah fetus berfungsi

sebagai membran semi permeabel. dimana molekul air dan

molekul yang mempunyai berat molekul yang rendah dapat

melepasi membran mengikuti hukum osmotik. Selain tu, ada

juga mekanisme difusi aktif supaya proses difusi dapat

dipercepatkan dan molekul besar seperti protein dapat

melewati plasenta. Fungsi plasenta antara lain adalah untuk

respirasi, nutrisi, obat serta sebagai organ endokrin. Secara

garis besar, fungsi plasenta melibatkan proses transfer molekul

dari ibu ke anak, dan proses ini adalah proses difusi, yaitu

pepindahan molekul dari larutan yang berkosentrasi tinggi ke

larutan yang berkosentrasi rendah melalui membran semi-

permeabel. Proses difusi yang telibat adalah difusi pasif, yaitu

difusi sederhana dan difusi terfasilitasi, dan difusi aktif, tansfer

yang menggunakan ATP sebagai sumber tenaga.

D. Pembentukan Plasenta

11
Perkembangan tropoblas berlangsung cepat pada hari

ke 8-9, dari selapis sel tumbuh menjadi terlapis-lapis.

Terbentuk ronggga pakuola yang banyak pada lapisan

sinsitiotropoblas (disebut sinsitium) yang akhirnya saling

berhubungan. Stadium ini disebut stadium berombak (lacunar

stage). Pertumbuhan sinsition kedalam endometrium makin

dalam kemudian terjadi kerusakan endotel kapiler

disekitarnya, sehingga rongga sinsitium (system lacuna)

tersebut masuk dialiri oleh darh ibu, membentuk sinisoit.

Bagian yang berbatas dengan sitotropoblas disebut

mesoderm eks-traibrional somatopleural, kemudian akan

menjadi selaput korior. (Aspiani,2017).

Bagian yang berbatasan dengan selaput Heuser dan

menutupi abakl yolksac disebut mesoderm ekstrabrional

splanknopleural. Menjelang ahir minggu ke 2 (hari 13- 14),

seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus

dan diliputi tropobllas yang terdiri dari darh ibu. Didalam

lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-

celah yang makin lama makin besar dan makin bersatu,

sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung

kuning telur makin jauh dari sitotropoblas. Rongga ini di sebut

rongga selom ekstraibional atau rongga korion.

(Aspiani,2017)

12
Disisi embrioblas (tutup embrional), tampak sel-sel

kuboit sitotropablas yang mengadakan infasi ke arah lapisan

sinsitiium, membentuk sekelompok sel dan di kelilingi

sinsitium disenut janjat-janjat primer. Jonjot ini memanjang

sampai bertemu dengan aliran darah ibu. Pada awal minggu

ke 3, mesoderm ekstraibional somatoplural yang terdapat

dibawah jonjot sekkunder yang terdiri dari inti mesoderm di

lapisi selapis sel sitotropoblas dan sinsitiotropablas.

Menjelang ahir minggu ke 3, dengan karakteristik angiogenik

yang dimilikinya mesoderm dan jonjot dalam jonjot tersebut

berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler,

sehingga jonjot yang tadi hanya seluler kemudian menjadi

suatu jaringan vascular. Setelah infiltrasi pembuluh darah

tropoblas kedalam sirkulasi uterus, seiring dengan

perkembangan tropoblas menjadi plasenta dewasa,

terbentuk lah komponen sirkulasi utero-plasenta. Melaui

pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta

dihubungkan dengan sirkulasi janin. (Aspiani,2017)

E. Hormone Yang Dihasilkan Plasenta

1. Human chorionic gonado tropin (hcg)

2. Chorionic somatomammotropin (plasenta lactogen)

3. Estrogen.

13
4. Progesterone

5. Trirotropin korionic, relaksin dan lain-lain

F. Gangguan Pada Fungsi Plasenta

1. Plasenta Previa

Gangguan fungsi plasenta bayi yang pertama adalah

plasenta previa. Plasenta previa terjadi ketika plasenta

bayi menutupi sebagian atau seluruh serviks.

Melansir Hindawi Journal of Pregnancy , insiden plasenta

previa adalah 3-5 per 1.000 kehamilan di seluruh dunia

dan masih meningkat karena angka operasi caesar tinggi.

Jika ibu memiliki plasenta previa di awal kehamilan,

biasanya hal tersebut tidak menjadi masalah. Namun, bisa

menyebabkan perdarahan serius dan komplikasi lain di

kemudian hari. Untuk membatasi pendarahan selama

kehamilan, tim kebidanan mungkin akan

merekomendasikan demi menghindari aktivitas yang dapat

menyebabkan kontraksi , seperti:

a. Berhubungan seks

b. Douching

14
c. Menggunakan tampon

d. Melakukan aktivitas yang meningkatkan risiko

pendarahan, seperti berlari, jongkok, dan melompat

2. Plasenta Akreta

Gangguan plasenta bayi yang selanjutnya

adalah plasenta akreta . Pada kehamilan tanpa kelainan

plasenta, plasenta bayi biasanya terlepas dari dinding

rahim segera setelah lahir. Melansir  Pregnancy Birth &

Baby , saat plasenta tumbuh terlalu dalam ke dinding

rahim, kondisi ini dapat menyebabkan kehilangan darah

dalam jumlah besar.

Hal ini bisa terjadi selama atau setelah melahirkan

dan dapat mengancam jiwa. Jika kondisi ini di diagnosis

selama kehamilan, pasien kemungkinan akan

membutuhkan persalinan sesar dini diikuti

dengan histerektomi . Plasenta akreta paling umum terjadi

dari gangguan plasenta janin lainnya. Bila ibu di diagnosis

dengan plasenta akreta, bidan akan dialihkan ke tim

spesialis dengan fokus khusus pada gangguan plasenta.

Tim ini terdiri dari:

15
a. Spesialis kedokteran ibu-janin

b. Urologi

c. Onkologi ginekologi

d. Radiologi intervensi

e. Anestesi  kebidanan

f. Perawatan kritis

g. Keperawatan

h. Bank darah

3. Placenta Inkreta dan Perkreta

Gangguan fungsi plasenta bayi yang selanjutnya

adalah plasenta inkreta dan perkreta. Plasenta inkreta

terjadi ketika plasenta bayi tumbuh setidaknya setengah

jalan melalui dinding rahim dan menempelkan dirinya ke

otot uterus.

Dari semua kasus akreta, inkreta, dan perkreta,

plasenta inkreta terjadi sebanyak 15%. Sementara itu,

plasenta perkreta terjadi ketika plasenta tumbuh

seluruhnya melalui dinding rahim. Dalam beberapa kasus,

jaringan plasenta akan terus tumbuh menjadi organ

panggul di dekatnya, termasuk kandung kemih atau usus

besar .

16
Plasenta perkreta adalah jenis gangguan fungsi

plasenta yang paling tidak umum, terjadi pada sekitar 5%

dari semua kasus gangguan plasenta

G. Kelainan-Kelainan Pada Plasenta

Beberapa abnormalitas atau kelainan yang mungkin terjadi pada

plasenta antara lain :

1. Insertio marginalis

Meskipun hal ini merupakan suatu kelainan, namun tidak

menimbulkan gangguan.

2. Insertio velamentosa

Kesulitan atau masalah terjadi ketika selaput janin yang

pembuluh darah berada di kutub bawah, kemungkinan dapat

mengalami pecah sehingga menyebabkan pembuluh darah

terputus dan menyebabkan perdarahan sehingga bisa

berakibat pada kematian janin.

3. Plasenta sirkum velata.

Kelainan dimana pada tepi atau pinggir plasenta/uri terdapat

satu lingkaran jaringan tebal yang berwarna putih dengan

panjang 4-5 cm. Jaringan putih ini sebenarnya adalah lipatan

17
dari jaringan selaput janin. Disini selaput janin tidak melekat

pada tepi jaringan plasenta tetapi agak ke tengah.

Kemungkinan masalah yang timbul adalah adanya perdarahan

sebelum persalinan.

5. Plasenta suksenturiata

Suatu kelainan dimana disamping terdapat plasenta yang

normal, juga terdapat uri tambahan dan ada hubungan

pembuluh darah dengan plasenta yang normal. Apabila saat

persalinan, ada plasenta tambahan tersebut yang tertinggal

dapat menyebabkan perdarahan post partum [perdarahan

setelah melahirkan]. Oleh karena itu apabila dalam

pemeriksaan plasenta dalam selaput janin terdapat pembuluh

yang putus dan terbuka, maka harus diperhatikan

kemungkinan adanya plasenta suksenturiata.

6. Plasenta bilobate

Kelainan dimana uri atau plasenta terdapat dua bagian. Tidak

menimbulkan masalah dan kesulitan.

7. Plasenta fenestra

Kelainan plasenta yang berlubang. Tidak menimbulkan

kesulitan atau masalah.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Plasenta merupakan struktur utama yang menjadi

penghubung antara fetus dan sekelilingnya. Umumnya, lapisan

trofoblas dan lapisan endotel pembuluh darah fetus berfungsi

sebagai membran semi permeabel. dimana molekul air dan molekul

yang mempunyai berat molekul yang rendah dapat melepasi

membran mengikuti hukum osmotik. Selain tu, ada juga mekanisme

difusi aktif supaya proses difusi dapat dipercepatkan dan molekul

besar seperti protein dapat melewati plasenta.

B. Saran

19
Dari makalah ini diharapkan untuk bisa menambah ilmu

pengetahuan dan menambah informasi tentang Anatomi dan

Fisiologi Plasenta. Dan semoga dengan tersusunnya makalah ini,

memberikan manfaat bagi kita semua, dan dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA
Aspiani y.r.2017.”Asuhan keperawatan Maternitas aplikasi Nanda
Nic Noc”.Jakarta Timur:CV.Trans info Media.
Noor Widyani. 2011 “Fisiologi Plasenta” Sulawesi Selatan ; PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuaba,2010. “Keperawatan Maternitas”. Edisi 18.EGC:
Kedokteran. Firman. “Pemantauan kesejahteraan
janin”. EGC:Fakultas Kedokteran.
Mayo Clinic, 2015. “Fungsi, Bentuk, kelainan dan Gangguan Plasenta
bayi”
Putri Wulandari. 2018. “Perkembangan dan Pertumbuhan Plasenta”

20

Anda mungkin juga menyukai