Jurnal
Jurnal
Fakultas Syari’ah, Hukum, Ekonomi dan Bisnis Islam, Prodi Ahwal Syaksiyyah
malikalyudin@gmail.com
Abstrak
The role of wives in earning a living is a phenomenon that is often encountered among the
general public, one of which is in Rekso Binangun Village, Rumbia District, Central
Lampung Regency. There are various reasons why wives earn a living due to various
conditions, including an unstable economy and the husband's inadequate work. The problem
discussed in this journal is whether the wife's role in earning a living is in accordance with
the mubadalah perspective? This research aims to analyze the role of wives in earning a
living from a mubadalah perspective. This research is field research. Where the author goes
directly to the research object area which was carried out in the field using an inductive
thinking framework using a qualitative approach and cases carried out in Rekso Binangun
Village, Rumbia District, Central Lampung Regency. Data collection was carried out using
interviews and documentation methods with families where the wife's role was to help earn a
living for the family from a mubjadi perspective.
Abstrak
Peran istri dalam mencari nafkah termasuk fenomena yang sering di jumpai dikalangan
masyarakat umum, salah satunya di Kampung Rekso Binangun Kecamatan Rumbia
Kabupaten Lampung Tengah. Ada berbagai macam alasan istri mencari nafkah dikarenakan
berbagai macam Kondisi, diantaranya ekonomi yamg tidak stabil dan pekerjaan suami yang
tidak memadai. Adapun permasalahan yang dibahas dalam jurnal ini adalah apakah peran
istri dalam mencari nafkah sesuai dengan persepektif mubadalah ? penelitian ini bertujuan
untuk menganalisa peran istri dalam mencari nafkah persepektif mubadalah. Penelitian ini
merupakan penelitian lapangan (Field Research). Dimana penulis terjun langsung ke daerah
objek penelitian yang dilakukan di lapangan menggunakan kerangka berfikir Induktif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dan kasus yang dilakukan di Kampung Rekso Binangun
Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung Tengah. Pengumpulan data yang dilakukan
menggunakan metode wawancara dan dokumentasi dengan keluarga dimana peran istri ikut
membantu mencari nafkah keluarga dalam perspektif mubadalah.
Pendahuluan
Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarkat dan perkawinan adalah
institusi dasarnya. Perkawinan merupakan sebuah media yang akan mempersatukan dua insan
dalam sebuah rumah tangga dan satu-satunya ritual pemersatu yang di akui secara resmi
dalam hukum agama. Perkawinan adalah akad yang menjadikan halalnya hubungan seksual
antara seorang lelaki dan seorang wanita, saling tolong menolong di antara keduanya serta
menimbulkan hak dan kewajiban antara keduanya.1
Menurut UU RI perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.2
َو َك ۡي َف َتۡا ُخ ُذ ۡو َنٗه َو َقۡد َاۡف ٰض ى َبۡع ُض ُك ۡم ِاٰل ى َبۡع ٍض َّو َاَخ ۡذ َن ِم ۡن ُك ۡم ِّم ۡي َثاًقا َغ ِلۡي ًظا
artinya:
“Dan bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal kamu telah bergaul satu sama
lain (sebagai suami-istri). Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil perjanjian yang kuat
(ikatan pernikahan) dari kamu.” (QS. An-Nisa: 21)3
Ayat ini menggambarkan bahwa pernikahan sebagai perjanjian yang kuat antara dua
pihak, yang keduanya telah disahkan untuk saling menikmati tubuh mereka satu sama lain,
membangun kehidupan bersama, dan mewujudkan cita-cita bersama. Frasa “ba’dhukum ilā
ba’dh” muncul dalam ayat ini, yang menegaskan kesalingan dan mengisyaratkan kesejajaran
antara laki-laki dan perempuan. Setiap pihak, dengan kesalingan satu sama lain, diminta
untuk menjaga kekokohan akad pernikahan. Sebab, masing-masing menjadi utuh jika merasa
menjadi bagian dari yang lain.4
1
Defenisi “nikah” menurut Abu Zahrah, lihat Muh. Abu Zahrah, al-Ahwal al-Syakhsiyah (Cet.III; al-Qahirah:
Dar al-Fikr al-Arabi, 1377 H./1957 M.), h. 18.
2
UU RI Perkawinan No 1 tahun 1974 pasal 1
3
QS. An-Nisa Ayat 21
4
Faqihuddin Abdul Kodir, Qirā‟ah Mubādalah... h. 71.
Fakultas Syari’ah, Hukum, Ekonomi dan Bisnis Islam, Prodi Ahwal Syaksiyyah
Istri yang seharusnya menjadi ibu rumah tangga, menyelenggarakan dan mengatur
keperluan rumah tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya, kini ikut bertanggung jawab
dalam hal kebutuhan ekonomi keluarga. Fenomena ini terjadi sebuah keluarga di Kampung
Rekso Binangun, ada salah satu istri dalam rumah tangga berperan sebagai pencari nafkah
keluarga yang bekerja menjadi ASN di salah satu intansi pemerintahan, sehingga sebagian
pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh suami karena suami lebih banyak waktu luang
dirumah dari pada istri, Apabila dalam keluarga itu tidak saling memahami, menyadari,
memaklumi, akan terjadi permasalahan sehingga rumah tangga tidak harmonis.
Posisi istri sebagai pencari nafkah utama yang dimaksud dalam penelitian ini bahwa
ketika istri yang memenuhi kebutuhan keluarga, istri sebagai tulang punggung keluarga, istri
bekerja melebihi kerja suami, waktu suami untuk keluarga lebih banyak dari pada istri. Peran
Istri sebagai pencari nafkah membantu suami di keluarga yang terjadi di Kampung Rekso
Binangun tersebut, menyebabkan berbagai pengaruh antara lain adalah pengaruh
terhadap aspek perekonomian rumah tangga dan pengaruh terhadap aspek kewajiban istri
dalam rumah tangga.5
Metode Penelitian
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam proposal ini adalah penelitian lapangan (Field
Research). Penulis terjun langsung ke daerah objek penelitian yang dilakukan di, Desa
Rekso Binangun, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Lampung Tengah.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal
dikeluarkan nya pra penelitian pada tanggal 13 Maret 2024 sampai tanggal 16 Maret
2024. Tempat Penelitian ini dilakukan di Kampung Rekso Binangun Kecamatan Rumbia
Kabupaten Lampung Tengah. Dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif.
Peneliti memilih di Kampung Rekso Binangun Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung
Tengah sebagai Objek Penelitian dikarenakan dilihat dari segi permasalahan, sesuai
5
Hasil Penelitiandi Desa Rekso Binangun, tanggal 13 Maret – 16 Maret 2024
Fakultas Syari’ah, Hukum, Ekonomi dan Bisnis Islam, Prodi Ahwal Syaksiyyah
sekali dengan judul pada jurnal yang membahas peran istri dalam mencari nafkah
terhadap keharmonisan rumah tangga persepektif mubadalah.
C. Data dan Sumber Data
Sumber data merupakan sumber yang didapatkan langasung dari sumbernya. Dibagi
menjadi dua yakni :
1. Data Primer
a. Suami
b. Istri
2. Data Sekunder
Data ini merupakan data yang sudah ada atau digunakan oleh pihak lain. 7
Dalam penelitian bisa memperoleh data dari hasil dokumentasi, literatur dan website
maupun subjek lainnya.
Dari sumber data diatas, proses dan hasil penelitian ini diharapkan bisa
membatu bagi pembaca tentang pengetahuannya terhadap hak dan kewajiban yang
dilakukan suami istri dalam berumah tangga.
3. Data Tersier
Sumber data tersier merupakan bahan memberi penjelasan terhadap data
primer dan data skunder. Dalam hal ini data tersier yang digunakan adalah
artikel,jurnal, tesis, dan kamus besar bahasa indonesia
1. Observasi (Pengamatan).
6
Suharyadi dan Purwantu, Statistika; untuk Ekonomi Keuangan Modern, edisi 2, (Jakarta: Salemba Empat,
2011), hlm. 14
7
Suharyadi dan Purwantu, Statistika; untuk Ekonomi Keuangan Modern, edisi 2, (Jakarta: Salemba Empat,
2011), hlm. 15
Fakultas Syari’ah, Hukum, Ekonomi dan Bisnis Islam, Prodi Ahwal Syaksiyyah
2. Interview (Wawancara)
1. Dokumentasi
A. Lokasi Penelitian
1. Kondisi Geografis
Dilihat dari letak geografis Kampung Rekso Binangun yang di aliri sungai
Seputih, maka Masyarakat Kampung Rekso Binangun banyak yang bertani,
berkebun, nelayan, pegawai pengusaha, buruh dan lain-lain. Pasir yang banyak di
Daerah Aliran Sungai Seputih adalah sumber alam yang menjadi tumpuhan
sebagian masyarakat Kampung Rekso Binangun
2. Kependudukan.
8
Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyususna Skripsi (Jakarta: Rineka Cipta,2011),
hlm.104
9
Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyususna Skripsi (Jakarta: Rineka Cipta,2011),
hlm. 105
10
Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyususna Skripsi (Jakarta: Rineka Cipta,2011),
hlm. 112
Fakultas Syari’ah, Hukum, Ekonomi dan Bisnis Islam, Prodi Ahwal Syaksiyyah
Jumlah usia produktif lebih banyak dibanding dengan usia anak-anak dan lansia.
Perbandingan usia anak-anak, produktif, dan lansia adalah sebagai berikut: 30% :
50% : 20%. Dari 5.040 jumlah penduduk yang berada pada kategori usia produktif
laki-laki dan perempuan jumlahnya hampir sama / seimbang.
3. Kesejahteraan
Jumlah KK Miskin mendominasi yaitu 25, % dari total KK, KK pra sejahtera 25
%, KK sejahtera 24, % KK Kaya 1%. dan KK Sedang 25, %. Dengan banyaknya
KK prasejahtera dan miskin inilah maka Desa Rekso Binangun termasuk dalam
DESA Berkembang di tahun 2021
4. Tingkat Pendidikan
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terutama pendidikan 9 tahun baru
terjadi beberapa tahun ini sehingga jumlah lulusan SD dan SLTP mendominasi
peringkat Pertama.
5. Mata Pencaharian
Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah petani dan buruh tani hal ini
disebabkan karena sudah turun temurun sejak dulu bahwa masyarakat adalah
petani dan juga minimnya tingkat pendidikan menyebabkan masyarakat tidak
punya keahlian lain dan akhirnya tidak punya pilihan lain selain menjadi buruh
tani dan petani singkong serta jagung dan ada juga yang menjadi peternak
6. Agama
Warga masyarakat Desa Rekso Binangun kurang lebih 98.43 % adalah beragama
islam (Muslim).
7. Visi desa
“mewujudkan desa rekso binangun menjadi desa mandiri yang berlandaskan pada
imtaq melalui bidang pembangunan, pertanian dan industri kecil yang berbasis
kebersamaan dan agro bisnis"
8. Misi Desa
a) Memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk.
Meningkatkan SDM melalui pendidikan formal maupun informal
b) Bekerja sama dengan petugas penyuluh lapangan untuk meningkatkan hasil
pertanian dan perkebunan.
c) Meningkatkan usaha Pertanian dan perkebunan
d) Meningkatkan dan mengelola Pendapatan Asli Desa
Fakultas Syari’ah, Hukum, Ekonomi dan Bisnis Islam, Prodi Ahwal Syaksiyyah
JE
NO
NIS
MO PEND NOMOR DAN TANGGAL
KE TEMPAT DAN
R NAMA AGAMA JABATAN TERAKHI KEPUTUSAN
LA TGL LAHIR
URU R PENGANGKATAN
MI
T
N
2 5 6 7 9 10 11
1
sebagai pencari nafkah keluarga. Berikut paparan data terkait peran istri sebagai
pencari nafkah keluarga.
Pasangan Bapak Syamsudin dan Ibu Vita Firdatik
Mengungkapkan bahwa peran istri sebagai pencari nafkah dalam keluarga Bapak
Syamsudin disebakan oleh keadaan ekonomi, kesehataan dan kesanggupan istri. Hal
ini berawal sejak tahun 2022 dimana sang Istri diterima sebagai ASN di kota medan
setelah Ibu Vita mendapatkan SK skhirnya dia pergi ke medan bersama keluarga nya
kondisi ekonomi keluarga saat itu sedang tidak baik baik saja dikarenakan habis untuk
biaya ke medan, dan setelah 3 bulan menjalankan dinas akhirnya sudah diperbolehkan
pindah / mutasi ke provinsi nya sendiri yaitu provinsi lampung namun sekarang
penempatanya dalam kondisi masih jauh dari ruamah mereka yaitu kabupaten tulang
bawang namun setiap satu minggu sekali mereka pulang kekampung halamanya yaitu
kampung Rekso Binangun Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung Tengah untuk
suami dia bekerja sebagai peternak bebek petelor dan memiliki satu anak buah
sehingga si bapak syamsudin bisa lebih dekat dengan keluarga. Hal ini, Ibu Vita
Firdatik memiliki peran sebagai pencari nafkah keluarga menyampaikan:
“Kalau saya tidak bekerja bagaimana saya bisa memenuhi kebutuhan keluarga saya,
terlebih sekolah anak saya yang masih sangat membutuhkan pendidikan. Saya mulai
diangkat menjadi ASN pada tahun 2022, pada tahun itu suami saya masih mengelola
peternakan bebek petelor sendiri dan setelah saya akan pindah kemedan akhirnya dia
mencari patner untuk menghendel semuanya, tapi karena saya diangkat menjadi ASN
saya akhirnya bisa membantu ekonomi keluarga saya.. Kalau misal kuat maka
keluarga itu akan tetap utuh ga sampai yang namanya cerai11
Bapak Syamsudin menambahkan ungkapan istrinya: “Saya tidak pernah memaksa
istri saya untuk bekerja, itu kemauan istri saya dari bentuk kasih sayangnya terhadap
keluarga. Saya sangat berterimaksih kepada istri, sudah ridho, semangat dan tidak
pernah mengeluh sama sekali.”12
Ibu Vita firdatik bekerja menjadi ASN bukan karena paksaan dari suami, tetapi
sebuah kerelaan, kepedulian, tanggung jawab dan kasih sayang terhadap keluarganya
untuk bisa memuliakan satu sama lain. Keluarga Bapak Syamsudin sudah
menerapkan lima prinsip mubadalah yaitu: pertama komitmen, yaitu tidak terjadi
11
Ibu vita firdatik, wawancara (dikampung Rekso Binangun Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung Tengah,
15 Maret 2024)
12
Bapak Syamsudin, wawancara (dikampung Rekso Binangun Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung Tengah,
15 Maret 2024)
Fakultas Syari’ah, Hukum, Ekonomi dan Bisnis Islam, Prodi Ahwal Syaksiyyah
perceraian dalam keluarga sekalipun istri menjadi pencari nafkah keluarga, kedua
berpasangan, yaitu antara suami dan istri tidak saling membuka keburukan satu sama
lain dan menyempurnakan kekurangan dalam keluarga, ketiga mu’asyarah bil ma’ruf,
yaitu rasa tanggung jawab kepada keluarga salah satunya yaitu dalam hal nafkah.
Karena mubadalah memberikan tafsiran bahwa kebutuhan di dalam rumah tangga
adalah tanggung jawab bersama. Hal ini memberi penegasan bahwa harta yang
dihasilkan setelah menikah adalah harta bersama yang dikelola dan dijaga demi
kemaslahatan rumah tangga. Keempat musyawarah, yaitu peran istri sebagai pencari
nafkah utama keluarga tidak semena-mena karena kemauan istri atau paksaan suami,
namun di dalamnya terdapat musyawarah antara suami istri mengenai istri mencari
nafkah karena beberapa sebab dan suami diharapkan melakukan pekerjaan domestik.
Hal ini tidak ada paksaan dan keharusan, namun dilakukan sesuai dengan
kemampuan. Kelima antara din, adanya ridho dari dua pihak (suami dan istri) ketika
istri yang berperan sebagai pencari nafkah dan suami melakukan pekerjaan domestik
sesuai dengan kadar kemampuan.
Bapak Syamsudin dan Ibu Vita firdatik bekerja bukan karena paksaan suami, tetapi
sebuah kerelaan, kepedulian, tanggung jawab dan kasih sayang terhadap keluarganya
untuk bisa memuliakan satu sama lain. 5 - Komitmen - Berpasangan - Mu’asyarah bil
ma’ruf - Taradhin – Musyawarah
Kesimpulan
Analisis informasi yang dijelaskan pada Bab IV dapat digunakan untuk menarik kesimpulan
tentang peran istri sebagai pencari nafkah perspektif Qirā’ah Mubādalah sebagai berikut:
1. Peran istri sebagai pencari nafkah dalam keharmonisan rumah tangga persepektif
mubadalah di kampung Rekso Binangun Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung
Tengah dilihat dari prinsip mubadalah mengenai anak dan rumah tangga adalah tugas
dan amanah bersama sebagian terlaksana yaitu dari jumlah keseluruhan informan
yang terdiri dari satu keluarga, yang mana suami dan istri sama-sama saling bkekerja
sama membangun keharmonisan rumah tangga.
2. Berdasarkan perspektif Qirā’ah Mubādalah peran istri dalam pencari nafkah terhadap
keharmonisan rumah tangga keluarga tidak menghalangi untuk menerapkan lima pilar
mubadalah yaitu: komitmen, berpasangan, mu’asyarah bil ma’ruf, musyawarah dan
antaradhin.
Fakultas Syari’ah, Hukum, Ekonomi dan Bisnis Islam, Prodi Ahwal Syaksiyyah
Daftar Pustaka
Defenisi “nikah” menurut Abu Zahrah, lihat Muh. Abu Zahrah, al-Ahwal al-Syakhsiyah
Suharyadi dan Purwantu, Statistika; untuk Ekonomi Keuangan Modern, edisi 2, (Jakarta:
Suharyadi dan Purwantu, Statistika; untuk Ekonomi Keuangan Modern, edisi 2, (Jakarta:
Ibu vita firdatik, wawancara (dikampung Rekso Binangun Kecamatan Rumbia Kabupaten