Anda di halaman 1dari 12

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS PENDAHULUAN

“KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)”

OLEH :
NAMA : ANDI NABILAH NAJLA ZAMAN

STAMBUK 15020230105

KELAS : C5

KELOMPOK :2

(DUA)

PJ KELAS : apt. MASDIANA TAHIR, S.Farm.,M.Si.

ASISTEN : ADINDA S. GAFFAR

PROGRAM STUDI SARJANA

FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2024
SOAL

1. Jelaskan prinsip kerja pemisahan dari metode kromatografi lapis tipis


(KLT)!
Jawab: Prinsip kerja KLT yaitu adsorpsi, desorpsi, dan elusi. Adsorpsi terjadi
ketika larutan sampel ditotolkan ke fase diam (plat KLT)
menggunakan pipa kapiler, komponen–komponen dalam sampel akan
teradsorbsi di dalam fase diam. Desorbsi adalah peristiwa ketika
komponen yang teradsorbsi di fase diam didesak oleh fase gerak
(eluen), terjadi persaingan antara eluen dan komponen untuk berikatan
dengan fase diam. Elusi adalah peristiwa ketika komponen ikut
terbawa oleh eluen (Kamar, dkk : 2021).

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan eluen dan apa fungsi eluen dalam KLT!
Jawab: Eluen atau fase gerak adalah campuran cairan murni. Fase gerak atau
eluen ini merupakan pelarut atau campuran pelarut yang berperan
penting pada proses elusi analit melewati fasa diam (adsorben).
Pemilihan eluen didasarkan pada polaritas analit sehingga didapatkan
suatu perbandingan tertentu yang sesuai (Hartati, dkk : 2023).
Fungsi Eluen yaitu; untuk melarutkan campuran zat selain itu
bermanfaat untuk mengangkat atau membawa komponen yang akan
dipisahkan melewati sorben fase diam sehingga noda memiliki RF
dalam rentang yang dipersyaratkan, dan juga untuk memberikan
selektivitas yang memadai untuk campuran senyawa yang akan
dipisahkan (Wulandari, dkk. 2019).

3. Apa Keuntungan dan Kerugian dari metode KLT?


Jawab: Keuntungan dari Metode Kromatografi Lapis Tipis:
a) Dapat memisahkan senyawa yang sangat berbeda seperti
senyawa organik alam dan senyawa organik sintesis dalam
waktu singkat menggunakan alat yang terjangkau.
b) Memiliki kepekaan yang cukup tinggi dengan jumlah cuplikan
beberapa mikrogram.
c) Kelebihan metode ini dibandingkan dengan kromatografi kertas
adalah dapat digunakan pereaksi asam sulfat pekat yang bersifat
korosif.
(Irianti, dkk. 2021)
Kromatografi lapis tipis klasik mempunyai kekurangan, terutama
adalah menarik zat beracun dikorek dari pelat, akan timbul masalah
serius. Kekurangan lain adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk
pemisahan dan adanya pengotor dan residu dari pelat yang tinggi
setelah ekstraksi dari zona-zona yang mengandung produk
(Fikayuniar. 2023).

4. Apa yang dimaksud dengan RF dan berapakah nilai RF dari beberapa kation
dan anion berikut ini?
a. Na+ f. Cl-
b. Mg2+ g. SO4 –
c. Hg2+ h. NO3–
d. Cu2+ i. Br-
e. Pb2+ j. CN-
Jawab: Faktor retardasi (Rf) merupakan perbandingan antara jarak yang
ditempuh oleh analit dengan jarak yang ditempuh oleh eluen. Nilai Rf
ini digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan senyawa analit yang
ada dalam sampel (Hartati, dkk. 2023).
Adapun nilai Rf dari masing- masing kation dan anion berikut adalah:
a. Na+ = (nilai Rf 0,56)
b. Mg2+ = (nilai Rf 0,76)
c. Hg2+ = (nilai Rf 0,81)
d. Cu2+ = (nilai Rf 0,20)
e. Pb2+ = (nilai Rf 0,27)
f. Cl- = (nilai Rf 0,24)
g. SO 4– = -
h. NO 3– = (nilai Rf 0,40)
i. Br-= (nilai Rf 0,36)
j. CN- = -
(Svehla : 1979.)

5. Apa yang dimaksud dengan penampak bercak dan sebutkan minimal 5 jenis
penampak bercak dan jelaskan!
Jawab: Penampak bercak merupakan titik yang muncul pada pemisahan.
Penampak bercak berkaitan dengan identifikasi secara KLT.
Penampak bercak yang umum digunakan adalah sinar UV juga
dikenal pula penampak bercak yang disemprotkan pada fase diam
seperti asam sulfat untuk semua golongan senyawa. Terdapat pula
penampak bercak spesifik terhadap alkaloid yang disemprotkan pada
fase diam yakin dragendorff yang akan menampakkan warna bercak
jingga (Arnida, dkk. 2019).
Adapun 5 jenis penampak bercak yaitu:
a. bercak tunggal: penampak bercak yang terdiri dari satu titik tunggal
pada kertas KLT
b. bercak ganda: penampak bercak yang terdiri dari dua titik yang
terpisah namun berdekatan pada kertas KLT
c. bercak merata: penampak bercak yang menyebar merata disepanjang
garis solver front
d. bercak bereleksi: penampak bercak yang ketika satu atau beberapa
komponen dalam campuran menunjukkan reaksi kimia atau interaksi
dengan kertas KLT atau zat warna yang digunakan dalam visualisasi
e. bercak tidak terpisah : penampak bercak yang tidak terpisah terjadi
ketika komponen-komponen dalam campuran tidak terpisah secara
jelas, sehingga tampak sebagai satu bercak yang kabur atau tidak
terdefinisi
(Snyder dkk. 2019).
DAFTAR PUSTAKA

Arnida, dkk. 2019. Identifikasi golongan senyawa kimia dari fraksi kayu
sanrego. Kalimantan : FMIPA Unlam.
Fikayuniar, l. 2023. Membedah kandungan kimia baik dalam picisan. Jogja
: Jejak pustaka. ISBN: 978-623-183-566-6.
Hartati, dkk. 2023. Katalis berbasis aluminosilikat. Surabaya : Airlangga
university press. ISBN: 978-602-473-909-6.
Irianti, T, dkk. 2021. Antioksidan dan kesehatan. Jogja : Gadjah mada
university press. ISBN : 9786023869282.
Kamar, I, dkk. 2021. Identifikasi parasetamol dalam jamu pegal linu
menggunakan metode kromatografi lapis tipis. Aceh : Universitas
sains cut nyak dhien. ISSN : 2716-1218.
Svehla, 1979. Vogel’s Textbook of macro and semimicro qualitative inorganic
analysis. London : Longman. ISBN : 0-582-44367-9
Synder dkk. 2019. Practical HPLC Method Development. England: Wiley.
Wulandari, L, dkk. 2018. Kromatografi lapis tipis. Jember: PT Taman Kampus
Perindo.
LITERATUR

Anda mungkin juga menyukai