KEANDALAN BANGUNAN
BANGUNAN HUNIAN (RUMAH 2 LANTAI)
RUKO
Jalan Pramuka KelBukit Batu Kec.Singkawang
Tengah Kota Singkawang Kalimantan Barat
BIGDEDDY GROUP
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
i
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
KATA PENGANTAR
Pertama kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan Ibu. Kartinajan kepada
BIGDEDDY GRUP, sebagai pelaksana Pekerjaan Kajian Teknis Rumah Hunian di Jalan
Pramuka Rt.002 Rw.001 Kel.Bukit Batu Kec. Singkawang Tengah Kota Singkawang
Kalimantan Barat sesuai dengan kontrak pekerjaan.
Sehubung telah selesainya pekerjaan kajian teknis Rumah Hunian, dengan ini
disampaikan laporan pekerjaan sesuai dengan scope pekerjaan / KAK dari Bangunan
Tempat Tinggal.
Pemeriksaan bangunan penting dilakukan sebagai salah satu cara untuk memperoleh
informasi kondisi bangunan, identifikasi risiko yang mungkin timbul dalam operasi
bangunan untuk menjamin faktor keamanan dan keberlangsungan masa operasi.
Laporan ini berisikan hasil dari pengujian lapangan, serta identifikasi temuan dari
pemeriksaan struktur, mekanikal, elektrikal, dan sistem proteksi kebakaran.
Demikian laporan ini kami sampaikan, semoga laporan ini dapat digunakan sebaik-
baiknya untuk kepentingan bersama, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan
masukan yang sifatnya membangun, sehingga laporan ini dapat lebih berguna dan
bermanfaat. Besar harapan kami atas kerjasama yang telah terjalin dengan baik ini
dapat ditingkatkan dan terus berlanjut dikemudian hari.
ii
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
DAFTAR ISI
iii
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
iv
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
v
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalam dokumen kondisi bangunan Rumah
Hunian ini adalah untuk melakukan pemeriksaan awal terhadap persyaratan
administrasi (kelengkapan dokumen) maupun persyaratan teknis bangunan.
1
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
1.3.2 Tujuan
Pemeriksaan kondisi Rumah Hunian meliputi kegiatan pemeriksaan di seluruh
elemen bangunan. Tujuan dari pemeriksaan kondisi bangunan tersebut adalah menilai
kelayakan kondisi dan operasi, sehingga aman dan nyaman selama periode pemakaian
bangunan.
2
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
1.4.4 Pelaporan
Membuat laporan akhir dari kondisi bangunan, termasuk hasil perhitungan
struktur bangunan, analisis dan rekomendasi.
3
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
4
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
1) Rumah
a. Nama Bangunan : Rumah Hunian
b. Jumlah Lantai :2
2
c. Total Luas Bangunan : 236,73 m
2
d. Luas Sertifikat : 188 m
5
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
6
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
BAB II
METODOLOGI PEMERIKSAAN
MULAI
Permintaan
kajian
Formulasi Kajian :
Menetapkan maksud, tujuan dan ruang lingkup
Pengecekan
ABD
Laporan Kajian
Teknis
Rekomendasi
Umum
SELESAI
7
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
8
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
2.3 Bangunan
2.3.1 Pengertian
Berdasarkan UU no 28 Tahun 2002, Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan
yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas
dan atau didalam tanah atau air yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha, kegiatan social, budaya maupun kegiatan khusus. Pengertian tersebut juga
tertulis dalam PERMENPU No. 26/PRT/M/2008 dengan kalimat dan makna yang sama.
Bangunan juga dapat diartikan sebagai sarana infrastruktur yang berfungsi
sebagai tempat penunjang manusia dalam aktifitas kesehariannya pada suatu
perencanaan konstruksi bangunan yang terdiri atas struktur atas (upper structure) dan
struktur bawah (lower structure). Struktur atas bangunan merupakan komponen
bangunan yang berada di atas permukaan tanah seperti kolom, balok, plat lantai dan
9
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
10
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
11
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
12
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
13
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
14
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
15
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
BAB III
KAJIAN LITERATUR BANGUNAN
16
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
17
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
18
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
l. Mezanin yang luasnya melebihi 50 % dari luas lantai dasar dianggap sebagai
lantai penuh.
2) KBG (Ketinggian Bangunan)
Ketinggian Bangunan merupakan aturan ketinggian maksimum yang
diperbolehkan untuk suatu bangunan. Persyaratan ketinggian bangunan tersebut
berkaitan dengan lokasi suatu bangunan serta keserasian bangunan
tersebutdengan lingkungan sekitar.
3) KDH (Koefisien Daerah Hijau)
KDH merupakan angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang
terbuka diluar Bangunan yang diperuntukan bagi pertamanan/penghijauan
dengan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana
tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan. KDH berfungsi untuk
menjamin ekosistem perkotaan (sistem hidrologi, mikroklimat, dsb),
Meningkatkan ketersediaan udara bersih dan meningkatkan nilai estetika.
4) KTB (Koefisien Tapak Basemen)
KTB merupakan angka persentase perbandingan antara luas tapak basemen
dengan tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai. Angka ini biasanya
berbeda tiap daerah dan hanya berlaku untuk bangunan yang memiliki basemen.
19
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
20
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
Syarat lain jarak bebas Bangunan yaitu pada dinding batas pekarangan tidak
boleh dibuat bukaan dalam bentuk apapun dan jarak bebas antara dua bangunan
dalam suatu tapak diatur sebagai berikut.
a. Apabila kedua bangunan memiliki bidang bukaan yang saling berhadapan,
maka jarak antara dinding atau bidang tersebut minimal dua kali jarak bebas
yang ditetapkan
b. Apabila salah satu dinding bangunan yang berhadapan merupakan dinding
tembok tertutup dan yang lain merupakan bidang terbuka dan/atau berlubang,
maka jarak antara dinding tersebut minimal satu kali jarak bebas yang
ditetapkan
c. Apabila kedua bangunan memiliki bidang tertutup yang saling berhadapan,
maka jarak dinding terluar minimal setengah kali jarak bebas yang ditetapkan.
3) Pemisah di sepanjang halaman depan/samping/belakang bangunan
Kepala daerah dapat menetapkan halaman muka dari suatu bangunan yang
harus dipisahkan dari jalan serta menetapkan ketinggian maksimum pemisah
halaman muka dengan memperhatikan keamanan, kenyamanan, serta keserasian
lingkungan. Selain itu, kepala daerah dapat memberikan hal-hal khusus untuk
pembebasan suatu bangunan dari ketentuan-ketentuan yang ada dengan tetap
mempertimbangkan hal teknis terkait. Untuk persyaratan pemagaran bangunan
sebagai berikut.
a. Tinggi pagar bangunan pada GSJ dan antara GSJ dengan GSB pada bangunan
rumah tinggal maksimal 1,50 m di atas permukaan tanah, dan untuk bangunan
bukan rumah tinggal termasuk untuk bangunan industri maksimal 2 m di atas
permukaan tanah pekarangan. Pagar tersebut harus tembus pandang, dengan
bagian bawahnya dapat tidak tembus pandang maksimal setinggi 1 m di atas
permukaan tanah pekarangan.
b. Tidak diperkenankan menggunakan kawat berduri sebagai pemisah di
sepanjang jalan-jalan umum.
c. Tinggi pagar batas pekarangan sepanjang pekarangan samping dan belakang
untuk bangunan renggang maksimal 3 m di atas permukaan tanah
pekarangan, dan apabila pagar tersebut merupakan dinding bangunan rumah
tinggal bertingkat tembok maksimal 7 m dari permukaan tanah pekarangan,
atau ditetapkan lebih rendah setelah mempertimbangkan kenyamanan dan
kesehatan lingkungan.
d. Antara halaman belakang dan jalur-jalur jaringan umum kota harus diadakan
pemagaran. Pada pemagaran ini tidak boleh diadakan pintu-pintu masuk,
kecuali jika jalur-jalur jaringan umum kota direncanakan sebagai jalur jalan
belakang untuk umum.
Penentuan besaran jarak bebas Bangunan tersebut diatas harus
mempertimbangkan aspek keselamatan terkait proteksi kebakaran, aspek
kesehatan terkait sirkulasi udara, pencahayaan, dan sanitasi, aspek kenyamanan
21
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
22
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
23
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
24
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
ketinggian yang ditetapkan dalam rencana tata ruang kota dengan ketentuan
tidak melebihi KLB serta memenuhi persyaratan keamanan struktur.
Pada daerah/lingkungan tertentu dapat diberlakukan ketetapan berikut ini.
a. Ketentuan khusus tentang pemagaran suatu pekarangan kosong atau sedang
dibangun, pemasangan nama proyek dan sejenisnya dengan memperhatikan
keamanan, keselamatan, keindahan dan keserasian lingkungan.
b. Larangan membuat batas fisik atau pagar pekarangan kecuali untuk bangunan
perumahan dan bangunan social dengan memperhatikan keserasiab dan
arsitektur lingkungan.
c. Ketentuan penataan bangunan yang harus diikuti dengan memperhatikan
keamanan, keselamatan, keindahan dan keserasian lingkungan.
3) Bentuk Bangunan
Bentuk Bangunan harus dirancang sedemikian rupa sehingga setiap ruang-
dalam dimungkinkan menggunakan pencahayaan dan penghawaan alami. Jika
tetap menggunakan penghawaan dan pencahayaan buatan maka harus
memperhatikan prinsip konservasi energi. Persyaratan konservasi energi juga
harus diaplikasikan pada lantai, kulit atau selubung bangunan yang memiliki lantai
banyak, kulit atau selubung bangunan harus memenuhi persyaratan konservasi
energi.
Pemeriksaan penampilan Bangunan dilakukan untuk mengetahui kondisi nyata
bangunan meliputi bentuk Bangunan, bentuk denah Bangunan, tampak bangunan,
bentuk dan penutup atap Bangunan, profil, detail, material, dan warna bangunan,
batas fisik atau pagar pekarangan, serta kulit atau selubung bangunan. Pemeriksaan
penampilan Bangunan tersebut dilakukan dengan metode pengamatan visual
terhadap kondisi dan kerusakan, pemeriksaan kesesuaian kondisi nyata dengan
rencana teknis dan gambar terbangun serta pendokumentasian.
25
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
26
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
27
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
28
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
amenity maupun ruang transisi. Sebagai ruang transisi, RTHP merupakan bagian
integral dari penataan Bangunan dan sub-sistem dari penataan lansekap kota.
Syarat-syarat RTHP ditetapkan dalam rencana tata ruang dan tata bangunan
baik langsung maupun tidak langsung, dalam bentuk ketetapan GSB, KDB, KDH,
KLB, parkir dan ketetapan lainnya. RTHP yang telah ditetapkan dalam rencana tata
ruang dan tata bangunan tidak boleh dilanggar dalam mendirikan atau
memperbarui seluruhnya atau sebagian dari bangunan. Apabila syarat-syarat RTHP
belum ditetapkan dalam rencana tata ruang dan tata bangunan, maka dapat
dibuat ketetapan yang bersifat sementara untuk lokasi/lingkungan yang terkait
dengan setiap permohonan bangunan. Ketentuan untuk syarat-syarat RTHP
tersebut dapat dipertimbangkan dan disesuaikan untuk bangunan perumahan dan
bangunan sosial dengan memperhatikan keserasian dan arsitektur lingkungan.
Setiap perencanaan bangunan baru harus memperhatikan potensi unsur-unsur
alami yang ada dalam tapak seperti danau, sungai, pohon-pohon yang hkdup
bertahun-tahun, tanah dan permukaan tanah. Apabila terdapat lansekap yang luas
seperti laut, sungai besar, gunung dan lain-lain, terhadap suatu kawasan/daerah
dapat diterapkan pengaturan khusus untuk orientasi tata letak bangunan yang
mempertimbangkan potensi arsitektural lansekap yang ada.
Koefisien Dasar Hijau (KDH) ditetapkan sesuai dengan peruntukan dalam
rencana tata ruang wilayah yang telah ditetapkan. KDH minimal 10% pada daerah
sangat padat. KDH ditetapkan meningkat setara dengan naiknya ketinggian
bangunan dan berkurangnya kepadatan wilayah. Ruang terbuka hijau pekarangan
sebanyak mungkin diperuntukkan bagi penghijauan/penanaman di atas tanah.
Dengan demikian area parkir dengan lantai perkerasan masih tergolong RTHP
sejauh ditanami pohon peneduh yang ditanam di atas tanah, tidak di dalam
wadah/ kontainer yang kedap air. KDH tersendiri dapat ditetapkan untuk tiap-tiap
klas bangunan dalam kawasan-kawasan bangunan, dimana terdapat beberapa klas
bangunan dan kawasan campuran.
3) Pemanfaatan Ruang Sempadan Bangunan
Pemanfaatan ruang sempadan depan bangunan harus mengindahkan
keserasian lansekap pada ruas jalan yang terkait sesuai dengan ketentuan rencana
tata ruang dan tata bangunan yang ada. Keserasian tersebut antara lain mencakup
pagar dan gerbang, vegetasi besar/pohon, bangunan penunjang seperti pos jaga,
tiang bendera, bak sampah dan papan nama bangunan. Apabila diperlukan dapat
ditetapkan juga karakteristik untuk lansekap jalan atau ruas jalan dengan
mempertimbangkan keserasian tampak depan bangunan, ruang sempadan depan
bangunan, pagar, jalur pejalan kaki, jalur kendaraan dan jalur hijau median jalan
berikut utilitas jalan lainnya seperti tiang listrik, tiang telepon di kedua sisi
jalan/ruas jalan yang dimaksud.
29
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
30
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
31
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
32
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
33
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
34
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
35
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
menyimpang dari rencana dan spesifikasi teknik yang berlaku atau ditentukan
oleh perencana ahli yang memiiki sertifikasi sesuai.
b. Pondasi Dalam
Pondasi dalam pada umumnya digunakan dalam hal lapisan tanah
dengan daya dukung yang cukup terletak jauh di bawah permukaan tanah,
sehingga penggunaan pondasi langsung dapat menyebabkan penurunan yang
berlebihan atau ketidakstabilan konstruksi. Perhitungan daya dukung dan
penurunan pondasi dilakukan sesuai teori mekanika tanah yang baku dan lazim
dalam praktek, berdasarkan parameter tanah yang ditemukan dari
penyelidikan tanah dengan memperhatikan nilai tipikal dan korelasi tipikal
dengan parameter tanah yang lain. Umumnya daya dukung rencana pondasi
dalam harus diverifikasi dengan percobaan pembebanan, kecuali jika jumlah
pondasi dalam direncanakan dengan faktor keamanan yang jauh lebih besar
dari faktor keamanan yang lazim.
Percobaan pembebanan pada pondasi dalam harus dilakukan dengan
berdasarkan tata cara yang lazim dan hasilnya harus dievaluasi oleh perencana
ahli yang memiliki sertifikasi sesuai. Jumlah percobaan pembebanan pada
pondasi dalam adalah 1 % dari jumlah titik pondasi yang akan dilaksanakan
dengan penentuan titik secara random, kecuali ditentukan lain oleh perencana
ahli serta disetujui oleh Dinas Bangunan. Pelaksanaan konstruksi Bangunan
harus memperhatikan gangguan yang mungkin ditimbulkan terhadap
lingkungan pada masa pelaksanaan konstruksi.
Untuk lokasi pemasangan tiang pancang yang terletak di daerah tepi
laut yang dapat mengakibatkan korosif harus memperhatikan pengamanan
baja terhadap korosi. Apabila perencanaan atau metode pelaksanaan
menggunakan pondasi yang belum diatur dalam SNI dan/atau mempunyai
paten dengan metode konstruksi yang belum dikenal, harus mempunyai
sertifikat yang dikeluarkan instansi yang berwenang. Apabila perhitungan
struktur menggunakan perangkat lunak, harus menggunakan perangkat lunak
yang diakui oleh asosiasi terkait. Apabila masih ada persyaratan lainnya yang
belum tertampung, atau yang belum mempunyai SNI, maka digunakan standar
baku dan/atau pedoman teknis.
5) Kondisi Bangunan
Kondisi bangunan struktur terdiri atas keselamatan struktur, keruntuhan struktur
dan persyaratan bahan.
a. Keselamatan Struktur
Untuk menentukan tingkat kondisi struktur bangunan, harus dilakukan
pemeriksaan kondisi bangunan secara berkala sesuai dengan ketentuan
dalam petunjuk teknis tata cara pemeriksaan kondisi Bangunan.
36
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
37
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
mempertimbangkan efisiensi waktu, mutu, dan biaya pada tahap perawatan dan
pemulihan setelah terjadi kebakaran. Ketentuan kemampuan sebuah Bangunan
terhadap bahaya kebakaran meliputi ketentuan teknis mengenai sistem proteksi pasif,
sistem proteksi aktif, evakuasi darurat dan manajemen kebakaran.
1) Sistem Proteksi Pasif
Sistem Proteksi Pasif terdiri atas konstruksi tahan api, pintu dan jendela tahan
api, bahan pelapis interior tahan api, perlengkapan dan perabot tahan api,
penghalang api, partisi penghalang asap, penghalang asap, dan atrium. Ketentuan
teknis mengenai sistem proteksi pasif meliputi pengaturan komponen arsitektur
dan struktur, akses dan pasokan air untuk pemadam kebakaran dan sarana
penyelamatan. Sistem proteksi pasif harus mempertimbangkan fungsi, klasifikasi,
risiko kebakaran, geometri ruang, bahan bangunan terpasang, dan/atau jumlah
dan kondisi Pengguna dan/atau Pengunjung dalam Bangunan.
Setiap Bangunan, kecuali rumah tinggal tunggal dan rumah deret sederhana
harus mempunyai sistem proteksi pasif terhadap bahaya kebakaran yang
memproteksi harta milik berbasis pada desain atau pengaturan terhadap
komponen arsitektur dan struktur Bangunan sehingga dapat melindungi penghuni
dan benda dari kerusakan fisik saat terjadi kebakaran. Pada sistem proteksi pasif
yang perlu diperhatikan meliputi persyaratan kinerja, ketahanan api dan stabilitas,
tipe konstruksi tahan api, tipe konstruksi yang diwajibkan, kompartemenisasi dan
pemisahan, dan perlindungan pada bukaan. Sistem proteksi pasif tersebut harus
mengikuti
SNI 03-1736-2000 Tata cara perencanaan sistem proteksi pasif untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada Bangunan.
SNI 03-1746-2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan ke luar
untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada Bangunan.
Apabila masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau yang belum
mempunyai SNI maka digunakan standar baku dan/atau pedoman teknis.
2) Sistem Proteksi Aktif
Sistem proteksi aktif terdiri atas sistem pipa tegak, sistem springkler otomatik,
pompa pemadam kebakaran, ketersediaan air, alat pemadam api ringan, sistem
deteksi kebakaran, sistem alarm kebakaran, sistem komunikasi darurat, serta
ventilasi mekanik dan sistem pengendali asap. Setiap Bangunan, kecuali rumah
tinggal tunggal dan rumah deret sederhana, harus dilindungi terhadap bahaya
kebakaran dengan proteksi aktif. Penerapan sistem proteksi aktif didasarkan pada
fungsi, klasifikasi, luas, ketinggian, volume bangunan, dan/atau jumlah dan kondisi
penghuni dalam Bangunan. Pada sistem proteksi aktif yang perlu diperhatikan
meliputi sistem pemadam kebakaran, sistem deteksi dan alarm kebakaran, sistem
pengendalian asap kebakaran serta pusat pengendali kebakaran.
38
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
39
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
40
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
41
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
b. Instalasi Telepon
Saluran masuk sistem telepon harus memenuhi persyaratan berikut.
Tempat pemberhentian ujung kabel harus terang, tidak ada genangan air,
aman dan mudah dikerjakan.
42
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
43
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
44
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
45
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
46
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
47
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
48
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
3.3.4 Pemeriksaan Sistem Pengelolaan Air Kotor dan atau Air Limbah (Black Water)
Sistem pembuangan air limbah dan/atau air kotor harus direncanakan dan
dipasang dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahayanya. Pertimbangan jenis
air limbah dan/atau air kotor diwujudkan dalam bentuk pemilihan sistem pengaliran/
pembuangan dan penggunaan peralatan yang dibutuhkan. Pertimbangan tingkat
bahaya air limbah dan/atau air kotor diwujudkan dalam bentuk sistem pengolahan dan
pembuangannya. Air limbah yang mengandung bahan beracun dan berbahaya tidak
boleh digabung dengan air limbah domestik. Air limbah yang berisi bahan beracun dan
berbahaya (B3) harus diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sedangkan air
limbah domestik sebelum dibuang ke saluran terbuka harus diproses sesuai dengan
pedoman dan standar teknis yang berlaku.
Persyaratan teknis air limbah harus mengikuti peraturan berikut ini.
SNI 03-6481-2000 Sistem plambing 2000, atau edisi terbaru.
SNI 03-2398-2002 Tata cara perencanaan tangki septik dengan sistem resapan,
atau edisi terbaru.
SNI 03-6379-2000 Spesifikasi dan pemasangan perangkap bau, atau edisi terbaru.
Tata cara perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan sistem pembuangan air
limbah dan air kotor pada Bangunan mengikuti standar baku serta ketentuan
teknis yang berlaku.
Pemeriksaan sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah meliputi
peralatan saniter dan instalasi saluran masuk (inletl atau saluran keluar (outlet), sistem
jaringan pembuangan air kotor dan/atau air limbah dan sistem penampungan dan
pengolahan air kotor dan/atau air limbah. Pemeriksaan sistem pembuangan air kotor
tersebut dilakukan dengan metode pengamatan visual terhadap kondisi dan
kerusakan, pemeriksaan kesesuaian kondisi nyata dengan rencana teknis dan gambar
sesuai dengan terbangun dan uji kualitas air limbah serta pendokumentasian. Selain
metode yang telah disebutkan pengkaji teknis dapat menambahkan metode
pengetesan dan pengujian (testing and commissioning). Apabila masih ada persyaratan
lainnya yang belum tertampung atau yang belum mempunyai SNI, maka digunakan
standar baku dan/atau pedoman teknis.
Selain itu, khusus untuk bangunan fasilitas kesehatan harus memperhatikan
instalasi gas medik. Persyaratan ini berlaku wajib untuk fasilitas pelayanan kesehatan
49
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
di hunian, rumah perawatan, fasilitas hiperbarik, klinik bersalin. dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya. Apabila terdapat istilah gas medik atau vakum, ketentuan tersebut
berlaku wajib bagi semua sistem perpipaan untuk oksigen, nitrous oksida, udara tekan
medik, karbon dioksida, helium, nitrogen, vakum medik untuk pembedaan,
pembuangan sisa gas anestesi, dan campuran dari gas-gas tersebut. Apabila terdapat
nama layanan gas khusus atau vakum, maka ketentuan tersebut hanya berlaku bagi
gas tersebut.
Sistem yang sudah ada dan tidak sepenuhnya memenuhi ketentuan ini boleh
tetap digunakan sepanjang pihak yang berwenang telah memastikan bahwa
penggunaannya tidak membahayakan jiwa. Potensi bahaya kebakaran dan ledakan
yang berkaitan dengan sistem perpipaan sentral gas medik dan sistem vakum medik
harus dipertimbangkan dalam perancangan, pemasangan, pengujian, pengoperasian
dan pemeliharaan sistem ini. Persyaratan sistem instalasi gas medic terdiri atas hal
berikut ini.
50
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
Penggunaan silinder tanpa penandaan yang benar, atau yang tanda dan fiting
untuk gas spesifik yang tidak sesuai harus dilarang.
Unit penyimpan cairan kriogenik yang dimakudkan memasok gas ke dalam
fasilitas harus dilarang digunakan untuk mengisi ulang bejana lain penyimpan
cairan.
c. Perancangan dan pelaksanaan
Lokasi untuk sistem pasokan sentral dan penyimpanan gas-gas medik harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut.
Dibangun dengan akses ke luar dan masuk lokasi untuk memindahkan silinder,
peralatan, dan sebagainya.
Dijaga keamanannya dengan pintu atau gerbang yang dapat dikunci, atau
diamankan dengan cara lain.
Jika di luar ruangan/bangunan, harus dilindungi dengan dinding atau pagar
dari bahan yang tidak dapat terbakar.
Jika di dalam ruangan/bangunan, harus dibangun dengan menggunakan
bahan interior yang tidak dapat terbakar atau sulit terbakar, sehingga semua
dinding, lantai, langit-langit dan pintu sekurang-kurangnya mempunya tingkat
ketahanan api 1 jam.
Dilengkapi dengan rak, rantai, atau pengikat lainnya untuk mengamankan
masing-masing silinder, baik yang terhubung maupun tidak terhubung, penuh
atau kosong, agar tidak roboh.
Dipasok dengan daya listrik yang memenuhi persyaratan sistem kelistrikan
esensial.
Apabila disediakan rak, lemari, dan penyangga, harus dibuat dari bahan tidak
dapat terbakar atau bahan sulit terbakar.
Persyaratan instalasi gas medik harus mengikuti SNI 03-7011– 2004 Keselamatan
pada bangunan fasilitas pelayanan kesehatan. Apabila masih ada persyaratan lainnya
yang belum tertampung atau yang belum mempunyai SNI, maka digunakan standar
baku dan/atau pedoman teknis.
51
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
52
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
yang dibenarkan oleh instansi yang berwenang. Sistem penyaluran air hujan harus
dipelihara untuk mencegah terjadinya endapan dan penyumbatan pada saluran.
Persyaratan penyaluran air hujan harus mengikuti peraturan yang berlaku
sebagai berikut.
SNI 03-4681-2000 Sistem plambing 2000, atau edisi terbaru.
SNI 03-2453-2002 Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan
pekarangan, atau edisi terbaru.
SNI 03-2459-2002 Spesifikasi sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan,
atau edisi terbaru.
Standar tentang tata cara perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan sistem
penyaluran air hujan pada Bangunan;
Pemeriksaan sistem pengelolaan air hujan meliputi sistem tangkapan air hujan,
sistem penyaluran air hujan termasuk pipa tegak dan drainase dalam persil, sistem
penampungan, pengolahan, peresapan, dan pembuangan air hujan, dan/atau sistem
pemanfaatan air hujan. Pemeriksaan sistem pengelolaan air hujan tersebut dapat
dilakukan dengan metode pengamatan visual terhadap kondisi dan kerusakan,
pemeriksaan kesesuaian kondisi nyata dengan rencana teknis dan gambar terbangun
(as-built drawings) dan pendokumentasian. Selain metode yang telah disebutkan
sebelumnya pengkaji teknis dapat menambahkan metode pengetesan dan pengujian
(testing and commissioning). Apabila masih ada persyaratan lainnya yang belum
tertampung atau yang belum mempunyai SNI, maka digunakan standar baku dan/atau
pedoman teknis.
53
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
yang belum tertampung atau yang belum mempunyai SNI, maka digunakan standar
baku dan/atau pedoman teknis.
54
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
pengkondisian udara dalam ruang. Kenyamanan kondisi udara dalam ruang Bangunan
harus mempertimbangkan temperature, kelembaban relatif dalam ruang, kecepatan
laju udara atau kecepatan aliran udara dan pertukaran udara segar atau pertukaran
udara alami dalam ruangan.
Ketentuan kenyamanan kondisi udara dalam ruang meliputi ketentuan teknis
mengenai kenyamanan termal secara alami berupa temperatur dan kelembaban udara
serta penggunaan pengkondisian udara secara buatan. Apabila kenyamanan termal
dalam ruang tidak dapat dicapai dalam kondisi alami, maka dapat digunakan
pengkondisian udara buatan untuk membantu pencapaian kenyamanan termal.
Perencanaan sistem pengkondisian udara harus mempertimbangkan hal berikut.
1) Fungsi Bangunan atau ruang, jumlah pengguna dan/atau pengunjung, letak
geografis, orientasi bangunan volume ruang, jenis peralatan, dan penggunaan
bahan bangunan.
2) Kesehatan penghuni atau pengguna.
3) Kemudahan pemeliharaan dan perawatan.
4) Prinsip penghematan energi dan kelestarian lingkungan.
55
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
1) Gubahan massa bangunan, rancangan bukaan, tata ruang dalam dan luar
bangunan, dan rancangan bentuk luar bangunan.
2) Pemanfaatan potensi ruang luar Bangunan dan penyediaan ruang terbuka hijau.
3) Pencegahan terhadap gangguan silau dan pantulan sinar.
Sedangkan ketentuan kenyamanan pandangan dari luar ke dalam Bangunan
harus mempertimbangkan hal-hal berikut.
1) Rancangan bukaan, tata ruang dalam dan luar bangunan, dan rancangan bentuk
luar Bangunan.
2) Keberadaan Bangunan yang ada dan/atau yang akan ada di sekitarnya.
3) Pencegahan terhadap gangguan silau dan pantulan sinar.
Untuk kenyamanan pandangan (visual) pada Bangunan harus dipenuhi
persyaratan teknis, yaitu standar kenyamanan pandangan (visual) pada Bangunan.
Pemeriksaan pandangan dari dan ke dalam Bangunan meliputi pandangan dari dalam
setiap ruang ke luar bangunan dan pandangan dari luar bangunan ke dalam setiap
ruang. Pemeriksaan pandangan dari dan ke dalam Bangunan tersebut dilakukan
dengan metode pengamatan visual dan pendokumentasian.
56
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
57
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
58
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
Kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam Bangunan tidak hanya terdiri atas
sarana horizontal dan sarana vertikal, melainkan juga kelengkapan sarana evakuasi
dan aksesbilitas bagi penyandang cacat dan lansia.
1) Sarana Evakuasi
Setiap Bangunan, kecuali rumah tinggal tunggal dan rumah deret sederhana,
harus menyediakan sarana evakuasi bagi semua orang termasuk penyandang
cacat dan lansia yang meliputi sistem peringatan bahaya bagi pengguna, pintu
keluar darurat, dan jalur evakuasi yang dapat menjamin pengguna Bangunan
untuk melakukan evakuasi dari dalam Bangunan secara aman apabila terjadi
bencana atau keadaan darurat. Pada rumah tinggal tunggal dan rumah deret
sederhana dapat disediakan sistem peringatan bahaya bagi pengguna, pintu
keluar darurat, dan jalur evakuasi bagi semua orang termasuk penyandang cacat
dan lansia.
59
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
60
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
BAB IV
DATA PELAKSANA PEMEMERIKSAAN KELAIKAN
61
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
62
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
2) Kondisi Administratif
Wilayah Kota Singkawang secara administrasi berbatasan dengan
daerahdaerah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Kondisi Administratif Kota Singkawang
Kecamatan Selatan Utara Barat Timur
Singkawang
Singkawang Singkawang Kab.
Laut Natuna Timur dan Kab.
Selatan Barat Bengkayang
Bengkayang
Singkawang
Singkawang Kab. Utara,
Kab. Sambas Kab. Bengkayang
Timur Bengkayang Tengah dan
Selatan
Singkawang
Singkawang Singkawang
Kab. Sambas Barat, Timur Laut Natuna
Utara Timur
dan Tengah
63
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
Kota Singkawang berjarak sekitar 145 Km dari Kota Pontianak. Wilayah Kota
Singkawang terdiri dari 5 (lima) Kecamatan dan 26 (dua puluh enam) Kelurahan.
Tabel 4.3 Luas Wilayah Kecamatan Kota Singkawang
Luas
No Kecamatan (ha) (%) Kelurahan Nama-nama Kelurahan
Mayasopa, Bagak
Singkawang Sahwa, Nyarumkop,
2 16.626 32,99 5
Timur Pajintan dan Sanggau
Kulor
64
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
3) Kondisi Kependudukan
Jumlah penduduk Kota Singkawang pada tahun 2008 sekitar 178.939 jiwa
dengan pola sebaran tidak merata. Penduduk terkonsentrasi di kawasan pusat
kota yakni di Kecamatan Singkawang Barat sebanyak 48.758 jiwa (27,25%) dan
Singkawang Tengah sebanyak 52.744 jiwa (29.48%). Sedangkan jumlah penduduk
Kota Singkawang pada tahun 2010 berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2010
(Angka Sementara) berjumlah 186.306 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebesar
40.811 rumah tangga.
Kepadatan penduduk relatif tinggi di Kecamatan Singkawang Barat, yaitu 2.700
jiwa/km dan Singkawang Tengah, dengan kepadatan 1.847 jiwa/km. Kecamatan
lainnya dengan kepadatan penduduk yang lebih rendah seperti Kecamatan
Singkawang Utara 308 jiwa/km, Singkawang Selatan 170 jiwa/km, dan Singkawang
Timur 113 jiwa/km.
4) Kondisi Sosial Masyarakat
Kota Singkawang memiliki permasalahan sosial yang cukup kompleks. Hal ini
ditandai dengan adanya golongan yang kurang beruntung seperti gelandangan,
pengemis, tuna susila, anak jalanan, anak terlantar dan lain-lain yang dikategorikan
sebagai penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Perkembangan tingkat
kemiskinan masyarakat Kota Singkawang selama 5 (lima) tahun terakhir
mengalami penurunan ke arah positif rata-rata sebesar 0,50% pertahun. Pada
tahun 2003, jumlah penduduk miskin Kota Singkawang mengalami penurunan,
sehingga pada tahun 2007 penduduk miskin berjumlah 16.790 jiwa atau 9,40 %
Dengan demikian masalah kesejahteraan sosial di Kota Singkawang merupakan
masalah yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah kota dan masyarakat.
Hal ini dikarenakan masih tingginya persentase angka kemiskinan, walaupun
angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan persentase penduduk miskin
Kalimantan Barat.
Penanganan terhadap penyandang masalah sosial sudah dilakukan dan
melibatkan banyak pihak, khususnya penanganan bagi anak cacat sebanyak 433
orang, anak balita terlantar sebanyak 30 orang, lanjut usia terlantar sebanyak
4.345 orang, peyandang cacat sebanyak 414 orang, peyandang cacat eks penyakit
kronis sebanyak 414 orang, pengemis sebanyak 43 orang, tuna susila 67 orang dan
sebanyak 303 wanita rawan sosial ekonomi, serta tidak kurang dari 1.404 keluarga
yang tinggal di rumah tak layak huni. Perkembangan fasilitas sosial yang tersedia
di Kota Singkawang dapat dilihat dari beragamnya fasilitas yang tersedia serta
semakin meningkatnya keterlibatan peran masyarakat dalam penyediaan fasilitas
sosial. Perkembangan fasilitas sosial yang ada di Kota Singkawang, meliputi
organisasi sosial (panti asuhan/jompo) sebanyak 13 buah, karang taruna 21 buah
dan sebanyak 111 PSM (Petugas Sosial Masyarakat).
Kota Singkawang merupakan wadah bagi berkumpulnya masyarakat dari
berbagai etnik/suku, yang terdiri dari suku: Melayu, Bugis, Banjar, Dayak, Tionghoa
65
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
dan suku-suku pendatang. Suku Jawa dan Madura adalah suku pendatang
terbanyak yang berasal dari Pulau Jawa dan Pulau Madura. Keberadaan suku
pendatang di Kota Singkawang sebagian diikut sertakan program transmigrasi
yang dilakukan pemerintah pusat, namun ada juga diantaranya yang datang
langsung untuk berusaha atau bekerja di Kota Singkawang.
Perbedaan suku dan etnik tersebut bukanlah menjadi penghalang atau kendala
bagi pembangunan dan perkembangan Kota Singkawang. Penduduk dengan
perbedaan etnik yang cukup beragam tersebut justru hidup dalam satu kesatuan
sistem kehidupan kota dengan peranannya masing-masing. Dalam bidang
ekonomi dan kemasyarakatan, kelompok-kelompok etnis ini tidak terlihat sebagai
kelompok yang terpisah. Perbedaan yang ditunjukkan hanyalah dalam
penyelenggaraan adat istiadat masing-masing etnik yang terkait dengan agama
dan kepercayaan masing-masing.
Mata pencaharian masyarakat dalam wilayah Kota Singkawang yang terbesar
adalah dalam sektor perdagangan ( 41 %), sebagai tempat atau lokasi yang
dipakai untuk berdagang pada umumnya di lakukan di pasar-pasar sentral, berikut
nama-nama pasar sentral di kota singkawang Pasar Hong-kong, Pasar Beringin,
Pasar Turi, Pasar Kuala. Selanjutnya mata pencrian masyarakat kota singkawang
yakni Pegawai Negeri ( 12%), kemudian sektor pertanian (8 %). Permasalahan
utama kependudukan di Kota Singkawang menyangkut penyebaran penduduk
serta penurunan angkatan kerja. Pada umumnya penduduk lebih terkonsentrasi di
kelurahan-kelurahan Melayu dan Condong serta Jawa yang relatif lebih dekat ke
pusat kota. Sedangkan di kelurahan lainnya, terutama Kelurahan Bukit Batu,
Kelurahan Sei Wie, Kelurahan Kuala, Kelurahan Roban jumlah penduduknya relatif
lebih sedikit. Penyebaran yang tidak merata ini dapat menyenbabkan timbulnya
friksi-friksi sosial serta beban yang cukup berat terhadap kemampuan daya
dukung tanahnya.
66
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
Bigdeddy group terletak di Jalan Gunung Bawang Gang Pinang Merah No. 43 C
yang dibentuk sejak April 2022 dan dipimpin oleh Deddy Saputra S.T., seorang lulusan
mahasiswa teknik sipil Universitas Tanjungpura Tahun 2002. Beliau telah
berkecimpung di dunia konstruksi sejak kelulusannya dan berpengalaman dalam hal
perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan konstruksi terlebih konstruksi di
wilayah Kota Singkawang. Karyawan Bigdeddy Group terdiri atas drafter, ahli struktur,
ahli mekanikal elektrikal dan admin yang berjumlah kurang lebih 16 orang.
Beberapa proyek besar yang pernah ditangani oleh Deddy Saputra, S.T., antara
lain Masterplan Sekolah Polisi Negara Kota Singkawang Kalbar, pengawasan kelas
besar SPN Singkawang Hibah Kab. Kayong Utara tahun 2020, pengawasan kelas kecil
SPN Singkawang tahun 2020 Kota Singkawang, pengawasan kelas besar SPN
Singkawang Hibah Kab. Kapuas Hulu tahun 2021-2022 Kota Singkawang dan
pengawasan rumah dinas wakil kepala SPN Singkawang Hibah Kab. Kapuas Hulu tahun
2022 Kota Singkawang. Selain bekerja sebagai keseharian yang selalu dilakukan, beliau
juga aktif sebagai Ketua Ikatan Alumni Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura dari
tahun 2016 hingga 2024 dan anggota aktif Persatuan Insinyur Indonesia hingga tahun
2026.
Fokus utama beliau saat ini adalah mengembangkan kelompok pengkaji teknis
bangunan untuk perizinan Bangunan dan sertifikat laik fungsi dengan menjdi anggota
Perkumpulan Ahli Pengkaji Teknis Indonesia dengan anggota No. 00051.11.2023.23.01
di Kota Singkawang yang seiring berjalannya waktu telah menerbitkan beberapa
dokumen PBG dan SLF antara lain SLF Bangunan Perumahan Gudang gas, SLF
Perumahan Villa Mitra Intan, SLF Perumahan Golden Kacang Asri, PBG Perumahan
Mitra Mandiri 5, PBG Perumahan Karya Griya Residence, PBG Perumahan Sunrise
Senin, PBG Perumahan Golden Roban Hill, PBG Bangunan Air Minum Dalam Kemasan
di Kota Singkawang, PBG bangunan rumah kos 3 lantai dan lain-lain.
67
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
68
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
BAB V
KAJIAN HASIL PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BANGUNAN
69
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
a. Fungsi Bangunan
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Singkawang Nomor 1 Tahun 2014
tentang rencana tata ruang wilayah Kota Singkawang, pusat pelayanan kota
sebagai pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan dan jasa, pusat pelayanan
pendidikan dan kesehatan terletak di Kecamatan Singkawang Tengah dan
Kecamatan Singkawang Barat. Hal ini menunjukkan kesesuaian RTBL Kota
Singkawang dengan lokasi Rumah Hunian yang terletak di Jalan Pramuka
Rt.002 Rw.001 Kel.Bukit Batu Kec. Singkawang Tengah sebagai tempat tinggal
yang telah dipastikan fungsi bangunan dengan kondisi faktualnya sebagai
hunian.
Selain itu, pembangunan Rumah Hunian juga telah menyesuaikan
dengan persyaratan yang berlaku seperti tidak terganggunya kelancaran arus
lalu lintas kendaraan, orang maupun barang, tidak terganggunya sarana dan
prasarana yang berada dibawah dan/atau diatas tanah serta tetap
diperhatikannya keserasian bangunan dengan lingkungan sekitar.
b. Pemanfaatan Ruang Dalam Bangunan
Pemanfaatan setiap ruang dalam bangunan berkaitan dengan
kesesuaian fungsi setiap ruangan yang ada dalam bangunan. Secara
keseluruhan setiap ruangan dalam RUMAH HUNIAN sudah dipastikan sesuai
dengan apa yang ada di as buitd drawing dan sesuai dengan fungsinya. Berikut
pembagian setiap ruang yang ada di RUMAH HUNIAN sebagai berikut.
Lantai 1
- Ruang Kamar Tidur
- Ruang Tamu/Keluarga
- Ruang Dapur
- Garasi
- WC/KM
Setelah semua ruangan sudah dilakukan pengecekan secara visual di
lokasi. Secara keseluruhan semua ruangan yang ada sudah sesuai dengan as
built drawing dan fungsinya, secara optimal dalam pemanfaatannya.
70
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
1) Peralatan
Berikut peralatan yang digunakan dalam melakukan pemeriksaan intensitas
bangunan.
Kamera Digital
Alat ukur Distometer
2 buah meteran
Peralatan tulis
2) Metode Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan yang dilakukan dalam melakukan pemeriksaan intensitas
Bangunan sebagai berikut.
Sebelum memulai pengecekan visual terhadap bangunan, dilakukan review
dokumen dan koordinasi dengan pihak building management yang
bersangkutan.
Menyiapkan peralatan kerja, alat bantu dan dokumen yang diperlukan.
Melakukan pengukuran setiap detil bangunan beserta ruang-ruang yang ada
di dalam dan di luar bangunan
Mencatat setiap hasil pengukuran dan menggambarkan secara sederhana
untuk bahan redrawing
Mendokumentasikan setiap ruang dan menandai lokasi temuan berdasarkan
gambar dengan bangunan eksisting.
71
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
3) Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan intensitas Bangunan Tempat Tinggal dilakukan untuk memastikan
kesesuaian luas lantai dasar bangunan, luas total lantai bangunan, jumlah lantai
bangunan, ketinggian bangunan, luas daerah hijau dalam persil, jarak sempadan
bangunan, luas sertifikat, jarak antar bangunan. Berikut hasil pemeriksaan setelah
sebelumnya dilakukan review berdasarkan daftar simak terhadap Tempat Tinggal.
72
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
73
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
74
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
2) Metode Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan yang dilakukan dalam melakukan pemeriksaan
penampilan Bangunan sebagai berikut.
Sebelum memulai pengecekan visual terhadap bangunan, dilakukan review
dokumen dan koordinasi dengan pihak building management yang
bersangkutan.
Menyiapkan peralatan kerja, alat bantu dan dokumen yang diperlukan.
Melakukan inspeksi secara visual pada setiap detil bangunan beserta ruang-
ruang yang ada di dalam dan di luar bangunan
Mendokumentasikan setiap ruang dan menandai lokasi temuan berdasarkan
gambar dengan bangunan eksisting.
3) Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan penampilan Bangunan Rumah Hunian dilakukan untuk
memastikan kesesuaian bentuk Bangunan, bentuk denah Bangunan, tampak
bangunan, bentuk dan penutup atap Bangunan, profil, detail dan material
Bangunan,batas fisik atau pagar pekarangan, kulit atau selubung Bangunan.
Berikut hasil pemeriksaan setelah sebelumnya dilakukan review berdasarkan
daftar simak terhadap Tempat tinggal.
a. Bentuk Bangunan
Hal yang perlu diperhatikan pada bentuk bangunan adalah pencahayaan dan
penghawaan dari luar ke dalam bangunan. Meskipun hal tersebut akan diulas
lebih lanjut dalam hasil pemeriksaan persyaratan kesehatan bangunan, akan
tetapi perlu diperhatikan tampilan luar dari Bangunan sudah sesuai dengan
persyaratan tersebut dan sesuai dengan as built drawing.
Bangunan Rumah Hunian sendiri telah mengaplikasikan hal tersebut dengan
penerapan jendela di setiap ruang, ventilasi serta penggunaan AC untuk
pengkondisian udara dalam ruangan sehingga persyaratan bentuk Bangunan
sudah sesuai dengan persyaratan.
75
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
c. Tampak Bangunan
Pemeriksaan tampak bangunan hanya di dasarkan pada as built drawing,
sehingga dapat dipastikan kesesuaian antara bangunan terbangun yaitu
RUMAH HUNIAN dengan as built drawing nya. Selain itu, tampak bangunan
RUMAH HUNIAN juga selaras atau serasi dengan lingkungan sekitarnya.
76
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
6 SNI 1726-2019 : Tatacara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Bangunan & Non
Bangunan
77
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
1 Ketentuan Umum akses pada 1 Tersedia sumber air yang dapat Sesuai Sesuai
lingkungan bangunan berupa : Tidaksesuai Tidaksesuai
1 Ketentuan Umum akses pada 1 Tersedia sambungan seamese yang Sesuai Sesuai
lingkungan bangunan dipasang di lokasi akses ke atau Tidaksesuai Tidaksesuai
dalam bangunan atau lingkungan
bangunan menjadi sulit karena fakto
keamanan
2 Tersedian akses untuk damkar lewat Sesuai Sesuai
bagian pintu masuk atau pintu lokasi Tidaksesuai Tidaksesuai
bangunan dengan pemakaian
peralatan atau sistem yang disetujui
78
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
1. Sumber Listrik
Sampel ke Pengamatan Visual Pemeriksaan Kesesuaian Pengelola & Pengujian (Apabila
Terhadap Kerusakan Kondisi Faktual dengan diperlukan)
Rencana Teknis & ABD
1 PLN Tidak rusak Sesuai
Rusak Ringan Tidak sesuai
Rusak sedang
Rusak berat
79
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
80
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
1. Ventilasi alami
Pemeriksaan Standar Teknis Gambar Rencana Kondisi Nyata Keterangan
(Shop Drawing)
81
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
2. Ventilasi Buatan
Pemeriksaan Standar Teknis Gambar Rencana Kondisi Nyata Keterangan
(Shop Drawing)
3 alat Peneduh
82
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
83
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
2. Sistem Distribusi
Lokasi Pengamatan Visual Terhadap Pemeriksaan Kesesuaian Tes & Uji ( Bila diperlukan)
hasil Pekerjaan Kondisi Hasil Pek. Terhadap
Gambar ABD
84
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
2. Sistem Penyaluran Air Hujan, Pipa tegak & Drainase Dalam Persil
Lokasi Pengamatan Visual Pemeriksaan Kesesuaian Tes & Uji ( Bila diperlukan)
Terhadap hasil Pekerjaan Kondisi Hasil Pek.
Terhadap Gambar ABD
Rumah Hunian Tidak rusak Sesuai Air hujan akan mengalir ke drainase depan
(Selokan)
Rusak Ringan Tidak Sesuai
Rusak sedang
Rusak berat
Rusak sedang
Rusak berat
85
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
86
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
Kesimpulan :
1 Penampungan limbah padat ada dibelakang halaman bangunan & rutin dibuang keluar
2 Penampungan sementara limbah B3 ada & ruangannya terkunci
3 Pengelahan didalam persil tidak ada & pembuangannya dilakukan Pihak ke 3
4 Sistem Pembuangan B3 & Sampah telah memenuhi Syarat Laik fungsi
87
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
88
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
89
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
90
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
91
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
2 Mengganggu 2 Mengganggu
Ruang Tidur, Ruang 2. Rancangan bukaan 1 Tidak Mengganggu 1 Tidak Mengganggu
Keluarga/Tamu,Ruang 2 Mengganggu 2 Mengganggu
dapur,Ruang WC/Km,
3. Tata ruang dalam dan 1 Tidak Mengganggu 1 Tidak Mengganggu
luar bangunan
2 Mengganggu 2 Mengganggu
4. Rancangan bentuk luar 1 Tidak Mengganggu 1 Tidak Mengganggu
bangunan
2 Mengganggu 2 Mengganggu
5. Pemanfaatan potensi 1 Tidak Mengganggu 1 Tidak Mengganggu
ruang luar bangunan
2 Mengganggu 2 Mengganggu
6. Penyediaan RTH 1 Tidak Mengganggu 1 Tidak Mengganggu
2 Mengganggu 2 Mengganggu
7. SNI & Standar baku 1 Tidak Mengganggu 1 Tidak Mengganggu
terkait
2 Mengganggu 2 Mengganggu
2 Mengganggu 2 Mengganggu
6. Penyediaan RTH 1 Tidak Mengganggu 1 Tidak Mengganggu
2 Mengganggu 2 Mengganggu
92
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
93
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
DOKUMENTASI
94
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
95
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
a) Kesimpulan
No Kesimpulan Keterangan
1 PEMENUHAN PERSYARATAN TATA
RUANG Fungsi bangunan sudah sesuai antara kondisi
Persyaratan peruntukan factual dengan persyaratan teknis dan as built
bangunan drawing
Persyaratan Intensitas bangunan Perhitungan KDB,KLB dan GSB sudah memenuhi
Kesesuaian dokumen dan as built persyaratan
drawing bangunan Dokumen yang belum dilengkapi yaitu: surat
Persyaratan penampilan pernyataan tanah tidak dalam sengketa, rencana
bangunan teknis bangunan, dokumen pemeliharaan dan
Persyaratan tata ruang dalam perawatan bangunan selama operasi bangunan.
ruang dalam bangunan Bentuk bangunan sesuai persyaratan teknis dan as
Keseimbangan, Keserasian, dan built drawing.
keselarasan bangunan dengan Persyaratan Setiap ruang yang dimiliki bangunan
lingkungan sudah sesuai dengan persyaratan teknis
2 PEMENUHAN PERSYARATAN
KESELAMATAN Untuk perhitungan struktur bangunan aman
Sistem Struktur bangunan Pada bangunan ini masih belum terdapat APAR
Sistem Proteksi bahaya Kebakaran maka direkomendasikan untuk memiliki 1
Bangunan Bangunan ini belum memasang Penangkal Petir
Sistem Proteksi Penangkal Petir sehingga direkomendasikan untuk memasang
bangunan penangkal petir sesuai persyaratan teknis dan
Sistem Instalasi Listrik bangunan melakukan perawatan rutin
Sumber listrik pada bangunan ini di Supply dari PLN
dalam kedaan baik
Belum terdapat tanda bahaya listrik yang terlihat
oleh pengunjung
96
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
No Kesimpulan Keterangan
3 PEMENUHAN PERSYARATAN
KESEHATAN Ventilasi alami berupa bukaan pintu dan jendela
Sistem Penghawaan Bangunan pada ruangan dalam kondisi baik dan tidak ada
Sistem Pencahayaan Bangunan kerusakan
Sistem Penyedia Air Bersih/Minum Pencahayaan telah sesuai dengan as built drawing
Bangunan dan persyaratan teknis yang berlaku serta
Sistem Pengolalahan air kotor berfungsi dengan baik
atau air limbah Bangunan Sumber air bersih/minum bangunan berasal dari
Sistem Pengelolahan kotoran dan PDAM, pipa pipa yang digunakan dalam keadaan
sampah Bangunan baik dan tidak mengalami kerusakan
Sistem Pengelolahan Air Hujan Kondisi Septictank dan pipa pipa yang digunakan
Bangunan dalam keadaan baik dan tidak mengalami
kerusakan
Tempat sampah yang ada dalam keadaan
baik,direkomendasikan untuk melakukan
pemilahan sampah yaitu untuk sampah organic,
anorganik, dan sampah b3 dan juga
direkomendasikan untuk penyediaan TPS diluar
bangunan
Bangunan ini belum menggunakan Talang air
untuk itu kami merekomendasikan agar pegguna
rumah bisa menggunakan talang air
4 PEMENUHAN PERSYARATAN
KENYAMANAN Jumlah Pengguna bangunan ini yaitu 4-6 orang,
Ruang gerak dalam Bangunan kapasitas dan tata letak dalam bangunan ini sudah
Pengkodisian Udara dalam Ruang sesuai dengan as built drawing sehingga ruang
Bangunan gerak dalam bangunan ini sudah terkontrol
Pandangan dari dan kedalam Pengkondisian udara dalam bangunan ini
bangunan mayoritas menggunakan pengkondisian buatan
atau AC (Air Conditioner) direkomendasikan untuk
melakukan pengecekan dan perawatan rutin AC
yang digunakan dalam bangunan
Pandangan dari luar dan kedalam bangunan sudah
sesuai dengan as built drawing sehingga tidak
terdapat gangguan pandangan baik dari dalam
maupun luar banguan
97
RUMAH HUNIAN
KOTA SINGKAWANG
5 PEMENUHAN PERSYARATAN
KEMUDAHAN
Sarana Hubungan Vertikal antar Bukaan pintu dan dimensi untuk setiap pintu
lantai bangunan tersebut sudah sesuai dengan persyaratan teknis
Sarana Hubungan Horizontal dan as built drawing
antar lantai bangunan Toilet/WC yang ada sudah sesuai dengan
Sarana dan Prasarana Bangunan spesifikasi teknis dan as built drawing
b) Rekomendasi
Bangunan ini berhak diberikan Sertifikat Laik Fngsi (SLF) atas bangunan tersebut
dengan catatan yang diterangkap pada kesimpualan dan rekomendasi diatas.
98
・m 一
一
雛
鸞一 n
鷺驚
,
¬
■ ■,
││十 颯
I尊
=終
1摯
`,,メ
錢鸞鰊釉 鰊
輪
餞犠´轟嚢A卜 ′ :
i・ 雹機K」 髯
`
LttARご A苺
H難 下へ i
目圏鰹圃
197懇
7参懇議覇4
sttRttsζ
」`
,i● :諄 I‐ .し
Iく 途 羹撃 ′ふ摯慾奪‐
r豪 :ぉ 姜秦ずk事 れ素 纂 iく 幸 れま,ネ o stttξ ギ、
コ凛:
=彦
宙轟等曇4難 も
園臨懸嵐麒
¬
τ義
懇 , 囀どyヽ ︾辮
ご 攀プ∫鶏 一
‘露 √囀町 鰤 棒
一勢ヽ7.
離. どF 攣ず鰺
鴛疇露・
一 ︺轟警ず 攣
´一
櫨轟・
ど
i ヽ ・
罐﹄
′ 聴礁鯰総ゝ
摯罐混﹄鴨
城一鶴鶴猥鑽質﹄
馴鐵ヌ覆 Z O 撃議Q 撃 幹 織集一一
2 0 ﹃一
哺一F鯉一 一一轟0懸・
・0・蜀 ∞〓轟 撻哺 ・
“
醗 轟﹃鰺 ・
﹂時鶴
﹁崚参 弩 爵0 磯 一
繰一籠 奮 ¨﹄職鰺鑽 〓 0ふ 鱗鬱義Q伽
1 ● ■ ︰ ■ ■ ●■1 ●1 ■ ■一■ ︱ ●
, ,, 一
竃一
0聾鰺議電一満 聯機電鑢 特亀鰺密 一
聯薩欝譲蓼Φ躊 響・
簸電機 一
≦一郵鍛﹃妙一
コ 一コ 一褒 議● 3 ● ﹁螢 鯵 崚 舞 鑢 簿 び 讐 ゴ g ヽ鬱 一
∪ 0 警崚藝 ﹃ ゴ 鐵 鍛ヽ鰺 勢 ︷繊 事 一響 欝 蛉 崚 e 〓0 一〓 ボ ﹂
顧 攀 鷲 L ” 0 一警 ① 一
一課のB 一
Z9彗 餞 一一
声 一翼卜蒻事﹄
〓>﹄≫〓
20﹁静0一一
色①寡一一
¨餞∽ 一 彗一
事輌︹ 錯o一喘oコ藝簸鍮 Fい
0︵ユバ︵
ワ﹄一
﹁ザ一
︺ ﹂一二器・
い0時稀一
轟機ふ癬Φ銀
. 、
FO〓銀静一一
麟”一
鰺一動鰺一 一﹂F ﹁職>蜜 ⊂バ> バoご 0一
つoオ磯鷲饉つo パ筆一 盤一
彗oユ壁・ 田”﹁
‘ ︰
・ 軒 ■卜針 00﹁∞い
識芦 一
司一 ︿◎o■Q ¨
3鋤︻ ・〇一
響 ﹄ 一 轟oC¨
‘ . .
口 鑢 筵彗 凛 や ﹃0 鋤 舞 静O C わ Q ヽ ﹂ C 警 壼 ω す 0 す 総 ∽ 鬱 一 ω一
9 00 ど、ヽア ヽ 轟 寄 ゴ 饉 “ 鋤 一 ・
苺筆 級 一
﹁一 銹一o菫 可 oコ σ億 B 一
勢簿 ・ ■竜 ・
〓嬌 ・い .
捧彗彿 > ﹃〓” 瞼齢番 態 一雪ヽC一0 バ”一︵転曇一
バ 錢嘗難参一 鬱 彗 > B 専0勢蓼 ︶ ¨ 一〇 > ・
﹂〓様三 戦す 苺む 事0一す ﹂ぱ饉 動機 琴鰺Q一﹂一 一一 .
鮎 職″鋤 ・ ・
﹂奪書夢一
奪蓼 百魯 野①一す﹂σ﹂摯Q ギ鶴Q一0燿σ醤欝饉 ¨ ・ ・
︰
﹂饉譲二部雲 コ ぶ一
バ一︿o沖”末 XO 筆ハ彗末 ω 等一
J餞毅螢 ¨ O・ ︲
・ ・ ︲
末 λ o一醸お 穴一
﹂重籍壼郵讐 棗 〓一 o 3縛彗オ 議 ﹁ す銀彗曇 ¨働
・ ・
﹂奮褻L﹄﹄︼″薄一 言一醸磨書尊C 轟 守す懇“鬱 一ヽ ・ ・ ・
¨
.
二・
﹂領﹁一 藝露 一一
朴一 鵠 ﹁‘ 議 0す懸む録
κ わ0言一 一崚 ・
め〓一
澪 一﹁マ
﹁ で3i . .
﹁命顧≪縁無一
饉一①3難崚懸 一
一 t一oび①鑢事 Fぼ 奪︼澪 2 鶴瞼0一
t ︵っo﹁
“機﹁
6︶ ・ ・
﹁0頭黒
謝辞曇慮﹂ゆ最 ﹂魯護j σ ↓.
器討吾一
バ ︲
¨工鮨ユ0琴O・︲
>守轟ヽ﹁
.
勢・籍﹁r一工℃聰 ヽ4.
ZO﹃ 籍瀬Q象働一 . 一e∞Oふ一9腱0澄0時間 ヽ轟0 ︵むだ叶①響傷﹁mO撻撻
.
一機 一
影一蟹 藝 籍 む 館 む 一金 0 3 鑢 籍 富 バ 0 一① ⇒ 一饉 鬱 節 澪 毅 鉾 〇 一
犠 書]鮭 一難 譲 舞0 一①一
彗 υ 畿 毎 一一
鬱 一凛 ズ 無 夢 繊 機 一
一一警金 嬢 騨 倶 一
3 く 裁 一鐘 ざ 磯 準 ¨
・
F ︿
F量 一 響 零 導 電鸞 崚 一
・
御参ュ一
一〓
一轟鰺F鋤一
´ 藝攀一一
バ00Φ零 3一σΦヽ
一餐案套鍵魯ュ一
鑢澤蟻G職一時O ③家一
oびe一い一時神饒無塁一
畢鬱一鍵o3唾鰻郵一
一簿縁瞼鋤一時oO丼” oけo﹃D⑬ω嗅いo準書こ螢讐崚静
一鍵警案簿a彗 ﹁藝﹁
言事攀び簑諄〓讐・
霞懸釣一
¨ 饉鮮鰺節①3一
鬱幹゛等o等 コ彿一
無一彗鬱
・一
ヽ
一豊 ポ 義 奮蒙嚢 一
Q一 綺 一妙 一難 鎮 色 守 織 一
O F 難 彿 一・
︻
︶一一
一 群 鶴澪お⇒ ︿
①・ ﹂一⊂ F彎 鶴 一
Z ① 入・
ノ一´
登 >Zハ
む
,
︶む 傷 ・
一 器・一録
藝一
一
〓メ
< ①一﹁一
議一 的なLざ籍 コ・語き①一
言彗■一澪o 輸ぽめ鑢y齢節 齢 肇O Q鋤聯動絆晏 一 鑢 L一露 籍 蘇儀 一① い一 ①∽a 3 ・
盤﹂彗壽緻 ・ 優一〓打一
・ ・ . ・ ・ ´一 . 一・ ・ ・ .
・ ・ ・ ・ . ・ ¨ ・ ・ ・ ´
CATATAN / REVISI :
TITIK LOKASI
L S T
KA
REN
MU
CAN
RA
A JA
LAN
.P
JL
L B L ,
L B L ,
T L B ,
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
PEKERJAAN
B R L
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
ARS NTS
PETA LOKASI NTS
DES 2022 35 1
CATATAN / REVISI :
250
410
BATAS SERTIFIKAT
BATAS SERTIFIKAT
COR JALAN ASPAL
575
KA
MU
RA
.P
JL 3000
L S T
L B L ,
L B L ,
T L B ,
KEGIATAN
RE SERTI IKAT LAIK UNGSI
NC SL
AN
A PEKERJAAN
JA
LA 3000
N B R L
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
680
T. SIPIL DESTIAN SATRIA, ST
DES 2022 35 2
CATATAN / REVISI :
A-A
2978
TOILET
187 ± 0.05 182
B-B B-B L S T
RUANG TAMU TERAS DEPAN -0.21 L B L ,
472 ± 0.00 - 0.30
472
DAPUR ± 0.00
L B L ,
RUANG MAKAN
291 ± 0.00 291
T L B ,
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
A-A B R L
2978
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
03 DENAH LANTAI 1
ARS SKALA 1:100 DENAH LANTAI 1 1 : 100
DES 2022 35 3
CATATAN / REVISI :
A-A
1935
45 45
DAPUR
± 3.90
142
B-B
L S T
B-B KAMAR TUDUR ± 3.90 KAMAR TUDUR ± 3.90 328
Ruang Keluarga ± 4.00 DAK ± 4.00 L B L ,
186 483 L B L ,
SELASAR
483 ± 3.90
T L B ,
04 DENAH LANTAI 2
ARS SKALA 1:100 DENAH LANTAI 2 1 : 100
DES 2022 35 4
CATATAN / REVISI :
L S T
L B L ,
L B L ,
T L B ,
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
PEKERJAAN
B R L
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
DES 2022 35 5
CATATAN / REVISI :
L S T
L B L ,
L B L ,
T L B ,
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
PEKERJAAN
B R L
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
DES 2022 35 6
CATATAN / REVISI :
L S T
L B L ,
L B L ,
T L B ,
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
PEKERJAAN
B R L
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
DES 2022 35 7
CATATAN / REVISI :
L S T
L B L ,
L B L ,
T L B ,
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
PEKERJAAN
B R L
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
08 TAMPAK BELAKANG
ARS SKALA 1:50 TAMPAK BELAKANG 1 : 50
DES 2022 35 8
CATATAN / REVISI :
2978
187 182
L S T
483 TANAH URUG COR T.12CM KERAMIK 60X60 472
- 0.30
L B L ,
L B L ,
296 291
T L B ,
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
458 160 280 195 250 450 435 165 585
PEKERJAAN
2978
B R L
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
DES 2022 35 9
CATATAN / REVISI :
2978
TOILET
187 ± 0.05 182
L S T
KERAMIK 50X50 L B L ,
483 KERAMIK 50X50 472
KERAMIK 50X50 - 0.30
L B L ,
296 291 T L B ,
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
458 160 280 195 250 450 435 165 585 PEKERJAAN
2978 B R L
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
DES 2022 35 10
CATATAN / REVISI :
1935
45 45
KERAMIK
50X50
142
KERAMIK 50X50
KERAMIK 50X50
L S T
KERAMIK 50X50
KERAMIK 50X50
328 L B L ,
483
L B L ,
KERAMIK 50X50
186 483
T L B ,
KEGIATAN
110 KERAMIK 50X50 110 SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
PEKERJAAN
440 445 450 435 165 59
1994 B R L
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
DES 2022 35 11
CATATAN / REVISI :
A-A
1935
45 45
J2
J2
J2
P1
P1
J2
J2
J2
J2
J1
142
B-B L S T
P3
B-B L B L ,
328
P2
Ruang Keluarga L B L ,
± 4.00
186 483
T L B ,
483
P1
P1
KEGIATAN
J1
SERTI IKAT LAIK UNGSI
P1
110 110
SL
PEKERJAAN
440 445 450 435 165 59
B R L
1994
A-A LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
DES 2022 35 13
CATATAN / REVISI :
A-A
2978
TOILET
187 ± 0.05 182
L S T
P3
B-B B-B
L B L ,
P1
291 291
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
PEKERJAAN
458 440 195 250 450 435 165 585
B R L
A-A
2978 LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
DES 2022 35 12
CATATAN / REVISI :
140
35
200 L
L
S
B
T
L ,
200 L B L ,
T L B ,
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
PEKERJAAN
B R L
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
90 70 70
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
RENC. PJ 1 : 20
DES 2022 35 14
CATATAN / REVISI :
200
150 130 L S T
L B L ,
L B L ,
T L B ,
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
50 PEKERJAAN
60 B R L
90 LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
RENC. PJ 1 : 20
DES 2022 35 15
CATATAN / REVISI :
2978
187 182
L S T
483 472 L B L ,
L B L ,
296 291
T L B ,
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
PEKERJAAN
458 160 280 195 250 450 435 165 585 B R L
LOKASI
2978
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
DES 2022 35 16
CATATAN / REVISI :
L B L ,
3.20M 3.20M 3.20M 3.20M 3.20M 3.20M 3.20M
L B L ,
T L B ,
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
± 0.00 ± 0.00 ± 0.00 -0.05 ± 0.00
PEKERJAAN
B R L
PASIR URUG T.10CM
SS SKALA 1:100
POTONGAN A-A 1 : 100
DES 2022 35 17
CATATAN / REVISI :
6.50M 6.50M
3.20M L B L ,
L B L ,
T L B ,
BORDES TANGGA FFL.+1.73M
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
PEKERJAAN
B R L
± 0.00 ± 0.00 LANTAI DASAR FFL.+0.00M
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
296 187
T. AHLI ELEKTRIKAL RINGGA NURHAIDI, ST
483
DI GAMBAR RINALDI SIHITE
SS SKALA 1:70
POTONGAN B-B 1 : 70
DES 2022 35 18
CATATAN / REVISI :
2978
SL1
187 187
L S T
SL2
L B L ,
SL2
SL2
SL1
SL1
SL1
SL1
SL1
SL1
483 483 L B L ,
T L B ,
SL1
296 296
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL1 SL1 SL1 SL1 SL1 SL1 SL1 SL1 SL
PEKERJAAN
B R L
458 160 280 195 250 450 435 165 585
LOKASI
JALAN PRAMUKA
2978 KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
DES 2022 35 19
CATATAN / REVISI :
2978
K1 K1 K1 K1 K1 K1
187 182
L S T
K3 K3
L B L ,
483 472 L B L ,
T L B ,
296 291
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
K2 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K2 SL
PEKERJAAN
458 160 280 195 250 450 435 165 585
B R L
2978
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
SS SKALA 1:100
DENAH KOLOM (L1) 1 : 100
DES 2022 35 20
CATATAN / REVISI :
1935
K3
45 K3 K3 K1 45
K1 K1 K1 K1
K1
142
K3 K3 L S T
328 L B L ,
K4 483 L B L ,
186
483 T L B ,
K3
K3 K3 K3
KEGIATAN
110 110 SERTI IKAT LAIK UNGSI
K1
K3
K1 K1 K1 K4 K1
SL
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
SS SKALA 1:100
DENAH KOLOM (L2) 1 : 100
DES 2022 35 21
CATATAN / REVISI :
2978
187
L S T
L B L ,
BL 15X40
BL 15X40
BL 15X40
BL 15X40
BL 15X40
BL 15X40
483 472 L B L ,
BL 15X40
T L B ,
296
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
BL 15X40 BL 15X40 BL 15X40 BL 15X40 BL 15X40
PEKERJAAN
458 440 445 450 435 165 585 B R L
LOKASI
2978
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
SS SKALA 1:100
DENAH BALOK 1 : 100
LANTAI
DES 2022 35 22
CATATAN / REVISI :
2978
187
L S T
RB 15X20
RB 15X20
RB 15X20
RB 15X20
RB 15X20
RB 15X20
RB 10X15
L B L ,
483 472 L B L ,
T L B ,
296 RB 15X20 RB 15X20 RB 15X20
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
RB 15X20 RB 15X20 RB 15X20 RB 15X20 SL
PEKERJAAN
458 440 445 450 435 165 585
B R L
2978 LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
SS SKALA 1:100
DENAH RINGBALOK 1 : 100
DES 2022 35 23
CATATAN / REVISI :
Spesi
25 Cor Beton
25 TUL 8bh-Ø12 Pasir Urug
BEUGEL Ø8-100MM
5
TUL 8bh-Ø12
BEUGEL Ø8-150MM
10
45 10
20
L S T
110
110 TIMBUNAN TANAH L B L ,
160 L B L ,
TUL 8bh-Ø12
160
BEUGEL Ø8-150MM T L B ,
10 KEGIATAN
TUL 16bh-200MM 10
30 BEUGEL Ø8-150MM SERTI IKAT LAIK UNGSI
30 SL
10 COR T.10CM
10 COR BETON PEKERJAAN
150 B R L
CERUCUK Ø12-2mm 150
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
DI GAMBAR
RINGGA NURHAIDI, ST
RINALDI SIHITE
SS SKALA 1:30 SS SKALA 1:30
JUDUL GAMBAR SKALA
DETAIL PONDASI 1 : 20
DES 2022 35 24
CATATAN / REVISI :
373
+3.39 +3.23 +3.07 +2.91 +2.75 +2.59 +2.43 +2.37 +2.21 +2.05 +1.89
L B L ,
L B L ,
+0.16 +0.32 +0.48 +0.64 +0.80 +0.96 +1.12 +1.28 +1.44 +1.60
T L B ,
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
PEKERJAAN
373 B R L
B-B LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
DENAH TANGGA 1 : 30
DES 2022 35 25
CATATAN / REVISI :
+ 3.60 + 3.60
3.20M
± 0.00 ± 0.00
L S T
296 187 L B L ,
483
26 POT. TANGGA A-A L
T
B
L B
L ,
,
SS SKALA 1:70
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
PEKERJAAN
DES 2022 35 26
CATATAN / REVISI :
Ø 6-150MM
Ø 12-150MM
Ø10-200MM
LANTAI 2 (FFL.+3.60)
27 DETAIL A-A
SS SKALA 1:20
DETAIL A-A
Ø 6-100MM
Ø 6-100MM
BORDES (FFL.+1.73)
Ø 12-150MM
Ø 10-200MM
L S T
L B L ,
L B L ,
DETAIL B-B
T L B ,
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
DETAIL C-C SL
27 DETAIL B-B PEKERJAAN
SS SKALA 1:20 B R L
LANTAI 1 (FFL.+0.00)
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
SLOOF (FFL. -0.50) Ø 6-150MM KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
Ø8-150MM
DES 2022 35 27
CATATAN / REVISI :
22 22
TUL 6bh-Ø12 L S T
BEUGEL Ø8-150MM
L B L ,
L B L ,
T L B ,
28 DETAIL KOLOM PARKTIS KEGIATAN
SS SKALA 1:10
20 SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
PEKERJAAN
25 B R L
LOKASI
TUL 6bh-Ø12 JALAN PRAMUKA
TUL 6bh-Ø12 KELURAHAN BUKIT BATU
25 KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
BEUGEL Ø8-150MM 45 BEUGEL Ø8-150MM
T. SIPIL DESTIAN SATRIA, ST
28 DETAIL K2 28 DETAIL BL
SS SKALA 1:10 SS SKALA 1:10 DETAIL 1 : 30
PENUALANGAN
DES 2022 35 28
CATATAN / REVISI :
L S T
L B L ,
L B L ,
T L B ,
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
PEKERJAAN
B R L
KANOPI ATAP
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KUDA KUDA BAJA RINGAN KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
RENG BAJA RINGAN C.75
T. SIPIL DESTIAN SATRIA, ST
PERABUNG
1033 1084
18
80
L S T
20 RING BALOK L B L ,
PASANGAN BATAKO
KOLOM 35X22 L B L ,
T L B ,
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
62 165 435 235 465 195 280 112 SL
PEKERJAAN
2010 B R L
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
T. SIPIL
30 POTONGAN ATAP A-A
DESTIAN SATRIA, ST
DES 2022 35 30
CATATAN / REVISI :
2978
TOILET
± 0.05
187 182
T L B ,
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
458 440 195 250 450 435 165 585 SL
PEKERJAAN
2978 B R L
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
DES 2022 35 31
CATATAN / REVISI :
1935
45 DAPUR
45
± 3.90
L B L ,
186 483
DAK ± 4.00 L B L ,
483
T L B ,
SELASAR
110 ± 3.90 110 KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
440 445 450 435 165 59
PEKERJAAN
1994
B R L
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
DES 2022 35 32
Keterangan CATATAN / REVISI :
AIR BERSIH
DRAINASE
METERAN AIR
ST SEPTICTANK
SR SUMUR RESAPAN
CD CLOSET DUDUK
FLOOR DRAIN
BAK KONTROL
2978
TOILET
187 ± 0.05 182
L S T
L B L ,
RUANG TAMU TERAS DEPAN -0.21
472 472 ,
DAPUR ± 0.00 ± 0.00 - 0.30 L B L
RUANG MAKAN T L B ,
291 ± 0.00 291
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
PEKERJAAN
458 440 195 250 450 435 165 585
B R L
2978 LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
DES 2022 35 33
Keterangan CATATAN / REVISI :
AIR BERSIH
DRAINASE
METERAN AIR
ST SEPTICTANK
SR SUMUR RESAPAN
CD CLOSET DUDUK
FLOOR DRAIN
BAK KONTROL
1935
45 45
142
L S T
KAMAR TUDUR ± 3.90 KAMAR TUDUR ± 3.90 328
Ruang Keluarga ± 4.00 DAK ± 4.00 L B L ,
186 483
SELASAR L B L ,
483 ± 3.90
T L B ,
LOKASI
JALAN PRAMUKA
KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKA ANG TENGAH
DES 2022 35 34
CATATAN / REVISI :
40
10 20 10
30
7 16 7
25
28
17
20
3
3
L S T
40 30 L B L ,
L B L ,
T L B ,
KEGIATAN
SERTI IKAT LAIK UNGSI
SL
PEKERJAAN
DETAIL DRAINASE 1 : 10
DES 2022 35 35
AS BUILT DRAWING
PEKERJAAN:
BANGUNAN RUMAH 2 LANTAI
HuluEnsape2022-12-29-13-38-44.png
Setapu
i
E:Ruo
LOKASI:
JALAN PRAMUKA, KELURAHAN BUKIT BATU
KECAMATAN SINGKAWANG TENGAN
KOTA SINGKAWANG
TAHUN:
2022