Anda di halaman 1dari 18

PENGENALAN SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

KESENIAN KHAS CIREBON TARI TOPENG

ARTIKEL ILMIAH

Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester


Disusun Oleh :
NAMA : PUTRI NURHALIZA
NIM : 12121351
JURUSAN : SASTRA JEPANG
SEMESTER : III

INSTITUT PENDIDIKAN DAN BAHASA INVADA


( IPB INVADA ) CIREBON
PENGENALAN SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
KESENIAN KHAS CIREBON TARI TOPENG

Abstrak
Tari Topeng (tari topeng) adalah salah satu jenis seni pertunjukan rakyat yang sangat dikenal di
Cirebon. Tarian tersebut merupakan kesenian keraton pada masa pemerintahan Sunan Gunung
Jati, Berfungsi sebagai sarana penyebaran agama Islam. Hal itu menyebar ke luar keraton ketika
para seniman meninggalkan keraton menyusul kedatangan Belanda di Cirebon yang membuat
keraton terpecah menjadi tiga: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Campur tangan Belanda
di hampir semua hal di istana membuat mereka tidak nyaman, Mereka akhirnya meninggalkan
istana dan menyebar ke Kabupaten Cirebon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan pengetahuan tentang sejarah dan perkembangan Tari Topeng dengan menggunakan
modus sejarah. Hasilnya, tarian ini sudah ada sejak zaman Sunan Gunung Jati dan menjadi
sarana penyebaran agama Islam. Kemudian menyebar ke Gegesik, Palimanan dan Losari
mengikuti kedatangan Belanda.
Kata kunci: Tari Topeng, Cirebon

Abstract

Tari Topeng (mask dance ) is a kind of folk performing art vastly known in Cirebon. The dance
was a court art during the rule of Sunan Gunung Jati, Functioning as a means to spread Islam.
It spread outside the court when the artists left the court following the Dutch arrival in Cirebon
who made the court split into three: Kasepuhan, Kanoman, and Kacirebonan. The Dutch
interference in almost everything in the court made them unpleasant, They eventually left the
court and spread to Kabupaten Cirebon. The aims of this research is to get knowledge of the
gistory and development of Tari Topeng using history mode. The result is that this dance has
been existing since the time of Sunan Gunung Jati and served as means to spread Islam. Then it
spread to Gegesik, Palimanan and Losari following the arrival of the dutch.
Keywords: mask dance, Cirebon
A. PENDAHULUAN gamelan renteng, dan gembyung. (Nunung,
2004: 23). Dan bagaimana dengan Kesenian
Cirebon merupakan salah satu Tari Topeng? Tari Topeng merupakan salah
daerah di Jawa Barat. Cirebon termasuk satu jenis kesenian tradisonal Cirebon yang
daerah yang kaya akan kebudayaan nya masih bertahan dari benturan kesenian –
yang sudah sangat terkenal dan turun kesenian modern berbeda dengan kesenian
temurun dilestarikan hingga saat ini. Cirebon lainnya kesenian khas Cirebon satu
Kebudayaan asli Cirebon ini, memiliki
ini masih sangat eksis dan terus
banyak sekali jenisnya. Kebanyakan
membanggakan Cirebon dengan kegiatan
merupakan berjenis tarian atau bahkan karya
seni yang menarik untuk dilihat dan maupun perlombaan yang diselenggarakan
dinikmati. Mengenal kearifan kebudayaan nasional. Namun yang menjadi
asli Cirebon ini, tentu saja akan membuat permasalahan adalah apa yang mendorong
kita mengerti bahwa Cirebon juga memiliki munculnya Tari Topeng Cirebon dan
daya tariknya sendiri dalam hal kesenian dan bagaimana perkembangannya. Tujuan dari
juga kebudayaan yang tidak kalah penelitian ini adalah: untuk mengetahui
menariknya dari daerah lainnya. pertumbuhan dan perkembangan Tari
Topeng Cirebon melalui sejarah dan
Cirebon memiliki empat puluh jenis perkembangan masa kini.
kesenian, baik berupa kesenian tradisional
maupun modern. Dengan menunjukkan
adanya keanekaragaman jenis kesenian METODE PENELITIAN
tersebut menandakan bahwa Cirebon
merupakan kota seni dan budaya, namun Metode yang digunakan dalam
dari keempat puluh jenis kesenian tersebut penelitian ini metode penelitian sejarah,
tidak sedikit yang hampir punah. Menurut dengan tahap pertama heuristic. Tahap ini
Kartini (2004) yang ditulis oleh Nunung merupakan tahap mencari dan menemukan
yang dimuat Pikiran Rakyat 12/02/2004, sumber, baik sumber primer maupun
bahwa kemajuan teknologi dan informasi sekunder. Sebelum menerapkan menentukan
juga menjadi salah satu penyebab punahnya terlebih dahulu topik yang akan dibahas,
beberapa jenis kesenian Cirebon. Dengan kemudian baru menerpkan metode
banyak bemunculannya siaran televise yang penelitian ini. Langkah berikutnya
menyajikan jenis kesenian yang bervariasi, menggunakan hasil dari beberapa
membuat masyarakat lebih menyukai music wawancara yang telah dilakukan media
modern daripada kesenian tradisonal, masa baik berupa media Online maupun
akibatnya kesenian tradisional menjadi tidak berupa media cetak dengan dialkukannnya
popular, misalnya Tayuban (kesenian tahap ini berguna untuk melengkapi data-
tradisonal Keraton Kasepuhan). Padahal data yang dibutuhkan agar lebih lengkap
apabila dipelajari, dalam setiap kesenian yang mendekati kebenaran. Selain itu
tradisional, mengandung makna dan filosofi, bertujuan untuk mengetahui apakah sumber
namun meskipun demikian, masih ada – sumber yang telah diperoleh tersebut
beberapa jenis kesenian tradisional yang akurat atau relevan denngan masalah yang
masih bertahan seperti sintren, lais, berokan, sedang dibahas. Langkah berikutnya yaitu
wayang kulit, wayang cepak, jaran lumping, melakukan penyaringan untuk memilih daya
apa saja yang diperlukan ataupun tidak,
kemudian melakukan pengklafikasian untuk Gambar 1. Pameran Budaya khas masyarakat
Cirebon Tari Topeng
menyesuaikan dengan sub – bab yang akan
ditulis. Selanjutnya adalah interpretasi, yaitu
Topeng Cirebon dibuat oleh seorang
penafsiran atas makna data sehingga ahli kedok yang cukup mumpuni, biasanya
diperoleh fakta. Baru dilakukan penulisan keahlian para ahli kedok berkembang seiring
atau historiografi, yaitu merangkaikan fakta dengan perkembangan kesenian-kesenian
hingga menjadi sejarah. yang berhubungan dengan kedok tersebut di
mana keahliannya diwariskan secara turun
temurun dari generasi ke generasi. Salah
B. HASIL DAN PEMBAHASAN satu yang terkenal diantaranya adalah Ki
Waryo putera dari maestro kesenian Cirebon
1. SEJARAH TARI TOPENG Ki Empek. Tari Topeng Cirebon
merupakan salah satu tarian tradisional yang
Tari Topeng Cirebon berasal dari berkembang di wilayah parahyangan (daerah
kata “tup” atau tutup. Kemudian kata ini Sunda di Jawa Barat yang luasnya
ditambah suku kata “eng” sehingga menjadi mencakup wilayah Ciamis, Tasikmalaya,
tupeng, yang kemudian berubah menjadi Garut, Sumedang, Cimahi, Bnadung, dan
“topeng”. Menurut Prof. Vreede yang ditulis Cianjur). Disebut Tari Topeng, karena
oleh Gaos Harja Somantri bahwa topeng penarinya menggunakan topeng atau kedok
bersal dari kata ping, peng, dan pung yang saat menari. Tari Topeng terkadang
artinya melekat pada sesuatu dan ditekan dimainkan oleh satu penari atau tarian solo,
rapat, asal yang sama juga dapat ditemukan bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.
dalam kata tepung, taping, damping. Kata Tari topeng ini sendiri banyak sekali
lain arti topeng adalah kedok yang artinya ragamnya dan mengalami perkembangan
dikenakan akan lengket dan yang dalam hal gerakan, maupun cerita yang ingin
memakainya menjadi pangling. (Somantri, disampaikan. Terkadang tari topeng
1978/1979:1). Menurut Hasan Nawi, salah dimainkan oleh satu penari tarian solo, atau
seorang pengrajin topeng Cirebon dalam bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.
kehidupan sehari-hari setiap manusia seperti
mengenakan topeng, misalnya saja pada saat Menurut cerita rakyat yang berkembang
marah seperti sudah mengganti topeng Tari Topeng diciptakan oleh sultan Cirebon
berwajah ceria dengan topeng kemarahan. yang cukup terkenal, yaitu Sunan Gunung
Kalau ada orang dewasa yang sikapnya Jati. Ketika Sunan Gunung Jati berkuasa di
kekanak-kanakan maka ia seperti sedang Cirebon, terjadilah serangan oleh Pangeran
mengganti topeng dewasanya dengan topeng
Welang dari Karawang. Pangeran ini sangat
anak-anak.
sakti karena memiliki pedang yang diberi
nama Curug Sewu. Melihat kesaktian sang
pangeran tersebut, Sunan Gunung Jati tidak
bisa menandinginya walaupun telah dibantu
oleh Sunan Kalijaga dan Pangeran
Cakrabuana. Akhirnya sultan Cirebon
memutuskan untuk melawan kesaktian
Pangeran Welang itu dengan cara diplomasi
kesenian.
Berawal dari keputusan itulah menarasikan kisahnya) dan enam orang
kemudian terbentuk kelompok tari, dengan pemuda yang mementaskannya diiringi oleh
Nyi Mas Gandasari sebagai penarinya. empat orang musisi gamelan.
Setelah kesenian itu terkenal, akhirnya
Pangeran Welang jatuh cinta pada penari itu, Berkembangnya Tari Topeng yang
dan menyerahkan pedang Curug Sewu itu kini menjadi situs budaya Indonesia dan
menjadi ciri khas budaya masyarakat
sebagai pertanda cintanya. Bersamaan
Cirebon ini sangat berkaitan dengan
dengan penyerahan pedang itulah, akhirnya
perjuangan yang dilakukan oleh Sunan
Pangeran Welang kehilangan kesaktiannya Gunung Jati. Sunan Gunung Jati berhasil
dan kemudian menyerah pada Sunan menjadikan Tari Topeng sebagai media
Gunung Jati. Pangeran itupun berjanji akan dakwah untuk menyebarkan agama islam,
menjadi pengikut setia Sunan Gunung Jati dan mengislamkan masyarakat Cirebon dan
yang ditandai dengan bergantinya nama sekitarnya bahkan mengalahkan Pangeran
Pangeran Welang menjadi Pangeran Welang hingga masuk Islam. Disamping itu
Graksan. Seiring dengan berjalannya waktu, Sunan Gunung Jati berhasil menjadikan Tari
tarian inipun kemudian lebih dikenal dengan Topeng sebagai kesenian Keraton Cirebon
nama Tari Topeng dan masih berkembang yang diterima masyarakat. Pada tahun 1568,
hingga sekarang. Selain sebagai media Sunan Gunung Jati sebagai penguasa
hiburan, tarian ini juga pernah dijadikan Cirebon yang sekaligus sebagai penyebar
agama Islam meninggal dunia dalam usia
sebagai media komunikasi dakwah Islam di
120 tahun (Soemardjo, 1986 : 96). Ia
Cirebon pada zaman dahulu. digantikan oleh Pangeran Emas, yang
bergelar Panembahan Ratu. Sepeninggalnya
Panembahan Ratu kemudian digantikan oleh
2. PERKEMBANGAN TARI TOPENG Pangeran Seda Ing Gayam yang lebih
dikenal dengan nama Pangeran Girilaya,
Disebut Tari Topeng, karena semasa itu Cirebon menjalin hubungan baik
penarinya menggunakan topeng atau kedok dengan Mataram di bawah kekuasaan Sultan
saat menari. Tari Topeng terkadang Amangkurat I yang menjalin hubungan baik
dimainkan oleh satu penari atau tarian solo, dengan Belanda. Dengan adanya hasutan
bisa juga dimainkan oleh beberapa orang. Belanda, Sultan Amangkurat I memanggil
Tari topeng ini sendiri banyak sekali Pngeran Seda Ing Gayam ke Mataram
ragamnya dan mengalami perkembangan dengan alasan Pangeran Seda Ing Gayam
dalam hal gerakan, maupun cerita yang ingin telah menjalin hubungan baik dengan
disampaikan. Terkadang tari topeng Banten. Pangeran Seda Ing Gayam pun
dimainkan oleh satu penari tarian solo, atau dating memenuhi panggilan Sultan
bisa juga dimainkan oleh beberapa orang. Amangkurat I dan tidak kembali lagi ke
Thomas Stamford Raffles seorang Cirebon selama 12 tahun yang pada
negarawan Inggris yang pernah menjabat akhirnya ia dikabarkan meninggal dunia di
sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda, Mataram. Sepeninggalnya Pangeran Seda
menulis buku berjudul The History of Java Ing Gayam di Mataram, putra – putranya
mendeskripsikan bahwa kesenian topeng diangkat sebagai Sultan di Cirebon.
Cirebon merupakan penjabaran dari cerita Memasuki tahun 1677 M, atas persetujuan
Panji di mana dalam satu kelompok sultan – sultan Cirebon dan sultan Banten,
kesenian topeng terdiri dari dalang (yang Keraton Cirebon dibagi menjadi dua, yaitu
Sultan Samsudin Martawijaya menduduki a. Di wilayah timur Cirebon yaitu Losari
Keraton Kesepuhan menjabat sebagai tepatnya di Desa Astanalanggar.
Sultan Sepuh dan Sultan Badridin ( tokohnya Dewi dan Sawitri ).
Kertawijaya sebagai Sultan Anom yang
menduduki Keraton Kanoman yang Rombongan Topeng yang ada di
dibangun pada tahun 1675 M. ( Salana, Losari memiliki satu grup yaitu di Desa
1987: 266). Astana Langgar Losari. Tokohnya adalah
Sawitri, Dewi, Saca dan Kocap. Mereka
Dengan adanya dua Keraton di keturunan Buyut Kanten yang memiliki
Cirebon, kedudukan Keraton Cirebon tidak seorang muris bernama Koncar. Busana
sekuat semasa kekuasaan Sunan Gunung Jati Topeng yang dikenakan terdiri atas gambuh,
ataupun semasa Panembahan Ratu. Cirebon kedok, baju, kutang, soder, celana, lancaran
menjadi sasaran empuk Belanda dalam basah, ikat pinggang, kembang terate, konca,
merusak tatanan pemerintahan. Belanda kalung, gelang tangan, kelat bahu. Adapun
yang mempunyai keinginan untuk busana khusus gempeng untuk Parmindo,
menguasai Cirebon menjadi terbuka. Mimpi iket untuk Patih, Jingga Anom, Samba,
yang ditunggu – tunggu Belanda akhirnya Tumenggung, Keroncong, (gelang kaki
terwujud. Setelah datangnya Yakub Bull dan pakai gengge/genta kecil ) untuk
Kapiten Misell Cirebon pecah dengan Parmindo,Samba, Patih, Tumenggung,
munculnya satu keratin lagi yaitu Keraton Klana, Keris di depan untuk Jinggaanom,
Kacirebonan. Tumenggung, Klana. Keris di belakang
untuk Topeng Panji/Parmindo, Patih dan
Menurut penuturan Ringgo Samba/ Rumyang. Dalam pertunjukkan
( seniman Topeng Cirebon ), kehadiran Topeng Losari, cerita yang diambil adalalah
Belanda ke Cirebon, membawa dampak cerita Jaka Buntek, Jaka Simping, Jaka
Psikologis kepada masyarakat Cirebon Menyawak, dan Raden Panji. Selain itu,
dikarenakan Belanda telah ikut campur di Topeng Losari juga mempunyai kedok-
segala bidang. Dengan adanya campur kedok lain seperti Kedok Sena berwarna
tangan Belanda tersebut, masyarakat tidak hitam, Kedok Togog berwarna biru keputih-
betah lagi untuk tinggal di lingkungan putihan, Kedok Raja berwarna putih, Kedok
keratin, akibatnya sebagian masyarakat Baladewa berwarna merah muda, Kedok
Cirebon pindah ke beberapa tempat di Dursasana mirip dengan Kedok Klana hanya
sekitar Cirebon yang dianggap lebih aman. janggut dan kumis nya lebih tebal, Kedok
Kepindahan masyarakat tersebut juga diikuti Pendeta berwarna putih. Adapun waditra
oleh seniman – seniman yang termasuk pengiringnya adalah gamelan pelog dan
seniman Topeng yang selama itu hidup di salendro. Hal yang sangat menonjol dalam
lingkungan keratin, Namun tahun yang pasti tarian gaya Losari ini adalah gerkan
tentang kepindahan para seniman tersebut melinting ke belakang, seperti gerakan orang
tidak diketahui dengan jelas. Setelah yang akan melakukan gerakan “Breuh”.
seniman Tari Topeng menyebar ke luar Jenis tarian yang disajikan adalah Tari Panji
keraton , Tari Topeng mempunyai karakter Sutawinangun, Tari Panji Jayabadra, Tari
dan bentuknya tersendiri, diantaranya Jinggaanom, Tari Tumenggung
adalah: Magangdiraja, Tari Klana Bandopati, dan
terakhir adalah Tari Samba. Struktur
pertunjukkanya diawali dengan tatalu, sajian
pokok lima wanda topeng, bodoran atau
lawak sebagai adegan selingan, penyajian dibandingkan dengan Tari Topeng gaya
lakon, dan ditutup dengan sajian lagu Losari, Slangit dan Kalianyar, Tari Topeng
Rumyang. Penampilan Topeng Losari sangat Palimanan mempunyai ciri khas.
berlainan dengan penampilan Topeng Perkembangan berikutnya pada tahun 1900
Slangit maupun Topeng Babakan. Topeng Rombongan Tari Topeng gaya Palimanan ini
Babakan menampilkan watak atau karakter, mendatangi beberapa daerah seperti
sedangkan Topeng Losari melukiskan tokoh Sumedang, Bandung, Garut dan
cerita. Kedok yang dikenakan adalah Panji, Tasikmalaya. Rombongan tersebut dipimpin
Patih, Jinggaanom, Tumenggung, Samba, oleh Kencar dan Wentar serta murid –
dan Klatna. Tari Topeng Panji disebut pula muridnya. Kemudian tahun 1918 atas
Manji atau Parmindo. Disebut Panji karena prakarsa Asep Berlian putra Haji Abdul
mengambil tokoh Panji Sutrawinangun yang Syukur asal Palembang seorang saudagar
berwatak satria setengah lincah. Topengnya kaya di daerah Pasar Baru mendatangkan
berwajah putih cantic berwarna putih dan Koncer dan Wentar untuk mengajarkan Tari
kedok pamindo (kedua) berwarna kuning. Topeng di rumahnya, Sejak saat itulah Tari
Topeng Patih berwatak gagah setengah Topeng Cirebon mulai diajarkan pada para
ponggawa, mengambil tokoh Panji jejaka pasar, menak dan cacah lainnya. Pada
Jayabadra dalam cerita Jaka Penjaringan tahun 1925 beberapa penari Pasundan mulai
atau Jaka Buntek. Warna kedoknya merah belajar Tari Topeng antara lain Tari Menak
jingga. Topeng Jinggaanom bewatak kasar, Jingga, Jingga Anom, Damarwulan,
warna kedok merah muda atau jingga. Parmindo, dan Menak Koncar. Ketika Ibu
Tokoh patih dari Negara Bawarna. Topeng Suji meninggal dunia, ia digantikan oleh
Tumenggung berwatak gagah warna kedok murid kesayangannya yang bernama Nani
putih, Topeng Tumenggung Magangdiraja. Kadmini. Sebagai murid, Nani Kadmini
Topeng Samba berwatak satria lincah, warna tidak mau Tari Topeng Palimanan
kedok coklat. Tokoh Samba diiringi lagu tenggelam. Dengan usahanya yang sangat
Rumyang. Topeng Klana berwatak amat keras ia membawa Tari Topeng Palimanan
kasar, kuat, gagah, kedok berparas raksasa, menjadikan kesenian yang dicintai
warna merah tua, tokoh yang memerankan rakyatnya. Nani Kadmini pun membuka
Rahwana atau Raksasa Bandowati dalam sanggar di Kedung Bunder Cirebon. Selain
cerita Jaka Buntek. itu ia juga melatih Tari Topeng di sekolah-
sekolah seperti di sekolah milik PUI di
b. Di sebelah Barat (Palimanan) dengan kanggrangsan. Sekolah Taman siswa di
tokohnya Wentar, Koncar, Ami Dasih, Keraton Kanoman, sekolah di komplek
dan Suji. Keraton Kesepuhan. Walaupun zaman sudah
modern, Nani Kadmini tetap mengajarkan
Tari Topeng Cirebon yang menyebar Tari Topeng Cirebon sesuai dengan Pakem,
ke sebelah barat Cirebon berlokasi di daerah bukan tarian – tariajn modern. Pada tahun
Palimanan. Tari Topeng Cirebon gaya 1970-an, Tari Topeng Cirebon gaya
Palimanan pernah mengalami masa Palimanan mencapai jaman keemasan. Pada
keemasan atau masa kejayaan ketika tahun tersebut Tari Topeng Cirebon sering
ditangan maestro Ibu Suji. Ia sangat piawai dipentaskan di berbagai acara hajatan.
dalam mengekspresikan Tari Topeng
tersebut sehingga mampu mengantarkan c. Desa Slangit, Palimanan Kabupaten
dirinya keliling mancanegara, diantaranya ke Cirebon
Jepang, Beijing dan Australia. Apabila
Grup Topeng ini dapat dikatakan 16.00 dan malam harinya dari pukul 20.00
sebagai grup topeng keluarga dengan s.d. 04.00.
dalangnya bernama Krian. Pada tahun 1879
– 1954 kemudian diturunkan kepada Menurut Dedi Rosala ( Dosen
anaknya yang bernama Arja. Pada masa Universitas Pendidkan Indonesia), bahwa
Arjalah Topeng Slangit mulai terkenal. Para Topeng Cirebon mempunyai bermacam –
penarinya juga menabuh waditra. Arja macam bentuk pertunjukkan sepeprti
pernah mendapat surat pengangkatan dari Topeng Babarang atau Barangan. Topeng
Sultan Cirebon sebagai seniman Tari Barangan dibawakan oleh sekelompok
Topeng di Keraton. Anak – anak Arja rombongan Topeng dengan cara berkeliling
semuanya penari topeng seperti Sutija, ke berbagai daerah. Topeng Babarang
Suparta, Sujana dan Keni. Tari Topeng disajikan untuk hiburan dan perayaan –
Slangit ini lebih lengkap dan lebih bagus. perayaan perkawinan atau khitanan. Waktu
Dalam pertunjukkan Topeng gaya Slangit, pertunjukkan Topeng Babarang
tarian yang disajikan diawali dengan tarian dilaksanakan sehari penuh. Bertempat di
Panji, kemudian berturut – turut tarian arena terbuka, biasanya di halaman rumah si
Samba/Parmindo, Rumyang/ Tumenggung, penanggap (tidak di atas panggung).
dan terakhir Tari Klana/Rahwana (Wahidin,
2006: 20). Struktur pertunjukkan Topeng Topeng hajatan atau dinaan (dinaan
Cirebon adalah diawali dengan gending artinya seharian) adalah topeng yang
tatalu/ gagalan,sajian tari pokok yakni lima dipertunjukkan sehari penuh dan
wanda topeng, bodoran/lawak sebagai dilaksanakan pada acara hajatan seperti
adegan selingan, penyajian lakon dan khitanan atau perkawinan. Topeng
ditutup dengan sajian lagu rumyang. Ngunjung diadakan pada acara yang
berkaitan dengan kepercayaan, misalnya
3. Cirebon Sebagi Tempat Pelestari dan dilaksanakan satu tahun sekali satu bulan
Kemajuan Perkembangan Kesenian Tari setelah panen pada hari yang dianggap baik.
Topeng Waktu pelaksanaan satu tahun sekali pada
bulan yang telahg di tentukan, tempat
Setelah Tari Topeng menyebar ke pelaksanaan dinmakam lelluhur atau di
luar Keraton Cirebon, seniman Topeng tempat lainnya yang gtelah ditentukan.
Cirebon merasa tergugah untuk melestarikan Selanjutnya di Cirebon, salah satu upacara
kembali Tari Topeng di Cirebon. Awal yang masih dilaksanakan berkaitan dengan
munculnya pemikiran tersebut berkaitan masa panen, adalah Mapag Sri, tempat
dengan adanya pementasan Tari Topeng di pelaksanaanya di Desa Pangkalan
Keraton Kasepuhan Cirebon pada saat pesta Kecamatan Weru Kabupatgen Cirebon.
Sultan Sepuh Sultan Alexander. Adanya Pelaksanaan upacara, dilakukan selama 2
Tari Topeng Prinagan telah mengundang hari 2 malam, dimulai dengan pertunjukkan
simpati dan daya Tarik para sultan, istri, Wayang Kulit dengan cerita Hyang Sri dan
serta kerabat keraton lainnya sehingga cerita Semar Mapag Sri. Pada siang harinya
timbul pemikiran mereka untuk kembali dipentaskan Topeng. Masyarakat
melestarikan Tari Topeng di Cirebon. berdatangan di arena pertunjukkan Topeng,
Pertunjukkanya, diselenggarakan atas sebagai wujud rasa syukur mereka yang
panggilan seseorang yang menginginkan telah berhasil membawa hasil bumi (Suanda,
hiburan dalam keperluan hajatan yang Pikiran Rakyat, 6 Juni 2004).
diselenggarakan antara pukul 09.00 s.d.
Topeng Kupu Tarung, pertunjukkan (karakter) topeng yaitu Panji, Samba
Topeng Kupu Tarung hampir sama dengan Rumyang, Tumengung, dan Klana.
Topeng Dinaan atau hajatan, perbedaanya,
Topeng Kupu Tarung sifatnya diundang. Pertunjukkan Topeng Babakan
Dalam pertunjukkanya, terdiri atas dua (Barangan) hanya mengambil potongan
kelompok atau lebih. Secara bersamaan cerita, pembayaran dihitung per babak,
mereka menari tanpa mengadakan komproni penarinya diberi wewenang menerima
terlebih dahulu. Kemudian pada saat – saat sumbangan dari penonton dengan cara
tertentu mereka memperlihatkan kelebihan membawa baki berkeliling penonton,
dalam hal ketrampilan (Dedi Rosala, 1999: pakaian yang digunakan lebih sederhana
25 – 26 ). Pada pementasan Topeng Kupu daripada topeng dalang. Tempat
Tarung, seolah sedang menampilkan dua pertunjukkan di kampung – kampung, pasar
penari yang sedang berkompetisi. Dalam atau jalan. Pemimpinnya tidak harus seorang
pementasan tersebut juga tampil panakawan dalang atau tidak perlu ikut bermain, tetapi
( pentul ) yang menyertai tokoh Samba. harus berpengetahuan luas mengenai
Pentul biasanya menganggu tokoh Samba wayang, pertunjukkan tidak ditekankan pada
sehingga Samba berhenti menari, di sinilah kepentingan lakon, yang dipentingkan dalam
terjadi dialog dengan penonton, misalnya Topeng Babakan adalah lawakan.
memperkenalkan salah seorang tokoh
rombongan mereka, dan seterusnya Pada tarian Topeng Cirebon
( Atmadibrata, 21 Mei 1990). menggambarkan Topeng Panji yang
berwatak sabar dan jujur,warna yang
Perkembangan berikutnya digunakan putih dengan mata sipit serta alis
pertunjukkan Tari Topeng diperpadat (yang tipis dengan mulut sedikit terbuka hingga
artinnya pertunjukkan secara sebabag demi mengekspresikan senyuman yang sejuk.
sebabag ). Menurut Elang Heri seniman dari Hidung kecil sedikit mancung.Sewaktu
Sekarpandan Keraton Kacirebonan Cirebon menari posisi agak merunduk. Gerakannya
Cirebon bahwa di Cirebon terdapat jenis paling halus, seolah penarinya hanya diam
pertunjukkan Tari Topeng lepas atau satu saja. TariTopeng ini mengggambarkan
babak kecil dari cerita Panji atau yang sebagai lambang kesucian manusia belum
dikenal dengan nama seperti Topeng ada noda, seperti bayi yang baru lahir.
Babakan atau Topeng Barangan, sehingga
dari Topeng lepas tersebut menampilkan Topeng Samba yang sering disebut
tokoh – tokoh cerita Panji seperti Tari Panji, Topeng Parmindo, ditarikan pada babak
Tari Samba, Tari Tumenggung atau Patih, kedua setelah Topeng Panji. Topeng
Tari Klana, Tari Rumyang, dan ditambah iniberwarna jambon muda atau biru
dengan tokoh panakawan seperti Pentul dan muda,pada kepala ada hiasan yang melilit
Tembem serta Jingga Anom sebagai tokoh padakening. Bentuk matanya
lawan bagi Tumenggang. Topeng Babakan mengesankanmanis dengan alis tipis, mulut
menampilkan tokoh – tokoh dari keempat agakterbuka hingga gigi-giginya
wiracarita yaitu Ramayana, Mahabrata, tampakgemerlapan. Bentuk hidungnya
Panji, dan Damarwulan, sehingga di dalam agakkecil dan mancung, akan tetapi
pertunjukkannya, Topeng Babakan ujungnya sedikit mencuat ke atas. Topeng
mencampuradukan keempat wiracarita Samba atau Parmindo ini mengekspresikan
tersebut denan menampilkan 5 perwatakan kegembiraan dan kemudaan. Topeng Samba
menggambarkan sifat anak-anak dengan
gerakan yang beragam, watak lincah dan bentuk gerakannya gagah dinamis dan
manis. merupakan puncak dari segala tarian. Tokoh
dalam Topeng Klana menggambarkan hawa
Topeng Rumyang sangat mirip nafsu angkara murka yang selalu tidak
dengan Topeng Samba, tetapi wajah bagian membawa keberuntungan, watak sombong
atas (kening) penuh dengan hiasan dan harus dijauhi. (Sudjana (editor),
berbentuk rambut-rambut ikal. Kedok 1989/1999: 29-31). Pada babak ini diselingi
Rumyang melukiskan watak halus dan dengan lawakan, maksudnya agar penonton
terbuka. Pada penampilan Topeng Rumyang tidak bosan. Pada Topeng Babakan ini
diselingi dengan lawakan pentul sebagai penarinya hanya seorang atau biasa disebut
punakawan. Topeng Tumenggung dengan nama Dalang Topeng, ia mempunyai
menggambarkan sosok yang gagah, tegas, kedok berganti-ganti kecuali untuk Topeng
keras hati, sederhana, berwarna bata. Jinggaanom atau Pentul yang biasanya
Matanya besar membelalak dengan alis dilakukan oleh penari lain. Topeng Babakan
sedang, mulut besar serta terbuka lebar, biasa ditanggap digelar pada acara-acara
hingga gigi-giginya tampak semua. Di atas pesta pernikahan ataupun sunatan. Dalang
bibir bertengger kumis lebat sampai di ujung Topeng yang terkenal adalah Sutija, Sujana,
mulut. Hidungnya besar serta ujungnya agak dan Keni. Setiap babak mengenakan satu
mencuat ke atas. Selain kumis, tokoh ini macam topeng yaitu Panji, Klana,
juga memiliki jenggot. (Narawati, 2005 : Tumenggung, Parmindo, dan Rumyang.
109). Adapun Topeng Jinggaanom dan bodor
dikenakan oleh orang lain.
Topeng Tumenggung,Tari Topeng
Tumenggung menggambarkan seorang Tari Topeng Cirebon sebagai media
satria yang jujur dan setia dalam untuk penyebaran agama Islam masih terus
menjalankan tugas untuk membela bangsa disisipkan dalam kedok- kedok topeng yang
dan negara. Kedoknya berwarna merah dikenakan sepertikedok Panji yang
muda, hidungnya mencuat, mulutnya menggambarkan nafsu pertama, mulhimah
menganga seperti Parmindo namun kedok yaitu nafsu yang keluar dari hati, nafsu
ini lebih gagah, sehingga menggambarkan paling bersih, paling suci baik jasmani
seorang ksatria yang gagah berani. Tarian maupun rohani. Kedua, nafsu muthmainah
pada Topeng Tumenggung ini tidak yaitu yang digambarkan dalam kedok
mengenakan sobrah, melainkan bendo dan Parmindo, nafsu yang keluar dari mata yang
iket yang ditumpangi peci berwarna hitam, artinya sudah sempurna. Ketiga, nafsu
memakai kaca mata hitam, baju kerah leher sawwiyah, nafsu yang keluar dari hidung.
warna putih, dasi diselipkan di bawah baju Keempat, nafsu lawwamah yaitu nafsu dari
topeng. Busana ini menggambarkan seorang mulut, nafsu ini ada pada kedok Patih atau
tumengggung atau seorang pejabat. tumenggung. Kedok Rumyang merupakan
sifat yang dapat menyaring kebaikan dan
Topeng Klana, bercorak kasar, keburukan. Kelima adalah nafsu amarah,
hidung mancung, kumisnya tergolong lebat, yaitu nafsu yang keluar dari telinga, nafsu
di bawah bibir bawah terdapat jenggot. Pada ini ada pada kedok Klana yang lebih
dahi dan pelipisnya ada hiasan rambut ikal mencintai sifat dunia (Kartika, 1999: 50).
dan ikat kepala. Berwarna merah tua,
sifatnya kasar, congkak, galak, pemarah dan Tari Topeng yang digunakan sebagai
kejam. Ciri khas Tari Topeng Klana adalah misi dalam penyebaran agama Islam juga
digambarkan dalam empat tingkatan yaitu disebut picis seperti uang logam, dua benda
syari’at, tarekat, hakekat, dan ma’rifat. berbentuk
Pertama, tingkatan ma’rifat adalah tingkat bundar pipih menggantung pada bagian
yang tertinggi, dalam kesenian Topeng muka sobrah. Kembang mokel atau
digambarkan dalam Topeng Panji, bila kembang ron berbentuk bunga mawar,
manusia yang memiliki tingkatan ini menempel di pinggir kiri dan kanan sebelah
merupakan insan kamil, walaupun mendapat bawah, terbuat dari wol. Sumping, untaian
cobaan dan anugerah ia tetap tenang dan panjang yang menguntai dari kedua
tawakal.Kedua, hakekat yang digambarkan kembang melok, bentuknya seperti bola-
dalam topeng Parmindo. Manusia yang telah bola dari wol. Jamang, ukiran kulit yang
mencapai pada tingkat ini sudah faham menempel melingkari bagian bawah sobrah.
mana yang menjadi hak dia sebagai makhluk Penutup muka, atau yang sering disebut juga
Tuhan dan mana hak Allah. Ketiga dengan kedok terbuat dari kayu yang dipahat
merupakan tingkat tarekat yang menutup tipe - tipe raut muka penari yang
digambarkan pada kedok Tumenggung, memerankan seperti Panji, Parmindo,
manusia yang ada pada tingkatan ini mulai Rumyang, Patih, Tumenggung, dan Klana.
melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang Kutang topeng, yaitu kutang gantung
bersumber dari al-Qur’an, ia juga tegas dan sepinggang dengan lengan pendek tanpa
konsekuen mengacu pada sunnah dan hadist. lidah leher. Terbuat dari beludru atau kain
Keempat adalah syari’at yang digambarkan satin, umumnya tidak bermotif atau polos.
dalam kedok Klana, manusia yang ada pada Selain kutang adalah celana. Celana
tingkatan ini adalah manusia yang masih dikenakan bagi penari pria ataupun wanita
mencintai dunia (Kartika, 1999: 52). dengan ukuran sepanjang betis. Celana
tersebut pada bagian pinggang dibelitkan
Bila dilihat dengan seksama, penari kain bermotif batik yang ditata menurut
Topeng mengenakan pakaian yang terdiri kebutuhan peran (misalnya kalau Panji
atas 3 warna, yaitu merah, kuning, dan mengenakan bentuk lancar gelar, Parmindo
hitam. Selain pakaian tiga warna tersebut, dan Rumyang mengenakan lancar cangcut,
juga dilengkapi dengan berbagai perhiasan sedangkan Tumenggung, Patih, dan Klana
seperti gelang, anting, kalung, rumbai- mengenakan dodot lancar wingkis). Selain
rumbai. Tarian ini seakan mengenakan busana-busana seperti tersebut
memadukan keindahan yaitu dari bunyi di atas, penari topeng juga mengenakan
gamelan, alunan tembang, dan gerak tari pelengkap yaitu: panekek atau kalung
yang kaya variasi. Busana yang wulan Tumenggung untuk hiasan leher
dipergunakan dalam Topeng Cirebon adalah terkecuali untuk peran Tumenggung dan
sebagai berikut : Baju lengan Patih menggunakan klambi gulu atau kerah
pendek, celana sontog, kain panjang, dan dasi berwarna gelap, dan memakai kaca
kerudung juada, soder/sampur, kece, dasi, mata berwarna putih. Kemudian kace berupa
gulu kalung mute, katog/tutup rasa,badong, selendang kecil, panjangnya tergantung
gelang, sobrah/tekes, kedok/ topeng, tinggi tubuh si penari. Krodong
sumping, ombyok, jenggel pet, keris. Selain (mongkrong), berupa selendang lokcan lebar
itu busana yang dikenakan untuk penari 40 m, dan panjang 3 meter umumnya dari
Topeng dilengkapi dengan penutup kepala. bahan sutra dibentuk sedemikian rupa
Penutup kepala ini dinamakan sobrah, sehingga kedua ujungnya bisa bertemu dan
berwarna hitam terbuat dari rambut manusia menggantung pada bagian punggung. Untuk
yang diberi hiasan berupa: topeng yang hiasan pinggang terdiri atas badong atau ikat
pinggang dari logam, soder atau sewet
panjang 2,5 m, lebar 40 cm, dibelitkan
melalui sabuk sehingga kedua ujungnya
menguntai di bagian muka sebelah kiri dan
kanan. Keris disandang pada pinggang
sebelah kiri dengan landaian mengarah ke
belakang. Hiasan aurat disebut tutup rasa
menggantung pada bagian muka pangkal Gambar 2. Ki Sujana Priya Pengrajin
paha. Hiasan tangan biasanya gelang dari Kesenian Tari Topeng
logam, atau dari kain beludru yang diberi
Proses pewarisan secara tradisional
manik- manik Hiasan kaki berupa
keroncongan atau kerincingan kaki, biasanya dilakukan dengan cara
berbentuk gelang kaki (Kartika, 1999: 21). penyampaian lisan, sang murid dalam proses
tradisional ini biasanya selalu mengikuti
pagelaran tari topeng yang dilakukan oleh
gurunya, sehingga ia dituntut untuk
4. Pewaris Keahlian Kesenian Khas mendengarkan dan melihat apa yang
Cirebon Tari Topeng dilakukan gurunya diatas panggung
pagelaran, pada proses ini, murid belajar
Pada tari Topeng Cirebon, yang
dengan cara mendengarkan, melihat dan
dimaksud proses pewarisan keahlian adalah
kemudian mengembangkan sendiri pola-pola
mewariskan kemampuan dari generasi yang
gerakan tari Topengnya miliknya,
lebih tua kepada yang lebih muda, proses
dikarenakan pada proses tradisional ini
pewarisan atau pengalihan pengetahuan ini
murid belajar langsunhg dari gurunya
erat hubungannya dengan praktik adat
dipanggung, maka dalam istilah adat
istiadat dalam konteks sebuah desa dan
Cirebon proses pembelajaran model seperti
sesuai dengan lingkungan, adat, serta
ini dikenal dengan istilah guru panggung.
kepercayaan setempat. Secara garis besar
proses pewarisan keahlian dalam tari Proses pewarisan keahlian dalang
Topeng Cirebon dibagi kedalam dua Tari Topeng Cirebon kepada murid atau
metode, yakni proses pewarisan secara keturunannya tidak selalu mengajarkan
tradisional dan proses pewarisan secara gerak tarian yang sama percis, menurut Ki
modern. Sujana Arja (maestro tari Topeng Cirebon
gaya Slangit) pengajaran gerakan tarian
Proses pewarisan secara tradisional,
Topeng ada yang sengaja dibedakan
proses pengalihan pengetahuan ini biasanya
gerakannya dari guru kepada muridnya, hal
tidak dilakukan melalui pembelajaran yang
ini terbukti dari adanya gaya Celeng dan
spesifik, melainkan melalui pengalaman
gaya Cipunegara yang berasal dari keluarga
sehari-hari, pengamatan, dongeng-dongeng
yang sama yaitu Ki Kartam (maestro tari
nenek moyang, dan sebagainya. Beberapa
Topeng Cirebon gaya Celeng) dan Ki
seniman Topeng Cirebon yang mengalami
Panggah (maestro tari Topeng Cirebon gaya
proses pembelajaran seperti itu antara lain
Cipunegara) yang merupakan kakak–adik.
Dasih, mimi Soedji, Ki Andet Suanda, Ki
Sudjana, Ki Carpan, mimi Rasinah, mimi
Dewi, dan mimi Sawitri
Menurut Endo Suanda, inilah tarian paling
halus dengan langkah-langkah minimalis lebih
banyak yang menampilkan gerak “diam yang
dinamis”. Teknik gerakan jauh dari spektakuler,
nyaris monoton dan “kurang menarik” bagi
penonton awam. Meskipun demikian, tarian ini
justru yang paling sukar ditarikan, karena diperlukan
disiplin keras, penahanan diri, memakan tenaga,
Gambar 3. Ki Waryo pewaris keahlian Tari
sangat serius, dan amat tertib sejak awal. Meskipun
Topeng Putera dari Ki Empek (maestro kesenian tarian ini merupakan tarian pertama, justru tarian ini
Cirebon). dipelajari oleh para penarinya dalam tahap-tahap
akhir, karena persyaratan tariannya yang demikian
Proses pewarisan secara modern, ketat. Bagian-bagian gerak tari Panji ini akan diulang
proses pengalihan pengetahuan ini biasanya dalam keempat tarian yang kemudian menyusul.
dilakukan di sanggar-sanggar tari milik para Lagu yang mengiringinya disebut Kembang
dalang Topeng Cirebon, murid tidak hanya Sungsang, merupakan lagu terpanjang dan tersulit
mendengarkan dan melihat gurunya dimainkan. Iringan lagu ini sering tampil kontras
mementaskan tari Topeng Cirebon saja, dengan gerak tariannya. Irama cepat dan bunyi
tetapi juga diajarkan pola-pola gerakan yang keras, disambut gerak tari yang amat minim, bahkan
didapat gurunya secara turun temurun mulai hampir tanpa gerak. Makna dibalik Tari Topeng
Panji. Tarian Panji sebagai pahlawan budaya Jawa
dari kuda-kuda, gerakan tangan, tatapan
ini, memakai topeng atau kedok. Ini merupakan
wajah dan lainnya, sehingga pada proses ini
kesatuan dua konsep religi lama dan Hindu. Topeng
bisanya memunculkan pola gerakan yang Panji merupaklan symbol kehadiran roh raja atau
kurang lebih sama antara murid yang satu dewa yang menjelma dalam diri raja, yang sesuai
dengan yang lain di dalam satu sanggar tari. dengan mitos Panji yang selalu nyamar selama
pengembaraan mencarai kekasihnya. Begitu pula
dengan Candrakirana juga menyamar. “Samaran”
ini adalah kedok atau topeng yang
5. Jenis – jenis Serta Makna Tari Topeng
menyembunyikan identitas dirinya.
Cirebon

1. Panji

(Menggambarkan kesucian manusia yang


baru lahir) Kedoknya berwarna putih. Matanya
liyep, pandangannya merunduk dan senyumnya
dikulum. Raut wajahnya (wanda) menunjukan Gambar. 4 Tari Topeng Panji
seorang yang alim, tuturkatanya lemah-lembut dan
gerakannya halus. Dalam topeng Cirebon kedok ini Mereka kadang sudah bertemu, tetapi
ditarikan dalam karakter alusan (halus) seperti karena menyamar, maka keduanya tidak saling
halnya tokoh Arjuna dalam cerita wayang. mengenal. Bahkan keduanya saling berperang
Tariannya menggambarkan seseorang yang berbudi (pasangan oposisi). Seperti matahari, dan bulan,
luhur, penuh kesabaran dan tahan atas segala siang dan malam, sulit untuk bertemu. Tetapi
godaan. Ini tercermin dari iringannya (musik) yang akhirnya matahari dan bulan ini bertemu juga,
bertolak belakang (kontras) dengan tariannya. Tari kawin dalam harmoni sempurna, yakni pada waktu
topeng Panji adalah tarian paradoks. terang bulan. Dalam terang bulan, dunia terang
benderang seperti siang, tetapi bukan siang. antara gerak dan musiknya berlawanan. Geraknya
Kenyataannya, terang bulan adalah perkawinan halus atau lembut, tetapi musiknya keras.
semesta purba. Dan peristiwa ini, dalam bahasa Kekontrasan itu digambarkan sebagai seorang yang
mayarakat Kerjaan Majapahit, adalah peristiwa sudah mampu mengendalikan hawa nafsu dan tidak
perkawinan Panji dan Candrakirana. mudah tergoda oleh segala yang bersifat
keduniawian. Ia adalah gambaran manusia marifat,
Tarian topeng Panji adalah tarian untuk manusia insan kamil, yang tindak-tanduknya tidak
menghadirkan kekuatan-kekuatan semesta yang akan goyah sedikit pun ketika menghadapi berbagai
paradoksal. Dengan tarian ini, maka asas-asas macam cobaan. Dia tetap tenang dan tawakal.
paradoks semesta, kelaki-lakian dan Manusia marifat selalu sadar, bahwa usik-malik
keperempuanan, dihadirkan. Dewa pencipta itu serta nafasnya semua tergantung Allah. Pasrah dan
sendiri dihadirkan lewat mitos dan lambang Panji. ikhlas adalah ciri kehidupan orang tingkat marifat.
Panji adalah paradoks itu sendiri. Ia bersifat laki-laki Sedangkan unsur paradoks sebagai gambaran Dewa
dan bersifat perempuan, ia matahari dan ia bulan, ia Syiwa yang di dalam agama Hindu diyakini sebagai
siang dan malam, ia langit dan tanah, ia kasar dan dewa pencipta dan sekaligus juga pemusnah.
halus, ia nampak dan tidak nampak, ia hidup dan
kematian, ia masa lampau dan masa mendatang. Pada zaman kerajaan Majapahit, tari topeng
Waktu dan ruang paradoks ada dalam diri Dewa ini. Panji adalah tarian untuk menghadirkan kekuatan-
Tari topeng panji Tari topeng ini berkarakter halus. kekuatan semesta yang paradoksal. Dengan tarian
Ditampilkan pada kesempatan pertama. Menurut ini, maka asas-asas paradoks semesta, kelaki-lakian
mereka, Panji berasal dari kata siji (satu, atau dan keperempuanan, dihadirkan. Dewa pencipta itu
pertama), mapan sing siji (percaya kepada Yang sendiri dihadirkan lewat mitos dan lambang Panji.
Satu). Gerak tarinya senantiasa kecil dan lembut, Panji adalah paradoks itu sendiri. Ia bersifat laki-laki
minimalis dan lebih banyak diam. Kata Mutinah dan perempuan, ia matahari dan bulan, ia siang dan
(dalang topeng asal Gegesik, Cirebon), menarikan malam, ia hidup dan mati. Waktu dan ruang
topeng Panji itu kaya wong urip tapi mati, mati tapi paradoks ada dalam diri dewa ini.
urip. Ungkapan tersebut adalah untuk menjelaskan,
bahwa topeng Panji itu memang tidak banyak gerak, 2.Samba atau Pamindo (Melambangkan
seperti orang yang mati tapi hidup, hidup tapi mati. kelincahan manusia dimasa kanak-kanak)
Koreografinya lebih banyak diam, dan inilah
sebagai salah satu hal yang menyebabkan tari ini Samba berasal dari kata sambang atau
kurang disukai oleh penonton, terutama penonton saban yang artinya setiap.Maknanya bahwa setiap
awam. Tari ini diiringi oleh beberapa lagu yang waktu kita di wajibkan menjalnkan perintah-Nya .Di
terangkai menjdi struktur musik yang panjang dan duakalikan (di pindoni ) , maknanya bahwa di
sulit. Lagu pokoknya disebut Kembang Sungsang samping mengerjakan perintahnya kita jugaperlu
yang dilanjutkan dengan lagu ontang gede, oet- mengerjakn hal-hal yang sunah. Makna topeng
oetan, dan pamindo deder. Bagi kebanyakan dalang Samba atau Pamindo Samba / Pamindho
topeng Cirebon, topeng Panji menggambarkan menggambarkan birahi ,karena setelah
manusia yang baru lahir. Gerakan tarinya senantiasa memilikisesuatu yang di inginkan kepada orang lain
kecil, lembut, dan halus, minimalis, dan lebih selalu ingin mempertunjukan apa yang telah
banyak diam. Tarian ini digambarkan pula sebagai dimilikinya ,bahwa hal itu menjadi pula sebagian
nafsu mutmainah, nafsu yang bersifat membimbing kepentingan orang lain tari topeng samba adalah
dan menyucikan serta menuntun salik. jenis tarian yang menggambarkan sifat manusia
yang masih anak anak penuh kebahagian dan
Jika melihat teksnya, tari topeng Panji kelincahan.dalam gerakan tarianya sangat
mengandung unsur kontras atau paradoks, karena luwes,serta lucu, samba juga bersaal kata dari saban
yang artinya bahwa setiap tindakan harus 3. Rumyang
melaksanakany perintahnya (Allah SWT) dan
mennjauhi larangaanya (Allah SWT). (Menggambarkan kehidupan seorang remaja pada
masa akil baligh) Kedok topeng Rumyang sewanda
dengan Pamindo, namun tanpa hiasan rambut.
Seperti juga kedok Pamindo, di tengah-tengah
dahinya terdapat hiasan rerengu atau rengu batuk
mimi, yang disambung dengan hiasan pilis yang
melingkar di kedua sisi pipi sampai ke bagian pipi
bawah. Warna kedoknya merah jambu, namun ada
juga yang berwarna coklat muda. Karakter
Gambar 5. Tari Topeng Samba kedoknya sama dengan kedok Pamindo, yakni
genit, lincah, atau ganjen. Jika disejajarkan dengan
Tari topeng samba atau pamindo Kata karakter tokoh wayang (golek atau kulit), kedok ini
Pamindo, di kalangan seniman topeng Cirebon, sama dengan Dipatikarna. Raut wajahnya
berasal dari kata pindo, artinya kedua. Kata pindo, membersitkan keceriaan, dan hal ini dapat dilihat
umumnya sangat berkaitan dengan urutan penyajian dari bentuk mulutnya yang senantiasa menyiratkan
topeng Cirebon itu sendiri, yang artinya juga sama seseorang dengan senyuman manisnya. Dalam
dengan penyajian tari bagian (babak) kedua. struktur pertunjukan topeng Cirebon, kedok ini
Akan tetapi, khusus untuk topeng gaya ditarikan pada bagian ketiga sebagai kelanjutan dari
Losari, tarian tersebut justru ditarikan pada bagian topeng Pamindo, namun ada pula yang ditarikan
pertama dan digambarkan sebagai tokoh Panji paling akhir. Tari topeng Rumyang berasal dari kata
Sutrawinangun. Dalam gaya topeng Losari memang ramyang-ramyang yang artinya mulai terang. Tari
tidak dikenal adanya tari topeng Panji secara khusus, ini menggambarkan seseorang yang mulai dewasa
karena topeng Panji ditarikan dalam topeng lakonan. dan tahu arti kehidupan. Gerakan tarinya lincah dan
Karakter tari topeng tersebut adalah genit atau riang. Kedoknya berwarna merah muda atau jingga
ganjen (bhs. Jw. Cirebon), sama dengan karakter sebagai lambing peralihan dari masa remaja menuju
tokoh Samba dalam cerita wayang Purwa. Oleh masa dewasa. Iringan lagu rumyang atau kembang
sebab itu, tari ini juga sering disebut dengan topeng kapas atau buncis. Penarinya memakai pakaian
Samba. Gerakannya gesit dan menggambarkan berwarna merah muda atau jingga dan memakai
seseorang yang tengah beranjak dewasa, periang, kain lancar gelar. Tarian ini mempunyai makna
dan penuh suka cita. Itulah sebabnya, mengapa menyucikan diri demi keselamatan kita. Makna
gerakan tari topeng ini seperti kesusu (terburu-buru), topeng rumyang Maknanya kita senantiasa
mirip dengan perilaku dan kehidupan seorang anak mengharumkan nama tuhan yaitu dengan doa dan
muda. Dalam pertunjukan topeng gaya topeng dzikir.
Menor dari daerah Jati, Cipunagara, Subang, topeng
Pamindo dibagi menjadi dua bagian, yakni Pamindo
(kedok berwarna putih) dan Samba Abang (kedok
berwarna merah). Gaya penampilan seperti ini juga
dimiliki oleh dalang topeng Rasinah dari
Pekandangan dan Carpan dari Cibereng,
Indramayu. Di daerah lainnya, penampilan seperti
tersebut tidak ditemukan. Nama lagu pengiringnya
Gambar 6. Penari Tari Topeng Rumyang (sebelah kanan dan
sama dengan nama tarinya, yakni pamindo. Di
kiri)
Slangit, nama lagu pengiring tari ini disebut Singa
Kawung. 4. Tumenggung atau Patih
( Menggambarkan manusia yang sudah Gambar 7. Penari Tari Topeng Tumenggung
menginjak dewasa dan telah menemukan jatidirinya
) Kedok Tumenggung atau Patih selalu dicat dengan 5. Kelana atau Rahwana
warna coklat atau merah jambu. Wanda kedoknya
menyiratkan seseorang yang gagah, pemberani, dan (Melambangkan sifat angkara murka yang terdapat
berwibawa sesuai dengan karakternya yang juga dalam manusia) Kedok Kelana umumnya dicat
gagah. Matanya agak melotot, dan disebut dengan warna merah tua. Melihat perangainya
bentuk mata kedelen; kumisnya tebal dan sudah dapat ditebak, bahwa kedok ini berkarakter
biasanya terbuat dari rambut yang dikepang, atau gagah-kasar. Matanya belotot seperti orang
kulit yang pada bagian ujungnya dibulatkan. terbelalak; berkumis tebal terbuat dari rambut yang
Sunggingan janggutnya disebut dengan dikepang dan bagian ujungnya dibulatkan.
memulu. Khusus untuk topeng gaya Losari, kedok Hidungnya mancung, mulutnya menganga dan
Tumenggung dan Patih dibedakan. Kedok Patih sedikit menyembul ke luar. Gigi bagian atas agak
berwarna putih dengan matanya melotot, menjorok ke depan, sepintas terkesan seperti orang
berjambang, dan berkumis. Sepanjang yang yang tengah tertawa terbahak-bahak. Di bagian
diketahui saat ini, hanya topeng Losari-lah yang dagunya tersungging hiasan janggut yang
membedakan antara kedok Patih dan Tumenggung. disebut rengget atau rerengu yang menyatu
Demikian pula tariannya. Sedangkan di daerah lain, dengan jambang. Di atas ujung hidung atau
antara kedok Patih dan Tumenggung tidak di bagian dahi terdapat lekukan sebagai gambaran
dibedakan. Menurut Kandeg, untuk membedakan orang yang tengah mengernyitkan dahi yang disebut
kedua kedok tersebut dapat diamati dari bentuk dengan renyon Sedangkan di bagian atasnya
kumisnya. Kumis pada kedok Patih memakai melintang hiasan yang disebut jamang. Kedok
rambut sedangkan kumis kedok Tumenggung topeng Klana mempunyai berbagai wanda, antara
memakai kulit dan bentuknya capang (runcing). lain wringut, drodos dan barong. Kedok ini juga
Wanda kedoknya juga bermacam-macam dan sering dipakai untuk berbagai tarian yang
terdiri atas wanda: tatag, prekecil, pelor, dan mimis. karakternya sejajar, antara lain untuk tari
Sedangkan kedok Tumenggung mempunyai tiga topeng Rowana, atau tari topeng Rahwana di
wanda, yakni slasi, drodos, dan sanggan. Makna daerah Priangan, dan tari topeng Koncaran. Dalam
topeng tumenggung Memberikan kebaikan kapada struktur pertunjukan topeng Cirebon, kedok tersebut
sesama manusia, saling menghormati dan senantiasa ditarikan paling akhir. Makna topeng kelana
mengembangkan silih Asah, Silih Asih dan Silih Kembara atau Mencari. Bahwa dalam hidup ini kita
Asuh. Menggambarkan manusia yang mempunyai wajib berikhtiar. Topeng kelana melambangkan
sifat setia dan siap membela negara,karakternya: sifat angkara murka yang terdapat dalam manusia.
gagah dan gerakannya angkuh dan tampak kaku di wajah Klana berwarna merah tua, berkumis tebal
iringi lagu tumenggung & barlen-barlen, penari ini menyeramkan yang melambangkan karakter besar
memakai kain selancar gelap, pakaian hitam, hiasan dan gagah. Gerakannya kasar, diiringi musik yang
leher berupa kelambigula, dasi dan kacamata tari ini keras (lagu gonjing dan sarung ilang). Tarian ini
mengandung makna orang yg bijaksana & tidak menggambarkan orang yang serakah, angkara
banyak bicara. murka dan tidak dapat mengendalikan diri. Penari
menggunakan kain lancar gelar dan pakaian
berwarna
dan mengajarkannya kepada keturunannya
dan pada masyarakat sekitar, sehingga Tari
Topeng yang ada di daerah-daerah tersebut
memberi nama yang disesuaikan dengan
nama daerahnya seperti Topeng Losari,
Topeng Palimanan, Topeng Astanalanggar,
Gambar 8. Penari Tari Topeng Kelana dan Topeng Gegesik.
C. PENUTUP Berdasarkan pada peruntukan
pendiriannya bahwa Tari Topeng Cirebon
Tari Topeng yang saat ini masih digunakan sebagai mediauntuk menyebarkan
bertahan di tengah gempuran kesenian agama Islam, maka simbol dan gambaran
modern merupakan kesenian tradisional watak manusia tersebut adalah sebagai
masyarakat Cirebon. Tari Topeng yang para penjabaran dari ajaran Islam. Dalam diri
penarinya mengenakan topeng, manusia, Tuhan memberikan lima nafsu,
awalnya digunakan oleh Sunan Gunung Jati pertama nafsu mulhimah yaitu nafsu yang
sebagai media dakwah untuk menyebarkan keluar dari hati, nafsu paling bersih, paling
agama Islam. Media seni yang digunakan suci baik jasmani maupun rohani, nafsu ini
Sunan Gunung Jati untuk menyebarkan ada pada kedok Panji. Kedua adalah nafsu
agama Islam tersebut merupakan cara mutmainah yaitu nafsu yang keluar dari
mudah untuk mengumpulkan masyarakat. mata, nafsu ini ada pada kedok Parmindo.
Dengan demikian maka simbol-simbol yang Ketiga nafsu sawwiyah yaitu nafsu yang
terkandung dalam Topeng diterapkan, keluar dari hidung, ada pada kedok
misalnya setiap penari Topeng diharuskan Rumyang. Nafsu keempat adalah nafsu
berbusana yang dapat menutup aurat, yaitu lawwamah yaitu nafsu yang keluar dari
baju yang dikenakan harus menutupi dada mulut, ada pada Kedok Patih atau
dan Tumenggung. Nafsu kelima adalah nafsu
punggung, para penari juga menutupi amarah, nafsu yang keluar dari telinga, nafsu
kakinya dengan kaos kaki hingga lutut. Hal- kemarahan ada pada kedok Klana yang
hal yang diajarkan dalam seni topeng yaitu sifatnya lebih mencintai dunia. Gambaran
tingkatan syariat, tarekat, hakikat, dan watak manusia tersebut dibagi ke dalam
makrifat. Penjabarannya sebagai manusia empat tingkatan yaitu tingkatan yang
harus mengerjakan perintah- perintah Allah pertama adalah ma’rifat ada pada topeng
dengan ikhlas tertib, sopan. Mengerjakan Tumenggung. Apabila manusia sudah
shaum, shalat, mengenal haram dan halal, mencapai tingkatan tersebut berarti sudah
wajib dan sunat. Kedatangan Belanda yang tergolong insan kamil, walaupun mendapat
berakhir dengan melakukan pendudukan cobaan ataupun anugerah ia akan tetap
wilayah khususnya di Cirebon telah merusak tawakal. Tingkatan yang kedua adalah
ketentraman masyarakat Cirebon, hal itu hakekat yang digambarkan dalam topeng
berdampak pada para seniman Tari Topeng Rumyang, manusia yang telah mencapai
yang biasa tinggal di lingkungan istana. pada tingkatan tersebut berarti sudah faham
Mereka berpindah bersama masyarakat pada hak sebagai manusia. Tingkatan yang
lainnya ke luar keraton dan ketiga tarekat digambarkan pada kedok
menempati daerah di luar keraton, seperti Parmindo,
Losari, Palimanan, Astanalanggar, maupun manusia yang mencapai tingkatan tersebut
ke Gegesik. Para seniman yang telah keluar mempunyai pendirian yang tegas, konsekuen
dari istana terus melestarikan Tari Topeng
dan mengacu pada Sunah dan Hadist,
melaksanakan ajaran Islam bersumber dari Rubiaty, Barliant, 1986.
al-Qur’an dan Hadist, dan tingkatan keempat Tinjauan deskriptif Tari Topeng Samba di
adalah syari’at, digambarkan dalam kedok Gegesik Wetan Kabupaten Cirebon, Skripsi.
Kelana, manusia yang berada pada tingkatan Bandung : STSI
tersebut masih mencintai keduniawian.
Sedangkan Topeng Panji tidak termasuk Salana. 1987.
dalam keempat tingkatan tersebut karena Sejarah Carbon, jilid I
Panji sudah menjadi manusia yang sejati
atau manusia yang sudah manunggal dengan Somantri, Gaos Harja. 1978/1979.
Tuhan (Kartika, 1999: 50-51 Topeng Cirebon . AstI Bandung : Proyek
Pengembangan Institut Kesenian Indonesia,
DAFTAR PUSTAKA Sub Proyek Asti Bandung.

Atmadibrata, Enoch. 1990. Sumardjo, Unang. 1983.


Menelusuri Tari Topeng Jawa Barat, Meninjau Sepintas Panggung S e j a r a h P e
Perkembangan dan Pemasyarakatannya. m e r i n t a h a n Kerajaan Cirebon 1479 –
Makalah, disajikan pada diskusi budaya 1809. Bandung: Tarsito
dalam rangka Milangkala VIII Lingkung
Seni Sunda Universitas Padjadjaran Suanda, Toto Amsar. 2004.
bandung, tanggal 21 Mei 1990 “Mapag Sri”, Ekspresi Mistis Rakyat
Pangkalan. Pikiran Rakyat: 6 Juni halaman.
Ensiklopedia Dunia, “Tari Topeng Cirebon” 22
Universitas Sains dan Teknologi Komputer
(STEKOM)

Ensiklopedi Nasional Indonesia, jilid 4.


Jakarta : PT Cipta Adi Pustaka

Hardjasaputra, Sobana. 2009. Wahidin, Dede. 2006.


“ Teknis Penelitian dan Penulisan Sejarah”. Potensi Daerah Kesenian Cirebon. Dinas
Makalah Bimbingan Teknis Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon.
Penelitian.Bandung : Depbudpar Balai
Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional
Bandung

Kartika, Jamilah Santi. 1999.


Makna Topeng Panji Gaya Slangit dalam
Topeng Cirebon , oleh Dalang Topeng
Sujana Arja, Skripsi. Bandung : Sekolah
Tinggi Seni Indonesia

Nunung, Ani. 2004. “ Yang Bertahan Kini


Sekarat dan hanya dikenal di Pinggiran,
Banyak Kesenian Cirebon Punah” , Pikiran
Rakyat, 12 Februari, hal. 23

Anda mungkin juga menyukai