UTS Microteaching
UTS Microteaching
Soal:
1. Sebutkan 5 komponen dasar pelaksanaan pembelajaran.
2. Sebutkan dan jelaskan dari klasifikasi strategi pembelajaran
3. Sebutkan dan jelaskan pola-pola belajar peserta didik.
4. Jelaskan tahapan dalam pembelajaran micro.
5. Buatlah RPP satu pokok bahasan di tingkat SMP pada mata pelajaran IPA.
Keterangan:
1. Dikumpulkan hari ini di email : yannikanidiasari@gmail
2. Diperiksa kembali identitas dari lembar jawaban yang akan dikirim ke email.
-selesai-
Jawaban:
Strategi pembelajaran langsung adalah pendekatan di mana guru memiliki peran aktif dalam
mengajar dan siswa terlibat dalam aktivitas pembelajaran yang dipimpin oleh guru. Guru
memberikan penjelasan langsung, mendemonstrasikan konsep atau keterampilan, dan
memberikan panduan kepada siswa. Beberapa contoh strategi pembelajaran langsung adalah:
Ceramah: Guru memberikan penjelasan secara verbal kepada siswa tentang konsep atau
materi pelajaran.
Demonstrasi: Guru melakukan demonstrasi untuk memperlihatkan bagaimana suatu
keterampilan dilakukan dengan benar.
Diskusi Kelompok: Guru memfasilitasi diskusi kelompok di mana siswa berpartisipasi
aktif dalam berbagi ide, menganalisis masalah, atau membahas topik tertentu.
Praktik Terpimpin: Guru memberikan panduan dan arahan kepada siswa saat mereka
berlatih menggunakan konsep atau keterampilan yang baru dipelajari.
Strategi pembelajaran tak langsung adalah pendekatan di mana siswa lebih aktif dalam
memperoleh pengetahuan atau keterampilan secara mandiri atau melalui sumber-sumber yang
tidak langsung. Guru bertindak sebagai fasilitator atau pemandu dalam proses pembelajaran.
Beberapa contoh strategi pembelajaran tak langsung adalah:
Pembelajaran melalui Membaca: Siswa membaca bahan-bahan referensi, buku teks,
atau artikel untuk memperoleh pengetahuan.
Pembelajaran melalui Penelitian: Siswa melakukan penelitian mandiri untuk
mendapatkan informasi atau menjawab pertanyaan yang diajukan.
Pembelajaran melalui Tugas Proyek: Siswa diberikan tugas proyek yang melibatkan
pengumpulan informasi, analisis, dan presentasi hasil penelitian mereka sendiri.
Pembelajaran melalui Pembelajaran Daring: Siswa menggunakan sumber daya daring
seperti video, tutorial, atau platform pembelajaran elektronik untuk belajar secara
mandiri.
Strategi Pembelajaran Interaktif
Strategi pembelajaran interaktif melibatkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran
dan berfokus pada interaksi antara siswa, guru, dan siswa dengan sesama. Tujuannya adalah
untuk mendorong pemahaman yang lebih dalam dan berpikir kritis. Beberapa contoh strategi
pembelajaran interaktif adalah:
Diskusi Kelas: Siswa berpartisipasi dalam diskusi terstruktur tentang topik tertentu,
berbagi pendapat, dan mendebat argumen.
Brainstorming: Siswa berkontribusi dalam menghasilkan gagasan-gagasan baru yang
berkaitan dengan topik pembelajaran.
Pembelajaran Kooperatif: Siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan
bersama, berbagi pengetahuan, dan saling membantu.
Permainan Peran: Siswa memainkan peran dalam situasi tertentu untuk memahami
perspektif yang berbeda dan melatih keterampilan sosial.
Strategi pembelajaran mandiri mendorong siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengelola
pembelajaran mereka sendiri. Mereka berperan aktif dalam mengatur tujuan pembelajaran,
menjadwalkan waktu, dan mengevaluasi kemajuan mereka.
Beberapa contoh strategi pembelajaran mandiri adalah:
Pembelajaran Berbasis Proyek: Siswa memilih proyek pembelajaran yang menarik bagi
mereka dan bekerja secara mandiri untuk mencapai tujuan proyek tersebut.
Pembelajaran Berbasis Masalah: Siswa diberikan masalah atau tantangan dan mereka
mengembangkan solusi sendiri melalui pemikiran kreatif dan penelitian.
Jurnal atau Portofolio: Siswa mencatat refleksi mereka tentang pembelajaran mereka
dalam jurnal atau mengumpulkan contoh pekerjaan mereka dalam portofolio pribadi.
Pembelajaran Berbasis Teknologi: Siswa menggunakan alat atau aplikasi teknologi
untuk memperoleh pengetahuan atau berlatih keterampilan secara mandiri, seperti
pembelajaran berbasis video atau platform pembelajaran daring.
Dalam penggunaan strategi pembelajaran, penting bagi guru untuk memilih metode
yang sesuai dengan materi pelajaran, gaya belajar siswa, dan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
Strategi Pembelajaran Empirik (Experiential)
Pembelajaran empirik melibatkan siswa dalam pengalaman langsung yang melibatkan indera
mereka, sehingga mereka dapat memperoleh pemahaman lebih dalam melalui pengamatan dan
eksperimen. Contoh strategi pembelajaran empirik meliputi:
Praktikum laboratorium: Siswa melakukan eksperimen praktis di laboratorium untuk
mengamati fenomena dan menguji hipotesis.
Studi lapangan: Siswa pergi ke luar kelas untuk mengamati dan mengumpulkan data
dari lingkungan nyata.
Simulasi: Siswa menggunakan perangkat lunak atau alat bantu untuk menghadapi situasi
yang mensimulasikan pengalaman nyata.
Chaining (rantai/rangkaian)
Chaining adalah proses belajar di mana peserta didik menggabungkan serangkaian langkah atau
tindakan untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan. Peserta didik belajar mengaitkan
langkah-langkah secara berurutan dan memahami hubungan sebab-akibat antara mereka.
Contoh dalam IPA adalah saat peserta didik mengikuti langkah-langkah eksperimen ilmiah
yang melibatkan pengamatan, pengukuran, dan analisis data.
Verbal Association (asosiasi verbal)
Verbal association melibatkan pembentukan asosiasi atau hubungan antara kata-kata atau
simbol-simbol dengan konsep atau objek yang terkait. Peserta didik belajar menghubungkan
kata-kata dengan makna atau representasi yang tepat. Contoh dalam IPA adalah saat peserta
didik mengasosiasikan kata "gravitasi" dengan gaya tarik bumi terhadap benda-benda di
permukaan.
Discrimination learning adalah proses di mana peserta didik belajar untuk membedakan antara
dua atau lebih stimulus atau situasi yang serupa tetapi memiliki perbedaan penting. Peserta
didik belajar mengenali perbedaan dan merespons dengan tepat terhadap setiap stimulus atau
situasi. Contoh dalam IPA adalah saat peserta didik membedakan antara hewan karnivora dan
herbivora berdasarkan ciri-ciri makanan dan struktur gigi.
Concept learning melibatkan proses belajar untuk mengenali dan mengklasifikasikan objek atau
peristiwa ke dalam kategori atau konsep yang relevan. Peserta didik belajar mengidentifikasi
karakteristik atau atribut yang membedakan objek dalam suatu konsep. Contoh dalam IPA
adalah saat peserta didik mempelajari konsep "penghantar panas" dan mengidentifikasi logam
sebagai penghantar panas yang baik berdasarkan sifat konduktivitas termalnya.
Rule learning melibatkan pemahaman dan penerapan aturan atau prinsip yang memandu
perilaku atau penyelesaian masalah. Peserta didik belajar mengenali pola-pola dan aturan yang
berlaku dan menggunakannya untuk membuat keputusan atau menjawab pertanyaan. Contoh
dalam IPA adalah saat peserta didik belajar mengaplikasikan hukum Newton tentang gerak
untuk memprediksi pergerakan suatu benda.
1) Tahap Persiapan
Sebelum melakukan microteaching, guru dan calon guru harus melakukan beberapa
persiapan layaknya akan mengajar sesungguhnya, seperti:
2) Tahap Pelaksanaan
a. Menyampaikan materi pembelajaran micro teaching secara komunikatif. Guru dan
calon guru dapat menggunakan gaya bahasa yang mudah dipahami siswa di kelas.
b. Mengelola kelas dengan baik supaya kelas micro teaching berjalan dengan lancar.
c. Memberikan latihan-latihan soal.
d. Menilai dan melakukan evaluasi hasil pembelajaran pada akhir pertemuan.
3) Tahap Pemberian Umpan Balik
Setelah kegiatan micro teaching dilaksanakan, tahap ketiga ini adalah waktunya bagi guru
dan calon guru mendapatkan umpan balik atas micro teaching yang telah dilakukan. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara tanya jawab atau diskusi dengan observer atau teman
sejawat. Dengan demikian, guru dan calon guru mengetahui apa saja yang harus dilakukan
untuk melakukan perbaikan.
A. Kompetensi Inti
KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, serta
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
dan kawasan regional.
KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
Setelah melakukan pembelajarsn melalui diskusi dan percobaan ilmiah mengenai pengaruh
paparan cahaya matahari terhadap proses fotosintesis (kandungan amilum pada daun):
1. Siswa diharapkan dapat menjelaskan secara ilmiah unsur-unsur penting dalam proses
fotosintesis.
2. Siswa diharapkan dapat menjelaskan hasil percobaan pengaruh cahaya terhadap proses
fotosintesis.
3. Siswa diharapkan dapat menganalisis perubahan energi yang terjadi dalam proses
fotosintesis
4. Siswa diharapkan dapat Mengkomunikasikan hasil percobaan pengaruh cahaya terhadap
proses fotosintesis
Materi Pembelajaran
1. Reaksi fotosintesis
2. Perubahan energi dalam proses fotosintesis
3. Pengaruh energi cahaya dalam proses fotosintesis.
D. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Metode : Praktikum, diskusi kelompok kecil, tanya jawab.
3. Model : Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
E. Media Pembelajaran
Media :
1. Video fotosintesis
2. Lembar kerja peserta didik (lkpd)
Alat dan Bahan :
Tanaman, kertas karbon/kertas bungkus rokok, bayclean,piring kecil,betadin,mangkok
kecil, HP, Laptop
G. Kegiatan Pembelajaran
.
a. Lembar Pengamatan Sikap
B Pelaksanaan
C Penyelesaian
Kunci
NO Indikator Soal Soal
Jawaban
Amatilah daun dibawah ini!
Siswa mengamati
perbedaan daun yang
1 C
mengandung amilum
dan tidak A. Warna biru pekat B. Warna hijau
pucat
Kedua daun diatas ditetesi dengan lugol. Apa yang kamu
amati dari gambar diatas?
a. Daun A ditetesi terlalu banyak lugol/ Betadin
b. Daun B ditetesi cukup lugol/ Betadin
c. Daun A mengandung banyak amilum
d. Daun B mengandung banyak amilum
Perhatikan gambar dibawah ini!
Siswa dapat a
mengamati perbedaan
2 daun yang D
mengandung amilum
dan tidak
Hari/Tanggal :
Kelas:
Kelompok:
1.
2.
3.
A. Teori
Reaksi ini melibatkan proses pengambilan gas karbon dioksida dari udara dan air dari
tanah untuk memproduksi karbohidrat ([CH2O]) dan oksigen. Reaksi kimia fotosintesis dapat
dituliskan secara sederhana dengan formula berikut.
6CO2 +6 H2O + energi (cahaya), Kloroplas → C6H12O6 (glukosa) + 6CO2
Fotosintesis berperan penting untuk kelangsungan kehidupan organisme muka bumi.
Hamper seluruh organisme heterotrop secara langsung maupun secara tidak langsung, sangat
bergantung pada zat makanan produk fotosintesis
Hasil awal fotosintesis adalah berupa zat gula sederhana yang disebut glukosa (C 6H12O6).
Sebagian zat gula akan dirombak untuk menghasilkan energi. Energi sangat dibutuhkan untuk
berbagai aktifitas tubuh. Sebagian akan digunkan untuk membangun atau membentuk tubuh tumbuhan.
Tumbuhan butuh tumbuh, berkembang, membentuk anakan atau tunas, membentuk bunga, biji, buah, dsb.
Sebagian akan dijadikan bahan baku untuk menyusun zat-zat penting lain yang dibutuhkan. Misalnya protein,
lemak, dan vitamin. Selanjutnya, sebagian akan diubah menjadi amilum (zat tepung = pati.) yang ditimbun di
daun, atau organ-organ penimbunan yang lainnya.
Amilum merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan
kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia
juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Amilum diamati dalam uji Sach
karena amilum merupakan gula yang disimpan dari hasil fotosintesis serta merupakan gula
kompleks yang tidak larut dalam air. Pati atau amilum tersusun dari dua macam
karbohidrat,amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa
memberikan sifat keras, sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa
memberikan warna ungu pekat pada tes lugol/ betadin sedangkan amilopektin tidak bereaksi.
Sehingga pada percobaan sach, daun yang mengandung amilum ketika ditetesi lugol/betadin
akan menunjukkan reaksi antara lugol/betadin dan amilosa pada amilum.
B. Rumusan masalah
………………………………………………………………………………………………………...
Tujuan Kegiatan:
1. ………………………………………………………………………………………………….
2. ………………………………………………………………………………………………….
C. Hipotesis Praktikum:
1. ………………………………………………………………………………………………….
2. ………………………………………………………………………………………………….
D. Alat dan Bahan:
Alat :
Piring kecil
Penjepit kertas
Ember kecil
Kertas karbon/ dus yang tak tembus cahaya
Bahan:
Daun bogenville
Bayclean
Betadin
Air
Air termos bersuhu panas
E. Rancangan Percobaan:
G. DISKUSI:
1. Tuliskan variabel bebas, variabel kontrol, dan variabel terikat pada percobaan Sach tersebut.
Jawab: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.. .................... .................... .................... ............ .
.......................................................
4. Apakah terdapat perbedaan warna antara bagian daun yang tertutup dengan bagian daun yang
terbuka setelah uji dengan larutan betadin ?
Jawab: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.......................................................... ................. .
.. .................... .................... .................... .............
....... .................... .................... .................... ........
............ .................... .................... .................... .. .
.............................................