DOSEN PENGAMPU:
Ns. AGRINA, PhD
Abstrak Pada bagian abstrak paper ini menjelaskan bahwa timbal (Pb)
merupakan bahan beracun yang dapat terakumulasi dalam tubuh
manusia dan dapat merugikan terhadap kesehatan dan menyebabkan
kerusakan pada berbagai organ termasuk hati. Hasil studi pendahuluan
di CV. Sinar Baja Cemerlang diperoleh Pb dalam darah pekerja
melebihi nilai ambang batas yang ditentukan CDC. Hasil analisis
univariat diperoleh rata-rata kadar Pb darah sebesar 24,39 µg/dL dan
84,8 % responden mengalami kejadian gangguan fungsi hati. Hasil uji
spearman menunjukkan signifikan hubungan antara waktu kerja
dengan tingkat ALT (p= 0,005) dan Gamma-GT (p= 0,017),
sedangkan variabel lain tidak menunjukkan hubungan yang signifikan.
Pengantar Timbal di dalam tubuh manusia pada dasarnya dapat menghambat
aktifitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb) dan
sebagian kecil diekskresikan lewat urine dan feces karena sebagian
terikat oleh protein sedangkan sebagian lagi terakumulasi oleh tubuh di
dalam beberapa organ. Pada manusia timbal diserap sekitar 20-50%
dari proses inhalasi, dan 5-15% dari proses menelan. Pekerja
pengecoran logam di Desa Bakalan, Ceper, Kabupaten Klaten adalah
salah satu dari sekian banyak kegiatan pengecoran logam yang
menggunakan teknik tradisional di Indonesia. Pengecoran logam
tradisional yang dilakukan secara terus menerus dapat mempengaruhi
kualitas kadar debu udara. Kadar debu udara di Ceper sudah melebihi
ambang batas yang ditentukan (lebih dari 260µg/m 3 ). Observasi yang
dilakukan di CV. Sinar Baja Cemerlang sebagai salah satu industri
pengecoran logam di Desa Bakalan, Ceper Kabupaten Klaten
didapatkan bahwa ruangan yang digunakan dalam proses pengecoran
tidak ditemukan adanya jendela dan ventilasi yang memadai. Pada
saat proses peleburan dilakukan udara di dalam ruangan tersebut
menjadi sangat panas serta banyak partikel debu dan percikan api yang
keluar dari tungku pemanas. Hal ini diperparah dengan tidak adanya
ventilasi keluar yang cukup sehingga memungkinkan para pekerja
menghirup gas hasil pembakaran secara terus menerus. Dalam
melakukan pekerjaan, tidak ada pekerja yang menggunakan alat
pelindung diri, bahkan makan dan minum juga dilakukan di tempat
kerja. Hal ini menjadi risiko yang cukup membahayakan bagi
kesehatan pekerja pengecoran logam tradisional tersebut, mengingat
efek samping timbal yang dihasilkan memiliki sifat daya toksisitas
yang cukup tinggi.
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini
adalah seluruh pekerja pada pengecoran logam di Desa Bakalan, Ceper
Kabupaten Klaten yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria yang
digunakan dalam penentuan subjek penelitian adalah: Bersedia
menjadi responden penelitian serta diambil dan diperiksa darahnya,
bekerja di industri pengecoran logam minimal 1 tahun, tidak
mempunyai riwayat penyakit hati, tidak mempunyai riwayat paparan
bahan kimia lain, tidak memakai Alat pelindung diri (APD).
Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi pekerja pada pengecoran
logam tradisional di CV. Sinar Baja Cemerlang, Desa Bakalan Ceper
Kabupaten Klaten sebanyak 33 orang dengan melakukan pemeriksaan
timbal dalam darah dan pemeriksaan fungsi hati yang meliputi nilai
SGOT, SGPT dan Gamma-GT dalam darah.
Pengukuran kadar timbal dalam darah dan parameter fungsi hati (kadar
SGOT, SGPT dan Gamma-GT) dilakukan dengan pemeriksaan
laboratorium, sedangkan faktor yang berperan dalam paparan timbal
(jenis pekerjaan, masa kerja, lama kerja per hari, kebiasaan merokok
dan kebiasaan minum alkohol) dilakukan dengan wawancara dengan
menggunakan kuesioner terstruktur.
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian rata-rata umur responden 36,85 tahun,
sedangkan pada masa kerja rata-rata 10,42 tahun. Masa kerja perhari
responden rata-rata 8,36 jam perhari, sementara untuk nilai kadar
SGOT rata-ata 25,1 dan kadar SGPT 22,8. Kadar gamma GT rata-rata
37,6 dan kadar Pb dalam darah 24,39 (µg/dL). Berdasarkan CDC,
standar normal Pb dalam darah adalah ≤ 10 (µg/dL), sehingga semua
responden Hubungan Paparan Timbal dengan Kejadian Gangguan
Fungsi Hati dalam penelitian ini memiliki kadar Pb dalam darah lebih
dari batas normalnya.
Paparan jumlah timbal yang sangat kecil dapat mengubah permukaan
sel darah merah. Sel yang memiliki timbal waktu hidup yang relatif
singkat, dan mudah berhemolisis. Reaksi kimia yang menyebabkan
perubahan fisik dalam sel adalah pengendapan larutan timbal fosfat
dan pembentukan asam yang menyebabkan timbal dalam sel darah
merah berubah mengembang secara elastis, sedangkan kantung sel
menjadi inelastis dan rapuh.
Berdasarkan hasil penelitian, kadar SGOT, SGPT dan Gamma GT
responden mengalami peningkatan dari nilai normalnya. Dimana dari
33 orang responden yang mengalami kenaikan SGOT sebanyak
45,5%, peningkatan SGPT dialami oleh 15,2% dan peningkatan
Gamma GT di atas nilai normal dialami oleh 27,3% responden. Dari
hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini hanya masa kerja
dengan kadar SGPT dan masa kerja dengan kadar Gamma-GT saja
yang terbukti signifikan. Berdasarkan penelitian ini peningkatan nilai
SGOT dan SGPT diduga terjadi karena kadar timbal dalam darah yang
melebihi batas normal yaitu ≥ 10µg/dL, sehingga diduga pada pekerja
yang terpapar timbal telah terjadi perubahan nilai fungsi hati yaitu
terjadi peningkatan SGOT, SGPT dan Gamma-GT. Tingginya kadar
timbal ini berhubungan dengan 3 kali peningkatan kerusakan hati
(tingkat ALT tinggi).
Kesimpulan Kadar timbal dalam darah pekerja pengecoran logam CV. Sinar Baja
Cemerlang, Desa Bakalan, Ceper Kabupaten Klaten rata-rata adalah
24,39 µg/dL, dan sebanyak 100% responden memiliki kadar Pb di atas
normal (≥ 10 µg/dL).
Rata-rata kadar SGOT responden adalah 25,1 U/L, rata-rata kadar
SGPT responden adalah 22,8 U/L, dan rata-rata kadar Gamma-GT
responden adalah 37,6 U/L. Responden yang mengalami kenaikan
SGOT sebanyak 45,5%, responden yang mengalami kenaikan SGPT
sebanyak 15,2% dan responden yang mengalami kenaikan Gamma-GT
sebanyak 27,3% responden. Hasil pemeriksaan laboratorium fungsi
hati sebanyak 28 (84,8%) responden mengalami gangguan fungsi hati.
RESUME PAPER 2
RESUME PAPER 3
Judul Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Dan Timbal (Pb) Pada Air Sumur
Gali Penduduk Di Sekitar Industri Daur Ulang Aki dan Gangguan
Kesehatan Pada Masyarakat Desa Bandar Khalipah Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2013
Jurnal Jurnal Lingkungan dan Keselamatan Kerja
Volume & Halaman 3(2)
Tahun 2014
Penulis Ahmad Irfandi , Taufik Asha , dan Indra Chahaya
Reviewer Imelda Riani
NIM 2310246611
Tanggal 20 Oktober 2023
Abstrak Industri daur ulang baterai merupakan salah satu cara efektif untuk
menghindari tumpukan sampah B3. Namun, pengolahannya yang tidak
berorientasi pada lingkungan justru menjadi ancaman terhadap
lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat sekitar. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui kandungan kadmium dan timbal di dalam air
sumur gali masyarakat di sekitar industri daur ulang baterai dan
masalah kesehatan di masyarakat. Penelitian menemukan risiko
kontaminasi sumur sanitasi (100%), air standar mengandung Cd yang
memenuhi syarat (100%) dan Pb (90%). Standar air minum tidak
memnuhi syarat (20%) dan Pb (100%). Gangguan kesehatan pada
masyarakat antara lain kulit gatal (25%), kelainan kulit kering bersisik
(21,7%), kelainan kulit gatal dan bersisik (15,2%), mual (6,5%), mati
rasa (21,7 %), feses berwarna hitam (42,4), nyeri tulang dan sulit
bergerak (1,1%), nyeri pinggang (2,2%), dan peningkatan tekanan
darah (7,6 %).
Pengantar Berdasarkan survey awal disebutkan bahwa usaha daur ulang aki yang
terdapat di Desa Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang ini sudah
berdiri sejak tahun 1996 dengan luas industri + 40 x 20 meter2 .
Industri ini memiliki 3 unit usaha diantaranya, usaha penampungan aki
bekas, usaha peleburan sel aki untuk menjadi timah batangan, dan
usaha pembuatan pemberat pancing dan jala ikan untuk nelayan dari
timah batangan yang dilebur kembali. Industri peleburan aki ini masih
menggunakan teknologi yang sederhana dan tidak ada penampungan
dan pengolahan untuk limbahnya yang mengandung logam berat
seperti Kadmium (Cd), dan Timbal (Pb) serta masyarakat yang tinggal
berdekatan dengan industri tersebut dan mayoritas menggunakan
sumber air bersih berasal dari sumur gali sehingga memungkinkan
terjadinya pencemaran logam berat tersebut pada sumber airnya. Jika
Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) terdapat pada air yang dikonsumsi
dan membilas bagian tubuh yang kotor secara terus menerus, maka
dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia.
Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif yaitu untuk
mengetahui kandungan Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) pada air
sumur gali penduduk di sekitar industri daur ulang aki dan Keluhan
Kesehatan pada masyarakat Dusun III Desa Bandar Khalipah
Kabupaten Deli Serdang. Lokasi penelitian dilakukan di Dusun III
Desa Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang. Waktu penelitian
dilakukan pada bulan September-Januari 2014. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh sumur gali dan masyarakat yang berada di
sekitar industri daur ulang aki, tepatnya masyarakat yang berada di
Dusun III Desa Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang yang
berjumlah 1113 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Teknik Purposive sampling menurut
Notoatmodjo (2010) yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada
suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti. Pengambilan
sampel pada sumur dilakukan dengan kriteria yang ditentukan pada
jarak 50 meter yang mengelilingi lokasi daur ulang aki. Total sumur
yang dijadikan sampel adalah 10 sumur. Sedangkan pengambilan
sampel pada masyarakat dilakukan dengan kriteria masyarakat yang
bermukim di Dusun III dan menggunakan air sumur untuk
keperluannya sehari-hari. Adapun objek penelitian adalah air sumur
gali dan masyarakat Dusun III Desa Bandar Khalipah yang berada
pada jarak 50 meter dari lokasi daur ulang aki.
Pembahasan Pemeriksaan laboratorium terhadap kandungan Timbal (Pb) pada air
sumur gali penduduk di Dusun III Desa Bandar Khalipah berdasarkan
Permenkes Nomor 416 tahun 1990 tentang nilai ambang batas Pb
untuk air bersih (0,05 mg/L) terdapat 1 sampel sumur yang tidak
memenuhi syarat yaitu dengan kadar Pb (0,10 mg/L). Sedangkan
sampel air sumur yang lainnya masih memenuhi persyaratan kadar Pb
untuk air bersih artinya air sumur masih bisa dipergunakan untuk
keperluan MCK. Sedangakan berdasarkan Permenkes Nomor 492
tahun 2010 tentang nilai ambang batas Pb pada air minum (0,01 mg/L)
diketahui bahwa semua sampel air sumur tidak memenuhi syarat
dengan kadar tertinggi (0,10 mg/L) dan terendah (0,02 mg/L),
sehingga air sumur ini seharusnya tidak dipergunakan untuk minum
maupun memasak karena dapat terakumulasi di dalam tubuh dan
menimbulkan penyakit. Jika diamati dari inspeksi sanitasi sumur,
kesupuluh sumur yang diobservasi tidak ada satupun sumur yang tidak
berisiko terjadinya pencemaran. Sehingga, kesepuluh sumur tersebut
berisiko terhadap sumber pencemar yang juga dapat dilihat dari
kandungan Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) pada semua air sumur.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hasil yang
fluktuatif pada kandungan Cd dan Pb air sumur pada jarak 50 meter,
peneliti dapat mengasumsikan bahwa kodisi sanitasi sumur gali yang
tidak sempurna atau jarak yang dekat dengan sumber pencemaran
tidak hanya menjadi faktor yang mempengaruhi kadar kimia dalam air
sumur gali akan tetapi jenis tanah yang porositasnya sebagai filterisasi
maksimal terhadap berbagai kandungan berbagai bahan kimia.
Diketahui bahwa penduduk yang mengalami gangguan kesehatan
setelah menggunakan air sumur untuk keperluan MCK sebanyak 58
orang (63,0%). Gangguan kesehatan yang dirasakan penduduk
meliputi gatal-gatal pada kulit sebanyak 23 orang (25,0%), gangguan
kulit bersisik dan kering sebanyak 20 orang (21,7%), dan gangguan
kulit gatal dan bersisik sebanyak 14 orang (15,2%). Adapun penduduk
yang merasakan gangguan kesehatan tersebut berulang sebanyak 49
orang (53,3%).
Diketahui bahwa penduduk Dusun III Desa Bandar Khalipah
mengalami gangguan kesehatan berkaitan dengan kandungan Cd dan
Pb pada air sumur gali yang digunakan untuk keperluan makan dan
minum, seperti gangguan kesehatan berupa mual sebanyak 6 orang
(6,5%), mati/kurang rasa sebanyak 20 orang (21,7%), tinja berwarna
kehitaman sebanyak 39 orang (42,4%), tulang terasa nyeri dan sulit
bergerak sebanyak 1 orang (1,1%), nyeri pada daerah pinggang
sebanyak 2 orang (2,2%) dan tekanan darah meningkat sebanyak 7
orang (7,6%). Responden yang mengalami gangguan kesehatan yang
berulang sebanyak 45 orang (48,9%). Gangguan berupa kulit bersisik
dan kering merupakan salah satu efek akut dari pencemaran Cd
terhadap air tanah. Kulit berbeda dari organ lainnya, karena secara
fisik merupakan organ yang sangat tidak homogen. Efek yang
ditimbulkan dari bahan pencemar ke organ kulit juda dapat sangat
berbeda. Kelainan yang didapat pada kulit dapat disebabkan oleh
kelainan baik dari luar tubuh maupun dalam tubuh. Gangguan
kesehatan yang terjadi pada kulit karena penyebab air akibat
perubahan kualitas lingkungan disebut dermatitis kontak. Gangguan
kesehatan berupa kulit gatal dan kulit bersisik merupakan gejala alergi
yang erat kaitannya dengan pencemaran Ni dan Cd yang terkandung
dalam aki.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
(60%) sumur memiliki risiko pencemaran tinggi. Semua sampel
mengandung kadar Kadmium dan Timbal (90%) memenuhi syarat
berdasarkan Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/ 1990. Sedangkan
berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 terdapat sampel
mengandung kadar Kadmium tidak memenuhi syarat (20%) dan
Timbal (100%). Penduduk yang mengalami gangguan kesehatan
setelah menggunakan air sumur untuk keperluan MCK sebanyak
(63,0%). Gangguan kesehatan yang dirasakan penduduk meliputi
gatal-gatal pada kulit (25,0%).
RESUME PAPER 4
RESUME PAPER 5