Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MANDIRI

TOKSIKOLOGI & KESEHATAN

DOSEN PENGAMPU:
Ns. AGRINA, PhD

NAMA : IMELDA RIANI


NIM : 2310246611

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
RESUME PAPER 1

Judul Hubungan Paparan Timbal dengan Kejadian Gangguan Fungsi Hati


Pada Pekerja Pengecoran Logam di CV. Sinar Baja Cemerlang Desa
Bakalan, Ceper Kabupaten Klaten
Jurnal Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia
Volume & Halaman 14 (1): 1-6
Tahun 2015
Penulis Fitra Ayu Minarti, Onny Setiani, dan Tri Joko
Reviewer Imelda Riani
NIM 2310246611
Tanggal 20 Oktober 2023

Abstrak Pada bagian abstrak paper ini menjelaskan bahwa timbal (Pb)
merupakan bahan beracun yang dapat terakumulasi dalam tubuh
manusia dan dapat merugikan terhadap kesehatan dan menyebabkan
kerusakan pada berbagai organ termasuk hati. Hasil studi pendahuluan
di CV. Sinar Baja Cemerlang diperoleh Pb dalam darah pekerja
melebihi nilai ambang batas yang ditentukan CDC. Hasil analisis
univariat diperoleh rata-rata kadar Pb darah sebesar 24,39 µg/dL dan
84,8 % responden mengalami kejadian gangguan fungsi hati. Hasil uji
spearman menunjukkan signifikan hubungan antara waktu kerja
dengan tingkat ALT (p= 0,005) dan Gamma-GT (p= 0,017),
sedangkan variabel lain tidak menunjukkan hubungan yang signifikan.
Pengantar Timbal di dalam tubuh manusia pada dasarnya dapat menghambat
aktifitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb) dan
sebagian kecil diekskresikan lewat urine dan feces karena sebagian
terikat oleh protein sedangkan sebagian lagi terakumulasi oleh tubuh di
dalam beberapa organ. Pada manusia timbal diserap sekitar 20-50%
dari proses inhalasi, dan 5-15% dari proses menelan. Pekerja
pengecoran logam di Desa Bakalan, Ceper, Kabupaten Klaten adalah
salah satu dari sekian banyak kegiatan pengecoran logam yang
menggunakan teknik tradisional di Indonesia. Pengecoran logam
tradisional yang dilakukan secara terus menerus dapat mempengaruhi
kualitas kadar debu udara. Kadar debu udara di Ceper sudah melebihi
ambang batas yang ditentukan (lebih dari 260µg/m 3 ). Observasi yang
dilakukan di CV. Sinar Baja Cemerlang sebagai salah satu industri
pengecoran logam di Desa Bakalan, Ceper Kabupaten Klaten
didapatkan bahwa ruangan yang digunakan dalam proses pengecoran
tidak ditemukan adanya jendela dan ventilasi yang memadai. Pada
saat proses peleburan dilakukan udara di dalam ruangan tersebut
menjadi sangat panas serta banyak partikel debu dan percikan api yang
keluar dari tungku pemanas. Hal ini diperparah dengan tidak adanya
ventilasi keluar yang cukup sehingga memungkinkan para pekerja
menghirup gas hasil pembakaran secara terus menerus. Dalam
melakukan pekerjaan, tidak ada pekerja yang menggunakan alat
pelindung diri, bahkan makan dan minum juga dilakukan di tempat
kerja. Hal ini menjadi risiko yang cukup membahayakan bagi
kesehatan pekerja pengecoran logam tradisional tersebut, mengingat
efek samping timbal yang dihasilkan memiliki sifat daya toksisitas
yang cukup tinggi.
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini
adalah seluruh pekerja pada pengecoran logam di Desa Bakalan, Ceper
Kabupaten Klaten yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria yang
digunakan dalam penentuan subjek penelitian adalah: Bersedia
menjadi responden penelitian serta diambil dan diperiksa darahnya,
bekerja di industri pengecoran logam minimal 1 tahun, tidak
mempunyai riwayat penyakit hati, tidak mempunyai riwayat paparan
bahan kimia lain, tidak memakai Alat pelindung diri (APD).
Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi pekerja pada pengecoran
logam tradisional di CV. Sinar Baja Cemerlang, Desa Bakalan Ceper
Kabupaten Klaten sebanyak 33 orang dengan melakukan pemeriksaan
timbal dalam darah dan pemeriksaan fungsi hati yang meliputi nilai
SGOT, SGPT dan Gamma-GT dalam darah.
Pengukuran kadar timbal dalam darah dan parameter fungsi hati (kadar
SGOT, SGPT dan Gamma-GT) dilakukan dengan pemeriksaan
laboratorium, sedangkan faktor yang berperan dalam paparan timbal
(jenis pekerjaan, masa kerja, lama kerja per hari, kebiasaan merokok
dan kebiasaan minum alkohol) dilakukan dengan wawancara dengan
menggunakan kuesioner terstruktur.
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian rata-rata umur responden 36,85 tahun,
sedangkan pada masa kerja rata-rata 10,42 tahun. Masa kerja perhari
responden rata-rata 8,36 jam perhari, sementara untuk nilai kadar
SGOT rata-ata 25,1 dan kadar SGPT 22,8. Kadar gamma GT rata-rata
37,6 dan kadar Pb dalam darah 24,39 (µg/dL). Berdasarkan CDC,
standar normal Pb dalam darah adalah ≤ 10 (µg/dL), sehingga semua
responden Hubungan Paparan Timbal dengan Kejadian Gangguan
Fungsi Hati dalam penelitian ini memiliki kadar Pb dalam darah lebih
dari batas normalnya.
Paparan jumlah timbal yang sangat kecil dapat mengubah permukaan
sel darah merah. Sel yang memiliki timbal waktu hidup yang relatif
singkat, dan mudah berhemolisis. Reaksi kimia yang menyebabkan
perubahan fisik dalam sel adalah pengendapan larutan timbal fosfat
dan pembentukan asam yang menyebabkan timbal dalam sel darah
merah berubah mengembang secara elastis, sedangkan kantung sel
menjadi inelastis dan rapuh.
Berdasarkan hasil penelitian, kadar SGOT, SGPT dan Gamma GT
responden mengalami peningkatan dari nilai normalnya. Dimana dari
33 orang responden yang mengalami kenaikan SGOT sebanyak
45,5%, peningkatan SGPT dialami oleh 15,2% dan peningkatan
Gamma GT di atas nilai normal dialami oleh 27,3% responden. Dari
hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini hanya masa kerja
dengan kadar SGPT dan masa kerja dengan kadar Gamma-GT saja
yang terbukti signifikan. Berdasarkan penelitian ini peningkatan nilai
SGOT dan SGPT diduga terjadi karena kadar timbal dalam darah yang
melebihi batas normal yaitu ≥ 10µg/dL, sehingga diduga pada pekerja
yang terpapar timbal telah terjadi perubahan nilai fungsi hati yaitu
terjadi peningkatan SGOT, SGPT dan Gamma-GT. Tingginya kadar
timbal ini berhubungan dengan 3 kali peningkatan kerusakan hati
(tingkat ALT tinggi).
Kesimpulan Kadar timbal dalam darah pekerja pengecoran logam CV. Sinar Baja
Cemerlang, Desa Bakalan, Ceper Kabupaten Klaten rata-rata adalah
24,39 µg/dL, dan sebanyak 100% responden memiliki kadar Pb di atas
normal (≥ 10 µg/dL).
Rata-rata kadar SGOT responden adalah 25,1 U/L, rata-rata kadar
SGPT responden adalah 22,8 U/L, dan rata-rata kadar Gamma-GT
responden adalah 37,6 U/L. Responden yang mengalami kenaikan
SGOT sebanyak 45,5%, responden yang mengalami kenaikan SGPT
sebanyak 15,2% dan responden yang mengalami kenaikan Gamma-GT
sebanyak 27,3% responden. Hasil pemeriksaan laboratorium fungsi
hati sebanyak 28 (84,8%) responden mengalami gangguan fungsi hati.

RESUME PAPER 2

Judul Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Pajanan Gas Hidrogen Sulfida


(H2s) Pada Pemulung Akibat Timbulan Sampah Di TPA Jatibarang
Kota Semarang
Jurnal Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal)
Volume & Halaman 4(3): 692-701
Tahun 2016
Penulis Bariyadi Rifa’i , Tri joko, dan Yusniar Hanani D
Reviewer Imelda Riani
NIM 2310246611
Tanggal 20 Oktober 2023

Abstrak Proses penguraian sampah di TPA menyebabkan pencemaran udara


salah satunya gas hydrogen sulfide yang tidak berwarna, sangat
beracun, mudah terbakar dan memiliki bau khas telur busuk.
Khususnya Gas H2S dapat menimbulkan gangguan kesehatan di
saluran pernapasan. Para pemulung jarang menggunakan masker saat
bekerja di TPA Jatibarang. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis
risiko kesehatan lingkungan gas H2S terhadap pemulung di TPA
Jatibarang. Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional dengan
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Sampel dalam
penelitian ini adalah pemulung yang berjenis kelamin laki-laki dan
menetap di TPa lebih dari satu tahun berjumlah 65 orang.
Hasil pengukuran konsentrasi gas H2S di TPA Jatibarang rata-rata
sebesar 0,0057 ppm dibawah nilai ambang batas. Paparan proyeksi
secara real time, pemulung di TPA Jatibarang tidak memiliki risiko
RQ non karsinogenik (0,67<1). Proyeksi paparan 5 tahun ke depan
disana akan menimbulkan risiko kesehatan nonkarsinogenik (RQ>1).
Dalam perhitungan individu pemulung ditemukan 12,3 % (8 orang)
pemulung sudah terjadi risiko non karsinogenik (RQ>1).
Keluhan kesehatan yang dialami pemulung seperti sakit kepala,
pusing, iritasi dan nyeri pada saluran pernafasan. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah populasi pemulung di TPA Jatibarang tidak
memiliki resiko non karsinogenik. Pemulung akan memiliki resiko non
karsinogenik sekitas durasi paparan 10,43 tahun. Atau 3,43 tahun
berikutnya.
Pengantar Sampah dapat mencemari lingkungan dan mengganggu keseimbangan
lingkungan. Hampir semua TPA saat ini dioperasikan dengan open
dumping, termasuk TPA Jatibarang Semarang. Tempat pembuangan
akhir sampah dengan sistem open dumping menimbulkan bau busuk
karena tumpukan sampah mengalami dekomposisi secara alamiah
menghasilkan gas H2S, metana dan amoniak. Gas H 2S dapat
menyebabkan dampak yang buruk bagi kesehatan, terutama pada
saluran pernafasan. Seiringdengan perkembangan jaman, TPA menjadi
sumber pencaharian bagi pemulung dan bahkan menjadi tempat
pemulung untuk bermukim. Kondisi lingkungan kerja pemulung yang
langsung berhubungan dengan debu, sampah dan sengatan matahari
menyebabkan gangguan kesehatan.
Proses pembusukan sampah di TPA menimbulkan pencemaran udara
salah satunya gas hidrogen sulfida yang merupakan suatu gas tidak
berwarna, sangat beracun, mudah terbakar dan memiliki karakteristik
bau telur busuk. Kadar gas H2S di TPA Jatibarang sudah cukup tinggi
sehingga gas H2S sudah terdeteksi dan tercium baunya. Hal ini
menyebabkan orang yang ada di sekitar TPA dapat terhirup gas H 2S,
termasuk para pemulung yang jarang menggunakan masker selama
bekerja. Dampak yang terjadi adalah banyaknya pemulung yang
mengeluhkan sakit pada saluran pernafasan mereka.
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei bersifat deskriptif analitik dengan
rancangan penelitian cross sectional. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Analisis Risiko
Kesehatan Lingkungan (ARKL) yang berupa pengukuran dan
pengamatan konsentrasi gas hidrogen sulfida dan karakteristik
anthropometri serta pola aktivitas responden pemulung untuk
menghitung tingkat risiko pemulung yang bekerja di TPA Jatibarang
Kota Semarang.
Penelitian ini dilakukan di di TPA jatibarang. Waktu penelitian
dilakukan pada bulan Febuari-Mei 2016. Sampel objek yang
digunakan adalah tiga titik pengambilan sampel udara yaitu, di zona I,
zona II dan tempat peristirahatan pemulung yang merupakan zona aktif
di TPA Jatibarang. Sampel subyek yang digunakan berjumlah 65
orang pemulung berjenis kelamin laki-laki dan bekerja di TPA
Jatibarang minimal 1 tahun.
Variabel yang akan diteliti adalah variabel bebas berupa: berat badan,
konsentrasi gas hidrogen sulfida, laju asupan, durasi pajanan, frekuensi
pajanan. Sedangkan untuk variabel terikat berupa karakteristik risiko.
Analisis data dilakukan menggunakan analisis univariat dan analisis
risiko kesehatan lingkungan (ARKL).
Pembahasan Hasil analisis kadar gas hidrogen sulfida pada zona I dan II sebesar
0,005 ppm dan di tempat peristirahatan pemulung kadar gas hidrogen
sulfida sebesar 0,006 ppm. Hasil tersebut masih dibawah baku mutu
udara ambien yaitu 0,02 ppm berdasarkanKEP50/MENLH/11/1996.
Gas hidrogen sulfida masuk ke dalam tubuh manusia melalui jalur
inhalasi. Diketahui bahwa gas hidrogen sulfida tidak memiliki
implikasi terhadap kasus kanker sehingga efek yang akan digunakan
dalam analisis adalah efek sistemik atau efek non karsinogenik. Efek
gas H2S bagi kesehatan antara lain dapat menyebabkan iritasi mata,
iritasi paru, kerusakan indra penciuman, kerusakan saluran pernafasan,
pusing, efek kardiovaskuler, efek neurologis, efek pada metabolik
tubuh dan hilang kesadaran karena menghambat oksigen di dalam
tubuh. Dari data keluhan kesehatan akibat pajanan gas hidrogen sulfida
(H2S) didapatkan keluhan paling banyak adalah pusing sebanyak 28
orang, pilek dan flu ringan sebanyak 25 orang, batuk-batuk, sesak
dada, sakit tengorokan dan hidung, rasa mudah lelah, sering merasa
haus sabanyak 22 orang, sebanyak 65 orang tidak pernah mengalami
hilang kesadaran saat bekerja di TPA Jatibarang.
Pada perhitungan risiko kesehatan untuk analisis paparan gas hidrogen
sulfida digunakan nilai anthropometri yang diambil dari analisis
deskriptif faktor-faktor pemajanan tersebut didapatkan nilai asupan
non kanker proyeksi real time pajanan gas H 2S sebesar 0,0001919
mg/kg-hari, yang apabila dibandingkan dengan nilai konsentrasi
referen RfC sebesar 2,86 x 10-4 mg/kg/hari maka didapatkan nilai
Risk Qoutient (Risiko nonkanker) untuk real time sebesar 0,56. Hal ini
menunjukkan bahwa untuk pajanan gas H2S terhadap seluruh total
responden di TPA Jati barang tidak menunjukkan adanya risiko
kesehatan non karsinogenik pada saat ini.
Untuk perkiraaan risiko kesehatan non karsinogenik pada tahun
selanjutnya, dibuat jangka waktu pajanan Dt + 5 hingga 30 tahun (life
time) didapatkan hasil bahwa pada durasi pajanan 5 tahun yang akan
datang akan memiliki risiko nonkanker (RQ > 1), hal ini menunjukkan
akan terjadi risiko kesehatan non karsinogenik yang harus dihindari.
Dalam melakukan analisis risiko kesehatan lingkungan pada masing
masing individu pemulung didapatkan hasil bahwa pada saat ini (real
time) sudah terjadi risiko non karsinogenik pada pemulung yang
bekerja di TPA Jatibarang sebesar 12,3 % (8 orang). Pada proyeksi
pajanan 10 tahun yang akan datang, pemulung yang memiliki risiko
non karsinogenik meningkat menjadi 97 % (63 orang).
Dilakukan perhitungan batas aman durasi pajanan efek non
karsinogenik dari gas hidrogen sulfida didaptkan bahwa batas aman
terjadi risiko yaitu pada tahun ke 10,5 tahun. Apabila pemulung
bekerja lebih dari 10,5 tahun maka pemulung akan memiliki risiko non
karsinogenik. Rata-rata pemulung di TPA Jatibarang sudah memiliki
durasi pajanan selama 7 tahun. Pengaruh gas H2S pada konsentrasi
rendah akan mengakibatkan terjadinya pusing, mual, rasa melayang,
batuk-batuk, gelisah, mengantuk, rasa kering, nyeri pada hidung,
tenggorokan dan dada dan dapat melumpuhkan indra penciuman.3
Paparan H2S dengan konsentrasi rendah dalam jangka waktu yang
lama dapat menyebabkan efek permanen seperti gangguan saluran
pernafasan, sakit kepala, dan batuk kronis.
Kesimpulan Responden pemulung yang bekerja di TPA Jatibarang Semarang
adalah pemulung yang berjenis kelamin laki-laki, berusia 28-56 tahun,
berpendidikan lulus sekolah dasar, bertempat tinggal di Kawasan
pemukiman pemulung TPA Jatibarang. Kandungan kadar gas
Hidrogen sulfida pada zona I dan II sebesar 0,005 ppm dan pada
tempat peristirahatan pemulung kadar gas Hidrogen sulfida sebesar
0,006 ppm. Dengan rata-rata konsentrasi sebesar 0,0053 ppm atau
0,0074 mg/m3 . Hasil tersebut masih dibawah baku mutu udara
ambien yaitu 0,02 ppm atau 0,028 mg/m3 berdasarkan
KEP50/MENLH/11/1996. Rata-rata durasi pajanan, lama pajanan dan
frekuensi pajanan udara yang mengandung hidrogen sulfida pada
pemulung di TPA Jatibarang berturut-turut antara lain adalah 7,12
tahun, 7,89 jam/hari dan 332,92 hari/tahun. Rata-rata berat badan
pemulung adalah 56,77 kg dengan laju inhalasi standar USEPA 0,83
m3 /hari. Proyeksi pajanan real time, pemulung di TPA Jatibarang
belum memiliki risiko non karsinogenik RQ (0,671). Keluhan yang
dihasilkan oleh pemulung berupa sakit kepala, pusing, iritasi dan sakit
pada saluran pernafasan.

RESUME PAPER 3

Judul Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Dan Timbal (Pb) Pada Air Sumur
Gali Penduduk Di Sekitar Industri Daur Ulang Aki dan Gangguan
Kesehatan Pada Masyarakat Desa Bandar Khalipah Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2013
Jurnal Jurnal Lingkungan dan Keselamatan Kerja
Volume & Halaman 3(2)
Tahun 2014
Penulis Ahmad Irfandi , Taufik Asha , dan Indra Chahaya
Reviewer Imelda Riani
NIM 2310246611
Tanggal 20 Oktober 2023

Abstrak Industri daur ulang baterai merupakan salah satu cara efektif untuk
menghindari tumpukan sampah B3. Namun, pengolahannya yang tidak
berorientasi pada lingkungan justru menjadi ancaman terhadap
lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat sekitar. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui kandungan kadmium dan timbal di dalam air
sumur gali masyarakat di sekitar industri daur ulang baterai dan
masalah kesehatan di masyarakat. Penelitian menemukan risiko
kontaminasi sumur sanitasi (100%), air standar mengandung Cd yang
memenuhi syarat (100%) dan Pb (90%). Standar air minum tidak
memnuhi syarat (20%) dan Pb (100%). Gangguan kesehatan pada
masyarakat antara lain kulit gatal (25%), kelainan kulit kering bersisik
(21,7%), kelainan kulit gatal dan bersisik (15,2%), mual (6,5%), mati
rasa (21,7 %), feses berwarna hitam (42,4), nyeri tulang dan sulit
bergerak (1,1%), nyeri pinggang (2,2%), dan peningkatan tekanan
darah (7,6 %).
Pengantar Berdasarkan survey awal disebutkan bahwa usaha daur ulang aki yang
terdapat di Desa Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang ini sudah
berdiri sejak tahun 1996 dengan luas industri + 40 x 20 meter2 .
Industri ini memiliki 3 unit usaha diantaranya, usaha penampungan aki
bekas, usaha peleburan sel aki untuk menjadi timah batangan, dan
usaha pembuatan pemberat pancing dan jala ikan untuk nelayan dari
timah batangan yang dilebur kembali. Industri peleburan aki ini masih
menggunakan teknologi yang sederhana dan tidak ada penampungan
dan pengolahan untuk limbahnya yang mengandung logam berat
seperti Kadmium (Cd), dan Timbal (Pb) serta masyarakat yang tinggal
berdekatan dengan industri tersebut dan mayoritas menggunakan
sumber air bersih berasal dari sumur gali sehingga memungkinkan
terjadinya pencemaran logam berat tersebut pada sumber airnya. Jika
Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) terdapat pada air yang dikonsumsi
dan membilas bagian tubuh yang kotor secara terus menerus, maka
dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia.
Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif yaitu untuk
mengetahui kandungan Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) pada air
sumur gali penduduk di sekitar industri daur ulang aki dan Keluhan
Kesehatan pada masyarakat Dusun III Desa Bandar Khalipah
Kabupaten Deli Serdang. Lokasi penelitian dilakukan di Dusun III
Desa Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang. Waktu penelitian
dilakukan pada bulan September-Januari 2014. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh sumur gali dan masyarakat yang berada di
sekitar industri daur ulang aki, tepatnya masyarakat yang berada di
Dusun III Desa Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang yang
berjumlah 1113 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Teknik Purposive sampling menurut
Notoatmodjo (2010) yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada
suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti. Pengambilan
sampel pada sumur dilakukan dengan kriteria yang ditentukan pada
jarak 50 meter yang mengelilingi lokasi daur ulang aki. Total sumur
yang dijadikan sampel adalah 10 sumur. Sedangkan pengambilan
sampel pada masyarakat dilakukan dengan kriteria masyarakat yang
bermukim di Dusun III dan menggunakan air sumur untuk
keperluannya sehari-hari. Adapun objek penelitian adalah air sumur
gali dan masyarakat Dusun III Desa Bandar Khalipah yang berada
pada jarak 50 meter dari lokasi daur ulang aki.
Pembahasan Pemeriksaan laboratorium terhadap kandungan Timbal (Pb) pada air
sumur gali penduduk di Dusun III Desa Bandar Khalipah berdasarkan
Permenkes Nomor 416 tahun 1990 tentang nilai ambang batas Pb
untuk air bersih (0,05 mg/L) terdapat 1 sampel sumur yang tidak
memenuhi syarat yaitu dengan kadar Pb (0,10 mg/L). Sedangkan
sampel air sumur yang lainnya masih memenuhi persyaratan kadar Pb
untuk air bersih artinya air sumur masih bisa dipergunakan untuk
keperluan MCK. Sedangakan berdasarkan Permenkes Nomor 492
tahun 2010 tentang nilai ambang batas Pb pada air minum (0,01 mg/L)
diketahui bahwa semua sampel air sumur tidak memenuhi syarat
dengan kadar tertinggi (0,10 mg/L) dan terendah (0,02 mg/L),
sehingga air sumur ini seharusnya tidak dipergunakan untuk minum
maupun memasak karena dapat terakumulasi di dalam tubuh dan
menimbulkan penyakit. Jika diamati dari inspeksi sanitasi sumur,
kesupuluh sumur yang diobservasi tidak ada satupun sumur yang tidak
berisiko terjadinya pencemaran. Sehingga, kesepuluh sumur tersebut
berisiko terhadap sumber pencemar yang juga dapat dilihat dari
kandungan Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) pada semua air sumur.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hasil yang
fluktuatif pada kandungan Cd dan Pb air sumur pada jarak 50 meter,
peneliti dapat mengasumsikan bahwa kodisi sanitasi sumur gali yang
tidak sempurna atau jarak yang dekat dengan sumber pencemaran
tidak hanya menjadi faktor yang mempengaruhi kadar kimia dalam air
sumur gali akan tetapi jenis tanah yang porositasnya sebagai filterisasi
maksimal terhadap berbagai kandungan berbagai bahan kimia.
Diketahui bahwa penduduk yang mengalami gangguan kesehatan
setelah menggunakan air sumur untuk keperluan MCK sebanyak 58
orang (63,0%). Gangguan kesehatan yang dirasakan penduduk
meliputi gatal-gatal pada kulit sebanyak 23 orang (25,0%), gangguan
kulit bersisik dan kering sebanyak 20 orang (21,7%), dan gangguan
kulit gatal dan bersisik sebanyak 14 orang (15,2%). Adapun penduduk
yang merasakan gangguan kesehatan tersebut berulang sebanyak 49
orang (53,3%).
Diketahui bahwa penduduk Dusun III Desa Bandar Khalipah
mengalami gangguan kesehatan berkaitan dengan kandungan Cd dan
Pb pada air sumur gali yang digunakan untuk keperluan makan dan
minum, seperti gangguan kesehatan berupa mual sebanyak 6 orang
(6,5%), mati/kurang rasa sebanyak 20 orang (21,7%), tinja berwarna
kehitaman sebanyak 39 orang (42,4%), tulang terasa nyeri dan sulit
bergerak sebanyak 1 orang (1,1%), nyeri pada daerah pinggang
sebanyak 2 orang (2,2%) dan tekanan darah meningkat sebanyak 7
orang (7,6%). Responden yang mengalami gangguan kesehatan yang
berulang sebanyak 45 orang (48,9%). Gangguan berupa kulit bersisik
dan kering merupakan salah satu efek akut dari pencemaran Cd
terhadap air tanah. Kulit berbeda dari organ lainnya, karena secara
fisik merupakan organ yang sangat tidak homogen. Efek yang
ditimbulkan dari bahan pencemar ke organ kulit juda dapat sangat
berbeda. Kelainan yang didapat pada kulit dapat disebabkan oleh
kelainan baik dari luar tubuh maupun dalam tubuh. Gangguan
kesehatan yang terjadi pada kulit karena penyebab air akibat
perubahan kualitas lingkungan disebut dermatitis kontak. Gangguan
kesehatan berupa kulit gatal dan kulit bersisik merupakan gejala alergi
yang erat kaitannya dengan pencemaran Ni dan Cd yang terkandung
dalam aki.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
(60%) sumur memiliki risiko pencemaran tinggi. Semua sampel
mengandung kadar Kadmium dan Timbal (90%) memenuhi syarat
berdasarkan Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/ 1990. Sedangkan
berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 terdapat sampel
mengandung kadar Kadmium tidak memenuhi syarat (20%) dan
Timbal (100%). Penduduk yang mengalami gangguan kesehatan
setelah menggunakan air sumur untuk keperluan MCK sebanyak
(63,0%). Gangguan kesehatan yang dirasakan penduduk meliputi
gatal-gatal pada kulit (25,0%).
RESUME PAPER 4

Judul Efek Paparan Kadmium (Cd) Terhadap Fungsi Ginjal Pekerja


Bengkel Las
Jurnal Jurnal Kesmas Indonesia
Volume & Halaman 11 (1): 1-8
Tahun 2019
Penulis Hernayanti, Slamet Santoso, Sri Lestari, Lucky Prayoga, Kamsinah,
dan Rochmatino
Reviewer Imelda Riani
NIM 2310246611
Tanggal 20 Oktober 2023

Abstrak Pada bagian abstrak paper ini menjelaskan bahwa kadmium


merupakan salah satu logam berat yang bersifat nefroksik dan
membahayakan kesehatan manusia, terutama pekerja bengkel las.
Kadmium masuk ke dalam tubuh berikatan dengan metalotionin
membentuk ikatan Cd+Mt akan terdeposit di organ ginjal dan
menginduksi terbentuknya radikal bebas sehingga mengakibatkan
peroksidasi lipid yang dapat merusak organ ginjal, ditandai dengan
peningkatan kreatinin dan β2 mikroglobulin. Hasil penelitian
menunjukkan kadar Cd darah, kreatinin darah dan β2 mikroglobulin
pada subyek kasus berbeda nyata dibandingkan dengan subyek
kontrol. Kadar Cd, kreatinin darah dan β2 mikroglobulin subyek kasus
lebih tinggi dibandingkan subyek kontrol. Kesimpulan penelitian
paparan Cd berpengaruh terhadap penurunan fungsi ginjal pekerja
bengkel las yang ditandai dengan peningkatan kadar Cd darah,
kreatinin dan β2-M.
Pengantar Logam berat kadmium (Cd) merupakan salah satu zat pencemar
berbahaya bagi lingkungan. Logam kadmium digunakan di berbagai
bidang seperti pelapisan logam, peleburan dan pemurnian Zinc (Zn),
pengelasan, pewarna, baterai, minyak pelumas, bahan bakar, pupuk
dan pestisida. Kadmium dapat masuk melalui jalur inhalasi dari
polutan udara yang dihasilkan oleh aktivitas industri seperti proses
pengelasan dan pemurnian logam. Kadmium juga dapat masuk melalui
jalur oral yaitu melalui makanan yang tercemar Cd.Kadmium
merupakan senyawa yang persisten di lingkungan dengan waktu paruh
30- 40 tahun. sehingga paparan Cd baik akut maupun kronis sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia terutama terhadap organ ginjal,
yang merupakan sasaran utama dari Cd. Kadmium yang masuk tubuh
akan berikatan dengan protein metalotionin. Ikatan Cd dan
metalotionin bersifat stabil dan dapat memicu peningkatan radikal
bebas dalam hati dan ginjal, sehingga dapat menimbulkan kerusakan
pada kedua organ tersebut.
Metode Penelitian Penelitian dilakukan mulai bulan Juli sampai dengan September 2018.
Pengambilan darah pekerja bengkel las dilakukan di bengkel di sekitar
Purwokerto. Pemeriksaan kreatinin dan β2-M dilakukan di
Laboratorium Utama Medico Labora Purwokerto. Bahan yang
digunakan berupakit komersial ELISA Human β2- Mikroglobulin,
serta reagen kreatinin Dyasis. Alat yang digunakan antara lain
vaccumed EDTA, AAS, Elisa Reader dan Spektrofotometer merk
Riele. Rancangan penelitian menggunakan rancangan case control.
Subyek kasus pada penelitian ini adalah pekerja bengkel las di
Purwokerto. Pengambilan sampel dilakukan di Laboratorium Utama
Medico Labora, dengan kriteria inklusi : responden dengan masa kerja
minimal 3 tahun yang bersedia menandatangani Informed Consent dan
kriteria eksklusi adalah responden yang tidak hadir pada saat penelitian
dilakukan. Sebagai subyek kontrol adalah bukan pekerja bengkel las
diambil dari daerah Pamijen Baturaden. Pengambilan sampel
dilakukan di Balai Desa Pamijen. Peubah bebas: berupa kadar Cd
darah pada pekerja bengkel las, sedangkan peubah tergantung berupa
perubahan kadar kreatinin dan β2-M dalam darah pekerja bengkel las.
Parameter yang diamati: kadar Cd, kreatinin dan β2-M dalam darah
pekerja bengkel las. Pemeriksaan kreatinin darah menggunakan
metode Jaffe kinetik dan alat spektrofotometer Riele. Untuk
pemeriksaan β2-M dengan metode ELISA Sandwich dan pembacaan
menggunakan alat ELISA Reader merk Labotron. Data hasil
pengukuran parameter, kreatinin, Cd darah dan β-2 mikroglobulin
subyek kasus dan subyek kontrol dianalisis menggunakan uji t
independent.
Pembahasan Hasil penelitian menyatakan bahwa pekerja bengkel las memiliki
kadar Cd lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini
menunjukkan bahwa pekerja bengkel las mengalami keracunan Cd.
Pekerja las mengalami paparan Cd lebih tinggi dibandingkan pekerja
bukan pengelasan seperti karyawan kantor.Pada proses pengelasan
dihasilkan asap yang mengandung Cd 2+ dan Cd oksida (CdO) yang
dapat masuk tubuh pekerja bengkel las lewat jalur inhalasi. Sekitar 10
sampai 50% paparan Cd berasal dari asap, uap dan debu. Paparan uap
Cd sebesar 190 mg/m3 selama 10 menit atau sekitar 8 mg/m3 selama
240 menit (4 jam) dapat menimbulkan kematian. Pekerja las memiliki
kadar Cd darah yang tinggi akibat kontak langsung antara bahan yang
akan di las (contohnya pagar besi dan teralis besi) dengan tubuh.
Pada subyek kasus memiliki kadar kreatinin darah lebih tinggi
dibanding dengan subyek kontrol dan nilai kreatinin pada subyek
kasus telah melebihi nilai normal kreatinin darah yaitu > 0,7-1,3
mg/dL. Peningkatan kadar kreatinin disebabkan karena kadmium yang
masuk tubuh akan berikatan dengan protein metalotionin. Kadmium
akan terakumulasi di hati sebesar 30% dan di ginjal sebesar 30%.
Ikatan Cd dengan metalotionin dalam hati dan ginjal akan
meningkatkan produksi radikal bebas dalam tubuh seperti anion
superoksida, radikal hidroksil dan hidrogen peroksida. Hal ini akan
menimbulkan reaksi berantai peroksidasi lipid yang dapat
menimbulkan gangguan fungsi ginjal berupa penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG). Penurunan LFG ditandai dengan peningkatan kadar
kreatinin darah.
Kadar β2- M akan semakin meningkat apabila terjadi penurunan laju
filtrasi glomerulus. Paparan Cd akan menyebabkan kerusakan
membran tubulus proksimal ginjal termasuk penurunan fluiditas,
kerusakan protein membran dan perubahan homeostatis kalsium,
karena 7 dan kadmium bersifat antagonistik.Disfungsi ginjal
menyebabkan penghambatan reabsobsi garam, pengurangan reabsobsi
air sehingga terjadi peningkatan volume urinedan peningkatan jumlah
protein urin (proteinuria). Proteinuria dapat dideteksi melalui
peningkatan protein bermolekul rendah seperti β2 Mikroglobulin,
Retinol Binding Protein dan N-asetil-β-D Glukosaminidase (NAG).
Jika paparan Cd terus berlanjut, disfungsi tubular akan semakin
berkembang dan menyebabkan kerusakan glomerulus semakin parah
sehingga terjadi peningkatan kadar β2-M disertai dengan penurunan
Laju Filtrasi Glomerulus.
Kesimpulan Paparan Cd menyebabkan penurunan fungsi ginjal pada pekerja
bengkel las yang ditandai dengan peningkatan kadar Cd darah,
kreatinin dan kadar β2-M darah.Kadar ketiga parameter tersebut pada
subyek kasus lebih tinggi dibandingkan dengan subyek kontrol.

RESUME PAPER 5

Judul Paparan Merkuri pada Pekerja di Industri Kosmetik dalam Kaitan


dengan Gangguan Kesehatan
Jurnal Jurnal Ilmiah WIDYA
Volume & Halaman 4 (3): 331-336
Tahun 2018
Penulis Nur Nunu Prihantini dan Patar Hutagalung
Reviewer Imelda Riani
NIM 2310246611
Tanggal 20 Oktober 2023
Abstrak Pada bagian abstrak paper ini menjelaskan bahwa merkuri adalah
salah satu bagian terpenting dalam setiap industri terutama industri
kosmetik. Banyak industri kosmetik menggunakan merkuri sebagai
bahan dasar pembuatan kosmetik. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bahwa merkuri merupakan logam berat yang sangat
berbahaya bagi manusia. Metode yang digunakan adalah kajian
pustaka dengan pendekatan analitik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penyakit akibat kerja dikarenakan faktor fisis seperti air raksa
atau persenyawaan beracun mangan, penyebab faktor kimiawi oleh
karena seng, ammonia nitrogliserin, nikel. Industri kosmetik banyak
menyerap tenaga kerja di Indonesia dikarenakan kebutuhan
masyarakat yang ingin tampil, kadar merkuri berkisar 50-100πg% akan
menunjukkan gejala keracunan. Gangguan kesehatan terjadi
diakibatkan oleh paparan merkuri tinggi dalam waktu singkat adalah
kerusakan paru–paru, muntah, peningkatan tekanan darah dan denyut
jantung.
Pengantar Merkuri (Hg) banyak dipergunakan dalam industri kecantikan sebagai
zat kimia yang dipergunakan dalam produk–produk kecantikan dewasa
ini. Namun pada kenyataannya kita ketahui bahwa dampak dari
paparan merkuri yang terus menerus berefek pada gangguan
metabolisme dalam tubuh. Merkuri (Hg) termasuk logam berat
berbahaya yang dalam konsentrasi kecil dapat bersifat racun.
Pemakaian merkuri dalam krim pemutih dapat menimbulkan berbagai
hal, mulai dari alergi kulit, iritasi kulit, dan bintik–bintik hitam.
Dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak
sehingga menimbulkan muntah-muntah. Kadar toksisitas merkuri
berkisar 50–100 µg% dan akan terlihat gejala-gejala keracunan.
Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif eksploratif,
dengan studi kasus dan studi pustaka yang bersifat objektif, analitis,
sistematis.
Pembahasan Merkuri umumnya memasuki tubuh dapat melalui udara, air atau
makanan yang terserap dalam jumlah yang bervariasi. Sementara itu
tubuh manusia tidak dapat mengolah bentuk-bentuk dari metil merkuri
sehingga merkuri tetap berada dalam tubuh dalam waktu yang relatif
lama dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Mekanisme daya
racun merkuri dalam tubuh meliputi; kerusakan tubuh yang permanen.
Komponen merkuri mempunyai karakteristik yang berbeda-beda untuk
daya racunnya, distribusi dan akumulasi serta pengumpulan dan waktu
resistensinya di dalam tubuh. Oleh karena logam merkuri sangat toksik
sehingga merkuri tidak dapat dihancurkan oleh organisme dalam
lingkungan hidup. Merkuri merupakan satu-satunya logam yang
mengalami transformasi organik melalui rantai makanan dalam bentuk
organik yang lebih toksik yaitu metil merkuri, dimetil merkuri, etil
merkuri.
Metil merkuri bersifat racun terhadap sistem saraf pusat dan perifer.
Menghirup uap merkuri dapat menghasilkan efek yang merugikan
pada saraf, pencernaan dan sistem kekebalan tubuh, paru-paru dan
ginjal, dan mungkin berakibat fatal. Garam-garam anorganik merkuri
yang korosif pada kulit, mata dan saluran pencernaan, dan dapat
menyebabkan toksisitas ginjal jika tertelan. Gangguan neurologis dan
perilaku dapat diamati setelah terhirup, tertelan atau paparan senyawa
merkuri yang berbeda. Gejala termasuk tremor, insomnia, kehilangan
memori, efek neuromuskuler, sakit kepala dan gangguan kognitif dan
motorik.
Kesimpulan Paparan merkuri pada pekerja di industri kosmetik sangatlah tinggi
mengingat industri kosmetik banyak menggunakan bahan baku
merkuri sebagai bahan kosmetik. Merkuri banyak berdampak bagi
kesehatan para pekerja, selain menimbulkan efek jangka pendek dan
menimbulkan efek jangka panjang bagi kesehatan. Paparan merkuri
yang terus menerus berakibat pada kerusakan organ yang permanen,
baik itu otak, ginjal maupun saluran cerna. Kadar toksisitas merkuri
berkisar 50–100 μg% akan mulai menunjukkan gejala keracunan.

Anda mungkin juga menyukai