Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS HEMATOLOGI DAMPAK PAPAPARAN TIMBAL

PADA PEKERJA PENGECATAN


(STUDI KASUS: INDUSTRI PENGECATAN MOBIL INFORMAL
DI KARASAK, BANDUNG)
Hermiranti Dwilestari dan Katharina Oginawati
Program Studi Teknik Lingkungan ITB, Jl. Ganesha 10, Bandung, 40132
Email: 1hermiranti_d@yahoo.com, 2ogi@elga.net.id
Pengukuran konsentrasi timbal yang
terinhalasi oleh pekerja dilakukan sesuai metoda
NIOSH (National Institute of Occupational Safety
and Health) 7082 issue 2 (1994),menggunakan
Personal Sampling Pump dengan cellulose ester filter
berukuran pori 0.8 m, diameter 37 mm.
Pengambilan sampel udara dilakukan selama 2 jam
sesuai dengan rata-rata lamanya pekerja melakukan
proses pengecatan, dengan kecepatan 2 liter/menit.
Pemeriksaan timbal dalam filter dilakukan dengan
flame AAS (Spectra AA 100-200) di Laboratorium
Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bandung.
Pemeriksaan timbal dalam darah (PbB/Blood
Lead Level) dilakukan secara cross sectional setelah
end of shift sesuai dengan metoda NIOSH 8003 issue
2 (1994). Pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit
dan jumlah eritrosit dilakukan menggunakan Auto
Hematology Analyzer Mindray BC-3000 plus di UPT
Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Kota
Bandung. Pemeriksaan basophilic stippling dilakukan
melalui apusan darah yang diberi pewarnaan Giemsa,
dibantu oleh dokter patologi klinis dari Dinas
Kesehatan Kota Bandung.

PENDAHULUAN
Cat merupakan salah satu sumber pemaparan
timbal (Hammond, et. al., 2005). Timbal digunakan
sebagai bahan pigmen dalam cat (Palar, 2008).
Penggunaan cat semprot banyak ditemui di berbagai
industri, misalnya industri pengecatan mobil.
Timbal dapat menyebabkan hemolisa
eritrosit dan menghambat pembentukan hemoglobin
(Williams & Bursom, 1985). Timbal menyebabkan
defisiensi enzim G-6PD dan penghambatan enzim
pirimidin-5-nukleotidase. Hal ini menyebabkan
turunnya masa hidup eritrosit dan meningkatkan
kerapuhan membran eritrosit, sehingga terjadi
penurunan jumlah eritrosit (Patrick, 2006). Defisiensi
enzim ini secara herediter ditandai dengan basophilic
stippling pada eritosit (Barbosa, 2005). Penelitian
Richard et. al. (2006) menunjukkan timbal
menghambat biosistesis heme melalui inhibisi enzim
coproporphyrinogen, ALAD dan ferrochelatase.
Inhibisi enzim tersebut menyebabkan penurunan
kadar hemoglobin dalam darah.
Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah
Karasak, Bandung Selatan, sebagai studi kasus
paparan timbal dalam cat semprot terhadap pekerja
industri pengecatan mobil informal. Penelitian
sebelumnya oleh Rizkiani (2004) menunjukkan
adanya kandungan timbal dalam darah pekerja
pengecatan di wilayah tersebut.
Maksud dari penelitian ini adalah melakukan
studi mengenai paparan timbal yang bersumber dari
aktivitas pengecatan mobil serta efeknya terhadap
kesehatan pekerja pengecatan. Dari hasil penelitian
ini dapat diperoleh data pemaparan timbal yang
terinhalasi sebagai portal of entry dan efeknya
terhadap darah.

HASIL PENELITIAN
Dari pendataan diketahui terdapat total 43
bengkel di wilayah Karasak, dengan jumlah total
pekerja 143 orang. Jumlah total pekerja pengecatan
adalah 69 orang, 30 orang diantaranya diikutsertakan
dalam penelitian ini.
Hasil pengukuran rata-rata paparan timbal
pada pekerja pengecatan yang diperoleh pada
penelitian ini adalah sebesar 1,241 g/m3 dan ratarata intake paparan timbal yang diperoleh adalah
sebesar 0,0026 g/jam/kg BB. Nilai Ambang Batas
(NAB) timbal di udara berdasarkan ACGIH 2010
adalah 0.05 mg/m3, dengan demikian hasil dari
penelitian ini masih di bawah ambang batas tersebut.
Paparan timbal yang terukur ternyata memiliki
perbedaan apabila dibagi berdasarkan warna cat.
Warna kuning memberikan pemaparan timbal
tertinggi.
Analisis PbB menunjukkan rentang antara
3,05-17,26 g Pb/100 ml darah, dengan rata-rata 6,56
g Pb/100 ml darah. Nilai Biological Exposure

METODOLOGI
Penelitian yang dilakukan merupakan
penelitian epidemiologi yang bersifat cross sectional
dimana agen (paparan timbal) dan respon (timbal
dalam darah/PbB) diteliti secara bersamaan.
Pengambilan sampel dilaksanakan di wilayah
Karasak, Bandung, pada sekitar bulan Januari 2012.
Jumlah subjek penelitian adalah 30 orang pekerja
pengecatan mobil.

Indices (BEIs) PbB adalah 30 g/100 ml darah


berdasarkan US EPA 2010 dan 25 g/100 ml darah
berdasarkan WHO, dengan demikian nilai PbB
seluruh subjek penelitian masih berada di bawah
ambang batas. Pada Gambar 1 terlihat rata-rata kadar
timbal dalam darah pada pengecat lebih lebih tinggi
daripada kontrol (2,46 g/100 ml darah). Hal ini
menggambarkan bahwa pekerjaan pengecatan cukup
berisiko meningkatkan konsentrasi timbal dalam
darah.

g/dl), kadar hematokrit berkisar antara 34-51% (nilai


normal 40-54%) dan jumlah eritrosit berkisar antara
3,89-5,77x106/mm (nilai normal 4,5-6,5 x 106/mmk).
Tidak ditemukan basophilic stippling pada preparat
apusan darah. Rata-rata pekerja memiliki kadar
hemoglobin rendah walaupun konsentrasi timbal
dalam darahnya tidak terlalu tinggi. Demikian pula
dengan hasil analisis hematokrit dan jumlah eritrosit.
Sejumlah subjek memiliki kadar hematokrit dan
jumlah eritrosit yang rendah walaupun konsentrasi
PbB tidak melebihi ambang batas. Namun demikian,
terdapat kecenderungan, semakin meningkatnya nilai
PbB, maka kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah
eritrosit akan semakin menurun.
KESIMPULAN
Paparan Pb yang lebih kecil ternyata dapat
memberikan nilai PbB yang cukup besar, sebaliknya
paparan Pb yang tinggi tidak selalu memberikan nilai
PbB yang tinggi. Adanya subjek yang memiliki kadar
hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit di bawah
normal menunjukkan bahwa timbal dalam lingkungan
kerja tersebut berhubungan dengan kelainan
hematologis, namun tidak menyebabkan toksisitas
akut, ditandai dengan tidak terdeteksinya basophilic
stippling. Terdapat kecenderungan semakin tinggi
nilai PbB, semakin menurun kadar hemoglobin,
hematokrit dan jumlah eritrosit. Menurut standar
OSHA (1997), berdasarkan hasil pengukuran PbB
yang diperoleh, sebaiknya dilakukan medical
surveillance dalam lingkungan kerja tersebut setiap 6
bulan sekali.

Gambar 1. Perbandingan rata-rata PbB pengecat dan


Kontrol.
Grafik hubungan paparan Pb dan nilai PbB
terdapat pada Gambar 2. Paparan Pb yang lebih kecil
ternyata dapat memberikan nilai PbB yang cukup
besar, sebaliknya paparan tinggi tidak selalu
memberikan nilai PbB yang tinggi. Hal ini
disebabkan oleh faktor manusia yang sangat
dipengaruhi kebiasaan hidup dan lingkungan
sekitarnya. Ada subjek memiliki frekuensi
pengecatan yang lebih sering dan masa kerja yang
lebih lama, tetapi pada saat pengambilan sampel
mendapatkan pemaparan yang kecil, sehingga
hubungan paparan dan PbB tidak berbanding lurus.
Sebaliknya, ada subjek yang pada saat pengambilan
sampel memperoleh paparan yang tinggi, misalnya
dari cat warna kuning, tetapi sesungguhnya memiliki
frekuensi mengecat lebih sedikit, sehingga hasil
pengukuran PbB subjek tersebut tidak setinggi PbB
subjek yang mengecat setiap hari.

REFFERENCE
Barbosa F. A. 2005. Critical Review of Biomarkers Used
for Monitoring Human Exposure to Lead:
Advantages, Limitations, and Future Needs.
Environmental Health Perspectives. 113:1669
1674.
Hammond, S., Ellen, G., Robin, F. 2005. Respiratory
Health Effect Related to Occupational Spray
Painting and Welding. Journal of Occupational &
Environmental Medicine. July 2005, 47(7): 728739.
Palar, H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat.
Rineka Cipta. Jakarta.
Patrick, L.N. 2006. Lead Toxicity, A Review of the
Literature. Thorne Research. March 2006. 11(1):
167-173.
Richard, S. A., Phillips, J. D., Kushner, J. P. 2006.
Biosynthesis of heme in mammals. Biochemistry
and Biophysics Actual. 17(63): 723736.
Rizkiani, A. 2004. Studi Pajanan Timbal (Pb) pada Pekerja
Pengecatan Mobil. Laporan Tugas Akhir.
Departemen Teknik Lingkungan. Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan. ITB.
Williams, P.L & Burson, J.L. 1985. Industrial Toxicology:
Safety and Health Applications in the Workplace.
Van Nostrad Reinhold. New York.

Gambar 2. Hubungan PbB dengan paparan timbal


Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa
pekerja yang mengecat setiap hari memiliki nilai PbB
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja yang
hanya mengecat 2-4x per minggu. Selain itu, semakin
lama masa kerjanya, semakin tinggi nilai PbB yang
diperoleh.
Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin
berkisar antara 11,4-16,2 g/dl (nilai normal 14-18

Anda mungkin juga menyukai