Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 9

Anggota:

1. Dian Fitria Ningrum (22030008)


2. Tri Mulyani (22030055)
3. Vicky Surya Irawan (22030056)

Tingkat: 2C Keperawatan

Tugas!

Kasus 5

An.Bobo, laki-laki, umur 15 tahun sudah dirawat selama 2 hari di ruang anak
dengan diagnosis medis appendiksitis. An.Bobo telah dijadwalkan untuk operasi
besok pagi. Saat ditanya oleh perawat, An.Bobo mengatakan takut operasi karena
pernah mendengar tetangganya setelah operasi lalu meninggal dunia. Wajah
An.Bobo tampak khawatir dan tidak ceria, lebih banyak bermain gawai. Ayah
An.Bobo mengatakan sejak kemarin An.Bobo sudah menyatakan kalau takut
operasi. Ayah An.Bobo juga mengatakan An.Bobo saat ini sudah duduk di kelas
10 dan tidak ada masalah di sekolahnya.

Pertanyaan :

1. Jelaskan bagaimana cara mengatasi respon hospitalisasi yang terjadi pada


An.Bobo !
1. Memberikan informasi tentang pelayanan kesehatan yang diterima dengan
jelas
Penjelasan informasi selayaknya sudah harus diberikan sejak masa persiapan
anak akan dirawat baik tentang rencana prosedur medis awal maupun
lingkungan rumah sakit yang akan dihadapi (fasilitas rumah sakit, siapa yang
terlibat dalam perawatan, dan lain-lain). Penjelasan juga harus diberikan
selama perawatan untuk setiap tindakan atau prosedur yang akan dilakukan.
Pemberian informasi yang adekuat terbukti dapat menurunkan kecemasan
orang tua dan ketakutan bagi anak yang menjalani hospitalisasi, dan bahkan
mereka akan mendukung program pengobatan. Prinsip yang harus
diperhatikan bahwa ketakutan akan ketidaktahuan (fantasi) lebih besar
daripada ketakutan yang diketahui. Metode penjelasan pada anak harus
disesuaikan dengan usia, kondisi, dan tahap perkembangan anak, misal
dengan metode terapi bermain dengan alat bantu seperti boneka, miniatur
peralatan rumah sakit; metode cerita/ dongeng dengan alat bantu
menggunakan buku- buku bacaan, film; metode bemain peran (role play),
atau berupa penjelasan singkat secara langsung.
2. Meminimalkan cedera fisik dan psikis
Melakukan perawatan yang tidak menimbulkan adanya trauma pada anak dan
keluarga. Perawatan tersebut difokuskan dalam pencegahan terhadap trauma
yang merupakan bagian dalam keperawatan anak. Atraumatic care sebagai
bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan pada anak dan keluarga dengan
mengurangi dampak psikologi dari tindakan keperawatan yang diberikan.

2. Jelaskan materi bimbingan antisipasi yang dapat diberikan pada anak dan
keluarga!
Perawat berperan sebagai edukator dengan memberikan edukasi cara mengatasi
kecemasan sebelum operasi pada pasien dan keluarga pasien guna untuk menambah
pengetahuan tentang cara-cara seperti apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kecemasan sebelum tindakan operasi. Kecemasan preoperatif (sebelum operasi)
merupakan reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, baik yang nyata
maupun yang dibayangkan. Kecemasan yang dialami pasien sebelum operasi
meliputi rasa takut karena belum mengetahui prosedur yang akan dilakukan,
ketidaktahuan prosedur anestesi (pembiusan), akibat yang akan timbul setelah
tindakan operasi, dan juga ancaman keutuhan tubuh atau kesehatan dan
kehidupannya.
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan antara lain dengan
konseling dan edukasi pre-operatif, terapi psikoreligius (murotal bagi agama islam),
terapi musik, terapi distraksi, serta terapi relaksasi otot yang progresif. Selain itu,
teknik relaksasi napas dalam juga dapat dimanfaatkan untuk mengurangi
kecemasan pada pasien. Manfaat dari terapi napas dalam yang dilakukan antara lain
dapat memberikan keseimbangan tubuh dan pikiran, merilekskan pikiran, serta
mengurangi stres, kecemasan, dan membantu memperbaiki masalah tidur. Dengan
adanya edukasi ini, diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui bahwa
kecemasan sebelum operasi dapat diatasi dengan beberapa teknik diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Ike Ayunda Nasifah. (2022). Pendidikan Kesehhatan Rumah Sakit, Edukasi


Mengatasi Kecemasan Sebelum Operasi
Kementrian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Keehatan. (2022).
Hospitalisasi pada Anak dan Autramatic Care
Kementrian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Keehatan. (2022). Dampak
Hospitalisasi pada Anak dan Cara Meminimalisirnya

Anda mungkin juga menyukai