Anda di halaman 1dari 204

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

BERBANTUAN LKPD BERBASIS METAKOGNITIF UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DAN MELATIH KESADARAN
METAKOGNITIF PESERTA DIDIK

SKRIPSI

SYIFAURROHMAH
06031020025

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
2023

i
MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum


mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”

- QS Ar-Rad Ayat 11

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Syifaurrohmah

NIM : 06031020025

Jurusan /Program : Pendidikan MIPA/Pendidikan IPA

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan

tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya

sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Surabaya, 02 Januari 2024

Yang membuat pernyataan

Syifaurrohamah
06031020025

iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Skripsi oleh :

Nama : Syifaurrohmah

NIM : 06031020025

Judul : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED

INQUIRY BERBANTUAN LKPD BERBASIS

METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR IPA DAN MELATIH

KESADARAN METAKOGNITIF PESERTA DIDIK

Ini telah diperiksa dan disetujui kembali untuk diujikan.

Surabaya, 02 Januari 2024

Pembimbing I Pembimbing II

Khoirotul Ummah, M.Si. Ita Ainun Jariyah, M.Pd.


NIP. 199105302019032019 NIP. 19861205201903202

iv
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi oleh Syifaurrohmah ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji

Skripsi.

Surabaya, 05 Januari 2024

Dekan,

Prof. Dr. Muhammad Thohir, S.Ag., M.Pd


NIP. 197407251998031001

Penguji I,

Dr Nur Wakhidah, M.Si


NIP. 197212152002122002

Penguji II,

Nailil Inayah, S.Pd., M.Pd


NIP. 198906202019032017

Penguji III,

Khoirotul Ummah, M.Si.


199105302019032019

Penguji IV,

Ita Ainun Jariyah, S.Pd, M.Pd


198612052019032012

v
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
PERPUSTAKAAN
Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8431972 Fax.031-8413300
E-Mail: perpus@uinsby.ac.id

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Syifaurrohmah
NIM : 06031020025
Fakultas/Jurusan : FTK / Pendidikan MIPA
E-mail address : urrohmahc@gmail.com

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan


UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah :
Sekripsi Tesis Desertasi Lain-lain ( ............................................ )
yang berjudul :
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY BERBANTUAN LKPD

BERBASIS METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DAN

MELATIH KESADARAN METAKOGNITIF PESERTA DIDIK

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini
Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan
menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara fulltext untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN
Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta
dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Surabaya, 05 Januari 2024

Penulis

( Syifaurrohmah )

vi
ABSTRAK

Syifaurrohmah, 2024 Penerapan model pembelajaran guided inquiry berbantuan


LKPD berbasis metakognitif untuk meningkatkan hasil belajar IPA dan melatih
kesadaran metakognitif peserta didik. Skripsi Program Studi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing I: Khoirotul Ummah, M.Si. dan
Pembimbing II: Ita Ainun Jariyah, M.Pd.

Kata kunci : Guided Inquiry, Hasil belajar, Kesadaran Metakognitif

Penelitian dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar dan kesadaran


metakognitif pada siswa kelas IX di MTs Hasyim Asy’ari. Hal ini disebabkan oleh
model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran konvensional
dengan pendekatan saintifik khususnya pada materi bioteknologi sehingga menjadi
satu dari sekian banyak faktor penyebab rendahnya hasil belajar dan kesadaran
metakognitif pada peserta didik. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan
perbaikan pada proses pembelajaran yang diharapkan dapat menjadi solusi dari
permasalahan tersebut.
Fokus penelitian ini yaitu mengetahui hasil penerapan model pembelajaran
guided inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif dalam pembelajaran IPA.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian mixed methods strategi explanatory
sekuensial dengan desain pretest-postest control group design. Teknik
pengumpulan data penelitian ini yakni melalui tes, angket, dan observasi. Analisis
data menggunakan uji independent sample t-tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran dengan
model pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif yang
dilakukan peserta didik dapat dikatakan efektif dengan skor rata-rata yang diperoleh
berada pada persentase 71%-100%. Selain itu, hasil penelitian ini membahas terkait
nilai rata-rata dan score n-gain yang dimana pada hasil post-test pada kelas
eksperimen lebih tinggi sebesar 69,26 dibandingkan pada kelas kontrol sebesar
28,70. Sedangkan score n-gain pada kelas eksperimen lebih besar sebesar 0,5739
sementara pada kelas kontrol sebesar 0,0368. Kesadaran metakognitif pada kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran guided inquiry berbantuan
LKPD berbasis metakognitif lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini dibuktikan dengan hasil
persentase pada level 4 yang dimana pada kelas eksperimen memperoleh 44%
sementara pada kelas kontrol memperoleh 22%.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Berbantuan LKPD Berbasis

Metakognitif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA dan Melatih Kesadaran

Metakognitif Peserta Didik” sebagai syarat wajib penyelesaian program sarjana

dapat terselesaikan dengan lancar.

Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan benar karena mendapat

dukungan dari berbagai pihak, baik berupa bimbingan maupun solusi yang tidak

dapat dijabarkan semuanya. Dengan segala hormat dan kerendahan hati saya untuk

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kekuatan sehingga peneliti

mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

2. Orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan baik secara moral,

spiritual, dan materil.

3. Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., MPhil., Ph.D Selaku Rektor

UIN Sunan Ampel Surabaya, beserta jajarannya.

4. Prof. Dr. H. Muhammad Thohir, S.Ag., M.Pd Selaku Dekan Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya.

5. Dr. Siti Lailiyah, M.Si Selaku Ketua Jurusan Prodi Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan

Ampel Surabaya.

viii
6. Maunah Setyawati, M.Si Selaku Kepala Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya.

7. Khoirotul Ummah, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing I yang selalu

membimbing, memberi pengarahan, motivasi, serta memberikan tenaga dan

waktunya kepada peneliti untuk menyelesaikan penulisan skripsi.

8. Ita Ainun Jariyah, S.Pd., M.Pd Selaku Dosen Pembimbing II yang selalu

membimbing, memberi pengarahan, motivasi, serta memberikan tenaga dan

waktunya untuk menyelesaikan penulisan skripsi.

9. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu,

terimakasih atas bantuan, dorongan, dan nasehat dalam penyusunan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari masih banyak kesalahan dan

kekurangan dalam penulisan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan

saran untuk menyempurnakan skripsi pada kemudian hari, sehingga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi bidang pendidikan dan penerapannya dilapangan, serta dapat

dikembangkan lagi. Aamiin.

Surabaya, 02 Januari 2024

Peneliti

ix
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... iii


LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................... iv
ABSTRAK............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 10
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 11
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 11
F. Batasan Masalah ........................................................................................... 13
G. Definisi Operasional Variabel........................................................................ 13
BAB II................................................................................................................... 17
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................... 17
A. Model Pembelajaran ..................................................................................... 17
B. Kesadaran Metakognitif ................................................................................ 23
C. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu............................................................... 29
D. Kerangka Pemikiran...................................................................................... 31
BAB III ................................................................................................................. 33
TEKNIK PENELITIAN ..................................................................................... 33
A. Rancangan Penelitian .................................................................................... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 35
C. Subjek Penelitian .......................................................................................... 36
D. Variabel Penelitian........................................................................................ 37
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................................. 38
F. Teknik Analisis Data..................................................................................... 40
BAB IV ................................................................................................................. 48

x
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 48
A. Hasil ............................................................................................................ 48
BAB V ................................................................................................................... 69
PENUTUP............................................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 29


Tabel 3. 1 Desain Penelitian……………...........................................................................34
Tabel 3. 2 Waktu Penelitian ...................................................................................... 35
Tabel 3. 3 Skala Likert............................................................................................. 41
Tabel 3. 4 Kriteria Interpretasi Kualitas Instrumen ..................................................... 41
Tabel 3. 5 Kriteria Gain Ternormalisasi..................................................................... 45
Tabel 3. 6 Skor pada Angket Penelitian Kesadaran Metakognitif................................. 45
Tabel 3. 7 Kriteria Kesadaran Metakognitif Berdasarkan Metacognition Awareness
Inventory (MAI) ...................................................................................................... 46
Tabel 3. 8 Skor Pada Lembar Observasi .................................................................... 47
Tabel 3. 9 Kualifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran .................................................. 47
Tabel 4. 1 Hasil Uji Validitas Ahli………………………………………………………………………………..48
Tabel 4. 2 Hasil Uji Normalitas Data Pre-Test ........................................................... 50
Tabel 4. 3 Hasil Uji Homogenitas ............................................................................. 51
Tabel 4. 4 Hasil Pre-test Uji Independent Sample T-Test ............................................ 52
Tabel 4. 5 Hasil Post-test Uji Independent Sample T-Test ........................................... 52
Tabel 4. 6 Hasil Uji N-Gain...................................................................................... 53
Tabel 4. 7 Hasil Angket Metakognitif Secara Keseluruhan Antara Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen .................................................................................................... 55
Tabel 4. 8 Persentase Jumlah Siswa pada Setiap Kriteria Kesadaran Metakognitif........ 56
Tabel 4. 9 Aktivitas Guru Berdasarkan Tahapan Guided Inquiry ................................. 57
Tabel 4. 10 Aktivitas Guru dan Peserta Didik Pada Kelas Kontrol............................... 58

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir............................................................................... 32

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ........................................................................... 78


Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol................................................................................. 86
Lampiran 3 Rubrik Soal ........................................................................................... 94
Lampiran 4 Soal Pre-Test dan Post-Test................................................................... 109
Lampiran 5 Lembar Observasi Kegiatan Guru ......................................................... 119
Lampiran 6 Lembar Observasi Aktivitas Peserta didik .............................................. 123
Lampiran 7 Angket Metakognitif ............................................................................ 127
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Ahli......................................................................... 134
Lampiran 9 Hasil Uji SPSS..................................................................................... 162
Lampiran 10 Hasil Angket Metakognitif .................................................................. 166
Lampiran 11 Lembar Observasi ............................................................................. 171
Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian……………………………………………..174
Lampiran 13 LKPD Metakognitif……………………………………………………. 175
Lampiran 14 Hasil Pre-test dan Post-test………………………………………………187
Lampiran 15 Dokumentasi……………………………………………………..............188

xiv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha yang disengaja dan diatur untuk

membuat suasana belajar serta pengalaman yang dapat berkembang sehingga

peserta didik secara efektif mengembangkan kapasitas mereka yang

sebenarnya.1 Pendidikan merupakan sesuatu hal yang penting bagi masyarakat

dikarenakan melalui pelatihan dipercaya dapat melahirkan SDM yang

berkualitas untuk menunjang kemajuan suatu negara. 2 Tujuan pendidikan

adalah beberapa hasil pendidikan yang telah dicapai peserta didik setelah

pembelajaran terjadi.3 Pendidikan yang memiliki kualitas tinggi akan dapat

membentuk nilai-nilai yang dibutuhkan oleh peserta didik pada kehidupan

sehari-hari.4

Proses pendidikan yang benar dan baik mengandung arti bahwa

masyarakat akan mempunyai karakter sesuai dengan kualitas dan budaya yang

1 Abd Rahman et al., “Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan Dan Unsur-Unsur Pendidikan,” Al
Urwatul Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam 2, no. 1 (2022): 1–8.
2 Nur Azizah, Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UHO, and Corresponden Autor, “Penerapan

Model Pembelajaran Guided inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Peserta didik
Kelas X Ipa Di Sma Negeri 2 Kendari Pada Materi Ikatan Kimia,” Jurnal Pendidikan Kimia FKIP
Universitas Halu Oleo 8, no. 2 (2023): 109–118.
3 Azizah, Studi Pendidikan Kimia FKIP UHO, and Autor, “Penerapan Model Pembelajaran Guided

inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Peserta didik Kelas X Ipa Di Sma Negeri 2
Kendari Pada Materi Ikatan Kimia.”
4 Ridwan Sani Abdullah, “Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2014), Hlm.173-174.,” ResearchGate, no. October (2014): 173–174.

1
2

ada sehingga akan diakui dalam realita kehidupan. 5 Hal tersebut sejalan dengan

firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Ali-Imran ayat 104 yang berbunyi :

‫َولْتَكُ ْن ِّم ْن ُُكْ اُ َّم ٌة يَّدْ ع ُْو َن اِّ ََل الْخ ْ َِّْي َويَأْ ُم ُر ْو َن ِبِّ لْ َم ْع ُر ْو ِّف َو َيْنْ َ ْو َن ع َِّن الْ ُمنْكَ ِّر ۗ َواُولٰۤى َك ُ ُُه‬
ِٕ
)104 :3/‫الْ ُمفْلِّ ُح ْو َن ( ال معران‬
Terjemahan : Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf,
dan mencegah dari yang mungkar.111) Mereka itulah orang-
orang yang beruntung. (Ali 'Imran/3:104).6

Menurut Tafsir Al-Misbah, ayat diatas pada lafadz yad’ina ila al-

khayri dan ya’ muruna bil ma’ruf di tujukan pada pendidik terutama dalam

memegang peran untuk menyampaikan kebajikan serta seruan hal yang baik

berdasarkan kapasitasnya.7 Pendidik juga memiliki peran utama dalam proses

pembelajaran yaitu berkewajiban untuk mengolah, mengembangkan, dan

berinovasi pada ilmu pengetahuan, sehingga dapat mewujudkan pembelajaran

yang baik dan sempurna.8

Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka dapat kita ambil pelajaran

yakni di dalam salah satu proses pembelajaran terdapat salah faktor yang

mampu mempengaruhi keberhasilan tujuan pendidikan yaitu berkenaan

dengan kewajiban belajar dan pembelajaran serta metodenya. Proses

5 MPOC, lia dwi jayanti, and Jennifer Brier, “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning
TIPE POE Terhadap Kesadaran Metakognitif Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Peserta Didik,”
Malaysian Palm Oil Council (MPOC) 21, no. 1 (2020): 1–9, http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203%0Ahttp://mpoc.org.my/malaysian -palm-oil-
industry/.
6 Al-Qur’an Kemenag, Surah Ali Imron Ayat 104
7 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Tafsir Ibnu Katsir Juz 4 (Jakarta:

Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2011), 108


8 Siti Nurjanah, “Konsep Pendidik Dan Peserta Didik Dalam Surah Ali Imran Ayat 104 Menurut

Tafsir Ibnu Katsir Dan Tafsir Al- Kurthubi,” Skripsi (2021): 39.
3

pembelajaran pada saat ini telah banyak mengalami perkembangan dan

melahirkan teknik dan strategi pembelajaran baru, tentunya juga yang

berkaitan dengan dinamika zaman.9

Pada abad ke-21 merupakan abad globalisasi yang artinya pada

kehidupan manusia banyak mengalami perubahan yang berbeda. 10 Dunia

Pendidikan pada abad 21 ini menghadapi tantangan yang amat besar. Dimana

peserta didik dituntut untuk memiliki kesadaran abad 21. 11 Salah satu upaya

untuk menghadapi segala tuntutan pada abad 21 yaitu dengan mengembangkan

kesadaran atau Kesadaran metakognitif seseorang. 12 Kesadaran metakognitif

sangat penting karena pendidikan di abad-21 telah mengidentifikasi

pembelajaran mandiri sebagai Kesadaran dasar harus dimiliki oleh peserta

didik agar mampu mempersiapkan pendidikan yang dapat meningkatkan

pembelajarannya dan pemahamannya.13

Kesadaran metakognitif meruapakan kesadaran berpikir tentang apa

yang diketahui dan tidak diketahui.14 Kesadaran metakognitif merupakan

9 Cica Wiswanti and Sinurida Yuswana Belaga, “Integrasi Nilai Keislaman Dalam Proses
Pembelajaran Di Era Mooc (E-Learning) Melalui Strategi Pre-Post Rules,” Jurnal Pendidikan Islam
11, no. 1 (2020): 86–99.
10 Willem Hanny Rawung et al., “Kurikulum Dan Tantangannya Pada Abad 21,” Jurnal Bahana

Manajemen Pendidikan 10, no. 1 (2021): 29.


11 Rawung et al., “Kurikulum Dan Tantangannya Pada Abad 21.”
12 Mufti Falah and Yani Pratiwi, “Kesadaran Metakognitif Peserta didik Dalam Meningkatkan

Kesadaran Literasi Matematis,” Seminar Nasional Pendidikan Matematika 3, no. 1 (2022): 317–
324,
https://proceeding.unikal.ac.id/index.php/sandika/article/view/878%0Ahttps://proceeding.unikal.ac
.id/index.php/sa ndika/article/download/878/658.
13 Kodri Kodri and Aan Anisah, “Analisis Kesadaran Metakognitif Peserta didik Sekolah Menengah

Atas Dalam Pembelajaran Ekonomi Abad 21 Di Indonesia,” Edunomic Jurnal Pendidikan Ekonomi
8, no. 1 (2020): 9.
14 Laila Puspita, Yetri Yetri, and Ratika Novianti, “Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal

Teaching Dengan Teknik Mind Mapping Terhadap Kesadaran Metakognitif Dan Afektif Pada
4

kesadaran peserta didik untuk mengawasi bagaimana cara mereka belajar, dan

bagaimana mereka mengkoordinasikan isi pikiran mereka melalui fase

perencanaan, pemeriksaan, dan penilaian setiap langkah yang dilakukan.15 Jika

peserta didik dapat memahami kesadaran metakognitifnya, maka mereka

mampu memperoleh hasil belajar yang lebih baik, dalam pengalaman

pendidikan mereka akan merencanakan, mengelompokkan dan menyaring apa

yang mereka lakukan.16 Setiap gerakan pembelajaran diakhiri dengan

bertumpuan pada indikator dari learning how to learn atau memanfaatkan

latihan-latihan dari kesadaran metakognitif, maka pada titik itulah hasil yang

diharapkan akan tercapai dengan baik. Hasil belajar peserta didik mampu

dianggap berkualitas jika peserta didik secara sengaja dapat mengontrol siklus

mental mereka terus-menerus dan mempengaruhi kesadaran metakognitif. 17

Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh peserta didik setelah

mendapatkan bimbingan pada jangka waktu tertentu. 18 Hasil belajar juga

didefinisikan sebagai perubahan dalam pengetahuan, kesadaran, sikap, dan

Konsep Sistem Sirkulasi Kelas Xi Ipa Di Sma Negeri 15 Bandar Lampung,” Biosfer: Jurnal Tadris
Biologi 8, no. 1 (2017): 78–90.
15 Nisvu Nanda Saputra and Retno Andriyani, “Analisis Kesadaran Meta kognitif Peserta didik Sma

Dalam Proses Pemecahan Masalah,” AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika 7,
no. 3 (2018): 473.
16 Fajri Basam, Rosdiana Rosdiana, and Susi Asnita, “Efektivitas Penggunaan Media Torso

Terhadap Kesadaran Metakognitif IPA Peserta Didik Kelas V MI Attanmiyatul Ilmiah Makassar,”
Jurnal Papeda: Jurnal Publikasi Pendidikan Dasar 5, no. 2 (2023): 198–207.
17 Amalia Yunia Rahmawati, “Hubungan Kesadaran Metakognitif Dengan Hasil Belajar Ko gnitif

Pada Materi Sel,” no. July (2020): 1–23.


18 Andri Yandi, Anya Nathania Kani Putri, and Yumna Syaza Kani Putri, “Faktor-Faktor Yang

Mempengarui Hasil Belajar Peserta Didik (Literature Review),” Jurnal Pendidikan Siber Nusantara
1, no. 1 (2023): 13–24.
5

perilaku seseorang karena adanya peluang untuk berkembang dalam belajar. 19

Dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang standar Penilaian

Pendidikan, dimaknai secara mendalam dan faktual mengenai pentingnya hasil

belajar sebagai penanda kemajuan pengalaman pendidikan. 20 Oleh karena itu,

peningkatan hasil belajar lebih lanjut merupakan suatu tujuan dalam proses

pembelajaran yang harus dicapai melalui pelaksanaan pembelajaran yang baik

dan ideal.

Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari adanya

peningkatan perolehan hasil belajar maupun kesadaran metakognitif 21 . Namun

kenyataannya kesadaran metakognitif dan hasil belajar peserta didik pada

materi IPA di MTs Hasyim Asy’ari masih tergolong pada kategori rendah atau

mulai berkembang. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil pra-penelitian yang

dilakukan dengan penyebaran angket metakognitif di MTs Hasyim Asy’ari

terhadap 20 peserta didik di kelas IX A, B, C, dan D yang diperoleh 10%

peserta didik yang berkembang sangat baik, 30% peserta didik yang

berkembang baik, 40% peserta didik yang mulai berkembang, 10% peserta

didik belum begitu berkembang, dan 10% peserta didik yang masih sangat

beresiko. Sementara hasil belajar pada MTs Hasyim Asy’ari juga masih perlu

19 Epi Supiadi et al., “Efektivitas Model Pembelajaran Terpadu Dalam Meningkatkan Kesadaran
Berpikir Kreatif Dan Hasil Belajar Peserta didik Di Sekolah,” Journal on Education 5, no. 3 (2023):
9494–9505, https://www.jonedu.org/index.php/joe/article/view/1764.
20 Kemendikbud, “Salinan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian

Pendidikan,” 2016, no. Standar Penilaian Pendidikan (2016): 1–12,


http://arxiv.org/abs/1011.1669%0Ahttp://dx.doi.org/10.1088/1751 -8113/44/8/085201.
21 Azizah, Studi Pendidikan Kimia FKIP UHO, and Autor, “Penerapan Model Pembelajaran Guided

inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Peserta didik Kelas X Ipa Di Sma Negeri 2
Kendari Pada Materi Ikatan Kimia.”
6

ditingkatkan hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara dengan guru IPA

di MTs Hasyim Asy’ari yang menyatakan bahwa berdasarkan nilai UAS IPA

khususnya pada materi bioteknologi masih dibawah KKM. Berdasarkan hasil

yang didapatkan peserta didik dominan masuk dalam kategori mulai

berkembang. Pada sekolah ini pun telah diterapkan model pembelajaran yang

berorientasi kepada peserta didik seperti penemuan dan percobaan. Sehingga,

perlu adanya peningkatan pada level inquiry dengan berbantuan LKPD

berbasis metakognitif untuk dapat meningkatkan hasil belajar serta melatih

kesadaran metakognitif peserta didik.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka upaya yang akan

dilakukan adalah dengan mencari suatu variasi model pembelajaran. Salah satu

model pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kesadaran

metakognitif peserta didik adalah model pembelajaran guided Inquiry. Model

pembelajaran ini dapat dikaitkan dengan kesadaran metakognitif yang terdiri

dari planning, monitoring, dan evaluating.22 3 komponen kesadaran

metakognitif tersebut bisa ditumbuhkkan melalui proses pembelajaran inkuiri.

Kesadaran kognisi peserta didik dapat ditumbuhkan dengan memberikan

arahan pada peserta didik untuk bertanya pada diri sendiri apakah mampu

memahami apa yang sedang dipelajari, peserta didik juga diarahkan untuk

dapat menyadari apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui serta cara

mengatasi masalah, membuat tahapan untuk mengatasinya, memberikan

22Saputra and Andriyani, “Analisis Kesadaran Metakognitif Peserta didik Sma Dalam Proses
Pemecahan Masalah.”
7

penjelasan dibalik tindakan tersebut, menyaring proses pemecahan masalah

serta memeriksa apa yang telah dilakukan. 23 Dengan demikian menggunakan

model pembelajaran yang sesuai dan tepat pada proses pembelajaran serta

memperhatikan kesadaran metakognitif peserta didik, diharapkan mampu

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Dalam proses pembelajaran tidak hanya membutuhkan variasi model

pembelajaran yang dapat mendukung keberhasilan capaian proses

pembelajaran tersebut, namun peserta didik juga memerlukan alat

pembelajaran lain yang dapat membantu peserta didik dalam menemukan ide

sendiri. Tujuan pembelajaran juga dapat tercapai jika pendidik memberikan

kesempatan berharga kepada peserta didik untuk berperan aktif dalam setiap

kegiatan pembelajaran yang diselesaikan..24 Penggunaan lembar kerja peserta

didik (LKPD) dapat membuka pintu terbuka bagi peserta didik untuk dinamis

dalam mengikuti proses pembelajaran. 25 Oleh karena itu, guru diharapkan

mempunyai pilihan untuk mengkonfigurasi/merencanakan LKPD yang dapat

membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan materi ajar yang

telah disusun sehingga peserta didik mampu leluasa fokus pada materi ajar

23 Fariza Resti, I Made Astra, and Betty Zelda Siahaan, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Dan
Kesadaran Metakognitif Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta didik Sma” VI, no. 3 (2017):
SNF2017-EER-29-SNF2017-EER-34.
24 Nathaniel E Helwig, Sungjin Hong, and Elizabeth T Hsiao -wecksler, “PENGEMBANNGA N

LEMBAR KERJA PESRTA DIDIK BERBASIS PENDEKATAN METAKOGNITIF PADA


MATERI POLA BILANGAN,” no. 1 (n.d.): 1–12.
25 Helwig, Hong, and Hsiao-wecksler, “PENGEMBANNGAN LEMBAR KERJA PESRTA DIDIK

BERBASIS PENDEKATAN METAKOGNITIF PADA MATERI POLA BILANGAN.”


8

tersebut.26 LKPD berfungsi sebagai materi ajar yang dapat membatasi tugas

peserta didik namun lebih mengarahkan peserta didik untuk memahami materi

yang diberikan.27 Berdasarkan fungsi tersebut LKPD dipilih dengan

mempertimbangkan manfaatnya. LKPD berbasis metakognitif dipilih karena

membantu peserta didik dalam menumbuhkan gagasan diri tentang apa yang

harus dilakukan sekaligus melakukan proses pembeljaran dengan

merencanakan, mengontrol, dan menyadari proses kognisi peserta didik. 28

LKPD berbasis metakognitif adalah menampilkan materi dengan metodologi

metakognitif yang dapat mempersiapkan peserta didik untuk menyaring siklus

penalaran dan pemahaman peserta didik sendiri, serta menentukan tingkat

kepercayaan terhadap tanggapan mereka dan memiliki pilihan untuk

membandingkan informasi mendasar yang mereka miliki dan informasi baru

yang diperoleh peserta didik melalui latihan percakapan. 29

Adapun penelitian sebelumnya oleh Ade Tiyas Widyawati dan Harun

Nasrudin (2019) dalam jurnalnya yang berjudul “Melatihkan Keterampilan

Metakognitif Melalui Penerapan Model Pembelajaran Guided inquiry Pada

Materi Kesetimbangan Kimia Kelas XI SMAN 2 Kota Mojokerto” . Hasil dari

penelitian menunjukkan bahwa terdapat 61,11% peserta didik yang berkategori

26 R. Kristyowati, “Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA Sekolah Dasar Berorientasi
Lingkungan,” Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2018 (2018): 282–287,
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/psdpd/article/view/10150.
27 Asri Widowati et al., “Pengembangan Lkpd Ipa Berbasis Inkuiri Terbimbing Strategi the

Development of Science Student Worksheet Based on Guideded” (n.d.): 1 –7.


28 Widowati et al., “Pengembangan Lkpd Ipa Berbasis Inkuiri Terbimbing Strategi the Development

of Science Student Worksheet Based on Guideded.”


29 Helwig, Hong, and Hsiao-wecksler, “PENGEMBANNGAN LEMBAR KERJA PESRTA DIDIK

BERBASIS PENDEKATAN METAKOGNITIF PADA MATERI POLA BILANGAN.”


9

tinggi dan persentase hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif tuntas

secara klasikal sebesar 86,11%.30 Penelitian selanjutnya oleh Hani Ekatayu

Bachri (2020) yang berjudul “Penerapan Model Guided inquiry Untuk

Meningkatkan Kesadaran Metakognitif Peserta Didik Pada Konsep Sistem

Pencernaan” yang bertujuan untuk mengimplementasikan model

pembelajaran guided inquiry yang dapat meningkatkan kesadaran metakognitif

peserta didik pada materi sistem pencernaan. Hasil penelitian juga

menunjukkan bahwasannya terdapat pengaruh yang relevan terhadap

implementasi model pembelajaran guided inquiry untuk meningkatkan

kesadaran metakognitif peserta didik peserta didik. 31

Berdasarkan penguraian latar belakang tersebut, maka judul penelitian

yang dipilih oleh peneliti adalah “Penerapan Model Pembelajaran Guided

Inquiry Berbantuan LKPD Berbasis Metakognitif untuk Meningkatkan Hasil

Belajar IPA dan Melatih Kemampuan Metakognitif Peserta Didik”.

30 Ade Tiyas Widyawati and Harun Nasrudin, “Melatihkan Keterampilan Metakognitif Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Kesetimbangan Kimia Kelas XI
SMA Negeri 2 Kota Mojokerto,” Unesa Journal of Chemical Education 8, no. 2 (2019): 50–56.
31 MPOC, lia dwi jayanti, and Jennifer Brier, “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Untuk Meningkatkan Keterampilan Metakognitif Peserta Didik Pada Konsep Sistem Pencernaan,”
Malaysian Palm Oil Council (MPOC) 21, no. 1 (2020): 1–9, http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203%0Ahttp://mpoc.org.my/malaysian-palm-oil-
industry/.
10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana efektivitas penerapan model pembelajaran guided inquiry

berbantuan LKPD berbasis metakognitif untuk meningkatkan hasil belajar

IPA peserta didik?

2. Bagaimana efektivitas penerapan model pembelajaran guided inquiry

berbantuan LKPD berbasis metakognitif untuk melatih kesadaran

metakognitif peserta didik?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan

yang diharapkan oleh peneliti adalah untuk:

1. Mendeskripsikan efektivitas penerapan model pembelajaran guided

inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif untuk meningkatkan hasil

belajar IPA peserta didik.

2. Mendeskripsikan efektivitas penerapan model pembelajaran guided

inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif untuk melatih kesadaran

metakognitif peserta didik.


11

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah bagian utama dari ujian yang harus

dijawab sebagai akhir dari eksplorasi yang sebenarnya. Hipotesis bersifat

dugaan, oleh karena itu para peneliti harus mengumpulkan informasi yang

memadai untuk menunjukkan bahwa dugaan mereka benar. 32

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka hipotesis

yang dalam penelitian ini yaitu “Terdapat efektivitas dari penerapan model

pembelajaran inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif untuk

meningkatkan hasil belajar IPA dan melatih kesadaran metakognitif peserta

didik”.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berkembang di dunia

pendidikan dan dijadikan referensi tentang penggunaan model

pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif

dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA dan melaih kesadaran

metakognitif di dalam kelas.

2. Manfaat Praktis

Beberapa manfaat pada penelitian ini yaitu :

32 ENos Lolang, “) Yaitu Hipotesis Yang Akan Diuji. Biasanya, Hipotesis Ini Merupakan Pernyataan
Yang Menunjukkan Bahwa Suatu Parameter Populasi Memiliki Nilai Tertentu.,” Jurnal Kip 3, no.
3 (2014): 685–696.
12

a. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini bertujuan untu memberikan masukan atau

pengetahuan agar dapat mengetahui upaya melatih kesadaran

metakognitif peserta didik menggunakan model pembelajaran guided

inquiry khususnya pada materi IPA

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini bertujuan sebagai evaluasi guru untuk

memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran serta untuk

melatih kesadaran metakognitif peserta didik.

c. Bagi Peserta didik

1) Membantu peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar dan

melatih kesadaran metakognitif khususnya pada pembelajaran

IPA

2) Memberi kesempatan pada peserta didik untuk berperan aktif

dalam proses pembelajaran melalui model pembelajaran guided

inquiry.

d. Bagi Sekolah

Melalui model pembelajaran guided inquiry di MTs Hasyim

As’ari dapat meningkatkan mutu pendidikan dan merubah model

pembelajaran yang lebih baik.


13

F. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini dibatasi

pada:

1. Penelitian ini menggunakan Kurikulum 13.

2. Penelitian dilakukan pada pertemuan ke-1

3. Penelitian ini dibatasi pada pembelajaran IPA materi Bioteknologi dengan

Kompetensi Dasar “3.7 Menerapkan konsep bioteknologi dan perannya

dalam kehidupan manusia”.

4. Penelitian ini dilakukan di sekolah MTs Hasyim Asy’ari

5. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas IX A dan C,. Kelompok

A sebagai kelas Eksperimen, dan kelompok C sebagai kelas Kontrol

G. Definisi Operasional Variabel

Untuk mempermudah dan menghindari akan kesalahpahaman tentang

judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan istilah dalam judul tersebut antara

lain :

1. Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Berbantuan LKPD

Berbasis Metakognitif

Guided Inquiry adalah suatu model pembelajaran inkuiri yang

mana pendidik memberikan arahan atau pedoman secara luas kepada

peserta didik.33 Tahap pembelajaran guided inquiry terdiri atas enam tahap

yang dimulai dari perumusan masalah, membuat hipotesis, merancang

33 NFN Syafri, Edi; Endrizal, “Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing,” Journal of Chemical
Information and Modeling 53, no. 9 (2013): 1689–1699.
14

design percobaan, melakukan percobaan, menganalisis data, serta

membuat kesimpulan.34

Pembelajaran guided inquiry menekankan pada kolaborasi siswa

untuk memecahkan masalah secara berkelompok dan membangun

pengetahuan secara mandiri.35 Oleh karena itu, pembelajaran guided

inquiry dapat membantu peserta didik menjadi lebih mandiri dan tanggung

jawab.

2. LKPD Berbasis Metakognitif

LKPD berbasis metakognitif adalah suatu bahan ajar yang berisi

tentang arahan, penjelasan dan lembar kerja yang dirangkap berdasarkan

bagian-bagian pembelajaran metakognitif dan petunjuknya.36 Secara

spesifik LKPD berbasis metakognitif memiliki tiga komponen yaitu

merencanakan (planning), memonitor pelaksanaan (monitoring), dan

melakukan penilaian (evaluating, namun bagian penting LKPD berbasis

metajognitif ini adalah lembar kerja yang dimana disusun berdasarkan

langkah pembelajaran inquiry terbimbing dan komponen pendekatan

metakognitif.37 LKPD berbasis metakognitif ini digunakan selama proses

model pembelajaran guided inquiry.

34 Syafri, Edi; Endrizal, “Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing.”


35 D.K. Adiputra, “Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Keterampilan Proses
Sains Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas VI Di SD Negeri Cipete 2 Kecamatan Curug Kota
Serang,” Jurnal Pendidikan Dasar Setia Budhi 1, no. 1 (2017): 22–34, https://stkipsetiabudhi.e-
journal.id/jpds/article/view/71.
36 Diana Elsa Purnama et al., “( LKPD ) BERBASIS METAKOGNITIF PADA PEMBELAJARAN

IPA KELAS VII MTSs RAMBATAN SKRIPSI Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana ( S1 ) Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan” (2022).
37 Purnama et al., “( LKPD ) BERBASIS METAKOGNITIF PADA PEMBELAJARAN IPA

KELAS VII MTSs RAMBATAN SKRIPSI Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana ( S1 ) Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan.”
15

3. Kesadaran Metakognitif

Metakognitif secara umum didefinisikan sebagai aktivitas

monitoring dan mengontrol kognisi seseorang. 38 indikator metakognitif

yaitu (1) mengembangkan perencanaan, (2) memonitor pelaksanaan, (3)

dan mengevaluasi tindakan.39 Instrumen yang digunakan yaitu

menggunakan angket yang berisi 52 butir pernyataan sesuai dengan

metacognition awareness inventory (MAI) yang diadaptasi dari Schraw

Gregory dan Dennison Rayne Sperlina yang berjudul Assessing

metacognition awareness.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kesadaran yang dapat dimiliki peserta

didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Setelah suatu proses

pembelajaran selesai, maka peserta didik dapat memperoleh suatu hasil

belajar.40 Dalam penelitian ini hasil belajar yang diukur adalah kesadaran

metakognitif. dengan menggunakan instrumen tes yang meliputi pre-test

dan post-test yang terdiri dari 20 butir soal objektif berdasarkan materi

pada Kompetensi Dasar “3.7 Menerapkan konsep Bioteknologi dan

perannya dalam kehidupan manusia” yang dapat meningkatkan hasil

belajar secara valid. Nilai N-Gain dari nilai pre-test dan post-test pada

38 Ming Chen Hsieh, “Cultural Characteristics and Educational Differences in Medical Students,”
Medical Teacher 32, no. 5 (2010): 442–443.
39 “Profil Metakognisi Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Berdasarkan Gaya Kognitif ( Metakognisi ’ S Profile Student in Solve Equation System Problem,”
no. August (2017).
40 Fakhrurrazi Fakhrurrazi, “Hakikat Pembelajaran Yang Efektif,” At-Tafkir 11, no. 1 (2018): 85–

99.
16

kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dikatakan meningkat apabila

>0,70 dengan kriteria tinggi, jika mendapatkan nilai >0,30 maka model

pembelajaran tersebut bisa dikatakan efektif dengan kategori sedang atau

tinggi.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran

Model-model pembelajaran (teaching models) adalah blue print

mengajar yang disusun sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu

pengajaran.

1. Model Pembelajaran Inkuiri

a. Pengertian Model Inkuiri

Model Inkuiri adalah model yang mencakup siswa selama

waktu yang dihabiskan untuk mengumpulkan informasi dan menguji

hipotesis. Pendidik membimbing siswa untuk menemukan

pemahaman baru, memperhatikan perubahan dalam praktik awal dan

mendapatkan informasi sehubungan dengan peluang pertumbuhan

mereka sendiri. Dalam model permintaan, siswa maju secara efektif

dan imajinatif untuk mencari informasi.41

b. Prinsip-prinsip Guided Inquiry

Prinsip yang harus diperhatikan ketika melakukan model

pembelajaran inkuiri. Beberapa strategi berikut adalah antara lain:

1) Berorientasi pada pengembangan intelektual

Tujuan utama dari pembelajaran menggunakan strategi

inkuiri adalah pengembangan kesadaran berpikir. Sehingga

41Siti Aisyah Siska Haerani, Dadi Setiadi, and Dewa Ayu Citra Rasm i, “Pengaruh Model Inkuiri
Bebas Terhadap Kesadaran Literasi Sains,” Jurnal Pijar Mipa 15, no. 2 (2020): 140–144.

17
18

pembelajaran inkuiri ini berorientasi pada proses belajar peserta

didik.

2) Prinsip interaksi

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses

interaksi, baik interaksi antar-peserta didik, interaksi peserta didik

dengan guru maupun interaksi antara peserta didik dengan

lingkungan.

3) Prinsip bertanya

Sebagai penanya dalam melakukan strategi

pembelajaran inkuiri adalah guru. Oleh sebab itu, kesadaran guru

untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.

4) Prinsip belajar untuk berpikir

Proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak

kiri maupun otak kanan disebut proses berpikir. Sedangkan

pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak

secara maksimal.

5) Prinsip keterbukaan

Tugas guru adalah memberikan ruang untuk

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan hipotesis dan secara terbuka menunjukkan

kebenaran hipotesis yang disajikan.

Secara umum strategi inkuiri dibagi menjadi 4, antara lain :


19

1) Peserta didik mempertanyakan pertanyaan yang

membingungkan/kurang jelas pada permasalahan yang dihadapi.

2) Peserta didik akan menyadari dan belajar untuk menganalisis

strategi berpikir mereka.

3) Strategi berpikir baru dapat diajarkan secara langsung dan

ditambahkan pada apa yang telah mereka miliki.

4) Inkuiri dalam kelompok mampu memperkaya khazanah pikiran

serta membantu peserta didik dalam belajar mengenai sifat

pengetahuan yang sementara dan menghargai pendapat orang

lain.

c. Tujuan Pembelajaran Berbasis Guided Inquiry

Guided inquiry dilaksanakan agar peserta didik dapat

mengkonstruksi ide dengan leluasa dari hasil pecobaannya sendiri dan

pengajar hanya berperan sebagai fasilitator, mengarahkan jalannya

ujian hingga siswa dapat menutup ide yang telah disusunnya. Tujuan

model pembelajaran guided inquiry, adalah sebagai berikut:

1) Keterlibatan peserta didik secara maksimal dalam proses kegiatan

belajar mengajar, kegiatan belajar meliputi kegiatan mental

intelektual dan sosial emosional.

2) Kegiatan terarah secara logis dan sistematis pada tujuan

pengajaran.
20

3) Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (self-believe)

terkait apa yang diketahui ketika proses guided inquiry.42

d. Jenis-jenis Inkuiri

Inkuiri menurut Colburn dibedakan menjadi tiga yaitu :

1) Structure Inquiry (inkuiri terstruktur)

Dalam inkuiri terstruktur, peserta didik melaksanakan

pencarian dan percobaan berdasarkan pada soal dan prosedur

yang disediakan guru.

2) Open Inquiry (inkuiri terbuka)

Dalam inkuiri terbuka, peserta didik melaksanakan

pencarian berdasarkan pada soal dan prosedur yang mereka

bentuk sendiri.

3) Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing)

Dalam guided inquiry, peserta didik melaksanakan

pencarian berdasarkan pada soal yang diajukan oleh guru, tetapi

peserta didik sendiri yang menentukan prosedur dan

penyelidikannya.

e. Langkah Pembelajaran Guided Inquiry

Langkah-langkah model pembelajaran guided inquiry adalah

sebagai berikut:

42 Ibnu Zidan, “Prinsip Dan Strategi Inkuiri Terbimbing,” no. 1986 (2005): 17 –19.
21

1) Mengajukan pertanyaan atau permasalahan yang meliputi

kegiatan untuk menggali infromasi mendasar peserta didik

melalui demonstrasi, mendorong, dan menyampaikan pendapat

sesuai dengan sudut pandang mereka.

2) Membuat hipotesis yang meliputi kegiatan mengusulkan

tanggapan singkat tentang masalah dan diarahkan dalam

menentukan hipotesis yang dapat diterapkan pada masalah

tersebut dan berfokus pada teori-teori yang memerlukan

pemeriksaan.

3) Merancang percobaan sesuai dengan langkah-langkah yang ada

serta mempelajari petunjuk eksperimen, melakukan percobaan

untuk dapat memperoleh informasi data yang meliputi kegiatan

melakukan percobaan dan mendapat informasi melalui

percobaan.

4) Mengumpulkan data dan menganalisis data yang meliputi

kegiatan mencari dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya

serta menganlisis data yang telah dikumpulkan untuk

mendapatkan bukti hipotesis yang valid.

5) menyimpulkan data meliputi kegiatan yang telah dikelompokkan,

dianalisis dan diambil kesimpulan kemudian dicocokkan dengan

hipotesis yang telah dibuat.


22

f. Kelebihan dan Kelemahan Guided Inquiry

Menurut Hanafiah model pembelajaran guided inquiry

memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

1) Kelebihan

Kelebihan atau keunggulan guided inquiry adalah

sebagai berikut:

a) Peserta didik mampu untuk mengembangkan,

mempersiapkan, serta penguasaan kesadaran dalam proses

kognitif.

b) Peserta didik mampu mendapatkan pengetahuan secara

individual sehingga mudah dimengerti dalam pikirannya.

c) Peserta didik mampu membangkitkan motivasi dan semangat

belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi.

d) Pembelajaran ini mampu memberikan peluang untuk

berkembang dan maju sesuai dengan kesadaran dan minat

masing-masing.

e) Peserta didik mampu memperkuat dan menambah

kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menyelidiki

sendiri, karena pembelajaran berpusat pada peserta didik.


23

2) Kelemahan

Kelemahan atau kekurangan dari model guided inquiry

adalah sebagai berikut:

a) Model pembelajaran ini sulit dalam merencanakan

pembelajaran dikarenakan tidak sesuai dengan kebiasaan

peserta didik dalam belajar.

b) Terkadang dalam mengimplementasikannya, diperlukan

waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya

dengan waktu yang telah ditentukan.

c) Peserta didik harus mempunyai persiapan dan

pengembangan mental, serta harus berani dan siap

mewujudkan unsur lingkungannya dengan baik.

B. Kesadaran Metakognitif

Metakognitif merupakan suatu bentuk perhatian seseorang yang

dihubungkan dengan kesadaran mentalnya terhadap apa yang diketahui dan apa

yang tidak diketahui berdasarkan informasi yang dimilikinya. 43

1. Pengertian Metakognitif

Metakognitif adalah kemampuan seseorang untuk mengontrol

ranah kognitif dalam proses pembelajaran, baik itu dalam proses persiapan

pembelajaran yang matang, pengontrolan proses pembelajaran dan

43Nur Eva Zakiah, “Level Kesadaran Metakognitif Peserta didik Dalam Pembelajaran Matematika
Berdasarkan Gaya Kognitif,” Jurnal Riset Pendidikan Matematika 7, no. 2 (2020): 132–147.
24

evaluasi proses pembelajaran agar kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan selanjutnya menjadi lebih baik.44

Metakognitif menurut Matlin adalah pengetahuan, kesadaran, dan

control seseorang terhadap proses kognitifnya yang terjadi pada diri

sendiri. Sedangkan metakognitif menurut McDevitt dan Ormrod adalah

pengetahuan dan keyakinan mengenai proses-proses kognitif seseorang,

serta usaha sadar untuk terlibat dalam proses berprilaku dan berpikir

sehingga meningkatkan proses belajar dan memori. 45

2. Macam-macam Metakognitif

Sebagian besar kesadaran metakognitif meliputi komponen-

komponen pengetahuan dan strategi-strategi.46 Komponen dari proses

metakognitif menurut Nugrahaningsih dan Flavel dalam bukunya

“Metacognition and Cognitive Monitoring” ada empat, yaitu:47

a. Metacognitive Knowledge

Pengetahuan metakognitif juga dapat disebut sebagai hasil

pencarian memori secara sadar jika seseorang dihadapkan suatu

masalah.

44 A Adeniran et al., “Tinjauan Teoretis , Pengertian Metakognitif,” Theoretical and Applied


Genetics 7, no. 2 (2010): 1–7,
http://dx.doi.org/10.1016/j.tplants.2011.03.004%0Ahttp://dx .doi.org/10.1016/j.pbi.2010.01.004%0
Ahttp://www.biomedcentral.com/1471-
2156/12/42%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.biotechadv.2009.11.005%0Ahttp://www.sciencemag.o
rg/content/323/5911/240.short%0Apape.
45 12 Desmita, Loc.Cit., “Desmita, Loc.Cit., 12” (1976): 12–39.
46 Dr. Metilistina Sasinggala, M.Si. (2012). “Pembelajaran untuk Daerah
Kepulauan”. (n.p.): Absolute Media. Hal 26
47 John H Flavell, “John H. Flavell, Metacognition and Cognitive Monitoring: A New Area of

Cognitive-Developmental Inquiry,” American Psychologist 34, no. 10 (1979): 906–911,


https://www.semanticscholar.org/paper/Metacognition-and-Cognitive-Monitoring%3A-A-New-
Area-Flavell/ee652f0f63ed5b0cfe0af4cb4ea76b2ecf790c8d.
25

b. Metacognitive Experiences

Pengalaman metakognitif adalah mempertimbangan secara

sengaja/sadar dari pengalaman intelektual yang menyertai kegagalan

atau kesuksesan dalam pelajaran.

c. Goals or Tasks

Berpikir seperti membaca dan memahami suatu bagian untuk

kuis yang akan dihadapi. Tujuan tersebut mencetuskan penggunaan

pengetahuan metakognitif dan mendorong pada pengalaman

metakognitif baru.

d. Actions or strategies

Suatu pengalaman metakognitif mampu mengingatkan

bahwa ketika menggambarkan gagasan utama dari suatu bagian pada

kesempatan sebelumnya dapat membantu meningkatkan pemahaman.

3. Indikator Metakognitif

Menurut Hacker Indikator metakognitif adalah suatu proses

berpikir seseorang tentang bagaimana cara berpikirnya sendiri yang dapat

diwujudkan pada kemampuan sesorang dalam menyadari apa yang

diketahui, apa yang dilakukan, serta pengalaman metakognitif. 48

Metakognitif menurut Flavel dibagi menjadi dua, yaitu

pengetahuan metakognitif dan pengelaman metakognitif 49 , hal ini selaras

48 Gladissela Agma Nadia and Uki Suhendra, “Tingkatan Metakognitif Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal Statistika Ditinjau Dari Teori Metakognitif Swartz & Perkins,” Jurnal Pendidikan Matematika
20, no. 10 (2020): 1–15.
49 John H Flavell, “John H. Flavell, Metacognition and Cognitive Monitoring: A New Area of

Cognitive-Developmental Inquiry.”
26

dengan pendapat menurut Schraw and Dennison dalam membagi

metakognitif menjadi dua komponen dengan beberapa indikator yang telah

dikembangkan, yaitu :

1) Pengetahuan tentang kognisi atau pengetahuan metakognitif

a) Declarative Knowledge

Pengetahuan tentan keterampilan seseorang, sumber daya

intelektual dan kemampuan sebagai seorang pelajar.

b) Procedural Knowledge

Pengetahuan tentang bagaimana menerapkan prosedur

pembelajaran .

c) Conditional Knowledge

Pengetahuan tentang kapan dan mengapa menggunakan

prosedur pembelajaran.

2) Pengaturan kognitif atau keterampilan metakognitif

a) Planning ; menetapkan tujuan dan mengalokasikan tujuan

sebelum belajar

b) Management information ; keterampilan dan strategi yang

digunakan secara online untuk memproses lebih efisien

c) Monitoring ; penilaian pembelajaran atau penggunaan strategi

seseorang

d) Debugging ; strategi yang digunakan untuk memperbaiki

pemahaman dan kesalahan kinerja


27

e) Evaluation ; analisis dari penampilan dan keefektifan strategi

setelah kegiatan belajar50

Berdasarkan pendapat di atas indikator yang diambil oleh peneliti

adalah keterampilan metakognitif yang terdiri dari planning, management

information, monitoring, debugging, evaluatin.

4. Level Metakognitif

Menurut Swartz & Perkins terdapat tingkatan secara intuitif dan

hierarkis terkait dengan adanya suatu tingkatan dalam kesadaran berpikir,

yaitu:51

a. Level 1 : tacit use, merupakan jenis berpikir dalam membuat

keputusan tanpa berpikir tentang keputusan tersebut. Peserta didik

hanya mencoba atau asal menjawab dalam memecahkan soal.

b. Level 2 : aware use, merupakan jenis berpikir yang menunjukkan

seseorang menyadari “apa” dan “kapan” dia melakukan sesuatu.

Peserta didik menyadari segala sesuatu yang dilakukan dalam

memecahkan masalah

c. Level 3 : strategic use, pada tingkatan ini peserta didik mampu

menyadari apa yang sedang dilakukan dan mampu memberikan

argument secara baik untuk dapat mendukung hasil pemikirannya,

peserta didik juga mampu menggunakan dan menyadari strategi yang

tepat dalam memecahkan masalah.

50Julie Grandgirard et al., “Promoting General Metacognitive Awareness,” Entomologia


Experimentalis et Applicata 103, no. 3 (2002): 239–248.
51 Theresia Laurens, “Penjenjangan Metakognisi Siswa Yang Valid Dan Reliabilitas,” Jurnal

Pendidikan Dan Pembelajaran 17, no. 2 (2010): 201–210.


28

d. Level 4 : reflective use, merupakan jenis berpikir yang menunjukkan

seseorang melakukan refleksi tentang pemikirannya dengan

mempertimbangkan perolehan dan bagaimana memperbaikanya.

Peserta didik mampu menyadari atau memperbaiki kesalahan yang

dilakukan.

5. LKPD Berbasis Metakognitif

Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah satu bahan ajar

yang berupa lembaran-lembaran yang berisi informasi dan petunjuk

kepada peserta didik untuk mengerjakan soal-soal maupun praktek.52

Sedangkan LKPD menurut Rifai merupakan salah satu bahan ajar yang

bisa digunakan selama proses pembelajaran praktikum atau percobaan.

Berdasarkan hasil observasi dari Fauzi & Sa’diyah, umumnya LKPD yang

didesain hanya mengarahkan siswa untuk meniru tata cara kerja dalam

praktikum. LKPD yang dikembangkan dengan sintakss pembelajaran yang

tidak jelas kurng mendukung dalam membangun kemampuan high order

thinking. Kemampuan high order thinking siswa dapat dilatih melalui

keterampilan metakognitif karena metakognitif juga dikategorikan sebagai

pemikiran tingkat tinggi yang melibatkan kontrol aktif atas prosedur

kognitif yang terlibat dalam proses pembelajaran. 53

52 Purnama et al., “( LKPD ) BERBASIS METAKOGNITIF PADA PEMBELAJARAN IPA


KELAS VII MTSs RAMBATAN SKRIPSI Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana ( S1 ) Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan.”
53 Aifah Fauziah*, Taufik Rahman, and Achmad Samsudin, “Pentingnya Lembar Kerja Peserta

Didik IPA Berbasis Metakognitif Untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan
Masalah Siswa SMP,” Jurnal IPA & Pembelajaran IPA 6, no. 4 (2022): 356–368.
29

Secara spesifik LKPD berbasis metakognitif pada pembelajaran IPA

memiliki komponen yang sama dengan komponen LKPD umumnya,

mulai dari bagian cover hingga bagian lembar kerjanya. 54 Namun hal yang

membedakan ialah LKPD berbasis metakognitif ini memuat langkah-

langkah guided inquiry dan komponen metakognitif mulai dari tahap

perencanaan yang terdiri dari merumuskan masalah, membuat hipotesis,

dan design percobaan. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan terdiri dari

melakukan percobaan, dan analisis data. Pada tahap evaluasi terdiri dari

menarik kesimpulan dan refleksi.

C. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun yang menjadi landasan pada penelitian ini adalah

sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan pada Tabel 2.1 dibawah ini:

Tabel 2. 1 Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

Metode dan
Judul Penulis Hasil
Tahun
Hasil penelitian
Efektivitas Model menunjukkan bahwa model
Guided inquiry guided inquiry efektif
Untuk Septiani meningkatkan kesadaran
Meningkatkan Purnama metakognitif dan hasil
Quasi
Kesadaran Sari, belajar kognitif peserta
experiment
Metakognitif Dan Kusmiyati, didik dengan bukti hasil
(2023)
Hasil Belajar Biologi Baiq Sri pengujian lembar inventori
Peserta didik Kelas Handayani kesadaran metakognitif
XI IPA di SMAN 1 diperoleh nilai
Lingsar 23,906>2,040, sedangkan
hasil pengujian hasil belajar

54Purnama et al., “( LKPD ) BERBASIS METAKOGNITIF PADA PEMBELAJARAN IPA


KELAS VII MTSs RAMBATAN SKRIPSI Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana ( S1 ) Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan.”
30

Metode dan
Judul Penulis Hasil
Tahun
kognitif diperoleh nilai
22,307>2,040

Hasil penelitian
menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikann
Pengaruh Model hasil belajar IPA antara
Pembelajaran peserta didik yang
Quasi
Guided inquiry Nuris mengikuti model
experiment
Terhadap Hasil Hidayat pembelajaran guided
(2022)
Belajar IPA Ditinjau inquiry dengan peserta
dari didik yang mengikuti
model pembelajaran
konvensional

Pengaruh Model
Hasil penelitian
Pembelajaran Inkuiri
menunjukan bahwa ada
dibantu Media Audio
pengaruh penerapan model
Visual Terhadap
Lena pembelajaran inkuiri
Kesadaran Quasi
Fadhlia, dibantu media audio visual
Metakognitif dan experiment
Muhammad terhadap Kesadaran
Minat Belajar (2023)
Darwis metakognitif dan minat
Peserta didik pada
belajar pada materi bakteri
Materi Bakteri di
di kelas X SMAN 1
SMAN 1 Simpang
Simpang Mamplang
Mamplam

Hasil penelitian ini


menunjukkan bahwa 90%
guru belum menggunakan
lembar kerja berbasis
Pentingnya Lembar
metakognitif pada
Kerja Peserta Didik Aifah
praktikum IPA. Meskipun
IPA Berbasis Fauziah,
semuanya telah mengetahui
Metakognitif Untuk Taufik Survey
keterampilan metakognitif,
Melatih Kemampuan Rahman, (2022)
60% dari mereka belum
Berpikir Kritis Dan Achmad
melatih siswa untuk
Pemecahan Masalah Samsudin
mengidentifikasi dan
Siswa SMP
menganalisis suatu masalah
yang berkaitan dengan data
eksperimen yang berkaitan
dengan praktikum, 70%
31

Metode dan
Judul Penulis Hasil
Tahun
belum pernah melatihnya
siswa untuk menentukan
tujuannya, 80% siswa tidak
dilatih merancang tabel
praktikum, 90 % belum
pernah melakukan refleksi.
Disimpulkan bahwa LKS
berbasis metakognitif
penting untuk melatih siswa
meningkatkan berpikir
kritis dan keterampilan
pemecahan masalah

Hasil penelitian ini


menunjukkan adanya
hubungan positif antara
Hubungan
kesadaran metakognitif dan
Kesadaran
Asaidah, Korelasional hasil belajar peserta didik
Metakognitif Peserta
dkk (2022) yang memperoleh sig 0,000
Didik Dengan Hasil
< 0,5 serta derajat
Belajar Biologi
hubungan sebesar 0,531
yang tergolong pada
kategori sedang.

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori dari penelitian ini, maka dapat diketahui kerangka

berpikir sebagai pada Gambar 2.1 sebagai berikut :


32

Permasalahan : Harapan :
Berdasarkan hasil pra-penelitian yang - Meningkatnya kualitas
dilaksanakan di MTs Hasyim As’ari pendidikan Indonesia
terhadap 20 peserta didik di kelas IX A, dengan menggunakan
B, C, dan D dengan menggunakan soal model pembelajaran
IPA yang mencakup indikator kesadaran modern bukan model
metakognitif, diperoleh 10% peserta pembelajaran konvensional
didik yang berkembang sangat baik, untuk menciptakan
30% peserta didik yang berkembang pembelajaran sesuai dengan
baik, 40% peserta didik yang mulai kebutuhan peserta didik
berkembang, 10% peserta didik belum pada era sekarang.
begitu berkembang, dan 10% peserta - Kesadaran metakognitif
didik yang masih sangat beresiko. yang tinggi dapat
Berdasarkan hasil yang didapatkan mempengaruhi hasil belajar
peserta didik dominan masuk dalam yang tinggi
kategori mulai berkembang.

Model Pembelajaran Guided Inquiry berbantuan LKPD berbasis Metakognitif

Kesadaran Metakognitif Hasil Belajar

Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Berbantuan LKPD Berbasis


Metakognitif Untuk Melatih Kesadaran Metakognitif dan Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta Peserta didik IX Di MTs Hasyim As’ari

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir


BAB III

TEKNIK PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode mixed methods dengan

menggunakan strategi metode campuran sekuensial terutama strategi

explanatoris sekuensial. Strategi explanatory sekuensial merupakan penelitian

yang bertahap, pada tahap pertama adalah mengumpulkan dan menganalisis

data kuantitatif kemudian diikuti oleh pengumpulan dan menganalisis data

kualitatif yang dibangun berdasarkan hasil awal kuantitatif. 55

Pelaksanaan pada penelitian ini terdapat dua tahap, pada tahap

pertama mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif dalam menjawab

rumusan pertama yakni pengaruh model pembelajaran guided inquiry

berbantuan LKPD berbasis metakognitif untuk meningkatkan hasil belajar

IPA. Kemudian tahap kedua, mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif

dalam menjawab rumusan masalah kedua yakni pengaruh model pembelajaran

guided inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif untuk melatih

kesadaran metakognitif.

Alasan dipilihnya jenis penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui

seberapa besar pengaruh model pembelajaran Guided Inquiry berbantuan

LKPD berbasis metakognitif terhadap kesadaran metakognitif dan hasil belajar

peserta didik. Penelitian ini memiliki dua variabel diantaranya, satu variabel

55 Sugiyono, “Metode Penelitian Kombinasi (MIX METHOD)” (2012).

33
34

bebas (X) yakni model pembelajaran Guided Inquiry berbantuan LKPD

berbantuan metakognitif dan dua variabel terikat (Y) yaitu meningkatkan hasil

belajar dan melatih kesadaran metakognitif peserta didik di MTs Hasyim

As’ari.

Pada sampel yang akan diuji, peneliti tidak memberikan tindakan

khusus kepada sampel sebab hanya memahami pengaruh pada variabel bebas

dengan variabel terikatnya. Desain pelitian yang digunakan adalah pretest-

postest control group design. Hal ini dikarenakan terdapat dua kelompok yang

dipilih secara cluster random Desain penelitian ini digambarkan pada Tabel

3.1 sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Postest


Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 - O2

Keterangan :

O1 : Pretest

O2 : Postest

X : Model pembelajaran Guided Inquiry berbantuan LKPD berbasis

metakognitif

Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pertama

adalah kelompok eksperimen yang belajar menggunakan model pembelajaran

guided inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif dan kelompok kedua

adalah kelompok control yang belajar menggunakan model pembelajaran

konvensional dengan pendekatan saintifik.


35

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di MTs Hasyim As’ari yang beralamat

di Jalan Medokan Semampir Indah No.91 Surabaya. Pemilihan lokasi didasari

oleh permasalahan-permasalahan yang ditemukan pada saat studi pendahuluan

di peroleh kesadaran metakognitif peserta didik yang ditinjau dari hasil belajar

peserta didik.

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap saat tahun ajaran

2023/2024. Jadwal penelitian termuat dalam Tabel 3.2:

Tabel 3. 2 Waktu Penelitian

Bulan
No. Kegiatan Oktober November Desember Januari

1 Pra-
Penelitian
2 Penyusunan
Proposal
Skripsi
3 Persiapan
Instrumen
4 Seminar
Proposal
5 Penerapan
Kegiatan
Belajar
Mengajar di
sekolah
6. Pemuatan
draft skripsi
7. Sidang
Skripsi
36

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan unit penelitian atau unit analisis

yang akan diselidiki atau dipelajari karakteristiknya. 56 Populasi target pada

penelitian ini adalah peserta didik MTs Hasyim As’ari pada semester

genap tahun ajaran 2023-2024, sedangkan populasi terjangkau adalah

peserta didik kelas IX MTs Hasyim As’ari pada semester genap tahun

ajaran 2023-2024.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari unit-unit yang ada dalam

populasi, yang karakteristiknya benar-benar diselidiki atau dipelajari.57

Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

cluster random class. Cluster random class, “teknik sampling daerah

digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau

sumber data sangat luas”. Teknik ini digunakan dengan cara menentukan

area yang lebih luas sampai wilayah yang lebih terkecil.

Mengacu pada uraian di atas, dari populasi kelas IX yang

berjumlah 4 kelas. Teknik yang digunakan adalah cluster random class,

maka teknik random yang digunakan yaitu dengan mengundi nama dari 4

kelas yang telah ditulis pada kertas, digulung dan dimasukkan dalam

wadah, cara yang dilakukan dengan dikocok kelima kelas tersebut

56 Djaali, “Metodologi Penelitian Kuantitatif”. (2021). hal 40 (n.p.): Bumi Aksara.


57 Djaali, “Metodologi Penelitian Kuantitatif”. (2021). hal 40 (n.p.): Bumi Aksara.
37

kemudian nama yang keluar pada saat itu yaitu IX A sebagai ekperimen

dan IX C sebagai kelas kontrol. Maka kelas tersebut akan dijadikan sebagai

sampel untuk diteliti.

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel antara lain variabel bebas

serta variabel terikat. variabel bebas atau yang disebut juga variabel

independen merupakan variabel yang memiliki akibat pada variabel lain,

Adapun variabel terikat biasanya disebut dengan variabel dependen yang

menjadi variabel yang telah mendapatkan dampak oleh variabel independen

atau variabel bebas.58 Berikut merupakan uraian variabel dari penelitian ini

sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas yang dipakai yakni model pembelajaran guided

inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat yang digunakan yakni meningkatkan hasil belajar

IPA dan melatih kesadaran metakoginitif peserta didik kelas IX MTs

Hasyim As’ari.

58Suzhmita Agustiarini, Ika Wahyuni, and Lita Permata Sari, “Pengaruh Leverage Terhadap Return
Saham Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Sektor Healthcare
Yang Terdaftar Di Bei Periode 2017-2020,” Jurnal Mahasiswa Entrepreneurship (JME) 1, no. 4
(2022): 897.
38

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yakni seperangkat teknik guna

mendapatkan data penelitian. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data yang

peneliti gunakan ialah sebagai berikut :

1. Teknik Tes

Teknik tes adalah teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk

memperoleh data terkait hasil belajar peserta didik terutama pada materi

bioteknologi. Pada teknik penelitian ini berupa tes pilihan ganda yang

berisi 10 soal terkait KD 3.7 “Menerapkan konsep Bioteknologi dan

perannya dalam kehidupan manusia”. Instrumen yang digunakan adalah

instrumen yang telah dinyatakan valid.

2. Teknik Angket (Kuisioner)

Angket/kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilaksanakan melalui serangkaian pertanyaan atau pernyataan kepada

peserta didik yang dijadikan responden untuk diberi tanggapan. 59 Dalam

penelitian ini angket digunakan untuk mengukur kesadaran metakognitif

dan respon peserta didik terhadap pembelajaran.

Angket/kuisioner untuk mengukur skala kesadaran metakognitif

menggunakan Metacognition Awareness Inventory (MAI) dari skala

metakognitif yang terdiri dari 52 pernyataan menggunakan skala likert dari

59Sukardi Sukardi, Lilik Hari Santoso, and Eko Agus Darmadi, “Analisa Mengenai Pemilihan Gaya
Berpakaian Menggunakan Metode Observasi,” jurnal iKRAITH-HUMANIORA 7, no. 2 (2023):
150–155, https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/issue/archive.
39

1 sampai 4 dengan keterangan tidak pernah, jarang, sering, selalu. Skala

metakognitif digunakan untuk memahami efektivitas instrumen melewati

analisis hasil metakognitif serta keberhasilan metakognitif peserta didik

yang diadaptasi dari penelitian Schraw Gregory dan Dennison Rayne

Sperlina yang berjudul Assessing metacognitive awareness.60

Angket respon peserta didik disusun untuk mengetahui respon

peserta didik terhadap pembelajaran yang menggunakan model inkuiri

berbantuan LKPD berbasis metakognitif. Adapun angket yang digunakan

berupa angket tertutup berbentuk skala likert dengan 4 skala penilaian,

yaitu sangat setuju (ss), setuju (s), tidak setuju (ts), sangat tidak setuju (sts).

3. Teknik Observasi

Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data yang

melibatkan pengamatan langsung terhadap partisipan dan konteks yang

terlibat dalam fenomena penelitian.61 Observasi pada penelitian ini

dilakukan agar dapat mengamati aktivitas peserta didik dan keterlaksanaan

RPP baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dalam proses

pembelajaran pada materi bioteknologi di MTs Hasyim As’ari. Observasi

ini diukur menggunakan skala likert. Skala likert merupakan alat untuk

60 Schraw and Dennison


61 Rudi Martin and Marianus Simanjorang, “PROSIDING PENDIDIKAN DASAR URL:
Https://Journal.Mahesacenter.Org/Index.Php/Ppd/Index Pentingnya Peranan Kurikulum Yang
Sesuai Dalam Pendidikan Di Indonesia,” PROSIDING PENDIDIKAN DASAR URL:
https://journal.mahesacenter.org/index.php/ppd/index 1 (2022): 125–134,
https://journal.mahesacenter.org/index.php/ppd/index.
40

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi individu atau sekelompok orang

terhadap fenomena sosial.62

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Instrumen

Instrumen penelitian ini dilakukan uji validitas terlebih dahulu

untuk mengetahui kelayakan dari instrumen yang digunakan oleh peneliti

dalam penelitiannya. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi

apabila instrumen tersebut melengkapi kemampuan estimasinya secara

akurat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud

dilakukannya pengukuran tersebut.63 Dengan demikian hasil ukur dari

pengukuran tersebut merupakan besaran yang mencerminkan secara fakta

atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur. Uji validitas dilakukan

dengan cara validitas ahli.

Validitas ahli dilakukan dengan menguji seluruh instrumen

penelitian berdasarkan penilaian ahli, dalam hal ini meliputi ahli

pendidikan biologi dan ahli praktisi pendidikan. Ahli pendidikan biologi

merupakan dosen dari pendidikan IPA, sedangkan ahli praktisi pendidikan

merupakan guru IPA dari MTs Hasyim As’ari.

62 Ardiansyah, Risnita, and M. Syahran Jailani, “Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen
Penelitian Ilmiah Pendidikan Pada Pendekatan Kualitatif Dan Kuantitatif,” Jurnal IHSAN : Jurnal
Pendidikan Islam 1, no. 2 (2023): 1–9.
63 Hao Ming Zhang, Lian Soon Peh, and Ying Hai Wang, “Servo Motor Control System and Method

of Auto-Detection of Types of Servo Motors,” Applied Mechanics and Materials 496–500, no. 1
(2014): 1510–1515.
41

Uji validitas ahli digunakan untuk semua intrumen, meliputi soal

tes, lembar observasi guru dan peserta didik, RPP (rancangan pelaksanaan

pembelajaran), dan angket metakognitif untuk uji kevalidannya. Kriteria

penskoran untuk validitas ahli menggunakan skala likert yang disajikan

pada tabel 3.3 sebagai berikut :

Tabel 3. 3 Skala Likert

Kriteria Skor
Sangat baik 4
Baik 3
Cukup baik 2
Kurang baik 1

Perhitungan skor menggunakan skala likert. Untuk hasil presentase

yang diperoleh dari validitas ahli, yang digunakan pada soal tes, lembar

observasi guru dan peserta didik, RPP (rancangan pelaksanaan

pembelajaran), dan angket metakognitif dapat dikategorikan sesuai dengan

interpretasi yang disajikan pada tabel 3.4 sebagai berikut :

Tabel 3. 4 Kriteria Interpretasi Kualitas Instrumen

Skor Kriteria

80 < X% ≤ 100 Sangat Baik


60 < X% ≤ 80 Baik
40 < X% ≤ 60 Cukup
X% ≤ 40 Kurang
(Sumber : Jurnal Ilmiah kependidikan Febrianawati)

Pada uji validitas ahli dapat digunakan jika termasuk dalam kriteria

baik dengan skor ≤ 60.


42

2. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat pada penelitian ini merupakan pengujian yang

dipakai untuk limitasi sebelum dilaksanakannya uji hipotesis. Penelitian

ini menggunakan 2 uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Penelitian ini menggunakan uji normalitas yang bertujuan

untuk mengetahui data yang diperoleh dari populasi tersebar dengan

normal atau abnormal. Jika data yang dipakai tersebar secara normal,

maka uji yang digunakan adalah statistik parametik namun apabila

data tidak tersebar secara normal maka langkah selanjutnya akan

dilakukan uji statistik nonparametik.

Pada penelitian ini mengacu pada uji normalitas Kolmogorov

Smirnov dengan software SPSS menjadi penunjangnya. Pengambilan

determinasi pada uji Kolmogorov Smirnov ini dapat diuraikan sebagai

berikut :

H0 : H0 diterima, ketika data berdistribusi normal dan data nilai Asymp

Sig (2 tailed) ataupun nilai probabilitas > 0,05.

H1 : H 1 ditolak, ketika data tidak berdistribusi normal dan data nilai

Asymp Sig (2 tailed) ataupun nilai probabilitas < 0,05.


43

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui sama atau

tidaknya dari varian beberapa populasi. 64 Uji homogenitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji Levene dengan bantuan

program computer SPSS. Data dikatakan homogen apabila pada

output uji Levene nilai koefisien Sig.>0,05 sedangkan, data dikatakan

tidak homogen apabila nilai koefisien Sig.<0,05. 65

3. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, maka

langkah selanjutnya yaitu melakukan uji hipotesis. Hipotesis uji stastitik

penelitian ini yaitu :

H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pemberian model

pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

H1 : Adanya perbedaan yang signifikan antara pemberian model

pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD berbasisi metakognitif

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik .

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi

SPSS versi 16.0 dengan ketentuan apabila data berdistribusi normal serta

64Usmadi, U. (2020). Pengujian persyaratan analisis (Uji homogenitas dan uji normalitas). Inovasi
Pendidikan, 7(1). Hlm. 51.
65 Usmadi, U. Op. Cit, hlm. 55.
44

homogen maka uji hipotesis menggunakan uji independent t-test dengan

rumus :66

𝑥̅1 − 𝑖 𝑥̅2 (𝑛1 − 1)𝑆12 +(𝑛2 − 1)𝑆22


𝑡 = 1 1
dengan 𝑆 =
𝑆√ + 𝑛1 +𝑛2 −2
𝑛 𝑛1 2

Keterangan :

𝑋̅ = rata-rata data tunggal


𝑛 = jumlah data
𝑆12 = varian terbesar
𝑆22 = varian terkecil

Kriteria pengujian hipotesis dapat diuraikan :

• H0 ditolak jika t hitung > t tabel dalam hal ini H 1 diterima.

• H0 diteima jika t hitung ≤ t tabel, dengan 𝛼 = 0,05 (5%).

4. Uji N-Gain Score

Uji Normalized Gain (N-Gain) digunakan untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar pada peserta didik pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen pada saat pembelajaran telah selesai melalui pretest dan

posttest. uji N-Gain dilakukan dengan bantuan SPSS dan Microsoft Excel.

Menurut Hake dalam Abdul dkk., uji N-Gain dirumuskan sebagai

berikut:67

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡


𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

66Darma, B. (2021). Statistika Penelitian Menggunakan SPSS (Uji Validitas, Uji Reliabilitas,
Regresi Linier Sederhana, Regresi Linier Berganda, Uji t, Uji F, R2 ).

67Abdul Wahab, Junaedi Junaedi, and Muh. Azhar, “Efektivitas Pembelajaran Statistika
Pendidikan Menggunakan Uji Peningkatan N-Gain Di PGMI,” Jurnal Basicedu 5, no. 2 (2021):
1039–1045.
45

Hasil nilai N-Gain kemudian dikategorikann berdasarkan kriteria seperti

pada tabel 3.5

Tabel 3. 5 Kriteria Gain Ternormalisasi


Skor Kriteria
0,70 ≤ g < 100 Tinggi
0,30 ≤ g <0,70 Sedang
0,00 < g < 0,30 Rendah
g = 0,00 Tidak Terjadi Peningkatan
-1,00 ≤ g < 0,00 Terjadi Penurunan

Menurut Anggie dan Rusly, berdasarkan kriteria skpr gain

dikatakan efektif apabila mendapatkan skor n-gain > 0,3 dengan kriteria

sedang atau tinggi.68

5. Analisis Kesadaran Metakognitif

Dalam penelitian ini kesadaran metakognitif diukur

menggunakan Metacognition Awareness Inventory (MAI) dari skala

Likert metakognitif yang diadaptasi dari Schraw and Dennison. Skor pada

angket penelitian disajikan pada Tabel 3.6

Tabel 3. 6 Skor pada Angket Penelitian Kesadaran Metakognitif

Pilihan Jawaban Skor Jawaban


Tidak Pernah 1
Jarang 2
Sering 3
Selalu 4

68Anggie Bagoes Kurniawan and Rusly Hidayah, “Kepraktisan Permainan Zuper Abase Berbasis
Android Practically of Zuper Abase Game Based on Android,” Journal of Chemical Education 9,
no. 3 (2020): 317–323.
46

Berdasarkan skor MAI yang diperoleh dapat dijelaskan

menggunakan rumus interval level metakognitif :

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ


𝑖=
4

Keterangan :

i = skor yang tercapai

Dalam hasil penskoran tersebut, dapat dikelompokkan menjadi 4

kriteria yang selanjutnya, jumlah peserta didik pada setiap kelas diubah

menjadi nilai persentase dengan perhitungan sebagai berikut.69

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = x100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑃𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘

Nilai yang diperoleh di interpretasikan berdasarkan kriteria yang disajikan

pada Tabel 3.770

Tabel 3. 7 Kriteria Kesadaran Metakognitif Berdasarkan Metacognition


Awareness Inventory (MAI)

Interval Level Kriteria


168<X ≤208 4 Sangat Tinggi
130< X ≤168 3 Tinggi
91< X ≤129 2 Sedang
52< X ≤90 1 Rendah

69 S Rahayu, “Hubungan Kesadaran Metakognitif Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa


Pada Materi Rangkaian Arus Searah,” Repository.Uinjkt.Ac.Id (2019),
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/58517.
70 Henny Sulistyorini, “Hubungan Level Metakognitif Dengan Hasil Belajar Afektif Karakter

Konservasi Pada Mata Kuliah Mikroteknik” (2015),


https://lib.unnes.ac.id/23621/1/4401408093.pdf.
47

6. Analisis Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini diukur menggunakan skala

likert dengan membuat skor setiap pilihan jawaban seperti yang telah

disajikan pada Tabel 3.8

Tabel 3. 8 Skor Pada Lembar Observasi

Pilihan Jawaban Skor Jawaban


Tidak Pernah 1
Jarang 2
Sering 3
Selalu 4

Hasil dari skor tersebut, pada setiap aspek yang terdiri dari aspek

kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dihitung dalam bentuk persentase

dengan menggunakan rumus:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘


𝑘= 𝑥 100 %
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘

Keterangan :

k = Keterlaksanaan dalam pembelajaran berlangsung

Hasil persentase keterlaksanaan dalam pembelajaran tersebut

dikategorikan berdasarkan kualifikasi keterlaksanaan pembelajaran

menurut Sudaryono, dkk. (2013) yang disajikan pada Tabel 3.9

Tabel 3. 9 Kualifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Interval Kategori
k > 80 % Sangat Baik
60 % < k ≤ 80 % Baik
40 % < k ≤ 60 % Cukup
20 % < k ≤ 40 % Kurang
k ≤ 20 Sangat Kurang
48

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Hasil Uji Instrumen

Uji validitas penelitian ini menggunakan validitas ahli yang

dilakukan oleh ahli materi yakni Ibu Yuanita Rachmawati, M.Sc. selaku

dosen pendidikan IPA UIN Sunan Ampel Surabaya dan dilakukan oleh ahli

praktisi pendidikan yaitu Bapak Drs. Moh. Mashudi selaku guru IPA di

SMPN 1 Prambon. Hasil uji validitas ahli terhadap instrumen penelitian

disajikan pada Tabel 4.1:

Tabel 4. 1 Hasil Uji Validitas Ahli


Rata-
rata Saran/Per
No. Instrumen Validator Kategori
Skor baikan
Penilaian
Dirapikan
Ibu Yuanita kembali
Sangat
Rachmawati, 85 terkait tata
Baik
M.Sc. letak
1. RPP
tabelnya
Bapak Drs.
Moh. 78 Baik -
Mashudi
Gambar
Ibu Yuanita
Sangat diperjelas
Rachmawati, 90
Baik dan
M.Sc.
2. Soal tes diperbaiki
Bapak Drs.
Moh. 80 Baik -
Mashudi
Ibu Yuanita
Lembar
3. Rachmawati, 80 Baik -
observasi
M.Sc.
49

Rata-
rata Saran/Per
No. Instrumen Validator Kategori
Skor baikan
Penilaian
aktivitas Bapak Drs.
Sangat
peserta didik Moh. 85 -
Baik
Mashudi
Ibu Yuanita
Sangat
Rachmawati, 90 -
Baik
M.Sc.
Bedakan
Lembar
format
observasi
4. lembar
keterlaksanaan Bapak Drs.
observasi
RPP Moh. 80 Baik
guru antara
Mashudi
rpp kontrol
dan
eksperimen
Layak
Ibu Yuanita
Sangat digunakan
Rachmawati, 83
Baik setelah
M.Sc.
5. LKPD kontrol direvisi
Bapak Drs.
Sangat
Moh. 92 -
Baik
Mashudi
Layak
Ibu Yuanita
Sangat digunakan
Rachmawati, 87
Baik setelah
LKPD M.Sc.
6. direvisi
Metakognitif
Bapak Drs.
Moh. 80 Baik -
Mashudi
Ibu Yuanita
Rachmawati, 72 Baik -
Angket M.Sc.
7.
Metakognitif Bapak Drs.
Sangat
Moh. 85 -
Baik
Mashudi

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa terdapat beberapa saran dari

validator. Selanjutnya, saran tersebut direvisi sehingga hasil akhir dari

instrumen telah sesuai dengan saran-saran perbaikan dari validator. Kedua


50

validator menilai instrumen dengan hasil rata-rata baik dan sangat baik

sehingga dapat digunakan sebagai proses pengambilan data. Untuk lebih

jelasnya bisa dilihat pada lampiran 8

2. Hasil Uji Tes

a. Hasil Uji Prasyarat

Uji normalitas data hasil tes yaitu pretest dan posttest dilakukan

dengan menggunakan uji 50olmogorov-smirnov melalui aplikasi SPSS

versi 16. Hasil dari uji normalitas disajikan pada Tabel 4.2

Tabel 4. 2 Hasil Uji Normalitas Data Pre-Test

Test of normality

Kolmogorov-Smirnov
Kelas
N Sig
Pretest Kontrol 27 ,452
Pretest Eksperimen 27 ,440
Posttest Kontrol 27 ,770
Posttest Eksperimen 27 ,154

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

(sig) untuk semua data hasil belajar dengan uji Kolmogorov-smirnov >

0,05 maka data penelitian tersebut berdistribusi normal.

b. Hasil Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dianalisis menggunakan SPSS. Dasar

pengambilan keputusan untuk uji homogenitas yaitu nilai signifikansi

(sig) pada kolom based on mean > 0,05 maka H 1 diterima atau data

homogen, sedangkan jika nilai signifikansi (sig) pada kolom based on


51

mean <0,05 maka H 1 ditolak atau data tidak homogen. Hasil

homogenitas dari hasil belajar disajikan pada Tabel 4.3

Tabel 4. 3 Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variance


Pre-Test
Sig.
Hasil Belajar Based on Mean ,490
Based on Median ,647
Based on Median and with adjusted df ,647
Based on trimmed mean ,510
Post-Test
Sig.
Hasil Belajar Based on Mean ,111
Based on Median ,281
Based on Median and with adjusted df ,282
Based on trimmed mean ,162

Bedasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa nilai signifikansi

pada kolom Kelas Kontrol dibagian based on mean diperoleh sebesar

0,490>0,05, sementara pada kolom Kelas Eksperimen dibagian based on

mean diperoleh 0,111>0,05, yang dimana pada kedua hasil data tersebut

memperoleh >0,05 sehingga hasil data pada kelas kontrol dan kelas

ekperimen dinyatakan homogen.

3. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini digunakan analisis secara statistik

inferensial parametrik, karena data yang dihasilkan terdistribusi normal dan

homogen. Hasil uji independent sample t-test dari data hasil belajar siswa

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.4 sebagai

berikut:
52

Tabel 4. 4 Hasil Pre-test Uji Independent Sample T-Test

Independent sample t-test


Pre-test
Kelas N Mean Std. Asymp.
Deviation Sig (2-
tailed)
Kontrol 27 23,89 13,690
0,113
Eksperimen 27 29,63 11,842

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa rata-rata nilai pre-test lebih

rendah dari kelas eksperimen yang dimana dari kelas kontrol diperoleh

sebesar 23,89 sementara pada kelas eksperimen diperoleh sebesar 29,63.

Berdasarkan uji beda pada hasil pre-test tidak ada perbedaan disebabkan

kemampuan awal pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dianggap sama.

Hal ini diperkuat dengan hasil signifikansi yang didapatkan sebesar

dimana nilai tersebut > 0,05 maka dinyatakan H 0 diterima dan H 1 ditolak,

sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan pada hasil pre-test

pada model pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD berbasis

metakognitif dengan model pembelajaran konvensional. Sementara hasil

post-test uji independent sample t-test disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4. 5 Hasil Post-test Uji Independent Sample T-Test


Independent sample t-test
Pre-test
Kelas N Mean Std. Asymp.
Deviation Sig (2-
tailed)
Kontrol 27 28,70 13,344
0,000
Eksperimen 27 69,26 20,972
53

Tabel 4.5 menyatakan bahwa rata-rata nilai post-test pada kelas

kontrol lebih rendah dibandingkan pada kelas eksperimen, hal ini dibuktikan

dengan nilai mean pada kelas kontrol diperoleh sebesar 28,70 sementara

nilai mean pada kelas eskperimen diperoleh sebesar 69,26. Sementara, hasil

signifikansi yang didapatkan sebesar 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil

dari 0,05 yang dinyatakan H 0 ditolak dan H 1 diterima. Sehingga dapat

dikatakan bahwa terdapat perbedaan antara hasil post-tes kelas yang

menggunakan model pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD

berbasis metakognitif dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran

konvensional.

4. Hasil Uji N-Gain

Hasil N-Gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah dilakukan

pembelajaran melalui nilai pre-test dan post-test menggunakan SPSS. Hasil

uji N-Gain ditunjukkan pada Tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4. 6 Hasil Uji N-Gain

Kelas N Min Max Mean Kategori


Eksperimen 27 0,00 0,92 0,5739 Sedang
Kontrol 27 -1,25 0,36 0,0368 Rendah

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa score uji N-Gain pada kelas

eksperimen diperoleh sebesar 0,5739, dimana nilai tersebut berada pada

indeks N-Gain 0,30 ≤ g < 0,70 kategori sedang hal ini membuktikan bahwa
54

kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran guided inquiry

berbantuan LKPD berbasis metakognitif efektif digunakan selama proses

pembelajaran dikarenakan pada score uji N-Gain memperoleh nilai >0,3

sedangkan pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran

konvensional diperoleh sebesar 0,0368 berada pada indeks N-Gain 0,00 ≤ g

< 0,03 kategori rendah yang artinya model pembelajaran tersebut tidak

efektif digunakan selama proses pembelajaran. Hasil perhitungan N-Gain

tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil tes belajar peserta

didik dengan kriteria sedang, sehingga model pembelajaran guided inquiry

dapat dikatakan efektif.

5. Hasil Analisis Kesadaran Metakognitif

Kesadaran metakognitif peserta didik diukur menggunakan

Metacognitive Awareness Inventory (MAI) yang terdiri dari delapan

subkomponen, yaitu pengetahuan deklaratif, pengetahuan procedural,

pengetahuan kondisional, perencanaan, strategi manajemen informasi,

pemantauan pemahaman, strategi debugging, dan evaluasi. Skor yang

diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk memberi gambaran tingkat

kesadaran metakognitif siswa. Berikut hasil analisis deskriptif kesadaran

metakognitif siswa .

a. Hasil Angket Metakognitif Secara Keseluruhan

Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh informasi pemusatan

dan penyebaran data nilai kesadaran metakognitif. Informasi tersebut dapat

dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut:


55

Tabel 4. 7 Hasil Angket Metakognitif Secara Keseluruhan Antara


Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Hasil Angket Kesadaran
Pemusatan Data
Metakognitif
Kelas
Kelas Kontrol
Eksperimen
Nilai Terendah 120 150

Nilai Tertinggi 178 180

Mean 154,93 166,78

Standar Deviasi 15,138 9,537

Tabel di atas memberikan informasi bahwa kesadaran metakognitif

siswa berada pada rentang skor 120-180. Hasil tes kesadaran metakognitif

pada kelas kontrol lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen hal ini

dibuktikan pada skor tertinggi yang dimana pada kelas kontrol mendapat

skor sebesar 178, sementara pada kelas eksperimen mend apatkan skor

sebesar 180. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata kesadaran

metakognitif peserta didik berada dalam kategori tinggi level 3.

b. Persentase Jumlah Siswa pada Setiap Kriteria

Skor kesadaran metakognitif yang diperoleh setiap siswa,

selanjutnya diinterpretasikan menjadi empat kriteria dan empat level, yaitu

level 1 rendah, level 2 sedang, level 3 tinggi, dan level 4 sangat tinggi.

Informasi persentase jumlah siswa pada setiap kriteria secara keseluruhan

disajikan pada Tabel 4.7 sebagai berikut :


56

Tabel 4. 8 Persentase Jumlah Siswa pada Setiap Kriteria Kesadaran


Metakognitif
Kelas
Interval Persentase Level Kriteria
Kontrol
Sangat
168<X ≤208 6 22% 4
Tinggi
130< X ≤168 20 74% 3 Tinggi
91< X ≤129 1 4% 2 Sedang
52< X ≤90 0 0% 1 Rendah
Kelas
Interval Persentase Level Kriteria
Metakognitif
Sangat
168<X ≤208 12 44% 4
Tinggi
130< X ≤168 15 56% 3 Tinggi
91< X ≤129 0 0% 2 Sedang
52< X ≤90 0 0% 1 Rendah

Dari tabel diatas diperoleh informasi bahwa siswa pada kelas kontrol
yang memiliki kesadaran metakognitif dengan kategori sangat tinggi
memperoleh persentase sebesar 22%, pada kategori tinggi sebesar 74%,
kategori sedang memperoleh 4% dan tidak ada yang memperoleh skor pada
kategori rendah atau 0%. Sementara pada siswa kelas ekperimen yang
memiliki kesadaran metakognitif dengan kategori sangat tinggi memperoleh
persentase sebesar 44%, kategori tinggi memperoleh 56%, dan tidak ada
siswa yang memperoleh kategori sedang dan tinggi atau 0%. Berdasarkan
hasil tersebut dikatakan bahwa kesadaran metakognitif kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol hal ini diperkuat dengan hasil angket
metakognitif yang menunjukkan bahwa pada kelas ekperimen lebih banyak
siswa yang memperoleh kategori sangat tinggi dibandingkan pada kelas
kontrol, serta tidak ada siswa yang memperoleh kategori sedang sementara
pada kelas kontrol masih terdapat siswa yang memperoleh kategori sedang.
57

6. Hasil Analisis Observasi Aktivitas Pembelajaran


Lembar observasi disusun berdasarkan sintakss atau tahapan model
yang digunakan, menggunakan model guided inquiry dan model
pembelajaran menggunakan konvensional. Hasil perhitungan observasi
aktivitas guru dan peserta didik pada kelas eksperimen dapat dilihat pada
Tabel 4.8, sedangkan hasil perhitungan observasi aktivitas guru dan peserta
didik pada kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.9

Tabel 4. 9 Aktivitas Guru Berdasarkan Tahapan Guided Inquiry

Aspek Kegiatan Skor Persentase Kriteria

Aktivitas Guru Pada Kelas Eksperimen


Pendahuluan 24 86% Sangat Baik
Inti 48 100% Sangat Baik
Penutup 8 50% Cukup Baik
Rata-rata 27 78% Sangat Baik
Aktivitas Peserta Didik Pada Kelas Eksperimen
Pendahuluan 24 86% Sangat Baik
Inti 44 92% Sangat Baik
Penutup 8 50% Cukup Baik
Rata-rata 25,3 76% Sangat Baik

Tabel 4.8 menunjukkan hasil observasi guru dan peserta didik


selama pembelajaran di kelas eksperimen. Dari peskoran observer
menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan semua tahapan model
pembelajaran guided inquiry selama proses penelitian. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran….. selanjutnya hasil observasi guru dan peserta
didik pada kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut:
58

Tabel 4. 10 Aktivitas Guru dan Peserta Didik Pada Kelas Kontrol

Aspek Kegiatan Skor Persentase Kriteria

Aktivitas Guru Pada Kelas Kontrol


Pendahuluan 28 88% Sangat Baik
Inti 36 90% Sangat Baik
Penutup 8 50% Cukup Baik
Rata-rata 24 76% Sangat Baik
Aktivitas Peserta Didik Pada Kelas Kontrol
Pendahuluan 28 86% Sangat Baik
Inti 44 88% Sangat Baik
Penutup 8 50% Cukup Baik
Rata-rata 26,6 77% Sangat Baik

Tabel 4.10 Menunjukkan hasil observasi guru dan peserta didik

selama pembelajaran di kelas kontrol. Pada seluruh tahapan siswa sudah

melaksanakan dengan baik, namun beberapa tahapan seperti guru

melakukan pemahaman awal tidak dilaksanakan karna guru lupa untuk

memberikan kuis awal. Selanjutnya, pada bagian aktivitas peserta didik ada

satu tahapan yang dimana hanya beberapa siswa yang melakukan yakni

pada tahap ini mengamati video. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran 11
59

B. Pembahasan

1. Model Pembelajaran Guided Inquiry berbantuan LKPD berbasis

metakognitif untuk meningkatkan hasil belajar IPA

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari model

pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif untuk

melatih kemampuan metakognitif dan meningkatkan hasil belajar IPA

peserta didik. Data penelitian diperoleh dari skor hasil belajar peserta didik

yang didapatkan melalui tes dalam bentuk pilihan ganda. Tes tersebut

berupa pre-test sebelum diberikan perlakuan dan post-test setelah diberikan

perlakuan. Kelas eksperimen maupun kelas kontrol mendapatkan tes

tersebut untuk mengetahui efektivitas dari perlakuan yang dterapkan

peneliti terhadap hasil belajar yang telah dicapai. Sebelum peneliti

melakukan pengambilan data, perlu melakukan uji validitas pada soal tes

yang akan diberikan kepada siswa. Uji validitas dilakukan oleh ahli

pendidikan biologi UINSA dan ahli Praktisi Pendidikan SMP N 1 Prambon

yang dinyatakan valid dan dapat digunakan.

Uji Prasyarat pada penelitian ini yaitu uji normalitas dan uji

homogenitas. Pada uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov

Smirnov yang diperoleh skor signifikan untuk semua data hasil belajar >0,05

sehingga dapat dinyatakan bahwa data penelitian tersebut berdistribusi

normal. Adapun signifikansi uji homogenitas hasil belajar pre-test

memperoleh skor sebesar 0,480 yang dimana lebih besar dari 0,05

sedangkan pada hasil belajar post-test memperoleh skor sebesar 0,111 yang
60

dimana skor tersebut juga lebih besar dari 0,05, berdasarkan hasil tersebut

dinyatakan bahwa H 1 diterima dan H 0 ditolak atau data pre-test dan post-test

homogen Karena data berdistribusi normal dan homogen, maka untuk

menganalisis hipotesis peneliti menggunakan statistik inferensial parametik

dengan uji independent sample t-test.

Peneliti menggunakan uji independent sample t-test dengan tujuan

untuk mengetahui efektivitas hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas

eskperimen saat menggunakan model pembelajaran guided inquiry

berbantuan LKPD berbasis metakognitif. Uji hipotesis dilakukan untuk

menjawab hipotesis yang dibuat oleh peneliti, uji ini dianalisis

menggunakan uji independent sample t-test. dari hasil analisis tersebut

diperoleh hasil pre-test dari skor signifikansi (2-tailed) sebesar 0,113>0,005

maka disimpulkan H 1 ditolak dan H 0 diterima yang artinya tidak ada

perbedaan antara pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol, hal ini

disebabkan karena pada kelas ekperimen belum diberi perlakuan model

pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif

sehingga antara kelas kontrol dan kelas eksperimen masih mempunyai

kemampuan awal yang sama. Sedangkan hasil uji hipotesis pada hasil

belajar post-test memperoleh skor signifikansi (2-tailed) sebesar 0,000<0,05

yang dinyatakan bahwa H 1 diterima dan H 0 ditolak, berdasarkan skor

tersebut bahwa ada perbedaan antara post-test kelas eksperimen dan kelas

kontrol yang disebabkan adanya perlakuan pada kelas ekperimen dengan


61

menggunakan model pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD

berbasis metakognitif.

Kemudian berdasarkan skor rata-rata N-Gain pada kelas eksperimen

memperoleh skor sebesar 0,5739 masuk pada kriteria tinggi atau terdapat

peningkatan pada hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran

guided inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif. Peningkatan hasil

belajar pada kelas ekperimen disebabkan kelas tersebut melakukan proses

pembelajaran yang dimana peserta didik dilatih untuk melakukan suatu

percobaan melalui model pembelajaran guided inquiry secara aktif dengan

guru sebagai fasilitator, serta peserta didik mempertanggung jawabkan hasil

yang diperoleh dalam percobaan, Hal ini sejalan dengan pengertian guided

inquiry menurut Jacobse, at.all yang menyatakan bahwa dalam guided

inquiry guru menyajikan contoh-contoh pada siswa, memandu mereka

berusaha menemukan pola-pola dalam contoh-contoh tersebut, dan

memberikan semacam penutup ketika siswa telah mampu

mendeskripsikan.71 Sintaks dalam model pembelajaran guided inquiry

mendukung untuk melatih kesadaran metakognitif peserta didik. Peserta

didik dilatih untuk melakukan suatu perencanaan melalui pertanyaan saat

diberikan permasalahan pada tahap membuat rumusan masalah. Peserta

didik diajak merencanakan kemungkinan apa yang akan terjadi pada tahap

membuat hipotesis. Peserta didik juga dilatih untuk memantau

kemampuannya dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

71 David A. Jacobsen, at.all “Methods For Teaching” (Yogyakarta, Pustaka Pelajar.2009)


62

percobaan pada tahap melakukan percobaan. Serta peserta didik dilatih

untuk melakukan evaluasi atas kekurangan dan kelebihan yang dimiliki dari

percobaan yang sudah dilakukan pada tahap refleksi. Peserta didik dapat

membangun pemahamannya secara mandiri melalui kegiatan-kegiatan

percobaan tersebut sehingga hasil belajar pada kelas peserta didik kelas

eksperimen dapat meningkat. Hal tersebut sejalan dengan teori

kontruktivisme menurut Piaget yang menyatakan bahwa peserta didik

mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan

objek, fenomena, data-data, fakta-fakta, pengalaman dan lingkungannya.72

Sementara pada kelas kontrol peserta didik melakukan proses pembelajaran

menggunakan model konvensional yang menggunakan metode ceramah,

diskusi, dan tanya jawab. Hal ini diperkuat dengan penelitian Agusna

Mulyanti yang menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran guided

inquiry dapat meningkatkan hasil belajar IPA yang dimana model

pembelajaran tersebut mampu membantu siswa dalam mengeksplorasikan

kemampuan siswa dlam menemukan arahnya sendiri dan tindakan yang

harus dilakukan untuk memecahkan suatu permasalahan.73

72 Ermis Suryana, Marni Prasyur Aprina, and Kasinyo Harto, “Teo ri Konstruktivistik Dan
Implikasinya Dalam Pembelajaran,” JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 5, no. 7 (2022): 2070–
2080.
73 Siti Purwati, “Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, Sains, Dan Humaniora Vol. 4 No. 2,

Juni 2018 |241,” Suara Guru : Jurnal Pendidilan Sosial, sains, dan Humaniora 4, no. 2 (2018):
241–250.
63

2. Model pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD berbasis

metakognitif untuk melatih kesadaran metakognitif peserta didik

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat dikatakan

bahwa dengan model pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD

berbasis metakognitif, kesadaran metakognitif siswa mengalami

peningkatan. Hal ini disebabkan oleh model pembelajaran yang menjadikan

peserta didik lebih aktif serta mengetahui seberapa kemampuan pada diri

sendiri untuk memecahkan suatu masalah yang dimana terdapat pada

sintaks model pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD berbasis

metakognitif. Selain itu juga, peserta didik dituntut untuk dapat melakukan

perencanaan, memonitor pelaksanaan, serta mengevaluasi suatu proses

percobaan. Pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD berbasis

metakognitif mampu membantu peserta didik untuk memahami

pengetahuan awal pada materi yang telah disampaikan serta dapat

memonitor pelaksanaan aktivitas berpikir mereka.

Selanjutnya berdasarkan analisis data pada angket metakognitif,

diketahui bahwa tingkat kesadaran metakognitif siswa kelas ekperimen

lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol, hal ini dibuktikan dengan hasil

analisis angket metakognitif yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen

memperoleh persentase 44% kategori tinggi level 4, sementara pada kelas

kontrol hanya memperoleh persentase 22%. Selain itu, pada kelas kontrol

skor terendah dari hasil angket metakognitif memperoleh skor sebesar 120,

sedangkan pada kelas eksperimen memperoleh sebasar 150. Hal ini


64

disebabkan pada kelas eksperimen diberi perlakuan model pembelajaran

guided inquiry yang dimana pada sintask model pembelajaran tersebut

memuat indikator metakognitif.

Adanya LKPD berbasis metakognitif dapat memudahkan proses

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran guided inquiry. Hal

ini disebabkan pada LKPD berbasis metakognitif sudah mencakup beberapa

indikator dari metakognitif sendiri yakni pada tahap I perencanaan terdapat

sintaks model pembelajaran guided inquiry yang terdiri dari merumuskan

masalah, menyusun hipotesis dan mendesign percobaan, pada tahap II

memonitor pelaksanaan terdapat sintaks model pembelajaran guided

inquiry melakukan percobaan dan analisis data, serta pada tahap III evaluasi

terdapat sintaks model pembelajaran guided inquiry yakni kesimpulan dan

refleksi. Peserta didik mampu terlibat secara aktif selama mengikuti proses

pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa LKPD berbasis metakognitif

dapat melatih kesadaran metakognitif peserta didik. Hal ini didukung oleh

penelitian Siti dan Utiya (2017) yang menyatakan bahwa pada model

pembelajaran guided inquiry, guru membantu peserta didik melakukan

investigasi terhadap suatu masalah akan tetapi peserta didik sendiri yang

akan melakukan proses penemuan konsep sehingga dapat memberdayakan

kesadaran metakognitif peserta didik.74

74 Siti Kholil Fatkhul Mu’minin dan Utiya Azizah, “Keterampilan Metakognitif Siswa melalui
Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Asam Basa Di SMAN 1 Pacet Kelas XI”, Unesa Journal
of Chemical Education, Vol. 3, No. 2, ISSN 2252-9454, May 2014, h. 69, diakses dari
http://jurnalmahapesertadidik.unesa.ac.id/index.php/journalofchemicaleducation/article/view/8193
, pada 2 Oktober 2017 pukul 09.10 WIB.
65

Dari hasil penelitian tersebut, pembelajaran menggunakan model

pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif lebih

baik dibandingkan dengan metode ceramah atau tanya jawab. Hal ini

dikarenakan saat pembelajaran menggunakan model pembelajaran guided

inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif peserta didik ikut berperan

aktif dan pembelajaran tidak berpusat pada guru sehingga peserta didik

dapat menentukan pemahaman dari kegiatan percobaan yang telah

dilakukan serta peserta didik mampu mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Febriana dkk yang

menyatakan bahwa model pembelajaran guided inquiry dapat

meningkatkan kesadaran metakognitif peserta didik. 75

3. Keterlaksanaan Model Pembelajaran guided inquiry berbantuan

LKPD berbasis metakognitif selama proses pembelajaran

Dalam hasil penelitian observasi kegiatan belajar mengajar peserta

didik menunjukkan skor dengan kriteria sangat baik dengan persentase 83

%. Rata-rata tersebut diperoleh dari aktivitas guru dalam mengajar model

pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif yang

terdiri dari kegiatan pendahuluan, guru telah melakukan kegiatan awal

pembelajaran dengan sangat baik, namun masih terdapat kelemahan guru

dalam menyampaikan garis besar kegiatan yang akan dilakukan oleh

75 Febriana Irawati, dkk., “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap


Keterampilan Inkuiri dan Keterampilan Metakognisi Siswa Kelas XI IPA SMAN 6
Kediri,”disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan XII Pendidikan Biologi FKIP UNS dengan
tema Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya, 2015, h. 486, diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/175514-ID-none.pdf , pada 1 Oktober 2017 pukul 08.30
WIB.
66

peserta didik. Pada kegiatan inti, langkah-langkah model pembelajaran

guided inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif diterapkan oleh

guru. Secara garis besar, setiap langkah dari model pembelajaran tersebut

telah dibimbingkan kepada peserta didik dengan sangat baik. Melalui

penerapan model pembelajaran ini, guru berhasil menarik peserta didik

untuk aktif selama proses pembelajaran. Peserta didik mampu aktif berfikir

dalam membangun dan menemukan sendiri pengetahuannya. Pada

kegiatan penutup juga masih terdapat kelemahan guru dalam

menginformasikan kegiatan selanjutnya karena guru berfokus pada

kesimpulan materi yang telah diajarkan, tidak hanya itu guru juga lupa

untuk memberikan pesan dan motivasi pada peserta didik yang disebabkan

oleh habisnya waktu pembelajaran.

Berdasarkan hasil rata-rata lembar observasi aktivitas mengajar

guru secara keseluruhan menunjukkan bahwa langkah-langkah model

pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif

terlaksana dengan baik, sehingga guru dapat dikatakan mampu

membimbing peserta didik untuk menerapkan model pembelajaran guided

inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif pada saat pembelajaran.

Dengan demikian, keterlaksanaan pembelajaran dengan model

pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif yang

dilakukan guru dapat dikatakan efektif dengan skor persentase 81%- 100%.

Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar peserta

didik dengan menggunakan model pembelajaran guided inquiry


67

berbantuan LKPD berbasis metakognitif diperoleh rata rata 23,5 dengan

persentase 76% berada pada kategori baik. Rata-rata tersebut diperoleh dari

aktivitas belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran

guided inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif yang terdiri dari

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan

pendahuluan, peserta didik antusias mengikuti kegiatan awal pembelajaran

namun pada kegiatan menyimak penyampaian garis besar tidak terlaksana

dikarenakan guru tidak menyampaikan garis besar kegiatan yang akan

dilakukan oleh peserta didik.

Pada kegiatan inti, langkah-langkah model pembelajaran guided

inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif diterapkan kepada peserta

didik sesuai dengan RPP. Namun saat guru menanyakan pertanyaan terkait

pengetahuan awal hanya sebagian peserta didik yang dapat menjawab atau

menanggapi pertanyaan tersebut. Pada penerapan model pembelajaran ini

peserta didik mampu aktif terlibat dalam proses pembelajaran, seperti

menyusun pertanyaan, menyusun hipotesis, merancang desain percobaan,

melakukan percobaan, menganalisi data, menarik kesimpulan serta

mengevaluasi kelemahan dan kelebihan ketika melakukan percobaan pada

tahap refleksi. Namun pada tahap percobaan kurang optimal dilakukan

karena pembuatan tempe membutuhkan waktu minimal sehari semalam,

sehingga guru harus membawa hasil percobaan ketika belum jadi, setangah

jadi, setelah menjadi produk agar siswa dapat menganalisis dari bahan yang

telah dibawa oleh guru.


68

Pada kegiatan penutup peserta didik bersama guru menyimpulkan

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, namun pada kegiatan peserta

didik menyimak informasi terkait pembelajaran selanjutnya dan menyimak

pesan agar termotivasi ketika belajar tidak terlaksana, hal ini disebabkan

oleh kelas yang tidak kondusif karena pergantian pelajaran sehingga guru

tidak melakukan kedua kegiatan tersebut.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa penerapan model

pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif

mampu mempengaruhi kesadaran metakognitif serta meningkatkan hasil

belajar IPA dalam pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran guided

inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif yang dilakukan peserta

didik dapat dikatakan efektif dengan skor rata-rata yang diperoleh berada

pada persentase 81%-100%.76

76Nur Wahyuni, “Efektivitas Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Praktik Untuk Mata
Pelajaran Produktif Jurusan Administrasi Perkantoran Di Smk Nasional Makassar,” Universitas
Negeri Makassar (2019): 3.
69

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif efektif

untuk meningkatkan hasil belajar IPA dan melatih kesadaran metakognitif peserta

didik yang dibuktikan dengan adanya :

1. Perbedaan skor post-test hasil belajar peserta didik di kelas kontrol dan

kelas eksperimen ditunjukkan dengan skor signifikansi independent

sample t-test sebesar 0,000<0,05. Skor rata-rata post-test hasil belajar

peserta didik pada kelas eksperimen lebih tinggi sebesar 69,26

sedangkan pada kelas kontrol sebesar 28,70. Peningkatan skor n-gain

pada kelas eksperimen lebih tinggi sebesar 0,5739 sementara pada kelas

kontrol lebih rendah sebesar 0,0368.

2. Kesadaran metakognitif pada kelas eksperimen lebih tinggi dengan skor

terendah sebesar 150, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 120.

Persentase skor angket kesadaran metakognitif pada kelas eksperimen

lebih tinggi pada level 4 dengan kriteria sangat tinggi sebesar 44%

sementara pada kelas kontrol pada level 4 dengan kriteria sangat tinggi

sebesar 22%
70

B. SARAN PENELITIAN

1. Untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran guided inquiry berbantuan LKPD berbasis metakognitif

diharapkan lebih kreatif dalam memodifikasi kegiatan model

pembelajarannya sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal

meskipun dengan waktu yang sedikit.

2. Bagi peneliti lain dapat melaksanakan penelitian yang serupa dengan

menggunakan variabel yang berbeda selain hasil belajar IPA dapat juga

menguji kesadaran metakognitif dengan menggunakan model pembelajaran

yang bervariasi.
71

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ridwan Sani. “Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum


2013, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), Hlm.173-174.” ResearchGate, no.
October (2014): 173–174.
Adeniran, A, O K Adeyemo, B O Emikpe, S A Alarape, Bamidele Adewumi,
Germaine Akinola Ogunwole, Ebenezer Akingunsola, et al. “Tinjauan
Teoretis , Pengertian Metakognitif.” Theoretical and Applied Genetics 7, no.
2 (2010): 1–7.
http://dx.doi.org/10.1016/j.tplants.2011.03.004%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/
j.pbi.2010.01.004%0Ahttp://www.biomedcentral.com/1471-
2156/12/42%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.biotechadv.2009.11.005%0Ahttp:
//www.sciencemag.org/content/323/5911/240.short%0Apape.
Adiputra, D.K. “Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan
Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas VI Di SD
Negeri Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang.” Jurnal Pendidikan Dasar
Setia Budhi 1, no. 1 (2017): 22–34. https://stkipsetiabudhi.e-
journal.id/jpds/article/view/71.
Agustiarini, Suzhmita, Ika Wahyuni, and Lita Permata Sari. “Pengaruh Leverage
Terhadap Return Saham Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening
Pada Perusahaan Sektor Healthcare Yang Terdaftar Di Bei Periode 2017-
2020.” Jurnal Mahasiswa Entrepreneurship (JME) 1, no. 4 (2022): 897.
Amalia Yunia Rahmawati. “Hubungan Keterampilan Metakognitif Dengan Hasil
Belajar Kognitif Pada Materi Sel,” no. July (2020): 1–23.
Ardiansyah, Risnita, and M. Syahran Jailani. “Teknik Pengumpulan Data Dan
Instrumen Penelitian Ilmiah Pendidikan Pada Pendekatan Kualitatif Dan
Kuantitatif.” Jurnal IHSAN : Jurnal Pendidikan Islam 1, no. 2 (2023): 1–9.
Azizah, Nur, Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UHO, and Corresponden
Autor. “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas X Ipa Di Sma Negeri 2
72

Kendari Pada Materi Ikatan Kimia.” Jurnal Pendidikan Kimia FKIP


Universitas Halu Oleo 8, no. 2 (2023): 109–118.
Basam, Fajri, Rosdiana Rosdiana, and Susi Asnita. “Efektivitas Penggunaan
Media Torso Terhadap Kemampuan Metakognitif IPA Peserta Didik Kelas V
MI Attanmiyatul Ilmiah Makassar.” Jurnal Papeda: Jurnal Publikasi
Pendidikan Dasar 5, no. 2 (2023): 198–207.
Desmita, Loc.Cit., 12. “Desmita, Loc.Cit., 12” (1976): 12–39.
Fakhrurrazi, Fakhrurrazi. “Hakikat Pembelajaran Yang Efektif.” At-Tafkir 11, no.
1 (2018): 85–99.
Falah, Mufti, and Yani Pratiwi. “Keterampilan Metakognitif Siswa Dalam
Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematis.” Seminar Nasional
Pendidikan Matematika 3, no. 1 (2022): 317–324.
https://proceeding.unikal.ac.id/index.php/sandika/article/view/878%0Ahttps:/
/proceeding.unikal.ac.id/index.php/sandika/article/download/878/658.
Fauziah*, Aifah, Taufik Rahman, and Achmad Samsudin. “Pentingnya Lembar
Kerja Peserta Didik IPA Berbasis Metakognitif Untuk Melatih Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Siswa SMP.” Jurnal IPA &
Pembelajaran IPA 6, no. 4 (2022): 356–368.
Grandgirard, Julie, Denis Poinsot, Liliane Krespi, Jean Pierre Nénon, and Anne
Marie Cortesero. “Promoting General Metacognitive Awareness.”
Entomologia Experimentalis et Applicata 103, no. 3 (2002): 239–248.
Haerani, Siti Aisyah Siska, Dadi Setiadi, and Dewa Ayu Citra Rasmi. “Pengaruh
Model Inkuiri Bebas Terhadap Kemampuan Literasi Sains.” Jurnal Pijar
Mipa 15, no. 2 (2020): 140–144.
Helwig, Nathaniel E, Sungjin Hong, and Elizabeth T Hsiao-wecksler.
“PENGEMBANNGAN LEMBAR KERJA PESRTA DIDIK BERBASIS
PENDEKATAN METAKOGNITIF PADA MATERI POLA BILANGAN,”
no. 1 (n.d.): 1–12.
Hsieh, Ming Chen. “Cultural Characteristics and Educational Differences in
Medical Students.” Medical Teacher 32, no. 5 (2010): 442–443.
John H Flavell. “John H. Flavell, Metacognition and Cognitive Monitoring: A
73

New Area of Cognitive-Developmental Inquiry.” American Psychologist 34,


no. 10 (1979): 906–911.
https://www.semanticscholar.org/paper/Metacognition-and-Cognitive-
Monitoring%3A-A-New-Area-
Flavell/ee652f0f63ed5b0cfe0af4cb4ea76b2ecf790c8d.
Kemendikbud. “Salinan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar
Penilaian Pendidikan.” 2016, no. Standar Penilaian Pendidikan (2016): 1–12.
http://arxiv.org/abs/1011.1669%0Ahttp://dx.doi.org/10.1088/1751-
8113/44/8/085201.
Kodri, Kodri, and Aan Anisah. “Analisis Keterampilan Metakognitif Siswa
Sekolah Menengah Atas Dalam Pembelajaran Ekonomi Abad 21 Di
Indonesia.” Edunomic Jurnal Pendidikan Ekonomi 8, no. 1 (2020): 9.
Kristyowati, R. “Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA Sekolah Dasar
Berorientasi Lingkungan.” Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional
Pendidikan Dasar 2018 (2018): 282–287.
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/psdpd/article/view/10150.
Kurniawan, Anggie Bagoes, and Rusly Hidayah. “Kepraktisan Permainan Zuper
Abase Berbasis Android Practically of Zuper Abase Game Based on
Android.” Journal of Chemical Education 9, no. 3 (2020): 317–323.
Laurens, Theresia. “Penjenjangan Metakognisi Siswa Yang Valid Dan
Reliabilitas.” Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran 17, no. 2 (2010): 201–
210.
Lolang, ENos. “) Yaitu Hipotesis Yang Akan Diuji. Biasanya, Hipotesis Ini
Merupakan Pernyataan Yang Menunjukkan Bahwa Suatu Parameter Populasi
Memiliki Nilai Tertentu.” Jurnal Kip 3, no. 3 (2014): 685–696.
Martin, Rudi, and Marianus Simanjorang. “PROSIDING PENDIDIKAN DASAR
URL: Https://Journal.Mahesacenter.Org/Index.Php/Ppd/Index Pentingnya
Peranan Kurikulum Yang Sesuai Dalam Pendidikan Di Indonesia.”
PROSIDING PENDIDIKAN DASAR URL:
https://journal.mahesacenter.org/index.php/ppd/index 1 (2022): 125–134.
https://journal.mahesacenter.org/index.php/ppd/index.
74

MPOC, lia dwi jayanti, and Jennifer Brier. “Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Metakognitif Peserta
Didik Pada Konsep Sistem Pencernaan.” Malaysian Palm Oil Council
(MPOC) 21, no. 1 (2020): 1–9. http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203%0Ahttp://mpoc.org.my/mal
aysian-palm-oil-industry/.
———. “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning TIPE POE Terhadap
Kemampuan Metakognitif Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Peserta Didik.”
Malaysian Palm Oil Council (MPOC) 21, no. 1 (2020): 1–9.
http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203%0Ahttp://mpoc.org.my/mal
aysian-palm-oil-industry/.
Nadia, Gladissela Agma, and Uki Suhendra. “Tingkatan Metakognitif Siswa
Dalam Menyelesaikan Soal Statistika Ditinjau Dari Teori Metakognitif
Swartz & Perkins.” Jurnal Pendidikan Matematika 20, no. 10 (2020): 1–15.
Nurjanah, Siti. “Konsep Pendidik Dan Peserta Didik Dalam Surah Ali Imran Ayat
104 Menurut Tafsir Ibnu Katsir Dan Tafsir Al- Kurthubi.” Skripsi (2021): 39.
Purnama, Diana Elsa, Jurusan Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah, D A N Ilmu,
Universitas Islam, and Negeri Mahmud. “( LKPD ) BERBASIS
METAKOGNITIF PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS VII MTSs
RAMBATAN SKRIPSI Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana ( S1 ) Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan”
(2022).
Purwati, Siti. “Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, Sains, Dan Humaniora
Vol. 4 No. 2, Juni 2018 |241.” Suara Guru : Jurnal Pendidilan Sosial, sains,
dan Humaniora 4, no. 2 (2018): 241–250.
Puspita, Laila, Yetri Yetri, and Ratika Novianti. “Pengaruh Model Pembelajaran
Reciprocal Teaching Dengan Teknik Mind Mapping Terhadap Kemampuan
Metakognisi Dan Afektif Pada Konsep Sistem Sirkulasi Kelas Xi Ipa Di Sma
Negeri 15 Bandar Lampung.” Biosfer: Jurnal Tadris Biologi 8, no. 1 (2017):
78–90.
75

Rahayu, S. “Hubungan Kesadaran Metakognitif Dan Kemampuan Pemecahan


Masalah Siswa Pada Materi Rangkaian Arus Searah.”
Repository.Uinjkt.Ac.Id (2019).
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/58517.
Rahman, Abd, Sabhayati Asri Munandar, Andi Fitriani, Yuyun Karlina, and
Yumriani. “Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan Dan Unsur-Unsur
Pendidikan.” Al Urwatul Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam 2, no. 1 (2022):
1–8.
Rawung, Willem Hanny, Deitje Adolfien Katuuk, Viktory Nicodemus Joufree
Rotty, and Jeffry Sony Junus Lengkong. “Kurikulum Dan Tantangannya
Pada Abad 21.” Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan 10, no. 1 (2021): 29.
Resti, Fariza, I Made Astra, and Betty Zelda Siahaan. “Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Dan Kemampuan Metakognitif Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa Sma” VI, no. 3 (2017): SNF2017-EER-29-SNF2017-EER-34.
Saputra, Nisvu Nanda, and Retno Andriyani. “Analisis Kemampuan Metakognitif
Siswa Sma Dalam Proses Pemecahan Masalah.” AKSIOMA: Jurnal Program
Studi Pendidikan Matematika 7, no. 3 (2018): 473.
Sugiyono. “Metode Penelitian Kombinasi (MIX METHOD)” (2012).
Sukardi, Sukardi, Lilik Hari Santoso, and Eko Agus Darmadi. “Analisa Mengenai
Pemilihan Gaya Berpakaian Menggunakan Metode Observasi.” jurnal
iKRAITH-HUMANIORA 7, no. 2 (2023): 150–155. https://journals.upi-
yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/issue/archive.
Sulistyorini, Henny. “Hubungan Level Metakognitif Dengan Hasil Belajar Afektif
Karakter Konservasi Pada Mata Kuliah Mikroteknik” (2015).
https://lib.unnes.ac.id/23621/1/4401408093.pdf.
Supiadi, Epi, Lilik Sulistyo, Sofia Fitri Rahmani, Rinda Riztya, Heri Gunawan,
Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Jl H Ir Juanda No, et al.
“Efektivitas Model Pembelajaran Terpadu Dalam Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Hasil Belajar Siswa Di Sekolah.” Journal
on Education 5, no. 3 (2023): 9494–9505.
https://www.jonedu.org/index.php/joe/article/view/1764.
76

Suryana, Ermis, Marni Prasyur Aprina, and Kasinyo Harto. “Teori


Konstruktivistik Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran.” JIIP - Jurnal
Ilmiah Ilmu Pendidikan 5, no. 7 (2022): 2070–2080.
Syafri, Edi; Endrizal, NFN. “Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing.” Journal of
Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2013): 1689–1699.
Wahab, Abdul, Junaedi Junaedi, and Muh. Azhar. “Efektivitas Pembelajaran
Statistika Pendidikan Menggunakan Uji Peningkatan N-Gain Di PGMI.”
Jurnal Basicedu 5, no. 2 (2021): 1039–1045.
Wahyuni, Nur. “Efektivitas Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Praktik
Untuk Mata Pelajaran Produktif Jurusan Administrasi Perkantoran Di Smk
Nasional Makassar.” Universitas Negeri Makassar (2019): 3.
Widowati, Asri, Inkuiri Terbimbing, Strategi Metakognisi, Hasil Belajar Kognitif,
and Rasa Ingin. “Pengembangan Lkpd Ipa Berbasis Inkuiri Terbimbing
Strategi the Development of Science Student Worksheet Based on Guideded”
(n.d.): 1–7.
Widyawati, Ade Tiyas, and Harun Nasrudin. “Melatihkan Keterampilan
Metakognitif Melalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Pada Materi Kesetimbangan Kimia Kelas XI SMA Negeri 2 Kota
Mojokerto.” Unesa Journal of Chemical Education 8, no. 2 (2019): 50–56.
Wiswanti, Cica, and Sinurida Yuswana Belaga. “Integrasi Nilai Keislaman Dalam
Proses Pembelajaran Di Era Mooc (E-Learning) Melalui Strategi Pre-Post
Rules.” Jurnal Pendidikan Islam 11, no. 1 (2020): 86–99.
Yandi, Andri, Anya Nathania Kani Putri, and Yumna Syaza Kani Putri. “Faktor-
Faktor Yang Mempengarui Hasil Belajar Peserta Didik (Literature Review).”
Jurnal Pendidikan Siber Nusantara 1, no. 1 (2023): 13–24.
Zakiah, Nur Eva. “Level Kemampuan Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran
Matematika Berdasarkan Gaya Kognitif.” Jurnal Riset Pendidikan
Matematika 7, no. 2 (2020): 132–147.
Zhang, Hao Ming, Lian Soon Peh, and Ying Hai Wang. “Servo Motor Control
System and Method of Auto-Detection of Types of Servo Motors.” Applied
Mechanics and Materials 496–500, no. 1 (2014): 1510–1515.
77

Zidan, Ibnu. “Prinsip Dan Strategi Inkuiri Terbimbing,” no. 1986 (2005): 17–19.
“Profil Metakognisi Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel Berdasarkan Gaya Kognitif ( Metakognisi ’ S Profile Student in
Solve Equation System Problem,” no. August (2017).
78

LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah : MTs Hasyim Asy’ari
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Kelas/Semester : IX (Sembilan) / II
Pertemuan ke :I
Materi Pokok : Bioteknologi
Alokasi Waktu : 3 JP
A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 dan 2
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta menunjukan
perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dala
berinteraksi secara efektif sesuai dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3 KI 4
Memahami dan menerapkan Mengolah, menyaji, dan menalar
pengetahuan (factual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
procedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) serta ranah abstrak
teknologi, seni, budaya, terkait (menulis, membaca, menghitung,
fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
pandang teori
79

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Pengetahuan
3.7.1 Menjelaskan prinsip dasar
bioteknologi
3.7.2 Menentukan mikroorganisme
3.7 Menerapkan konsep
dan produk bioteknologi
bioteknlogi dan perannya dalam
3.7.3 Menyimpulkan berdasarkan
kehidupan manusia
pernyataan penerapan
bioteknologi

Kompetensi Dasar Keterampilan


4. 7 Membuat salah satu produk
4.7.1 Membuat salah satu contoh
bioteknologi konvensional yang
produk bioteknologi dalam produksi
ada di lingkungan sekitar
pangan

C. Skor Karakter

Religius, Jujur, Disiplin, Kerjasama, Rasa ingin tahu, Tanggung jawab

D. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi,

observasi, dan praktikum dan model pembelajaran guided inqury

• Peserta didik mampu menjelaskan prinsip dasar bioteknologi dengan baik dan

benar.
80

• Peserta didik mampu menjelaskan perbedaan prinsip dasar pengembangan

bioteknologi konvensional dan modern dengan baik dan benar.

• Peserta didik mampu mengidentifikasi penerapan bioteknologi konvensional

dalam memenuhi kebutuhan pangan pada kehidupan sehari-hari dengan baik

dan benar.

• Peserta didik mampu melakukan percobaan dengan membuat salah satu

contoh produk bioteknologi tradisional dengan baik dan benar

E. Pendekatan dan Model Pembelajaran

Pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini

adalah :

Pendekatan : Saintifik

Model : Guided Inquiry

Metode : Diskusi, Observasi, dan Praktikum

F. Materi Pembelajaran

1. Materi Reguler

Kata bioteknologi berasal dari kata bio dan teknologi. Bioteknologi merupakan

pemanfaatan makhluk hidup untuk membantu pekerjaan atau menghasilkan

suatu produkyang bermanfaat bagi manusia. Bioteknologi dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu bioteknologikonvensional dan bioteknologi modern.

Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang menggunakan

mikroorganisme sebagai alat untuk menghasilkan produk dan jasa, misalnya

jamur dan bakteri yang menghasilkan enzim-enzim tertentu untuk melakukan

metabolisme tubuh sehingga diperoleh produk yang diinginkan. Bioteknologi


81

modern dalam produksi pangan dilakukan dengan menerapkan teknik rekayasa

genetik. Rekayasa genetik adalah kegiatan manipulasi gen untuk mendapatkan

produk barudengan cara membuat DNA baru. Manipulasi materi genetik

dilakukan dengan cara menambah atau menghilangkan gen tertentu. Contoh

produk bioteknologi konvensional adalah tape, tempe, yogurt, natade coco, keju

dan kecap. Produk bioteknologi memberikan banyak manfaat bagi manusia.

Makanan dan minuman yang dibuat melalui proses fermentasi ternyataakan

menghasilkan bahan makanan yang lebih mudah dicerna olehtubuh, melalui

rekayasa genetika mampu menciptakan bibit unggul yang akan memberikan

produk bermutu tinggi, misalnya tahan terhadap hama, mengendalikan serangga

perusak tanaman, dan lain-lain.

2. Materi Pengayaan

Rekayasa buah tanpa biji

3. Materi Remidial

Bioteknologi modern

4. Kegiatan Pembelajaran

Langkah-
Alokasi
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Orientasi Awal - Guru mengucapkan salam
Pembelajaran - Guru meminta salah satu siswa untuk 10
memimpin doa Menit
- Guru menanyakan kabar/kesehatan siswa
82

Langkah-
Alokasi
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pembelajaran
- Guru mengecek kesiapan peserta didik dengan
mengecek kehadiran
- Guru memberikan apersepsi dan mengecek
kemampuan awal peserta didik dengan
menanyakan tentang produk-produk hasil
bioteknologi dalam kehiduapn sehari-hari
yang peserta didik ketahui
- Peserta didik menyimak penjelasan guru
tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran
Apersepsi - Guru menanyakan pemahaman awal siswa
terkait dengan mengisi/mengerjakan kuis pada
kahoot

Motivasi - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan


manfaat pembelajaran (terutama rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa)
- Guru menyampaikan garis besar kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik
- Guru menyampaikan penilian yang akan
dilaksanakan selam pembelajaran
Kegiatan Inti
83

Langkah-
Alokasi
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pembelajaran
Mengajukan - Guru membawa 5 bahan pangan (tempe,
Pertanyaan coklat, kecap, dan pisang goreng) kemudian
atau menanyakan pada peserta “diantara kelima
Permasalahan bahan ini manakah yang bahan pangan
bioteknologi” ?
- Setelah itu guru menanyakan “mengapa
kedelai menjadi tempe”?
- Peserta didik menuliskan rumusan masalah
- Guru membimbing peserta didik unuk duduk
berkelompok dengan jumlah 5-6 orang
- Setiap kelompok diberikan LKPD mengenai
praktikum konvensional
- Peserta didik mengidentifikasi masalah yang
relevan dan mendiskusikan rumusan 100

masalah dan mengisi di LKPD Menit

Membuat - Peserta didik menentukan hipotesis dari


Hipotesis rumusan tersebut

Merancang - Peserta didik membuat design percobaan


Percobaan sebelum melakukan percobaan
Melakukan - Peserta didik menyiapkan alat dan bahan
Percobaan sesuai prosedur atau langkah-langkah
percobaan untuk melakukan percobaan
- Peserta didik melakukan percobaan sesuai
prosedur yang sudah direncanakan yaitu
membuat tapai, dan yogurt sehingga
menghasilkan data untuk dianalisis
84

Langkah-
Alokasi
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pembelajaran
Menganalisis - Peserta didik menganalisis data yang telah
Data diperoleh dalam percobaan tersebut
Membuat - Guru membimbing peserta didik menarik
Kesimpulan kesimpulan
- Peserta didik menyimpulkan data informasi
dan diskusi
- guru memperkuat lebih lanjut tentang materi
bioteknologi pada powerpoint
Kegiatan Penutup
Refleksi - Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran
hari ini
- Guru menginformasikan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan pada 10
pertemuan berikutnya Menit
- Guru mengakhiri kegiatan belaja dengan
memberikan pesan dan motivasi semangat
belajar dan diakhiri oleh berdoa
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

a. Media : Power point, Video Pembelajaran

b. Alat dan Bahan : Papan Tulis, Spidol, LCD dan Alat Bahan

Praktikum (Terlampir pada LKPD)

c. Sumber Belajar :

- Prihantini, Wahyu. Dkk. 2006. IPA Terpadu 3 SMP kelas IX,

Jakarta: Yudhistira. Halaman 73-76

H. Peskoran, Pembelajaran Remedial, dan Pengayaan


85

a. Teknik Peskoran

1. Sikap : Observasi sikap selama pembelajaran

2. Pengetahuan : Tes Tulis

3. Keterampilan : Observasi keterampilan proses selama

pembelajaranyang disajikan dalam bentuk foto atau video

b. Instrumen Peskoran dan Pedoman

Terlampir

c. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

1. Pembelajaran Remedial

Berdasrkan hasil analisis peskoran, bagi peserta didik yang belum

mencapai ketuntasan belajar diberikan kegiatan pembelajaran

dengan bentuk remedial yang digabungkan dengan materi pokoklain

dalam bentuk :

- Pembelajaran ulang, jika 50% atau lebih dibawah KKM

- Pemberian tugas, jika kurang dari 50% dibawah KKM

2. Pembelajaran Pengayaan

Untuk peserta didik diatas KKM, pengayaan berupa proyek

membuat keju atau produk lainnya


86

Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah : MTs Hasyim Asy’ari
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Kelas/Semester : IX (Sembilan) / II
Pertemuan ke :I
Materi Pokok : Bioteknologi
Alokasi Waktu : 3 JP
I. Kompetensu Inti (KI)
KI 1 dan 2
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta
menunjukan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dala berinteraksi secara efektif sesuai dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI 3 KI 4
Memahami dan menerapkan Mengolah, menyaji, dan menalar
pengetahuan (factual, konseptual, dalam ranah konkret
dan procedural) berdasarkan rasa (menggunakan, mengurai,
ingin tahunya tentang ilmu merangkai, memodifikasi dan
87

pengetahuan, teknologi, seni, membuat) serta ranah abstrak


budaya, terkait fenomena dan (menulis, membaca, menghitung,
kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang teori

J. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Pengetahuan
3.7.4 Menjelaskan prinsip dasar
bioteknologi
3.7.5 Menjelaskan perbedaan
prinsip dasar
pengembangan
3.7 Menerapkan konsep bioteknologi konvensional
bioteknlogi dan perannya dalam dan modern
kehidupan manusia 3.7.6 Mengindetifikasi penerapan
bioteknologi konvensional
dalam memenuhi kebutuhan
pangan dalam kehidupan
sehari-hari

Kompetensi Dasar Keterampilan


4. 7 Membuat salah satu produk
4.7.1 Membuat salah satu contoh
bioteknologi konvensional yang
produk bioteknologi dalam produksi
ada di lingkungan sekitar
pangan
88

K. Skor Karakter
Religius, Jujur, Disiplin, Kerjasama, Rasa ingin tahu, Tanggung jawab
L. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik menggunakan
metode diskusi, tanya jawab, presentasi, dan model pembelajaran
discovery learning.
• Peserta didik mampu menjelaskan prinsip dasar bioteknologi
dengan baik dan benar.
• Peserta didik mampu menjelaskan perbedaan prinsip dasar
pengembangan bioteknologi konvensional dan modern dengan baik
dan benar.
• Peserta didik mampu mengidentifikasi penerapan bioteknologi
konvensional dalam memenuhi kebutuhan pangan pada kehidupan
sehari-hari dengan baik dan benar.
• Peserta didik mampu mengidentifikasi sumber agen-agen
bioteknologi dan produk yang dihasilkan dengan baik dan benar.
• Peserta didik mampu mengidentifikasi penerapan bioteknologi
modern dalam memenuhi kebutuhan pangan pada kehidupan
sehari-hari dengan baik dan benar
• Peserta didik mampu menjelaskan prinsip rekayasa genetic dan
hasilnya produk dengan baik dan benar.
• Peserta didik mampu menjelaskan keuntungan dna kerugian dari
penerapan bioteknologi dalam bidang pangan dengan baik dan
benar.
• Peserta didik dapat membuat salah satu contoh produk
bioteknologi tradisional dengan baik dan benar

M. Pendekatan dan Model Pembelajaran


Pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
ini adalah :
Pendekatan : Saintifik
89

Metode : Ceramah, Tanya Jawab, dan Presentasi


Model : Konvensional
N. Materi Pembelajaran
5. Materi Reguler
Kata bioteknologi berasal dari kata bio dan teknologi. Bioteknologi
merupakan pemanfaatan makhluk hidup untuk membantu pekerjaan
atau menghasilkan suatu produkyang bermanfaat bagi manusia.
Bioteknologi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
bioteknologikonvensional dan bioteknologi modern.Bioteknologi
konvensional adalah bioteknologi yang menggunakanmikroorganisme
sebagai alat untuk menghasilkan produk dan jasa, misalnya jamur dan
bakteri yangmenghasilkan enzim-enzim tertentu untuk melakukan
metabolisme tubuh sehingga diperoleh produk yangdiinginkan.
Bioteknologi modern dalam produksi pangan dilakukan dengan
menerapkan teknikrekayasa genetik. Rekayasa genetik adalah kegiatan
manipulasi gen untuk mendapatkan produk barudengan cara membuat
DNA baru. Manipulasi materi genetik dilakukan dengan cara
menambah ataumenghilangkan gen tertentu. Contoh produk
bioteknologi konvensional adalah tape, tempe, yogurt, natade coco, keju
dan kecap. Contoh produk bioteknologi modern adalah organisme
transgenik dan ProteinSel Tunggal (PST). Produk bioteknologi
memberikan banyak manfaat bagi manusia. Makanan danminuman
yang dibuat melalui proses fermentasi ternyataakan menghasilkan
bahan makanan yang lebih mudah dicerna olehtubuh, melalui rekayasa
genetika mampu menciptakan bibit unggul yang akan memberikan
produkbermutu tinggi, misalnya tahan terhadap hama, mengendalikan
serangga perusak tanaman, dan lain-lain.Selain membawa manfaat
ternyata bioteknologi dapat merugikan manusia, antara lain tidak
dapatmengatasi kendala alam dalam sistem budidaya tanaman misalnya
hama, produk bioteknologi hasilrekayasa genetika suatu organisme
dapat menyingkirkan plasma nutfah, yaitu suatu jenis makhlukhidup
90

yang masih memiliki sifat asli, dan produk makanan beralkohol


menimbulkan dampak buruk bagikesehatan bila dikonsumsi.
6. Materi Pengayaan
Rekayasa buah tanpa biji
7. Materi Remidial
Bioteknologi modern

O. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-
Alokasi
langkah Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Orientasi Awal - Guru mengucapkan salam
Pembelajaran - Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
doa
- Guru menanyakan kabar/kesehatan siswa
- Guru mengecek kesiapan peserta didik dengan
mengecek kehadiran
- Guru memberikan apersepsi dan mengecek 10 Menit
kemampuan awal peserta didik dengan
menanyakan tentang produk-produk hasil
bioteknologi dalam kehiduapn sehari-hari yang
peserta didik ketahui
- Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang
tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran
Apersepsi - Guru menanyakan pemahaman awal siswa terkait
dengan mengisi/mengerjakan kuis pada kahoot
91

Langkah-
Alokasi
langkah Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pembelajaran
Motivasi - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
manfaat pembelajaran (terutama rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa)
- Guru menyampaikan garis besar kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik
- Guru menyampaikan penilian yang akan
dilaksanakan selam pembelajaran
Kegiatan Inti
Stimulation/ - Guru meminta siswa untuk mengamati dan melihat
memberikan perbedaan tempe dan singkong
rangsangan - Guru menjelaskan materi bioteknologi terutama
(Mengamati) tentang bioteknologi pangan konvensional dan
modern pada PPT
- Guru menayangkan video pembuatan tempe

Problem - Guru membimbing kegiatan menanya yang


Statement/ berkaitan dengan pengamatan pada video
Identifikasi - Guru membimbing pertanyaan yang berkaitan
masalah dengna tujuan pembelajaran
(Menanya)
Data - Guru mengarahkan peserta didik untuk membentuk
Collection/ kelompok
Pengumpulan - Guru membagikan LKPD untuk dikerjakan oleh
Data peserta didik
(Mengasosiasi) - Guru membimbing peserta didik mengerjakan
LKPD dengan menggunakan studi literatur
- Guru membimbing kegiatan diskusi kelompok
92

Langkah-
Alokasi
langkah Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pembelajaran
Verivication - Guru membimbing tanya jawab terhadap
/Pembuktian presentasi kelompok
(Mengkomunika - Siswa menyampaikan hasil percobaan
sikan)
Generalization/ - Siswa menuliskan kesimpulan pada LKPD
Menarik - Guru membimbing peserta didik menarik
Kesimpulan kesimpulan
Kegiatan Penutup
Refleksi - Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari
ini
- Guru menginformasikan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya
- Guru mengakhiri kegiatan belaja dengan
memberikan pesan dan motivasi semangat belajar
dan diakhiri oleh berdoa

P. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


a. Media : Power point, Video Pembelajaran
b. Alat dan Bahan : Alat tulis, Spidol, Papan Tulis, Laptop
c. Sumber Belajar :
- Zubaidah, Siti., dkk. 2015. Buku Peserta didik Ilmu Pengetahuan
Alam untuk SMP/ MTs Kelas IX. Jakarta : Pusat Perbukuan
Kementerian Pendidikan Nasional.
- Zubaidah, Siti., dkk. 2015. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam
untuk SMP/ MTs Kelas IX. Jakarta : Pusat Perbukuan Kementerian
Pendidikan Nasional
Q. Peskoran, Pembelajaran Remedial, dan Pengayaan
93

d. Teknik Peskoran
4. Sikap : Observasi sikap selama pembelajaran
5. Pengetahuan : Tes Tulis
6. Keterampilan : Observasi keterampilan proses selama
pembelajaranyang disajikan dalam bentuk foto atau video
e. Instrumen Peskoran dan Pedoman
Terlampir
f. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
3. Pembelajaran Remedial
Berdasrkan hasil analisis peskoran, bagi peserta didik yang belum
menyelesaikan ketuntasan belajar diberikan kegiatan pembelajaran
dengan bentuk remedial yang digabungkan dengan materi pokoklain
dalam bentuk :
- Pembelajaran ulang, jika 50% atau lebih dibawah KKM
- Pemberian tugas, jika kurang dari 50% dibawah KKM
4. Pembelajaran Pengayaan
Untuk peserta didik diatas KKM, pengayaan berupa proyek
membuat keju atau produk lainnya
94

Lampiran 3 Rubrik Soal


IP Bentuk IS Soal No Rana Ku
Tes h KB nci

Perhatikan pernyataan berikut ini.

Disajika 1. Menerapkan proses fermentasi


n data 2. Memanfaatkan mikroorganisme
dan secara langsung
pernyat 3. Menghasilkan organisme dengan
aan sifat baru
tentang 4. Memanipulasi susunan gen
biotekn 5. Memerlukan kondisi gen
Menjel ologi,
askan peserta Prinsip dalam bioteknologi modern
prinsip didik ditunjukkan oleh nomor……
PG 1 C2 D
dasar dapat
biotekn menelaa A. 1 dan 2
ologi h
B. 2 dan 3
pernyat
aan C. 2 dan 4
yang
berhubu D. 3 dan 4
ngan
dengan
biotekn
ologi
95

IP Bentuk IS Soal No Rana Ku


Tes h KB nci

Perhatikan tabel berikut ini !

No. Bioteknol Bioteknol


ogi ogi
Konvensi Modern
onal

1. Mengguna Mengguna
kan kan
Disajika peralatan peralatan
n data yang yang
dan sederhana sudah
pernyat diperoleh
aan,
peserta 2. Mengguna Melibatka
didik kan n rekayasa
dapat makhluk genetika
membe hidup
dakan secara
langsung 2 C4 B
ciri
biotekn
3. Tidak Mengubah
ologi
mengubah sifat
konvens
sifat (proses)
ional
(proses) pada
dan
pada organisme
biotekn
organisme yang
ologi
yang digunakan
modern
digunakan
yang
benar 4. Rumit dan Sederhana
memerluk dan
an mudah
ketelitian dilakukan

Berdasarkan tabel diatas yang


menunjukkan perbedaan ciri bioteknologi
konvensional dan bioteknologi modern
yang benar adalah….
96

IP Bentuk IS Soal No Rana Ku


Tes h KB nci

A. 1 dan 2

B. 2 dan 3

C. 1 dan 4

D. 3 dan 4

Pernyataan berikut merupakan penerapan


prinsip bioteknologi
Disajika 1. Pembuatan alkohol dengan
n pemanfaatan Saccharomyces sp.
pernyat
2. Pembuatan hormone somatotropin
aan dengan pemanfaatan E. coli.
tentang 3. Pembuatan nata de coco dengan
prinsip pemanfaatan Acetobacter xylinum
biotekn 4. Pemisahan logam dari bijinya
ologi,
dengan pemanfaatan
peserta Thinobacillus ferroxidans
didik 5. Pembuatan tanaman anti hama
dapat dengan pemanfaatan E. coli. 3 C3 B
mengan
alisis Produksi yang menerapkan bioteknologi
pernyat konvensional adalah……
aan
yang
merupa
kan A. 1, 2, dan 3
penerap
an B. 1, 3, dan 4
prinsip
biotekn C. 1, 4, dan 5
ologi
D. 2, 3, dan 4
97

IP Bentuk IS Soal No Rana Ku


Tes h KB nci

Dua kelompok peserta didik kelas IX


melakukan percobaan pembuatan tapai
singkong dengan langkah-langkah
sebagai berikut:

1. Mengupas ingkong dan mencuci


hingga bersih
2. Mengukus singkong hingga matang
dan ditunggu hingga dingin
Disajika 3. Menyusun singkong dalam wadah
n yang telah diberi alas daunpisang
pernyat 4. Menaburinya dengan ragi
aan 5. Menutup singkong yang telah
tentang ditaburi ragi dengan daunpisang di
langkah atasnya
- 6. Menutup wadah dengan rapat dan
langkah tunggu hingga 2 hari
pembua
tan tapai Singkong dibuka dua hari kemudian dan
singkon menunjukkan bahwa tapai singkong
g, milik kelompok 2 belum lunak dan tidak
peserta tercium bau alkohol. Sedangkan tapai 4 C3 C
didik singkong milik kelompok 1 lunak dan
dapat tercium bau alkohol. Setelah diselidiki
merumu ternyata kelompok 2 tidak menutup
skan bagian atas singkong dengan daun pisang
permasa dan wadahnya tidak tertutup dengan
lahan rapat.
atau Pernyataan yang menjelaskan penyebab
penyeba gagalnya tapai singkong milik kelompok
b 2 adalah ....
kegagal
an A. Wadah yang terbuka menyebabkan
masuknya bakteri yang mematikan
ragi sehingga tidak terjadi proses
fermentasi padasingkong
B. Wadah yang terbuka menyebabkan
suhu udara dalam wadahtidak stabil
sehingga proses fermentasi tapai
singkong terganggu
C. Ragi yang berperan dalam proses
fermentasi tidak dapat berkembang
biak dengan baik karena ada oksigen
98

IP Bentuk IS Soal No Rana Ku


Tes h KB nci

yang masuk
D. Ragi tidak bekerja dengan baik
karena tapai singkong tidak ditutup
daun pisang sehingga tidak terjadi
proses fermentasi
Disajika Tanaman transgenik umumnya
n memiliki sifat-sifat unggul yang
pernyat diinginkan, tetapi ternyata tanaman
aan tersebut dapat merusak ekosistem,
tentang misalnya penanaman tanaman
tanaman transgenik tahan hama dapat
transgen menyebabkan ....
ik,
A. Tanaman di sekitarnya yang
peserta
didik berbeda jenis tumbuh kerdil karena
tanaman transgenik banyak
dapat
menyerap unsur hara 5 C2 C
menent
ukan B. Hewan yang mengonsumsi
tanaman transgenik menjadi mandul
akibat
penana karena terkontaminasi gen asing
C. Dalam waktu yang lama hama
man
menjadi kebal sehingga perlu
tanaman
transgen menggunakan pestisida dosis tinggi
D. Tubuh tanaman transgenik tidak
ik
dapat diuraikan oleh bakteri
tahan sehingga menjadi limbah pertanian
hama
Disajik Hewan transgenik pada awalnya
an digunakan oleh para ilmuwan sebagai
pernya bahan penelitian untuk menemukan
taan jenis penyakit yang menyerang hewan
tentang tertentu dan cara mengatasinya. Kini
hewan para ilmuwan menggunakan teknik
transge rekayasa genetika untuk berbagai
nik, keperluan dalam bidang peternakan,
salah satunya meningkatkan produksi 6 C2 B
peserta
didik susu. Cara untuk meningkatkan
dapat produksi susu menggunakan teknik
menent rekayasa genetika dengan cara ....
ukan A. Memproduksi hormon bovine
cara somatotropin (bST)
untuk B. Menyuntikkan hormon bovine
menin somatotropin (bST) pada sapi perah
99

IP Bentuk IS Soal No Rana Ku


Tes h KB nci

gkatka C. Menambahkan mikroorganisme pada


n susu
produk D. Menggunakan gen pengode enzim
si susu lysostaphin
mengg
unakan
teknik
rekaya
sa
genetik
a

Perhatikan tabel mikroorganisme dan


produk bioteknologi berikut.

No Mikroorganisme Produk Bioteknologi


.
Disajika 1. Saccharomyces Tapai
n daftar cerevisiae
mikroor 2. Aspergillus wentii Tempe
ganisme 3. Rhizopus oryzae Roti
dan 4. Streptococcus Yoghurt
produk thermophillus
biotekn 5. Saccharomyces sp. Alkohol
Menent
ologi, 6. Acetobacter xylinum Nata de Coco
ukan
peserta 7. Thinobacillus Hormon Somatotropin
Mikroo
didik ferroxidans
rganis
PG dapat 8. Lactobacillus 7
Keju Cheedar C4 B
me dan
menent fermentum
produk
ukan 9. E. coli. Tanaman Hama
biotekn
mikroor 10. L. casei dan L. Keju Mozarella
ologi
ganisme fermentum
dan
produk Nama Mikroorganisme dan produk
biotekn bioteknologi yang sesuai pada tabel
ologi adalah nomor……
yang
sesuai A. 1, 2, 3, 6, dan 9
B. 1, 4, 5, 6, dan 10
C. 5, 6, 7, 8, dan 10
D. 1, 4, 6, 8, dan 9
100

IP Bentuk IS Soal No Rana Ku


Tes h KB nci

Disajik Perhatikan beberapa produk bioteknologi


an konvensional berikut.
bebera 1. Tempe
pa 2. Yoghurt
produk 3. Nasi
biotek 4. Singkong
nologi 5. Nata de coco
konven 6. Permen
sional, 7. Cokelat Batang
peserta 8. Keju
9. Tahu
didik 10. Terong
dapat 8 C4 C
menent Produk bioteknologi yang dibuat dengan
ukan bantuan bakteri adalah nomor....
produk
biotek A. 1, 6, 7, dan 9
nologi B. 1, 5, 8, dan 10
berdas C. 1, 2, 5, dan 8
arkan D. 1, 3, 4, dan 7
mikroo
rganis
me
yang
memba
ntu.
Disajik
an Perhatikan daftar makanan berikut.
bebera
pa 1) Roti 5)
jenis Tempe
makan 2) Keju 6) Tahu
an, 3) Susu 7)
peserta Yoghurt
9 C2 C
didik 4) Tapai 8) Selai
dapat
menent Makanan yang merupakan produk
ukan bioteknologi adalah....
makan
an A. 1, 2, dan 3
yang B. 4, 5, dan 6
merup C. 1, 2, dan 7
101

IP Bentuk IS Soal No Rana Ku


Tes h KB nci

akan D. 4, 7, dan 8
produk
biotek
nologi

Disajik
an Perhatikan daftar makanan berikut.
bebera 1) Acar 5)
pa Tempe
jenis 2) Yoghurt 6) Tahu
makan 3) Susu 7) Roti
an, 4) Keju 8)
peserta Tapai

didik Produk makanan


dapat yang dalam
menent pembuatannya
ukan memanfaatkan
produk jamur disamping 10 C3 D
makan ini adalah……..
an
yang A. 1 dan 2
dalam B. 3 dan 4
pembu C. 5 dan 6
atanny D. 7 dan 8
a
meman
faatkan
jamur
Saccha
romyce
s sp.
Peserta Cermatilah tabel berikut ini !
didik No Bahan Mikroorganisme Produk
dapat 1. Kedelai Rhizopus sp. Kecap
mengai 2. Kedelai Aspergillus sp. Tempe
tkan 3. Susu Streptococcus sp. Yoghurt
hubun 4. Susu Lactobacillus sp. 11KejuC3 D
gan 5. Singkong Saccharomyces Tapai
yang sp.
benar
antara Hubungan yang benar antara bahan,
bahan, mikroorganisme dan produknya
102

IP Bentuk IS Soal No Rana Ku


Tes h KB nci

mikroo ditunjukkan oleh nomor……


rganis
me, A. 1 dan 2
dan B. 1 dan 3
produk C. 2 dan 4
nya D. 3 dan 5
dari
tabel
yang
telah
disajik
an
Disajik Mendel telah menemukan bahwa sifat-
an sifat makhluk hidup dapat diturunkan
pernya melalui faktor-faktor keturunan.
taan Penemuan ini selanjutnya
tentang dikembangkan melalui penelitian yang
teknik menghasilkan fakta bahwa DNA
rekaya membawa materi genetik. Melalui
sa perkembangan bioteknologi muncul
genetik teknik rekayasa genetika. Dalam bidang
a, kedokteran teknik rekayasa genetika
peserta dimanfaatkan untuk menghasilkan ....
didik
dapat A.
mengi
A
dentifi
(Ins
kasi 12 C4
ulin
peman
)
faatan
teknik
rekaya B.
sa
genetik
a di
bidang
kedokt
eran C.
103

IP Bentuk IS Soal No Rana Ku


Tes h KB nci

D.

Disajik Vaksin merupakan salah satu produk


an bioteknologi dalam bidang kesehatan.
pernya Vaksin disebut sebagai produk
taan bioteknologi karena
tentang ....
vaksin
sebaga A. Diproduksi dalam skala besar
dengan memanfaatkan
i
mikroorganisme
produk
B. Proses pembuatannya melalui
biotek
teknik rekayasa genetika dengan
nologi
memanfaatkan bakteri
dalam
C. Proses pembuatannya melalui
bidang 13 C2 A
proses fermentasi dengan
keseha
memanfaatkan Saccharomyces
tan,
D. Proses pembuatannya melalui
peserta
teknik rekayasa genetika dengan
didik
memanfaatkan Saccharomyces
dapat
mende
skripsi
kan
prinsip
dasar
bitekn
ologi
104

IP Bentuk IS Soal No Rana Ku


Tes h KB nci

Disajia Kedelai dapat diolah menjadi berbagai


kan jenis makanan seperti kecap dan tempe
bebera dengan menerapkan bioteknologi
pa
pernya
taan,
peserta

didik
dapat
menyi
mpulk konvensional yaitu fermentasi
an Hal ini menunjukkan bahwa dari bahan
bagaim yang sama dapat menghasilkan produk
ana bioteknologi yang berbeda karena ....
14 C2 B
proses A. Kecap dan tempe difermentasikan
Menyi fermen oleh bakteri yang berbeda
mpulka tasi B. Jenis mikroba mengekskresikan
n dapat enzim yang berbeda
berdasa mengh C. Kecap difermentasikan oleh bakteri,
rkan asilkan sedangkan tempedifermentasikan
pernyat PG produk oleh jamur
aan berbed D. Perbedaan lama fermentasi
penerap a menghasilkan jenis produk yang
an dengan berbeda
biotekn
ologi bahan
dasar
yang
sama
Disajik Acar atau sayuran fermentasi dibuat
an dengan bantuan Streptococcus sp. atau
pernya Lactobacillus sp. Bakteri-bakteri tersebut
taan berfungsi untuk mengubah ....
tentang A. Glukosa menjadi asam cuka
proses B. Asam laktat menjadi glukosa
pembu C. Zat gula menjadi asam laktat 15 C1 C
atan D. Alkohol menjadi metana
acar,
peserta
didik
105

IP Bentuk IS Soal No Rana Ku


Tes h KB nci

dapat
membe
ri
argum
entasi
tentang
fungsi
bakteri

dalam
mengh
asilkan
produk
biotek
nologi
Disajika Ketika tapai singkong dibiarkan terlalu
n lama, maka akan terasa pahit. Rasa pahit
pernya pada tapai singkong disebabkan oleh
taan terbentuknya ....
tentang A. Alkohol oleh jamur Saccharomyces
B. Asam cuka oleh bakteri
tapai Acetobacter sp.
singko C. Metana oleh bakteri
ng, Metanobacterium sp.
peserta D. Jamur oleh jamur Aspergillus flavus

didik 16 C2 A
menga
nalisis
penyeb
ab rasa
pahit

pada
tapai
singko
ng
Disajik Yoghurt terbuat dari susu dengan
an menggunakan bakteri Lactobacillus
pernya bulgaricus dan Streptococcus 17 C1 C
taan thermophillus, proses yang terjadi pada
tentang fermentasinya adalah ....
106

IP Bentuk IS Soal No Rana Ku


Tes h KB nci

yoghur
t A. Pengubahan susu menjadi alkohol
dan gula
terbuat
B. Pemisahan lemak menjadi asam
dari
lemak
C. Pada masa inkubasi dihasilkan asam
laktat
susu
D. Penguraian susu menjadi lemak
dengan
berprotein
meman
faatkan
bakteri
,
peserta
didik
menjel
askan
proses

yang
terjadi
p
ada
ferment
asinya
Disajik Dalam membuat adonan roti, diperlukan
an campuran tepung, air, garam, dan ragi.
pernya Kemudian adonan disimpan dalam
taan wadahselama beberapa jam untuk proses
tentang fermentasi. Selama fermentasi, terjadi
proses perubahan kimia pada adonan. Ragi
pembu merupakan jamur bersel satu yang
atan mengubah amilum dan gula dalam
roti, tepung menjadi CO 2 dan alcohol.
peserta
18 C2 B
didik

dapat
menge
mukak
an

alasan
107

IP Bentuk IS Soal No Rana Ku


Tes h KB nci

menga
pa Fermentasi menyebabkan adonan roti
adonan mengembang. Adonanmengembang
karena ....
roti A. Alkohol yang dihasilkan berubah
dapat menjadi gas
menge B. Selama fermentasi dihasilkan gas
mbang CO2
C. Fermentasi mengubah air menjadi
uap air
D. Gula dalam adonan berubah menjadi
gas

Disajik Tumpahan minyak di lautan dapat


an menyebabkan terputusnya rantai
pernya makanan. Jenis bioteknologi yang dapat
taan diterapkan untuk mengatasi tumpahan
tentang minyak tersebut adalah ....
dampa
k A. hibridoma
B. bioremediasi
tumpa
C. rekombinasi
han
minya D. kloning
k

di
lautan,
19 C1 B
peserta
didik
menem
ukan
jenis
biotek
nologi
sebaga
i

solusi
dalam
mengat
asi
pence
108

IP Bentuk IS Soal No Rana Ku


Tes h KB nci

maran
lingku
ngan

Disajik Dampak positif dari bioteknologi adalah


an dapat mengolah limbah sehingga
pernya menjadi tidak berbahaya. Ada bakteri
taan yang berperan dalam pengolahan
tentang limbah tersebut yaitu ....
dampa
k A. Streptococcus thermophillus
B. Thuringiensis
positif
C. Lactobacillus bulgaricus
biotek
D. Pseudomonas sp.
nologi
dalam
pengol
ahan
20 C2 D
limbah
,
peserta
didik
menem
ukan
bakteri
yang
terlibat
dalam
pengol
ahan
limbah
109

Lampiran 4 Soal Pre-Test dan Post-Test

LEMBAR SOAL POST TEST

Satuan Pendidikan : MTs Hasyim Asy’ari

Nama :

Kelas : IX ( )
Materi : Bioteknologi

Waktu Mengerjakan : 1 JP

Petunjuk Umum :
1. Berdoa sebekum mengerjakan soal
2. Tulis identitas anda pada tempat yang telah disediakan
3. Periksa dan baca soal-soal dengan teliti sebelum menjawab
4. Kerjakan soal sesuai dengan petunjuk

Soal Pilihan Ganda


110

Pilihlah jawaban yang kalian anggap paling benar dengan memberikan


tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau pada soal dibawah ini !

6. Perhatikan pernyataan berikut ini.

• Menerapkan proses fermentasi


• Memanfaatkan mikroorganisme secara langsung
• Menghasilkan organisme dengan sifat baru
• Memanipulasi susunan gen
• Memerlukan kondisi gen

Prinsip dalam bioteknologi modern ditunjukkan oleh nomor……

E. 1 dan 2

F. 2 dan 3

G. 2 dan 4

H. 3 dan 4

7. Perhatikan tabel berikut ini !

No. Bioteknologi Konvensional Bioteknologi Modern

Menggunakan peralatan Menggunakan peralatan


1.
yang sederhana yang sudah diperoleh

Menggunakan makhluk Melibatkan rekayasa


2.
hidup secara langsung genetika

Tidak mengubah sifat Mengubah sifat (proses)


3. (proses) pada organisme pada organisme yang
yang digunakan digunakan

Rumit dan memerlukan Sederhana dan mudah


ketelitian dilakukan
4.

Berdasarkan tabel diatas yang menunjukkan perbedaan ciri bioteknologi


konvensional dan bioteknologi modern yang benar adalah….
111

E. 1 dan 2

F. 2 dan 3

G. 1 dan 4

H. 3 dan 4

8. Pernyataan berikut merupakan penerapan prinsip bioteknologi

6. Pembuatan alkohol dengan pemanfaatan Saccharomyces sp.


7. Pembuatan hormone somatotropin dengan pemanfaatan E. coli.
8. Pembuatan nata de coco dengan pemanfaatan Acetobacter xylinum
9. Pemisahan logam dari bijinya dengan pemanfaatan Thinobacillus
ferroxidans
10. Pembuatan tanaman anti hama dengan pemanfaatan E. coli.

Produksi yang menerapkan bioteknologi konvensional adalah……

E. 1, 2, dan 3

F. 1, 3, dan 4

G. 1, 4, dan 5

H. 2, 3, dan 4

9. Dua kelompok peserta didik kelas IX melakukan percobaan pembuatan


tapai singkong dengan langkah-langkah sebagai berikut:

7. Mengupas ingkong dan mencuci hingga bersih


8. Mengukus singkong hingga matang dan ditunggu hingga dingin
9. Menyusun singkong dalam wadah yang telah diberi alas daunpisang
10. Menaburinya dengan ragi
11. Menutup singkong yang telah ditaburi ragi dengan daunpisang di
atasnya
12. Menutup wadah dengan rapat dan tunggu hingga 2 hari

Singkong dibuka dua hari kemudian dan menunjukkan bahwa tapai


singkong milik kelompok 2 belum lunak dan tidak tercium bau alkohol.
Sedangkan tapai singkong milik kelompok 1 lunak dan tercium bau
alkohol. Setelah diselidiki ternyata kelompok 2 tidak menutup bagian atas
112

singkong dengan daun pisang dan wadahnya tidak tertutup dengan rapat.

Pernyataan yang menjelaskan penyebab gagalnya tapai singkong milik


kelompok 2 adalah ....

E. Wadah yang terbuka menyebabkan masuknya bakteri yang mematikan


ragi sehingga tidak terjadi proses fermentasi padasingkong
F. Wadah yang terbuka menyebabkan suhu udara dalam wadah tidak
stabil sehingga proses fermentasi tapai singkong terganggu
G. Ragi yang berperan dalam proses fermentasi tidak dapat berkembang
biak dengan baik karena ada oksigen yang masuk
H. Ragi tidak bekerja dengan baik karena tapai singkong tidak ditutup
daun pisang sehingga tidak terjadi proses fermentasi

10. Tanaman transgenik umumnya memiliki sifat-sifat unggul yang


diinginkan, tetapi ternyata tanaman tersebut dapat merusak ekosistem,
misalnya penanaman tanaman transgenik tahan hama dapat menyebabkan
....

E. Tanaman di sekitarnya yang berbeda jenis tumbuh kerdil karena


tanaman transgenik banyak menyerap unsur hara
F. Hewan yang mengonsumsi tanaman transgenik menjadi mandul
karena terkontaminasi gen asing
G. Dalam waktu yang lama hama menjadi kebal sehingga perlu
menggunakan pestisida dosis tinggi
H. Tubuh tanaman transgenik tidak dapat diuraikan oleh bakteri sehingga
menjadi limbah pertanian

11. Hewan transgenik pada awalnya digunakan oleh para ilmuwan sebagai
bahan penelitian untuk menemukan jenis penyakit yang menyerang hewan
tertentu dan cara mengatasinya. Kini para ilmuwan menggunakan teknik
rekayasa genetika untuk berbagai keperluan dalam bidang peternakan, salah
satunya meningkatkan produksi susu. Cara untuk meningkatkan produksi
susu menggunakan teknik rekayasa genetika dengan cara ....
E. Memproduksi hormon bovine somatotropin (bST)
F. Menyuntikkan hormon bovine somatotropin (bST) pada sapi perah
G. Menambahkan mikroorganisme pada susu
H. Menggunakan gen pengode enzim lysostaphin

12. Perhatikan tabel mikroorganisme dan produk bioteknologi berikut.


113

No Mikroorganisme Produk Bioteknologi


.
1. Saccharomyces cerevisiae Tapai

2. Aspergillus wentii Tempe

3. Rhizopus oryzae Roti


4. Streptococcus thermophillus Yoghurt

5. Saccharomyces sp. Alkohol

6. Acetobacter xylinum Nata de Coco

7. Thinobacillus ferroxidans Hormon Somatotropin

8. Lactobacillus fermentum Keju Cheedar

9. E. coli. Tanaman Hama

10. L. casei dan L. fermentum Keju Mozarella

Nama Mikroorganisme dan produk bioteknologi yang sesuai pada tabel


adalah nomor……

E. 1, 2, 3, 6, dan 9
F. 1, 4, 5, 6, dan 10
G. 5, 6, 7, 8, dan 10
H. 1, 4, 6, 8, dan 9

13. Perhatikan beberapa produk bioteknologi konvensional berikut.


11. Tempe 6. Roti
12. Yoghurt 7. Mentega
13. Kimchi 8. Keju
14. Alkohol 9. Kecap
15. Nata de coco 10. Oncom

Produk bioteknologi yang dibuat dengan bantuan bakteri adalah nomor....

E. 1, 6, 7, dan 9
F. 1, 5, 8, dan 10
114

G. 1, 2, 5, dan 8
H. 1, 3, 4, dan 7

14. Perhatikan daftar makanan berikut.

5) Roti 5) Tempe
6) Keju 6) Tahu
7) Susu 7) Yoghurt
8) Tapai 8) Selai

Makanan yang merupakan produk bioteknologi adalah....

E. 1, 2, dan 3
F. 4, 5, dan 6
G. 1, 2, dan 7
H. 4, 7, dan 8

15. Perhatikan daftar makanan berikut.

5) Acar 5) Tempe
6) Yoghurt 6) Tahu
7) Susu 7) Roti
8) Keju 8) Tapai

Produk makanan yang dalam pembuatannya


memanfaatkan jamur disamping ini
adalah……..

E. 1 dan 2
F. 3 dan 4
G. 5 dan 6
H. 7 dan 8

16. Cermatilah tabel berikut ini !

No Bahan Mikroorganisme Produk

1. Kedelai Rhizopus sp. Kecap


115

2. Kedelai Aspergillus sp. Tempe

3. Susu Streptococcus sp. Yoghurt

4. Susu Lactobacillus sp. Keju

5. Singkong Saccharomyces sp. Tapai

Hubungan yang benar antara bahan, mikroorganisme dan produknya


ditunjukkan oleh nomor……

E. 1 dan 2
F. 1 dan 3
G. 2 dan 4
H. 3 dan 5

17. Mendel telah menemukan bahwa sifat-sifat makhluk hidup dapat diturunkan
melalui faktor-faktor keturunan. Penemuan ini selanjutnya dikembangkan
melalui penelitian yang menghasilkan fakta bahwa DNA membawa materi
genetik. Melalui perkembangan bioteknologi muncul teknik rekayasa
genetika. Dalam bidang kedokteran teknik rekayasa genetika dimanfaatkan
untuk menghasilkan ....

A.
116

B.

C.

D.

18. Vaksin merupakan salah satu produk bioteknologi dalam bidangkesehatan.


117

Vaksin disebut sebagai produk bioteknologi karena....


E. Diproduksi dalam skala besar dengan memanfaatkan
mikroorganisme
F. Proses pembuatannya melalui teknik rekayasa genetika dengan
memanfaatkan bakteri
G. Proses pembuatannya melalui proses fermentasi dengan
memanfaatkan Saccharomyces
H. Proses pembuatannya melalui teknik rekayasa genetika dengan
memanfaatkan Saccharomyces

19. Kedelai dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti kecap dan
tempe dengan menerapkan bioteknologi konvensional yaitu fermentasi

Hal ini menunjukkan bahwa dari bahan yang sama dapat menghasilkan
produk bioteknologi yang berbeda karena ....

E. Kecap dan tempe difermentasikan oleh bakteri yang berbeda


F. Jenis mikroba mengekskresikan enzim yang berbeda
G. Kecap difermentasikan oleh bakteri, sedangkan tempe
difermentasikan oleh jamur
H. Perbedaan lama fermentasi menghasilkan jenis produk yang berbeda

20. Acar atau sayuran fermentasi dibuat dengan bantuanStreptococcus sp. atau
Lactobacillus sp. Bakteri-bakteri tersebut berfungsi untuk mengubah ....

E. Glukosa menjadi asam cuka


F. Asam laktat menjadi glukosa
G. Zat gula menjadi asam laktat
H. Alkohol menjadi metana
118

21. Ketika tapai singkong dibiarkan terlalu lama, maka akan terasa pahit.
Rasa pahit pada tapai singkong disebabkan oleh terbentuknya ....

E. Alkohol oleh jamur Saccharomyces


F. Asam cuka oleh bakteri Acetobacter sp.
G. Metana oleh bakteri Metanobacterium sp.
H. Jamur oleh jamur Aspergillus flavus

22. Yoghurt terbuat dari susu dengan menggunakan bakteri Lactobacillus


bulgaricus dan Streptococcus thermophillus, proses yang terjadi pada
fermentasinya adalah ....

E. Pengubahan susu menjadi alkohol dan gula


F. Pemisahan lemak menjadi asam lemak
G. Pada masa inkubasi dihasilkan asam laktat
H. Penguraian susu menjadi lemak berprotein

23. Dalam membuat adonan roti, diperlukan campuran tepung, air, garam, dan
ragi. Kemudian adonan disimpan dalam wadahselama beberapa jam untuk
proses fermentasi. Selama fermentasi, terjadi perubahan kimia pada
adonan. Ragi merupakan jamur bersel satu yang mengubah amilum dan
gula dalam tepung menjadi CO 2 dan alcohol.

Fermentasi menyebabkan adonan roti mengembang. Adonan


mengembang karena....

E. Alkohol yang dihasilkan berubah menjadi gas


F. Selama fermentasi dihasilkan gas CO2
G. Fermentasi mengubah air menjadi uap air
119

H. Gula dalam adonan berubah menjadi gas

24. Tumpahan minyak di lautan dapat menyebabkan terputusnya rantai


makanan. Jenis bioteknologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi
tumpahan minyak tersebut adalah ....

E. hibridoma
F. bioremediasi
G. rekombinasi
H. kloning

25. Dampak positif dari bioteknologi adalah dapat mengolah limbah sehingga
menjadi tidak berbahaya. Ada bakteri yang berperan dalam pengolahan
limbah tersebut yaitu ....

E. Streptococcus thermophillus
F. Thuringiensis
G. Lactobacillus bulgaricus
H. Pseudomonas sp.

Lampiran 5 Lembar Observasi Kegiatan Guru


Kelas Eksperimen

Nama :
Lokasi :
Skor
No. Aspek yang diskor
1 2 3 4

A. Kegiatan Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam

2. Guru meminta siswa untuk berdoa


Guru menanyakan kabar dan
3.
mengecek kehadiran siswa
120

Skor
No. Aspek yang diskor
1 2 3 4
Guru memberikan apersepsi dan
4. mengecek kemampuan awal peserta
didik
Guru menanyakan pemahaman awal
5.
dengan kuis
Guru menyampaikan tujuan
6. pembelajaran dan manfaat
pembelajaran
Guru menyampaikan garis besar
7. kegiatan yang akan dilakukan peserta
didik
Guru menyampaikan peskoran yang
8.
akan dilaksanakan

B. Kegiatan Inti

Guru membawa 5 bahan pangan dan


1.
menunjukkan kepada peserta didik
Guru menanyakan “manakah yang
2. merupakan bahan pangan
bioteknologi”
Guru menanyakan “mengapa kedelai
3.
menjadi tempe”
Guru membimbing peserta didik untuk
4.
berkelompok

5. Guru membagikan LKPD

Guru membimbing peserta didik


6.
merumuskan masalah
Guru membimbing peserta didik
7.
membuat hipotesis
Guru membantu peserta didik
8.
menyiapkan bahan dan alat
Guru membimbing peserta didik dalam
9.
melakukan percobaan
Guru membimbing peserta didik untuk
10. mengumpulkan data dan menganalisis
data
Guru membimbing peserta didik untuk
11.
menarik kesimpulan
121

Skor
No. Aspek yang diskor
1 2 3 4
Guru memperkuat materi bioteknologi
12.
melalui power point

C. Kegiatan Penutup

Guru menyimpukan pembelajaran hari


1.
ini
Guru menginformasikan kegiatan
2.
pembelajaran selanjutnya
Guru memberikan pesan dan motivasi
3.
semangat belajar
Guru menutup pembelajaran dengan
4.
doa

Kelas Kontrol

Nama :
Lokasi :
Skor
No. Aspek yang diskor
1 2 3 4

D. Kegiatan Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam

2. Guru meminta siswa untuk berdoa


122

Skor
No. Aspek yang diskor
1 2 3 4
Guru menanyakan kabar dan
3.
mengecek kehadiran siswa
Guru memberikan apersepsi dan
4. mengecek kemampuan awal peserta
didik
Guru menanyakan pemahaman awal
5.
dengan kuis
Guru menyampaikan tujuan
6. pembelajaran dan manfaat
pembelajaran
Guru menyampaikan garis besar
7. kegiatan yang akan dilakukan peserta
didik
Guru menyampaikan peskoran yang
8.
akan dilaksanakan

E. Kegiatan Inti

Guru meminta siswa untuk mengamati


1. dan melihat perbedaan tempe dan
singkong
Guru menjelaskan materi bioteknologi
2.
pada powerpoint
Guru membimbing pertanyaan yang
3.
berkaitan dengan tujuan pembelajaran
Guru membimbing peserta didik untuk
4.
berkelompok

5. Guru membagikan LKPD

Guru membimbing peserta didik


6.
mengerjakan LKPD
Guru membimbing kegiatan diskusi
7.
berkelompok
Guru membimbing tanya jawab
8.
terhadap presentasi kelompok
Guru membimbing peserta didik dalam
9.
menarik kesimpulan

F. Kegiatan Penutup
123

Skor
No. Aspek yang diskor
1 2 3 4
Guru menyimpukan pembelajaran hari
1.
ini
Guru menginformasikan kegiatan
2.
pembelajaran selanjutnya
Guru memberikan pesan dan motivasi
3.
semangat belajar
Guru menutup pembelajaran dengan
4.
doa

Lampiran 6 Lembar Observasi Aktivitas Peserta didik


Kelas Eksperimen

Nama :
Lokasi :
Skor
No. Aspek yang diskor
1 2 3 4

G. Kegiatan Pendahuluan
124

Skor
No. Aspek yang diskor
1 2 3 4
1. Peserta didik mengucapkan salam

Salah satu peserta didik memimpin


2.
untuk berdoa
Peserta didik menjawab kabar dan
3. mengucapkan “hadir” ketika absensi
berlangsung
Peserta didik menjawab apersepsi
4. yang berkaitan pada kehidupan sehari-
hari
Peserta didik mengerjakan kuis yang
5.
diberikan untuk pemahaman awal
Peserta didik menyimak penjelasan
6. guru tentang tujuan dan manfaat
pembelajaran
Peserta didik menyimak penyampaian
7. garis besar dan peskoran ketika
pembelajaran

H. Kegiatan Inti

Peserta didik mengamati 5 bahan yang


1.
dibawa oleh guru
Peserta didik menjawab pertanyaan
tentang “manakah diantara 5 bahan
2.
yang termasuk bahan pangan
bioteknologi”
Peserta didik menjawab pertanyaan
3. guru terkait “mengapa kedelai menjadi
tempe”
Peserta didik membuat kelompok dan
4.
menerima LKPD

6. Peserta didik merumuskan masalah

7. Peserta didik membuat hipotesis

Peserta didik menyiapkan alat dan


8.
bahan

9. Peserta didik melakukan percobaan


125

Skor
No. Aspek yang diskor
1 2 3 4
Peserta didik mengumpulkan data dan
10.
menganalisis data

11. Peserta didik menarik kesimpulan

Peserta didik menyimak penjelasan


12.
guru pada powerpoint

I. Kegiatan Penutup

Peserta didik menyimpukan


1.
pembelajaran hari ini
Peserta didik menyimak informasi
2.
terkait pembelajaran selanjutnya
Peserta didik menyimak pesan agar
3.
termotivasi ketika belajar
Peserta didik berdoa untuk menutup
4.
pembelajaran

Kelas Kontrol

Nama :
Lokasi :
Skor
No. Aspek yang diskor
1 2 3 4

J. Kegiatan Pendahuluan
126

Skor
No. Aspek yang diskor
1 2 3 4
1. Peserta didik menjawab salam
Salah satu peserta didik memimpin
2.
untuk berdoa
Peserta didik menjawab kabar dan
3. mengucapkan “hadir” ketika absensi
berlangsung
Peserta didik menjawab apersepsi
4. yang berkaitan pada kehidupan sehari-
hari
Peserta didik mengerjakan kuis yang
5.
diberikan untuk pemahaman awal
Peserta didik menyimak penjelasan
6. guru tentang tujuan dan manfaat
pembelajaran
Peserta didik menyimak penyampaian
7. garis besar dan peskoran ketika
pembelajaran

K. Kegiatan Inti

Peserta didik mengamati dan melihat


1.
perbedaan tempe dan singkong
Peserta didik menyimak penjelasan
2.
materi bioteknologi pada powerpoint
Peserta didik menanyakan penjelasan
3. yang kurang paham terkait materi
yang telah disampaikan
Peserta didik mengamati video
4.
pembuatan tempe dengan baik
Peserta didik membuat kelompok dan
5.
menerima LKPD

6. Peserta didik mengerjakan LKPD

Peserta didik berdiskusi untuk


7.
mengerjakan LKPD
Peserta didik melakukan presentasi
8.
hasil LKPD
Peserta didik melakukan tanya jawab
9.
terhadap presentasi kelompok
127

Skor
No. Aspek yang diskor
1 2 3 4

10. Peserta didik menarik kesimpulan

L. Kegiatan Penutup

Peserta didik menyimpukan


1.
pembelajaran hari ini
Peserta didik menyimak kegiatan
2.
pembelajaran selanjutnya
Peserta didik menyimak pesan agar
3.
termotivasi ketika belajar
Peserta didik berdoa untuk menutup
4.
pembelajaran

Lampiran 7 Angket Metakognitif


Nama :
Kelas :
Petunjuk Pengisian
128

1) Pernyataan-pernyataan dibawah ini masing-masing nomor disediakan

pilihan jawaban sebanyak 4 pilihan. Tidak ada satu pilihan pun yang salah.

Anda hendaknya memilih satu diantara 4 pilihan yang ada menurut

keyakinan anda sendiri.

2) Jawablah dengan memberi tanda centang (√) pada lembar jawaban yang

telah disediakan sesuai dengan alternatif jawaban yang anda pilih.

Tidak Pernah Jarang Sering Selalu

Tidak Pernah = 1 Sering =3

Jarang =2 Selalu =4

Tanggapan
No Pernyataan Tidak Jarang Sering Selalu
Pernah
1. Saya bertanya pada diri sendiri
secara berkala apakah saya
memenuhi tujuan saya
2. Saya mempertimbangkan beberapa
alternatif untuk suatu masalah
sebelum saya menjawab
3. Saya mencoba menggunakan
strategi yang telah berhasil di masa
lalu
4. Saya mengatur langkah sendiri
ketika belajar agar mempunyai
cukup waktu
5. Saya memahami kekuatan dan
kelemahan intelektual saya
129

Tanggapan
No Pernyataan Tidak Jarang Sering Selalu
Pernah
6. Saya berpikir tentang apa yang
benar-benar perlu saya pelajari
sebelum saya memulai tugas
7. Saya tahu seberapa baik yang saya
lakukan setelah menyelesaikan tes
8. Saya menyusun tjuan tertentu
sebelum memulai tugas
9. Saya lambat dalam menemukan
informasi yang penting
10. Saya tahu informasi apa yang paling
penting untuk dipelajari
11. Saya bertanya pada diri sendiri
apakah saya telah
mempertimbangkan semua opsi saat
memecahkan masalah
12. Saya pandai mengatur informasi
13. Saya secara sadar memusatkan
perhatian saya pada informasi
penting
14. Saya memiliki tujuan khusus untuk
setiap strategi yang saya gunakan
15. Saya belajar paling baik ketika saya
tahu sesuatu tentang topik itu
16. Saya tahu apa yang guru harapkan
untuk saya pelajari
17. Saya pandai menngingat suatu
informasi
130

Tanggapan
No Pernyataan Tidak Jarang Sering Selalu
Pernah
18. Saya menggunakan strategi
pembelajaran yang berbeda
tergantung pada situasinya
19. Saya bertanya pada diri sendiri
apakah ad acara yang lebih mudah
untuk melakukan sesuatu setelah
saya menyelesaikan tugas
20. Saya memiliki kendali atas seberapa
baik saya belajar
21. Saya meninjau secara berkala untuk
membantu saya memahami suatu
hubungan yang penting
22. Saya bertanya pada diri sendiri
tentang materi sebelum saya
memulai
23. Saya memikirkan beberapa cara
untuk menyelesaikan masalah dan
memilih yang terbaik
24. Saya saya meringkas apa yang telah
saya pelajari setelah saya selesai
25. Saya meminta bantuan orang lain
ketika saya tidak mengerti sesuatu
26. Saya dapat memotivasi diri saya
untuk belajar ketika saya perlu
27. Saya menyadari strategi apa yang
saya gunakan ketika saya belajar
131

Tanggapan
No Pernyataan Tidak Jarang Sering Selalu
Pernah
28. Saya mengetahui diri saya dapat
menganalisis kegunaan strategi
ketika saya belajar
29. Saya menggunakan daya intelektual
saya untuk mengkompensasi
kelemahan saya
30. Saya fokus pada makna dan
pentingnya informasi baru
31. Saya membuat contoh sendiri untuk
membuat informasi lebih bermakna
32. Saya saya dapat meskor seberapa
baik saya memahami sesuatu
33. Saya mengetahui diri saya dapat
menggunakan strategi pembelajaran
yang bermanfaat secara otomatis
34. Saya mengetahui diri saya berhenti
secara teratur untuk memeriksa
pemahaman saya
35. Saya tahu kapan strategi
pembelajaran paling efektif ketika
saya belajar
36. Saya bertanya pada diri sendiri
seberapa baik saya mencapai tujuan
setelah saya selesai
37. Saya menggambar foto-foto atau
diagram untuk membantu saya
dalam memahami pelajaran
132

Tanggapan
No Pernyataan Tidak Jarang Sering Selalu
Pernah
38. Saya bertanya pada diri sendiri
apakah saya telah
mempertimbangkan semua opsi
setelah saya menyelesaikan masalah
39. Saya mencoba menerjemahkan
informasi baru ke dalam kata-kata
saya sendiri
40. saya mengubah strategi ketika saya
gagal dalam memahami
41. Saya menggunakan teks yang saya
pahami untuk membantu saya
belajar
42. Saya membaca intruksi secara
seksama sebelum memulai tugas
43. Saya bertanya pada diri sendiri
apakah teks yang sudah saya baca
berkaitan dengan apa yang sudah
saya ketahui
44. Saya mengevaluasi kembali asumsi
saya ketika bingung
45. Saya mengatur waktu saya untuk
mencapai tujuan saya
46. Saya belajar lebih banyak ketika
saya tertarik dengan topiknya
47. Saya mencoba belajar dengan
membagi materi pelajaran tersebut
menjadi beberapa bagian kecil
133

Tanggapan
No Pernyataan Tidak Jarang Sering Selalu
Pernah
48. Saya fokus pada makna keseluruhan
daripada makna spesifik
49. Saya bertanya pada diri sendiri
tentang seberapa baik yang saya
lakukan saat saya belajar sesuatu
yang baru
50. Saya bertanya pada diri sendiri
apakah saya bisa belajar sebanyak
mungkin setelah saya
menyelesaikan tugas
51. Saya berhenti dan kembali mencari
informasi baru yang tidak jelas
52. Saya berhenti dan membaca lagi
ketika saya bingung
134

Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Ahli


Lembar Validitas Ahli Pendidikan
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148

Lembar Validasi Ahli Praktisi


149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162

Lampiran 9 Hasil Uji SPSS

Uji Normalitas

Pre- Test Kontrol Pre-Test Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PRE-
TEST PRE-
KONTR TEST
OL EKSPERI
MEN
N 27
N 27
Normal Mean 23.89 Normal Mean 29.63
Parametersa
Std. Parametersa
13.960 Std. Deviation 12.163
Deviation
Most Extreme Absolute .167
Most Extreme Absolute .165 Differences
Differences Positive .167
Positive .165 Negative -.082
Negative -.086 Kolmogorov-Smirnov Z .867
Asymp. Sig. (2-tailed) .440
Kolmogorov-Smirnov Z .859
a. Test distribution is Normal.
Asymp. Sig. (2-tailed) .452
a. Test distribution is Normal.

Post-Test Kontrol Post-Test Eksperimen


One-Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Test POST-
POST- TEST
TEST EKSPE
KONTR RIMEN
OL N 27
N 27 Normal Mean 69.26
Normal Mean 28.70 Parametersa Std.
Parametersa 20.972
Std. Deviation 13.344 Deviation
Most Extreme Absolute .128 Most Extreme Absolute .218
Differences Differences
Positive .128 Positive .124
Negative -.078 Negative -.218
Kolmogorov-Smirnov Z .664 Kolmogorov-Smirnov Z 1.132
Asymp. Sig. (2-tailed) .770 Asymp. Sig. (2-tailed) .154
a. Test distribution is Normal. a. Test distribution is
Normal.
163

Uji Homogenitas

Pre-Test

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.


Hasil Pre-Test Based on Mean .483 1 52 .490
Based on Median .213 1 52 .647
Based on Median and with .213 1 51.433 .647
adjusted df
Based on trimmed mean .441 1 52 .510

Post-Test

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Hasil Post-test Based on Mean 2.634 1 52 .111

Based on Median 1.189 1 52 .281

Based on Median and with


1.189 1 40.577 .282
adjusted df

Based on trimmed mean 2.016 1 52 .162


164

Pre-Test

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean A

Hasil Pre-Test Kelas Kontrol 27 23.89 13.960 2.687

Kelas Eksperimen 27 29.63 12.163 2.341

Independent sample t-test

Equal variancess asumsed .113

Equal variancess not asumsed .113

Post-test

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Hasil Post-test Kelas Kontrol 27 28.70 13.344 2.568

Kelas Eksperimen 27 69.26 20.972 4.036

Independent sample t-test

Equal variancess asumsed .000

Equal variancess not asumsed .000


165

Descriptives

Kelas Statistic Std. Error


NGain_Score Kontrol Mean .0368 .05518
95% Confidence Interval for Lower Bound -.0767
Mean
Upper Bound .1502
5% Trimmed Mean .0756

Median .0625

Variance .082
Std. Deviation .28675
Minimum -1.25
Maximum .36
Range 1.61
Interquartile Range .17
Skewness -3.624 .448
Kurtosis 16.461 .872
Eksperimen Mean .5739 .04720
95% Confidence Interval for Lower Bound .4769
Mean
Upper Bound .6709
5% Trimmed Mean .5865
Median .6250
Variance .060

Std. Deviation .24528

Minimum .00
Maximum .92
Range .92
Interquartile Range .25
Skewness -.982 .448
Kurtosis .261 .872
166

Lampiran 10 Hasil Angket Metakognitif


167
168
169
170
171

Lampiran 11 Lembar Observasi


172
173
174
175

Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian


176

Lampiran 13 LKPD Metakognitif


177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188

Lampiran 14 Hasil Pre-test dan Post-Test

Pre test Post test


kontrol eksperimen Kontrol Eksperimen
20 20 25 60
35 35 25 75
35 30 45 80
20 30 15 80
15 20 15 40
20 15 40 60
45 25 65 90
30 35 50 85
10 45 20 70
10 15 30 25
35 50 35 75
10 25 35 80
5 10 5 10
15 25 20 30
60 45 10 60
30 50 40 80
25 20 30 85
40 25 30 75
45 55 45 90
15 20 20 70
20 40 20 85
30 20 35 60
20 25 25 75
10 40 25 95
0 15 20 85
15 30 15 80
30 35 35 70
189

Lampiran 15 Dokumentasi

Membagikan Pre-Test Menjelaskan Materi

Mengerjakn LKPD Mengerjakan Post-Test


190

Membagikan LKPD

Anda mungkin juga menyukai