ABSTRAK
Keton memiliki struktur dan tata juga mengalami reaksi yang disebut
nama yang mengandung gugus adisi nukleofilik (Chang, 2003).
karbonil, tata nama keton adalah alkil
keton atau propanon. Keton larut
dalam air dan titik didihnya sebanding
dengan kenaikan berat molekul
(Basri, 2003). gambar 1.2 struktur keton
Senyawa keton yang
Prinsip percobaan yang
digunakan pada percobaan ini adalah
digunakan pada praktikum ini untuk
Aseton. Aseton merupakan senyawa
membedakan senyawa aldehid dan
kimia yang memiliki rumus kimia
keton dengan cara mereaksikan
(CH3COCH3) dengan Aroma mint.
beberapa senyawa yang diidentifikasi
Aseton merupakan zat cair yang tidak
terdapat aldehid dan keton dengan
memiliki warna, mudah menguap,
beberapa uji yang dapat
mudah terbakar, dan memiliki sifat
membedakannya. Percobaan kali ini
yang polar. Aseton memiliki rasa
menggunakan metode kualitatif.
yang manis, memiliki titik didih 56°C
Percobaan ini dilakukan uji dengan
dan titik lebur -84°C. Aseton biasanya
pereaksi untuk mengetahui perubahan
digunakan sebagai pelarut organik
yang terjadi pada senyawa aldehid
dan bahan mentah pembuatan
dan keton, lalu diamati perubahannya.
senyawa organik. Aseton memiliki
Macam-macam uji yang digunakan
massa molar 58,089 g/mol dan
pada percobaan ini adalah Uji Tollen,
densitas 784 kg/m3 (Mulyono,2015).
Uji Shiff, Uji Fehling, Uji Benedict,
Keton juga dapat dibuat melalui
Uji NaOH, dan Uji Polimerisasi.
oksidasi alkohol sekunder, hidrasi
Senyawa aldehid dan keton
alkuna, asilasi Friedel-Crafts,
merupakan senyawa yang
ozonilisis alkena, dan pembuatan
mengandung gugus karbonil selain
keton nitril (Ikhsan dan Damayanti,
itu, terdapat gugus H pada aldehid
2009). Keton biasanya kurang reaktif
dari gugus alkil pada keton.
dibandingkan dengan aldehid. Keton
Formaldehida dan aseton direaksikan
pada masing-masing uji tersebut.
Perkiraan hasil pada percobaan ini Reagen Fehling A dan B, dan Reagen
adalah Uji Tollens akan membentuk Shiff.
cermin merah pada hasilnya, Uji Shiff
akan menghasilkan perubahan warna, PROSEDUR KERJA
Uji Fehling akan menghasilkan Uji Tollen
endapan berupa gel, Uji Benedict Benzaldehid dan Aseton
akan menghasilkan perubahan warna, sebanyak 2 mL dimasukkan kedalam
dan Uji Polimerisasi menyebabkan tabung reaksi yang berbeda.
perubahan suhu. Semakin besar Kemudian 1 mL pereaksi Tollen
muatan pada atom karbon, maka ditambahkan kedalam tabung reaksi,
senyawanya semakin reaktif. lalu perubahan yang terjadi diamati
dan dicatat.
METODOLOGI Uji Shiff
Alat dan Bahan Benzaldehid dan Aseton
Alat-alat yang digunakan pada sebanyak 2 mL dimasukkan kedalam
percobaan praktikum ini adalah tabung reaksi yang berbeda. Pereaksi
Batang pengaduk, Beaker Glass 50 Shiff ditambahkan sebanyak 1 mL ke
mL, Beaker Glass 100 mL, Beaker tabung reaksi. Setelah itu, perubahan
Glass 200 mL, Bulb, Kawat kasa, yang terjadi diamati dan dicatat.
Kaki tiga, Labu ukur, Pipet tetes, Rak Uji Fehling
tabung reaksi, Spirtus, dan Tabung Benzaldehid dan Aseton
Reaksi. sebanyak 2 mL dimasukkan kedalam
Bahan-bahan yang digunakan tabung reaksi yang berbeda. Reagen
dalam percobaan praktikum ini Fehling A dan B sebanyak 1 mL
adalah 2,4-dinitrofenilhidrazin, dimasukkan ke dalam setiap tabung
Akuades (H2O), Amonium reaksi lalu diaduk dengan sempurna.
Hidroksida (NH4OH), Asam Sulfat Setelah itu, larutan dipanaskan dalam
(H2SO4), Aseton (CH3COCH3), Waterbath hingga mendidih agar
Benzaldehid, Natrium Hidroksida reaksi sempurna. Perubahan yang
(NaOH), Perak Nitrat (AgNO3), terjadi diamati dan dicatat.
Pereaksi Tollen, Reagen Benedict, Uji Benedict
Aseton merupakan zat cair yang tidak dibandingkan dengan keton terhadap
memiliki warna, mudah menguap, adisi nukleofilik (Raymond, 2009).
mudah terbakar, dan memiliki sifat
Uji Tollen
yang polar. Aseton memiliki rasa
Uji Tollen merupakan salah
yang manis, memiliki titik didih 56°C
satu uji yang digunakan untuk
dan titik lebur -84°C. Aseton biasanya
membedakan senyawa aldehid dan
digunakan sebagai pelarut organik
keton dalam suatu sampel yaitu
dan bahan mentah pembuatan
dengan menggunakan pereaksi tollen
senyawa organik. Aseton memiliki
yang akan menimbulkan reaksi
massa molar 58,089 g/mol dan
reduksi-oksidasi. Biasanya Uji Tollen
densitas 784 kg/m3 (Mulyono,2015).
digunakan untuk mendeteksi adanya
Keton juga dapat dibuat melalui
senyawa aldehid pada sampel yang
oksidasi alkohol sekunder, hidrasi
digunakan (Acton, 2017). Pereaksi
alkuna, asilasi Friedel-Crafts,
tollen pada percobaan ini digunakan
ozonilisis alkena, dan pembuatan
sebagai oksidator ringan (Martin,
keton nitril (Ikhsan dan Damayanti,
2012).
2009). Keton biasanya kurang reaktif
Prinsip uji tollens adalah
dibandingkan dengan aldehid. Keton
digunakan untuk membedakan
juga mengalami reaksi yang disebut
senyawa aldehid dan keton dalam
adisi nukleofilik (Chang, 2003).
suatu sampel dengan menambahkan
Perbedaan dari aldehid dan
reagen tollens yaitu AgNO3 dimana
keton antara lain senyawa Aldehid
akan terjadi reaksi reduksi-oksidasi.
mengandung sebuah gugus karbonil
Aldehid dioksidasi menjadi anion
yang terikat pada sebuah atau dua
karboksilat, ion Ag+ dalam reagensia
buah atom hidrogen sedangkan keton
tollens akan direduksi menjadi Ag.
yaitu senyawa organik yang
Uji positif ditandai dengan
mempunyai sebuah gugus karbonil
terbentuknya cermin perak pada
terikat pada dua buah gugus alkil.
dinding tabung reaksi (Acton, 2013).
Aldehida mudah teroksidasi,
Benzaldehida merupakan
sedangkan keton tidak mudah
senyawa yang memiliki rumus kimia
teroksidasi. Aldehida lebih reaktif
(C7H6O) yang terdiri dari cincin
gambar 3.3. Struktur Perak Nitrat (Sudarmo, 2006). Sesuai hasil yang
dihasilkan, harusnya aseton akan
Langkah kerja yang dilakukan
bereaksi dengan pereaksi tollen, tetapi
yaitu 10 tetes benzaldehid
pada hasil percobaan aseton tidak
dimasukkan kedalam tabung reaksi,
menunjukkan hasil yang positif (Sari,
kamudian ditambahkan 10 tetes
2010).
pereaksi tollen. Perubahan yang
terjadi yaitu suhu pada benzaldehid
naik menjadi hangat, kemudian pada
penambahan ke-15 tetes benzaldehid
membentuk 2 fasa. Aseton
dimasukkan kedalam tabung reaksi
sebanyak 10 tetes. Kemudian
ditambahkan pereaksi tollens gambar 3.4. Uji Tollen
sebanyak 5 tetes, aseton membentuk 2
Uji Shiff
fasa. Fungsi dari penambahan
Uji shiff merupakan salah satu
pereaksi tollens untuk
uji yang dilakukan untuk mendeteksi
mengidentifikasi aldehid, asam
adanya senyawa dengan gugus
karboksilat dan keton berdasarkan
aldehida dan keton. Biasanya,
perubahan yang terjadi sebagai
pereaksi shiff merupakan larutan
pengoksidator ringan (Martin, 2012).
funchsin asam didalam air yang telah
Hasil yang diperoleh pada
didekolorisasi dengan gas SO2.
percobaan ini yaitu dan aseton
Komposisi dari pereaksi shiff
menunjukkan reaksi negatif. Menurut
biasanya adalah funchsin, sodium
literatur pada umumnya uji tollen
metabisulfite dan Asam Klorida
terhadap benzaldehid akan
(HCl) (Martin, 2012). Prinsip
menghasilkan cermin merah (positif).
pereaksi Shiff digunakan untuk
Literatur menyebutkan bahwa
keton dalam suatu sampel dengan lemah (Fitri, 2020). Setelah itu,
menambahkan reagen fehling A dan larutan dipanaskan di dalam Gelas
reagen fehling B. Dimana fehling A Beaker hingga mendidih sehingga
adalah larutan CuSO4, sedangkan reaksi terjadi dengan sempurna.
Fehling B merupakan campuran Fungsi dilakukannya Pemanasan
larutan NaOH dan kalium natrium karena pereaksi fehling kurang stabil
tartrat. Pereaksi fehling dibuat dengan pada larutan yang dingin (suhu
mencampurkan kedua larutan tersebut rendah) sehingga dibutuhkan
sehingga, diperoleh larutan berwarna pemanasan agar mempercepat reaksi
biru tua. Dalam pereaksi fehling, ion dan fehling stabil (Fessenden dan
Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Fessenden, 1986).
Aldehid dioksidasi membentuk asam Hasil yang diperoleh dari
2+
karboksilat, sementara ion Cu akan percobaan benzaldehid dan aseton ini
+
tereduksi menjadi Cu . Hasil uji yaitu negatif. Menurut literatur, ion
menunjukkan reaksi positif apabila Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks.
dalam suatu sampel ketika mendidih Aldehid dioksidasi membentuk asam
terbentuk endapan berwarna merah karboksilat, sementara ion Cu2+ akan
bata (CuO) (Raymond, 2009). tereduksi menjadi Cu+. Hasil uji
Benzaldehid dan Aseton menunjukkan reaksi positif apabila
sebanyak 10 tetes dimasukkan dalam suatu sampel ketika mendidih
kedalam tabung reaksi yang berbeda. terbentuk endapan berwarna merah
Kemudian, Reagen Fehling A bata (CuO) (Raymond, 2009).
dimasukkan sebanyak masing-masing Sedangkan pada Aseton literatur
15 tetes dan Reagen Fehling B menyebutkan bahwa aseton tidak
sebanyak 10 tetes masing-masing akan bereaksi dengan pereaksi fehling
dimasukkan ke dalam setiap tabung dikarenakan aseton merupakan gugus
reaksi. Tujuan ditambahkannya keton dan tidak memiliki gugus OH
reagen Fehling A dan B yaitu untuk atau H yang tidak berikatan
membedakan senyawa aldehid, keton, (Sudarmo, 2006).
dan asam karboksilat karena fehling
A dan B merupakan pengoksidator
Daftar Pustaka
Acton, Q. A., 2013, Aldehid-Keton
Transformaces
Advancesm Research
and Application,
Sholaredition, Alanta.
gambar 3.15. Uji Polimerisasi
Ahmadi, M., dan Seyedin, S.H., 2019,
Kesimpulan Investigation of NaOH
Berdasarkan percobaan yang Properties, Production and
telah dilakukan, dapat disimpulkan Sale Mark In The World,
bahwa aldehid dan keton merupakan Journal of Multidiplanary
senyawa yang memiliki gugus Engineering Science And
karbonil pada gugus alkil. Perbedaan Technology, 6 (10) ; 10809.
dari aldehid dan keton adalah Ali, P., Samadi, M. T., Azarian, G.,
kemampuannya untuk mengoksidasi Seifipour, F., Huang,
pada suatu sampel yang mengandung C. P., & Yang, X.,
gugus tersebut. Aldehid dan Keton 2015, The Formation
dapat dibedakan dengan melakukan of Aldehydes and
uji tollen, uji shiff, uji fehling, uji Ketone Ozonation by
benedict, uji NaOH, dan uji Products and Their
polimerisasi. Berdasarkan percobaan Variation Through
yang telah dilakukan bahwa senyawa General Water
yang mengandung gugus aldehid Treatment Plant in
masih dapat teroksidasi oleh Hamadan, Iran,
pengoksidator lemah. Sedangkan Global NEST Journal,
senyawa yang mengandung gugus 17(4):682- 691.
keton tidak dapat bereaksi pada Amri L.A., Hendrasmana M.F.,
oksidator lemah. Qosimah D., 2020, Toksitasi
Larutan Perak Nitrat (AgSO3)
pada Mencit Balb-C
Berdasarkan Kadar SGPT dan
Jurnal