Anda di halaman 1dari 114

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA

HARAPAN (PKH) TAHUN 2019-2022 DI KELURAHAN


TUGUJAYA KECAMATAN CIHIDEUNG
KOTA TASIKMALAYA

SKRIPSI
Dijukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Dalam Mengikuti Ujian Sidang Sarjana Strata Satu
Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:
Intania Mustika Belahimsha
193522154

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI


YPPT PRIATIM TASIKMALAYA
2023
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SIDANG SARJANA SATRA SATU

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA


HARAPAN (PKH) TAHUN 2019-2022 DI KELURAHAN
TUGUJAYA KECAMATAN CIHIDEUNG
KOTA TASIKMALAYA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Dalam Mengikuti Ujian Sarjana Sastra Satu
Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:
Intania Mustika Belahimsha
193522154

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Agus Fatah Hidayat S.IP., M.Si Deni Sudrajat S.Sos., M.Si

iii
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI)
SEMINAR USULAN PENELITIAN

NAMA MAHASISWA : INTANIA MUSTIKA BELAHIMSHA


NPM : 193522154
TANGGAL SEMINAR : JUM’AT, 17 FEBRUARI 2023
JUDUL UP : EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM
KELUARGA HARAPAN (PKH) TAHUN 2019-2022 DI KELURAHAN
TUGUJAYA KECAMATAN CIHIDEUNG KOTA TASIKMALAYA
TELAH DIREVISI, DISETUJUI OLEH TIM PEMBAHAS DAN TIM
PEMBIMBING DIPERKENANKAN UNTUK MELAKSANAKAN
PENELITIAN LAPANGAN DAN MELANJUTKAN PELNULIASA SKRIPSI.

NO NAMA DOSEN PEMBAHAS TANDA TANGAN

1. DR. H. AGUS FATAH HIDAYAT, S.IP, M.Si

2. Dr. ASTRI SITI FATIMAH, Sos, M.Si

3. YANTI HERYANTI, S.Sos, M.Si

4. ACEP HILMAN, S.Sos, MAB

TASIKMALAYA, 2023
MENGETAHUI DAN MENYETUJUI
TIM PEMBIMBING,

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

DR. AGUS FATAH HIDAYAT S.IP., M.Si DENI SUDRAJAT S.Sos., M.Si

iv
LEMBAR PERBAIKAN (REVISI)
SEMINAR USULAN PENELITIAN

Keterangan
Nama Dosen
No Catatan Perbaikan Tidak TandaTangan
Pembahas Diperbaiki
Diperbaiki
1. Perbaiki
kegunaan
penelitian
2. Tambahkan
keterkaitan
Dr. Astri Siti program dengan
1. Fatimah, kebijakan public
S.Sos, M.Si dan derivate
kebijakan
3. Perbaiki BAB
III
4. Perbaiki Daftar
Pustaka
1. Perbaiki
penulisan sesuai
Dr. H. Agus
dengan buku
Fatah
2. pedoman
Hidayat,
2. Perhatikan
S.IP, M.Si
masukan dari
pembahas lain
1. Perbaiki
Permasalahan
Yanti 2. Perbaiki
3. Heryanti, Kerangka
S.Sos, M.Si Pemikiran
3. Perbaiki
Parameter
4. Acep 1. Perkuat
Hilman, permasalahan
S.Sos, MAB dengan data-
data
2. Perbaiki daftar

v
pustaka
3. Diperbanyak
referensi jurnal

Tasikamalaya, 2023

Penulis,

Intania Mustika Belahimsha


193522154

vi
“Rasa malu bukanlah suatu yang harus diperbaiki. Itu adalah semacam
kebahagian yang muncul dari perasaan rendah hati dan rasa suka akan
kesendirian”
-Smile Brush

vii
ABSTRAK
Program Keluarga Harapan atau yang sering disebut dengan PKH adalah program
asistensisosial kepada rumah tangga yang memenuhi kualifikasi tertentu dengan
memberlakukan persyaratan dalam rangka untuk mengubah perilaku miskin.
Program sebagaimana dimaksud merupakan program pemberian uang tunai
kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan bagi anggota keluarga RTSM
diwajibkan melaksanakan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana evaluasi pelaksanaan
Program Keluarga Harapan tahun 2019-2022 di Kelurahan Tugujaya Kecamatan
Cihideung Kota Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara dengan informan sebagai objek informasi yang bertujuan untuk
mencapai tujuan guna memperoleh informasi dalam penelitian. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang
diperoleh dari wawancara dengan informan dalam penelitian ini.
Terdapat masalah dalam PKH di Kelurahan Tugujaya yaitu belum tepat
sasarannya pemberian bantuan PKH tersebut. Dimana terdapat peserta PKH yang
sebenarnya tidak layak untuk mendapatkan bantuan PKH tersebut. Akibatnya
permasalahan tersebut menimbulkan kecemburuan sosial di kalangan masyarakat.
Penulis menggunakan teori evaluasi kebijakan menurut William N Dunn sebagai
acuan menganalisis yang terdiri dari indikator efektifitas, efisiensi, kecukupan,
perataan, responsivitas dan ketepatan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Evaluasi Program Keluarga Harapan
(PKH) tahun 2019-2022 di Kelurahan Tugujaya Kecamatan Cihideung Kota
Tasikmalaya secara umum berjalan dengan baik dari enam (6) indikator evaluasi
hanya pada perataan dan kecukupan yang belum memenuhi atau belum berjalan
dengan baik. Sedangkan indikator, Efektivitas, Efisiensi, Responsivitas, dan
Ketepatan sudah berjalan dengan baik. Saran untuk pendamping PKH untuk lebih
ditingkatkan lagi kinerja dan lebih rutin untuk melaksanakan pertemuan bulanan
agar bisa melakukan pemutakhiran data dengan baik.
Kata kunci: Evaluasi, PKH, Kelurahan Tugujaya

viii
ABSTRAK
Keluarga Harapan Program or commonly referred to as PKH is a social
assistance program to households that meet certain qualifications by imposing
requirements in order to change poor behavior. The Program in question is a
program of giving cash to very poor households (RTSM) and for RTSM family
members are required to implement the requirements and conditions that have
been set.
This study aims to describe how the evaluation of the implementation of the family
of Hope Program in 2019-2022 in Tugujaya Village, Cihideung District,
Tasikmalaya City. This study uses descriptive research methods qualitative
approach. Data collection techniques using interviews with informants as an
object of information that aims to achieve the goal of obtaining information in the
study. Types of data used in this study are primary data and secondary data
obtained from interviews with informants in this study.
There are problems in PKH in Tugujaya village that is not the right target for the
provision of PKH assistance. Where there are CCT participants who are actually
not eligible for CCT assistance. As a result, the problem caused social jealousy
among the community. The author uses the theory of policy evaluation by William
N Dunn as a reference to analyze which consists of indicators of effectiveness,
efficiency, adequacy, alignment, responsiveness and accuracy.
The results of this study show that the evaluation of the Family Hope Program
(PKH) in 2019-2022 in Tugujaya Village, Cihideung District, Tasikmalaya city
generally went well from six (6) evaluation indicators only on alignment and
adequacy that have not met or have not gone well. While the indicators,
effectiveness, efficiency, responsiveness, and accuracy have been running well.
Suggestions for CCT companion to further improve performance and more
routine to carry out monthly meetings in order to update the data properly.
Keywords: evaluation, PKH, Tugujaya Village

ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Intania Mustika Belahimsha

Tempat/Tanggal Lahir: Tasikmalaya, 7 Agustus 2001

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. K.H.Z. Mustofa, Cibaregbeg RT 01 RW 04

Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung,

Kota Tasikmalaya, Jawa Barat,

No. HP : 087772963803

Email : intaniamustikabela@gmail.com

Instagram : @intaniamb

Riwayat Pendidikan : 1. RA Fathuridlo (2006-2007)

2. SDN TUGU I Tasikmalaya (2007-2013)

3. SMPN 10 Tasikmalaya (2013-2016)

4. SMAN 8 Tasikmalaya (2016-2019)

5. STIA YPPT Priatim Tasikmalaya (2019-Sekarang)

x
xi
KATA PENGANTAR

Puji serta Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia–Nya juga kemudahan dan kelancaran kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan

Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2019-2022 Di Kelurahan

Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya”. Sholawat serta Salam semoga

senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para

sahabatnya, dan kepada semua umatnya hingga akhir zaman.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk mengikuti Ujian Sidang Sarjana Strata

Satu pada Program Studi Administrasi Negara di Sekolah Tinggi Ilmu

Administrasi YPPT Priatim Tasikmalaya. Penulis menyadari bahwa dalam

penulisan skripsi ini mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari berbagai

pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada kedua

orang tua penulis, Ayahanda Edi Prasetyo, dan Ibunda Tuti Susilawati, serta ke-3

saudara penulis yang senantiasa memberikan rasa sayang, doa dan dukungan baik

moril maupun materil kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis juga

mengucapkan rasa terima kasih kepada berbagai pihak diantaranya yaitu sebagai

berikut:

1. Bapak Drs. Ivan Dicksan, M.Si., selaku Ketua Yayasan Pembina

Perguruan Tinggi Pri atim Tasikmalaya.

2. Bapak Dr. Agus Fatah Hidayat, S.IP., M.Si selaku Ketua STIA YPPT

Priatim Tasikmalaya sekaligus Pembimbing I yang telah meluangkan

xi
waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, arahan, dan

masukan kepada penulis.

xii
xii

3. Bapak Deni Sudrajat S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan,

arahan, dan masukan kepada penulis.

4. Ibu Dr. Astri Siti Fatimah, S.Sos., M.Si selaku Wakil Ketua I Bidang

Akademik, kemahasiwaan dan Alumni.

5. Ibu Dr. Hj. Arifah Rosmayudi, S.IP., M.Si selaku Wakil Ketua II Bdang

Administrasi, Keuangan dan Kepegawaian.

6. Bapak Ari Ramdhani, S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Negara.

7. Ibu Nidia Rismania Dewi, S.Sos., M.Si selaku Sekretaris Program Studi

Ilmu Administrasi Negara.

8. Seluruh Dosen Program Ilmu Administrasi Negara STIA YPPT Priatim

Tasikmalaya.

9. Perpustakaan STIA YPPT Priatim Tasikmalaya, telah membantu dalam

pelayanan memberikan referensi buku maupun skripsi.

10. Bapak Hendi selaku Pendamping PKH Kelurahan Tugujaya yang telah

bersedia menjadi informan untuk kebutuhan penelitian.

11. Dan para informan lainnya yang telah bersedia menjadi informan untuk

kebutuhan penelitian.

12. Muhamad Miqdar Nurdin selaku sahabat seperjuangan yang telah

membantu penulis.

13. Dan teman-teman penulis yang memberikan dukungan dan motivasi

kepada penulis.
xiii

Penulis menyadari bahwa penyusunan usulan penelitian ini masih terdapat

kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca guna memperbaiki kekurangan usulan

penelitian ini. Semoga usulan penelitian ini dapat berguna bagi para pembaca

dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Tasikmalaya, 2023

Intania Mustika Belahimsha


NPM: 193522154
DAFTAR ISI

JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN
MOTTO
ABSTRAK
ABSTRAK
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR...........................................................................................xi
DAFTAR ISI........................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL..............................................................................................xvii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang Penelitian..............................................................1

1.2. Fokus Penelitian dan Rumusan Masalah........................................6

1.2.1. Fokus Penelitian........................................................................6

1.2.2. Rumusan Masalah.....................................................................6

1.3. Tujuan Penelitian............................................................................7

1.4. Kegunaan Penelitian.......................................................................7

1.4.1. Kegunaan Teoritis.....................................................................7

1.4.2. Kegunaan Praktis.......................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN.................8

2.1 Tinjauan Pustaka..................................................................................8

2.1.1 Konsep dan Teori Evaluasi Kebijakan......................................8

2.1.2 Konsep Evaluasi Program.......................................................13

xiv
xv

2.1.3 Keterkaitan Program dengan Kebijakan..................................18

2.1.4 Konsep Program Keluarga Harapan........................................23

2.2 Kerangka Pemikiran..........................................................................30

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN............................................34

3.1 Obyek Penelitian................................................................................34

3.2 Metode (Desain) Penelitian...............................................................34

3.3 Populasi, Teknik Sampling dan Informan Penelitian........................35

3.4 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data........................................36

3.4.1 Jenis Data................................................................................36

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data......................................................36

3.5 Teknik Pemerikasaan Keabsahan Data..............................................38

3.6 Rancangan Analisis Data...................................................................39

3.6.1 Reduksi Data...........................................................................39

3.6.2 Display Data............................................................................39

3.6.3 Kesimpulan dan Verifikasi......................................................40

3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian.............................................................41

3.7.1 Lokasi Penelitian.....................................................................41

3.7.2 Jadwal Penelitian.....................................................................41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................42

4.1 Hasil penelitian..................................................................................42


xvi

4.2 Pembahasan.......................................................................................47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................82

5.1 Kesimpulan........................................................................................82

5.2 Saran..................................................................................................83

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................42

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Besaran Bantuan Berdasarkan Kualifikasi..................................................4

Tabel 2 Data Jumlah Penduduk di Kelurahan Tugujaya Tahunn 2019-2022..........4

Tabel 3 Data Jumlah Penduduk di Kelurahan Tugujaya Tahun 2019-2022............5

Tabel 4 Jadwal Penelitian......................................................................................41

Tabel 5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Kelurahan Tugujaya.................43

Tabel 6 Pekerjaan Penduduk Kelurahan Tugujaya................................................43

Tabel 7 Sarana dan Prasarana di Kelurahan Tugujaya..........................................45

Tabel 8 Pertambahan Anggota PKH Tahun 2019-2022........................................51

Tabel 9 Pengurangan Anggota PKH Tahun 2019-2022........................................51

Table 10 Rincian Dana Bantuan PKH Sesuai Klasifikasi......................................58

xvii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Proses PKH...........................................................................................29

Gambar 2 Kerangka Pemikiran..............................................................................33

Gambar 3 Komponen dalam Analisis Data............................................................40

Gambar 4 Struktur Organisasi Kelurahan Tugujaya..............................................46

Gambar 5 Kartu PKH.............................................................................................80

Gambar 6 Undangan PKH.....................................................................................81

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Kemiskinan di Indonesia masih menjadi masalah terbesar, karena

pemerintah sejauh ini belum maksimal untuk mengentaskan atau mengatasinya.

Kemiskinan adalah standar tingkat hidup yang rendah karena kekurangan materi

pada sejumlah atau golongan orang bila dibandingkan dengan standar kehidupan

yang berlaku di masyarakat sekitarnya. Kemiskinan juga dapat dipantau dari tidak

cukupnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga. Hal

ini dapat mempengaruhi ksejahteraan masyarakat.

Jika berbicara tentang kemiskinan di Indonesia sendiri, masalah

kemiskinan merupakan masalah sosial yang selalu layak untuk dikaji lebih lanjut.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pemerintah sedang merencanakan langkah-langkah

preventif untuk mengatasi masalah kemiskinan. Namun, penanggulangan ini

seringkali tidak mengarah pada solusi yang diharapkan.

Fakta bahwa masalah kemiskinan tidak terselesaikan memerlukan strategi

baru untuk memerangi kemiskinan dengan mengatasi akar penyebab masalah

kemiskinan. Strategi program penanggulangan kemiskinan harus dilakukan

dengan pendekatan yang terpadu dan pelaksanaannya harus dilakukan secara

terencana dan berkelanjutan. Selain itu, upaya penanggulangan kemiskinan harus

melibatkan semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha, organisasi masyarakat,

maupun lembaga swadaya masyarakat. Serta manfaat nyata bagi masyarakat

1
2

miskin itu sendiri dalam hal peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan budaya serta

peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin. Banyak upaya Pemerintah

bertujuan untuk mengurangi kemiskinan, di antaranya memberikan modal,

memberdayakan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, membangun kapasitas

dan memberikan perlindungan sosial. Di dalam meningkatkan akses terhadap

bidang kesehatan dan pendidikan, di dalam rangka meningkatkan kualitas sumber

daya manusia dan untuk menanggulangi kemiskinan, diluncurkannya Program

Keluarga Harapan.

Peraturan Menteri Ssial RI Tahun 2018 tentang PKH Pasal 1 ayat (1)

menyatakan Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disingkat PKH adalah

program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada keluarga dan/atau seseorang

miskin dan rentan yang terdaftar dalam data terpadu program penanganan fakir

miskin. Pelaksanaan PKH secara teknik dijalankan berdasarkan Keputusan

Menteri Sosial RI Nomor: 42/HUK/2007 tentang Program Keluarga Harapan bagi

Rumah Tangga Sangat Miskin.

Dalam Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2001 tujuan utama PKH ini

adalah untuk mengurangi angka dan memutuskan rantai kemiskinan,

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, seerta mengubah perilaku yang

kurang mendukung penigkatan kesejahteraan dari kelompok paling miskin.

Tujuan ini berkaitan langsung dengan upaya mempercepat pencapaian target

Millennium Development Goals (MDGs). PKH memiliki tujuan lainnya sebagai

berikut:
3

1. Meningkatkan taraf hidup KPM melalui akses layanan pendidikan, kesehatan,

dan kesejahteraan sosial;

2. Mengurangi beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan keluarga

miskin;

3. Menciptakan perubahan perilaku dan kemandirian KPM dalam mengakses

layanan kesehatan dan pendidikan serta kesejahteraan sosial;

4. Mengurangi kemiskinan dan kesenjangan; dan

5. Mengenalkan manfaat produk dan jasa keuangan kepada KPM

Penerima PKH harus memenuhi beberapa syarat diantaranya miskin, tidak

memiliki rumah, tidak memiliki kendaraan, daya listrik di bawah 1300 watt, dan

tidak memiliki pekerjaan tetap. Program ini memberikan bantuan berupa bantuan

sosial bersyarat kepada Keluarga Sangat Miskin (KSM) tersebut disesuaikan

dengan persyaratan yang diwajibkan berdasarkan kebutuhan dan kondisi

masyarakat. Kriteria penerima PKH adalah sebagai berikut:

1. Kriteria komponen kesehatan meliputi:

a. Ibu hamil/nifas/menyusui,

b. Anak usia dini (berusia 0 sampai dengan 6 tahun.

2. Kriteria komponen pendidikan meliputi:

a. Anak SD/MI atau sederajat,

b. Anak SMP/MTs atau sederajat,

c. Anak SMA/MA atau sederajat,

d. Anak usia 6 sampai 21 tahun yang belum menyelesaikan wajib belajar 12

tahun.
4

3. Kriteria komponen kesejahteraan sosial meliputi:

a. Lanjut usia diutamakan mulai dari 70 tahun ke atas,

b. Penyandang disabilitas berat.

Adapun besaran dana yang diterima Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang

mengikuti PKH berdasarkan klasifikasinya, yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 1
Besaran Bantuan Berdasarkan Klasifikasinya
No Klasifikasi Besaran dana
1. Ibu hamil, lansia, dan
penyandang disabilitas Rp. 600.000,-
berat
2. Balita Rp. 750.000,-
3. SD Rp. 225.000,-
4. SMP Rp. 375.000,-
5. SMA Rp. 500.000,-
Sumber: Pendamping PKH

Kecamatan Cihideung terdiri dari 10 kelurahan salah satunya Kelurahan

Tugujaya. Kelurahan Tugujaya merupakan kelurahan yang memiliki penduduk

terbanyak ke-4 dari 10 kelurahan di Kecamatan Cihideung. Mayoritas pekerjaan

masyarakat di Kelurahan Tugujaya yaitu buruh, karyawan swasta, pedagang, dan

pengurus rumah tangga. Berikut data jumlah penduduk di kelurahan tugujaya

tahun 2019-2022.

Tabel 2
Data Jumlah Penduduk Di Kelurahan Tugujaya Tahun 2019-2022

Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga


2019 9.830 2.158
5

2020 11.094 3.580


2021 11.140 3.591
2022 11.149 3.595
Sumber: BPS Kota Tasikmalaya (https://tasikmalayakota.bps.go.id/)

Tabel 3
Data Jumlah Keluarga Miskin di Kelurahan Tugujaya Tahun 2019-2022

Tahun Jumlah Keluarga Miskin


2019 380
2020 480
2021 475
2022 471
Sumber: Open Data Kota Tasikmalaya

Berdasarkan Tabel di atas jumlah keluarga miskin mengalami peningkatan dan

penurunan. Pada tahun 2020 angka keluarga miskin di Kelurahan Tugujaya

meningkat dikarenakan adanya pandemi yang melanda Indonesia sehingga banyak

keluarga yang terdampak dan terhalang untuk mencari nafkah dan itu mengurangi

penghasilan mereka. Pada tahun 2021-2022 terjadi penurunan jumlah keluarga

miskin yang sedikit karena terjadinya graduasi mandiri. Tetapi meskipun begitu

ternyata masih ada masyarakat miskin lainnya yang belum dapat bantuan PKH

dan terdapat peserta PKH yang bisa disebut tidak layak menerima bantuan PKH.

Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti dengan melakukan wawancara,

terdapat permasalahan dalam pelaksanaan PKH di Kelurahan Tugujaya yaitu tidak

tepat sasarannya bantuan PKH tersebut, di mana terdapat pseserta PKH yang

padahal cukup mampu dan tidak layak dijadikan peserta PKH. Sehingga dalam
6

penetapan sasaran, sering terjadi kecemburuan di kalangan masyarakat. Oleh

karena itu dipertanyakan bagaimana validitas data-data tersebut, sehingga

membuat pelaksanaan PKH tidak tepat sasaran.

Terkait dengan permasalahan yang ada dalam implementasi PKH maka

dibutuhkan evaluasi untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan PKH dapat

mengentaskan masalah kemiskinan di Indonesia terkhusus di Kelurahan Tugujaya

Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Selain itu evaluasi juga bagaimana

mengetahui berhasil dan gagalnya, efektif dan tidak efektifnya suatu program

yang dilaksanakan sehingga perencanaan kebijakan dapat mempertimbangkan

untuk menyusun program baru atau melanjutkan program yang ada dengan

meminimalisir kegagalan dan kesalahan dalam pelaksanaan program sebelumnya.

Dari penjelasan tersebut maka peneliti tertarik untuk lebih lanjut melakukan

penelitian dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan Program Keluarga Harapan

(PKH) Tahun 2019-2022 Di Kelurahan Tugujaya Kecamatan Cihideung

Kota Tasikmalaya”

1.2. Fokus Penelitian dan Rumusan Masalah

1.2.1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah evaluasi pelaksanaan Program Keluarga Harapan

tahun 2019-2022ndi Kelurahan Tugujaya Kecamatan Cihideung Kota

Tasikamalaya
7

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari hasil latar belakang di atas maka yang menjadi masalah dalam

penelitian ini adalah: Bagaimanakah Evaluasi Pelaksanaan Program Keluarga

Harapan (PKH) Tahun 2019-2022 di Kelurahan Tugujaya Kecamatan Cihideung

Kota Tasikmalaya.

1.3. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah peneliti rumuskan, dapat disimpulkan bahwa

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Evaluasi Pelaksanaan Program

Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2019-2022 di Kelurahan Tugujaya Kecamatan

Cihideung Kota Tasikmalaya.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Teoritis

a. Dengan adanya penelitian tersebut dapat memberikan pengetahuan dan

informasi bagi civitas akademik yang dapat dipergunakan untuk penelitian

selanjutnya.

b. Penelitian ini diharapkan menjadi karya dalam pengembangan ilmu

administrasi negara, dapat memberikan pengetahuan dan informasi atau

sebagai sarana untuk mengetahui pola serta alur dari kebijakan PKH untuk

mewujudkan keluarga yang sejahtera serta mengentaskan kemiskinan.

1.4.2. Kegunaan Praktis

a. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan masukan

bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam upaya untuk peningkatkan


8

kualitas kehidupan masyarakat di bidang kesehatan dan pendidikan di

Kelurahan Tugujaya maupun pada instansi pemerintahan lainnya.

b. Dapat dijadikan pedoman Dinas Sosial Kota Tasikmalaya dalam pengambilan

keputusan khususnya terkait dengan bantuan PKH.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Konsep dan Teori Evaluasi Kebijakan

1. Pengertian Evaluasi

Dari segi bahasa evaluasi berasal dari kata bahasa inggris “evaluation”

yang diserap dalam pembendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan

mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia

menjadi “evaluasi” yang dapat diartikan memberikan penilaian dengan

membandingkan sesuatu hal dengan satuan tertentu sehingga bersifat kuantitatif.

Ralph Tyler yang dikenal sebagai yang pertama kali mengembangkan teori

evaluasi modern mengungkapkan bahwa “evaluation is the process of

determining to what extent the educational objectives are actually being

realized”, ia mengungkapkan bahwa evaluasi adalah sebuah proses untuk

menentukan sejauh mana tujuan pendidikan bisa terealisasi (Akbar & Kurniati

M, 2018, hal 9).

Menurut Jones (Kusnandar, 2012, hal 136): “Evaluasi adalah penilaian


dengan merit proses dan program pemerintah. Kata evaluasi seringkali
digunakan bermakna penelitian evaluasi mengarah pada usaha ilmuwan social
secara sistematik mengumpulkan dan menganalisis data. Penelitian ini secara
tipikal bertujuan pada program spesifik”.
Evaluasi merupakan kegiatan pemberian nilai atas sesuatu “fenomena” di

dalamnya terkandung pertimbangan nilai (value judgment) tertentu (Widodo,

2021, hal). Pendapat William Dunn yang dikutip Suratman (Akbar & Kurniati

M, 2018, hal 14), secara umum bahwa evaluasi disamakan dengan penaksiran
8
9

(appraisal), pemberian angka (rating) dan penilaian (assessment). Dalam arti

spesifik evaluasi berkaitan dengan produksi informasi mengenai nilai atau

manfaat hasil kebijaksanaan. Ketika hasil kebijakan memiliki nilai, hal ini

karena hasil tersebut memberi sumbangan terhadap tujuan dan sasaran yang

telah dietapkan dalam suatu kebijakan. Hal ini mengandung arti pula, bahwa

suatu kebijakan atau program telah mencapai kinerja yang bermakna, yang

berarti masalah-masalah kebijakan yang dibuat telah jelas dan dapat diatasi

(Affrian, 2012, hal 135).

Pendapat Peter H Rossi dan Howard E Freeman (Arikunto & Safrudin A J,

2018) mengungkapkan bahwa evaluation research is a systematic application of

social research procedures in assessing the conceptualization and design,

implementation and unity of social intervention programs, mereka menjelaskan

bahwa penelitian evaluasi adalah sebuah aplikasi prosedur penelitian sosial yang

sistematis dalam menilai konseptualisasi dan perancangan, implementasi dan

kesatuan program intervensi sosial.

Suchman (Arikunto & Safrudin A J, 2018, hal 1-2) memandang evaluasi

sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan

ysng direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.

Definisi lain dikemukakan oleh Worthen dan Senders. Dua ahli tersebut

mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga

tentang sesuatu dalam mencari sesuatu tersebut, juga termasuk mencari

informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program, produksi,


10

prosedur, serta alternative strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang

telah ditentukan seorang ahli yang sangat terkenal dalam evaluasi program

bernama Stufflebeam mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses

penggambaran, pencarian dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi

pengambilan keputusan dalam menentukan alternative keputusan.

2. Fungsi Evaluasi

Dalam perkembangannya, evaluasi kebijakan sangat diperlukan dalam

melihat kinerja dari kebijakan/program itu sendiri, seperti yang diungkapkan

Wibowo, bahwa evaluasi kebijakan public memiliki empat fungsi, yaitu sebagai

berikut:

1. Eksplanasi; melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksnaan program dan

dapat dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola hubungan antar berbagai

dimensi realitas yang diamatinya. Dari evaluasi ini evaluator dapat

mengidentifikasi masalah, kondisi, dan akto yang mendukung keberhasilan

kebijakan.

2. Kepatuhan; melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan

para pelaku, maupun pelaku lainnya, sesuai dengan standard an prosedur

yang ditetapkan oleh kebijakan.

3. Audit; melalui evaluasi dapat diketahui, apakah output benar-benar sampai ke

tangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru ada kebocoran atau

penyimpangan.

4. Akunting: dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat ssosial-ekonomi dari

kebijakan tersebut.
11

3. Pendekatan Evaluasi

Terdapat beberapa pendekatan dalam evaluasi kebijakan dalam: evaluasi

semu, evaluasi formal, dan evaluasi teoritis keputusan (Dunn, 2003, hal 613-619).

a. Evaluasi semu

Evaluasi semu (Pseudo Evaluation) adalah pendekatan yang menggunakan

metode – metode deskriftif untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat

dipercaya mengenai hasil kebijakan, tanpa berusaha untuk menanyakan tentang

manfaat atau nilai dari hasil –hasil tersebut terhadap individu, kelompok, atau

masyarakat secara keseluruhan. Asumsi utama dalam evaluasi semu adalah

bahwa ukuran tentang manfaat atau nilai merupakan sesuatu yang dapat erbukti

sendiri (Self Evident) atau tidak konroversial.

b. Evaluasi Formal

Evaluasi Formal (Formal Evaluation) merupakan pendekatan yang

menggunakan metode deskriftif untuk menghasilkan informasi yang valid dan

cepat dipercaya mengenai hasil – hasil kebijakan tetspi mengevaluasi hasil

tersebut atas dasar tujuan program kebijakan yang telah diumumkan secara

formal oleh pembuat kebijakan dan administrator program.asumsi utama dari

evaluasi formal adalah bahwa tujuan dan target diumumkan secara formal

adalah merupakan ukuran yang tepat untuk manfaat atau nilai kebijakan

program.

c. Evaluasi Keputusan Teoritis


12

Evaluasi Keputusan Teoritis (Decision – Theoretic Evaluation) adalah

pendekatan yang menggunakan metode-metode deskriftif untuk menghasilkan

informasi yang dapat dopertanggung jawabkan dan valid mengenai hasil – hasil

kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku kebijakan.

4. Indikator Evaluasi

Menurut William Dunn evaluasi kebijakan adalah suatu kegiatan untuk menilai

tingkat pencapaian tujuan kebijakan. Sedangkan Parsons yang dikutip Anggara

menjelaskan studi evaluasi kebijakan adalah bagaimana kebijakan publikdapat

ditaksiran, diaudit, dinilai dan dikontrol. Studi tentang evaluasi kebijakan terdiri

dari menilai apakah kebijakan public mencapai tujuan. Evaluasi kebijakan

sebagai pemeriksaan sistematis objektif atas dasar keadaan empiric (Akbar &

Kurniati M, 2018).

Evaluasi kebijakan secara sederhana, menurut William Dunn, berkenaan

dengan produksi informasi mengenai nilai-nilai atau manfaat-manfaat hasil

kebijakan. Lebih lanjut Dunn menjelaskan ada tiga jenis pendekatan terhadap

evaluasi, yakni evaluasi semu; yakni pendekatan evaluasi yang menggunakan

metode deskriftif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid

mengenai hasil-hasil kebijakan, tanpa tersebut pada individu, kelompok atau

masyarakat. Selanjutnya evaluasi formal; yakni adalah pendekatan evaluasi yang

menggunakan metode deskriftif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya

dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan yang telah ditetapkan secara formal oleh

pembuat kebijakan. Selanjutnya evaluasi proses keputusan teoritis; yakni

pendekatan evaluasi menggunakan metode deskriftif untuk menghasilkan


13

informasi yang dapat dipercarya dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan yang

secara eksplisit diinginkan oleh berbagai stakeholders. Secara umum Dunn

(Kusnandar, 2012, hal 148) menjelaskan mengenai indikator-indikator dalam

melakukan evaluasi terhadap suatu kebijakan yakni sebagai berikut:

a. Efektifitas; apakah hasil yang diinginkan telah dicapai?


b. Efisiensi; seberapa banyak usaha diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan?
c. Kecukupan; seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan memecahkan
masalah?
d. Perataan; apakah biaya manfaat didistribusikan dengan merata kepada
kelompok-kelompok yang berbeda?
e. Responsivitas; apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan, prefensi atau
nilai kelompok-kelompok tertentu?
f. Ketepatan; apakah hasil (tujuan) yang diinginkan benar-benar berguna atau
bernilai?
Edward A. Suchman (Akbar & Kurniati M, 2018, hal 18) disisi lain
mengemukakan enam langkah dalam mengevaluasi suatu kebijakan, yaitu sebagai
berikut:
 Mengidentifikasi tujuan program yang akan dievaluasi.
 Analisis terhadap masalah.
 Deskripsi dan standarisasi kegiatan.
 Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi.
 Menentukan apakah perubahan yang diamati merupakan akibat dari
kegiatan tersebut atau karena penyebab lain.
 Beberapa indikator untuk menentukan keberadaan suatu dampak.

2.1.2 Konsep Evaluasi Program

1. Pengertian Evaluasi Program

Ralp Tyler (Akbar & Kurniati M, 2018, hal 37) mendefinisikan bahwa

evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan program sudah

dapat terealisasi. Sedangkan Cronbach dan Stufflebearn (Arikunto & Safrudin A

J, 2018, hal 5) (Arikunto & Safrudin A J, 2018, hal 5) menjelaskan evaluasi


14

program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada

pengambilan keputusan. Sehubung dengan definisi tersebut The Stanford

Evaluation Consortium Group menegaskan bahwa meskipun evaluator

menyediakan informasi, evaluator bukanlah pengambil keputusan tentang suatu

program.

”evaluasi program (Akbar & Kurniati M, 2018, hal 38-39) adalah proses
penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas atau kecocokan
sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Proses penetapan keputusan itu didasarkan atas perbandingan secara hati-hati-
terhadap data yang diobservasi dengan menggunakan standard tertentu yang telah
dibakukan”.
Selanjutnya, Bridgman dan Davis yaitu evaluasi program secara umum

mengacu pada 4 (empat) dimensi yaitu sebagai berikut:

a. Indikator input,

b. Indikator process,

c. Indikator outputs,

d. Indikator outcomes.

Tujuan evaluasi program adalah agar dapat diketahui dengan pasti apakah

pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan

program daapt dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan program di

masa yang akan datang.

Evaluasi kebijakan maupun program sebagai bagian dari studi kebijakan

memiliki tujuan-tujuan tertentu. Seperti disebutkan oleh Sudjana, tujuan khusus

Evaluasi Program terdapat 6 (enam) hal, yaitu sebagai berikut:

1. Memberikan masukan bagi perencanaan program;


15

2. Menyajikan masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan dengan

tindak lanjut, perluasan atau perhentian program;

3. Memberikan masukan bagi pengambilan keputusan tentang modifikasi atau

perbaikan program;

4. Memberikan masukan yang berkenaan dengan faktor pendukung dan

penghambat program;

5. Memberi masukan untuk kegiatan motivasi dan pembinaan (pengawasan,

supervisi dan monitoring) bagi penyelenggara. Pengelola dan pelaksana

program dan

6. Menyajikan data tentang landasan keilmuan bagi evaluasi program

pendidikan luar sekolah.

2. Model Evaluasi Program

Model evaluasi adalah model desain evaluasi yang dibuat oleh para

ahli/pakar evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya. Model

ini dianggap model standar. Disamping itu ahli evaluasi yang membagi evaluasi

sesuai dengan misi yang akan dibawakannya serta kepentingan atau penekannya

atau dapat juga disebut sesuai dengan paham yang dianut yang disebut

pendekatan atau approach. Ada banyak model evaluasi (Zahara et al., 2019, hal

102) antara lain:

1. Model Evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP) Model ini

dinyatakan Stufflebeam dalam Farida Yusuf bahwa pendekatan yang

berorientasi pada pemegang keputusan (a decision oriented evalution

approach structured) untuk menolong administrator dalam membuat


16

keputusan. Ia merumuskan evaluasi sebagai suatu proses menggambarkan,

memperoleh dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai

alternatif keputusan. Dia membuat pedoman kerja untuk melayani para

manajer dan administrator menghadapi empat macam keputusan

pendidikan, membagi evaluasi menjadi empat macam, yaitu:

a. Contect evaluation to serve planning descion, konteks evaluasi ini

membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan

dicapai oleh program dan merumuskan tujuan program.

b. Input evaluation, structuring decion, evaluasi ini menolong mengatur

keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif yang

diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan,

bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.

c. Process evaluation, to serve implementing decion, evaluasi proses

untuk membantu mengimplementasikan keputusan sampai sejauhmana

rencana telah dapat diterapkan? Apa yang harus direvisi? Begitu

pertanyaan tersebut terjawab prosedur dapat dimonitor, dikontrol dan

diperbaiki

2. Product evaluation, to serve reeyeling dicion, evaluasi produk untuk

menolong keputusan selanjutnya, apa hasil yang telah dicapai? Apa yang

dilakukan setelah program berjalan. Keempat hal tersebut di atas merupakan

sasaran evaluasi yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah

program kegiatan. Model evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP)

adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai


17

sebuah sistem. Dengan demikian apabila evaluator sudah menentukan

model Context, Input, Process, Product (CIPP) akan digunakan untuk

mengevaluasi program yang ditugaskan maka mau tidak mau mereka harus

menganalisis program tersebut berdasarkan komponennya. Model ini

sekarang telah disempurnakan dengan satu komponen O singkatan dari

outcames, sehingga menjadi model Context, Input, Process, Product,

Outcome (CIPPO).

3. Model Evaluasi University of Clifornia in Los Angeles (UCLA) Model ini

menurut Alkin dalam Farida Yusuf menyatakan bahwa kerangka evaluasi

yang hampir sama dengan model Context, Input, Process, Product (CIPP).

Alkin mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses meyakinkan keputusan,

memilih informasi sehingga dapat melaporkan ringkasan data yang berguna

bagi pembuat keputusan dalam memilih alternatif, mengemukakan lima

macam evaluasi, yakni:

a. Sistem assessment, yang memberikan informasi tentang keadaan atau

posisi sistem;

b. Program planning, membantu pemilihan program tertentu yang mungkin

akan berhasil memenuhi kebutuhan program;

c. Program implementation, yang menyiapkan informasi apakah program

sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang

direncanakan;

d. Program improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana

program berfungsi, bagaimana program bekerja, atau berjalan? Apakah


18

menuju pencapaian tujuan, adakah hal-hal atau masalah-masalah baru

yang muncul tak terduga;

e. Program certification, yang member informasi tentang nilai atau guna

program.

2.1.3 Keterkaitan Program dengan Kebijakan

Kebijakan publik merupakan salah satu kajian dalam administrasi publik.

Kehadiran kebijakan public merupakan hal penting sebagai bentuk ketentuan dan

pengaturan dari pemerintah. Kebijakan tersebut hadir untuk mewujudkan tujuan-

tujuan dari pembuat kebijakan bagi kepentingan masyarakat. Hal seperti ini yang

disampaikan oleh Thomas R. Dye dalam (Abdoellah & Rusfiana, 2016) bahwa

kebijakan publik adalah

“Is whatever government choose to do or not to do”

Thomas R. Dye mendefinisikan kebijakan sebagai semua bentuk tindakan

dan keputusan yang dipilih oleh pemerintah, baik untuk dilakukan ataupun tidak

dilakukan. Tindakan tersebut diambil bukan atas dasar kepentingan pemerintah

saja ataupun pejabat tinggi, namun tindak tersebut diambil dengan tujuan yang

berorientasi pada kepentingan masyarakat. Selaras dengan pandangan dari Suwitri

dalam (Suaedi & Wardiyanto, 2010) bahwa kebijakan publik merupakan

serangkaian pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu

dalam mencapai tujuan negara, yaitu kepentingan publik. Dalam menentukan

pilihan ini pun, pemerintah mempertimbangkan beberapa hal penting seperti input

dasar usulan terkait kebijakan yang akan diputuskan.


19

Pemahaman lebih luas mengenai kebijakan tidak hanya diartikan sebagai

tindakan yang dilakukan, tetapi juga bagaimana pemerintah memanfaatkan suber

daya yang dimilikinya untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Hal ini

seperti yang disampaikan oleh Chandler dan Plano dalam (Pasolong, 2010)

menjelaskan bahwa kebijakan public adalah pemanfaatan yang strategis terhadap

sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau

pemerintah. Dalam artian, kebijakan public ini merupakan bentuk intervensi

secara konsisten dari pemerintah demi kepentingan masyarakat yang perlu

diprioritaskan agar dapat hidup merata dan ikut serta bepartisipasi dalam

pembangunan secara luas.

Kebijakan publik oleh Carl Prederich dalam (Agustino, 2012) adalah

serangkaian kegiatan yang berdasarkan usulan, baik dari individu, kelompok, atau

pemerintah dalam suatu lingkungan yang terdapat hambatan dan kesempatan

untuk mengusulkan usulan sebagai solusi permasalahan yang dihadapi. Setelah

kebijakan tersebut diusulkan maka kebijakan tersebut nantinya akan dilaksanakan

oleh aktor yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Usulan yang dimaksud,

menjadi kewenangan pemerintah dalam menjadikannya suatu kebijakan yang

direalisasikan dalam bentuk peraturan hukum (Pasolong, 2010).

Berdasarkan definisi mengenai kebijakan publik di atas, dapat diartikan

bahwa kebijakan publik adalah tindakan yang diuslkan dari indivisu, kelompok,

maupun pemerintah itu sendiri untuk memecahkan permasalahan public yang

dimuat dalam bentuk peraturan hukum, demi kepentingan publik.


20

Dalam kebijakan publik tidak kalah penting hadirnya peran administrator sebagai

apparat pelaksana. Hal ini selaras dengan pendapat ahli (Rusli, 2013) bahwa

“Sekali banyak pihak yang terkait dengan proses pelaksanaannya,


namun peran administrator public sangat menentukan berjalan atau
tidaknyasuat kebijakan. Jika diibaratkan, apparat pelaksana dalam bentuk
kebijakan di satu sisi, dengan hasil yang akan diperoleh di sisi lain bagi
kepentingan masyarakat yang telah membayar mereka melalui pihak
disetorkan.”

Dapat diartikan bahwa peran administrator dalam proses pelaksanaan

kebijakan, yaitu menjembatani antara perencanaan dengan hasil yang diharapkan

dari kebijkan publik tersebut.

Dalam beberapa kasus, kebijakan dan program serigkali diartikan sama.

Pada nyatanya, terdapat pembeda antara keduanya. Kebijakan memiliki ikatan

hukum terhadap program-program, sedangkan program merupakan turunan dari

kebijakan itu sendiri untuk lebih memfokuskan realisasi pencapaian kebijakan.

Berdasarkan perbedaan tersebut, maka status kebijakan memiliki posisi lebih kuat

dalam hukum dibandingkan dengan program, artinya kebijakan lingkup yang

lebih luas.

Secara sederhana, program adalah turunan dari kebijakan public. Dalam

(Nugroho, 2014) bahwa program adalah bentuk nyata dari kebijakan public, yang

selanjutnya akan membentuk proyek dan kegiatan hingga menghasilkan suatu

manfaat (beneficiaries). Pembahasan lebih lanjut dikaitkan dengan

pengimplementasian kebijakan sebagai tindak lanjut ditetapkannya suat kebijakan.

Singkatnya, dalam pengimplementasian kebijakan pemerintah memiliki opsi

untuk merealisasikan kebijakannya dalam bentuk program-program.


21

Menurut Winarno dalam (Nugriho, 2004) bahwa:

“…….untuk mengimplementasikan kebijakan publik, maka ada dua pilihan

langkah yang ada, yaitu langsung mengimplentasikan dalam bentuk program atau

mealui formulasi kebijakan derivate.”

Dapat diartikan bahwa kebijakan berstatus lebih luas daripada program

dan program adalah bagian pilihan dari pelaksanaan suatu kebijakan publik.

Program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang

merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam

proses yang berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang

melibatkan sekelompok orang. Dengan demikian yang perlu ditekankan bahwa

program terdapat 3 unsur penting yaitu sebbagai berikut:

1. Program adalah realisasi atau implementasi dari suat kebijakan.

2. Terjadi dalam kurun waktu yang lama dan bukan kegiatan tunggal tetapi

jamak berkesinambungan.

3. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang.

Berdasarkan pemaparan di atas mengenai keterkaitan kebijakan publik dan

program dalam lingkup evaluasi, dapat diartikan bahwa program adalah bentuk

realisasi dari kebijakan atau dengan kata lain adalah bagian dari kebijakan pada

tahap implementasi kebijakan. Program tersebut dijalankan oleh organiasasi

secara berkesinambungan dengan melibatkan sekelmpok orang.

Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 1 Tahun

2018 tentang Program Keluarga Harapan, dijelaskan bahwa pelaksanaan PKH

berdasarkan pada peraturan di bawah ini :


22

1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,

Tambahan Lembaran Negara Rpublik Indonesia Nomor 4456);

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan

Lembaran Negara Rpublik Indonesia Nomor 4967);

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan

Lembaran Negara Rpublik Indonesia Nomor 5235);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012

Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Rpublik Indonesia Nomor 5294);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Upaya

Penanganan Fakir Miskin Melalui Pendekatan Wilayah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara

Rpublik Indonesia Nomor 5449);

6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

7. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 86);

8. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial

Secara Non Tunai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor

156);
23

9. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 1845) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Sosial

Nomor 14 Tahun 2017 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Sosial

Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1125);

10. Peraturan Menteri Sosial Nomor 10 Tahun 2016 tentang Mekanisme

Penggunaan Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 705);

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja

Bantuan Sosial dan Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2017 Nomor 2047) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 228/PMK.05/2016 tentang perubahan

atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2016 tentang Belanja

Bantuan Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2147);

2.1.4 Konsep Program Keluarga Harapan

1. Program Keluarga Harapan (PKH)

Program Keluarga Harapan atau yang sering disebut dengan PKH adalah

program asistensisosial kepada rumah tangga yang memenuhi kualifikasi

tertentu dengan memberlakukan persyaratan dalam rangka untuk mengubah

perilaku miskin. Program sebagaimana dimaksud merupakan program

pemberian uang tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan bagi
24

anggota keluarga RTSM diwajibkan melaksanakan pesyaratan dan ketentuan

yang telah ditetapkan. Program semacam ini secara internasional dikenal sebagai

program Conditional Cash Transfers (CCT) atau program Bantuan Tunai

Bersyarat. Persyaratan tersebut dapat berupa kehadiran di fasilitas pendidikan

(misalnya bagi anak usia sekolah) ataupun kehadiran di fasilitas kesehatan

(misalnya bagi anak balita atau bagi ibu hamil) (Direktorat Jenderal Anggaran

Kementerian Keuangan, 2012).

2. Tujuan PKH

Tujuan utama PKH ini adalah untuk mengurangi angka dan memutuskan

rantai kemiskinan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, seerta

mengubah perilaku yang kurang mendukung penigkata kesejahteraan dari

kelompok paling miskin. Tujuan ini berkaitan langsung dengan upaya

mempercepat pencapaian target Millennium Development Goals (MDGs).

Program Keluarga Harapan (PKH) memiliki tujuan lainnya sebagai berikut:

1. Meningkatkan taraf hidup KPM melalui akses layanan pendidikan,

kesehatan, dan kesejahteraan sosial;

2. Mengurangi beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan keluarga

miskin;

3. Menciptakan perubahan perilaku dan kemandirian KPM dalam mengakses

layanan kesehatan dan pendidikan serta kesejahteraan sosial;

4. Mengurangi kemiskinan dan kesenjangan; dan

5. Mengenalkan manfaat produk dan jasa keuangan kepada KPM.

3. Kriteria Penerima Manfaat PKH


25

Penerima PKH dapat dibedakan berdasarkan komponen, yaitu komponen

kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial. Setiap komponen memiliki

kriteria dengan rincian berikut:

a. Komponen Kesehatan

Kriteria penerima PKH komponen kesehaan adalah sebagai berikut:

a. Ibu hamil/nifas/menyusui.

Ibu hamil/nifas/menyusui adalah kondisi seseorang yang sedang

mengandung kehidupan baru dengan jumlah kehamilan yang dibatasi

dan/atau berada dalam masa menyusui.

b. Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah anak dengan rentang usia 0 – 6 tahun (umur anank

dihitung dari ulang tahun terakhir) yang belum bersekolah.

b. Komponen Pendidikan

Kriteria penerima PKH komponen pendidikan yakni anak usia sekolah.

Anak usia sekolah yang dimaksud adalah seorang anak dengan usia 6 sampai

dengan 21 tahun yang belum menyelesaikan wajib belajar, yang menempuh

tingkat pendidikan SD/Mi sederajat atau SMP/Mts sederajat, dam/atau

SMA/MA sederajat.

c. Komponen Kesejahteraan Sosial

Kriteria penerima PKH komponen kesejahteraan sosial adalah sebagai

berikut:

a. Lanjut Usia
26

Seseorang berusia lanjut yang tercatat dalam Kartu Keluarga yang sama dan

berada dalam keluarga.

b. Penyandang Disabilitas Berat

Penyandang disabilitas berat adalah penyandang disabilitas yang

kedisabilitasannya sudah tidak dapat melakukan kegiatan sehari – hari

dan/atau sepanjang hidupnya tergantung orang lain dan tidak mampu

menghidupi diri sendiri tercatar dalam Kartu Keluarga yang sama dan

berada dalam keluarga (Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2021).

4. Hak, Kewajiban, dan Sanksi

1) Hak KPM PKH

Hak KPM PKH berhak mendapatkan:

a. Bantuan sosial;

b. Pendampingan sosial PKH;

c. Pelayanan di fasilitas kesehatan, pendidikan, dan/atau kesehjateraan sosial;

dan

d. Program bantuan komplementer di bidang ksehatan, pendidikan, subsidi

energy, ekonomi, perumahan, dan pemenuhan kebutuhan dasar lainnya.

2) Kewajiban KPM PKH

Kewajiban KPM pada kondisi normal terdiri dari:

a. Komponen kesehatan terdiri dari ibu hamil/nifas/menyusui, anakusia dini

(0-6 tahun) yang belum bersekolah wajib memeriksakan kesehatan pada

fasilitas/layanan kesehatan sesuai dengan protkool kesehatan;


27

b. Komponen pendidikan terdiri dari anak usia sekolah wajib belajar 12

tahun, wajib mengikuti kegiatan belajar dengan tingkat kehadiran paling

sedikit 85% (delapan puluh lima persen) dari hari belajar efektif;

c. Komponen kesejahteraan sosial terdiri dari lanjut usia dan/atau

penyandang disabilitas berat, wajib mengikuti kegiatan di bidang

kesejahteraan sosial sesuai kebutuhan yang dilakukan minimal setahun

sekali;

d. KPM hadir dalam pertemuan kelompok atau Pertemuan Peningkatan

Kemampuan Keluarga (P2K2) setiap bulan;

e. Seluruh anggota KPM harus memenuhi kewajibannya, kecuali jika terjadi

keadaan kahar (force majeure);

f. KPM yang tidak ememnuhi kewajibannya akan dikenakan sanksi.

Kewajiban KPM PKH pada kondisi pandemic Covid-19 terdiri dari:

a. Komponen kesehatan terdiri dari ibu hamil/nifas/menyusui, anakusia dini

(0-6 tahun) yang belum bersekolah wajib melaksanakan pola hidup sehat

dan menerapkan protocol kesehatan;

b. Komponen pendidikan terdiri dari anak usia sekolah wajib belajar 12

tahun, wajib mengikuti kegiatan belajar dengan penerapan protokol

kesehatan sesuai peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dan

gugus tugas Covid-19;

c. Komponen kesejahteraan sosial terdiri dari lanjut usia dan/atau

penyandang disabilitas berat, wajib mengikuti kegiatan di bidang


28

kesejahteraan sosial sesuai kebutuhan yang dilakukan minimal setahun

sekali dengan menerapkan protocol kesehatan;

d. KPM wajib menerima dan menerapkan materi – materi yang ada dalam

modul P2K2 khususnya modul kesehatan dan penerapan protocol

kesehatan (Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2021, 2021)

3) Sanksi KPM PKH

Calon peserta PKH yang telah ditetapkan menjadi peserta PKH dan

menandatangani komitmen, jika suatu saat melanggar atau tidak memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan, baik syarat kesehatan maupun syarat

pendidikan, maka bantuannya akan dikurangi, dan jika terus menerus tidak

memenuhi komitmennya, maka peserta tersebut akan dikeluarkan dari program

(Kajian Program Keluarga Harapan, 2015).

Setiap bantuan yang diterima oleh peserta PKH memiliki konsekuensi sesuai

komitmen yang ditandatangani ibu penerima pada saat pertemuan awal.

Apabila peserta tidak memenuhi komitmenya dalam saru triwulan, maka

besaran bantuan yang diterima akan berkurang dengan rincian sebagai berikut:

a) Apabila peserta PKH tidak memenuhi komitmen dalam satu bulan, maka

bantuan akan berkurang sebesar Rp. 50.000,00.

b) Apabila peserta PKH tidak memenuhi komitmen dalam dua bulan, maka

bantuan akan berkurang sebesar Rp. 100.000,00.

c) Apabila peserta PKH tidak memenuhi komitmen dalam tiga bulan

berturut-turut, maka tidak akan menerima bantuan dalam satu periode

pembayaran.
29

Ketentuan di atas berlaku secara tanggung renteng untuk seluruh anggota

keluarga penerima bantuan PKH, artinya jika salah satu anggota keluarga

melanggar komitmen yang telah ditetapkan, maka seluruh anggota dalam

keluarga yang menerima bantuan tersebut akan menanggung akibat dari

pelanggaran ini. Peserta dapat menggunakan bantuan PKH untuk keperluan

apa saja, asal mereka memenuhi syarat pendidikan dan kesehatan. Pengguna

uang bantuan PKH TIDAK AKAN dimonitor oleh program. Semua peserta

WAJIB menjalankan kewajiban, dan apabila tidak memenuhi kewajiban, maka

jumlah bantuan yang diterima akan dikurangi bahkan bantuan dapat

dihentikan.

5. Proses PKH

Proses pelaksanaan PKH dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1
Proses PKH

Penerimaan Pembayaran
Targeting Validasi
Peserta
1 3 4 5
1 1
1
1

Sosialisasi Pemutakhiran
Data Verifikasi
Rekruitmen Pendamping 7 6
2 7 1

Pengaduan Monitoring
Peserta dan dan Evaluasi
Non Peserta 9
8 7
1
30

Sumber: Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2021

Keterangan:

1. Target PKH adalah RTSM (Rumah Tangga Sangat Miskin).

2. Rekruitmen pendamping dan operator. Pendamping kemudian melakukan

sosialisasi ke calon peserta PKH.

3. Pendamping melakukan validasi data yang diperoleh dari UPPKH. Pusat

kemudian mengembalikan data itu kembali ke UPPKH.

4. Penerima peserta PKH yang sesuai Kriteria PKH. Peserta PKH kemudian

menerima kartu PKH.

5. Penerimaan dana PKH. Peserta yang dapat mengambil adalah ibu yang

menjadi anggota PKH dengan menunjukkan kartu PKH dan tidak dapat

diwakilkan.

6. Verifikasi data dilakukan pendamping setiap 3 bulan sekali untuk

mengecek perubahan data peserta PKH.

7. Pemutakhiran data dilakukan operator dengan mengirimkan data para

peserta PKH yang telah diverifikasi kepada UPPKH Pusat. Data tersebut

dijadikan acuan untuk menentukan besarnya dana PKH tahap selanjutnya.

8. Bagi peserta maupun non peserta PKH yang memiliki pertanyaan atau

pengaduan terkait pelaksanaan PKH baik disampaikan secara langsung

kepada koordinator peserta, pendamping, kantor UPPKH kabupaten

maupun secara tertulis.


31

9. Pelaksanaan PKH di lapangan dimonitoring dan permasalahan yang terjadi

di lapangan selanjutnya dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan di masa

yang akan dantang

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir adalah penjelasan sementara terhadap suatu gejala yang

menjadi objek permasalahan penelitian (Usman & Akbar, 2009). Tujuan dari

penelitian ini untuk mengetahui bagaimana evaluasi Program Keluarga Harapan

(PKH) di Kelurahan Tugujaya Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaaya. Peneliti

menggunakan 6 (enam) indikator evaluasi William N Dunn yaitu Efektifitas,

Efesiensi, Pemerataan, Responsivitas, Efesiensi, Kecukupan, dan Ketepatan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori William N Dunn dengan

indikator-indikator yang mempengaruhi evaluasi kebijakan publik yakni:

1. Effectiveness (Efektivitas) yaitu mengenai apakah hasil yang diinginkan

tercapai. William N Dun mengatakan bahwa efektivitas dilihat dari apakah

suatu kebijakan mencapai hasil yang diharapkan atau mencapai tujuan

diadakannya tindakan.

2. Efficiency (Efisiensi) yaitu mengenai seberapa banyak usaha maupun biaya

yang dikeluarkan guna efisisensinya suatu kebijakan.

3. Adequacy (Kecukupan) yaitu bahwa kecukupan dari kebijakan dilihat dari

seberapa jauh tingkat efektivitas dapat memuaskan kebutuhan, nilai, atau

kesempatan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.


32

4. Alignment (Perataan) yaitu mengenai apakah manfaat didistribusikan secara

merata kepada masyarakat. Bahwa perataan merupakan indikator yang

Berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial, dan menunjukkan pada

distribusi akibat dan usaha antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam

masyarakat.

5. Responsiveness (Responsivitas) yaitu mengenai bahwa responsivitas dilihat

dari seberapa jauh kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, prefensi, atau

nilai kelompok-kelompok masyarakat tertentu dengan dilihat dari

bagaimana tanggapan masyarakatterhadap kebijakan yang ada. Tanggapan

dari kelompok sasaran mengenai kebijakan yang telah dilaksanakan,

tanggapan itu bisa berupa respon positif maupun respon negatif.

6. Accuracy (Ketepatan) yaitu mengenai apakah hasil yang diinginkan benar-

benar berguna bagi masyarakat. William N Dun mengatakan bahwa

ketepatan secara dekat yang berhubungan dengan rasionalitas subtansif,

karena pertanyaan tentang ketepatan kebijakan tidak berkenaan dengan

suatu kriteria individu teapi dua atau lebih kriteria.

Untuk memudahkan dalam penjelasan mengenai bagaimana evaluasi

Program Keluarga Harapan (PKH) tahun 2019-2022 di Kelurahan Tugujaya

Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaaya, penulis membuat kerangka pemikiran

seperti pada gambar di bawah ini:


33
Gambar 2
Kerangka Pemikiran

Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) Di


Kelurahan Tugujaya Kecamatan Cihideung Kota
Tasikmalaya terdapat permasalahan yaitu belum
tepat sasaran

Evaluasi Pelaksanaan Program Keluarga


Harapan Tahun 2019-2022 menggunakan
indikator Evaluasi Kebijakan menurut William
N Dun:

1. Efektivitas
2. Efisisensi
3. Kecukupan
4. Perataan
5. Responsivitas
6. Ketepatan

Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH)


Tahun 2019-2022 Di Kelurahan Tugujaya
Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya tepat
pada sasarannya

33
BAB III

OBYEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Objek penelitian ini adalah evaluasi PKH yang dilaksanakan di Kelurahan

Tugujaya Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Penelitian ini dilakukan untuk

meninjau kembali keberhasilan dan ketepatan tujuan PKH pada masyarakat yang

kurang mampu.

3.2 Metode (Desain) Penelitian

Steven Dukeshire dan Jennifer Thurlow (Sugiyono, 2017), menyatakan

bahwa “research is the systematic collection and presentation of information”.

Penelitian merupakan cara sistematis untuk mengumpulakan data dan

mempersentasikannya. Dalam hal ini penulis mengemukakan bahwa: secara

umum metode penelitian diartikan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu.

Penellitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif, yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran bagaimana PKH di di

Kelurahan Tugujaya Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Menurut Nazir

metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu pemikiran ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriftif ini adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, factual, dan kaurat

34
35

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Creswell menyatakan bahwa:

“Qualitative research is a means for exploring and understanding the


meaning individuals or groups ascribe to a social or human problem. The
process of research involves emerging questions and procedures; collecting
data in the participants setting; analyzing the data inductively, building from
particulars to general themes and making interpretations of the meaning of
data. The final written report has a flexible writing structure”.

Penelitian kualitatif berarti proses ekspolari dan memahami makna perilaku

individu dan kelompok, menggambarkan masalah sosial atau masalah

kemanusiaan. Proses penelitian mencakup membuat pertanyaan penelitian dan

prosedur yang masih bersifat sementara, mengumpulkan data pada seting

partisipan, analisis data secara deduktif, membangun data yang parsial ke dalam

tema dan selanjutnya memberikan interprestasi terhadap makna suatu data,

kegiatan akhir adalah membuat laporan ke dalam structural yang fleksibel

(Sugiyono, 2017).

3.3 Populasi, Teknik Sampling dan Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi tetap, tetapi

oleh Spardley dinamakan “Social Situation” atau situasi sosial yang terdiri atas

tiga elemen yaitu tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang

berinteraksi secara sinergi.

Informan penelitian adalah orang yang memiliki informasi mengenai objek

penelitian tersebut. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling yaitu teknik pengambilan informan/sampel sumber data


36

dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut

yang dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan (Sugiyono, 2017).

Adapun kriteria dari informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah informan

yang memiliki jabatan penting dalam kantor dan yang terlibat langsung dalam

pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH). Maka peneliti memilij beberapa

stakeholder yang menjadi informan dalam penelitian, yaitu:

1. Pendamping PKH Kelurahan Tugujaya

2. Ketua PKH RW 4

3. Peserta PKH

3.4 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Jenis Data

Adapun sumber data yang digunakan oleh peneliti yaitu data promer dan

data sekunder:

1. Sumber Data Primer

Data primer yakni data empiris yang diperoleh dari informan

berdasarkan wawancara. Jenis data yang ingin diperoleh menyangkut

tentang Evaluasi Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Tugujaya

Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dan dikumpulkan dari

sumber-sumber lainnya. Data tersebut antara lain dari dokumen, laporan,

artikel, dan buku-buku referensi yang bersangkutan dengan PKH.


37

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan memastikan kebenaran data penelitian ini,

dilakukan dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

1. Observasi

Menurut Zainal Arifin (Iryana & Kawasati, 2022) observasi adalah suat

proses yang didahului dengan pengamatan kemudian pencatatan yang bersifat

sistematis, logis, objektif, dan rasional terhadap berbagai macam fenomena

dalam situasi yang sebenarnya, maupun situasi buatan.

2. Wawancara

Metode wawancara/interview juga merupakan proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambal bertatap muka antara

pewawancara dengan orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa

menggunakan pedoman (guide) wawancara. Dalam wawancara tersebut biasa

dilakukan secara maupun dalam bentuk kelompok, sehingga di dapat data

informatik yang orientik (Iryana & Kawasati, 2022). Data primer diperoleh

melalui proses wawancara dengan informan. Dengan menggunakan pedoman

wawancara yang telah direncanakan.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi berarti tata cara pengumpulan data dengan mencatat data-

data yang sudah ada. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data

yang digunakan untuk menelusuri data historis. Dokumen tentang orang atau
38

sekelompok orang, peristiwa, atau kejadian dalam situasi sosial yang sangat

berguna dalam penelitian kualitatif (Iryana & Kawasati, 2022). Data sekunder

yang diperoleh melalui dokumen dan pedoman digunakan sebagai data

pendukung dan pelengkap data dari data primer yang berkaitan dengan

keperluan penelitian ini.

3.5 Teknik Pemerikasaan Keabsahan Data

Keabsahan data yaitu melakukan pengumpulan data dengan menggunakan

teknik triangulasi data yaitu teknik yang memanfaatkan sesuatu yang di luar data

untuk keperluan pengecekan atau perbandingan data berikutnya dengan

menggunakan metode wawancara mendalam untuk mendapatkan data dari

informan dan mencocokkan data dengan data informan yang lain. Pada tahap

pelaksanaan penelitian akan melakukan proses pengumpulan data, klarifikasi data,

analisis data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2017).

Lebih lanjut Sugiyono membagikan triangulasi ke dalam 3 macam:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk mengaji kresibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini

peneliti melakukan pengumpulan dan pengujian data yang didapatkan dari

hasil pengamatan, wawancara, dan dokumen-dokumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
39

Misalnya data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan

observasi, dokumentasi atau kuesioner. Jika terdapat perbedaan di antara

ketiganya maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut untuk memastikan

data mana yang dianggap benar.

3.6 Rancangan Analisis Data

Miles and Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisi data

kualitatif dilalkukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data model

Miles and Huberman yaitu, data reduction, data display dan data conclution

drawing/verification (Sugiyono, 2017).

3.6.1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilah, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, yang baru, dicari makna, tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Melalui reduksi data akan

meghasilkan fokus penelitian.

3.6.2 Display Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk:

narasi, uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Dalam hal ini Miles and Huberman menyatakan


40

“the most frequent form of display data for qualitative research data in the

past has been narrative text”.

Yang paling digunakan untukpenyajian data dalam penelitian kualitatif

adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah diphami tersebut.

3.6.3 Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang

kuat yang mendukung pada taha pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel yang telah

terverifikasi (Sugiyono, 2017).

Gambar 3
Komponen dalam Analisis Data

Pengumpulan Display
data Data

Reduksi Data Kesimpulan/


Verifikasi
41

Sumber: (Sugiyono 2018)

3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian

3.7.1 Lokasi Penelitian

Menurut nasution mengatakan bahwa lokasi penelitian menunjuk pada

pengertian lokasi sosial uang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu pelaku,

tempat, dan kegiatan yang dapat diobservasi. Adapun yang menjadi lokasi

penelitian ini adalah Kelurahan Tugujaya Kecamatan Cihideung Kota

Tasikmalaya.

3.7.2 Jadwal Penelitian

Tabel 4
Jadwal Penelitian
Periode
No Kegiatan Des Jan Feb Mar Apr Mei
2022 2023 2023 2023 2023 2023
1. Permohonan Judul
Usulan Penelitian
2. Penyusunan Usulan
Penelitian
3. Seminar Usulan
Penelitian
4. Pelaksanaan
Penelitian
a. Pengumpulan
Data
b. Pengolahan Data
42

6. Pelaporan
a. Penyusunan
Laporan
b. Laporan Hasil
Penelitian
5. Sidang Skripsi
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.4 Hasil penelitian

a. Profil Kelurahan Tugujaya

1. Letak Geografis Kelurahan Tugujaya

Kelurahan Tugujaya merupakan daerah yang memiliki jarak terjauh dari Ibu

Kota Kecamatan. Kelurahan Tugujaya beralamat di Jalan Cibaregbeg No. 56

Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Kelurahan Tugujaya memiliki luas

wilayah 154,22 Ha atau 1.59 km² dengan batas-batas wilayahnya:

Sebelah Utara : Kelurahan Tuguraja

Sebelah Selatan : Kelurahan Sambongpari

Sebelah Barat : Kelurahan Linggajaya

Sebelah Timur : Kelurahan Kahuripan

Adapun Orbitasi (Jarak dari Pusat Pemerintahan):

Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 3 km

Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota : 5 km

Jarak dari Kota/Ibukota Kabupaten : 13 km

Jarak dari Ibukota Provinsi : 120 km

2. Keadaan Penduduk (Demografi)

Jumlah penduduk Kelurahan Tugujaya adalah 9.907 jiwa dengan dengan

penduduk laki-laki berjumlah 5.029 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah

4878 jiwa dengan rincian sebagai berikut:

42
43

Tabel 5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Kelurahan Tugujaya

Jumlah
No Umur
Laki-laki Perempuan
1. 0-4 829 829
2. 5-9 442 423
3. 10-14 435 381
4. 15-19 385 360
5. 20-24 335 320
6. 25-29 306 394
7. 30-34 345 364
8. 35-39 321 293
9. 40-44 348 330
10. 45-49 359 332
11. 50-54 232 242
12. 55-59 249 229
13. 60-69 232 223
14. 65-69 108 100
15. 70-74 55 32
16. 75 ke atas 29 26
Jumlah 5029 4878
Sumber: Kantor Kelurahan Tugujaya

Tabel 6 Pekerjaan Penduduk Kelurahan Tugujaya

Jumlah
No Pekerjaan
Laki-laki Perempuan
1. PNS 451 365
2. TNI 9 -
3. POLRI 17 -
4. Peg. Swasta 684 487
5. Wiraswasta 497 224
6. Buruh 1369 611
44

7. Pejabat Negara - -
8. Tenaga Profesi 3 2
9. Pensiunan 87 42
10. Ibu Rumah Tangga - 1537
11. Belum Bekerja 779 636
12. Tidak Bekerja 260 144
13. Lainnya 887 830
Jumlah 5029 4878
Sumber: Kantor Kelurahan Tugujaya

Berdasarkan tabel di atas mayoritas pekerjaan penduduk Kelurahan

Tugujaya yaitu Buruh, ada juga profesi yang cukup banyak yaitu Pegawai Swasta,

PNS, wiraswasta. Pekerjaan yang menonjol di Kelurahan Tugujaya yaitu Buruh.

3. Sarana dan Prasarana

Untuk kesejahteraan penduduk Kelurahan Tugujaya tersedia sarana

parsaranan dalam bidang pendidikan, kesehatan, ibadah, dan umum untuk

menunjang kebutuhan penduduk Kelurahan Tugujaya. Adapun prasarana

pendidikan terdiri dari sekolah-sekolah negeri dan swasta guna untuk menciptakan

kualitas pendidikan yang sangat baik bagi penduduk Kelurahan Tugujaya. Adapun

fasilitas kesehatan untuk kebutuhan penduduk berupa Puskesmas, Posyandu, dan

Polindes. Kesehatan menjadi penunjang bagi penduduk untuk kesejahteraan sosial.

Tersedia juga prasarana ibadah yaitu masjid dan mushola karena mayoritas

penduduk Kelurahan Tugujaya adalah Muslim, terdapat juga prasarana umum

terdiri dari bidang olahraga dan pasar Untuk lebih rinci lihat tabel di bawah ini:

Tabel 7 Sarana dan Prasarana di Kelurahan Tugujaya


45

No Sarana dan Prasarana Jumlah


Prasarana Kesehatan
1. Puskesmas Ada
1.
2. Poskesdes -
3. UKBM (Posyandu, Polindes) 9
Prasarana Pendidikan
1. Perpustakaan Kelurahan -
2. PAUD Ada
3. TK 9
2.
4. SD 4
5. SMP 4
6. SMA 3
7. Perguruan Tinggi 1
3. Prasarana Ibadah
1. Masjid 14
2. Mushola 15
4. Prasarana Umum
1. Olahraga 5
2. Pasar 1
Sumber: Kantor Kelurahan Tugujaya

4. Struktur Organisasi Pemerintah Kelurahan Tugujaya

Pembentukan struktur oraganisasi Kelurahan Tugujaya dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 8 Tahun 2008 Tentang

Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah. Struktur organisasi Kelurahan

Tugujaya sebagai berikut:

Gambar 4 Struktur Organisasi Kelurahan Tugujaya


46

LURAH
DUDU, S.Sos., MM

SEKRETARIS LURAH
RISKA ELFINA

KASI PEM DAN KASI KESRA DAN


TRANTIB KESBA
M. BURHANUDIN, S. Ag ANDRIANY SOFIA, SE

FUNGSIONAL UMUM FUNGSIONAL UMUM


WAWAN HENDRIYANA ALIS EMA ROSMAYATI, S. Sos

Sumber: Kantor Kelurahan Tugujaya

b. Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kelurahan Tugujaya Kecamatan

Cihideung Kota Tasikmalaya

Program Keluarga Harapan atau PKH merupakan program dari pemerintah

dan salah satu upaya dalam menanggulangi kemiskinan. Tujuan jangka pendek

dari PKH yaitu membantu mengurangi beban pengeluaran Keluarga Penerima

Manfaat (KPM), sedangkan untuk tujuan jangka panjang diharapkan akan

memutus rantai kemiskinan. PKH juga berguna untuk meningkatkan kualitas

kesehatan ibu hamil, anak usia balita dan lansia juga kualitas pendidikan anak

tingkat SD, SMP, dan SMA. Hal itu merupakan sebuah kebutuhan yang sangat
47

penting bagi mereka. Kelurahan Tugujaya merupakan salah satu Kelurahan di

Kecamatan Cihideung yang menerima bantuan PKH.

4.2 Pembahasan

Evaluasi Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2019-2022 Di Kelurahan

Tugujaya Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya

Untuk mengetahui tingkat keberhasil dari suatu program, maka dibutuhkan

evaluasi. Evaluasi program mempersoalkan apa yang terjadi setelah kebijakan

tersebut dilaksanakan. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa evaluasi itu akan

mempersoalkan dampak nyata dari suatu proses akhir suatu kebijakan atau dengan

seberapa jauh kebijakan tersebut mencapai hasil yang diharapkan sesuai tujuan dari

program tersebut.

Tujuan dan sasaran dari suatu program atau kebijakan, akan dapat diukur

melalui evaluasi sehingga evaluasi disini sebagai tolak ukur seberapa jauh tujuan

dan sasaran dari suatu program itu telah tercapai. Dan untuk menilai keberhasilan

suatu program, perlu dikembangkan beberapa indikator atau kriteria yang

menjadikan acuan dalam melakukan evaluasi. Evaluasi menjadi sangat penting

untuk dilakukan dalam suatu program.

Untuk mengukur tingkat keberhasilan pada pelaksanaan Progrma Keluarga

Harapan (PKH) Tahun 2019-2022 di Kelurahan Tugujaya Kecamatan Cihideung

Kota Tasikmalaya, maka peneliti menggunakan kriteria dari William N Dunn

sebagai berikut:

1. Efektivitas
48

Efektivitas program ini sangat berkaitan erat dengan sejauh mana

pelaksanaan PKH ini telah mencapai tujuan yang diharapkan. Efektivitas PKH

dapat dilihat dari adanya kesesuaian antara konsep dengan fakta di lapangan

sehingga tujuan dari program ini berjalan dengan baik. Untuk mengetahui

efektivitas dari PKH ini, peneliti mencoba melakukan tinjauan ke lapangan di

mana PKH tersebut dilaksanakan di Kelurahan Tugujaya Kecamatan Cihideung

Kota Tasikmalaya, peneliti melakukan observasi dengan sistem wawancara kepada

pihak terkait.

Untuk melihat tingkat keefektivitasan dari PKH di Kelurahan Tugujaya

Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, ada dua hal yang menjadi acuan sebagai

dasar pengetahuan apakah program tersebut berjalan seperti yang diinginkan.

a. Komitmen

Komitmen merupakan salah satu syarat dari pelaksanaan PKH, keefektivan

pelaksanaan PKH dapat dilihat dari komitmen mereka untuk memenuhi syarat

yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Terlaksananya suatu program jikan

masyarakat tetap patuh dan tidak menyalahi aturan yang sudah disepakati bersama.

Di dalam pedoman umum PKH, bagi pemberian layanan pendidikan

maupun kesehatan terdapat hal yang berkaitan dengan kewajiban yang harus

dipenuhi dengan baik oleh peserta PKH/KPM. Kewajiban yang harus dilakukan

oleh para penerima PKH sesuai dengan yang tercantum dalam pedoman umum

diantaranya:

1) Memeriksakan kandungan bagi ibu hamil

2) Melakukan pemerikasaan paska persalinan untuk ibu nifas ke pustu


49

3) Mengantarkan anak balita tahun untuk posyandu

4) Pemeriksaan kesehatan bagi lanjut usia

5) Bagi anak usia sekolah harus rajin ke sekolah

Apabila peserta tidak memenuhi persyaratan komitmen sebagaimana yang

telah disepakati maka berlaku ketentuan sebagai berikut:

1) Peneguran

2) Pengurangan/pemotongan dana PKH yang akan diterima

3) Dikeluarkan sebagai peserta PKH

Untuk mengetahui lebih jelas terkait komitmen KPM di Kelurahan

Tugujaya berikut pernyataan wawancara dengan informan Bapak Hendi selaku

pendamping PKH di Kelurahan Tugujaya menjelaskan bahwa:

“bicara soal komitmen neng, di Kelurahan Tugujaya mah


pesertanya rajin semua selama PKH berjalan. Selama saya jadi
pendamping kalua ada pertemuan seluruh anggota langsung menghadiri
pertemuan, karena mungkin mereka takut juga yah dikenakan sanksi
pengurangan dana. Para anank-anak dari penerima bantuan semuanya pada
rajin pergi ke sekolah soalnya itu syarat orang tuanya dalam menerima
bantuan PKHdan lagi pas tahun 2020 sampe 2021 ada wabah corona jadi
otomatis sekolah diliburkan jadi saya pas waktu itu ga turun langsung
meninjau apakah anak-anaknya rajin kumpul tugas atau menghadiri
pelajaran lewat online dan mengumpulkan tugasnya ke sekolah, sama
halnya dengan ibu-ibu yang punya balita, ibu hamil, mereka rajin ke
posyandu untuk memeriksakan kesehatannya dan anaknya. Bisa dikatakan
karena adanya bantuan PKH ini mereka rajin ke posyandu memberi
pengaruh positif, dan alhamdulillah sekarang mah saya juga bisa meninjau
lagi”. (Wawancara 9 April 2023 pukul 10.30 WIB).
Dari penjelasan informan saat wawancara di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa peserta PKH di Kelurahan Tugujaya sudah menjalankan komitmen yang

ditetapkan dengan baik, tapi untuk tahun 2020-2021 karena adanya wabah corona,

dalam pemutakhiran data mendapatkan kendala karena jarang turun lapangan. Hal

yang sama juga yang diungkapkan oleh salah satu warga penerima PKH dari
50

Tugusirna RW 06 Kelurahan Tugujaya yang mempunyai tanggungan anak

sekolah dan seorang ibu hamil yaitu Ibu Mira (wawancara 10 April 2023 pukul

13.00 WIB) sebagai berikut:

“Muhun neng alhamdulillah saya rajin ke posyandu mulai saya


hamil sampai sekarang, setiap bulan tanggal 10 suka ke posyandu, karena
kan salah satu syarat penerima bantuan PKH dan juga anak saya rajin
pergi ke sekolahnya tapi pas ada corona mah anak saya rajin dikasih tugas
dan selalu saya pantau juga, suka kesekolah juga buat ngumpulin
tugasnya”.

Berdasarkan wawancara dengan warga penerima bantuan PKH tersebut

bahwa menjalani komitmen Ibu Mira sudah menjalani komitmennya dengan baik

dan patuh pada peraturan yang sudah ditentukan oleh pemerintah pusat dan

ketentuan dari program itu sendiri. Meski demikian penerima bantuan harus selalu

memperhatikan setiap peraturan yang telah ditentukan pemerintah agar batuan

yang diterima sesuai peraturan.

Sama halnya yang disampaikan oleh salah satu penerima PKH di

Cibaregbeg RW 04 Kelurahan Tuujaya yang memiliki tanggungan anak sekolah

SMP dan SMA yaitu Ibu Tuti (wawancara 10 April 2023 pukul 14.00 WIB)

sebagai berikut:

“Alhamdulillah neng anak-anak saya mah pada rajin ke sekolahnya


yang SMP maupun yang SMA, kalua yang SMP jam 6 udah berangkat
karena jalan kaki lumayan jauh dari rumah tapi masih bisa ditempuh sama
jalan kaki, maklum neng ga ada kendaran pribadi saya mah bapaknya juga
ga ada, saya kan janda neng. Yang SMA naik angkot ke sekolahnya.
Pokonya saya selalu mantau anak-anak saya buat ke sekolah selain
persyaratan PKH tapi itu juga buat pendidikan mereka harus sunggung-
sungguh. Pemerintah kasih bantuan berarti kita sebagi penerima haris ikuti
peraturannya”.

Dari hasil wawancara dengan KPM di atas bahwa dia sudah menjalankan

komitmen dengan baik dan memperhatikan kebutuhan sekolah anaknya. Karena


51

menurutnya pemerintah memberi bantuan berarti dia sebagai penerima harus

menjalankan peraturan pemerintah dengan baik.

Dari hasil wawancara di atas dengan beberapa informan dapat disimpulkan

bahwa dalam PKH dengan adanya komitmen dan sanksi tersebut, para peserta

atau penerima PKH tetap menjaga komitmen dan menjalankan kewajibannya yang

telah ditetapkan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Di Kelurahan Tugujaya sendiri ada pertambahan dan pengurangan jumlah

peserta PKH pada tahun 2019-2022 sebagai berikut:

Tabel 8 Pertambahan Anggota PKH Tahun 2019-2022

Nama Pertambahan Pertambahan Pertambahan Pertambahan


Anggota PKH Anggota PKH Anggota PKH Anggota PKH
2019 2020 2021 2022
Kelurahan - 10 - 1
Tugujaya
Sumber: Pendamping PKH

Tabel 9 Pengurangan Anggota PKH Tahun 2019-2022

Pengurangan Pengurangan Pengurangan Pengurangan


Nama Anggota PKH Anggota PKH Anggota PKH Anggota PKH
2019 2020 2021 2022
Kelurahan - - 5 8
Tugujaya
Sumber: Pendamping PKH

Berdasarkan tabel di atas terdapat penanmbahan dan pengurangan peserta

PKH tahun 2019 evaluasi tidak dilakukan dan tidak ada pembaharuan data. Pada
52

tahun 2020 menunjukan hasil evaluasi dengan bertambahnya peserta PKH cukup

banyak karena adanya pendaftar baru dan terjadinya pandemi Virus COVID-19.

Di mana beberapa keluarga ada yang di PHK dari pekerjaannya sebagaimana

wawancara pada salah satu peserta PKH yang mendaftar pada tahun 2020 Bapak

Dodo penerima PKH dari Cipicung RW 07 Kelurahan Tugujaya (wawancara 10

April 2023 pukul 15.30 WIB) sebagai berikut:

“Muhun neng, pas waktu itu saya di PHK karena ada corona
makannya saya coba daftar PKH eh alhamdulillah dapet neng, buat
kebutuhan sekolah anak, kebutuhan sehari-hari juga saya juga coba-coba
bikin usaha, kitu neng”.

Selanjutnya pada tahun 2021 terdapat pengurangan, di mana beberapa

keluarga memutuskan untuk melakukan graduasi mandiri. Pada tahun 2022

terdapat hasil evaluasi yang baik, melihat pengurangan peserta KPM cukup

banyak

Dalam hasil observasi lapangan juga terdapat peserta PKH yang tidak

menjalankan komitmennya sesuai peraturan yang ada, akan tetapi banyak juga

peserta PKH yang sudah menjalankan komitmennya dengan baik sesuai dengan

peraturan yang diberikan. Dapat disimpulkan dalam komitmen PKH ini berjalan

dengan baik.

b. Pertemuan Bulanan

Pertemuan setiap bulan merupakan salah satu rutinitas yang dilakukan

oleh pendamping, ketua kelompok dan peserta PKH di Kelurahan Tugujaya, yang

dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati secara bersama dan

lokasinya biasanya di rumah-rumah warga dan kantor Kelurahan. Pertemuan itu

dilakukan untuk megecek apakah ada perubahan data pada setiap peserta PKH.
53

Adapun hal-hal yang dilakukan saat pertemuan bulanan:

a. Melakukan pemutakhiran data peserta dan validasi atas perubahan data

peserta.

b. Memperbaharui informasi perkembangan dan pencapaian program.

c. Memberikan dan menerima saran menggali keluhan para peserta PKH yang

menjadi permasalahan yang dihadapi peserta PKH.

d. Memberi motivasi pada peseerta agar tetap aktif menjalankan tugasnya

memenuhi komitmen.

e. Memberikan materi-materi tentang program keluarga harapan agar

memanfaatkan dana bantuan sesuai dengan tujuannya.

Untuk mengetahui lebih jelas terkait dengan pertemuan bulanan peserta

PKH di Kelurahan Tugujaya. Berikut pernyataan wawancara peneliti dengan

pendamping PKH Kelurahan Tugujaya yaitu Bapak Hendi (wawancara 9 April

2023 pukul 10.00 WIB).

“betul neng ada pertemuan setiap bulan biasanya dilakukan di


rumah-rumah warga, tapi berhubung karena ada virus Covid-19 jadi
ditahun 2020 sampai saat ini tidak ada pertemuan saya hanya
mengubungi ketua kelompok masing-masing untuk menanyakan
keadaan setiap peserta juga untuk meminta data-data jika ada perubahan
untuk memperbaiki data-data jadi sekarang saya hanya menghubungi
ketua kelompok saja. Tapi kalau dulu sebelum ada wabah, setiap bulan
diadakan petemuan untuk evaluasi perkembangan program apakan
sudah menggunakan dana sesuai dengan yang diharapkan bukan
digunakan untuk belanja baju dan make up atau yang lain tidak
berhubungan dengan tujuan program. Saya selalu menjelaskan kepada
setiap penerima PKH bahwa ini bantuan bukan terima gaji banyak hal
yang harus dipenuhi para peserta PKH ditegaskan neng Program ini
54

hanya berlaku 5 tahun setiap penerima jadi kalau sudah cukup 5 tahun
harus keluar meskipun masih memenuhi syarat”
Dari hasil wawancara diatas dengan informan dapat disimpulkan bahwa

pertemuan bulanan sebenarnya sudah berjalan dengan baik sebelumya dari

dimulainya program ini namun mulai adanya virus covid-19 menjadi pemicu

tidak terlaksananya pertemuan ini dengan peserta PKH sehingga pendamping

kesulitan dalam memantau perkembangan peserta PKH dalam pembaruan data.

Tetapi beda halnya yang disampaikan oleh salah satu peserta PKH RW

04 Cibaregbeg yaitu Ibu Tuti (wawancara 10 April 2023 pukul 13.00 WIB).

“sebelum adanya corona neng pertemuan bulanan kadang ada


neng tapi ga rutin dilaksanakan neng, apalagi semenjak adanya corona
itu kan ga boleh berkumpul banyak orang, malah kan diadakannya
lockdown jadi bener-bener harus di rumah terus ga bisa keluar, jadilah
neng pertemuan ulanan ga diadain juga. Nah kalo sekarang kaya jarang
sih neng ada pertemuan bulanan lagi, mungkin penyesuaian dulu kali ya
neng karena kan harus menuruti sesuai protokol kesehatan juga.
Masalah pembaruan data pun ga dimintai sih neng dari pusatnya selama
corona mah”.
Dari hasil wawancara dari informan peserta PKH di atas menyatakan

bahwa pertemuan bulanan secara tidak rutin dilaksanakan di Kelurahan

Tugujaya dan ditambah adanya pandemi sudah tidak dilaksanakan dan tidak ada

pembaruan data dilaksanakan dan mungkin saja dari peserta ada yang baru

sudah melahiran atau saja ada anggota keluarga yang meninggal atau hal

lainnya.

Sama halnya yang disampaikan oleh Ibu Susi peserta PKH dari

Sukawargi RW 09 Kelurahan Tugujaya (wawancara 11 April 2023 WIB):

“kalo pertemuan bulanan neng pernah neng menghadiri ibu juga


55

kan wajib ya, tapi kalo ditanya rutin engga nya kayanya ga rutin juga
neng, soalnya ibu menghadiri cuman beberapa kali, nah kalo pas corona
datang itu ga ada lagi pertemuan bulanan sampai sekarang paling ada
pengumuman aja kalo ada pencairan uang PKH nya”.
Dari wawancara di atas bahwasannya pertemuan PKH memang belum

rutin dilakukan di Kelurahan Tugujaya apalagi semenjak datangnya Virus

Covid-19 di tahun 2020 yang di mana tidak boleh ada kerumunan, pertemuan

bulanan yang diadakan pendamping PKH belum dilaksakan juga sampai

sekarang.

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa

komitmen berjalan lancar dan pertemuan bulanan belum berjalan lancar. Namun

karena adanya virus covid-19 ini menjadi terhambat, mengakibatkan banyak

data yang tidak valid di pusat karena tidak ada pemutakhiran data dan

pembaruan data sehingga juga megakibatkan banyak peserta yang menerima

bantuan yang tidak sesuai dengan komponen. Seperti yang dijelaskan oleh

pendamping kepada peneliti bahwa jika data setiap peserta tidak valid maka

akan berpengaruh kepada penerima itu sendiri dan berimbas pada bantuan yang

akan diterima setiap triwulan.

Adapun berdasarkan observasi di lapangan ditemukan bahwa efektivitas

komitmen ditemukan bahwa masyarakat masih ada yang belum menjalankan

komitmen dengan baik, masih ada peserta yang tidak membawa anaknya ke

posyandu dan masih banyak anak peserta yang malas mengumpulkan tugas

sekolah. Tetapi juga sebagian besar peserta PKH sudah menjalankan

komitmennya dengan baik sesuai dengan ketentuaan yang ada. Berdasarkan


56

observasi pertemuan bulanan juga ditemukan belum berjalanan dengan baik dan

selama peneliti meneliti di lapangan, peneliti tidak pernah mendapatkan adanya

pertemuan bulanan dilaksanakan.

2. Efisiensi

Efisiensi yaitu seberapa banyak usaha yang diperlukan untuk mencapai

hasil yang diinginkan oleh PKH. Kriteria efisiensi terkait dengan tiga komponen

yaitu biaya bantuan, waktu dan tenaga. Dimana disini informan menjawab

mengenai nominal dana yang mereka dapatkan, lamanya waktu proses penyaluran

dana.

a. Pencairan dana

Pencairan dana PKH diberikan kepada RTSM yang telah dipilih sebagai

peserta PKH dan mengikuti syarat program pendidikan dan kesehatan. Bukti

kepesertaannya adalah kepemilikan kartu PKH yang tercantum nama ibu/wanita

yang bertanggung jawab dalam mengurus anak. Kartu PKH diberikan kepada

seluruh peserta PKH.

Proses pencairan dana PKH dilakukan setiap 3 bulan sekali dalam 4 kali

tahap dalam setahun. Pencairan dilakukan di bank yang telah ditentukan oleh PKH

dan sekarang tidak lagi didamping oleh pendamping dalam menerima kerena

semua peserta PKH sudah memiliki rekening ATM masing-masing, jadi dalam

pencairan semua masing-masing peserta mengambil uangnya sendiri-sendiri tanpa

perantara lagi.
57

Tetapi pada tahun 2022 penyaluran dana dilakukan di pos lagi, dengan

diberikannya undangan pencairan dana PKH oleh RT setempat dan langsung ke

pos dengan membawa KK dan KTP.

Untuk mengetahui lebih jelas terkait proses pencairan dana bantuan maka

peneliti melakukan beberapa wawancara dengan beberapa informan. Sebagaimana

hasil wawancara dengan Bapak Hendi selaku pendamping PKH Kelurahan

Tugujaya dengan menjelaskan mengenai proses penyaluran dana bantuan PKH:

“Soal pencairan dana jika pada tahun 2019 sampai pertengahan


tahun 2022 itu masih melalui bank, pencairan selanjutnya sampe
sekarang penyaluran dananya melalui pos neng. Pencairan dana
dilakukan setiap 3 bulan sekali. Sebelum ke pos mah bawa langsung ke
bank, ga usah pake undangan, tapi selalu ada saja keluhan yang
disampaikan warga kepada saya, ada yang tidak muncul uangnya
padahal mendapatkan PKH, tidak bisa ditarik dan masih banyak lagi
neng, makannya setelah dilakukan evaluasi diubahlah neng penyaluran
dananya melalui pos, agar mengurangi kendala-kendala dalam
penyaluran dana, dengan diberikannya undangan untuk pencairan dana
kepada para KPM oleh RT masing-masing, dengan membawa KK dan
KTP”. (Wawancara 9 April 2023 pukul 10.00).
Berdasarkan wawancara di atas berdasarkan hasil evaluasi pada tahun

2019 sampai tahun 2021 pencairan dana cukup baik namun terdapat kendala-

kendala yang membuat para KPM PKH mengeluh akan hal itu. Maka dari itu

pencairan dana diubah melalui pos dengan hanya membawa KK dan KTP.

Sama halnya yang disampaikan Ibu Tuti selaku peserta PKH dari Cibaregbeg

RW 04 (wawancara 10 April 2023 pukul 13.00 WIB).

“iyaa neng sekarang mah lewat pos dengan membawa KK dan


KTP tapi ngantri banget neng, karena kan pasti banyak yang lagi cairin
uang dan lagi tempat pos untuk pencairan dana PKH cuman di satu
tempat. Pas dulu mah lewat bank mudah juga neng alhamdulillah kalo
saya ga ada kendala apapun tapi temen ibu yang ada kendalanya ”.
58

Dari hasil wawancara diatas dengan beberapa informan tentang

pencairan dapat disimpulkan bahwa pencairan dana PKH di Kelurahan

Tugujaya sudah berjalan dengan baik karena dengan dialihkannya ke pos

peserta PKH dengan tertib mencairkan dana PKH dan pendamping lebih mudah

mendata dana yang masuk di setiap peserta PKHnya, apakah peserta

mendapatkan dana sudah sesuai dengan komponen masing-masing peserta.

b. Dana Bantuan

Table 10 RIncian Dana Bantuan PKH Sesuai Klasifikasi

Bantuan per
Klasifikasi Tahap Pencairan
RTSM/KPM
Ibu hamil/nifas,
Lansia dan,
Rp. 600.000,- x 4 kali Rp. 2.400.000,-
Penyandang
disabilitas berat
Balita Rp. 750.000,- x 4 kali Rp. 3.000.000,-
SD Rp. 225.000,-x 4 kali Rp. 900.000,-
SMP Rp. 375.000,- x 4 kali Rp. 1.500.000,-
SMA Rp. 500.000,- x 4 kali Rp. 2.000.000,-
Sumber: Pendamping PKH
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rincian bantuan yang akan diterima

oleh KPM selama menjadi peserta PKH. Bantuan ini sesuai dengan komponen

yang telah ditentukan, maka dari itu peserta PKH dalam menerima bantuan

harus berpatokan dengan ketentuan rincian dana tersebut.

1. Ibu hamil/nifas, lansia, dan penyandang disabilitas berat maka berhak

menerima dana sebesar Rp.600,000,- per tiga bulan sekali maka jika
59

ditotalkan dalam penerimaan selama 1 tahun yaitu Rp.2,400,000,- dalam 4

kali pencairan dana.

2. Balita maka berhak menerima dana sebesar Rp.750.000,- per tiga bulan

sekali maka jika ditotalkan dalam penerimaan selama 1 tahun yaitu

Rp.3.000.000,- dalam 4 kali pencairan dana.

3. Pendidikan anak SD/sederajat maka berhak menerima bantuan

Rp.225.000,- per tiga bulan (triwulan) maka jika ditotalkan Rp.900.000,-

selama 1 tahun dalam 4 kali penciran dana.

4. Pendidikan anak SMP/sederajat maka berhak menerima bantuan dana

sebesar Rp.375.000,- per tiga bulan (triwulan) jadi jika ditotalkan dana

yang diterima selama 1 tahun Rp.1.500.000,- dalam 4 kali pencairan dana.

5. Pendidikan anak SMA/sederajat maka berhak menerima bantuan sebesar

Rp.500.000,- per tiga bulan (triwulan) jika ditotalkan dana yang akan

diterima dalam 1 tahun yaitu Rp.2.000.000 dalam 4 kali pencairan dana.

Seperti yang diungkapkan oleh beberapa informan yang ditemui

dilapangan saat wawancara. Ibu Susi selaku penerima bantuan PKH dari

Sukawargi RW 09 Kelurahan Tugujaya (wawancara 11 April 2023 pukul 13.30

WIB).

“Kalau tentang berapa jumlahnya neng, jumlah yang diterima itu


alhamduilah sesuai yang neng sebutin tadi, tapi pernah sih neng
beberapa kali pas pencairan uangnya ga sesuai neng ga tau kenapa ya
kadang besar kadang kecil, waktu itu pas corona neng cuman saya mah
terima-terima aja asalkan ada setiap pencairan”.
60

Dari wawancara dengan salah seorang penerima bantuan diatas maka

dapat disimpulkan bahwa masyarakat belum memahami betul tentang program

bantuan ini dalam hal nominal uang yang harus diterima terutama pada masa

pandemi, tetpai mereka tidak ambil pusing asalkan bantuan selalu masuk

rekening saja setiap bulannya. Padahal bukan ini yang diharapkan oleh

pemerintah dan bukan tujuan dari program ini sendiri.

Sama halnya dengan yang di jelaskan oleh Ibu Mira (wawancara 10

April 2023 pukul 14.00 WIB).

“alhamdulilah neng kebanyakan yang diterma sesuai sama


komponennya, cuman pas masa-masa pandemi beda-beda neng pernah
besar pernah kecil pernah juga sesuai”.
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa peserta PKH di

Kelurahan Tugujaya sangat tau rinci dari dana bantuan sesuai dengan

klasifikasinya tetapi mereka pun masih harus di berikan evaluasi-evaluasi

informasi tentang PKH. Agar masalah seperti ini bisa ditangani jika dana yang

terima tidak sesuai dengan komponen yang seharusnya mereka terima.

Dari permasalah diatas dan beberapa pendapat informan, peneliti

melakukan klarifikasi kepada pendamping PKH yaitu Bapak Hendi (wawancara

9 April 2023 pukul 10.00 WIB).

“untuk proses pencairan dan dana bantuan yang diterima KPM


itu saya kurang tau ya neng soalnya itu sudah peraturan dari pusat, saya
hanya mendampingi dan memberitahu kapan pencairan tiba dan harus
melalui apa, dan bertugasnya pun di lapangan, tentang dana nominal
yang diterima KPM mah itu mah kan langsung dari pusat jadi say amah
ga tau apa-apa”.
Dari penjelasan diatas saat wawancara dengan Bapak Hendi dapat
61

disimpulkan bahwa bantuan PKH ini seutuhnya langsung dari pusat sehingga

dalam hal proses pencairan dan dana bantuan yg diterima itu tidak diketahui

karena proses pencairan dilakukan masin-masing melalui rekening masing-

masing dan dana bantuan juga sesuai dengan komponen masing-masing

sehingga tidak diketaui berapa nominal setiap KPM.

Adapun hasil observasi penelitian dilapagan ditemukan bahwa efisien

proses pencairan sudah berjalan dengan baik karena dari hasil penelitian saya,

pencairan dilakukan oleh masing-masing penerima tanpa perantara lagi yang

langsung masuk kedalam rekening/ATM masing-masing. Dan melalui pos

pun tidak ada kendala. Adapaun hasil observasi tentang Dana Bantuan

temukan bahwa banyak perta penerima bantuan tidak sesuai dengan komponen

masing-masing peserta ada yang setiap menerima berkurang nominal dana yang

diterima. Tetapi pada waktu pandemic melanda. Dari hasil observasi di

lapangan di Kelurahan Tugujaya saya juga mendapatkan hampir semua peserta

PKH tahu menau dalam menjumlah dana yang akan diterima. Maka dari itu dari

aspek efisiensi dapat disimpulkan bahwa indikator ini sudah berjalan dengan

baik seutuhnya.

3. Kecukupan

Kecukupan Program Keluarga Harapan berkaitan dengan sejauh mana

kepuasan para peserta keluarga harapan PKH sebagai sasaran program di dalam

mencukupi kebutuhan, dengan adanya PKH maka ada beberapa hal yang secara

tidak langsung akan terbantu misalnya biaya pendidikan, biaya kesehatan dan
62

mengurangi beban orang-orang yang tidak mampu. Kecukupan berkenaan

dengan sejauh mana suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan dan nilai,

konsep awal dari pelaksanan PKH . Dalam kecukupan juga peneliti meneliti

sejauh mana kinerja pendamping apakah menjalankan tugasnya dengan baik

sesuai dengan ketentuan yang ada.

a. Kepuasan Peserta PKH

Sebagaimana yang dijelaskan oleh informan saat melakukan tinjaun

observasi dilapangan wawancara dengan Bapak Hendi selaku Pendamping PKH

Kelurahan Tugujaya (Wawancara 10 April 2023 pukul 10.00 WIB).

“bicara memecahkan kemiskinan dengan bantuan PKH ini neng,


kayanya tidak. Dalam artian bahwa bantuan ini tidak bisa memecahkan
kemiskinan namun jika dikatakan meringankan beban masyarakat itu lebih
bagus kedengarannya, karena dengan adanya bantuan ini warga saya dapat
terbantu khususnya dalam hal pendidikan dan kesehatan dan mereka
mendapatkan juga sembako setiap bulanya. Saya hanya berpesan agar
masyarakat memanfaatkan bantuan ini semestinya dan seperlunya agar
bermanfaat dan berkecukupan untuk keluarganya. Dan jika dikatan apakah
bantuan ini bisa memecahkan kemiskinan saya rasa tidak hanya saja
membantu kebutuhan masyarakat yang kurang mampu”
Dapat disimpulkan dari hasil wawancara Bapak Hendi selaku

Pendamping PKH Kelurahan Tugujaya bahwa untuk memecahakan kemiskinan

itu satu hal yang besar untuk dilakukan namun jika dikatakan bahwa bantuan ini

mampu meringankan beban masyarakat dan program ini harus dimanfaatkan

oleh peserta sebaik-baiknya dan digunakan semestinya.

Senada dengan yang di jelakan oleh Ibu Dede selaku Kasih Ketua PKH

RW 04 Cibaregbeg.
63

“menurut saya ya neng dalam hal memecahkan kemiskinan itu hal


yang sulit, apa lagi dengan pertumbuhan angka kemiskinan makin
meningkat sehingga jika hanya program keluarga harapan (PKH) ini yang
menerima hanya sebagian saja dari satu kelurahan tidak semua yang
terdaftar dalam keluarga prasejahtera. Jadi menurut saya neng program ini
belum bisa memecahkan kemiskinan tapi bantuan ini bisa membantu
meringankan beban masyarakat miskin”.
Dari hasil wawancara diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam

memecahkan kemiskinan dimasyarakat itu sulit untuk dilakukan karena

tingginya angka kemiskinan namun dalam meringan beban masyarakat program

bantuan seperti PKH ini mampu meringankan beban masyarakat yang kurang

mampu dalam memenuhi kebutuhannya dan memang mereka benar-benar layak

untuk mendapatkan bantuan ini.

Untuk mengetahui tingkat kecukupan bantuan program keluarga

harapan ini di Kelurahan Tugujaya. Peneliti melakukan wawancara dengan

beberapa peserta PKH sebagai berikut:

Informan pertama yaitu Ibu Tuti selaku peserta PKH di Cibaregbeg.

(wawancara 10 April 2023 pukul 13.00)

“kalau bantuan ini dibilang cukup tidak untuk kehidupan sehari-hari


ya dicukupkan saja neng intan, karna pencairan kan dilakukan setiap 3
bulan sekali nah setiap penerimaan yang saya terima itu juga tidak menentu
nominalnya kadang turun kadang naik neng. Tapi meskipun begitu say
amah bersyukur pisan bisa jadi peserta PKH”
Dapat disimpulakan dari hasil wawancara dengan Ibu Tuti bahwa

bantuan dalam indikator kecukupan ini hanya bisa digunakan dalam jangka

pendek. Karena bantuan ini juga memiliki komponen sehingga banyak

komponen terpengaruh dengan nominal yang diterima.


64

Informan kedua yaitu Ibu Mira selaku peserta PKH di Tugusirna (wawancara

10 April 2023 pukul 14.00)

“bantuan pkh ini neng intan dicukupkan saja, soalnya ada terus
yang masuk ke rekening jadi cukup tidak cukupnya kita mah yang atur
neng, lumayan pisan ada bantu-bantu keuangan, uang setiap bulan
tinggal di tunggu aja masuk tidak kerja cuman peraturan- peraturannya
aja harus diikuti”.
Dari keterangan saat wawancara dengan Ibu Mira selaku peserta PKH di

Tugusirna dapat disimpulkan bahwa dalam indikator kecukupan dia

menganggap bahwa bantuan ini harus dicukupkan saja dengan kebutuhan

karena mereka bersyukur sudah bisa mendapatkan bantuan ini dalam hal

cukupnya memang belum bisa dikatan cukup untuk kehidupan sehari-hari

peserta.

b. Kinerja Pendamping

Melihat dari tugas dan fungsi yang telah dilimpahkan kepada

pendamping PKH, maka dituntutlah hasil kerja yang maksimal guna mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Tenaga pendamping sebagai pelaksana dari

Program Keluarga Harapan memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan

masyarakat terbebas dari belenggu kemiskinan melalui proses pendataan,

verifikasi serta penyaluran bantuan.

Di Kelurahan Tugujaya mempunyai 1 pendamping PKH yaitu Bapak

Hendi. Sebagai pendamping PKH Bapak Hendi akan san sudah menjalankan

tugasnya dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ada sebagimana penjelasan

dari Bapak Hendi (wawancara 9 April 2023 pukul 10.00).


65

“alhamdulillah neng saya diberi amanah buat jadi pendampng PKH


Kelurahan Tugujaya insha allah saya akan dan sudah melakukan tugas
saya sebagai pendamping PKH dengan baik neng, doain lagi biar bisa
lebih baik lagi untuk bisa mendampingi para peserta PKH”.

Pendamping PKH itu sendiri mempunyai tugasnya sendiri sebagaimana

yang disampaikan oleh informan peneliti Bapak Hendi yaitu sebagai berikut:

“iya neng ada beberapa tugas saya sebagai pendamping PKH


diantaranya melakukan kegiatan sosialisasi PKH, melakukan pertemuan
awal dan validasi data calon KPM, terus melakukan verifikasi komitmen
kehadiran anggota KPM PKH pada layanan kesehatan dan pendidikan
dengan waktu yang telah ditentukan, pendampingan KPM PKH pada akses
layanan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial buat pemenuhan
komitmen sama kewajiban sesuai kententuannya, melakukan
pemutakhiran dara bilamana adanya perubahan data KPM PKH, dan masih
banyak lagi neng”. (Wawancara 9 April 2023 pukul 10.00 WIB).

Berdasarkan wawancara di atas sebagai seorang pendamping PKH

terdapat beberapa tugas yang harus dilakukan dan harus dijalani dengan baik.

Menurut Bapak Hendi, sebagai pendamping juga harus bisa mengatur tugasnya

sebagai pendamping PKH Kelurahan Tugujaya dan sebagai kepala keluarga di

mana Bapak Hendi mempunyai pekerjaan lain yaitu untuk mencari nafkah.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh informan:

“sebagai pendamping PKH juga neng saya harus bisa mengatur


mana tugas saya sebagi pendamping dan mana tugas saya sebagai kepala
keluarga, saya yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendamping
PKH harus bisa mengerjakan tugas saya tanpa mengganggu pekerjaan
saya sebagai pencari nafkah bagi keluarga saya. Insha allah saya bisa
dan sudah melakukannya dengan baik neng”
Peneliti melakukan wawancara kepada Ketua PKH RW 04 yaitu Ibu

Dede untuk bagaimana kinerja pendamping PKH Kelurahan Tugujaya.

Menurut informan pendampinh PKH Kelurahan Tugujaya menjalankan

tugasnya dengan baik, di mana pendamping PKH selalu menghubungi


66

informan bila ada laporan atau perubahan data dari para peserta PKH. Pada

masa pandemi juga informan berkomunikasi melalui Whatsapp dengan

pendamping PKH mengenai informasi mengenai PKH di kelompok

wilayahnya. Sebagaimana penjelasan Ibu Dede selaku Ketua PKH RW 04

(wawancara 9 April 2023 pukul 14.00 WIB).

“menurut saya ya neng beliau sudah menjalankan tugas yang baik


neng, beliau juga selalu menanyakan saya apakah ada yang berubah dari
data para peserta PKH dan apakah ada laporan atau aduan dari
masyarakat tentang PKH, tapi mungkin neng buat tugas yang neng intan
tanyakan tadi tentang pertemuan bulanan itu jarang dilakukan sih neng,
saya juga ga tau ya neng”
Berdasarkan wawancara di atas bahwa pendamping PKH sudah

melakukan tugasnya dengan baik tetapi untuk pertemuan bulanan belum

dilaksanakan dengan baik di mana pendamping PKH Kelurahan Tugujaya tidak

melaksanakan pertemuan bulanan tersebut, yang mana pertemuan bulanan

tersebut sangat penting untuk para peserta PKH dan pendamping PKH.

Dari hasil observasi dilapangan yang dilakukan oleh peneliti ditarik

kesimpulan bahwa dalam indikator kecukupan ini peneliti mendapatkan

kenyataan bahwa bantuan yang didapat oleh masyarakat kadang habis sebelum

waktunya atau juga digunakan dalam hal lainnya sehingga bantuan ini terlihat

habis sesaat dan masyrakat tidak bisa menggunakan dalam jangka waktu yang

lama dan belum bisa memecahkan kemiskin. Dan untuk kecukupan dalam

kinerja pendamping belum dilakukan dengan baik di mana pertemuan bulanan

dalam PKH sangat penting bagi kelangsungan berjalannnya Program Keluarga

Harapan tersebut.
67

4. Perataan

Perataan Program Keluarga Harapan merupakan manfaat yang diterima

oleh peserta PKH disalurkan secara merata, jadi dengan kata lain pemerataan

berkaitan dengan keadilan untuk masyarkat. Di Kelurahan Tugujaya sendiri untuk

pemerataan menurut penjelasan Ibu Cicah selaku Ketua PKH RW 05 di

Cibaregbeg Kelurahan Tugujaya saat wawancara yang dilakukan pada Senin 11

April 2023 pukul 13.00 belum merata hal itu dijelaskan sebagai berikut:

“Menurut saya sejauh ini neng, di Kelurahan Tugujaya ini belum


semua masyarakat yang tergolong kurang mampu menerima dana
bantuan PKH dilihat dari datanya, kadang yang tidak menerima bantuan
itu iri kadang mereka mengatakan pemerinta tidak adil karena mereka
merasa layak menerima, saya berharap supaya ada pendataan ulang
agar masyarakat yang layak bisa menerima agar bisa merata ke
masyarakat”.
Dari penjelasan saat wawancara dengan Ibu Cicah selaku Ketua PKH

RW 05 di Cibaregbeg Kelurahan Tugujaya tentang pemerataan bantuan dapat

disimpulkan bahwa warga Kelurahan Tugujaya masih banyak yang layak

menerima bantuan namun tidak menerima bantuan tersebut sehingga

menimbulkan kecemburan dan menyalahkan pihak Kelurahan.

Sama halnya dengan yang dikemukankan oleh Ketua PKH RW 4 yaitu

Ibu Dede (wawancara 9 April 2023 pukul 14.00 WIB) sebagai berikut:

“kalau bicara merata neng ya pasti belum, di Kelurahan


Tugujaya masih banyak yang layak menerima tapi belum dapat, tapi
saya selalu mengusulkan agar masyarakat yang belum menerima agar
mengusulkan dirinya di pemkot di operatornya, agar operator bisa
mengirim datanya ke pangkalan data, supaya masyarakat yang layak
menerima bisa menerima bantuan PKH”.
Dari wawancara dengan Ketua PKH RW 04 Cibaregbeg Kelurahan
68

Tugujaya sendiri dapat disimpulkan bahwa benar nyatanya bahwa bantuan ini

belum merata karena bantuan ini memang sangat selektif dalam menetukan

penerima. Mereka yang mnerima bantuan mereka yang memang layak dalam

bantuan ini. Sama halnya yang di sampaikan Ibu Titing warga Padayungan RW

03 penerima PKH memberikan pendapat tentang pemerataan saat wawancara

yang dilakukan pada Selasa tanggal 11 April 2023 pukul 11.00 WIB.

“masih belum merata neng kalo menurut saya, itu tetangga saya
layak dapet bantuan tapi ga dapet, banyak anaknya, ga ada suami juga
kaya saya, harusnya yang begitu kasian di utamakan karena tidak ada
yang mencarikan nafkah setidaknya ada bantuan buat beli alat sekolah
anaknya dan biasanya itu kalau masuk mamanya anggota PKH anaknya
menerima bantuan dari sekolah”.
Dari hasil wawancara dengan salah satu peserta PKH diatas menanggapi

tentang pemerataan bantuan ini bhawa dapat disimpulkan memperkuat

pernyataan dari dua informan diatas bahwa memang bantuan PKH ini belum

merata Ibu Titing menyatakan bahwa masih banyak warga yang layak untuk

bantuan ini.

Dari permasalah diatas, peneliti melakukan klarifikasi kepada salah satu

pendamping PKH B a p a k H e n d i pada wawancara yang dilakukan senin 9

April 2023 pukul 10.00 yaitu sebagai berikut:

“begini neng, masalah merata atau tidaknya mungkin semua


daerah yang menerima bantuan dari PKH itu memang tidak merata,
karna apa, bantuan ini menjadi primadona di kalangan masyarakat.
Semua masyarakat merasa berhak menerimah bantuan ini apa lagi
mereka yang memang kurang mampu keluarga yang tergolong dalam
pra sejahtera. Namun meskipun masuk dalam keluarga pra sejahtera
namun tidak ada komponen yang bisa dijadikan acuan untuk
mendapatkan bantuan PKH ini neng itu alasanya kenapa PKH ini belum
merata karena banyak pertimbangan dan banyak komponen yang harus
69

diperhatikan dan diikuti. Tentang pemerataan ya bagaimana lagi ya


memang begitu bantuan tidak semua dalam kampung atau daerah itu
menerima bantuan meskipun banyak yang layak kami sebagai pengurus
PKH dan pemerintah sebenarnya bahagia- bahagia saja kalau semua
dapat tapi kembali lagi neng dana bantuan itu terbatas dan bukan satu
dua daerah saja yang mendapatkan bantuan ini tapi se indonesia jadi
harus dimaklumi jika masih banyak masyarakat yang belum dapat
mungkin lewati atau terwakilkan dengan bantuan lainnya”.
Berdasarkan penjelasan responden diatas, dapat disimpulkan bahwa

untuk Kelurahan Tugujaya dalam hal pemerataan belum mendapatkan hasil

yang memuaskan. Hal itu ditandai dengan masih banyaknya masyarakat yang

kurang mampu belum mendapatkan bantuan PKH. selain wawancara, bukti

lain yang memperkuat adanya ketidak merataan pada proses pelaksanaan

bantuan PKH yaitu banyaknya keluarga yang masuk dalam golongan keluarga

pra sejahtera.

Pemerataan program ini memang sulit untuk merata karena bukan saja

satu dua daerah yang mendapatkan bantuan ini namun seindonesia dan dana

bantuan ini terbatas mungkin mayarakat yang kurang mampu lain bisa

mendapatkan bantuan lain dari pemerintah.

Proses ketidak meratanya persebaran bantuan PKH sebenarnya

disebabkan oleh konsep dasar dari PKH itu sendiri karena dalam bantua PKH

harus menjangkau komponen-komponen yang menjadi kriteria penerima

bantuan PKH, jika menjangkau rumah tangga sangat miskin masyarakat yang

masih tergolong miskin dalam sosial ekonomi belum bisa jadi syarat untuk

mendapatkan bantuan PKH. Mereka yang tergolong miskin masih bisa

mendapatkan dana bantuan dari program pemerinta lainnya.


70

Dari hasil obseravasi di lapang peneliti juga mendapatkan bahwa

perataan bantuan program keluarga harapan (PKH) ini memang belum

sepenuhnya merata atau dengan kata lain masih banyak masyarakat yang layak

untuk program ini. Dan peneliti juga mendapatkan bahwa sudah banyak

penerima yang sudah tidak layak lagi untuk menerima bantuan ini namun

belum juga diganti dengan yang layak.

5. Responsivitas

Responsivitas program keluarga harapan merupakan bentuk respon

peserta Program Keluarga Harapan (PKH) yang timbul akibat kepuasan mereka

terhadap pelaksanaan bantuan PKH. Tanggapan itu biasa berupa respon positif

maupun negatif, Responsivitas berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan

dapat memuaskan kebutuhan. Responsivitas pada pelaksanaan Program

Keluarga Harapan Di Kelurahan Tugujaya mendapatkan respon yang cukup

positif dari pihak pelaksana maupun masyarakat peserta PKH. Peneliti juga

menambahkan untuk indikator responsivitas bagaimana respon pendamping

PKH untuk Program Keluraga Harapan Ini.

Berbagai kepuasan diungkapkan oleh peserta saat dilakukan wawancara

mengenai program keluarga harapan (PKH) antara lain seperti yang

diungkapkan oleh ibu Dede selaku Ketua PKH RW 4 (wawancara 9 April 2023

pukul 14.00 WIB).

“Alhamdulillah neng puas berkat bantuan ini biaya pembeli alat


sekolah anak saya tercukupi, saya merasa puas atas bantuan ini bisa
bantu-bantu keuangan karena penghasilan saya tidak tentu apa lagi
71

saya ada balita ada SD,SMP,SMA ada baru lulus SMA jadi banyak
kebutuhan dan biaya neng”. (senin 9 April 2023 pukul 14.00 WIB).
Dari wawancara diatas dengan salah satu penerima bantuan atau KPM

mereka sangat puas atas bantuan ini meraka sangat terbantu dalam hal finansial

dan bantuan sekolah anak-anaknya. Sama halnya dengan yang dikemukakan

oleh Ibu Tuti dari Cibaregbeg RW 4 (Wawancara 10 April 2023 pukul 13.00

WIB) sebagai berikut:

“saya puas neng bersyukur banget bisa jadi peserta PKH bisa
memenuhi kebutuhan sekolah anak, kebutuhan finansial lainnya juga
dan selalu dapat bantuan di sekolah juga karena termasuk peserta
PKH” .
Dari hasil wawancara dengan Ibu Tuti juga mearasa terbantu karena

berkat bantuan ini anak-anaknya juga mendapat bantuan di sekolah sehingga

meringankan beban biaya sekolah anaknya.

Begitu juga dengan Ibu Mira (Wawancara 10 April 2023 pukul 14.00 WIB).

“puas bangetlah neng bantuan yang dikasih pemerintah setiap 3


bulan sekali bisa bantu-bantu kebutuhan sehari-hari, anak-anak sekolah
dengan rajin, pemeriksaan kesehatan juga gampang banget, pokonya
bersyukur banget saya bisa dapet bantuan PKH ini”.
Jadi dari hasil wawancara dan observasi di lapangan di Kelurahan

Tugujaya Kecamatan Cihideung Kota Tasikmlaya dapat disimpulkan bahwa

respon masyarakat terhadap bantuan ini merasa puas dan terbantu dengan

adanya PKH ini, karena bantuan ini bisa membantu pendidikan dan kesehatan.

Dan anak-anak dari penerima bantuan PKH ini juga bisa mendapatkan bantuan

dari sekolah mereka masing-masing sehingga mereka tidak terbebani lagi

dengan biaya-biaya sekolah dan bisa membeli peralatan sekolah dengan adanya
72

bantuan itu orang tuanya tidak pusing lagi.

Sejak awal menerima bantuan sosial PKH para peserta PKH mengaku

senang meskipun bantuan diberikan bukanlah bantuan penuh, mereka sudah

bersyukur karena dengan adanya bantuan ini bisa meringankan beban

pengeluaran keluarga, mereka juga berharap bahwa bantuan ini berjalan terus,

mereka juga berharap menjadi KPM mereka berharap tidak dikeluarkan sebagai

peserta PKH. Pihak kelurahan juga berharap bahwa bantuan ini ke depanya

pelaksanaan harus lebih diperbaiki terutama masalah data.

Adapun berdasarkan observasi penelitian di lapangan ditemukan bahwa

responsivitas dari program ini sangat diterima dengan baik oleh masyarakat

karena bantuan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat yang kurang mampu.

Bantuan berupa uang tunai dan sembako sangat membantu kehidupan

masyarakat biaya pendidikan dan kesehatan juga. Namun PKH juga

mendapatkan respon negatif bagi masyarakat yang layak menerima bantuan

tersebut tetapi tidak mendapatkan bantuan PKH, dan itu selalu membuat adanya

kecemburuan sosial dalam masyarakat.

6. Ketepatan

Ketepatan program keluarga harapan mengacu pada apakah tujuan atau

nilai program dapat mengakomodir fakta program keluarga harapan dilapangan.

Ketepatan erat kaitannya dengan rasionalitas subtantif, karena pertanyaan

tentang ketepatan kebijakan tidak berkenaan satu kriteria individu tetapi lebih

dari dua kriteria secara bersama-sama.


73

Maka dari itu untuk mengetahui tingkat ketepatan dari program ini maka

peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan. Informan yang

pertama yaitu Bapak Hendi selaku pendamping PKH Kelurahan Tugujaya

wawancara dilakukan pada (tanggal 9 April 2023 pukul 10.00).

“kalau bicara tentang ketepatan neng saya rasa sudah tepat


karena masyarakat yang menerima bantuan PKH itu sudah melalui
beberapa tahap dalam pemilihan banyak syarat-syarat yang harus di
penuhi ada komponen yang menjadi acuan pemerintah dalam memilih
penerima bantuan PKH”.
Dari hasil wawancara diatas dengan Bapak Hendi selaku pendamping

dalam indikator ketepatan dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam hal ketepatan

penerima bantuan sudah tepat dan sesuai dengan sasaran yang inginkan dan

penetuan juga melalui tahap seleksi.

“pada sasaran semua warga saya yang masuk PKH ini memang
layak, mereka yang masuk golongan prasejahtera. Memang mungkin
ada beberapa yang sudah layak untuk dikeluarkan dan diganti oleh yang
layak namum itu semua saya kembalikan lagi ke pihak PKH dimana
mereka menilai sendiri”.
Dari penjelasan Bapak Hendi di atas ditarik kesimpulan bahwa

ketepatan bantuan ini memang sudah tepat dilihat dari mereka yang menerima

bantuan termaksuk dalam golongan masyarakat pra sejahtera.

“sebagai pendamping saya harus turun kelapang meninjau


apakah peserta ini lakya atau tidak menerima bantuan, dari situ kita
sebagai pendamping menilai bahwa sahnya masyarakat ini layak dalam
menerima bantuan, dan mereka juga telah memenuhi syarat komponen
PKH. Dan masalah ketepatan bantuan ya neng tidak mungkin
pemerintah salah dalam penempatan karena dalam memberikan suatu
bantuan itu melewati berbagai macam peraturannya seperti ini bantuan
PKH pasti sudah ada aturan yang harus dipenuhi sehingga masyarakat
yang dapat bantuan itu betu-betul yang layak menerima bantuan”.
Berdasarkan wawancara di atas bahwa ketepatan sasaran ini sudah tepat
74

kenapa demikian karena setelah ada nama-nama peserta yang keluar dari pusat

sebagai para calon penerima bantuan maka pendamping turun langsung

kelapangan untuk memastikan lagi apakah benar warga/masyarakat tersebut

benar layak sebagai penerima bantuan. Pendamping melakukan seleksi berkas

tinjauan rumah dan sebagainya. Dan ketepatan peserta sudah tepat dan sudah

berjalan dengan baik sesuai yang diinginkan.

Pencapaian hasil berkenaaan dengan sejauh mana program PKH ini

sudah mencapai hasil dan berguna bagi keluarga penerima manfaat (KPM). Di

Kelurahan Tugujaya untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil dan berguna

bagi KPM maka Sebagaimana penjelasan dari Bapak Hendi selaku Pendamping

PKH bahwasannya:

“Bicara tentang apakah PKH benar-benar sudah mencapai hasil


yang diinginkan dan berguna bagi mereka yang membutuhkan (KPM).
saya rasa sudah karena tujuan dari PKH yaitu ada 2 komponen,
pendidikan dan kesehatan dan itu sudah teralisasikan anak-anak dari
penerima PKH tidak lagi dibebani uang sekolah dan memeriksakan
kesehatan juga geratis dan setiap bulannya mereka mendapatkan
bantuan sembako ini jadi bukti bahwa bantuan PKH ini berguna bagi
peserta PKH.
Dari hasil wawancara diatas dengan pendamping PKH dapat ditarik

kesimpulan bahwa bantuan PKH ini sangat berguna dan bermanfaat bagi

penerima bantuan atau KPM.

Dari hasil wawancara di lapangan di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa dalam pencapaian hasil dari program ini sudah berhasil dan berguna bagi

masyarakat yang kurang mampu untuk kehidupan sehari-hari KPM.

Dari hasil wawancara dan obsevasi dilapangan dapat ditarik kesimpulan


75

bahwa ketepatann Program Kelurga Harapan ini sudah tepat karena dalam

menetukan peserta melalui banyak tahap dan harus mengikuti komponen-

komponen yang telah ditentukan dan bantuan ini berguna bagi mereka yang

menerima bantuan.

Untuk indikator ketepatan, peneliti juga meneliti tentang ketepatan dalam

mekanisme bantuan PKH sesuai dengan kebiajakan yang ada.

Adapun mekanisme bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di

Kelurahan Tugujaya sebagai berikut:

a. Pemilihan Daerah dan Pemilihan Peserta PKH

Pemilihan daerah merupakan salah satu mekanisme dan prosedur dalam

PKH yang dilaksanakan sebelum PKH berjalan di tingkat pelaksanaan

oprasional. atau proses pertama dalam program keluarga harapan yaitu salah

satunya adalah seleksi dan penetapan lokasi.

Sama halnya dengan yang disampaikan oleh pendamping PKH Kelurahan

Tugujaya yaitu Bapak Hendi:

“Kalau masalah seleksi dan penetapan lokasi itu neng langsung


dari kementerian sosial yang bekerja sama dengan pemkot, kecamatan
dan juga kelurahan/desa. Jadi datanya itu dari kelurahan terus ke
pusdanting, DTKS dari situ diseleksi untuk pemilihan siapa yang keluar
namanya untuk bakal calon penerima bantuan” (9 April 2023 pukul
10.00 WIB).
Jadi dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

penempatan dan seleksi peserta itu murni dari data-data yang diusulkan oleh

masing-masing daerah atau kelurahan/desa yang di mana desa mengajukan

masyarakatnya yang kurang mampu atau masuk dalam golongan pra sejahtera.
76

Sehingga data-data ditampung oleh pusdanting baru ke DTKS. Sehingga dari

sinilah para nama calon penerima akan di keluarkan dan akan diseleksi melalui

tinjauan langsung di lapangan oleh pendamping setiap kelurahan/desa.

b. Pertemuan Awal dan Validasi Calon Peserta PKH

Setelah proses penetapan lokasi dan seleksi calon penerima, selanjutnya

yaitu pertemuan awal peserta calon penerima dengan pendamping PKH.

Pertemuan ini dilakukan pendamping dengan Lurah dan para calon penerima.

Pertemuan ini dinamakan sosialisasi pra calon pemerima bantuan PKH yang

dimaksudkan bahwa peserta yang hadir di sini belum tentu semuanya terpilih

dalam bantuan PKH tapi sdi sini masih ada seleksi berkas.

Dalam pertemuan awal ini dihadiri oleh ibu atau wanita dewasa yang

mengurus anak pada rumah tangga yang bersangkutan yaitu nenek, tante atau

kakak perempuan. Karena yang tercantum sebagai penerima atau peserta adalah

nama ibu atau wanita yang mengurus anak bukan kepala rumah tangga. Namun

terdapat pengecualian jika dalam pertemuan tersebut pihak perempuan

berhalangan untuk menghadiri pertemuan pra calon penerima maka bisa

dinggantikan dengan kepala rumah tangga atau yang bisa mewakili.

Pertemuan awal ini, para calon peserta dalam mengikuti sosialisasi

harus membawa data-data yang di perlukan untuk validasi data yaitu kartu

keluarga, foto copy KTP, KIS, KIP, dan lain-lain.

Seperti yang diungkapkan pendamping Bapak Hendi selaku Pendamping PKH

Kelurahan Tugujaya pada saat wawancara sebagai berikut:


77

“Sebelum saya turun lapangan kan saya sudah dapat nama-nama


para calon dari BPS jadi setelah mendapatkan data itu saya langsung
turun lapangan dimana pendamping berkoordinasi dengan pihak
kelurahan/desa untuk mengumpulkan warganya yang menjadi calon
penerima bantuan. untuk menentukan calon peserta itu neng, dilakukan
sosialisasi pra calon peserta untuk validasi mencocokan data-data calon
keluarga penerima manfaat dimana dilakukan pegecekan apakah
peserta ini layak untuk menerima bantuan dan sesuai dengan komponen
dari PKH”. (9 April 2023 pukul 10.00 WIB)
Dari hasil wawancara dengan Bapak Hendi disimpulkan bahwa sebelum

pendamping turun kelapangan untuk pertemuan awal dan validasi calon peserta

PKH mereka sudah membawah nama-nama pra calon penerima bantuan yang

lolos dari pangkalan data untuk seleksi berkas dan kesesuaian komponen PKH.

c. Verifikasi Atas Pemenuhan Syarat

Proses verifikasi itu dilakukan oleh pendamping dengan sistem

wawancara mengenai keadaan dan kondisi para peserta mengenai kelayakan

didalam memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan untuk menerima dana

bantuan PKH. Syarat-sayarat komponen yang harus dipenuhi antara lain peserta

memiliki anak yang masih melanjutkan pendidikan SD, SMP, SMA, anak yang

masih balita, ibu hamil, disabilitas berata, lanjut usia. Verifikasi di Kelurahan

Tugujaya dilakukan sebelum pencairan, proses pelaksanaan verifikasi data yang

dilakukan pendamping ini untuk mengecek data perubahan data dari PKH

apakah mereka layak atau tidak menerima dana bantuan dari PKH.Verifikasi

atas pemenuhan syarat peserta PKH dalam komponen pendidikan dan

kesehatan, di Kelurahan Tugujaya verifikasi dilakukan secara rutin oleh

pemberi layanan kesehatan dan pendidikan. Untuk komponen kesehatan,

verifikasi sebagai bukti terdaftar bagi peserta PKH dengan melakukan


78

kunjugan ke puskesmas terdekat.

Kegiatan ini rutin dilakukan sesuai jadwal posyandu masing-masing

kelurahan/desa, ibu hamil harus memeriksakan kandunganya setiap bulan saat

posyandu dilakukan, ibu nifas setiap bulan setelah melahirkan, bayi 0-6 tahun

harus selalu mengikuti posyandu dan pemberian vitamin. Dalam melakukan

verifikasi, petugas kesehatan mencatat peserta PKH yang melakukan layanan

kesehatan.

Untuk komponen pendidikan yang bertanggung jawab dalam verifikasi

adalah guru. Guru mencatat peserta didik yang tidak memenuhi komitmen

kehadiran yang telah ditentukan yaitu setidaknya 85% hadir sekolah atau

ketentuan tatap muka setiap bulannya dan pengecualian saat sakit dan terkena

bencana. Sebagaimana yang di jelaksan oleh pendamping PKH saat wawancara

di lapangan dengan Bapak Hendi sebagai berikut:

“Jadi untuk verifikasi data dan pemenuhan syarat peserta itu


harus memenuhi setiap persyaratan komponen dimana setiap peserta
dalam komponen kesehatan maka wajib melakukan posyandu
pemeriksaan kesehatan setiap bulan dan dalam komponen pendidikan
maka seluruh anak dari anggota keluarga yang menjadi peserta PKH
harus rajin-rajin kesekolah karena jika salah satu komponen tidak
terpenuhi maka dikenakan sanksi” (9 April 2023 pukul 10.00 WIB)
Jadi dari hasil wawancara diatas maka verifikasi data dan pemenuhan

syarat peserta PKH harus selalu memenuhi setiap komitmen yang telah

ditetapkan oleh UPPKH.

d. Pemutakhiran Data

Proses pemutakhiran data yaitu apabila ada perubahan data dari RTSM
79

yang tidak sesuai dengan data awal yang tercatat pada master data base yang

bersifat dinamis. Perubahan data ini bisa terjadi sebagai hasil kegiatan

pendamping yang dilaksanakan oleh pihak PKH. Pemutakhiran data biasanya

dari laporan peserta PKH dan pendamping bekerja sama dengan ketua

kelompok peserta PKH untuk memverifikasi perubahan data terkait

menggunakan format pemutakhiran data, di antaranya yaitu:

1. Perubahan tempat tinggal

2. Kelahiran anggota keluarga baru

3. Ibu hamil

4. Data baru sekolah (ada yang baru masuk sekolah dan ada yang baru tamat

sekolah atau pindah)

5. Pengurangan anggota keluarga

6. Menikah, bekerja, meninggal, dan pindah/bekerja

7. Perbaikan nama atau dokumen

8. Perubahan fasilitas kesehatan yang diakses

9. Perubahan variabel sinergritas program

Seperti yang dijelaskan saat wawancara dengan Bapak Hendi selaku

pendamping PKH di Kelurahan Tugujaya (wawancara 9 April 2023 pukul

10.00 WIB).

“masalah pemutakhiran data itu dilakukan apabila ada laporan


masuk jika ada anggota Peserta PKH ada datanya yang berubah
contohnya dia baru melahirkan atau dia hamil baru masuk anaknya SD,
SMP, SMA atau dia baru saja mengganti KKnya atau yang lain maka
80

mereka wajib melapor ke ketua kelompok agar secepatnya dilakukan


pemutakhiran data agar nantinya data-datanya tidak valid dan berimbas
ke peneriman bantuan nantinya”.
Dari hasil wawancara diatas ditarik kesimpulan bahwa pemuktahiran

data dilakukan apabila ada laporan masuk ke pendamping sehingga jika tidak

ada laporan pendamping tidak akan merubah data-data peserta meskipun

peserta ada penambahan komponen maka dari itu jika ada masalah respon dari

peserta langsung ke ketua kelompok sehingga data di pusat selalu valid.

e. Pencairan Dana Awal

Pencairan dana PKH atau bantuan tunai hanya akan diberikan kepada

RTSM yang telah terpilih sebagai peserta PKH yang telah lolos seleksi

mengikuti setiap syarat program memenuhi komponen PKH melakukan validasi

dan pemuhtakhiran data. Dengan itu untuk membuktikan kepesertaannya adalah

memiliki kartu PKH yang tercantum nama ibu/wanita yang mengurus anak,

kartu PKH itu diberikan langusung oleh pendamping PKH setelah peserta

dinyatakan lolos sebagai peserta PKH.

Dari awal peluncuran program PKH yaitu dari 2007-2015 proses

pencairan dilakukan 3 tahap atau 3 kali setahun dan dilakukan di pos. Namun

dari tahun 2016 sampe pertengahan tahun 2022 Proses pencairan dana PKH

melalui 4 kali tahap selam 1 tahun dan pencairan dilakukan 3 bulan sekali

melalui bank. Dan pada akhir tahun 2022 kemarin sampai sekarang pencairan

dilakukan 3 bulan sekali melalui pos kembali.

Seperti yang dijelaskan oleh pendamping PKH Bapak Hendi mengenai


81

pencairan bagi peserta baru saat wawancara sebagai berikut:

“tentang pencairan dana neng, pencairan dana awal PKH


dilakuakn melalui bank sampe tahun 2015 neng, nah setelah itu diganti
pencairannya melalui bank sampe pertengahan tahun 2022 kemarin
dengan membawa kartu elektronik PKH, tapi diganti lagi pencairan dana
PKH melalui pos lagi neng dengan membawa KK, KTP, Kartu
undangan” (9 April 2023 pukul 10.00).

Gambar 5 Kartu PKH

Gambar 6 Undangan PKH


82

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa indikator ketetapan

dalam ketepatan mekanisme pemilihan peserta PKH sesuai dengan ketetapan atau

peraturan yang ada.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian peneliti menyimpulkan bahwa Program

Keluarga Harapan berjalan dengan baik dan tepat sasaran dalam pemberian

bantuan dari pemerintah tersebut.

1. Efektivitas PKH tahun 2019-2022 berjalan baik di mana sebagian besar

para peserta PKH sudah menjalankan komitmen dengan baik, meskipun

pada tahun 2020-2021 terhambat karena adanya pandemi tetapi tidak

menghentikan mereka untuk menjalankan komitmennya dengan

menjalankan protokol kesehatan. Untuk pertemuan bulanan belum berjalan

baik karena pendamping PKH tidak secara rutin melakukan pertemuan

bulanan terebut. Di mana setelah pandemi mereda pun tidak adanya

pertemuan bulanan yang dilaksanakan.

2. Efesien PKH tahun 2019-2022 berjalan dengan baik di mana pada

pencairan dana melalui ATM atau pun melalui POS berjalan baik,

meskipun pada masing-masing cara pencairan dana terdapat kelemah-

kelemahannya. Untuk dana bantuan PKH sudah sesuai dengan

klasifikasinya, namun pada saat pandemi datang jumlah nominal dana

yang diterima selalu berbeda-beda.

3. Kecukupan, untuk indikator ini PKH Kelurahan Tugujaya belum berjalan

dengan baik karena PKH tidak bisa untuk memecahkan kemiskinan yang

ada, hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan dalam jangka pendek. Untuk

82
83

kinerja pendamping PKH belum melaksanakan tugasnya dengan baik di

mana tidak melaksanakan pertemuan bulanan secara rutin.

4. Perataan dalam PKH Kelurahan Tugujaya belum berjalan dengan baik, hal

itu ditandai dengan masih banyaknya masyarakat yang kurang mampu

belum mendapatkan bantuan PKH. selain wawancara, bukti lain yang

memperkuat adanya ketidak merataan pada proses pelaksanaan bantuan

PKH yaitu banyaknya keluarga yang masuk dalam golongan keluarga pra

sejahtera.

5. Responsivitas PKH di Kelurahan Tugujaya mendapatkan respon yang baik

dari masyarakat, di mana mereka merasa puas dan terbantu asat adaya

bantuan dari pemerintah ini.

6. Ketepatan Program Kelurga Harapan ini sudah tepat karena dalam

menetukan peserta melalui banyak tahap dan harus mengikuti komponen-

komponen yang telah ditentukan dan bantuan ini berguna bagi mereka

yang menerima bantuan. Dan untuk ketepatan mekanisme PKH sudah

dijalankan dengan baik.

5.2 Saran

Saran secara praktis

1. Bagi Bapak Hendi selaku pendamping PKH Kelurahan Tugujay agar bisa

meningkatkan kinerjanya dan menjalankan tugas sebagai pendamping PKH,

melaksanakan kembali atau menjalankan kembali pertemuan bulanan yang


84

memang wajib dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada. Agar bisa

melakukan pemutakhiran data dengan benar setiap bulannya.

2. Bagi peneliti diharapkan agar bisa melakukan penelitian lebih mengenai PKH

tidak hanya evaluasinya saja. Meperbanyak observasi dan informasi-informasi

mengenai permasalahan mengenai PKH.


DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Affrian, R. (2012). Kebijakan Publik by Eko Handoyo ( z-lib . org ). Semarang:


Widya Karya, 323.

Akbar, M. F., & Kurniati M, W. (2018). Studi Evaluasi Kebijakan (Evaluasi


Beberapa Kebijakan Di Indonesia) (M. Mirnawati & Y. Kamumu (Eds.)).
Ideas Publishing.

Arifin, Z. (2019). Evaluasi Program Teori dan Praktek dalam Konteks


Pendidikan dan Nonpendidikan (N. Asri N (Ed.)). PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S., & Safrudin A J, C. (2018). Evaluasi Program Pendidikan Pedoman


Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan (Kedua). PT Bumi
Aksara.

Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya (2019). Kecamatan Cihideung Dalam


Angka 2019. BPS Kota Tasikmalaya.

Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya (2020). Kecamatan Cihideung Dalam


Angka 2020. BPS Kota Tasikmalaya.

Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya (2021). Kecamatan Cihideung Dalam


Angka 2021. BPS Kota Tasikmalaya.

Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya (2022). Kecamatan Cihideung Dalam


Angka 2022. BPS Kota Tasikmalaya.

Dunn, W. N. (2003). Pengantar Analisis Kebijakan Publik (4th ed.). GADJAH


MADA UNIVERSITY PRESS.

Kusnandar, I. (2012). Analisis Kebijakan Publik. MULTAZAM.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta


CV.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kebijakan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, Kombinasi, R&D dan Penelitian Evaluasi (S. Yosita Ratri M.Pd.
M.Ed (Ed.)).

Suwitri, S. (2008). Konsep Dasar Kebijakan Publik. Badan Penerbit universitas


Diponegoro Semarang.

Usman, H., & Akbar, P. S. (2009). Metodologi Penelitian Sosial. PT. Bumi
Aksara.

85
86

Widodo, J. (2021). Analisis Kebijakan Publik: Konsep Dan Aplikasi Analisis


Proses Kebijakan Publik (S. Wahyudi & Y. Setyorini (Eds.)). Media Nusa
Creative.

JURNAL

Apriyadi, Y (2021). Evaluasi Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) Di


Kecamatan Sanga-Sanga Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Ilmu
Pemerintahan Vol 9 No 2 125-136.

Hendri & Isnaini (2014). Evaluasi Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH)
Pada Bidang Pendidikan Di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan
Medan Denai. Jurnal Administrasi Negara Vol 2 No 2.

Imronah. (n.d.). Impelementasi Kebijakan : Perspektif, Model dan Kriteria


Pengukurannya.

IPC Policy Research Brief. (2013). Program Keluarga Harapan (PKH): Bantuan
Dana Tunai Bersyarat di Indonesia. 1–6.

Iryana, & Kawasati, R. (2022). Teknik Pengumpulan Data Metode Kualitatif.

Kurnia, Hakim, & Ramdani (2021). Evaluasi Kebijakan Program Keluarga


Harapan di Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang. Journal of
Government amg Political Studies Vol 4 No 1.

Magfira & Saharuddin, E (2022). Evaluasi Program Keluarga Harapan (PKH) do


Kabupaten Bantul. Journal Social and Government Vol 3 No 3.

Muhtadin (2016). Evaluasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam


Pengentasan Pendidikan Dan Kesehatan (Studi Kasus Desa Jatisawit Lor
Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu)

Pratama & Mudarya (2021). Evaluasi Program Keluarga Harapan (PKH) Sebagai
Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Desa Sanggalangit Kecamatan Gerokrak
Kabupaten Buleleng. Locus Majalah Ilmiah FISIP Vol 13 No 2.

Rajali, M & Putri, M (2018). Evaluasi Pelaksanaan Program Keluarga Harapan


(PKH) Dalam Pengentasan Kemiskinan Di Desa Sungai Asam Kecamatan
Belat Kabupaten Karimun Tahun 2018.

Sugiyatno (2019). Evaluasi Penerapan Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam


Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat Miskin DI Wilayah Kelurahan Juhut.
Kajian Administrasi dan Pemerintahan Daerah Vol 14 No 8.

Zahara, I., Muhammad, & Junaidi. (2019). Evaluasi Program Keluarga Harapan
87

(PKH) Dalam Mengurangi Kemiskinan Di Kecamatan Dewantara Kabupaten


Aceh Utara. HUMANIS, 05.

PERATURAN

Peraturan Menteri Sosial RI Tahun 2018 tentang Program Keluarga Harapan

SUMBER LAIN

BPS. (2022). Tingkat Kemiskinan Kota Tasikmalaya Tahun 2022.

https://tasikmalayakota.bps.go.id/

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. (2012).

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelurahan. Open Data Kota Tasikmalaya. (2022).


https://data.tasikmalayakota.go.id/dinas-kependudukan-dan-pencatatan-sipil/
jumlah-penduduk-berdasarkan-kelurahan/

Kajian Program Keluarga Harapan. (2015).


https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/129999/permensos-no-1-tahun-2018

https://data.tasikmalayakota.go.id/dinas-kependudukan-dan-pencatatan-sipil/
jumlah-penduduk-berdasarkan-kelurahan/

https://tasikmalayakota.bps.go.id/indicator/23/99/1/persentase-penduduk-
miskin.html

https://kelom.tasikmalayakota.go.id/dashboard_kinerja/kelurahan/6?tahun=2019
LAMPIRAN I

PARAMETER PENELITIAN

EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) TAHUN


2019-2022 DI KELURAHAN TUGUJAYA KECAMATAN CIHIDEUNG
KOTA TASIKMALAYA

Variabel Indikator Parameter


Evaluasi Kebijakan Efektivitas 1. Menjalankan
adalah suatu kegiatan komitmen
yang dirancang untuk 2. Melaksanakan
menilai keberhasilan pertemuan bulanan
program-program Efisiensi 1. Pencairan dana
kebijakan. 2. Dana bantuan PKH
Indikator evaluasi Kecukupan 1. Kepuasan
kebijakan menurut masyarakat dalam
William N Dun dalam memecahkan
(Kusnandar, 2012). kemiskinan
2. Kinerja pendamping
Perataan 1. Keberhasilan dalam
pembagian bantuan
PKH yang merata
2. Transparansi
pembagian dana
PKH
Responsivitas 1. Respon masyarakat
2. Respon Pendamping
PKH
Ketepatan 1. Tepat sasaran dalam
memberikan
bantuan PKH
2. Ketepatan dalam
mekanisme bantuan
PKH

88
LAMPIRAN II

PEDOMAN WAWANCARA

EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) TAHUN


2019-2022 DI KELURAHAN TUGUJAYA KECAMATAN CIHIDEUNG
KOTA TASIKMALAYA

1. Apakah komitmen dalam PKH sudah dilaksanakan?

2. Apakah pertemuan bulanan rutin dilaksanakan?

3. Apakah adanya pertambahan dan pengurangan peserta PKH pada tahun 2019-

2022?

4. Apakah proses pelaksanaan komitmen PKH sudah terlaksana sesuai dengan

kesepakatan?

5. Apakah pertemuan bulanan sudah di laksanakan?

6. Bagaimanakah efisiensi pelaksanan PKH di Kelurahan Tugujaya?

7. Bagaimana proses pencairan dana bantuan PKH?

8. Apakah jumlah nominal dana yang diterima sudah sesuai dengan komponen

yang ditentukan PKH?

9. Apakah bantuan itu sudah tepat pada sasaran yang diinginkan?

10. Bagaimana respon masyarakat tentang bantuan PKH ini?

11. Bagaimana respon pendamping tentang bantuan PKH ini?

12. Apakah dengan adanya PKH ini dapat memberikan kepuasan bagi peserta

PKH?

13. Seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan untuk memecahkan masalah

kemiskinan, masalah pendidikan dan kesehatan?

89
90

14. Apakah bantuan yang telah diberikan pemerintah pusat sudah merata kepada

RTSM?

15. Apakah PKH sudah benar-benar sudah mencapai hasil yang diinginkan dan

berguna bagi masyarakat yang membutuhkan?

16. Kapan PKH di Kelurahan Tugujaya dimulai/dilaksanakan?

17. Apakah mekanisme bantuan PKH sudah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan

yanga ada?
LAMPIRAN III

PEDOMAN OBSEVASI

EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) TAHUN


2019-2022 DI KELURAHAN TUGUJAYA KECAMATAN CIHIDEUNG
KOTA TASIKMALAYA

Data yang diobservasi:

Mengamati hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan Program Keluarga

Harapan (PKH) tahun 2019-2022 di Kelurahan Tugujaya Kecamatan Cihideung

Kota Tasikmalaya.

91

Anda mungkin juga menyukai