Struktur Inbound investment adalah investasi yang berasal dari luar negeri dimana perusahaan
luar negeri menanamkan modal di Indonesia baik mendirikan cabang atau anak perusahaan.
Struktur Outbound Investment adalah investasi yang dilakukan di luar Indonesia dimana
perusahaan dalam negeri mendirikan anak atau cabang perusahaan di luar Indonesia.
5.1. Pemilihan cabang versus anak perusahaan
Anak perusahaan Cabang Perusahaan
Anak perusahaan dibentuk dari Cabang perusahaan dibentuk dari
penyertaan saham dari induk kepanjang tangan dari induk
Anak perusahaan berstatus Subjek Cabang negeri di Indonesia berstatus
Pajak DalamNegeri (SPDN) Subjek Pajak Luar Negeri (SPLN)
karena telah memenuhi kriteria sesuai pasal 2 ayat (4) Undang Udang
didirikan di Indonesia sesuai pasal Pajak Penghasilan
2 ayat (3) UndangUndang Pajak
Penghasilan Penghasilan 3.
Penghasilan yang dikenakan pajak Penghasilan yang dikenakan pajak di
di Indonesia meliputi penghasilan Indonesia adalah hanya penghasilan yang
yang berasal dari dalam negeri bersumber dalam negeri
maupun dari luar negeri (world
wide income)
Hubungan antara anak perusahaan Hubungan antara Cabang Perusahaan di
di dalam negeri dengan induk dalam negeri dengan Kantor Pusat di luar
perusahaan di luar negeri bersifat negeri bersifat single entity (entitas
entetity (entitas legal yang tunggal)
terpisah)
Antara anak perusahaan di dalam Antara Cabung perusahaan di dalam
negeri dengan induk perusahaan di negeri dengan kantor pusat di luar negeri
luar negeri dapat melakakan sama secara pajak tidak diperkenankan
lain, sebagai konsekuensi dari melakukan transaksi sebagai konsekuensi
separate entity antara anak dari single entity.
perusahaan di dalam perusahaan di
luar negeri.
- Pemajakan terhadap wajib pajak luar negeri (WPLN) atas penghasilan dari dalam
negeri/domestik. (inward, inbound transactions) yang umumnya melibatkan importasi
modal dari luar negeri
Yusril Nur Amin 23/528558/NEK/28092
Ketentuan pajak internasional suatu negara disusun atas dasar untuk mencapai sebuah
tujuan:
- Memperoleh bagian penerimaan dari transaksi lintas perbatasan secara adil,
- Meningkatkan keadilan (fairness) dalam perpajakan,
- Memperkuat daya saing ekonomi domestik, dan
- Netralitas ekspor modal (capital-export neutrality) dan netralitas impor modal (capital-
import neutrality).
Pada dasarnya tujuan adanya pajak internasional adalah untuk mengurangi pajak
berganda, hal ini dapat dilakukan dengan 3 cara:
- Melalui cara unilateral yang mana negara yang bersangkuatan memasukkan dalam
perundangundangan pajaknya ketentuan untuk menghindari pajak berganda seperti:
a. Exemption yang didasarkan pada pure territorial principle atau restricted
terrirorial principle
b. Tax credit yang dapat dibedakan menjadi direct tax credit, indirect tax credit, dan
fictious tax credit/tax sparing
- Melalui cara bilateral yang dilakukan dengan melakukan perjanjian pajak antar negara
yang dikenal dengan isilah tax treaty atau perjanjian penghindaran pajak berganda
(P3B).
- Melalui perjanjian multilateral, misalnya General Agreement Tariffs and Trade
(GATT) atau yang dikenal sekarang yaitu WTO. Regulasi-regulasi yang dihasilkan
oleh WTO bertujuan untuk semakin membebaskan aktivitas perdagangan dan
mengurangi segala bentuk tekanan dari pemerintah terhadap kegiatan perdagangan
internasional.