Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI KEUANGAN

MADYA 1

Bab 13
Aktiva Tidak Berwujud
1
Definisi

PSAK

Aktiva non-moneter yang tidak memiliki wujud fisik, yang digunakan


untuk memproduksi barang atau jasa yag memberikan hak ekonomi
dan hukum kepada pemiliknya dan dalam laporan keuangan tidak
mencakup secara terpisah dalam klasifikasi aktiva yang lain.

2
Karakteristik

Dapat diidentifikasi secara khusus

Memiliki manfaat ekonomi di masa depan

Manfaat ekonomi dapat dikendalikan perusahaan

Biaya perolehan dapat diukur secara handal

3
Perolehan
Perolehan dari Pihak Luar

 Nilai perolehan = Biaya perolehan + Biaya yang dapat diatribusikan ke aktiva


 Perolehan dari eksternal dengan :
a. Pembelian tunggal
b. Pembelian secara gabungan
c. Pertukaran aktiva
 Contoh :
Tanggal 1 Desember 2014 PT “A”membeli hak paten Rp500.000.000. PT “A”
mengeluarkan pengeluaran lain untuk pengurusan paten tersebut sebesar Rp5.000.000
tanggal 15 Desember 2014.

Jurnal :
1 Desember 2014
Paten Rp500 juta
Kas Rp500 juta
15 Desember 2014
Paten Rp5 juta
Kas Rp5 juta
4
Perolehan
Perolehan dikembangkan secara internal

 Agak sulit untuk memenuhi kriteria pengakuan, jika memenuhi karakteristik maka bisa
diakui.

 Biaya yang diakui meliputi :


a. Bahan baku yang digunakan
b. Gaji pegawai yang terlibat langsung
c. Biaya pendaftaran hak hukum
d. Overhead yang dibutuhkan dan dialokasikan dengan dasar rasional.

 Riset dan Pengembangan


 Riset adalah penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan
memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru

 Pengembangan adalah penerapan temuan riset atau pengetahuan lainnya pada


suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, sistem,
atau jasa yang sifatnya baru atau yang mengalami perbaikan substansial, sebelum
dimulainya produksi komersial atau pemakaian.
5
Perolehan
Perolehan dikembangkan secara internal

Riset
 Aset tidak berwujud yang timbul dari Riset tidak boleh diakui
 Pengeluaran diakui sebagai beban pada saat terjadinya

Pengembangan
 Aset tidak berwujud yang timbul dari kegiatan Pengembangan, diakui jika
terpenuhi semua hal ini:
a. Kelayakan teknis penyelesaian
b. Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya
c. Kemampuan menggunakan atau menjual
d. Kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis masa depan
e. Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya lainnya untuk
menyelesaikan dan, menggunakan atau menjualnya
f. Kemampuan mengukur secara andal pengeluaran terkait aset tersebut

6
Perolehan
Kapan pengeluaran dikapitalisasi?
Tanggal 1 Tanggal 2 Tanggal 3

Riset Pengembangan

Dibebankan dan tidak Dikapitalisasi sebagai aset


dapat disajikan tidak berwujud = biaya
kembali perolehan

Tanggal 1 – Tahap Pengembangan dimulai


Tanggal 2 – Kriteria Pengakuan terpenuhi
Tanggal 3 – Tanggal aset baru hasil pengembangan siap digunakan

7
Pengeluaran setelah perolehan
Akan dikapitalisasi jika :
a. Pengeluaran besar kemungkinan akan meningkatkan manfaat ekonomi di masa
depan.
b. Pengeluaran dapat diukur dan dikaitkan dengan aktiva secara andal.

Jika kedua syarat tidak terpenuhi maka dibiayakan.

Contoh :
Tanggal 1 Desember 2014 PT “A”membeli hak paten Rp500 juta. PT “A” mengeluarkan
pengeluaran lain untuk pengurusan paten tersebut sebesar Rp5 juta tanggal 15
Desember 2014

Hak paten yang dibeli 1 Desember 2014 dengan harga perolehan Rp505 juta
dilakukan riset dengan biaya total Rp 100 juta setelahnya dilakukan pengembangan
atas hak paten dengan biaya total Rp 80 juta. Maka jurnal kapitalisasi adalah :
Paten Rp 80.000.000
Kas Rp 80.0000.000
Rp100 juta untuk biaya riset dibiayakan.
8
Amortisasi
Harus dihitung sbb:
1. Jumlah yang dapat diamortisasi
Nilai perolehan – estimasi nilai sisa (umumnya = nol)
2. Estimasi masa manfaat  Direview setiap tanggal laporan keuangan
a. Faktor ekonomis, yaitu :
 Tingkat keusangan
 Pengaruh perubahan teknologi
 Tingkat persaingan
 Faktor lain yang menyebabkan aktiva menjadi tidak bernilai
b. Faktor hukum, yaitu :
 Hak hukum diberikan selama periode tertentu.
 Contohnya : izin hak paten / perjanjian waralaba yang mempunyai jangka waktu
tertentu.
c. Di Indonesia masa manfaatnya max 20 tahun.
3. Metode amortisasi
a. Metode amortisasi sesuai pola konsumsinya, jika tidak dapat ditentukan secara
andal menggunakan metode garis lurus.
b. Amorisasi langsung ke beban amortisasi dan debet aktiva tak berwujudnya.

9
Amortisasi
Contoh:
Hak Paten yang dibeli 1 Juli 2014 sebesar Rp505 juta mempunyai izin penggunaan
selama 10 tahun, namun perusahaan mengestimasikan nilai jual obat yang dipatenkan
sekitar 5 tahun ke depan. Metode amortisasi garis lurus digunakan.

Jawab :

Tahun Beban Amortisasi (Rp)


2014 (I) 505 jt/5 tahun x ½ tahun = 101 jt x ½ = Rp50,5 juta
2015 (II) 101 juta
2016 (III) 101 juta
2017 (IV) 101 juta
2018 (V) 101 juta
2019 (VI) 101 jt x ½ = Rp50,5 juta
Beban amortisasi paten Rp50,5 juta  Beban tahun 2014
Paten Rp50,5 juta

10
Penghentian dan Pelepasan
Tidak diakui lagi sebagai aktiva tidak berwujud ketika :
a. Dijual
b. Tidak ada lagi manfaat ekonomisnya

Contoh :
Franchise yang dimiliki PT “A” dialihkan ke PT “B”. Nilai buku menurut catatan PT
“A” sebesar Rp 50 juta dan dialihkan ke PT “B” senilai Rp 60 juta. Selama ini PT
“A” membukukan amortisasi dengan mengurangkan ke akun Waralaba secara
langsung. Maka jurnal :

Kas Rp 60.000.000
Waralaba Rp 50.000.000
Laba Rp 10.000.000

11
Pengungkapan

1. Masa manfaat atau tingkat amortisasi yang digunakan


2. Metode amortisasi yang digunakan
3. Nilai perolehan dan akumulasi amotisasi pada awal dan akhir periode
4. Unsur pada laporan keuangan yang didalamnya terdapat amortisasi aktiva tidak
berwujud
5. Rekonsiliasi nilai pada awal dan akhir periode dengan menunjukkan :
a. Penambahan aktiva tidak berwujud yang terjadi.
b. Penghentian dan pelepasan aktiva tidak berwujud
c. Rugi penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi pada periode berjalan
d. Pemulihan penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi periode berjalan
e. Amortisasi yang diakui selama periode berjalan

12

Anda mungkin juga menyukai