Deny
Deny
Oleh :
DENY SEPTIAWAN
M3509015
DIPLOMA 3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
i
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir saya yang berjudul
penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar
Deny Septiawan
M3509015
iii
PERBANDINGAN VARIASI JUMLAH TRIETANOLAMIN TERHADAP
STABILITAS SIFAT FISIK DAN SIFAT KIMIA GEL ANTISEPTIK
EKSTRAK AIR BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.)
DENY SEPTIAWAN
Jurusan D3 Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
INTISARI
iv
COMPARISON OF TOTAL VARIATION TRIETANOLAMINE ON THE
STABILITY OF PROPERTIES PHYSICAL AND CHEMICAL
PROPERTIES ANTISEPTIC GEL OF WATER FLOWER ROSELLA
EXTRACT (Hibiscus sabdariffa L.)
DENY SEPTIAWAN
Department of Pharmacy, Faculty of Mathematic and Science
Sebelas Maret University
ABSTRACT
Rosella plants have various properties, one part of the plant is efficacious
as an antibacterial in the flowers. Rosella flower extract known to be used as an
antibacterial, but the use of extracts are found to be practical, it needs an
alternative that is made in the form of gel. In gel form, will extract simple to use
as practical. This study aims to determine the comparative use of variation in the
number of Triethanolamine on the stability of the physical and chemical
properties of water extracts of antiseptic gel rosella flower.
Research carried out by varying the amount Triethanolamine 2% 3% and
4% in the gel preparation. Each organoleptis and tested formula that includes the
pH stability, viscosity and dispersive power. The data obtained were then
performed statistical tests using Kolmogrov-Smirnov one-way ANOVA followed.
Based on the results showed that the dominant Triethanolamine
concentration will affect the stability of the physical and chemical properties of
the gel preparations. For viscosity, the higher the concentration of
Triethanolamine will further increase the viscosity of the gel, it can be seen from
the formula 3 (Triethanolamine 4%) had the highest viscosity. Whereas for higher
concentrations of Triethanolamine pH will increase the pH. But for the spread, the
higher concentration lowers the power Triethanolamine spread. For comparison
Triethanolamine concentration of each formula, the formula 2 pick the best
stability, because of the three tests (pH, viscosity, and the spread), no change in
the test every week. Based on Kolmogrov-Smirnov test using one-way ANOVA
followed, showed that the concentration would affect the stability
Triethanolamine gel.
v
MOTTO
Penulis
jika sekali anda gagal berusahalah terus untuk mencoba 99 kali lagi
Penulis
cepat dan tidak terlalu terlambat, tetapi selalu tepat pada waktunya
vi
PERSEMBAHAN
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
Penyusunan laporan Tugas Akhir merupakan salah satu syarat untuk dapat
Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini penulis telah berusaha semaksimal
mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik. Dan tak mungkin terwujud tanpa
maupun materiil, dan do’a dari berbagai pihak. Karena itu penulis pada
1. Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc.(Hons), Ph.D, selaku Dekan Fakultas
3. Anang Kuncoro R.S., S.Si., Apt selaku pembimbing tugas akhir atas segala
viii
4. Segenap dosen pengajar dan staff jurusan D3 Farmasi yang telah banyak
5. Dek yana yang selama ini telah memberikan dukungan, motivasi, kesabaran,
6. Teman teman koli (adi, aal, deni, duta, eka, titis, syaiful) atas persahabatannya
selama ini.
kuliah.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk perbaikan sehingga akan menjadi bahan
berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan dapat menjadi bekal bagi penulis dalam pengabdian Ahli Madya
Penulis
ix
DAFTAR ISI
INTISARI ........................................................................................................... iv
ABSTRACT ....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN 1
C. Tujuan Penelitian……………………………….…...................…….. 3
A. Tinjauan Pustaka.....................................………………..…..……….. 5
1. Klasifikasi Tanaman…..................…………………...………..... 5
….
x
3. Kandungan Tanaman ……...........………………….…..……….. 6
5. Antiseptik ………………….......................................................... 7
6. Gel ……………………………….…...…………….…..……….. 8
7. Ekstraksi …………………………………..…………………….. 8
8. Dekoksasi ……….……….……………………………………… 9
C. Hipotesis ......................................................................……..……….. 14
xi
G. Diagram Alir Cara Kerja ……………………………………………. 21
sabdariffa L.)……................................................................................. 24
I. Uji Daya Sebar Gel Antiseptik Ekstrak Air Bunga Rosella (Hibiscus
J. Uji Kesukaan dan Iritasi Gel Antiseptik Ekstrak Air Bunga Rosella
BAB V. KESIMPULAN 39
A. Kesimpulan .............................………………………..…………....... 39
B. Saran ........................................…………..….……............................. 39
xii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 40
LAMPIRAN ....................................................................................................... 42
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel IV. Hasil Pengujian Viskositas Gel Antiseptik Ekstrak Air Bunga
Tabel VI. Hasil Pengujian Daya Sebar Gel Antiseptik Ekstrak Air Bunga
56
58
60
63
63
64
65
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Digunakan …………….………………………………………… 44
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menjadi suatu gaya hidup, hal ini dapat dilihat dari banyaknya sediaan paten
antiseptik yang dijual di pasaran. Salah satu sediaan yang dapat kita jumpai adalah
antiseptik tangan yang cara pemakainnya dengan diteteskan pada telapak tangan,
sehat, serta pemakaiannya yang praktis. Bahan antiseptik yang biasa digunakan
dalam formula sediaan pada umumnya dari golongan alkohol dengan konsentrasi
± 50% sampai 70% dan jenis desinfektan yang lain seperti : klorheksidin,
adalah zat kimia yang mudah terbakar dan pada pemakaian berulang dapat
menyebabkan kekeringan dan iritasi pada kulit. Karena alasan itu, masyarakat
Salah satu tanaman obat Indonesia yang secara empiris dapat menyembuhkan
berbagai jenis penyakit dan memiliki khasiat antibakteri adalah bunga rosella
1
2
(Hibiscus sabdarifa L.). Tanaman ini mempunyai kandungan kimia yang banyak
glukoside hibisin, air, protein, lemak, serat, abu, kalsium, fosfor, zat besi, karoten,
tiamin, niasin, asam askorbat, steroid dan saponin (Maryati, 2008). Berdasarkan
data tersebut kandungan kelopak bunga rosella ini diduga dapat berkhasiat sebagai
warneri. Jumlah ekstrak yang digunakan adalah sebanyak 2,6 gram yang
diperoleh dari 100 gram serbuk rosella yang dilarutkan dalam 400 ml pelarut dan
warneri, dari penelitian ini diketahui nilai KHM (Kosentrasi Hambat Minimum)
yaitu nilai konsentrasi minimal ekstrak air bunga rosella yang memiliki sifat
antibakteri. Dari penelitian didapat nilai KHM terletak pada konsentrasi 0,81%-
suatu sistem dispersi semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu
cairan.
3
biasanya digunakan dalam basis gel yang mempunyai struktur senyawa kimia
bersifat asam ketika direaksikan dengan air. Oleh sebab itu perlu ditambahkan
suatu basa penetral seperti trietanolamin yang akan mengadakan ionisasi dan
menyebabkan obat yang terlarut air dapat masuk dan terjebak dalam struktur
namun dapat melepas kembali dengan mudah. Proses netralisasi berlebih akan
sediaan gel antiseptik dengan bahan aktif ekstrak air bunga rosella, yang akan
dibandingkan stabilitas sifat fisik dan sifat kimianya berdasarkan variasi jumlah
trietanolamin (2%, 3% dan 4%) yang digunakan, dan sediaan gel antiseptik ini
B. Perumusan Masalah
terhadap sifat fisik dan sifat kimia gel antiseptik ekstrak bunga rosella?
C. Tujuan Penelitian
terhadap sifat fisik dan sifat kimia gel antiseptik ekstrak bunga rosella.
memberikan stabilitas sifat fisik dan sifat kimia gel antiseptik ekstrak
D. Manfaat Penelitian
menghasilkan stabilitas sifat fisik dan sifat kimia yang baik berdasarkan
jumlah trietanolamin.
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Klasifikasi tanaman
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Genus : Hibiscus
5
6
2. Deskripsi tanaman
Tanaman ini sangat baik ditanam di daerah tropis maupun sub tropis.
sampai 7 cm. Bunga rosella yang keluar dari ketiak daun merupakan bunga
tunggal, artinya pada setiap tangkai hanya terdapat satu bunga. Bunga ini
ini sering dianggap sebagai bunga oleh masyarakat. Bagian inilah yang
Kristiana, 2005).
3. Kandungan tanaman
serat, abu, kalsium, fosfor, zat besi, karoten, tiamin, niasin, asam ascorbat,
magnesium, beta karotin serta asam amino esensial seperti lysine dan
agrinine. Bunga rosella juga kaya akan serat yang bagus untuk kesehatan
(penahan kekejangan). Selain itu khasiat lain dari ekstrak air bunga rosella
adalah sebagai antibakteri. Daun tumbuhan ini juga bisa digunakan untuk
5. Antiseptik
tubuh. Mekanisme kerja antiseptik adalah merusak lemak pada membran sel
bakteri atau dengan cara menghambat salah satu kerja enzim pada bakteri
antiseptik suatu sediaan antiseptik dipengaruhi oleh antara lain: kadar bahan
aktif dan bahan-bahan yang terdapat dalam formula sediaan (Block, 2001).
Salah satu zat aktif yang terkandung dalam antiseptik yang biasa
dehidrasi dan juga melarutkan lemak. Penggunaan alkohol 70% pada tangan
6. Gel
Gel umumnya merupakan suatu sediaan semi padat yang jernih, tembus
kekuatan yang disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan pada fase
7. Ekstraksi
Ekstrasi adalah sediaan yang berupa kering, kental, dan cair, dibuat
dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai,
8. Dekoksasi
sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati dengan
pelarut air (pelarut berair/polar) pada suhu 90° C selama 30 menit, terhitung
setelah panci bagian bawah mulai mendidih. Teorinya, ketika panci bawah
airnya mendidih (pada suhu 100oC), maka panas yang diterima oleh panci
atas suhunya hanya mencapai sekitar 90oC saja. Kondisi demikian ini
diperlukan agar zat aktif dalam bahan tidak rusak oleh pemanasan
9. Tinjauan bahan
a. Carbopol
memiliki bau yang khas. Carbopol merupakan resin akrilat yang apabila
transparan, yang dapat digunakan untuk sediaan semi solid (Rowe et al.,
lebih baik dari pada natural gums. Carbomer di dispersikan kedalam air
keruh, maka dari itu kemudian dinetralkan dengan basa kuat seperti
b. TEA (Trietanolamin)
Pemerian : cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah
1979).
11
(Allen, 2002)
dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian
etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P
panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas (Anonim, 1979).
b. Uji viskositas
c. Uji pH
d. Penghamburan/Daya sebar
pada kulit. Prinsipnya yakni salep atau gel dengan volume tertentu
dibawa ke pusat antara dua lempeng gelas, lempeng sebelah atas dalam
(Voigt, 1994).
e. Pengujian iritasi
jika tidak terjadi rekasi (tidak merah, tidak iritasi) dibri tanda (-) tetapi
jika terjadi reaksi (merah, iritasi) diberi tanda (+) (Padmadisastra dkk,
2007).
B. Kerangka pemikiran
tetapi pada kenyataanya penggunaan alkohol tidak sepenuhnya aman, hal ini
antiseptik yang benar-benar aman dan disukai oleh masyarakat. Salah satu
berjalanya waktu, manfaat lain dari kelopak bunga rosella diketahui, yaitu
sebagai antibakteri yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan gel
antiseptik.
Gel adalah suatu sistem dispersi semipadat terdiri dari suspensi yang
dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar,
gelling agent yang biasanya digunakan dalam basis gel yang mempunyai
14
gugus karboksilat.
Penambahan basa kuat atau basa lemah dari golongan amina (trietanolamin)
akan memberikan suasana basa sehingga gugus karboksilat dalam polimer akan
akan membuat gel akan semakin kental dan jernih. Penetralan yang berlebih
akan mempengaruhi stabilitas fisika dan kimia sediaan gel dengan basis
dilakukan dengan dengan membuat 3 formula yang akan digunakan tiga variasi
jumlah trietanolaminnya (2%, 3%, dan 4%). Dari penelitian tersebut dapat
suatu gel, hal ini dikarenakan dalam formulasi memiliki ekstrak yang memiliki
dilakukan pengujian stabilitas sifat fisik dan sifat kimianya, serta dilakukan
analisa statistik.
C. Hipotesis
memberikan stabilitas sifat fisik dan sifat kimia gel antiseptik ekstrak air
METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian
untuk memperoleh data hasil. Dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap pertama
pembuatan gel antiseptik ekstrak air bunga rosella dengan jumlah trietanolamin
2 %, tahap yang kedua adalah pembuatan gel antiseptik ekstrak air bunga
rosella dengan jumlah trietanolamin 3 %, dan tahap yang ketiga pembuatan gel
Perbedaan dari ketiga tahap ini adalah jumlah trietanolamin yang digunakan
masing sedian gel, yaitu pengujian sifat fisik (uji organoleptis, uji viskositas,
uji daya sebar) dan pwngujian sifat kimia (uji pH). Hal ini dilakukan untuk
mengetahui stabilitas sifat fisik dan sifat kimia yang paling baik berdasarkan
ada tidaknya perbedaan antar formula dan dilanjutkan uji Pos Hoc Test dengan
16
17
B. Variabel Penelitian
Variabel utama adalah variabel yang terdiri dari variabel bebas, variabel
gel antiseptik ekstrak air bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) yaitu : (2%,
3% dan 4%).
Variabel tergantung dalam penelitiaan ini adalah sifat fisik yang meliputi :
(Termo Star), gelas bekker (Pyrex), timbangan digital, mortir, stamper, alat
a. Simplisia bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) yang diambil dari Petani
Budi Surakarta.
E. Cara Kerja
1. Preparasi Sampel
a. Determinasi Tanaman
Surakarta.
setelah suhu mencapai 900 C sambil sekali sekali diaduk. Kemudian hasil
Tabel I. Tabel Rancangan Formula gel antiseptik ekstrak air bunga rosella
minggu penyimpanan. Selain itu juga akan diuji kestabilan gel selama
20
penyimpanan 4 minggu yang meliputi uji viskositas, uji pH, uji daya sebar,
a. Uji organoleptis
b. Uji pH gel
dengan larutan buffer yag sudah tersedia dalam alat, sampai monitor pH
dimasukan kedalam gel yang diujikan, sampai muncul sinyal ready lagi.
Pada saat itu dicatat pH yang tertera pada layar monitor pH meter.
bersihkan dahulu dengan aquadest agar bersih dari sisa gel pada
pengujian sebelumnya.
produksi Rion co., Ltd) dengan hasil pengukuran diperoleh dalam satuan
pada klem, selanjutnya rotor dipasang tepat ditengah tengah wadah gel.
21
jarum penunjuk pada skala sesuai dengan nomor rotor yang digunakan.
gel yang akan diuji, kemudian diletakkan pada tengah alat (kaca bulat).
warna yang terjadi pada punggung tangan sukarelawan yang diamati, jika
tidak terjadi rekasi (tidak merah, tidak iritasi) diberi tanda (-) tetapi jika
terjadi reaksi (merah, iritasi) diberi tanda (+) (Padmadisastra dkk, 2007).
22
Data yang diperoleh dari pengujian sifat fisik gel, selanjutnya dianalisis
terdistribusi secara normal atau tidak. Selanjutnya data yang telah diperoleh
tadi dilanjutkan dengan analisis one way ANOVA . Jika dari data yang diuji
Dekoksasi selama 30
menit dengan suhu 900 C
Ditambahkan
Dalam mortir hingga
Trietanolamin
mengembang dan
dicampur sampai homogen
Ditambahkan
A. Determinasi Tanaman
tanaman yang digunakan benar benar Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
merupakan sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati
dengan pelarut air (pelarut berair/polar) pada suhu 90° C selama 30 menit,
terhitung setelah panci bagian bawah mulai mendidih. Teorinya, ketika panci
bawah airnya mendidih (pada suhu 100o C), maka panas yang diterima oleh
panci atas suhunya hanya mencapai sekitar 90oC saja. Kondisi demikian ini
diperlukan agar zat aktif dalam bahan tidak rusak oleh pemanasan berlebihan
menurut (Farmakope Edisi V, 1979) zat aktif akan rusak bila dipanaskan
sampai 100o C atau lebih). Kemudian ekstrak cair diuapkan diatas water bath
24
25
C. Hasil Uji Organoleptis Ekstrak Air Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
Tabel II. Hasil Pengamatan Organoleptis Ekstrak air bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa
L.)
Pengamatan Hasil
pH 2
Bau Khas bunga rosella
Warna Merah kehitaman
Daya lekat 10 detik
cara : memasukan ekstrak dalam tabung reaksi dan dicampur dengan aquadest
Diamati apakah ada gelembung atau tidak, jika ada kemudian dimasukan
Gambar 7. Hasil Pengujian Kandungan Flavonoid dan Saponin Ekstrak Air Bunga
Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
Keterangan : kiri : Terbentuk cincin warna, sehingga positif (+)
mengandung flavonoid.
: kanan : Terbentuk busa, sehingga positif (+) mengandung
saponin.
antiseptik dengan zat aktif menggunakan ekstrak air bunga rosella (Hibiscus
sabdariffa L.). Pada pembuatan sediaan gel ini , tahap pertama yang dilakukan
adalah pembuatan ekstrak air bunga rosella yang dilakukan dengan metode
Hasil formula gel antiseptik ekstrak rosella dapat dilihat pada gambar 8
27
Gambar 8. Hasil Formulasi Gel Ekstrak air bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
Keterangan : Formula 1 : Formula gel dengan trietanolamin 2%
Formula 2 : Formula gel dengan trietanolamin 3%
Formula 3 : Formula gel dengan trietanolamin 4%
Dari penelitian yang dilakukan bahwa gel antiseptik ini dari ketiga formula
dari pengujian sifat fisik tidak mengalami perbedaan, hal ini dikarenakan
homogen, selain itu dari pengamatan bau dan warna ketiga formula tidak
formula 3 memiliki konsistensi yang paling kental hal ini sesuai dengan Allen
mengentalkan gel setelah basis karbomer didispersikan. Hal ini terjadi karena
konsentrasi trietanolamin dalam sediaan gel pada formula 3 adalah yang paling
semakin besar tahanan suatu cairan maka viskositas semakin besar, begitu pula
viskositas dari gel antiseptik dari ekstrak air bunga rosella. Hasil uji viskositas
gel antiseptik ekstrak air bunga rosella salama 4 minggu dapat dilihat dari tabel
IV.
Tabel IV. Hasil Pengujian Viskositas Gel Antiseptik Ekstrak Air Bunga Rosella (Hibiscus
sabdariffa L.)
Viskositas(dPas)±SD minggu ke-
Formula
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5
Formula 1 17.33±3.05 17.33±3.05 17.67±2.52 17.33±2.08 16.67±2.52
Formula 2 18.33±1.53 18.33±0.58 18.33±0.58 18.67±0.58 18.67±0.58
Formula 3 28.33±2.89 29.33±4.73 30.00±6.25 28.67±5.13 27.33±5.03
Keterangan : Formula 1 : Formula gel dengan trietanolamin 2%
Formula 2 : Formula gel dengan trietanolamin 3%
Formula 3 : Formula gel dengan trietanolamin 4%
25
18.33 18.33 18.33 18.67 18.67
20 Formula 1
15 Formula 2
17.33 17.33 17.67 17.33 16.67
10 Formula 3
5
0
1 2 3 4 5
Pengamatan minggu ke-
nilai viskositas, hal ini berkaitan dengan pelepasan gugus karboksilat dalam
sediaan gel, saat gugus karboksilat banyak yang lepas dari monomer asam
ikatannya, sehingga hal ini akan menyebabkan viskositas akan naik. Pelepasan
gugus karboksilat dari polimer perlu adanya suatu pembasa. Pada penelitian ini
karboksilat, maka akan banyak gugus karoksilat yang lepas. Pelepasan gugus
karboksilat ini, akan mengakibatkan ikatan antar monomer asam aklirat dalam
viskositasnya. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 9. Selain itu, untuk formula 3
memiliki nilai viskositas yang jauh lebih tinggi dari kedua formula yang lain.
apakah nilai viskositas tiap formula pada pengujian tiap minggunya mengalami
perubahan atau tidak, hal ini dapat dilihat pada pengujian ANOVA, dengan
mengacu pada nilai Sig. formula antar minggunya yaitu: formula 1 : 0,991
formula 2 : 0,965 : dan formula 3 : 0,969 nilai ini lebih dari 0,05 sehingga
terdistribusi secara normal atau tidak. Pada pengujian ini digunakan acuan
menggunakan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) karena nilai ini paling sering
digunakan sebagai indikator, dimana nilai dari masing masing formula dari
mulai formula 1 sampai formula 3 adalah 0,501 : 0,510 : 1,000 yang nilainya
lebih besar dari 0,05 maka Ho dapat diterima dan dapat disimpulkan data
one way ANOVA, sebelumnya kita menentukan dahulu apakah data memilik
varian yang sama, hal ini dapat diketahui dengan menggunakan tes
homogenitas, dan dari pengujian staistik didapat nilai 0,051 yang nilainya lebih
besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa varian antar ketiga formula
mengetahui apakah dari ketiga formula ada perbedaan atau tidak. Hasil yang
didapat dari pengujian dengan one way ANOVA, bahwa nilai signifikasinya
yaitu 0,000 yang memiliki nilai kurang dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bermakna atau tidak, dari data yang telah dianalisa didapatkan hasil pengujian
31
yaitu : nilai signifikan antara formula 1 dan formula 2 adalah 0,011 dan nilai
signifikan antara formula 1 dan 3 serta formula 2 dan formula 3 adalah 0,000
nilai signifikan yang didapat kurang dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
L.)
harus diperhatikan. Nilai pH yang aman bagi kulit adalah 5-10 Hasil pengujian
Tabel V. Hasil Pengujian pH Gel Antiseptik Ekstrak air bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa
L.)
pH±SD
Formula
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5
Formula 1 7.31±0.13 7.16±0.07 7.14±0.04 6.98±0.08 6.88±0.53
Formula 2 7.83±0.06 7.88±0.05 7.86±0.06 7.96±0.15 8.03±0.23
Uji pH Gel
8.5
7.96 8.03
7.83 7.88 7.86
8
8 8.04
7.87 7.87
pH
7 Formula 2
7.31
7.16 7.14
6.98 Formula 3
6.5 6.88
6
1 2 3 4 5
pengamatan minggu ke-
Gambar 10. Grafik Uji pH
Dari hasil pengamatan sesuai gambar 10. Dapat dikatakan bahwa nilai pH
formula 1 memiliki nilai yang lebih kecil dari kedua formula lainya, hal ini
Karena diketahui gugus karboksilat dari polimer carbopol yang terlepas dari
perlu digunakan adanya suatu pembasa yang dapat mengikat gugus itu
semakin banyak yang dinetralkan, hal ini berkaitan dengan pH sediaan yang
digunakan. Perubahan nilai pH yang terjadi dari pengamatan antar minggu dari
apakah nilai pH antar formula mengalami perubahan pH atau tidak, hal ini
33
dapat dilihat pada pengujian ANOVA, dengan mengacu pada nilai Sig. formula
0,044. Hanya formula 2 yang memiliki nilai lebih dari 0,05 sehingga dapat
formula 3 nilainya kurang dari 0,05, hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai pH
bermakna.
Dari hasil data nilai pH yang didapat, selanjutnya antar formula diuji
mengetahui apakah data tersebut terdistribusi normal atau tidak. Dari hasil
Asymp. Sig. (2-tailed) pH gel dari formula 1 sampai formula 3 adalah 0,982 :
0,908 : 0,838, dan nilai ini disimpulkan dapat terdistribusi secara normal,
karena nilainya lebih dari 0,05. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian untuk
nilainya lebih dari 0,05, hal ini dapat disimpulkan, bahwa varian antar ketiga
ketiga formula memiliki perbedaan yang signifikan atau tidak. Hasil yang
didapatkan bahwa nilai signifikansinya adalah 0,000 yaitu kurang dari 0,05
perbedan yang bermakna atau tidak, dari data yang dianalisa didapatkan hasil
dan 3 adalah 0,000 yang nilainya kurang dari 0,05 sehingga diketahui bahwa
perbedaan antar formula tersebut memiliki perbedaan yang bermakna dan nilai
signifikansi antara formula 2 dan formula 3 adalah 0,960 nilai signifikasi yang
didapat bernilai lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa antar
I. Uji Daya Sebar Gel Antiseptik Ekstrak air bunga Rosella (Hibiscus
sabdariffa L.)
Pengujian daya sebar gel dilakukan untuk mengetahui kemampuan gel
tekanan yang berarti. Karena semakin mudah dioleskan pada kuliat maka luas
permukaan kontak zat berkhasiat dengan kulit akan semakin besar, sehingga
absorbsi zat berkhasiat ditempat pemberiaan akan semakin optimal. Daya sebar
erat kaitanya dengan viskositas suatu sediaan, karena jika semakin kecil nilai
viskositas, maka nilai daya sebar akan semakin besar, begitu juga sebaliknya.
Hasil analisa data daya sebar gel dapat dilihat pada tabel VI.
35
Tabel VI. Hasil Pengujian Daya Sebar Gel Antiseptik Ekstrak Air Bunga Rosella
(Hibiscus sabdariffa L.)
Daya sebar(Cm)±SD
Formula
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5
Formula 1 2,74±0,02 2,70±0,06 2,74±0,08 2,77±0,04 2,77±0,03
Formula 2 2,70±0,03 2,70±0,03 2,70±0,06 2,73±0,03 2,76±0,02
Formula 3 2,40±0.01 2,44±0,01 2,47±0,02 2,47±0,01 2,48±0,02
Dari data yang dihasilkan, pengujian daya sebar diketahui bahwa semakin
besar nilai daya sebar gel, menunjukan bahwa gel tersebut memiliki konsistensi
yang lebih lunak. Dari data yang didapatkan bahwa formula 1 memiliki nilai
daya sebar yang paling lunak, dan formula 3 memiliki konsistensi yang paling
padat/kental. Hasil penguian daya sebar dapat dilihat pada grafik berikut.
2.7
2.73 2.76
2.6 2.7 2.7 2.7
2.5 Formula 1
2.4 2.48
2.44 2.47 2.47 Formula 2
2.3 2.4
Formula 3
2.2
1 2 3 4 5
pengamatan minggu ke-
paling kecil, hal ini dikarenakan konsistensi formula 3 adalah yang paling
kental. Sedangkan formula 1 memiliki daya sebar yang paling kecil. Karena
dalam pengujian, juga akan semakin sulit untuk menyebarkan gel. Hal ini juga
36
viskositas suatu sediaan, daya sebar yang dihasilkan akan semakin kecil, begitu
pula sebaliknya.
apakah nilai daya sebar antar formula mengalami perubahan atau tidak, hal ini
dapat dilihat pada pengujian ANOVA, dengan mengacu pada nilai Sig. formula
0,000. Dari ketiga formula hanya formula 3 yang memiliki nilai kurang dari
0,05, hal ini dapat disimpulkan bahwa formula 3 memiliki perubahan nilai daya
sebar pada pengujian antar minggu yang signifikan. Sedangkan formula 1 dan
formula 2 nilainya lebih dari 0,05 dan diketahui bahwa formula 1 dan formula
2 tidak mengalami perubahan daya sebar pada pengujian antar minggu yang
signifikan.
mengetahui data tersebut terdistribusi normal atau tidak, hasil yang didapatkan
terdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dari formula 1 sampai
formula 3 adalah 0,925 : 0,577 : 0,726 yang memiliki nilai lebih dari 0,05.
formula memiliki homogenitas varian yang sama atau tidak. Dari pengujian
yang dilakukan didapatkan hasil bahwa nilai signifikansinya adalah 0,865 yang
37
lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga formula memiliki
one way ANOVA. Pengujian dengan one way ANOVA digunakan untuk
mengetahui apakah dari ketiga formula tersebut ada perbedaan atau tidak. Dari
karena nilai signifikansinya adalah sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.
LSD untuk mengetahui perbedaan daya sebar antar formula memiliki perbedan
yang bermakna atau tidak, dari data yang dianalisa didapatkan hasil pengujian
adalah 0,000 yang nilainya kurang dari 0,05 sehingga diketahui bahwa
sedangkan untuk nilai signifikansi antara formula 1 dan formula 2 adalah 0,189
nilai signifikansi yang didapat bernilai lebih dari 0,05 sehingga dapat
konsentrasi dari trietanolamin maka gel akan semakin kental, sehingga akan
J. Hasil Uji Kesukaan dan Iritasi Sediaan Gel Antiseptik Ekstrak Air Bunga
menyukai sediaan yang kita buat untuk menentukan, apakah sediaan ini dapat
dihasilkan:
Uji Kesukaan
60%
50%
40% Kenyamanan
30% Bau
Warna
20%
Kelengketan
10%
0%
Formula 1 Formula 2 Formula 3
yang sesuai dan tidak lengket, tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental,
panas pada kulit dan kemerahan. Pengujian iritasi dilakukan untuk mengetahui
39
keamanan sediaan gel yang telah dibuat. Pada pengujian iritasi gel antiseptik
ekstrak air bunga rosella ini, dilakukan terhadap 20 orang responden. Hasil dari
Uji Iritasi
25
20
Jumlah responden
15 iritasi
10
tidak iritasi
5
0
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Dari data pengujian iritasi terhadap kulit, dapat diketahui formula sediaan
gel antiseptik dari ekstrak air bunga rosella dalam penelitian ini aman untuk
digunakan dan tidak memberikan efek iritasi seperti bengkak, kulit kemerahan
dan gatal-gatal. Hal ini dikarenakan karena pH yang ada dari masing masing
formula masuk dalam range pH aman untuk kulit, menurut troy et al (2005) pH
kulit yang aman digunakan adalah 5-10, sedangkan rata-rata pH yang ada dari
responden dapat disimpulkan gel antiseptik dari ekstrak air bunga rosella aman
PENUTUP
A. Kesimpulan
fisik dan sifat kimia sediaan gel antiseptik dari ekstrak bunga rosella
formula 2 memiliki stabilitas sifat fisk dan sifat kimia paling baik,
B. Saran
lain.
40