Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Disusun Oleh:

Kelompok 6 :
Lisa Maelani
Mariam
Melawati
Mia Ode Simarmata
Muriah

PROGRAM STUDI SI KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA

TAHUN 2023

KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyusun Makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa tim penyusun atau kelompok 6 mengucapkan banyak terimakasih
kepada dosen pembimbing yang sudah membantu kami dalam proses penulisan
makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah. Kami pun
mengetahui jika makalah yang sudah disusun ini jauh dari kata sempurna. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Penyusun

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam memberikan asuhan terbaik yang layak diterima oleh perempuan


tidak terlepas dari usaha pemberdayaan terhadap perempuan itu sendiri. Dimana
bidan memiliki peran penting dalam pemberdayaan perempuan dalam bidang
kesehatan.
Fokus pembangunan pada aspek kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran keluarga dan masyarakat akan pentingnya gizi anak balita, kesehatan
ibu, dan remaja putri termasuk percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI).
Gender adalah konstruksi sosial dalam suatu Negara yang dipengaruhi
oleh kondisi sosial, politik, budaya, ekonomi, agama maupun lingkungan etnis.
Gender bukan jenis kelamin, namun gender dapat terjadi pada laki-laki maupun
perempuan.
Pengertian jenis kelamin merupakan penyifatan atau pembagian dua jenis.
kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin
tertentu. Misalnya, bahwa manusia jenis laki-laki bersifat seperti daftar berikut
ini: laki-laki adalah manusia yang memiliki penis, jakun dan memproduksi
sperma. Sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi seperi rahim dan saluran
untuk melahirkan, memiliki sel telur, memiliki vagina, dan mempunyai
payudara[1] Gender berbeda dari jenis kelamin biologis. Jenis kelamin biologis
merupakan pemberian Sedangkang gender adalah konstruksi sosial.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asuhan Terbaik Yang Layak Diterima Oleh Setiap perempuan

Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang


dijadikan panduan dalam memberikan asuhan. Keyakinan tersebut adalah
Keyakinan tentang perempuan. Setiap perempuan adalah pribadi yang
unik mempunyai hak, kebutuhan, keinginan masing-masing. Oleh sebab
itu perempuan harus berpartisipasi aktif dalam setiap asuhan yang
diterimanya.
Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh
bidan sesuai kewengannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu
dan anak untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya
keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Sasaran pelayanan kebidanan adalah
individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan dan pemulihan. Layanan kebidanan dapat
dibedakan menjadi :
1) Layanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab bidan.
2) Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan
sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara
bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah proses kegiatan
pelayanan kesehatan.
3) Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan
dalam rangka rujukan kesistem layanan yang lebih tinggi atau
sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam
menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga
layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat / fasilitas
pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun vertical
5
atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta
bayinya.
Asuhan kebidanan meliputi meliputi asuhan pra konsepsi,
antenatal, intranatal, neonatus, nifas, keluarga berencana, ginekologi,
premenopause dan asuhan primer. Dalam pelaksanaannya bidan bekerja
dalam sistem pelayanan yang memberi konsultasi, manajemen kolaborasi,
dan rujukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan klien.
Pelayanan kebidanan merupakan perpaduan antara kiat dan ilmu. Bidan
membutuhkan kemampuan untuk memahami kebutuhan wanita dan
mendorong semangatnya untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya
menghadapi kehamilan, persalinan maupun perannya sebagai ibu. Dalam
tugasnya, bidan membutuhkan ilmu dan kemampuan untuk mengambil
keputusan.

A. Asuhan terbaik bagi perempuan


1) Asuhan yang sesuai standar
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai wewenang
dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan,
mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah
kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan
kebidanan
a) Tujuan standar asuhan kebidanan
 Acuan dan landasan dalam melaksanakan tindakan/kegiatan
dalam lingkup tanggungjawab bidan
 Mendukung terlaksananya Asuhan
Kebidanan berkualitas
 Parameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan yang
diberikan bidan
 Perlindungan hukum bagi bidan dan klien/pasien

6
b) Standar
 Standar I : Pengkajian
o Bidan mengumpulkan semua informasi
yang akurat, relevan dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien
 Standar II : Perumusan Diagnosa dan
atau Masalah Kebidanan
o Bidan menganalisa data yang diperoleh pada
pengkajian, menginterpretasikannya secara
akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa
dan masalah kebidanan yang tepat
 Standar III : Perencanaan
o Bidan merencanakan asuhan kebidanan
berdasarkan diagnosa dan masalah yang
ditegakkan
 Standar IV : Implementasi
o Bidan melaksanakan rencana asuhan
kebidanan secara komprehensif, efektif,
efisien dan aman berdasarkan evidence
based kepada klien/pasien dalam bentuk
upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang dilaksanakan secara
mandiri, kolaborasi dan rujukan
 Standar III : Perencanaan
o Bidan merencanakan asuhan kebidanan
berdasarkan diagnosa dan masalah yang
ditegakkan
 Standar IV : Implementasi

7
o Bidan melaksanakan rencana asuhan
kebidanan secara komprehensif, efektif,
efisien dan aman berdasarkan evidence
based kepada klien/pasien dalam bentuk
upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang dilaksanakan secara
mandiri, kolaborasi dan rujukan

2) Asuhan yang berpusat pada perempuan / Women


Centered Care
a) Definisi Asuhan yang Berpusat Pada Perempuan (Women
Centered Care)
1. Suatu filosofi dasar dan pendekatan praktis yang
secara sadar dipilih dalam pengelolaan asuhan pada
perempuan usia Reproduksi
2. Hubungan yang kolaboratif antara perempuan dan
bidan
3. Dibangun melalui interaksi yang baik dan saling
terbuka
4. Mengakui keahlian dan saling menghormati
5. kekuatan/kelebihan masing-masing
6. Memiliki fokus yang seimbang antara ‘pengalaman
perempuan’ dan juga kesehatan/kesejahteraan dari ibu
dan bayinya

2.2 Peran Konsumen Sebagai Penerima Layanan


A. Hidup Sehat Adalah Kebutuhan Primer
Pemerintah dan tenaga kesehatan serta masyarakat
bertanggungjawab untuk merealisasikan adanya kebijakan yang
lebih baik, sistem yang berkualitas, sumber dana yang cukup,

8
fasilitas dan tenaga medis yang memadai guna menjamin
terlaksananya program kesehatan Masyarakat.
B. Kondisi Pada Pelayanan Kesehatan
 Pelayanan kesehatan yang masih tergolong baru, dan belum
dirasakan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat, tetapi
tidak tersedia standar quality of care yang berbasis
konsumen
 Kecenderungan perilaku para praktisi medis yang kurang
mempertimbangkan proses komunikasi atau pertukaran
informasi, serta interaksi sosial yang saling menguntungkan
 Pasien sebagai konsumen pengguna layanan kesehatan
tidak menyadari bahwa mereka memiliki hak untuk
mendapatkan pelayanan yang memuaskan. dengan kata lain
pasien berhak untuk menanyakan pelayanan medis yang
dianggap belum jelas, bahkan memberatkan pasien itu
sendiri

C. Memahami Hak Dan Kewajiban Konsumen


Penetapan Hari Konsumen Nasional dilakukan berdasarkan
Keputusan Presiden No. 13 Tahun 2012 tentang Hari Konsumen
Nasional. Pemilihan tanggal 20 April sebagai Hari Konsumen
Nasional didasarkan pada tanggal diterbitkannya Undang-Undang
No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Sejak tahun 2000 telah disahkan Undang-Undang No. 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen namun disadari
bahwa masih banyak konsumen yang belum memahami bahwa
mereka mempunyai hak yang dijamin Undang-Undang

D. Hak Yang Dilindungi Undang-Undang


1) Mendapatkan Informasi

9
Pasien sebagai konsumen memiliki hak untuk mendapatkan
informasi mengenai penyakit yang diderita, cara
pengobatan, prosedur perawatan, efek samping pengobatan,
kelebihan dan kekurangan pengobatan, biaya, pendapat dari
petugas kesehatan lainnya, hal-hal dirahasiakan, catatan
medis petugas kesehatan, dan izin persetujuan pasienbila
ingin akan dioperasi.
2) Memperoleh Rasa Aman Dari Semua Proses Pelayanan
Dan Jaminan Keamanan Dan Keselamatannya
3) Mendapatkan Ganti Rugi Apabila Ada Malpraktek
4) Memilih Tempat Pelayanan Yang Diinginkan

E. Kewajiban Pasien
 Mengetahui sejarah atau riwayat pengobatannya
 Menepati janji dengan petugas kesehatan;
 Bersedia bekerja sama dan mematuhi perawatan yang
diberikan;
 Memberitahu petugas kesehatan jika ia menerima
perawatan dari dokter yang lain
 Jika menggunakan jasa asuransi, ia berkewajiban
mengetahui apa yang dapat atau tidak dapat diatasi oleh
perusahaan asuransi

F. Konsep Quality Of Care


 Prinsip-prinsip manajemen pengawasan kualitas terhadap
fasilitas pelayanan kesehatan umum, yakni penyediaan
pelayanan kesehatan yang terusmenerus memperbaiki diri
dengan memperhatikan kebutuhan dan tuntutan pasien,
dokter, petugas, dan komunitas setempat.

10
 “problemsolving”, yaitu pemantauan masalah dan mencari
jalan keluar dengan memperbaiki akar masalah secara
berkelanjutan

G. Ukuran Pencapaian
 Pemenuhan kualitas kesehatan
 Tanggung jawab social
 Pembelajaran kesehatan

H. Elemen Dasar Kualitas Pelayanan


 Pilihan metode layanan
 Informasi untuk klien
 Keterampilan teknis
 Hubungan antar pribadi
 Mekanisme untuk mendorong keberlanjutan
 pelayanan yang terpadu

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gender adalah konstruksi sosial dalam suatu Negara yang dipengaruhi


oleh kondisi sosial, politik, budaya, ekonomi, agama maupun lingkungan etnis.
Gender bukan jenis kelamin, namun gender dapat terjadi pada laki-laki maupun
perempuan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Masruroh, 2015, Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kebidanan,


Nuha Medika, Yogyakarta

13

Anda mungkin juga menyukai