SAFETY VALVE safety valve di gunakan untuk mempertahankan tekanan yang akan di distribusikan kejarinan pipa agar tidak melebihi kemampuan tekanan yang di harapkan Cara kerja safety valve unik karena didisain khusus untuk melepaskan tekanan berlebih yang ada di equipment dan sistem perpipaan. Hal ini untuk mencegah kerusakan pada equipment, dan lebih penting lagi untuk menghindari kecelakaan pada para pekerja. Karena tekanan atau temperatur yang diterima oleh safety valve ketika melebihi batas yang telah yang telah ditetapkan, maka valve ini akan melepaskan kenaikan tekanan sebelum menjadi tekanan lebih ekstrim. Tujuan utama dari PSV ini adalah sebagai protection system pada sebuah system yang bertekanan. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya overpressure sehingga PSV ini bekerja, yaitu: • Blocked Discharge • Exposure ro external fire, often referred to as “Fire Case” • Thermal Expansion • Chemical Reaction • Heat Exchanger Tube Rupture • Cooling System Failure Peristiwa-peristiwa di atas diambil dari API StAndard 521/ISO 23251 Sect. 4 PSV pada dasarnya memiliki 5 bagian utama, yaitu: Adjusting Screw, Spring, Spindle, Disc dan Nozzle. Prinsip kerja PSV sebenarnya cukup sederhana dimana Spring di- setting untuk menahan disc yang duduk pada seating surface. Tekanan yang datang dari system bertekanan akan ditahan oleh Disc. Sedangkan Disc mempunyai kemampuan untuk menahan pressure dari system bertekanan tergantung dari setting-an sping dan kekuatan spring ini diatur oleh adjuster screw. Jika tekanan yang dating dari system melebihi kemampuan spring maka disc akan membuka dan membuang tekanan berlebih tersebut. Jika tekanan berlebih tersebut sudah terbuang maka disc akan menutup kembali. Berikut video dari prinsip kerja PSV (Pressure Safety Valve): Troubleshooting yang Mempengaruhi Cara Kerja Safety Valve dan Tips untuk Memperbaiki Berikut beberapa troubleshooting / masalah yang dapat mempengaruhi cara kerja safety valve tidak berjalan dengan optimal dan tips untuk memperbaikinya antara lain: Valve leak Jika cara kerja safety valve tidak berjalan dengan optimal kemungkinana besar terjadi leak. Bagian yang sering paling sering terjadi leak adalah pada packing gland. Hal ini bisa diatasi dengan mengecangkan gland nut dan periksan kembali putaran handwell, karena setelah mengencangkan gland nut maka akan terjadi gesekan antara packing dengan stem menyebabkan handwell susah di gerakkan. Kebocoran juga biasa terjadi dibagian sambungan body, bonnet, dan sekitar flange. Kerusakan fisik Cara kerja safety valve tidak berjalan dengan baik kemungkinan diakibatkan adanya kerusakan fisik pada valve tersebut. Oleh karena itu pengecekan fisik pada valve sangat penting dilakukan sebelum adanya perlakukan yang lebih jauh. Pemberian pelumas Pemberian pelumas pada valve terutama pada stem, sangat penting untuk menjaga ketahanan valve. Sehingga kerusakan valve dapat di minimalisir agar cara kerja safety valve tetap berjalan dengan optimal. SIGHT GLASS Tuntuan sistem pengolahan otomatis yang canggih, operasi di industri seperti kilang minyak dan petrokimia sangat membutuhkan pengukuran dan pengendalian proses yang tepat dan dapat diAndalkan. Dengan meningkatkan keakuratan pengukuran, kemungkinan akan mengurangi variabilitas dari sebuah proses semakin bagus dan juga akan menghasilkan kualitas produk yang lebih bagus. Beberapa parameter proses yang harus diukur dan dikendalikan pada suatu industri kilang minyak dan petrokimia adalah level fluida di sebuah tangki serta aliran fluida tersebut. Sight Glass Sight Glass merupakan salah satu metode pengukuran level fluida yang paling konvensional dan biasa disebut dengan gauge glass. Sight Glass digunakan untuk pengukuran level fluida di dalam tangki secara kontinyu, Ketika Level fluida di dalam tangki bergerak naik maka level cairan di dalam sight glass juga akan naik dan begitu juga sebaliknya.
Float Level Measurement
Pergerakan Float di dalam tangki akan ditransmisikan ke counter weight di dalam sight glass melalui kabel seling dan pulley. Prinsip Float hampir sama seperti halnya sight glass di atas, hanya saja logikanya yang terbalik. Ketika level fluida di dalam tangki bergerak naik maka level cairan yang berada di sight glass akan turun. Hydrostatic Pressure Level Measurement Prinsip pengukuran dari Hyrostatic Pressure Type adalah Hukum Pascal yang berbunyi tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar. Dengan memanfaatkan persamaan ΔP= ρg(Δh), Sistem pengukuran dilakukan dengan menempatkan dua unit sensor tekanan di dasar tangki (P1) dan di bagian atas tangki (P2) sehingga dengan dua parameter yang didapat dari dua unit sensor tersebut kita dapat mendapatkan parameter level fluida dengan perhitungan matematis sebagai berikut: H=ΔP/(Ρg) Kekurangan dari metode Hydrostatic Pressure ini adalah kita hanya dapat menggunakannya pada fluida yamg homogen. Jika terdapat dua campuran fluida atau lebih maka kemungkinan pengukuran yang akurat akan berkurang karena massa jenis dari kedua fluida tersebut berbeda. Displacer Level Measurement Displacer merupakan metode pengukuran level fluida yang paling popular sejak beberapa tahun yang lalu. Prinsip pengukuran metode Displacer ini menggunakan Prinsip Archimedes dengan mendeteksi berat batang displacer yang direndam dalam fluida tersebut. Ketika level fluida semakin tinggi maka batang displacer akan mengalami gaya apung yang lebih besar sehingga ketika berat batang displacer semakin ringan maka controller akan membaca bahwa level fluida semakin tinggi dan begitu juga sebaliknya.
Ultrasonic Level Measurement
Ultrasonic Level Measurement bekerja menggunakan prinsip
pemancaran gelombang suara yang dipancarkan oleh Piezoelectric ke dalam tangki yang berisi fluida. Alat ini mengukur lama waktu yang dibutuhkan gelombang suara yang dipantulkan kembali ke transmitter. Pengukur tekanan (Manometer)
Manometer adalah alat yang menggunakan kolom cairan untuk mengukur
tekanan Sebuah pengukur vakum digunakan untuk mengukur tekanan dalam ruang hampa-yang selanjutnya dibagi menjadi dua subkategori, tinggi dan rendah vakum (vakum dan kadang-kadang ultra-tinggi). Satuan dari alat ukur tekanan ini biasanya berupa psi (pound per square inch), psf (pound per square foot), mmHg (millimeter of mercury), inHg (inch of mercury), bar, atm (atmosphere), N/m^2 (pascal).Banyak teknik telah dikembangkan untuk pengukuran tekanan dan vakum. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tekanan disebut alat pengukur tekanan atau alat pengukur vakum. KATUP BLOWDOWN Air yang disuplai ke dalam boiler dari feedwater (pengisi air ketel) masih mengandung kotoran-kotoran (impurities) yang berupa suspensi, garam- garaman, lumpur, maupun padatan-padatan. Kotoran tersebut dapat mengendap dan terakumulasi di dalam boiler apabila boiler beroperasi secara terus-menerus. Peningkatan konsentrat kotoran berupa padatan-padatan yang terlarut dalam air ketel dapat tercampaur dengan uap (steam) sehingga menyebabkan kerusakan pada pipa, steam traps, maupun operasi alat-alat yang lain, khususnya pada turbin.
Adapun peningkatan konsentat berupa suspensi yang berupa lumpur (sludge)
akan berpengaruh pada efisiensi boiler dan proses heat transfer . Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka air dalam boiler perlu dilakukan pembersihan atau “blowdown” secara berkala untuk mengontrol tingkat konsentrat kotoran tersebut di dalam boiler. Blowdown pada permukaan air boiler (surface water blowdown) biasanya dilakukan secara berkala untuk mengurangi jumlah padatan terlarut dalam air ketel. Adapun blowdown pada bagian dasar boiler (bottom blowdown) berfungsi untuk membuang kotoran berupa lumpur (sludge) yang mengendap di dasar boiler. Boiler blowdown yang dilakukan secara periodik sangat penting. Namun, blowdown yang tidak benar dapat menyebabkan peningkatan konsumsi bahan bakar, tambahan perlakuan kimiawi lain (chemical treatment) dan heat loss. Keuntungan Blowdon Boiler Mengurangi penggunaan air, bahan bakar dan perlakuan kimiawi Mengurangi biaya perawatan dan perbaikan Uap yang lebih effisien dan bersih Mengurangi biaya operasi (pengurangan pada konsumsi bahan bakar, perlakuan kimiawi dan heat loss) Meminimalkan energi loss hingga 2 % dari total kebutuhan energi yang diperlukan.
Automatic Blowdon Control
Ada dua jenis tipe boiler blowdown yaitu manual dan automatic. Namun, manual blowdown memilki kekurangan seperti: Secara rutin harus mengecek sampel air Secara rutin harus melalukan penyesuaian blowdown Tidak dapat mengetahui secara pasti kapan dan berapa lama menggunakan blowdown Tidak dapat secara langsung merespon terhadap perubahan kondisi feed water Adapun keuntungan menggunakan automatic blowdown adalah sebagai berikut: Pengamatan terhadap konduktivitas air dapat dilakukan secara konstan Mengurangi biaya operasional Dapat menyesuaikan laju blowdown terhadap zat kimia air Dapat mengatur laju blowdown mendekati batas maksimum dari tingkat dissolved solid yang diinginkan Mengubah blowdown manual menjadi blowdown otomatis dapat mengurangi penggunaan energi boiler menjadi 2-5% dan mengurangi waterlosses boiler sampai 20%