Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN LEVEL MENGGUNAKAN GELEMBUNG


UDARA

DISUSUN OLEH :
NAMA : Berkah Rizky Rambe
NIM : 1801010
GRUP :A
JURUSAN : Teknik Kimia A
TANGGAL PERCOBAAN : 16 Desember 2020

LABORATORIUM INSTRUMENT & P. PROSES


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
MEDAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Percobaan
1.1.1. Mengetahui volume tabung pada percobaan data naik
1.1.2. Mengetahui prinsip kerja dari sistem pengukuran level menggunakan gelembung
udara.
1.1.3. Mengetahui % kesalahan Level air pada data turun.
1.2. Teori Percobaan
1.2.1 Prinsip Kerja
Menunjukkan skematik dari alat ukur tinggi permukaan cairan dengan sistem
gelembung. Meteran penunjuk untuk alat ukur ini umumnya adalah pressure gauge dengan
tabung bourdon yang telah dikalibrasi sebelumnya kedalam bentuk skala proses. Alat ukur
Tinggi Permukaan Cairan dengan sistem gelembung dipergunakan pada tangki-tangki air,
tidak bertekanan (tekanan statis). Sistem gelembung memerlukan catu udara bertekanan yang
kontinu. Biasanya tekanan udara ini maxsimum 50 psi. Udara ini dimasukkan kedalam tabung
yang terbenam (tegak) pada cairan yang akan diukur. Semakin tinggi permukaan cairan yang
akan diukur semakin besar tekanan udara yang dibutuhkan untuk dapat mengatasi tekanan
statis yang diberikan cairan. Dengan demikian, tinggi permukaan cairan dapat diukur melalui
besaran tekanan udara yang dibutuhkan.

1.2.2 Pengertian Level


Alat instrument yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi permukaan
cairan dikenal dengan istilah Level. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan
keterpasangan terhadap peralatan proses yang berbentuk kolom seperti ; tangki, drum,
tabung silinder.
Tujuan pada pengukuran dan pengendalian level adalah untuk mencegah agar peralatan
instrument pada satu lapangan tidak mengalami kelebihan maupun kekurangan fluida yang
akhirnya akan merusak perlatan instrument tersebut.
1.2.3 Pengukuran Langsung
Tinggi level dapat dilihat lansung dan diduga kedalamannya tanpa harus mengalami
proses pengubahan bentuk bacaan dari hasil pengukuran (seperti gambar) ini dikarenakan
oleh mekanisme tertentu yang secara langsung dapat diamati. Biasanya metoda pengukuran
langsung ini dapakai oleh industry yang memerlukan tempat penampungan atau tangka yang
berukuran kecil, dan ditunjukkan dalam satuan pengukuran panjang (meter). Dengan
demikian tinggi level permukaan volume dari cairan yang diukur dapat diketahui
TINGGI CAIRAN

DILIHAT LANGSUNG
Gambar 2.1 Pengukuran Langsung
Berikut ini pengukuran secara langsung dengan menggunakan dengan gelas penduga yang
sederhana seperti pada gambar 2,2 dibawah ini

Gambar 2.2 Gelas Penduga Sederhana


Pengukuran level secara visual atau secara langsung dapat dilihat dengan bantuan alat ukur
instrument maka dapat lah diketahui level dari media yang diukur.
A. Pengukuran Permukaan Dengan Gelas Penunjuk (sight glass)
Gelas penunjuk ini berhubungan dengan cairan didalam tangka dan diletakkan
disamping tangka yang beriisi cairan. Menurut bejana berhubungan, tingggi tangka dan pada
gelas petunjuk selalu sama. Untuk dapat melihat tinggi ini, cairan yang akan diukur harus
bening dan tidak boleh keruh karena akan mengggangu penglihatan pada gelas petunjuk
Gambar 2.3 Pengukuran Permukaan Dengan Gelas Penunjuk
Kelebihannya:
1. Pembacaan langsung sangat memungkinkan
2. Perancangan khusus tersedia untuk penggunaan 1000 Psi
3. Glass tehan terhadap kororsi
Kekurangan
1. Hanya dapat dibaca dilookasi tangka
2. Cairan didalam sight glass mungkin membeku pada musm dingin, sehingga menyebabkan
kesalahan pembacaan
3. Cairan ayng mengandung padatan tak larut atau cairan kental tidak dapat diukur levelnya
dengan baik
4. Akurasi tergantung pada kebersuhan glass dan cairan
B. Pengukuran Permukaan Dengan Pelampung (float)
Pada gambar 2.3 terlihat salah satu pengukuran dengan pelampung, tetapi pada dasrnya
mempunyai prinsip yang sama, yaitu gerakan permukaan cairan diikuti dengan gerakan
pelampung yang selanjutnya dihubingkan pada jarum skala. Hubungan antara pelampung
jarum penunjuk bsa berupa tali, kawat dengan control atau batang kaku dengan satu engsel.
Dengan menggunakan pelampung, daerah kerja pengukur permukaan dapat diperbesar
(lebi dari 1 meter). Skala pembacaan dapat diletakkan pada tempat yang tinggi atau rendah,
atau terpisah jauh dari tangki cairan
Gambar 2.4 Pengukuran Permukaan dengan Pelampung
Kelebihan:
1. Memungkinkan membaca level cairan didalam tangka dari level dasar
2. Biaya murah, dan perancangan nya terpercaya
3. Dapat dioperasikan pada suhu yang relative tinggi
4. Terdapat berbagai pilihan material yang tahan korosi
Kekurangan
1. Terbatas untuk pengukuran level menengah (moderat)
2. Bentuknya diseuaikan dengan geometri tangka
1.2.2 Pengukuran Tidak Langsung
Dalam metoda tidak langsung, perubahan tinggi rendahnya level yang terjadi dialihkan
dengan penggunaan mekanisme tertentu., sehingga besaran sinyal dapat diamati. Gaya pada
cairan menghasilkan gerak mekanik. Pergerakan mekanik ini kemudian dikalibrasikan
kedalam bentuk angka-angka. Mekanisme pengalihan perubahan tinggi rendahanya level
yang terjadi menjadi suatu besaran sinyal. Seperti pada gambar 2.5

TINGGI CAIRAN

GERAK MEKANIK

KALIOBARSI
A. Pengukuran Tinggi Permukaan (Level)
Sistem pengukuran level ada dua macam, yaitu:
1. Pengukuran secara langsung, yang antara lain menggunakan prinsip bola pelampung
dan konduktivitas.
2. Pengukuran secara tidak langsung, yang antara lain menggunakan prinsip
penggukuran tahanan absolute, diaphragma, sistem gelembung udara, tekanan differential,
manometer air raksa dan lain sebagainya.

Kedua jenis pengukuran tersebut pada dasarnya menggunakan prinsip sebagai berikut :
1. Hidrostatic head
2. Gerakan pelampung
3. Perpindahan bola apung
4. Kondukltivitas listrik
3. Pengukuran level dengan sistem hidrostatic head
Prinsip pengukurannya adalah bahwa tekanan pada suatu titik di dalam fluida yang diketahui
massa jenisnya adalah sebanding dengan tinggi kolom fluida.
Untuk memudahkan pengukuran tekanan hidrostatic, digunakan manometer tabung U atau
pressure gauge.
Rumus yang digunakan :
P=ρxh
Dimana :
P : Tekanan hidrostatic
ρ : Massa jenis benda cair
h : Tinggi permukaan cairan
Jenis gerakan pelampung
Prinsip ini sangat sederhana, yaitu jika pelampung diapungkan pada permukaan fluida maka
pelampung akan naik dan turun mengikuti gerakan permukaan fluida. Selanjutnya dengan
suatu mekanisme, pergerakan pelampung tersebut dapat di translasikan pada macam alat
ukur atau mekanisme control level lain.

Jenis perpindahan benda apung

Pengukuran ini menggunakan prinsip dasar hukum Archimedes, yang menyatakan


bahwa total tekanan fluida terhadap benda yang tercelup kedalamnya adalah sama dengan
berat fluida yang dipindahkan dan arah tekanan tersebut ke atas (vertikal). Gaya ke atas
tersebut sering dikenal dengan gaya apung. Sebagai transmitter, sistem perpindahan benda
apung adalah kombinasi dari perpindahan benda apung dengan sistem pneumatik, sehingga
sinyal informasi level yang dikirimkan adalah bentuk tekanan udara.
Pengukuran Level Sistem Gelembung Udara
Menunjukkan skematik dari alat ukur tinggi permukaan cairan dengan sistem gelembung.
Meteran penunjuk untuk alat ukur ini umumnya adalah pressure gage dengan tabung bourdon
yang telah dikalibrasi sebelumnya kedalam bentuk skala proses. Alat ukur Tinggi Permukaan
Cairan dengan sistem gelembung dipergunakan pada tangki-tangki air, tidak bertekanan
(tekanan statis). Sistem gelembung memerlukan catu udara bertekanan yang kontinu.
Biasanya tekanan udara ini maxsimum 50 psi. Udara ini dimasukkan kedalam tabung yang
terbenam (tegak) pada cairan yang akan diukur. Semakin tinggi permukaan cairan yang akan
diukur semakin besar tekanan udara yang dibutuhkan untuk dapat mengatasi tekanan statis
yang diberikan cairan. Dengan demikian, tinggi permukaan cairan dapat diukur melalui
besaran tekanan udara yang dibutuhkan.

Sistem Jebakan Udara


Sistem Jebakan Udara Dalam hal ini tidak ada difragma yang sesuai untuk sesuatu
cairan, maka dapat dipakai sistem jebakan udara. Sistem ini terdiri dari satu kotak dengan
lubang di bawahnya. Dan yang dipasang di ujung pipa yang dicelupkan ke dalam cairan.
lubang kotak dibiarkan tanpa diafragma. Karena udara di dalam kotak mendapat tekanan
cairan maka akan terdesak ke atas. Tekanan ini diteruskan ke pengukur tekanan. Dengan
mengetahui besarnya tekanan ini dapat diketahui tinggi cairan di dalam tangki.
TINGGI CAIRAN GERAK MEKANIK KALIBRASI
Agar kenaikan cairan di dalam kotak tidak terlalu besar, maka volume kotak dibuat
jauh lebih besar dari pada volume pipa diatasnya. Sistem jebakan udara ini mempunyai
kerugian yaitu bila dipakai untuk cairan yang dapat melarutkan udara. Bila udara larut di
dalam cairan maka cairan akan naik ke dalam kotak dan pengukuran menjadi tidak teliti lagi.
Untuk itu maka jebakan udara dan kemudian dicelupkan kembali. Bisa juga dibuat saluran
ke suatu sumber udara seperti pada sistem gelembung udara untuk mengisi udara kembali.
Dengan cara ini jebakan udara tidak perlu lagi diangkat keluar cairan.
BAB II

METODE PERCOBAAN

2.1. ALAT DAN FUNGSINYA

1. Compresor : Untuk menyuplai udara bertekanan

2. Digital Manometer : Untuk mengukur beda tekanan secara digital

3. Air Regulator : Untuk mengatur udara bertekanan yang digunakan.

4. Tabung : Sebagai wadah air

5. Rotameter : Untuk mengatur besarnya aliran udara yang masuk kedalam tabung.

6. Katub : Untuk membuka dan menutup aliran air ke dalam tangki .

7. Selang : Sebagai media aliran udara dan air.

8. Mistar baja : sebagai petunjuk level

9. Sumber Arus : Sebagai penyuplai arus yang digunakan.

2.2. PROSEDURE KERJA


2.2.1 Prosedure memulai

1. Rangkailah alat yang digunakan.

2. Periksa semua alat apakah berfungsi dengan baik.

3. Hidupkan Digital Manometer dengan cara :

a. Tekan Power

b. Tekan Unit

c. Tekan zero

4. Hidupkan Compressore.

5. Beri tekanan pada Air Regulator sebesar 0,5 kg/cm2 .


6. Atur Rotameter sebesar 0,6 Nl/menit.

7. Isi air ke dalam tabung sesuai dengan tekanan yang telah ditentukan.

8. Catat berapa level air.

9. Percobaan dilakukan untuk data naik dan data turun.

10. Buang air dari dalam tabung sampai habis.

Percobaan II :

1. Isi air ke dalam tabung sesuai dengan Level Air yang telah ditentukan.

2. Catat tekanan.

3. Lakukan beberapa kali.

4. Percobaan dilakukan untuk data naik dan data turun.

5. Buang air dari dalam tabung sampai habis.

2.2.3 Prosedure Selesai

1. Kosongkan air dalam tabung.

2. Nolkan rotameter.

3. Nolkan Air regulator.

4. Matikan Compressore.

5. Matikan Digital Manometer dengan cara :

a. Tekan zero.

b. Tekan power.

2.2.4. Gambar Rangkaian


Keterangan :
1. Compressore
4. Tabung
2. Digital Manometer
5. Rotameter
3. Mistar Baja
6. Air Regulator
BAB III
DATA PERCOBAAN
3.1 DATA PENGAMATAN
Data Naik
Percobaan Data 1. Percobaan Naik
Tekanan Air
Rotameter Level Level Digital
Percobaan Digital Regulator
Kg/cm2 Kg/cm2 Nl/menit cm cm
1 0,025 0,5 0,6 19,8 18
2 0,035 0,5 0,6 29,6 28
3 0,045 0,5 0,6 40 38
4 0,055 0,5 0,6 50 48
5 0,065 0,5 0,6 60,3 58
6 0,075 0,5 0,6 70,4 68

Percobaan Data 1. Percobaan Turun


Tekanan Air
Rotameter Level Level Digital
Percobaan Digital Regulator
Kg/cm2 Kg/cm2 Nl/menit cm cm
1 0,075 0,5 0,6 70,4 68
2 0,065 0,5 0,6 52,1 50
3 0,055 0,5 0,6 42,3 40
4 0,045 0,5 0,6 32 30
5 0,035 0,5 0,6 21,8 20
6 0,025 0,5 0,6 11,8 11

Percobaan Data 2. Percobaan Naik


Tekanan Air
Rotameter Level Level Digital
Percobaan Digital Regulator
Kg/cm2 Kg/cm2 Nl/menit cm cm
1 0,028 0,5 0,6 15 14
2 0,034 0,5 0,6 25 24
3 0,048 0,5 0,6 35 33
4 0,058 0,5 0,6 45 43
5 0,068 0,5 0,6 55 53
6 0,078 0,5 0,6 65 63

Percobaan Data 2. Percobaan Turun


Tekanan Air
Rotameter Level Level Digital
Percobaan Digital Regulator
Kg/cm2 Kg/cm2 Nl/menit cm Cm
1 0,078 0,5 0,6 65 63
2 0,068 0,5 0,6 55 53
3 0,058 0,5 0,6 45 43
4 0,048 0,5 0,6 35 33
5 0,038 0,5 0,6 25 23
6 0,028 0,5 0,6 15 13

Medan, 16 Desember 2020


BAB IV
PERHITUNGAN
1. Hitung volume tabung

a. Data 1 percobaan naik


 no 2

= 5.884,77 cm

 no 4

= 9.872,92

 No 6

= 13.901,08
b. Data 1 percobaan turun
 No 2

= 10.287,59
 No 4

= 6.318,67
 No 6

= 2.330,011
c. Data naik percobaan 2
 No 2

= 4.936,46 cm
 No 4

= 8.885,63
 No 6

= 12.834,80
d. Data turun percobaan 2
 No 2

= 10.860,22
 No 4

= 6.911, 05
 No 6

= 2.961,87

2. Hitung Tekanan Teori pada percobaan II (percobaan naik dan turun)

a. Data naik
 No 2

= 25 gr/cm2
= 0,025 kg/cm2
 No 4

= 45 gr/cm2
= 0,045 kg/cm2
 No 6
= 65 gr/cm2
= 0,065 kg/cm2
b. Data turun
 No 2

= 55 gr/cm2
= 0,055 kg/cm2
 No 4

= 35 gr/cm2
= 0,035 gr/cm2
 No 6

= 15 gr /cm2
= 0,015 kg/cm2

3. Hitung % Kesalahan kesalahan tekanan !

a. Data naik
 No 2

= 52 %
 No 4

= 28,88 %
 No 6

= 20 %
b. Data turun
 No 2

= 23,63 %
 No 4

= 37,14 %
 No 6

= 86,66 %

4. Hitung Level Air pada percobaan I (percobaan naik dan turun) !

a. Data naik
 No 2

 No 4

 No 6

b. Data turun
 No 2

 No 4
 No 6

5. Hitung % kesalahan Level Air !

a. Data naik
 No 2

= 15,42 %
 No 4

= 9,09 %
 No 6

= 6,13 %
b. Data turun
 No 2

= 19, 84%
 No 4

= 28,88 %
 No 6

= 52,8 %
BAB V
TABULASI DATA DAN GARAFIK
5.1. TABULASI DATA
Percobaan Data I Percobaan Naik
Tekanan Regulator Air Rotameter Level Level Digital Volume
Percobaan
Digital (kg/cm2) (NL/menit) (cm) (cm) Tabung (cm3)
1 0,025 0,5 0,6 19,8 18 3909,58
2 0,035 0,5 0,6 29,6 28 5844,77
3 0,045 0,5 0,6 40 38 7898,34
4 0,055 0,5 0,6 50 48 9872,92
5 0,065 0,5 0,6 60,3 58 11906,75
6 0,075 0,5 0,6 70,4 68 13901,08

Percobaan LT (cm) %E
1 25 20,8
2 35 15,43
3 45 11,11
4 55 9,09
5 65 7230
6 75 9,33

Percobaan Data I Percobaan Turun


Tekanan Regulator Air Rotameter Level Level Digital Volume
Percobaan
Digital (kg/cm2) (NL/menit) (cm) (cm) Tabung (cm3)
1 0,075 0,5 0,6 70,4 68 13901,08
2 0,065 0,5 0,6 52,1 50 10287,59
3 0,055 0,5 0,6 42,3 40 8352,49
4 0,045 0,5 0,6 32 30 6318,67
5 0,035 0,5 0,6 21,8 20 4304,597
6 0,025 0,5 0,6 11,8 11 2330,01

Percobaan LT %E
1 75 6,13
2 65 19,84
3 55 23,09
4 45 28,88
5 35 37,71
6 25 52,8
Percobaan Data II Percobaan Naik
Tekanan Regulator Air Rotameter Level Level Digital Volume
Percobaan 2
Digital (kg/cm ) (NL/menit) (cm) (cm) Tabung (cm3)
1 0,028 0,5 0,6 15 14 2961,87
2 0,039 0,5 0,6 25 24 4936,64
3 0,048 0,5 0,6 35 33 6911,05
4 0,058 0,5 0,6 45 43 8885,63
5 0,068 0,5 0,6 55 53 10860,22
6 0,078 0,5 0,6 65 63 12834,81

Percobaan PT %E
1 0,015 86,6
2 0,025 56
3 0,035 37,14
4 0,045 28,88
5 0,055 23,63
6 0,065 20
Percobaan Data II Percobaan Turun
Tekanan Regulator Air Rotameter Level Level Digital Volume
Percobaan 2
Digital (kg/cm ) (NL/menit) (cm) (cm) Tabung (cm3)
1 0,078 0,5 0,6 65 63 12834,80
2 0,068 0,5 0,6 55 53 10860,22
3 0,058 0,5 0,6 45 43 8885,63
4 0,048 0,5 0,6 35 33 6911,05
5 0,038 0,5 0,6 25 23 4936,46
6 0,028 0,5 0,6 15 13 2961,87

Percobaan PT %E
1 0,065 20
2 0,055 23,63
3 0,045 28,88
4 0,035 37,14
5 0,025 52
6 0,015 86,66

5.2. Grafik
5.2.1. Grafik PP vs LT Naik Percobaan 1

Grafik PP vs LT Naik Percobaan 1


0,07
0,06
y = 0,7778x
0,05 R² = 0,9455
0,04
LT

0,03 Y
0,02 Linear (Y)
0,01
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1
PP

5.2.2. Grafik PP vs LT Turun Percobaan 1

Grafik PP vs LT Turun Percobaan 1


0,07
0,06
y = 0,7778x
0,05 R² = 0,9455
0,04
LT

0,03 Y
0,02 Linear (Y)
0,01
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1
PP
5.2.3. Grafik PP vs PT Naik Percobaan 2

Grafik PP vs PT Naik Percobaan 2


0,07
0,06
y = 0,7778x
0,05 R² = 0,9455
0,04
PT

0,03 Y
0,02 Linear (Y)
0,01
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1
PP

5.2.4. Grafik PP vs PT Turun Percobaan 2

Grafik PP vs PT Turun Percobaan 2


0,07
0,06
y = 0,7778x
0,05 R² = 0,9455
0,04
PT

0,03 Y
0,02 Linear (Y)
0,01
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1
PP
BAB VI
KESIMPULAN

1. Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat diketahui volume tabung
pada setiap percobaan Data Naik yaitu :
Percobaan 1
Data percobaan 1 = 3.909,58 cm3
Data percobaan 2 = 5844,77 cm3
Data percobaan 3 = 7898,34cm3
Data percobaan 4 = 9872,92 cm 3
Data percobaan 5 = 11906,75cm3
Data Percobaan 6 = 13901,08 cm3
Percobaan 2
Data percobaan 1 = 2961,87 cm3
Data percobaan 2 = 4936,64 cm 3
Data percobaan 3 = 6911,05cm3
Data percobaan 4 = 8885,63 cm3
Data percobaan 5 = 4936,4646 cm3
Data percobaan 6 = 12834,81 cm3

2. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka di ketahui prinsip kerja dari
tabung poros yaitu Sistem gelembung memerlukan catu udara bertekanan yang
kontinu. Biasanya tekanan udara ini maxsimum 50 psi. Udara ini dimasukkan
kedalam tabung yang terbenam (tegak) pada cairan yang akan diukur. Semakin
tinggi permukaan cairan yang akan diukur semakin besar tekanan udara yang
dibutuhkan untuk dapat mengatasi tekanan statis yang diberikan cairan.Dengan
demikian, tinggi permukaan cairan dapat diukur melalui besaran tekanan udara
yang dibutuhkan.

3. Dari hasil percobaan yang telah dilakuakan maka maka dapat diketahui %
error pada level air data percobaan 1 yaitu :
Data Naik
Data percobaan 1 = 20,8 %
Data percobaan 2 = 15,43 %
Data percobaan 3 = 11,11 %
Data percobaan 4 = 9,09 %
Data percobaan 5 = 7230 %
Data Percobaan 6 = 9,33 %
Percobaan Turun
Data percobaan 1 = 6,13 %
Data percobaan 2 = 19,84 %
Data percobaan 3 = 23,09 %
Data percobaan 4 = 28,88 %
Data percobaan 5 = 37,71 %
Data percobaan 6 = 52,8 %
DAFTAR PUSTAKA

Irwansyah. Teori Instrument Dan Pengendalian Proses. PTKI : Medan

https://id.scribd.com/document/4588070372/pengukuran
_level_Zat_cair_Dengan_Transmiter_jenis_tabung_poros

https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/18600/Chapter%20II.pdf?sequence=
3&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai