TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan dari pada pengukuran dan pengendalian level adalah untuk mencegah
agar peralatan Instrumentasi pada suatu lapangan tidak mengalami kelebihan/ kekurangan
Tinggi level dapat dilihat langsung dan diduga kedalamannya tanpa harus
mengalami proses pengubahan bentuk bacaan dari hasil pengukuran, seperti Gambar 2.1.
ini dikarenakan oleh mekanisme tertentu yang secara langsung dapat diamati. Biasanya
metoda pengukuran langsung ini dipakai oleh industri yang memerlukan tempat
penampungan atau tangki yang berukuran kecil, dan ditunjukkan dalam satuan
pengukuran panjang (meter). Dengan diketahuinya tinggi level maka volume dari cairan
7
Universitas Sumatera Utara
TINGGI CAIRAN
DILIHAT LANGSUNG
Pengukuran level secara visual atau secara langsung dapat dilihat dengan
bantuan alat ukur instrument maka dapatlah diketahui level dari media yang diukur.
Gelas penunjuk ini berhubungan dengan cairan di dalam tangki dan diletakkan
disamping tangi yang berisi cairan. Menurut hukum bejana berhubungan, tinggi tangki
dan pada gelas petunjuk selalu sama. Jadi, dengan mengatur tinggi cairan di dalam tinggi.
Untuk dapat melihat tinggi ini,cairan yang akan diukur harus bening dan tidak boleh
Tentunya gelas petunjuk ini adalah bila gelas petunjuk ini pecah maka cairan di
dalam tangki akan tumpah keluar. Selain itu biasanya batas ukurnya hanya sampai kira-
kira satu meter. Pada gambar 2.2 terlihat cara pengukuran dengan gelas petunjuk baik
Pada gambar 2.3 terlihat salah satu dari banyak sekali cara-cara pengukukan
dengan pelampung, tetapi pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama, yaitu gerakan
Hubungan antara pelampung jarum penunjuk bisa berupa tali, kawat dengan
diperbesar (lebih dari 1 meter). Skala pembacaan dapat diletakkan pada tempat yang
tinggi atau rendah, atau terpisah jauh dari tangki cairan. Untuk memperoleh ketelitian
yang baik, pelampung harus tercelup sampai batas penampang yang terbesar.
Dalam metoda tidak langsung, perubahan tinggi rendahnya level yang terjadi
dialihkan dengan penggunaan mekanisme tertentu, sehingga besaran sinyal dapat diamati.
Gaya pada cairan menghasilkan gerak mekanik. Pergerakan mekanik ini kemudian
rendahnya level yang terjadi menhadi suatu besaran sinyal, seperti pada Gambar 2.4.
TINGGI CAIRAN
GERAK MEKANIK
KALIBRASI
Dalam hal ini tidak ada difragma yang sesuai untuk sesuatu cairan, maka dapat
dipakai sistem jebakan udara. Sistem ini terdiri dari satu kotak dengan lubang di
bawahnya. Dan yang dipasang di ujung pipa yang dicelupkan ke dalam cairan seperti
terlihat pada gambar 2.5 lubang kotak dibiarkan tanpa diafragma. Karena udara di dalam
dibuat jauh lebih besar dari pada volume pipa diatasnya. Sistem jebakan udara ini
mempunyai kerugian yaitu bila dipakai untuk cairan yang dapat melarutkan udara. Bila
udara larut di dalam cairan maka cairan akan naik ke dalam kotak dan pengukuran
menjadi tidak teliti lagi. Untuk itu maka jebakan udara dan kemudian dicelupkan
kembali. Bisa juga dibuat saluran ke suatu sumber udara seperti pada sistem gelembung
udara untuk mengisi udara kembali. Dengan cara ini jebakan udara tidak perlu lagi
Pada gambar 2.6 terlihat manometer pipa U yang dipakai untuk mengukur
permukaan cairan di dalam tangki terbuka. Dengan mengukur tinggi h dari cairan
manometer dapat dipakai tinggi H dari cairan di dalam tangki, yaitu dengan
menggunakan persamaan:
pgm
H xh
pgt
Dimana :
Ρgm = berat jenis cairan manometer
pipa U seperti yang terlihat pada gambar 2.6, pada kaki kiri dari manometer yang dibuat
Pelampung ini dipakai untuk mengukur perubahan tinggi cairan di kaki kiri. Tinggi
pgm A2
h 1 d ho
1
pgt A1
Dimana :
Bila diinginkan agar cairan di dalam tangki tidak mengadakan kontak langsung
dengan cairan manometer, dipakai cairan pemisah seperti terlihat pada gambar 2.6.
Untuk mengukur tinggi batas antara dua cairan berlainan di dalam suatu tangki dapat
Dimana :
ultrasonic (getaran yang tidak dapat didengar, mempunyai frekuensi sangat tinggi).
Getaran tersebut terputus bila isi bejana yang berbentuk padat atau cair melewati posisi
pemasangan sumber. Terputusnya getaran diubah menjadi sinyal listrik yang ditunjukkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem kontrol telah menjadi bagian
yang penting dan terpadu dari proses-proses dalam pabrik dan industri modern. Misalnya,
kontrol otomatis dalam kontrol numerik dari mesin alat-alat bantu di industri manufaktur.
Selain itu sistem kontrol juga merupakan bagian yang penting dalam operasi industri
seperti pengontrolan level, tekanan, suhu, kelembaban, viskositas, dan arus dalam
industri proses.
II.3.1 Pengertian Sistem Kontrol
Sistem kontrol adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen atau
elemen pendukung yang digunakan untuk mengukur nilai dari variabel sistem yang
dilontrol dan menerapkan variabel tersebut kedalam sistem untuk mengoreksi atau
Sistem kontrol otomatis adalah sistem kontrol umpan balik dengan acuan
masukan atau keluaran yang dikehendaki dapat konstanatau berubah secara perlahan
dengan berjalannya waktu dan tugas utamanya adalah menjaga keluaran sebenarnya
berada pada nilai yang dikehendaki dengan adanya gangguan. Banyak contoh sistem
kontrol otomatis, beberapa diantaranya adalah pengaturan otomatis tegangan pada ”plant”
daya listrik ditengah-tengah adanya variasi beban daya listrik dan kontrol otomatis
Sistem kontrol rangkaian terbuka (open loop control system) merupakan sistem
yang keluaranya tidak mempunyai pengaruh terhadap aksi kontrol. Dengan kata lain,
sistem kontrol rangkaian terbuka keluaranya tidak dapat digunakan sebagai perbandingan
umpan balik dengan masukan. Suatu contoh sederhana adalah mesin cuci. Perendaman,
pencucian dan pembilasan dalam mesin cuci dilakukan atas basis waktu. Mesin ini tidak
Output
Input
Proses
masukan sehingga besaran yang dikendalikan dapat dibandingkan terhadap harga yang
diinginkan melalui alat pencatat (indikator atau rekorder). Perbedaan yang terjadi antara
besaran yang dikendalikan dan penunjukan pada alat pencatat digunakan sebagai koreksi,
Input + Output
PROSES
UMPAN BALIK
Masing-masing dari sistem kontrol baik itu loop terbuka maupun loop tertutup
4. Cocok digunakan jika keluaran sulit diukur atau secara ekonomi tidak layak.
3. dapat digunakan pada sistem jika terdapat gangguan yang tidak dapat
diramalkan dan atau perubahan yang tidak dapat diramal pada komponen
sistem.
3. Dapat digunakan pada sistem jika terdapat gangguan yang tidak dapat
diramalkan dan atau perubahan yang tidak dapat diramal pada komponen
sistem.
Kelemahan sistem kontrol tertutup adalah:
II.4 Transmiter
Transmiter adalah salah satu elemen dari sistem pengendalian proses. Alat
untuk mendeteksi besaran fisis suatu proses digunakan sensor, keluaran (output) dari
(local indicator), bisa juga dikirim untuk kemudian ditunjukkan ditempat lain seperti
diruang kendali.
sebagai medianya. Udara bertekanan dibangkitkan oleh kompresor. Udara ini diberikan
kepada transmiter sebagai suplai yang mempunyai tekanan berkisar 20 psi. Untuk
selanjutnya transmiter mengeluarkan sinyal standar yang tekananya berkisar 3-15 psi.
beda tekanan (Diffrential Pressure Transmitter), seperti terlihat pada gambar 2.10 di
bawah ini:
Gambar 2.10 Transmiter Pneumatik Beda Tekanan
Pada suatu transmiter dilihat dari segi sarana penyambunganya kemedia yang
akan diukur pada umumnya ada dua sisi, yaitu sisi tekanan tinggi (high) dan sisi tekana
rendah (low), dimana kedua sisi tersebut dipasang pada daerah antara diafragma kapsul.
Sisi yang memiliki tekanan rendah akan mengalir pada sebelah kanan dari diafragma
kapsul. Pada sisi tekanan tinggi fluida mengalir lebih besar dari pada fluida pada sisi
tekanan rendah, sehingga daya dorong dari diafragma sebelah kiri menuju diafragma
sebelah kanan akan bertambah besar. Perubahan gaya dari diafragma tersebut kemudian
disalurkan melalui batang lentur untuk menggerakkan batang gaya, dimana batang
hasilnya, rongga antara pemancar (nozzle) dan pembalik (flapper) menjadi lebih kecil dan
udara akan secara normal keluar dari rongga pemancar tersebut dan dibatasi agar tekanan
yang dihasilkan oleh pemancar meningkat dan keluaran tersebut akan mendapat
Bagian dari keluaran digunakan sebagai penghembus umpan balik (feed back
bellow) yang diubah dalam bentuk penguatan yang digunakan oleh batang batasan (range
bar) dan menggunakan roda batasan (range whell) sebagai titik tumpu. Dengan membuat
perubahan kedudukan pada pembalik akan mengurangi tekanan pemancar. Hasil akhirnya
akan terjadi perbedaan tekanan antara sebelum dan sesudah diafragma. Celah antar
pembalik dan pemancar yang telah dikecilkan akan meningkatkan pengeluaranya dan
dari dua bagian pokok yaitu bagian perasa (detektor) dan bagian pengirim. Gambar 2.11
Prinsip kerja dari transmiter elektronik pada gambar 2.11 adalah sebagai berikut:
pengimbang utama dari bagian pengirim, sehingga pergerakan dari batang pemuntir
mengubah jarak antara kedua ferrite dari detektor bagian pengirim. Berubahnya jarak
antara kedua ferrite menghasilkan perubahan pada induktansi dari pick-up coil.
Perubahan induktansi pick-up coil menghasilkan perubahan pada output osilator dari
kesatuan OPD (oscillator power detector). Perubahan pada output osilator menghasilkan
Dengan demikian, perubahan pada variabel proses yang dirasakan oleh detektor
pada bagian perasa dapat menghasilkan perubahan nilai arus listrik yang keluar dari
bagian pengirim. Dengan demikian akan dihasilkan kedudukan dimana perubahan jarak
antara kedua ferrite akan sebanding dengan perubahan variabel proses yang dirasakan
detektor.