Anda di halaman 1dari 99

LAMPIRAN A

LINGKUP PEKERJAAN

1. Lingkup PEKERJAAN dalam PERJANJIAN ini adalah “JASA PEMELIHARAAN SIPIL


FASILITAS PRODUKSI DAN FASILITAS PENUNJANG SECARA CALL OFF ORDER (COO) DI
RAMBA FIELD, PT. PERTAMINA EP ZONA 4” dengan uraian PEKERJAAN dan syarat-syarat
teknis sebagaimana dirinci pada Lampiran A1.
2. Lokasi dan kondisi PEKERJAAN diterangkan sebagai berikut :
2.1. LOKASI PEKERJAAN mencakup wilayah kerja PIHAK PERTAMA di Ramba Field namun
PEKERJAAN dapat dilakukan di luar wilayah tersebut dengan persetujuan dan
kesepakatan PARA PIHAK terlebih dahulu yang dituangkan dalam suatu berita acara atau
surat kesepakatan, serta dengan tetap memperhatikan ketentuan Pasal 27.2
PERJANJIAN.
2.2. PIHAK KEDUA harus selalu memastikan bahwa PEKERJAAN dapat dilaksanakan pada
saat yang bersamaan dengan operasi PIHAK PERTAMA, tanpa mengganggu operasi
PIHAK PERTAMA dalam memproduksikan minyak dan gas bumi serta pekerjaan lainnya
sesuai dengan kebutuhan PIHAK PERTAMA.
2.3. PIHAK KEDUA wajib membuat rencana kerja secara cermat dengan mempertimbangkan
semua aspek agar PEKERJAAN dapat dilakukan dengan baik dan lancar sehingga tidak
mengganggu kegiatan operasi PIHAK PERTAMA.
3. Jangka Waktu Pelaksanaan PEKERJAAN adalah selama 730 (Tujuh Ratus Tiga Puluh) hari
kalender terhitung mulai tanggal ......... sampai dengan ..........
4. Jangka Waktu PERJANJIAN adalah selama 810 (Delapan Ratus Sepuluh) hari kalender
terhitung mulai tanggal .......... sampai dengan ..........dengan rincian sebagai berikut:
4.1. Jangka Waktu Pelaksanaan PEKERJAAN adalah selama 730 (Tujuh Ratus Tiga Puluh)
HARI KALENDER dengan rincian mengacu pada butir 3 diatas.
4.2. Jangka Waktu Penyelesaian Administrasi dan Maksimal Keterlambatan adalah selama 50
(lima puluh) HARI KALENDER.
4.3. Masa Pemeliharaan selama 30 (Tiga Puluh) hari kalender.
5. Sanksi dan Denda
5.1. Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan PEKERJAAN sesuai dengan
PERJANJIAN, PIHAK PERTAMA akan menerapkan sanksi dan denda sebagaimana
dirinci pada Lampiran C.
5.2. Rincian denda terkait pelaksanaan PEKERJAAN diatur pada Lampiran C1.

1
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
6. Uraian dan Syarat-Syarat Pelaksanaan PEKERJAAN
6.1. Untuk melaksanakan PEKERJAAN tersebut di atas maka PIHAK KEDUA harus
menyediakan/melakukan PEKERJAAN sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam
Lampiran-lampiran PERJANJIAN termasuk namun tidak terbatas pada syarat minimum
spesifikasi/kualifikasi dan jumlah.
6.2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab dalam pengurusan izin-izin sehubungan dengan
PERJANJIAN ini, seperti namun tidak terbatas pada: izin memasuki LOKASI PEKERJAAN
dan izin-izin yang lain terkait dengan pelaksanaan PEKERJAAN. Jika diperlukan, PIHAK
PERTAMA dapat membantu PIHAK KEDUA sebatas untuk memfasilitasi pengajuan izin-
izin kerja dimaksud. Biaya yang timbul untuk mendapatkan izin-izin dimaksud menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
6.3. PIHAK KEDUA harus memberi akses kepada Wakil PIHAK PERTAMA untuk dapat
melakukan inspeksi ke semua tempat-tempat penyimpanan peralatan dan kantor milik
PIHAK KEDUA atau lokasi lain yang terkait dengan pelaksanaan PEKERJAAN.
6.4. Selama Jangka Waktu PERJANJIAN PARA PIHAK akan melakukan rapat koordinasi.
Rapat koordinasi pertama akan dilakukan sebelum pelaksanaan PEKERJAAN dalam
bentuk kick off meeting. Selanjutnya rapat koordinasi dilakukan secara berkala atau sesuai
kebutuhan. Dalam rapat koordinasi akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan realisasi
progres PEKERJAAN pembayaran, penyelesaian permasalahan yang terjadi, dan rencana
PEKERJAAN untuk bulan berikutnya serta hal-hal lain yang menurut PIHAK PERTAMA
perlu dibahas. Dalam rapat koordinasi PIHAK KEDUA wajib menyampaikan kepada PIHAK
PERTAMA semua informasi yang dimilikinya sehubungan dengan PERJANJIAN ini.
7. Perubahan Lingkup PEKERJAAN, Nilai PERJANJIAN dan/atau Jangka Waktu PERJANJIAN
7.1. Dengan tetap tunduk pada ketentuan Pasal 27 PERJANJIAN, apabila terjadi perubahan
lingkup PEKERJAAN, nilai PERJANJIAN, dan/atau Jangka waktu PERJANJIAN dalam
pelaksanaan PERJANJIAN, maka perubahan tersebut akan dituangkan dalam suatu
Amandemen yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari PERJANJIAN ini.
7.2. Kondisi dan syarat-syarat untuk perubahan PEKERJAAN harus memperhatikan dan
memenuhi ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku khususnya Buku
Kedua Pedoman Tata Kerja Nomor: PTK-007/SKKMA0000/2017/S0 (Revisi-04) tentang
Pedoman Pengelolaan Rantai Suplai Kontraktor Kontrak Kerja Sama maupun perubahan-
perubahannya, bila ada.
7.3. Dalam hal nilai PERJANJIAN lebih rendah dibanding 80% (delapan puluh persen) HPS/OE,
maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
7.3.1. Tidak diizinkan adanya Penambahan Lingkup Kerja (PLK tambah) kecuali
sebagaimana diatur pada Butir 7.3.5 dan 7.3.6;
7.3.2. Tidak diizinkan untuk mengurangi kualitas maupun kuantitas barang dan/atau
pekerjaan;
7.3.3. Tidak diizinkan mengurangi komitmen pencapaian TKDN;
2
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
7.3.4. Apabila PIHAK KEDUA gagal menyelesaikan pekerjaan atau gagal menyerahkan
barang sesuai ketentuan dalam PERJANJIAN, maka PIHAK KEDUA dikenai sanksi
Kategori Hitam;
7.3.5. Untuk PEKERJAAN dengan jenis PERJANJIAN Lumpsum:
7.3.5.1. Penambahan Lingkup Kerja (PLK tambah) tidak diizinkan apabila PLK
tambah tersebut merupakan pelaksanaan PEKERJAAN sesuai dengan
syarat teknis sebagaimana dimaksud dalam Butir 5.3 Bab II Petunjuk
Pelaksanaan Tender EDR-0167/SKKMH000/2017-S7;
7.3.5.2. Penambahan Lingkup Kerja (PLK tambah) diizinkan dalam hal:
a. Memenuhi ketentuan peraturan dan/atau kebijakan pemerintah yang
berdampak langsung terhadap kenaikan harga dan/atau mengharuskan
diadakannya PLK tambah.
b. Adanya permasalahan di luar kendali (uncontrollable) PIHAK
PERTAMA terkait permasalahan eksternal yang berdampak langsung
terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai PERJANJIAN, sebagai berikut:
i. Permasalahan sosial yang tidak dapat diselesaikan dalam jangka
waktu yang wajar;
ii. Keterlambatan proyek lain yang berkaitan langsung, yang
menghambat penyelesaian PERJANJIAN; dan
iii. Dalam Keadaan Darurat (Emergency);
iv. Pemindahan lokasi PEKERJAAN dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
c. Perubahan syarat teknis sebagai akibat adanya perbedaan antara
asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan syarat teknis dengan
kondisi nyata di lapangan; dan
d. Kebutuhan operasi yang tidak dapat dihindari serta mendapat
persetujuan SKK Migas.
7.3.6. Untuk PEKERJAAN dengan PERJANJIAN Unit Price/Harga Satuan, diizinkan
adanya PLK tambah.
8. Wakil para PIHAK
8.1. Untuk pelaksanaan PERJANJIAN ini, PIHAK PERTAMA akan menunjuk wakilnya yang
bertindak sebagai Direksi dan Koordinator PEKERJAAN, yang berwenang mewakili PIHAK
PERTAMA dalam pelaksanaan PEKERJAAN dengan lingkup kewenangan sebagai
berikut:
• Direksi Pekerjaan:
• Zona 4 Sr. Manager Production
• Zona 4 Manager Operation & Surface Facilities
3
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
• Zona 4 Manager Project Engineering & Planning
• Zona 4 Manager Project Execution
• Sr. Manager Ramba Field
1. Penerbitan Surat Pemberitahuan Kelalaian.
2. Penerbitan Surat Pemberitahuan Keadaan Kahar.
3. Penerbitan atau penandatanganan kesepakatan dengan PIHAK KEDUA
sehubungan dengan penambahan LOKASI PEKERJAAN sebagaimana dimaksud
Pasal 2.1 serta ketentuan-ketentuan tambahan dan penyesuaian lainnya yang
menjadi konsekuensi dari penambahan LOKASI PEKERJAAN tersebut.
4. Mengirimkan korespondensi terkait dengan perubahan Wakil PARA PIHAK dan
perubahan alamat surat menyurat.
• Koordinator Pekerjaan:
▪ Zona 4 Manager Operation & Surface Facilities
▪ Zona 4 Manager Project Engineering & Planning
▪ Zona 4 Manager Project Execution
▪ Field RAM Ast. Manager
1. Menandatangani Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP)
2. Monitoring Realisasi Pelaksanaan PERJANJIAN
3. Membuat Berita Acara Mulai Pekerjaan
4. Pengawasan pelaksanaan Pekerjaan
5. Penilaian KPI PIHAK KEDUA
6. Verifikasi dokumen pendukung pembayaran tagihan.
7. Menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK)/Work Order (WO)
8. Melaksanakan penilaian berjalan dan penilaian akhir aspek HSSE
8.2. Sebelum memulai PEKERJAAN, PIHAK KEDUA wajib menyediakan seorang atau lebih
wakilnya yang kompeten, yang diberi wewenang untuk mewakili dan bertindak untuk dan
atas nama PIHAK KEDUA sehubungan dengan pelaksanaan PEKERJAAN selama Jangka
Waktu PERJANJIAN ini.
8.3. PIHAK KEDUA wajib memberitahu PIHAK PERTAMA secara tertulis perihal identitas dari
(para) wakil tersebut dan dengan jelas menetapkan lingkup wewenang yang diberikan
kepadanya. Berdasarkan pertimbangannya sendiri, PIHAK PERTAMA berhak meminta
kepada PIHAK KEDUA untuk mengganti wakil PIHAK KEDUA yang dianggap tidak
kompeten dalam menjalankan tugasnya. Apabila hal ini terjadi maka PIHAK KEDUA harus
segera mengganti wakilnya tersebut.
8.4. PARA PIHAK dapat mengganti setiap wakilnya, dengan persetujuan penandatangan
PERJANJIAN PIHAK yang mengganti wakilnya dan memberitahukan secara tertulis

4
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
sebagaimana dimaksud Pasal 9 Lampiran A PERJANJIAN ini kepada PIHAK lainnya tanpa
perlu membuat amandemen.
8.5. Apabila terjadi penambahan LOKASI PEKERJAAN sebagaimana dimaksud Pasal 2.1
Lampiran A PERJANJIAN ini, PARA PIHAK berhak menambah atau mengganti wakil
PARA PIHAK pada Pasal 8.1 Lampiran A PERJANJIAN ini dengan prosedur sebagaimana
diatur pada Pasal 8.4 Lampiran A PERJANJIAN ini.
9. Surat Menyurat dan Pemberitahuan
Surat menyurat dan/atau pemberitahuan dari salah satu PIHAK kepada PIHAK lainnya wajib
ditujukan ke alamat sebagai berikut:
Untuk PIHAK PERTAMA:
(sesuai dengan lokasi)
U.p. : Manager Operation & Surface Facilities – PT Pertamina EP Zona 4
Alamat : Jalan Jendral Sudirman No.3, Prabumulih, Sumatera Selatan, 31122
No. Fax. : (0713) 320115

Untuk PIHAK KEDUA:


PT. ..........
U.p. :
Alamat :
No. Fax. :

Alamat-alamat tersebut dapat diubah dengan pemberitahuan secara tertulis oleh salah satu
PIHAK kepada PIHAK yang lain tanpa perlu membuat amandemen PERJANJIAN ini.

5
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
LAMPIRAN A1
URAIAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

1. KETENTUAN UMUM
PIHAK KEDUA secara mutlak harus mempelajari semua dokumen-dokumen PEKERJAAN
tersebut sehingga PIHAK KEDUA dengan pasti dan tepat dapat menentukan kuantitas dan
kualitas peralatan, material dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan
PEKERJAAN. PIHAK KEDUA harus memastikan mengerti dan mengetahui sepenuhnya
atas sifat dan lingkup PEKERJAAN serta kondisi setempat dimana PEKERJAAN akan
dilaksanakan.

1.1. Perizinan
- PIHAK KEDUA harus mengurus semua perizinan dan persyaratan tenaga kerja yang
diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan persyaratan
yang berlaku di lingkungan PIHAK PERTAMA (Izin Kerja, SIKA, JSA, Surat Izin
Memasuki Wilayah, dll).
- Membuat dan memasang rambu-rambu yang diperlukan di lokasi kerja selama
pekerjaan berlangsung.

1.2. Transportasi
- PIHAK KEDUA menyediakan transportasi tambahan apabila dipandang perlu untuk
menunjang tahapan perlaksanaan pekerjaan. Tambahan ini menjadi tanggungjawab
PIHAK KEDUA tanpa ada tambahan biaya dari PIHAK PERTAMA.
- PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan tenaga kerja,
peralatan, dan material kerja selama dalam proses pengangkutan.
- PIHAK KEDUA menyediakan sendiri sarana transportasi dengan pengemudi dan
BBM untuk tenaga kerja, material, dan alat kerja dalam kondisi baik / siap pakai dan
jumlah yang cukup sesuai kebutuhan.

1.3. Keamanan dan Keselamatan Kerja


- PIHAK KEDUA wajib mengutamakan keselamatan kerja untuk seluruh pelaksanaan
pekerjaannya dengan mematuhi semua prosedur, syarat pelaksanaan kerja dan
peraturan keselamatan kerja yang berlaku di area PIHAK PERTAMA.
- Tenaga kerja PIHAK KEDUA dilarang keras menyalakan api, merokok, mengganggu
instalasi lain di lokasi kerja yang rawan kebakaran.
- PIHAK KEDUA mengurus/ bertanggung jawab atas keamanan, keselamatan,
peralatan kerja dan tenaga kerja, tanpa melibatkan PIHAK PERTAMA.
- PIHAK KEDUA wajib menyiapkan alat keselamatan kerja berupa APD (Alat
Pelindung Diri) berkondisi baik sesuai dengan SIKA dan JSA yang telah disepakati.

1.4. Lain – Lain

6
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- PIHAK KEDUA secara mutlak harus mempelajari semua dokumen-dokumen
PEKERJAAN tersebut sehingga PIHAK KEDUA dengan pasti dan tepat dapat
menentukan kuantitas dan kualitas peralatan, material dan tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk melaksanakan PEKERJAAN. PIHAK KEDUA harus memastikan
mengerti dan mengetahui sepenuhnya atas sifat dan lingkup PEKERJAAN serta
kondisi setempat dimana PEKERJAAN akan dilaksanakan.
- PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk memastikan PEKERJAAN akan
dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan spesifikasi PIHAK PERTAMA serta sesuai
dengan prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku.
- PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk melaksanakan, menyelesaikan dan
memelihara PEKERJAAN sesuai dengan ketentuan dan persyaratan PERJANJIAN.
- PEKERJAAN dinyatakan selesai, apabila seluruh lingkup PEKERJAAN seperti
tersebut dalam PERJANJIAN ini telah disetujui dan ditandatangani oleh kedua belah
pihak.
- Resiko atas kelalaian PIHAK KEDUA dalam hal ini, menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA sepenuhnya.
- Hal-hal yang belum diatur dalam dokumen ini harus dilaksanakan atas petunjuk dan
persetujuan wakil PIHAK PERTAMA, dalam hal ini User atau Pengawas Lapangan
yang ditunjuk.
- PIHAK KEDUA wajib melaporkan / menginformasikan kepada wakil PIHAK
PERTAMA hal-hal yang tidak selaras atau diperkirakan dapat mengganggu
pelaksanaan PEKERJAAN ini.
- PIHAK KEDUA bertanggung jawab dan wajib melakukan pengelolaan aspek
lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku di PIHAK PERTAMA dan menjaga
sehingga tidak terjadi ceceran/pencemaran limbah cair atau padat, terdiri dari:
✓ Penanganan limbah cair (a.l pelumas bekas, dll.) serta limbah padat (a.l majun
bekas, kemasan pelumas/bahan kimia, dll.),
✓ Melaksanakan Good Housekeeping,
✓ Menyediakan sarana dan peralatan kerja untuk menjaga kebersihan lokasi (a.l
tempat sampah, sapu, dll.),
✓ Jika terjadi ceceran/buangan limbah ke lingkungan, maka PIHAK KEDUA
bertanggungjawab untuk melaksanakan pembersihan dan upaya pencegahan
selanjutnya dilaporkan ke pengawas PEKERJAAN.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


PIHAK PERTAMA bermaksud melakukan perbaikan dan pemeliharaan sipil fasilitas produksi
dan fasilitas penunjang serta penyewaan alat berat di area Ramba Field. PIHAK PERTAMA
bermaksud untuk melakukan pengadaan kontrak untuk pekerjaan tersebut secara Call of
Order dan Unit Price. PIHAK PERTAMA akan bekerjasama dengan PIHAK KEDUA yang
mempunyai kemampuan di bidang pembangunan, perbaikan, dan pemeliharaan konstruksi
jalan, keuangan (finansial), dan tenaga ahli.

7
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
Data dan informasi tentang lingkup PEKERJAAN, syarat-syarat teknis dan komersial yang
tercantum dalam RKS ini termasuk lampiran-lampirannya merupakan syarat-syarat minimum
yang harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa baik pada saat mengajukan penawaran maupun
dalam melaksanakan PERJANJIAN. Jika terdapat perbedaan-perbedaan data untuk maksud
yang sama maka data yang lebih ketat yang akan digunakan, atau PIHAK PERTAMA akan
memutuskan data yang akan digunakan dari data yang berbeda tersebut.

3. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka Waktu Pelaksanaan PEKERJAAN adalah selama 730 (Tujuh Ratus Tiga Puluh)
hari kalender.

4. JANGKA WAKTU PERJANJIAN


Jangka Waktu Perjanjian PEKERJAAN adalah selama 810 (Delapan Ratus Sepuluh) hari
kalender, sebagaimana dirinci sebagai berikut:
- Jangka Waktu Pelaksanaan selama 730 (Tujuh Ratus Tiga Puluh) hari kalender.
- Masa Pemeliharaan selama 30 (Tiga Puluh) hari kalender.
- Masa Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Maksimal 50 (lima puluh) hari
kalender.

5. URAIAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1. Prosedur Umum
Prosedur umum yang harus dilakukan oleh PIHAK KEDUA adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan kick of meeting dengan PIHAK PERTAMA untuk membicarakan teknis
pelaksanaan pekerjaan sebelum kontrak dimulai dan sebelum melakukan pekerjaan.
Waktu dan tempat pelaksanaan kick of meeting tersebut akan ditentukan kemudian.
b. Setiap permintaan pelaksanaan PEKERJAAN dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA dilakukan dengan diterbitkannya Surat Perintah Kerja (SPK) oleh PIHAK
PERTAMA sesuai dengan otorisasi dalam PERJANJIAN.
c. Volume PEKERJAAN dalam PERJANJIAN adalah perkiraan volume atau estimasi,
maka dalam setiap Surat Perintah Kerja (SPK) akan dilampirkan Bill of Quantity (BoQ)
yang didalamnya tercantum jumlah, jenis dan spesifikasi PEKERJAAN yang harus
dikerjakan oleh PIHAK KEDUA.
d. Dasar perhitungan biaya pelaksanaan Surat Perintah Kerja (SPK) adalah Harga Satuan
yang telah di sepakati dalam PERJANJIAN, kecuali jika ada pertimbangan dan kendala
operasi yang mengharuskan dibuat kesepakatan antara kedua belah PIHAK untuk
menentukan harga satuan yang belum tertuang di dalam PERJANJIAN.
e. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh terhadap penyelesaian PEKERJAAN sesuai
lingkup kerja dan jangka waktu pelaksanaan PEKERJAAN yang tercantum dalam setiap
Surat Perintah Kerja (SPK).
f. Dalam keadaan mendesak atau karena kebutuhan operasi, dimungkinkan PIHAK
PERTAMA menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK) lebih dari 1 (satu) dalam waktu
bersamaan. Untuk itu, PIHAK KEDUA harus dapat mengerjakan PEKERJAAN tersebut
tanpa meminta tambahan biaya.
8
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
g. Pekerjaan kondisi mendesak dapat dimulai pelaksanaannya hanya berdasarkan perintah
lisan dari perwakilan resmi PIHAK PERTAMA yang ditunjuk dalam Lampiran A dimana
surat resmi SPK COO akan disusulkan oleh PIHAK PERTAMA dalam waktu 1 x 24 jam
h. PIHAK KEDUA harus melakukan survey lapangan dan pengenalan lokasi atau area
pekerjaan secara rinci bersama dengan PIHAK PERTAMA untuk mendapatkan data
yang nyata dan jelas. Biaya yang timbul dari survey menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
i. PIHAK KEDUA harus mengurus semua perizinan dan persyaratan tenaga kerja yang
diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang
berlaku di lingkungan PIHAK PERTAMA (Izin Kerja, SIKA, JSA, Surat Izin Memasuki
Wilayah, dll).
j. Melihat kondisi operasional di lokasi PIHAK PERTAMA, sehingga dapat menentukan
material yang cocok yang dapat digunakan untuk di lingkungan PIHAK PERTAMA
k. PIHAK KEDUA harus menyerahkan data-data spesifikasi teknis (perhitungan, material,
dan metode kerja) terkait persiapan pekerjaan untuk dicek dan disetujui oleh PIHAK
PERTAMA.
l. PIHAK KEDUA mampu menyajikan parameter-parameter sebagai penilaian untuk
quality control.
m. PIHAK KEDUA harus membuat dan memasang rambu-rambu yang diperlukan di lokasi
kerja selama pekerjaan berlangsung.
n. PIHAK KEDUA harus menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar untuk
menunjang kelancaran operasional.
o. Apabila terjadi kerugian mengenai material yang akan dipasang atau material tidak
sesuai (tidak memenuhi syarat), PIHAK PERTAMA berhak untuk meminta klarifikasi dan
jika terbukti material tersebut tidak layak, maka PIHAK PERTAMA berhak menolak dan
PIHAK KEDUA harus segera mengganti material tersebut dengan yang baru, resiko
keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
p. Peralatan kerja (Tools and Wrench) baik yang umum dan special tools yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah tanggung jawab PIHAK KEDUA.
q. PIHAK KEDUA harus menyediakan pool atau tempat Alat & Angkutan Berat standby di
wilayah Field Ramba.
r. Setelah pekerjaan selesai, PIHAK KEDUA wajib membersihkan lokasi pekerjaan dan
membuat laporan pelaksanaan kerja.
s. Setiap penyelesaian Surat Perintah Kerja (SPK) oleh PIHAK KEDUA harus
diserahterimakan kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan yang disebutkan
dalam Lampiran A1 PERJANJIAN ini.
t. Dalam hal setelah dilakukan pemeriksaan PEKERJAAN oleh PARA PIHAK terdapat
perbedaan volume aktual yang diselesaikan (lebih kecil atau lebih besar) dengan volume
yang tercantum dalam BoQ Surat Perintah Kerja (SPK), maka biaya yang dibayarkan
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah sesuai volume aktual PEKERJAAN
yang diselesaikan yang dituangkan dalam suatu Berita Acara.
u. Masa pemeliharaan perbaikan dan pemeliharaan jalan selama 30 (Tiga Puluh) hari
kalender terhitung sejak Berita Acara Penyerahan Pekerjaan. Setiap kerusakan yang

9
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
terjadi akibat kegagalan/kesalahan konstruksi yang dipasang oleh PIHAK KEDUA,
perbaikannya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA selama masa Pemeliharaan.
v. Pembayaran PEKERJAAN dilakukan untuk setiap Surat Perintah Kerja (SPK) dengan
mengacu kepada Tata Cara Pembayaran (Invoice) yang tercantum dalam Lampiran B
PERJANJIAN ini.

5.2. Pelaksanaan Pekerjaan


Secara umum pekerjaan ini meliputi seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan oleh PIHAK
KEDUA dengan pokok-pokok pekerjaan sebagai berikut:

5.2.1 Pekerjaan Persiapan, Pengawasan & Penutupan


- Menyiapkan izin kerja, tenaga kerja/tim proyek, pembuatan laporan (harian,
mingguan, bulanan), pembuatan dokumentasi, menyiapkan dokumen kebutuhan
proyek, menyiapkan APD lengkap sesuai standar kebutuhan pekerjaan,
mengadakan HSE meeting (harian, mingguan, bulanan, insidensial), menyiapkan
rambu-rambu keselamatan dsb, pengawasan aspek HSE.
- Penjagaan material dan alat
- Medical Check Up (MCU) & SKCK Tenaga Kerja
- Pembuatan As-Built Drawing lengkap (Auto CAD)
- Sewa dan install scaffolding frame system
- Sewa dan install scaffolding tubular / pipe system beserta scaffolder bersertifikat
- Pekerjaan Survey & Pengukuran
- Pekerjaan pengukuran
- Pemasangan bouwplank
- Pembuatan kantor sementara (Direksi Kit)
- Pembuatan gudang sementara/ bouw-kit
- Pagar sementara dari seng gelombang tinggi 2.1 meter, termasuk struktur rangka
kayu kls. III
- Pembersihan area pekerjaan dan sisa material

5.2.2 Transportasi Material dan Pekerja


- Transportasi material (mobil merek)
- Transportasi pekerja (contoh : Ford Everest, Pajero, Pick Up 4x4, dsb)
- Mobilisasi dan demobilisasi Alat-Alat Berat
- Mobilisasi dan demobilisasi Angkutan Berat (Crane, TMC dan Flat Bed Merek)
- Mobilisasi dan demobilisasi Dump Merek 8 m3
- Pemindahan Alat-Alat Berat
- Pemindahan Angkutan Berat (Crane, TMC dan Flat Bed Merek)
- Pemindahan Dump Merek 8 M3
5.2.3 Pekerjaan Bongkaran
- Membongkar/ membobok beton bertulang
- Membongkar/ membobok beton tidak bertulang
- Membongkar pasangan batu kali
10
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Membongkar dinding tembok bata merah
- Membongkar lantai/ ubin
- Membongkar plesteran
- Membongkar dinding plywood/ teakwood
- Membongkar rangka plafond + plafond
- Membongkar rangka kuda kuda kayu
- Membongkar rangka atap
- Membongkar atap genteng/ sirap
- Membongkar atap seng/ zincalume/ metal
- Membongkar lantai/ dinding papan
- Membongkar listplank
- Membongkar besi konstruksi bangunan/ jembatan/ gelagar (pipa besi, baja profil)
- Membongkar bekisting dari plat besi
- Pembuangan puing bongkaran
- Membongkar kusen

5.2.4 Pekerjaan Tanah, Galian dan Urugan


- Galian tanah biasa kedalaman s/d 1 m
- Galian tanah biasa kedalaman >1 s/d 1.5 m
- Galian tanah biasa kedalaman >1.5 s/d 2.25 m
- Galian tanah berbatu kedalaman s/d 1 m
- Galian tanah berbatu kedalaman >1 s/d 1.5 m
- Galian tanah berbatu kedalaman >1.5 s/d 2.25 m
- Menguras ceceran minyak
- Mengurug, meratakan dan memadatkan tanah
- Mengurug pasir dan disiram air serta dipadatkan
- Mengurug, meratakan dan memadatkan tanah termasuk pengadaan tanah
timbunan / m3
- Pekerjaan Land Clearing (cutting, pulling & grubbing)
- Membuang humus
- Menggali dengan Excavator
- Menggusur tanah timbunan (menimbun)
- Pemadatan tanah dengan compactor maksimum tebal perlapis 25 cm
- Membentuk & meratakan area (grading) dengan Motor Grader
- Urugan sirtu peninggian lantai
- Menebang kayu dekat bangunan dan sepanjang tepi jalan, dia. Batang 20 cm,
memangkas dahan dan ranting pohon

5.2.5 Pekerjaan Pasangan, Dinding, Plasteran dan Lantai


- Pasang bata merah tebal 1 bata dengan ad. 1pc : 3ps
- Pasang bata merah tebal 1 bata dengan ad. 1pc : 4ps
- Pasang bata merah tebal ½ bata dengan ad. 1pc : 3ps
- Pasang bata merah tebal ½ bata dengan ad. 1pc : 4ps
11
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Pasang batu kali dengan ad. 1pc : 3ps
- Pasang batu kali dengan ad. 1pc : 4ps
- Pasang pondasi batu kali dengan ad. 1 Pc : 3 Kp : 10 Ps
- Membuat/ pasang bronjong (heavy galvanized + dilapisi PVC), sesuai SNI Merek.
03-3046-1992
- Plesteran spesi 1 Pc : 3 Ps, tebal 15 mm
- Plesteran spesi 1 Pc : 3 Ps, tebal 20 mm
- Plesteran spesi 1 Pc : 4 Ps, tebal 15 mm
- Pekerjaan acian semen
- Pasang vinyl wall covering lebar 50 cm
- Pemasangan wallpaper
- Pasang dinding roster
- Pasang lantai granit ukuran 60x60 cm dengan ad.1 pc : 3 ps (kualitas 1, semua
tekstur, warna dan corak)
- Pasang step nosing granit 10x60 cm (kualitas 1, semua tekstur, warna dan corak)
- Pasang plint granit 10x60 cm (kualitas 1, semua tekstur, warna dan corak)
- Pasang plint keramik 10x30 cm (kualitas 1, semua tekstur, warna dan corak)
- Pasang dinding keramik 25x40 cm (kualitas 1, semua tekstur, warna dan corak)
- Pasang dinding keramik 30x30 cm (kualitas 1, semua tekstur, warna dan corak)
- Pasang lantai parquet vinyl dengan tebal 3 mm
- Pasang lantai keramik 25x25 cm (kualitas 1, semua tekstur, warna dan corak)
- Pasang lantai keramik 30x30 cm (kualitas 1, semua tekstur, warna dan corak)
- Pasang lantai keramik 40x40 cm (kualitas 1, semua tekstur, warna dan corak)
- Pasang lantai keramik 60x60 cm (kualitas 1, semua tekstur, warna dan corak)
- Pasang floor hardener Ex. Sika Chapdur atau Fosroc
- Pekerjaan aanstamping (pasangan batu kosong) dibawah pondasi batu kali
- Lapisan Epoxy Self Levelling tebal 2mm
- Lapisan Epoxy Self Levelling tebal 3mm
- Pasangan Paving Block/ Conblock Press Mesin dengan tebal 8 cm untuk semua
ukuran, warna & bentuk lengkap dengan urugan pasir tebal 10 cm padat
- Memasang kuku keramik (kualitas 1, semua tekstur, warna dan corak)
- Pasang batu candi (semua ukuran, corak, warna & bentuk)
- Pasang batu andesit bintik bakar (semua ukuran, corak, warna & bentuk)
- Pasang batu palimanan (semua ukuran, corak, warna & bentuk)
- Pasang batu templek (semua ukuran, corak, warna & bentuk)
- Pasang kanstin taman (jepit) uk. 40x20x10 cm
- Pasang kanstin jalan/ trotoar uk. 40x28x15x13 cm

5.2.6 Pekerjaan Beton dan Pembesian


- Pasang dan bongkar bekisting untuk pondasi (rangka kayu klas II, multiplek tebal
min. 9 mm & minyak bekisting)
- Pasang dan bongkar bekisting untuk sloof (rangka kayu klas II, multiplek tebal min.
9 mm & minyak bekisting)

12
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Pasang dan bongkar bekisting untuk kolom (rangka kayu klas II, multiplek tebal min.
9 mm & minyak bekisting)
- Pasang dan bongkar bekisting untuk balok (rangka kayu klas II, multiplek tebal min.
9 mm & minyak bekisting)
- Pasang dan bongkar bekisting untuk lantai (rangka kayu klas II, multiplek tebal min.
9 mm & minyak bekisting)
- Pasang dan bongkar bekisting untuk dinding (rangka kayu klas II, multiplek tebal
min. 9 mm & minyak bekisting)
- Pasang dan bongkar bekisting untuk tangga (rangka kayu klas II, multiplek tebal
min. 9 mm & minyak bekisting)
- Stel & pasang wiremesh M8 – 150 x 150 mm, mengacu ke SNI-07-0663-1995
- Stel & pasang wiremesh M10 – 150 x 150 mm, mengacu ke SNI-07-0663-1995
- “Pekerjaan pembesian dengan besi polos atau besi ulir
- Ø ≤ 12 mm, fy = 235 Mpa, mengacu ke ASTM A615 Gr40 atau JIS G3112 SD240
atau SNI 07-2052-2014 BJTP 24
- D ≥ 13 mm, fy = 390 Mpa, mengacu ke ASTM A615 Gr60 atau JIS G3112 SD390
atau SNI 07-2052-2014 BJTS 40”
- Memasang dan membongkar perancah bekisting lantai/ dak beton tinggi lebih dari
3 m (rangka kayu klas II, kayu dolken, multiplek tebal min. 9 mm & minyak bekisting)
- Cor lantai kerja beton adukan 1:3:5 (sm:ps:krl) dengan molen
- Cor beton campuran 1:2:3 (sm:ps:split) dengan molen
- Grouting (non-shrink) area angkur dan skid pondasi, kuat tekan minimum 54.1 Mpa
di umur 28 hari, mengacu ke ASTM C1107
- Cor beton K-250 (fc’ = 21 Mpa) menggunakan ready mixed + vibrator, mengacu ke
SNI-2847-2019 dan ASTM C39, material semen mengacu ke ASTM C150 atau SNI
15-2049-2004 (portland) atau SNI 15-0302-2004 (portland pozolan), agregat (pasir
dan kerikil) sesuai ASTM C33 atau SNI 03-6861-2002, air yang digunakan mengacu
SNI 03-7974-2013
- Cor beton K-300 (fc’ = 25 Mpa) menggunakan ready mixed + vibrator, mengacu ke
SNI-2847-2019 dan ASTM C39, material semen mengacu ke ASTM C150 atau SNI
15-2049-2004 (portland) atau SNI 15-0302-2004 (portland pozolan), agregat (pasir
dan kerikil) sesuai ASTM C33 atau SNI 03-6861-2002, air yang digunakan mengacu
SNI 03-7974-2013
- Cor beton K-250 (fc’ = 21 Mpa) menggunakan ready mixed + pompa + conveyor
beton, mengacu ke SNI-2847-2019 dan ASTM C39, material semen mengacu ke
ASTM C150 atau SNI 15-2049-2004 (portland) atau SNI 15-0302-2004 (portland
pozolan), agregat (pasir dan kerikil) sesuai ASTM C33 atau SNI 03-6861-2002, air
yang digunakan mengacu SNI 03-7974-2013
- Cor beton K-300 (fc’ = 25 Mpa) menggunakan ready mixed + pompa + conveyor
beton, mengacu ke SNI-2847-2019 dan ASTM C39, material semen mengacu ke
ASTM C150 atau SNI 15-2049-2004 (portland) atau SNI 15-0302-2004 (portland
pozolan), agregat (pasir dan kerikil) sesuai ASTM C33 atau SNI 03-6861-2002, air
yang digunakan mengacu SNI 03-7974-2013
- Memasang beton Precast U-Ditch, mutu K-350 dengan wiremesh U-50
13
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Memasang beton Precast Box Culvert tipe Heavy Duty (Monolith), mutu K-350
dengan baja tulangan min. BJTP 24 sesuai SNI-2052:2014 atau Hard Drawn Wire
U-50
- Box Culvert Ukuran 600mm x 600mm x 1200mm, tebal min 95 mm
- Box Culvert Ukuran 1000mm x 1000mm x 1200mm, tebal min 125 mm
- Box Culvert Ukuran 1500mm x 1500mm x 1200mm, tebal min 165 mm
- Memasang beton Precast Box Culvert tipe Heavy Duty (Top & Bottom), mutu K-350
dengan baja tulangan min. BJTP 24 sesuai SNI-2052:2014 atau Hard Drawn Wire
U-50
- Box Culvert Ukuran 1000mm x 1000mm x 1200mm, tebal min 125 mm
- Box Culvert Ukuran 1500mm x 1500mm x 1200mm, tebal min 165 mm
- Memasang plastik (polyethylene) untuk alas cor beton, tebal minimum 125 mikron
- Test sampel beton (kubus/ silinder) di Laboratorium
- Core drill test beton mengacu ke SNI 2492-2018, termasuk pengujian kuat tekan
beton di laboratorium
- Memotong beton pada badan jalan menggunakan alat cutting beton
- Pekerjaan curing compound beton mengacu SNI ASTM C309:2012
- Memasang pvc waterstop lebar 200 mm, mengacu CRD-C513-74
- Memasang pvc waterstop lebar 250 mm, mengacu CRD-C513-74
- Pekerjaan pemancangan tiang beton precast menggunakan pile driver + hammer
(tipe diesel atau jack hammer)
- Pengadaan beton precast tiang pancang type PC Cylinder Pile, compressive
strength at 28 days = 600 kgf/cm2 (K-600), menggunakan semen tipe I, memenuhi
persyaratan ACI 534R-00 atau JIS A5335-1987
- PC-Cylinder Pile Ø300 mm
- PC-Cylinder Pile Ø600 mm
- Pengadaan beton precast tiang pancang type PC Cylinder Pile, compressive
strength at 28 days = 500 kgf/cm2 (K-500), menggunakan semen tipe I, memenuhi
persyaratan ACI 534R-00 atau JIS A5335-1987
- PC-Square Pile Uk. 20x20 cm
- Pemotongan tiang pancang beton precast menggunakan concrete pile cutter
- Pengelasan sambungan tiang pancang beton precast dengan ketentuan min.
Mengacu ke AWS A.5.1 E6013
- Pekerjaan Non Destructive Test (NDT) menggunakan liquid penetrant test untuk
sambungan tiang pancang beton precast
- Pekerjaan pagar panel beton precast (panel beton + tiang beton), tinggi = 2.5 m,
kuat tekan beton karakteristik min. K-225
- Pengujian PDA tiang pancang, analisa driving tiang mengacu ke ASTM D4945
- Pemasangan chemical anchor/ rebar dengan HILTI HIT-RE 500 V3 atau setara

5.2.7 Pekerjaan Pintu, Jendela dan Penggantungnya


- Pasang kusen pintu dan jendela kayu Kls. II
- Pasang pintu panel kayu Kls.II

14
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Pasang pintu dan jendela kaca dari kayu Kls. II
- Pasang pintu dan jendela jalusi dari kayu Kls. II
- Pasang jalusi mati kusen kayu Kls. II
- Pasang pintu besi baja (steel door) emergency + kaca tebal 5 mm
- Kusen dari bahan plat baja dengan ketebalan minimum 1.8 mm
- Daun pintu dari bahan plat baja dengan ketebalan minimum 1.5 mm
- Ketebalan pintu 55 mm
- Jumlah angkur besi di setiap sisi pintu 3 ea”
- Pasang pintu gulung besi (folding gate), tebal 0.8 mm, sudah termasuk frame pintu
- Pasang rolling door allumunium, sudah termasuk frame pintu
- Pasang teralis besi
- Pasang kawat harmonika galvanis dengan uk. Meshing 50x50 mm dan tebal 4 mm
- Pasang kawat kassa bahan aluminium
- Pasang kunci tanam (lockcase) setara Belluci
- Pasang kunci pintu terpisah Solid
- Pasang kunci tanam kamar mandi
- Pasang silinder kunci
- Pasang kunci pintu kaca double pelor “SES”
- Pasang kunci pintu aluminium alpha CDL-5128
- Pasang grendel pintu 4” Stainless
- Pasang flushbolt 8” Dekkson FB050
- Pasang flushbolt 12” Dekkson FB050
- Pasang grendel jendela 3” Stainless
- Pasang rambuncis jendela aluminium
- Pasang engsel pintu 4” stainless
- Pasang engsel pintu kaca Dekkson SH 7701 CP atau setara
- Pasang engsel jendela 3” stainless
- Pasang hak jendela
- Pasang engsel swing
- Pasang engsel casement 8”
- Pasang engsel casement 12"
- Pasang handle pintu standar
- Pasang door closer pintu kayu/ aluminium
- Pasang door closer pintu besi/ baja, ex. Dorma atau setara
- Pasang kunci slot
- Pasang handle pintu kaca shower, ex. Dekkson atau setara
- Pasang handle standar pintu aluminium
- Pasang panic bar pintu besi/ baja, ex. Dekkson atau setara
- Pasang klip penjepit kaca ruang shower, ex. Dekkson atau setara
- Pasang Bottom Patch Fitting Dekkson PT 10 SS
- Pasang Top Patch Fitting Dekkson PT 20 PSS
- Pasang Top Patch Fitting Dekkson PT 24
- Pasang Top Panel Patch Fitting Dekkson PT 30 PSS
- Pasang Top Panel Patch Fitting Dekkson PT 40 PSS
15
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Pasang Floor Hinge Dekkson/Setara
- Pasang kunci pintu kaca frameless
- Pasang kaca bening, tebal 6 mm (termasuk lem silikon karet untuk celah
sambungan)
- Pasang kaca rayband, tebal 6 mm (termasuk lem silikon karet untuk celah
sambungan)
- Pasang kaca bening, tebal 8 mm (termasuk lem silikon karet untuk celah
sambungan)
- Pasang kaca rayband, tebal 8 mm (termasuk lem silikon karet untuk celah
sambungan)
- Pasang kaca tempered, tebal 8 mm (termasuk lem silikon karet untuk celah
sambungan)
- Pasang kaca tempered, tebal 12 mm (termasuk lem silikon karet untuk celah
sambungan)
- Pasang lapis sand blast kaca
- Pasang kaca cermin, tebal 6 mm
- Pasang pintu alumunium warna untuk kamar mandi
- Pasang kusen aluminium polos/ silver + powder coating aneka warna 4", merk
Alexindo atau setara
- Pasang kusen aluminium polos/ silver 4", merk Alexindo atau setara
- Pasang pintu aluminium silver + kaca 5 mm polos, merk Alexindo atau setara
- Pasang pintu aluminium warna + kaca 5 mm polos, merk Alexindo atau setara
- Pasang jendela aluminium silver + kaca 5 mm rayband, merk Alexindo atau setara
- Pasang jendela aluminium warna + kaca 5 mm rayband, merk Alexindo atau setara
- Pemasangan jalusi aluminium
- Pasang kusen dan pintu U-PVC (Unplastized Polyvinil Chloride)

5.2.8 Pekerjaan Atap dan Konstruksi Kuda - Kuda


- Memasang kuda-kuda baja ringan + reng untuk atap biasa/metal, sudah termasuk
screw, talang jurai & aksesoris
- Main truss C-75, 0.8 TCT ex. TASO
- Second truss C-75, 0.6 TCT ex. TASO
- Reng (40.45 ex. TASO)"
- Pasang atap genteng Morando Glasur
- Pasang genteng bubung kurpus Morando Glasur
- Pasang genteng bubung semen Portland (semen PC + pasir pasang)
- Pasang listplank ukuran (3 x 20 ) cm, dari kayu Kls. I
- Pasang listplank GRC lebar 20 cm
- Pasang gording kayu Kls. II
- Pasang papan ruiter dari kayu Kls. II
- Pasang atap deck zincalume polos dengan tebal min. 0.35 mm
- Pasang nok atap zincalume polos dengan tebal min. 0.35 mm
- Pasang atap deck zincalume warna dengan tebal min. 0.35 mm

16
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Pasang nok atap zincalume warna dengan tebal min. 0.35 mm
- Pasang talang datar (kantong), seng bjls 30
- Pasang talang miring (Jurai), seng bjls 30
- Pasang talang 1/2 lingkaran D-10 cm, seng bjls 30
- Membuat talang dari papan lapis seng plat / (jurai)
- Membuat pipa talang diameter 12 cm, material seng plat BJLS 30
- Pasang atap onduline, termasuk fixing dan aksesoris
- Pasang nok onduline, termasuk fixing dan aksesoris
- Pasang atap onduvilla, termasuk fixing dan aksesoris
- Pasang nok onduvilla, termasuk fixing dan aksesoris
- Pekerjaan waterproofing (lapisan anti bocor) min. 2 x aplikasi, ex. Sika Top Seal 107

5.2.9 Pekerjaan Dinding


- Pasang partisi 2 sisi gypsum + rangka hollow 4x4 cm (tebal partisi min. 10 cm)
- Pekerjaan pemasangan Aluminium Composite Panel (ACP) tipe PVDF Exterior
tebal min. 4 mm, termasuk rangka spigot/aluminium siku + resibon + sealant + fixing
+ aksesoris (ex. Seven atau setara)
- Pekerjaan pemasangan Aluminium Composite Panel (ACP) tipe PE Indoor tebal
min. 4 mm, termasuk rangka spigot/aluminium siku + resibon + sealant + fixing +
aksesoris (ex. Seven atau setara)
- Pekerjaan pemasangan GRC panel tebal 9 mm (ex. Super Panel atau setara) +
rangka hollow 4x4 cm (tebal partisi min. 10 cm)
- Pekerjaan pemasangan multiplek, tebal 15 mm
- Pekerjaan fasade kayu komposit, ex. WPC atau setara
- Pekerjaan fasade rumput sintetis Swiss 25 mm

5.2.10 Pekerjaan Plafond / Langit - Langit


- Pasang list plafond gypsum lebar min. 10 cm
- Pasang list plafond gypsum lebar min. 8 cm
- Pasang list plafond PVC
- Pasang plafond akustik (30x60) cm
- Pasang plafond akustik (60x120) cm
- Pasang plafond akustik (30x60) cm + rangka galvalum baja ringan
- Pasang plafond akustik (60x120) cm + rangka galvalum baja ringan
- Pasang plafond gypsum board tebal 9 mm
- Pasang plafond GRC tebal 4 mm
- Pasang plafond GRC tebal 6 mm
- Plafond gypsum 9 mm + rangka hollow 4x4 cm, lengkap dengan aksesoris
- Plafond kalsiboard 4 mm + rangka hollow 4x4 cm, lengkap dengan aksesoris
- Plafond GRC 9 mm + rangka hollow 4x4 cm, lengkap dengan aksesoris
- Plafond PVC 8 mm (lebar 20 cm) + rangka hollow 4x4 cm, lengkap dengan aksesoris

17
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5.2.11 Pekerjaan Sanitasi
- Memasang kloset duduk merk Toto, ex. CW660NJ/SW660J (jet shower) atau setara
- Memasang kloset jongkok merk Toto, ex. CE7 atau setara
- Memasang urinoir merk Toto + acrylic urine protector, ex. U57M atau setara
- Memasang wastafel merk Toto + kran (panas dingin) + fitting + P-trap, ex.
(LW811CJ + TX115LQBR + THX1A-8 + TX277SV1 + TX801LN) atau setara
- Memasang shower kloset merk Toto, ex. THX20NB atau setara
- Pasang gantungan tisu merk Toto, ex. TX720AB atau setara
- Pasang gantungan handuk, ex. Fiorentino 8602 atau setara
- Memasang flexible shower + kran (panas & dingin) merk Toto
- Memasang tempat sabun/ perlengkapan mandi merk Toto
- Memasang clean out stainless, ex. Toto/ San-Ei/ setara
- Memasang bak mandi fibreglass volume 0,30 m3
- Memasang bak fibreglass volume 1 m3 air
- Memasang pipa PVC tipe AW ø 1/2" ex. Rucika atau setara
- Memasang pipa PVC tipe AW ø 3/4" ex. Rucika atau setara
- Memasang pipa PVC tipe AW ø 1" ex. Rucika atau setara
- Memasang pipa PVC tipe AW ø 1-1/2" ex. Rucika atau setara
- Memasang pipa PVC tipe AW ø 3" ex. Rucika atau setara
- Memasang pipa PVC tipe AW ø 4" ex. Rucika atau setara
- Memasang pipa PVC tipe AW ø 6" ex. Rucika atau setara
- Memasang bak cuci piring stainless, ex. Meiwa atau setara
- Memasang kran air merk San-Ei atau setara
- Memasang shipon wastafel, ex. Toto atau setara
- Memasang saringan cuci piring stainless
- Memasang push urinoir, ex. Toto atau setara
- Memasang floor drain stainless, ex. Toto/ San-Ei/ setara
- Memasang elbow PVC 1/2" ex. Rucika atau setara
- Memasang elbow PVC 3/4" ex. Rucika atau setara
- Memasang elbow PVC 1" ex. Rucika atau setara
- Memasang elbow PVC 1-1/2" ex. Rucika atau setara
- Memasang elbow PVC 3" ex. Rucika atau setara
- Memasang elbow PVC 4" ex. Rucika atau setara
- Memasang elbow PVC 6" ex. Rucika atau setara
- Memasang sok PVC 1/2" ex. Rucika atau setara
- Memasang sok PVC 3/4" ex. Rucika atau setara
- Memasang sok PVC 1" ex. Rucika atau setara
- Memasang sok PVC 1-1/2" ex. Rucika atau setara
- Memasang sok PVC 3" ex. Rucika atau setara
- Memasang sok PVC 4" ex. Rucika atau setara
- Memasang kopling PVC 1/2" ex. Rucika atau setara
- Memasang kopling PVC 3/4" ex. Rucika atau setara
- Memasang kopling PVC 1" ex. Rucika atau setara
- Memasang reducer PVC 3/4" x 1/2" ex. Rucika atau setara
18
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Memasang reducer PVC 1" x 3/4" ex. Rucika atau setara
- Memasang reducer PVC 1-1/2" x 1/2" ex. Rucika atau setara
- Memasang reducer PVC 1-1/2" x 3/4" ex. Rucika atau setara
- Memasang reducer PVC 4" x 3" ex. Rucika atau setara
- Memasang reducer PVC 6" x 4" ex. Rucika atau setara
- Pekerjaan memasang pelampung air otomatis 1" (stainless steel)
- Pekerjaan memasang check valve 2" (kuningan)
- Pekerjaan memasang ball valve 1" (kuningan)
- Pekerjaan memasang ball valve 2" (kuningan)
- Menyediakan clamp pipa PVC dan aksesoris 1/2"
- Menyediakan clamp pipa PVC dan aksesoris 3/4"
- Menyediakan clamp pipa PVC dan aksesoris 1-1/2"
- Menyediakan clamp pipa PVC dan aksesoris 3"
- Menyediakan clamp pipa PVC dan aksesoris 4"
- Menyediakan clamp pipa PVC dan aksesoris 6"
- Memasang stop kran air PVC 1/2" merk Onda atau setara
- Memasang stop kran air PVC 3/4" merk Onda atau setara
- Memasang stop kran air PVC 1" merk Onda atau setara
- Memasang kran angsa merk Toto, ex. TX603MEB atau setara
- Memasang kran air dinding merk Toto, ex. T23B13 atau setara
- Memasang tangki penampung air 2 ton polyethylene, Ex. Tedmon atau setara
- Pekerjaan pemasangan filter air, Ex. Aden Filter atau setara
- Pemasangan stop kran in 1 out 2
- Pemasangan stop kran in 1 out 1

5.2.12 Pekerjaan Pengecatan


- Pengecatan bidang kayu baru (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat penutup)
- Coating permukaan batu alam 2x cat menggunakan acrylic solvent based
- Pengecatan permukaan baja dengan meni besi
- Pengecatan meni kayu 1x cat menggunakan bahan dasar alkyd
- Pengecatan F-Talit 2x cat
- Pengecatan tembok baru dengan Vinilex (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 2 lapis
cat penutup)
- Pengecatan tembok baru dengan Dulux Interior (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 2
lapis cat penutup)
- Pengecatan tembok baru dengan Dulux Weathershield (1 lapis plamir, 1 lapis cat
dasar, 2 lapis cat penutup)
- Pengecatan tembok lama dengan Vinilex (1 lapis cat dasar, 2 lapis cat penutup)
- Pengecatan tembok lama dengan Dulux Interior (1 lapis cat dasar, 2 lapis cat
penutup)
- Pengecatan tembok lama dengan Dulux Weathershield (1 lapis cat dasar, 2 lapis
cat penutup)
- Pengecatan plafon dengan Vinilex (1 lapis cat dasar, 2 lapis cat penutup)

19
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5.2.13 Pekerjaan Konstruksi Pipa (Jembatan dan Landasan) dan Konstruksi Baja
Struktural
- Memancang tiang pipa baja ke dalam tanah menggunakan drop hammer
- Membuat tiang pancang dari pipa Ø6" - Ø8", ujungnya diruncing dan rapat
- Membuat tiang pancang dari pipa Ø4", ujungnya diruncing dan rapat
- Memasang dan membongkar steiger untuk pemutaran skruppal
- Memasang pipa Ø4" untuk lantai jembatan, skur pada lantai, dam/sayap dan
pengunci tiang jembatan
- Memasang gelagar melintang dari pipa Ø8" dengan jarak las topi tiang 1.5m
- Memasang gelagar memanjang dari pipa Ø6", bentang tiang 3-4m
- Memasang pipa Ø3" - Ø4" untuk tangan-tangan jembatan
- Memasang dam dan sayap jembatan dari drum bekas aspal
- Memasang papan dari kayu kls. II ukuran 7.5x25x500 cm (untuk lantai dan pengunci
jembatan)
- Memasang papan dari kayu kls. II ukuran 7.5x25x500 cm (untuk jalur ban dan list
pinggir)
- Memasang klam jalur ban dari besi plat strip 50x4 mm serta dibaut Ø5/8"x4½ &
Ø5/8"x7½"
- Mengecat lantai, jalur ban, rangka jembatan, dam/sayap dengan teer
- Mengecat tangan-tangan jembatan dengan cat meni dan enamel
- Menyetel dan mengelas pipa dia. 2" Sch. 40
- Menyetel dan mengelas pipa dia. 3" Sch. 40
- Menyetel dan mengelas pipa dia. 4" Sch. 40
- Menyetel dan mengelas pipa dia. 6" Sch. 40
- Menyetel dan mengelas pipa dia. 8" Sch. 40
- Menyetel dan mengelas pipa dia. 10" Sch. 40
- Menyetel dan mengelas pipa dia. 12" Sch. 40
- Menyetel dan mengelas baja ( t baja ± 4 mm)
- Menyetel dan mengelas baja ( t baja ± 6 mm)
- Menyetel dan mengelas baja ( t baja ± 9 mm)
- Menyetel dan mengelas baja ( t baja ± 10 mm)
- Memotong pipa dia. 2" Sch. 40
- Memotong pipa dia. 3" Sch. 40
- Memotong pipa dia. 4" Sch. 40
- Memotong pipa dia. 6" Sch. 40
- Memotong pipa dia. 8" Sch. 40
- Memotong pipa dia. 10" Sch. 40
- Memotong pipa dia. 12" Sch. 40
- Memotong plat baja ( t ± 4 mm)
- Memotong plat baja ( t ± 6 mm)
- Memotong plat baja ( t ± 9 mm)
- Memotong plat baja ( t ± 10 mm)

20
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Stel dan pasang konstruksi baja round bar (shear connector, handle, dudukan
bekisting, dst.), mengacu SNI 03-1729-2020 atau ASTM A36 atau JIS G3101-
SS400 atau setara. Tegangan leleh minimal fy = 2400 kg/cm2
- Stel dan pasang konstruksi baja plat, mengacu SNI 03-1729-2020 atau ASTM A36
atau JIS G3101-SS400 atau setara. Tegangan leleh minimal fy = 2400 kg/cm2
- Stel dan pasang konstruksi baja profil canal (UNP) dan lip-channel (CNP), mengacu
SNI 03-1729-2020 atau ASTM A36 atau JIS G3101-SS400 atau setara. Tegangan
leleh minimal fy = 2400 kg/cm2
- Stel dan pasang konstruksi baja profil siku, mengacu SNI 03-1729-2020 atau ASTM
A36 atau JIS G3101-SS400 atau setara. Tegangan leleh minimal fy = 2400 kg/cm2
- Stel dan pasang konstruksi baja profil WF / H-beam, mengacu SNI 03-1729-2020
atau ASTM A36 atau JIS G3101-SS400 atau setara. Tegangan leleh minimal fy =
2400 kg/cm2
- Pekerjaan pemasangan (ereksi) struktur baja menggunakan TMC (Truck Mobile
Crane)
- Stel dan pasang spanschroef, material SS304 atau setara
- Pasang mur baut ≤ dia.1" , High Tension Bolt (mutu tinggi), berikut lubang, mengacu
ASTM A325 atau JIS B 1186 atau yang setara
- Pasang mur baut > dia.1", High Tension Bolt (mutu tinggi), berikut lubang, mengacu
ASTM A325 atau JIS B 1186 atau yang setara
- Pasang angkur/dynabolt ≤ dia.1" merk Hilti, Hilcon, Fischer mengacu ASTM A307
atau setara
- Pasang angkur/dynabolt > dia.1" merk Hilti, Hilcon, Fischer mengacu ASTM A307
atau setara
- Memasang buis Steel Corrugated Pipe diameter 100 cm (termasuk pengadaan
material)
- Memasang buis Steel Corrugated Pipe diameter 180 cm (termasuk pengadaan
material)
- Memasang buis Steel Corrugated Pipe diameter 300 cm (termasuk pengadaan
material)
- Stel dan pasang plat grating (ASTM A36) ukuran 25x5 mm, serrated type, hot dip
galvanized mengacu ke ASTM A123 atau SNI 07-7033-2004
- Pengadaan plat bordes 6 mm uk. 1.2 m x 2.4 m, mengacu ASTM A786 / A786 M
- Pengadaan material besi kotak/ hollow uk. 80x60mm @6 m, mengacu ke ASTM
A500
- Pengadaan material besi kotak/ hollow uk. 60x40mm @6 m, mengacu ke ASTM
A500
- Pengadaan material besi kotak/ hollow uk. 40x40mm @6 m, mengacu ke ASTM
A500
- Pengadaan material besi kotak/ hollow uk. 20x40mm @6 m, mengacu ke ASTM
A500
- Pekerjaan pemotongan & pengelasan (las potong & sambung) besi kotak/ hollow

21
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5.2.14 Pekerjaan Konstruksi Jalan
- Penggelaran Geogrid, mengacu ke ASTM D4439 dan D35
- Penggelaran Geotextile Non Woven, mengacu ke ASTM D4439 atau AASHTO M
288-06
- Penyiapan tanah dasar & memadatkan dengan mesin gilas (Motor Grader &
Vibratory Roller)
- Pekerjaan pembentukan, perataan dan pemadatan bahu jalan eksisting dengan
A2B (Motor Grader & Vibratory Roller)
- Pekerjaan pembentukan, perataan dan pemadatan badan jalan eksisting dengan
A2B (Motor Grader & Vibratory Roller)
- Menghampar dan memadatkan lapisan bawah kelas C sirtu (tebal padat) untuk
badan jalan, menggunakan A2B (Motor Grader & Vibratory Roller)
- Pekerjaan penghamparan dan pemadatan agregat kelas B secara mekanis (tebal
padat), menggunakan A2B (Motor Grader, Vibratory Roller & Water Tank)
- Pekerjaan penghamparan dan pemadatan agregat kelas A secara mekanis (tebal
padat), menggunakan A2B (Motor Grader, Vibratory Roller & Water Tank)
- Penghamparan dan pemadatan batu pecah uk. 2/3 secara manual
- Penghamparan dan pemadatan batu pecah uk. 3/5 secara manual
- Penghamparan dan pemadatan batu pecah uk. 5/7 secara manual
- Pengujian CBR Lapangan sesuai rencana dan gambar desain, mengacu ke SNI-
1738-2011
- Mencampur, menghampar dan memadatkan beton mutu K-250 untuk badan jalan
utama sesuai dengan ST&K dan gambar kerja, termasuk :
a) baja tulangan untuk dowel sesuai SNI-2052-2014
b) joint filler sesuai ASTM D8139 atau ASTM D1751
c) joint sealant sesuai ASTM D3405 atau ASTM D6690
d) curing menggunakan lembar plastik polyethylene atau karung goni
e) plastik kedap air (polyethylene) dengan tebal min. 125 mikron
f) bekisting dengan rangka kayu klas III dan multiplek tebal min. 12 mm
g) test kubus beton
h) trial mix beton"
- Mencampur, menghampar dan memadatkan beton mutu K-300 untuk badan jalan
utama sesuai dengan ST&K dan gambar kerja, termasuk :
a) baja tulangan untuk dowel sesuai SNI-2052-2014
b) joint filler sesuai ASTM D8139 atau ASTM D1751
c) joint sealant sesuai ASTM D3405 atau ASTM D6690
d) curing menggunakan lembar plastik polyethylene atau karung goni
e) plastik kedap air (polyethylene) dengan tebal min. 125 mikron
f) bekisting dengan rangka kayu klas III dan multiplek tebal min. 12 mm
g) test kubus beton
h) trial mix beton"
- Pekerjaan lapis perekat prime coat 0.8 L, dengan spesifikasi :

22
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
a) Aspal emulsi yang memenuhi SNI 4798:2011 untuk jenis kationik atau SNI
6832:2011 untuk jenis anionik. Aspal semen Pen. 60/70, memenuhi ASTM
D946/946M-15"
- Lapisan aspal hot mix AC-BC 60 mm tebal padat, Penetrasi 60/70 sesuai SNI 2456-
2011
- Pekerjaan lapis perekat tack coat 0.35 L, dengan spesifikasi :
a) Aspal emulsi yang memenuhi ketentuan SNI 4798:2011 untuk jenis kationik atau
SNI 6832:2011 untuk jenis anionik. Aspal cair yang memenuhi ketentuan SNI
4800:2011 dengan viskositas aspal cair jenis RC-250 atau MC-250. Atau aspal
keras Pen.60-70 yang memenuhi ketentuan ASTM D946/946M-15"
- Lapisan aspal hot mix AC-WC 40 mm tebal padat, Penetrasi 60/70 sesuai SNI 2456-
2011
- Pembuatan marka jalan lebar 12 cm tiga jalur, sesuai desain dan gambar rencana
- Pembuatan marka jalan zona sekolah, zebra cross, speed bump
- Test Core Aspalt terhampar, mengacu ke SNI 03-6890-2002
- Test Marshall BJ SSD, ektraksi dan analisa saringan, sesuai SNI 06-2484-1991

5.2.15 Pekerjaan Lain - Lain


- Pemasangan cerucuk/dolken dengan kayu keras Ø 15-20 cm panjang kayu 4 m
- Mengebor tanah untuk selubung pipa dia.10" (bor horizontal) belum termasuk
perancah
- Menyetel / memasukan selubung pipa dia.10" (Pipa dari Pertamina)
- Pemasangan logo/ tulisan acrylic + cutting sticker + internal light
- Pekerjaan pemasangan prasasti peresmian dari batu marmer dengan ukuran 90 cm
x 60 cm
- Pasang pagar BRC Hot Dip Galvanized 7mm
- Pasang kawat silet Razor Wire CBT 65 (double)
- Pasang kawat duri (5 jalur) dengan pagar tiang dari besi siku min. L 50x50x5 mm

5.2.16 Penyediaan Alat Berat Dan Angkutan Berat


- Excavator Standard
- Excavator Long Arm
- Motor Grader
- Vibratory Roller
- Bulldozer
- Forklift Wheel Loader
- Back Hoe Loader
- Dump Truck 8m3
- Crane (Kapasitas 25 Ton)
- Crane (Kapasitas 50 Ton)
- Flat Bed Truck 6 x 4 (Kap. Angkut Min. 30 Ton)
- Truck Mobile Crane (Kap. Crane 10 Ton, Kap. Angkut Min. 30 Ton, Flat Bed)

23
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5.3. Ketentuan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
5.3.1 Pekerjaan Persiapan dan Penutupan.
- PIHAK KEDUA harus melakukan survey lapangan, pengukuran dan pengenalan
lokasi atau area pekerjaan secara rinci bersama dengan PIHAK PERTAMA untuk
mendapatkan data yang nyata dan jelas. Biaya yang timbul dari survey menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
- Bersama Pengawas PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA harus memeriksa lokasi
yang akan dikerjakan terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan.
- Memasang rambu-rambu keselamatan yang memadai dan dapat dengan mudah
dilihat dan dibaca oleh pekerja PIHAK PERTAMA yang beraktivitas di dekat lokasi
pekerjaan PIHAK KEDUA.
- PIHAK KEDUA menyiapkan izin kerja, tenaga kerja/tim proyek, pembuatan laporan
(harian, mingguan, bulanan), pembuatan dokumentasi, menyiapkan dokumen
kebutuhan proyek, menyiapkan APD lengkap sesuai standar kebutuhan pekerjaan,
mengadakan HSE meeting (harian, mingguan, bulanan, insidensial), pengawasan
aspek HSE selama proyek berlangsung
- Sebelum melaksanakan pekerjaan PIHAK KEDUA harus menyelesaikan perizinan
dan persyaratan kerja bagi karyawannya sesuai dengan persyaratan yang berlaku di
lingkungan PIHAK PERTAMA.
- Penjagaan keamanan dan keutuhannya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
Segala kehilangan peralatan/material baik yang belum diperiksa maupun yang sudah
diperiksa oleh Pengawas PIHAK PERTAMA selama pekerjaan belum
diserahterimakan, menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
harus menggantinya.
- Penempatan bahan dan peralatan kerja harus disetujui oleh Pengawas PIHAK
PERTAMA agar tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.
- PIHAK KEDUA harus melakukan MCU terhadap semua tenaga kerja yang diadakan
melalui PERJANJIAN ini setiap minimal 1 x dalam setahun dengan wajib melakukan
paket pemeriksaan kesehatan yang direkomendasikan oleh PIHAK PERTAMA
(paket pekerjaan resiko TINGGI, termasuk tes screening COVID19 apabila
diperlukan) untuk direview oleh Dokter yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA sebelum
personil dimaksud dapat diajukan dalam Surat Izin Masuk Lokasi (SIML).
- Medical Check Up (MCU) tersebut meliputi dan tidak terbatas pada :
▪ MCU Tenaga Kerja Administrasi
▪ MCU Engineer
▪ MCU HSE Officer
▪ MCU Pekerja Plumbing, Batu, Keramik, Pemasangan Gorong-Gorong,
Galian dan Pemotongan Tanah < 1.2m
▪ MCU Pekerja Galian > 1.2m, Pembesian, Pasang Bekisting,
Pemancangan, Konstruksi Kayu, Atap, Plafon, Plesteran, Pengecatan &
Pasang HDPE
▪ MCU Tenaga Kerja Terpajang Bising, Driver Mobil Penumpang & OFT
Driver

24
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
▪ MCU Tenaga Kerja Operator Alat Berat
▪ MCU Tenaga Kerja di Ketinggian, Kedalaman, Suhu Ekstrim, SCBA,
Lepas Pantai, Area Terpencil
- Terhadap kondisi penerapan protokol pencegahan COVID-19 terkait biaya yang
ditimbulkan akibat screening (rapid test antibody, antigen, maupun PCR), akomodasi
saat karantina, jasa pelayanan kesehatan, dan biaya lainnya yang mungkin timbul
menjadi beban PIHAK KEDUA.
- Pembuatan approved for construction dicap “AFC” atau “Approved For Construction”
setelah gambar disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan diperbanyak sesuai kebutuhan
dalam pekerjaan PIHAK KEDUA dan untuk keperluan pengawasan PIHAK
PERTAMA.
- Pembuatan as built drawing dengan dicap “As Built Drawing” dan disetujui oleh
PIHAK PERTAMA dibuat rangkap 3 (tiga) dimana 1 (satu) asli dan 2 (dua) copy.
- Selain dalam bentuk hardcopy, PIHAK KEDUA juga menyerahkan dokumen
Approved For Construction dan As built Drawing dalam bentuk softcopy format PDF
dan Native File. Softcopy dibuat rangkap 3 (tiga) dan disampaikan kepada PIHAK
PERTAMA dalam bentuk CD atau flashdisk.
- Personil yang terlibat dalam tahapan pembuatan dokumen tersebut harus
berpengalaman dan professional dengan jumlah yang cukup, baik engineer, desainer
dan drafter. PIHAK PERTAMA berhak meminta pergantian personil jika personil yang
dipekerjakan PIHAK KEDUA dianggap kurang mampu/professional dalam
menyelesaikan tahapan pekerjaan ini
- PIHAK KEDUA melakukan sewa dan install scaffolding frame system selama proyek
berlangsung & sesuai kebutuhan proyek. Biaya pemasangan scaffolding sudah
termasuk upah bongkar pasang, penyediaan kelengkapan scaffolding tersebut adalah
sebagai berikut dan tidak terbatas pada :
▪ Main Frame 190 cm
▪ Main Frame 170 cm
▪ Cross Brace 220 cm
▪ Cross Brace 190 cm
▪ Join Pin
▪ Jack Base 40 cm
▪ Jack Base 60 cm
▪ Pipa Support
▪ U-Head 40 cm
▪ U-Head 60 cm
▪ Catwalk
▪ Clamdia
▪ Roller Catter/ Roda
▪ Stair Frame/ Tangga
- PIHAK KEDUA melakukan sewa dan install scaffolding tubular/pipe selama proyek
berlangsung & sesuai kebutuhan proyek. penyediaan kelengkapan scaffolding
tersebut adalah sebagai berikut dan tidak terbatas pada:
a) Screw Jack Base Model RSJB-B (Rendez) or equivalent.
25
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
Spec:
▪ Maximum adjusting Height 450 mm
▪ Overall height screw jack 600 mm
▪ Hot Dipped Galvanized Steel
▪ BS EN 12811-1 Standard atau setara (certified)
b) U Head Screw Jack Model RUH-B-60 (Rendez) or equivalent. Spec:
▪ U Head Dimension 180 x 150 x 50 x 5 mm
▪ Maximum adjusting Height 450 mm
▪ Overall height screw jack 600 mm
▪ Hot Dipped Galvanized Steel
▪ BS 1139 / EN-74 Standard atau setara (certified)
c) Screw Jack Base Model RSJB-B (Rendez) or equivalent. Spec:
▪ Maximum adjusting Height 450 mm
▪ Overall height screw jack 600 mm
▪ Hot Dipped Galvanized Steel
▪ BS EN 12811-1 Standard atau setara (certified)
d) U Head Screw Jack Model RUH-B-60 (Rendez) or equivalent. Spec:
▪ U Head Dimension 180 x 150 x 50 x 5 mm
▪ Maximum adjusting Height 450 mm
▪ Overall height screw jack 600 mm
▪ Hot Dipped Galvanized Steel
▪ BS 1139 / EN-74 Standard atau setara (certified)
e) Inner Joint Pin Model RIJP-B-486 (Rendez) or equivalent. Spec:
▪ BS 1139 Standard atau setara (certified)
▪ Zinc Electro Platin
f) Steel Plank (Catwalk) Model RSP-12-3 (Rendez) or equivalent. Spec:
▪ Size 250 mm x 40 mm x 1.2 mm x 3 m
▪ Hot Dipped Galvanized Steel
▪ SS 280 Standard atau setara (certified)
g) Board Retaining Coupler for SS 280 Standard Model RBRC-G-486 (Rendez) or
equivalent.
h) Allumunium Ladder Model RAL-EN-30 (Rendez) or equivalent. Spec:
▪ Safe Working Load = 150 kg
▪ Height: 3070 mm
▪ Width: 400 mm
▪ 10 steps
▪ EN 131 Standard atau setara (certified)
i) Allumunium Ladder Model RAL-EN-62 (Rendez) or equivalent. Spec:
▪ Safe Working Load = 150 kg
▪ Height: 6110 mm
▪ Width: 454 mm
▪ 20 steps
▪ EN 131 Standard atau setara (certified)
j) Castor Wheel. Spec:
26
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
▪ Min. Size 6"
▪ Safety working load 3 kN
▪ Hot dipped galvanized for steel surface protection
▪ BS 1139 Standard atau setara (certified)
k) Locking Pin. Spec:
▪ Zinc Electro Plating
l) Base Plate Model RBP-B-150 (Rendez) or equivalent, Spec:
▪ Size 150 mm x 150 mm, thickness 5 mm
▪ Hot Dipped Galvanized Steel
▪ BS 1139 / EN 74 Standard atau setara (certified)
m) Scaffolding Pipe Model RSP-B-32-S (Rendez) or equivalent. Spec:
▪ Dia. 48,3 mm
▪ Thickness min 3.2 mm
▪ Length 6 m
▪ Hot Dipped Galvanized Steel
▪ Seamless or ERW
▪ BS 1139 / EN 39 Standard atau setara (certified)
n) Pressed Swivel Coupler (Clamp Putar) Model RPSC-B-486 (Rendez) or
equivalent, Spec:
▪ BS 1139 / EN 74 Standard atau setara (certified)
▪ Failure Load Test = 14 kN
▪ Zinc Electro Plating
o) Pressed Double Coupler (Clamp Mati) Model RPDC-B-486 (Rendez) or
equivalent, Spec:
▪ BS 1139 / EN 74 Standard atau setara (certified)
▪ Failure Load Test = 20 kN
▪ Zinc Electro Plating
p) Sleeve Coupler (Joint Clamp) Model RSC-B-486 (Rendez) or equivalent, Spec:
▪ BS 1139 / EN 74 Standard atau setara (certified)
▪ Slipping Load Test = 6 kN
▪ Zinc Electro Plating
q) Ladder Clamp Model RLC-G-486 (Rendez) or equivalent, Spec:
▪ Zinc Electro Plating
r) Drop Forged Fixed Girder Coupler (Clamp Fixed Girder/Structure) Model RDFG-
B-486 (Rendez) or equivalent
Spec:
▪ BS 1139 Standard atau setara (certified)
▪ Hot Dipped Galvanized Steel
s) Drop Forged Swivel Girder Coupler (Clamp Putar Girder/Structure) Model
RDSG-B-486 (Rendez) or equivalent, Spec:
▪ BS 1139 Standard atau setara (certified)
▪ Hot Dipped Galvanized Steel
t) Fencing Coupler (Parallel Clamp) Model RFC-B-486 (Rendez) or equivalent,
Spec:
27
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
▪ BS 1139 / EN 74 Standard atau setara (certified)
▪ Failure Load Test = 20 kN
▪ Zinc Electro Plating
u) Ratchet Scaffold (kunci Ratchet) Size 14 mm x 17 mm
v) Ratchet Scaffold (kunci Ratchet) Size 19 mm x 21 mm

- Biaya pemasangan scaffolding sudah termasuk upah bongkar pasang dan scaffolder
bersertifikat. Berikut ini adalah contoh standar pemasangan scaffolding tipe tubular
system:

- PIHAK KEDUA melakukan pekerjaan pengukuran selama proyek berlangsung &


sesuai kebutuhan proyek.
- PIHAK PERTAMA dapat meminta kepada PIHAK KEDUA untuk melakukan
pekerjaan Survey Topografi di Lokasi Bor dan Fasilitas Produksi di wilayah kerja
PIHAK PERTAMA dengan lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh PIHAK
KEDUA antara lain adalah sebagai berikut:
a) Pembuatan dan pemasangan patok Bench Mark (BM)
28
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
• Konstruksi dan Nomor BM
Konstruksi BM dibuat dengan konstruksi beton bertulang dengan ukuran
persegi atau bulat/tabung. Bila dibuat dalam bentuk persegi berukuran 20 cm
x 20 cm x 100 cm dengan kenampakan diatas permukaan tanah kurang lebih
15 - 20 cm. Tanda titik yang dipasang dibuat dari baut yang dibuat tanda
silangnya, atau menggunakan paku payung yang dalam kondisi baik.
Penomoran BM menggunakan inisial Lokasi (umumnya 10-12 karakter) dan
diikuti dengan huruf abjad A sampai Z sesuai dengan jumlah banyak patok BM
yang dipasang. Contoh rencana Lokasi GNK-005 maka dua titik orde 3-nya
diberi nama GNK-005_A, dan GNK-005_B, dst. Untuk memudahkan
pengenalan, BM tersebut dicat dengan warna merah.

29
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
• Distribusi
Jumlah BM minimal satu pasang (dua buah). Satu pasang BM harus saling
terlihat diletakkan pada sekitar area pemetaan. Pemilihan lokasi didesain
sedemikian rupa sehingga aman dari lalu lintas kendaraan, aman terhadap
penggunaan lahan, mudah untuk melakukan pengamatan GPS geodetik, dan
penempatannya harus di lahan milik PIHAK PERTAMA.
b) Pengukuran titik Bench Mark (BM) dengan alat GPS Geodetik

30
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
• Pengukuran titik BM harus mengikat pada minimal satu titik referensi terdekat
dengan metoda Static Positionong. Bila elevasi titik kontrol ditentukan dengan
metoda GPS maka nilai elevasi hasil GPS harus dikonversi ke sistem tinggi
orthometrik dengan koreksi nilai undulasinya.
• Pengukuran titik kontrol dengan teknologi GPS harus mengacu pada kaidah
sebagai berikut :
✓ metoda pengamatannya dilakukan secara Relative-Static Positioning,
✓ receiver GPS yang digunakan adalah tipe geodetik
✓ lama pengamatan minimum 90 menit untuk jarak baseline kurang dari 5 Km, dan
minimum 180 menit untuk jarak baseline sekitar 5.1 - 10 Km, dan minimum 5 jam
untuk jarak baseline lebih dari 10 Km, dan dengan menggunakan alat receiver
GPS dual frekuensi,
✓ lama pengamatan minimum 120 menit untuk jarak baseline kurang dari 5 km dan
minimum 180 menit untuk jarak baseline sekitar 10 km. Hal ini bila digunakan
alat receiver single frekuensi,
✓ jumlah satelit yang teramati pada saat pengamatan minimum sebanyak 6 (enam)
sinyal satelit dengan GDOP kurang dari 04,
✓ untuk menghindari gelombang pantul dan untuk mendapatkan perpotongan
geometri sinyal satelit yang baik, maka sudut ”mask angle” antena dibuat pada
sudut lebih besar dari 15º,
✓ pengolahan data GPS diawali dengan pengolahan baseline dengan ketelitian
lebih baik dari 10 ppm (10 part per milion),
✓ nilai simpangan baku koordinat horizontal & vertikal hasil hitungan ”adjusment”
harus kurang dari 0,10 meter.
✓ GPS tipe Geodetic double frequency ketelitian orde milimeter perlu dikalibrasi
setiap enam bulan, dan dilaporkan hasil kalibrasinya kepada pengawas PIHAK
PERTAMA.

c) Pengukuran detil situasi (teristris)


a. Pengukuran Titik Kontrol Pemetaan Horizontal & Vertikal
Bila keberadaan titik referensi cukup dekat dengan titik kontrol, maka
penentuan posisi dapat dilakukan dengan metoda poligon, atau traverse.
Pengukuran titik kontrol yang wajib dilakukan oleh PIHAK KEDUA dengan cara
poligon mengikuti ketentuan sebagai berikut :

31
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
i. bila hanya terdapat satu pasang titik referensi, maka bentuk jalur pengukuran
berupa loop atau kring tertutup.
ii. bila terdapat dua pasang titik referensi, maka arah awal dapat ditentukan dari dua
koordinat yang telah diketahui tersebut dan bentuk jalur poligon terikat tertutup
sempurna (berupa loop ke salah satu titik ikat referensi).
iii. sebelum pengukuran dimulai harus pengecekan alat baik kesalahan kolimasi,
kesalahan indeks atau konstanta penambah pada alat Total Station (TS).
iv. pengamatan sudut harus dilakukan sebanyak dua seri dengan perbedaan nilai
sudut seri pertama dan seri kedua kurang lebih 15 detik.
v. jarak sisi-sisi antar poligon diukur 2 (dua) kali arah kemuka dan arah ke belakang.
Perbedaan jarak antara dua hasil pengukuran tersebut tidak lebih dari 5 mm,
vi. ketelitian Kesalahan Penutup Sudut (KPS) tidak lebih dari 10√n (dimana n adalah
jumlah titik sudut poligon),
vii. ketelitian Linier Polygon (KLP) lebih kecil dari 1 : 10.000,
viii. hitungan koordinat posisi horizontal diselesaikan dengan metoda Bowditch atau
Least Square.
ix. kesalahan penutup beda tinggi tidak lebih dari 12 mm √D (dimana D adalah
jumlah jarak dalam kilometer)
x. Setiap pengukuran dengan TS harus bisa menampilkan laporan minimal data
Horizontal Distance (HD), Vertical Distance (VD), & Slope Distance (SD) sehingga
dapat diketahui komponen Titik Kontrol Horisontal & Vertikalnya. Data Titik
Kontrol ini harus dilaporkan dengan jelas kepada PIHAK PERTAMA.
xi. Peralatan TS yang digunakan harus mempunyai kemampuan melakukan
pemetaan dengan metode tanpa Reflector (Reflectorless).

• Pengukuran Titik Kontrol Vertikal & Levelling


Elevasi jaring titik kontrol dilakukan dengan metoda sipat datar. Pengukuran
beda tinggi dengan metode sipat datar yang wajib dilakukan oleh PIHAK
KEDUA memiliki ketentuan sebagai berikut :
i. Metoda pengukuran sipat datar pada jalur kring (loop) harus dilakukan dengan
cara ”double stand”. Selisih beda tinggi antar kedudukkan pertama dan
kedudukkan kedua tidak lebih 10 mm,
ii. Metoda pengukuran sipat datar pada jalur memanjang harus dilakukan dengan
cara pergi-pulang. Selisih beda tinggi setiap seksi pada jalur pergi dan jalur pulang
tidak lebih 2 mm,

32
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
iii. Sebelum dan sesudah pengukuran selesai harus dilakukan pengecekan
kesalahan garis bidik alat,
iv. Jarak pengukuran antar alat ke rambu tidak lebih dari 75 meter dengan ketelitian
bacaan rambu minimum 1 mm. Kedudukan alat terhadap rambu muka dan rambu
belakang diatur sedemikian rupa sehingga memiliki jarak yang hampir sama,
v. Jumlah slag pengukuran setiap seksi dibuat berjumlah genap dengan sistem
perpindahan rambu cara ”lompat katak”,
vi. Ketelitian akhir pengukuran sipat daftar (kesalahan penutup beda tinggi pergi &
pulang) tidak lebih dari 12 mm √D (dimana D adalah jumlah jarak dalam
kilometer),

• Pemetaan Detail Situasi


i. Alat yang digunakan adalah Electronic Total Station dengan sistem bacaan dan
rekaman data otomatik (tidak dicatat/tidak diperlakukan seperti alat manual),
ii. Spesifikasi bacaan Total Station minimum untuk pengukuran detil situasi adalah :
ketelitian bacaan sudut kurang dari satu detik dan ketelitian jarak 5 mm + 5 ppm.
Untuk rekaman data dapat dilakukan pada Internal Memory seperti PCMCIA card,
Compact Flash ( CF) Card atau Electronic Field Book, & diproduksi minimal pada
tahun 2018 atau lebih baru
iii. Format rekaman data adalah format data mentah (RAW file) yang terdiri dari
unsur : station alat (Station), bidikan belakang (Backsight), bidikan depan
(Foresight), tinggi alat (Height Instrument), nomer data (Point No.), jarak miring
(Slope Distance), bacaan horizontal, bacaan vertikal, tinggi reflektor (Reflector
Height) dan kode,
iv. informasi tambahan seperti deskripsi nama surveyor, lokasi dan tanggal
pengukuran tercatat sebagaimana format menu Total Station,
v. jalur pengukuran detail situasi harus mengikat pada titik kontrol yang telah
dipasang sebelumnya,
vi. Obyek yang diukur di lapangan meliputi detil planimetrik, detil tinggi, detil alam
dan detil buatan manusia. Detil planimetrik mencakup obyek-obyek berupa jalan,
sungai, danau, rawa, batas kepemilikan ROW (jika ada), & bangunan,
vii. Distribusi detil tinggi di lapangan dibuat dengan menyerupai grid dengan spasi 2
cm kali angka skala peta. Kerapatan detil dapat diperkecil sesuai dengan
kebutuhan ketelitian kontur atau DTM yang akan dibuat,
viii. Kenampakan topografi yang menonjol seperti misalnya: dasar lembah, alur
sungai, punggungan bukit, perlu diukur (sebagai break line) agar garis kontur
yang terbentuk mewakili kondisi sebenarnya,

33
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
ix. Data atribut yang perlu dicatat pada saat pengukuran: jenis tanaman, jenis
penggunaan lahan, nama bangunan, nama kepemilikan (jika memang diketahui
& ada), nama desa, kecamatan, dan kabupaten.
x. Desain kode data dibuat sedemikian rupa sehingga akan mewakili ”layer”
(lapisan) gambar digital pada CAD yang disusun dalam grup tertentu. Jumlah
layer minimum yang diwajibkan meliputi :

− layer jalan (jalan makadam, tanah, setapak)


− layer vegetasi (hutan, belukar, kebun/ladang)
− layer perairan (sungai, rawa)
− layer bangunan (rumah, kantor, sekolah)
− layer utilitas (listrik, telpon, pipa)
− layer survey (yang berkaitan dengan titik survei)
− layer admin (batas administrasi)
− layer text dan frame peta
− layer obyek dominan (titik Bor)

xi. Format kode umumnya telah disediakan ”default” pada program


pengolahan data Total Station dalam bentuk Feature Code atau Library
Code atau Code Table. Sebagai contoh, Tabel Kode berikut dapat dibuat
sebagai format acuan bagi pelaksanaan pengukuran Total Station:
Tabel 1. Model Kode Data Total Station (TS)

Warna /
No. Obyek Kode Topologi Grup/Layer
Jenis Garis

1. Jalan Raya JLR Garis Merah Jalan

2. Jalan Tanah JLT Garis Merah Jalan

3. Jalan Setapak JLS Garis Merah Jalan

4. Hutan VHT Titik/Garis Hijau Vegetasi

5. Kebun VKB Titik Hijau Vegetasi

6. Sawah VSW Titik/Garis Hijau Vegetasi

34
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
7. Sungai ASN Garis Biru Perairan

8. Alur AAL Garis Biru Perairan

9. Rawa ARW Garis Biru Perairan

10. Kolam AKL Garis Biru Perairan

11. Bench Mark SBM Titik Hitam Survei

12. Titik Poligon SPL Titik Hitam Survei

13. Titik Tinggi/Spot Height SSH Titik Hitam Survei

14. Rumah RMH Bidang Hitam Bangunan

Fasilitas
15. Pipa PIPA Garis Merah
Produksi

16. Teks Detil TXT Teks Text Text

15. dan seterusnya

• Metode Pengolahan Data


Berikut ketentuan sebagai acuan kerja dalam proses pengolahan data Total
Station :
i. Transfer data ukuran dari total station ke komputer sebaiknya dilakukan
setiap hari setelah pengukuran dan dibuat file ”backup” sebagai cadangan
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pada alat dan komputer,
ii. Mengkonversi data dari Raw File menjadi format data yang terstruktur
menurut jenis datanya,
iii. Mereduksi data ukuran titik kontrol menjadi data posisi mengacu pada titik
referensi. Simpan dan catat sebagai daftar titik kontrol. Tahap ini harus
dilakukan sebelum mereduksi data detil situasi,
iv. Mereduksi data ukuran detil situasi menjadi data posisi mengacu pada titik
kontrol yang telah ada,
v. Menampilkan sebaran data ukuran pada layar monitor atau dicetak bila
perlu untuk mengevaluasi distribusi dan kerapan data,

35
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
vi. Gunakan tabel kode untuk membuat peta planimetris dan menampilkannya
pada layar monitor untuk mengevaluasi kelengkapan obyek lapangan,
vii. Bila proses diatas sudah sesuai dengan ketentuan, maka dapat dilanjutkan
dengan pembuatan DTM (Model Lapangan Digital). Proses interpolasi dan
representasi DTM dapat mempergunakan pendekatan model TIN (Triangle
Irreguler Network),
viii. Nilai faktor ”smoothing” dalam pembuatan peta kontur tidak lebih dari 0,5
mm sampai 1 mm pada skala peta atau berkisar 0,5 sampai 1 meter pada
skala 1 : 1000,
ix. fasilitas ”breakline” dapat diterapkan bagi obyek tertentu (Bangunan, Tepi
Tebing/Sungai) khususnya yang terkait dengan pola garis kontur,
x. data lapangan (Raw data) didokumentasi dengan format Rinex, serta
dibuat back-up data minimal satu copy,
xi. bila hasil draft peta telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA, maka dapat
dilanjutkan menjadi produk final,
xii. semua data yang dihasilkan PEKERJAAN ini dan data terkait lainnya yang
diberikan oleh PIHAK PERTAMA harus dirahasiakan dari pihak luar,
pelanggaran atas hal ini dapat berakibat pada pemutusan PERJANJIAN

• Pemetaan Situasi Akhir Lokasi (As Built Drawing)


i. Peta situasi akhir Lokasi adalah peta hasil pengukuran suatu Lokasi atau fasilitas
migas skala 1:1000 yang mempunyai sistem koordinat yang telah ditetapkan oleh
PIHAK PERTAMA yang berisi informasi inti yaitu luas areal perkerasan, kontur
elevasi lokasi, elevasi pipa T, pemetaan areal pondasi, sumur baru, sumur
eksisting, batas lahan (ROW) yang terpasang baru, ROW eksisting, dan
infrastruktur Lokasi lainnya yang merupakan hasil konstruksi dari suatu site plan,
dan PEKERJAAN konstruksi lainnya. PIHAK KEDUA harus membuat laporan
tertulis akhir, dan melampirkan peta situasi akhir lokasi skala 1:1000.
ii. Perhitungan luas daerah yang akan dipetakan adalah per Hektar dengan jangka
waktu pengukuran sesuai dengan yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.

d) Pengukuran kerataan pondasi dan substructure

• Tujuan tahap PEKERJAAN ini adalah memasang level proyek konstruksi kerja
tanah, level rencana pondasi agar datar, penurunan level pipa T ground pit
36
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
pemboran agar tercapai Helling, mengukur elevasi pondasi, dan level
konstruksi lainnya yang ditentukan PIHAK PERTAMA.
• Kegiatan yang dilakukan adalah memastikan elevasi pemotongan dan
penimbunan telah sesuai dengan elevasi yang didesain atau direncanakan,
kegiatan ini harus menggunakan Digital Level, dan atau TS dimana ukuran
tingginya (elevasi) diikatkan pada BM JKV yang telah dibuat dengan metode
spot height atau metode profil.
• Pengukuran level pondasi yang sudah diikatkan pada referensi MSL atau peil
tertentu (datum vertikal yang ditentukan PIHAK PERTAMA) menggunakan
Digital Level yang sudah dikalibrasi minimal enam bulan sekali.
• Untuk megukur levelling pondasi dilakukan dengan mengukur elevasi pondasi
setiap interval 1 (satu) meter, dan diberi nomor urut sampai minimal 90% areal
semua elevasi pondasi terukur. Elevasi ini sudah diikatkan ke BM yang sudah
berefensi MSL atau peil lampung. Maksimal toleransi leveling pondasi dari
pengukuran terendah dan tertinggi tidak melebihi 5 cm, dan tidak ada
pergerakan. Nomor titik di fisik pondasi diberi nomor urut agar memudahkan
saat identifikasi titik pondasi yang miring lebih dari 5 cm.
• Pengukuran level kerja yang dilakukan sebagai contoh adalah pengukuran dan
pemasangan level pipa T, pemasangan bowplank pondasi, elevasi rencana
proyek kerja tanah, dan lain-lainnya harus ditandai di lapangan minimal berupa
kayu diameter 3-5 cm panjang minimal 10 cm – maksimal 1.3 meter muncul di
atas permukaan tanah yang diberi tanda keterangan nama titik, dan level yang
harus dicapai sesuai rencana.
• Hasil pengukuran pondasi dalam berupa denah pondasi dan titik-titik
pengukuran levelnya, dengan tanda cat pada fisik titik pondasi yang diukur
tersebut.
• Pengukuran level meja bor dan lantai bor untuk keperluan mengukur tingkat
level meja bor sebanyak minimal delapan titik merata pada meja bor.
• Hasil pemasangan peil elevasi kerja ini harus dilaporkan, dan dikoordinasikan
langsung kepada Pengawas Konstruksi di lokasi kerja pada hari yang sama
dilakukan pengukuran agar dapat dipahami, dan diperiksa sesuai rencana kerja
konstruksinya.
• Levelling menggunakan Digital Level dilakukan sebanyak minimal dua sesi
kring dengan toleransi kesalahan penutup pada satu kring adalah 18 mm√D
yang artinya D setiap jarak tempuh 1 km ketelitian = 18 mm.
37
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
• PIHAK KEDUA harus membuat laporan khusus tahap PEKERJAAN ini
dengan melampirkan minimal antara lain berisi hasil pengukuran, perhitungan
penetuan elevasi kerja, hasil tanda peil terpasang, & foto-foto aktual kondisi di
lapangan.
• Untuk pengukuran level suatu pondasi atau fasilitas produksi yang ditarik dari
Pondasi lain atau fasilitas lainnya dilakukan dengan Total Station, dan Digital
Level dengan lebar jalur adalah 1 meter ke kiri dan ke kanan, sehingga lebar
koridor 2 meter dikalikan dengan panjang rencana jalur pengukuran agar
mendapatkan volume pekerjaan dalam satuan titik, yang akan ditentukan oleh
PIHAK PERTAMA.

e) Pekerjaan pematokan (stake out)


Ketentuan stake out yang wajib dilakukan oleh PIHAK KEDUA adalah sebagai
berikut :
i. Stake out lokasi sumur minimal diikatkan ke sepasang titik kontrol minimal
kelas D/orde 4, metode yang digunakan adalah pengikatan ke muka atau
poligon terikat sempurna
ii. Stake out dilakukan untuk memasangan di lapangan rencana usul geser
rencana titik sumur baru, koordinat sumur memorandum awal, dan titik
sumur-sumur eksisting yang tercakup di dalam peta yang dikeluarkan
PIHAK PERTAMA.
iii. Fasilitas yang terdapat di sekitar sumur dan fasilitas tertentu, berdasarkan
site plan yang telah dibuat selanjutnya posisi titik-titik tersebut di - stake out
di lapangan dengan menggunakan Total Station. Stake out obyek minimal
dilakukan dari dua titik ikat yang telah ditentukan dan dihitung dengan
benar
iv. Posisi obyek yang sudah ditemukan selanjutnya ditandai dengan patok
diameter 3-5 cm, tinggi minimal 50 cm, dan diberi nama dengan cat sesuai
dengan nama rencana lokasi usulan sumurnya
v. Objek hasil stake out di lapangan harus direkam kembali posisi aktualnya
atau dipetakan kembali agar dapat di-overlay-kan dengan koordinat
rencana obyek tersebut
vi. Parameter keberhasilan hasil stake out adalah hasil aktual terpasang di
lapangan <= 0,5 meter atau ditentukan oleh PIHAK PERTAMA.

38
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
f) Pemeriksaan dan koreksi Bersama

• PEKERJAAN ini dimaksudkan untuk cek kualitas hasil survey pemetaan, &
membahas bersama desain antara Fungsi-Fungsi pada PIHAK PERTAMA
dengan PIHAK KEDUA tentang keakuratan desain site plannya dengan
kondisi lapangan, dan standar desain Lokasi yang sudah dipersyaratkan oleh
PIHAK PERTAMA.
• Pemeriksaan bersama hasil pemetaan situasi dilakukan bersama antara
PIHAK PERTAMA, dan PIHAK KEDUA. Hasil pemeriksaan ini dibuat suatu
Berita Acara Pemeriksaan yang disepakati kedua belah pihak.
• Perbedaan nilai yang dapat ditolerir adalah maksimal 15 cm atau ditentukan
lain oleh PIHAK PERTAMA untuk komponen horizontal, dan vertikal.
• Jika ditemui kesalahan pada hasil PEKERJAAN surta maka harus diperbaiki.
• Hasil koreksi pada point tersebut di atas juga harus diperiksa kembali bersama
di lapangan untuk memastikan koreksinya sudah dilakukan
• Jika ditemukan kembali kesalahan pada tahap (d) di atas maka harus tetap
diperbaiki dan diperiksa kembali sampai semua item yang diperiksa benar
sesuai yang dipersyaratkan.

- PIHAK KEDUA melakukan pekerjaan pemasang bowplank sesuai dengan kebutuhan


pekerjaan. Pemasangan bowplank harus dibuat berdasarkan acuan tim surveyor.
Bowplank yang dibuat harus kuat dengan bahan kayu kelas III, paku, benang nylon
putih dan kelengkapan lainnya. Pemasangan bowplank yang sudah selesai harus
diperiksa kembali oleh tim surveyor proyek dan disetujui pengawas PIHAK
PERTAMA sebelum dilanjutkan ke pekerjaan selanjutnya.
- Pembuatan kantor sementara di lokasi proyek sesuai dengan kebutuhan di lapangan
dan ukurannya harus disetujui oleh PIHAK PERTAMA. Spesifikasi umum bangunan
yang dibuat adalah bangunan semi permanen: lantai cor, dinding bata & plywood dan
atap seng. Bangunan dilengkapi pintu, jendela dan sanitasi.
- Pembuatan gudang sementara di lokasi proyek sesuai dengan kebutuhan di lapangan
dan ukurannya harus disetujui oleh PIHAK PERTAMA. Spesifikasi umum bangunan
yang dibuat adalah bangunan semi permanen: lantai cor, dinding bata & plywood dan
atap seng. Bangunan dilengkapi pintu, jendela dan sanitasi.
- PIHAK KEDUA melakukan pekerjaan pemasang pagar sementara di lokasi
pekerjaan jika dianggap perlu oleh PIHAK PERTAMA. Pekerjaan pagar sementara
tersebut adalah sebagai berikut dan tidak terbatas pada :
▪ Pagar sementara dari seng gelombang tinggi 2.1 meter
▪ Struktur rangka kayu

39
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Konstruksi pagar tersebut harus sesuai dengan Gambar Teknis yang telah disetujui
oleh PIHAK PERTAMA. Pelaksanaan pemasangan pagar tersebut dimungkinkan
untuk memakai material dari lokasi sebelumnya, yang masih layak untuk digunakan
dengan ketetapan sebanyak 70% (tujuh puluh persen) material masih bisa digunakan
kembali. Dalam hal pemasangan kembali pagar tersebut, akan digunakan sebanyak
30% (tiga puluh persen) material baru untuk melengkapi material sebelumnya.
- PIHAK KEDUA Membersihkan seluruh lokasi pekerjaan dari sisa material bekas
proyek, mengangkat material-material yang menjadi milik PIHAK PERTAMA ke
lokasi/gudang yang ditentukan oleh Pengawas PIHAK PERTAMA.
- PIHAK KEDUA wajib memperbaiki kembali fasilitas eksisting yang rusak akibat
pekerjaan dan demobilisasi peralatan kerja yang sudah selesai digunakan.
5.3.2 Transportasi Material, Pekerja & Mob/Demob A2b
- PIHAK KEDUA menyediakan 1 (satu) unit kendaraan roda empat (4WD) berikut
driver, berbahan bakar diesel, siap pakai dan dapat digunakan di lokasi PEKERJAAN
selama pelaksanaan pekerjaan. Biaya operasional (bahan bakar dan driver)
maintenance sudah termasuk dalam harga borongan pekerjaan.
- PIHAK KEDUA harus menyediakan sarana transportasi yang memadai dan sesuai
peruntukannya.
- Transportasi yang digunakan untuk semua bahan ke lokasi PEKERJAAN seluruhnya
ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
- Transportasi yang diperlukan untuk semua tenaga kerja dan peralatan yang
digunakan termasuk bahan-bahan bongkaran dan sisa bahan disediakan oleh PIHAK
KEDUA.
- Mobilisasi dan demobilisasi seluruh peralatan yang disediakan oleh PIHAK KEDUA
dan semua biaya yang timbul menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
- Apabila dipandang perlu dan kondisi memungkinkan, PIHAK PERTAMA dapat
menyediakan transportasi untuk material, tenaga kerja serta peralatan dan hal ini
akan diperhitungkan dalam nilai kontrak sebagai beban PIHAK KEDUA.
- Sarana transportasi yang disediakan harus dioperasikan oleh pengemudi yang
memiliki SIM yang sesuai dan berlaku. Kendaraan yang dioperasikan harus lulus uji
kelayakan kendaraan dan dilengkapi dengan surat-surat yang resmi dan masih
berlaku.
- Biaya sarana transportasi sudah termasuk gaji supir, BBM dan biaya perawatan
kendaraan.
5.3.3 Pekerjaan Bongkaran
- Sebelum melakukan pekerjaan bongkaran lakukan pengamanan / pemutusan jalur-
jalur Instalasi air, listrik, gas, Air Conditioner (AC) atau instalasi lain dengan
menutupnya dengan bahan yang diijinkan atau disyaratkan oleh Pengawas Pekerjaan
PIHAK PERTAMA, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
- Pekerjaan bongkaran dimaksudkan adalah untuk membongkar pekerjaan baik diluar
atau dalam ruangan dan sudah ditentukan oleh user dan diketahui oleh Pengawas

40
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
Pekerjaan PIHAK PERTAMA baik via telpon atau sesuai dengan pekerjaan yang
tercantum dalam surat perintah kerja (SPK).
- Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan aman.
Jika pembongkaran dilakukan di tempat berbahaya (lingkungan minyak dan gas)
maka digunakan martil / pahat kuningan atau bahan yang tidak menimbulkan percikan
api.
- Pengawasan agar dilakukan untuk meminimalisasi terhadap timbulnya debu, suara
dan getaran yang mempengaruhi lingkungan sekitar / sekelilingnya.
- Segala kerusakan yang terjadi akibat pekerjaan bongkaran menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.
- Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan (proyek)
dan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA dan diketahui oleh Pengawas Pekerjaan
PIHAK PERTAMA.
- Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh dan dapat digunakan kembali,
disimpan dan/ atau diserahkan kepada PIHAK PERTAMA dengan disertai daftar/ list
item barang-barang tersebut.

5.3.4 Pekerjaan Tanah, Galian dan Urugan


- Potong, gusur dan timbun tanah secara mekanis sesuai dengan garis proyek
ketinggian tanah yang telah ditentukan dalam gambar kerja.
- Pemindahan aliran air sesuai gambar rencana harus dikerjakan terlebih dahulu
sebelum diadakan pekerjaan potong & timbun tanah.
- Termasuk dalam pekerjaan potong dan timbun tanah adalah pemindahan kelebihan
tanah dari lapangan lokasi untuk menimbun jalan masuk eksisting agar landai, lokasi
pemindahannya ditentukan oleh PIHAK PERTAMA. Tanah yang dipindah ke tempat
yang sudah ditentukan harus diatur, dirapikan, serta dipadatkan secukupnya
sehingga tidak mudah erosi. PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap
penyediaan dump truck termasuk transportasinya untuk keperluan tersebut.
- Timbun tanah dilakukan dari atas mengarah landai ke bawah, sehingga badan lokasi
penimbunan menjadi padat dan kompak.
- Pada daerah timbunan harus dibuat talut dengan kemiringan disesuaikan kondisi di
lapangan.
- Membentuk secara benar permukaan lapangan sehingga luas lapangan sesuai
dengan gambar kerja.
- Pada lapangan lokasi harus dibuat parit drainase keliling dan bak kontrol untuk
mencegah genangan air. Bentuk, ukuran serta tempat parit drainase dan bak kontrol
sesuai dengan gambar kerja dan keadaan di lapangan.
- Pemadatan tanah sudah termasuk dalam pekerjaan potong atau timbun dan
penggusuran atau perataan dengan dilaksanakan berulang-ulang, sehingga dicapai
kepadatan yang kompak dan merata.
- Pemadatan tanah dilaksanakan lapis perlapis dengan tebal hampar maksimum 30cm.
Pemadatan tiap lapis minimum 5 kali passing.

41
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Pembentukan akhir (finishing) permukaan lapangan dengan kemiringan 1% sampai
dengan 2%, dipadatkan berulang-ulang minimum 5 kali passing menggunakan vibro
roller.
- Menggali tanah sesuai dengan petunjuk pengawas PIHAK PERTAMA pada tempat-
tempat yang telah ditentukan. Tanah bekas galian dibuang ditempat yang sudah
ditentukan atau diratakan disekitar lubang galian.
- Dalam melaksanakan galian harus diperhatikan aspek keselamatan dan keamanan
karena di dalam tanah terdapat jalur jalur pipa, jalur kabel dan instalasi lain.
- Tanah bekas galian diangkut dan dibuang serta diratakan.
- Mengurug tanah bekas galian ke lubang/celah-celah galian dan lain – lain termasuk
meratakan dan memadatkan. Dilakukan tes kepadatan tanah untuk fondasi dan jalan
(CBR) sesuai dengan drawing.
- Mengurug dengan pasir urug setebal 5 cm padat untuk dasar lantai kerja dan disiram
dengan air hingga padat.
- Setiap 30 cm urugan tanah segera diratakan, dipadatkan dan dilaksanakan secara
berulang-ulang hingga mencapai kepadatan yang sempurna dan dengan tebal sesuai
petunjuk pengawas PIHAK PERTAMA (minimum 5 kali pengilasan) menggunakan
vibro roller.
- Menghampar/ membentuk lapangan lokasi dengan material perkerasan yang
ditentukan oleh PIHAK PERTAMA.
- Material perkerasan Agregat yang dipakai harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:

Ukuran Saringan Persen Berat Yang Lolos


ASTM (mm) Agregat Kelas A Agregat Kelas B
3" 75
2" 50 100
1 ½" 37.5 100 88-95
1" 25 79 - 85 70 - 85
⅜" 9.5 44 - 58 30 - 65
No. 4 4.75 29 - 44 25 - 55
No. 10 2 17 - 30 15 - 40
No. 40 0.425 7 - 17 8 - 20
No. 200 0.075 2-8 2-8

Agregat Kelas Agregat Kelas


Sifat - sifat A B
Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 2417:2008) 0 - 40% 0 - 40%
Batas Cair (SNI 1967:2008) 0 - 25 0 - 35
Indeks Plastisitas (SNI 1966:2008) 0-6 4 - 10

42
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
Hasil kali Indeks Plastisitas dengan % lolos maks. 25 -
ayakan No. 200
Gumpalan Lempung dan Butiran-butiran 0 - 5% 0 - 5%
mudah Pecah (SNI 4141:2015)
CBR Rendaman (SNI 1744:2012) min. 90% min. 60%
Perbandingan Persen Lolos Ayakan No. maks. 2/3 maks. 2/3
200 dan No. 40

- Material perkerasan sirtu yang dipakai adalah sirtu tersaring dgn komposisi pasir 25%
- 35% dan batu 65% - 75%.
- Material perkerasan batu pecah yang dipakai harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:

Material Spesifikasi
BATU SPLIT TYPE: SPLIT. ABRASIVE: NATURAL. NATURAL: GRIT. SIZE:
PECAH 1X2 1 X 2 CM. Komposisi minimal 85% seragam. Abrasi Aggregat
Kasar 0 - 40%.
BATU SPLIT TYPE: SPLIT. ABRASIVE: NATURAL. NATURAL: GRIT. SIZE:
PECAH 2X3 2 X 3 CM. Komposisi minimal 85% seragam. Abrasi Aggregat
Kasar 0 - 40%.

- Pengangkutan dan penuangan material perkerasan dan material lainnya menjadi


tanggung jawab PIHAK KEDUA,
- Menghampar/ membentuk badan jalan operasi dengan material batu dengan tebal
sesuai petunjuk PIHAK PERTAMA.
- Perkerasan material batu dipadatkan berulang-ulang minimal 5 kali passing yang
untuk tiap lapisan hampar dimulai dari pinggir ke tengah, dari kiri maupun kanan jalur
memanjang. Material Batu dihampar dan dipadatkan tiap lapisan dengan tebal
hampar perlapisan maksimum 10cm dengan Vibrator Roller dan Motor Grader dari
PIHAK KEDUA.
- Apabila pemadatan dilakukan dalam kondisi kering, harus dilembabkan dengan cara
menyiram air secukupnya untuk membantu pemadatan.
Untuk mencegah kendala penyuplaian material batu, diharapkan PIHAK KEDUA
bekerja sama dengan pengelola izin usaha pertambangan bahan galian C serta
membuktikan Surat Kesepakatan Bersama.
- Membuka dan membersihkan areal lapangan lokasi dari pohon-pohon dan akar
dalam area tebusan tanah yang telah ditentukan.
- Mengupas humus hingga mencapai tanah yang diizinkan untuk potong dan timbun di
lapangan lokasi.
- Menyingkirkan dan menumpuk semua kotoran/sampah hasil pekerjaan land clearing
dan pengupasan humus ke pinggir lapangan pekerjaan (di dalam batas tebus tanah).

43
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5.3.5 Pekerjaan Pasangan, Dinding, Plesteran dan Lantai

5.3.6.1 Pekerjaan Pasangan dan Dinding


- Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh
detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk PIHAK
PERTAMA.
- Batu bata yang dipasang adalah dari batu bata besar press dengan mutu terbaik, dan
yang telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
- Untuk dinding trasraam/rapat air dengan aduk campuran 1 PC: 3 pasir pasang, yakni
pada dinding dari atas permukaan sloof/ balok/ pondasi sampai minimum 200 cm
diatas permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet,
kamar mandi, WC) serta pasangan batu bata di bawah permukaan tanah.
- Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam atau drum hingga jenuh.
- Setelah bata terpasang dengan aduk, naad/ siar-siar harus dikeruk sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram air.
- Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan
siar-siar dibersihkan.
- Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24 lapis
per harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata tebal 1/2
batu dan 3/4 batu yang luasnya maksimal 6 m2 harus ditambahkan kolom dan balok
penguat praktis dengan kolom ukuran 13 x 13 cm. Dan 13 x 17 cm dari tulangan pokok
4 diameter minimal 12 mm, beugel diameter: 8 mm jarak 15 cm untuk kolom 13 x 13;
kolom 13 x 17 tulangan pokok 4 diameter 12, beugel diameter 8 jarak 20 cm,
sedangkan jarak antar kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga) meter.
- Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan bata merah sama sekali
tidak diperkenankan.
- Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 12 mm jarak 75 cm, yang terlebih
dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam
dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal
ditentukan lain oleh PIHAK PERTAMA.
- Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua.
- Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal
15 cm setelah diplseter (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan
pasangan harus cermat, rapih dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta
merupakan bidang rata.
- Pasangan batu bata trasraam bawah permukaan tanah/lantai harus diisi dengan
adukan 1PC : 3 pasir.

5.3.6.2 Pekerjaan Plesteran


- Pekerjaan plesteran ini untuk semua permukaan pasangan batu bata baru serta
permukaan beton yang terlihat, dinyatakan tampak ataupun yang diperlukan untuk
difinishing.

44
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Plesteran adalah campuran 1 PC : 4 PSR. Plesteran ini untuk menutup semua
permukaan dinding pasangan batu bata bagian dalam bangunan terkecuali yang
dinyatakan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
- Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PSR. Aduk plesteran ini untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan batu bata pada bagian luar/tepi luar bangunan,
semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan batu bata seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
- Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian
rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus ini adalah
pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk plesteran sebagai lapisan dasar
berumur 7 hari (sudah kering benar].
- Semua jenis aduk plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
- Permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaan plesteran tersebut
khususnya plesteran halus harus rata, tidak bergelombang,tidak retak, penuh &
padat, tidak berongga serta berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda
benda lain yang membuat cacat.
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata dan
beton, permukaan beton harus dibersihkan dari sisa sisa bekisting kemudian
diketrek/scratched. Semua lubang lubang bekas pengikat existing atau formtie harus
tertutup aduk plesteran.
- Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu bata dan
beton yang akan difinish dengan cat.
- Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya granit dan
lainnya,maka permukaan plesterannya harus diberi alur alur garis horizontal untuk
memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan
ini tidak berlaku apabila bahan finishing tersebut cat.
- Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/ kolom/lantai
yang dinyatakan dalam Gambar Kerja dan/atau sesuai peil peil yang diminta dalam
Gambar Kerja. Tebal plesteran minimal 1 cm, maximal 2,5 cm. Jika ketebalan
melebihi 3 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke
permukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat
daya lekat plesteran.
- Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m.
- Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar
tidak secara-tiba tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik matahari langsung dengan
bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan
tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu
menyiram dengan air sekurang kurangnya dua kali sehari sampai jenuh. Jika terjadi
keretakan, Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai hasilnya
dinyatakan diterima oleh PIHAK PERTAMA.

45
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 7 minggu.
- Khusus untuk dinding pasangan batu bata atau concrate block pada peturasan,
sebelum pelaksanaan pekerjan aduk plesteran ini, terlebih dahulu harus diberi lapisan
kedap air setinggi 80 cm dari peil finish lantai yang bersangkutan.
- Untuk perbaikan bekas bobokkan instalasi ME sebelum diplester kembali harus
menggunakan kawat ayam yang dikaitkan ke permukaan pasangan bata/beton.

5.3.6.3 Pekerjaan Lantai


- Pekerjaan ini meliputi pemasangan ubin keramik/ ceramic tile untuk pekerjaan
finishing lantai, dinding, meja beton, stop nossing tangga, dan/ atau seperti tercantum
dalam gambar kerja.
- Jenis dan spesifikasi bahan yang digunakan harus sesuai dengan gambar kerja yang
sudah disetujui oleh PIHAK PERTAMA. Jenis permukaan disesuaikan dengan
penempatan pemasangan keramik. Merk produk, ukuran dan warna disesuaikan
dengan RAB atau gambar kerja yang telah mendapat persetujuan dari PIHAK
PERTAMA.
- Adukan semen pengisi siar dan nat ,warna ditentukan kemudian.
- Sebelum dipasang, permukaan ubin keramik harus di rendam di dalam air sesuai
petunjuk aturan pakai. Seluruh pemasangan ubin keramik harus dengan cara kering
dan tidak dibenarkan menyiram air semen ke permukaannya. Seluruh rongga pada
permukaan ubin bagian belakang harus terisi dengan adukan sewaktu ubin keramik
dipasang.
- Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan gambar kerja/ shop drawing
atau sesuai dengan petunjuk PIHAK PERTAMA. Bila diperlukan pemotongan ubin
keramik, maka harus dipergunakan alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk
pabrik. Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk setiap 2 m2. Garis garis tepi ubin
keramik yang terbentuk maupun siar siar harus lurus. Lebar siar harus sama yaitu
maximum 3 mm dengan kedalaman 2 mm. Persyaratan pelaksanaan aduk & pengisi
aduk perekat harus sesuai dengan spesifikasi pabrik agar didapatkan hasil yang baik.
- Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari injakan
atau pemberian beban.
5.3.6 Pekerjaan Beton dan Pembesian
5.3.6.1 Pekerjaan Beton
- Bahan Beton Bertulang adalah campuran semen (Portland Cement), pasir, agregat
kasar (split 3 – 4 Cm) dan air.
- Komposisi campuran harus diteliti dan diperhatikan, sehingga memenuhi persyaratan
spesifikasi teknis dan mencapai mutu beton yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA.
- Campuran beton harus ditentukan berdasarkan persyaratan yang ada pada PBI 1971.
- Campuran beton yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan lebih dahulu
dari PIHAK PERTAMA sebelum pengecoran dimulai.
- Pekerjaan Design Mix/ Trial Mix/ Job Mix Beton. PIHAK KEDUA harus membuat
percobaan campuran beton dengan cara menghitung volume masing-masing
46
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
campuran bahan beton sampai mendapatkan mutu beton yang ditentukan oleh
PIHAK PERTAMA sebanyak minimal 9 sampel dan harus diuji di Laboratorium Pihak
Ketiga pada Umur 7, 14, 28 hari.
- Beton block (beton decking) harus terbuat dari beton dengan campuran semen dan
pasir dengan spesifikasi 1 : 3 dan dipasang minimal 4 buah/m2.
- Campuran perbandingan dilakukan dengan takaran volume, pasir dan split harus
bersih dari kotoran dan dicuci terlebih dahulu serta semen yang digunakan bermutu
baik dan tidak kadaluarsa.
- Air untuk pengadukan beton tidak boleh mengandung minyak , asam alkali, garam
dan bahan organik lainnya yang dapat merusak besi tulangan beton.
- Untuk menghindari terjadinya segregasi material campuran beton, beton harus
dituang melalui alat bantu berbentuk corong dengan tinggi jatuh tidak boleh lebih dari
1,5 m.
- Proses pekerjaan pengecoran tidak boleh berhenti/ diputus, sebelum pekerjaan
dimulai semua bahan yang dibutuhkan harus sudah lengkap dalam jumlah yang
cukup sesuai kebutuhan.
- Untuk meratakan dan menyempurnakan coran beton, harus memakai alat vibrator
beton.
- PIHAK KEDUA menyediakan kubus beton untuk benda uji pada setiap mobil truck
mixer dengan jumlah yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA. Sampel beton dibuat
sebanyak minimal 2 buah untuk mixer truck kapasitas 5 atau 7 m3 dan minimal 1 buah
untuk mixer truck kapasitas 3 m3.
- Test tekan beton dilaksanakan oleh instansi berwenang (seperti Laboratorium Pihak
Ketiga) dan disaksikan oleh Pengawas PIHAK PERTAMA serta hasil test (sertifikat)
diserahkan kepada Pengawas PIHAK PERTAMA sesuai umur beton yakni 7, 14, dan
28 hari. Biaya untuk test beton tanggung jawab PIHAK KEDUA. Seluruh biaya
perbaikan beton yang dinyatakan ditolak menjadi beban PIHAK KEDUA.
- Test tekan harus dilakukan atas benda uji dengan ketentuan minimal:
a. 3 (tiga) benda uji setelah benda uji berumur 7 (tujuh) hari.
b. 3 (tiga) benda uji setelah benda uji berumur 14 (empat belas) hari
c. 3 (tiga) benda uji setelah benda uji berumur 28 (dua puluh delapan) hari.
- Jika nilai rata-rata dari hasil uji tegangan tekan umur 28 hari lebih kecil dari tegangan
tekan minimum yang disyaratkan, maka beton yang telah dicor pada waktu
pengambilan contoh uji tersebut, harus diuji lagi dengan Hammer Test berdasarkan
persyaratan yang tercantum dalam PBI 1971. Jika hasil Hammer Test tidak memenuhi
syarat, maka harus diuji lagi dengan Core Drill Test. Biaya yang timbul untuk
pengujian Hammer Test dan Core Drill Test sepenuhnya menjadi tanggungan PIHAK
KEDUA.
- Beton harus dilindungi dari pengaruh panas dengan di beri terpal atau kain goni
basah, sehingga tidak terjadi penguapan yang terlalu cepat.
- Semua beton harus selalu dalam keadaan basah (curing), selama 1 (satu) minggu
dari saat pengecoran. Periode perawatan harus tidak kurang dari 21 hari.

47
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Setiap kerusakan yang terjadi akibat kegagalan / kesalahan konstruksi yang dipasang
PIHAK KEDUA, perbaikannya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA selama masa
pemeliharaan.
- Bekisting boleh dibuka sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari setelah beton dituang.
- Untuk hal lain yang belum termuat dalam ketentuan di atas maka digunakan
ketentuan sebagai berikut:
▪ SNI 03-3449-2002, Tata cara perancangan campuran beton ringan
dengan agregat ringan
▪ SNI 03-3976-1995, Tata cara pengadukan pengecoran beton.
▪ SNI 03-2834-2000, Tata cara pembuatan rencana campuran beton
normal.

5.3.6.2 Pekerjaan Besi


- Merakit dan menyetel serta memotong pembesian konstruksi beton seperti sloof,
tiang, ring balok, plat dan lain-lain sesuai dengan petunjuk pengawas PIHAK
PERTAMA. Perakitan menggunakan kawat ikat beton.
- Baja tulangan harus merupakan batang baja billet yang polos atau berulir grade U24
atau batang berulir grade U/BJTB 40 mengikuti persyaratan SIl 0136-84.
- Besi beton polos harus mengacu pada SNI 07-2052-1997 dan SII-0136-80, BJTP 24
atau yang setara untuk diameter kurang dari 13 mm. Tegangan leleh minimal adalah
2.400 kg/cm2.
- Ukuran besi beton wajib sesuai dengan desain/ gambar rencana yang dibuat oleh
PIHAK PERTAMA. PIHAK KEDUA dilarang menggunakan besi beton “banci”.
- Memotong, membentuk dan menyetel serta diameter besi/ tulangan beton harus
sesuai petunjuk gambar kerja
- Bila terdapat penyambungan besi, overlap sambungan minimal 40 (empat puluh) kali
diameter tulangan pokok dan dibuat hook.
- Jarak tulangan dengan bekisting 25 mm sesuai dengan gambar kerja.
- Besi beton harus difabrikasi terlebih dahulu di lapangan sesuai dengan ukuran dan
panjangnya, seperti yang tercantum pada gambar kerja (shop drawing) dan daftar
besi beton dari PIHAK PERTAMA.
- Besi beton harus bebas dari kotoran-kotoran, karat, minyak dan bahan lain yang
dapat merusak mutu beton. Sesudah dipasang dalam cetakan, besi beton tersebut
harus disemprot dengan air agar besi beton dan cetakan bebas dari kotoran, baru
dapat dicor.
- Besi beton harus diikat dan diganjal dengan baik, sehingga tidak tergeser selama
pengecoran. Ganjal tersebut dapat menggunakan besi beton atau beton blok (beton
decking).
- Besi beton harus diikat kuat satu sama lain dengan menggunakan kawat beton.
- Ukuran bagian dowel yang harus dilapisi gemuk (grease), aspal atau pelumas lain
harus sesuai yang tertera pada Gambar, agar bagian tersebut tidak ada lekatan
dengan beton. Penutup (selubung) dowel dari PVC atau logam, yang disetujui
Pengawas PIHAK PERTAMA, harus dipasang pada setiap batang dowel pada

48
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
sambungan ekspansi. Penutup itu harus berukuran pas dengan dowel dan bagian
ujung yang tertutup harus tahan air.
- Memotong dan menggelar baja tulangan untuk sambungan melintang antar segmen
diberi besi tulangan (batang dowel) diameter 22 – 300 mm, besi polos 3 - ø 13 mm
dan dudukan batang dowel ø 13 mm – 300 mm tiap modul kelipatan 5,4 (lima koma
empat) meter panjang (untuk pengecoran jalan beton/ sesuai dengan gambar kerja).
- Memotong dan menggelar baja tulangan untuk sambungan memanjang antar
segmen diberi besi tulangan (batang dowel), besi polos 3 - ø 13 mm dan dudukan
batang dowel ø 13 mm (untuk pengecoran jalan beton/ sesuai dengan gambar kerja).
Memotong dan menggelar baja tulangan untuk tulangan lantai badan jalan bagian
bawah dengan besi tulangan wire mesh ulir M8 atau M10 (15 x 15 cm). Tulangan wire
mesh ulir M8 atau M10 dipasang selebar jalan pada tempat tertentu (untuk
pengecoran jalan beton/ sesuai dengan gambar kerja).

5.3.6.3 Ketentuan Concrete Batching Plant.


Concrete batching plant harus mempunyai sertifikat “laik operasi” dan sertifikat
kalibrasi dari Metrologi untuk timbangan semen, aggregat, pasir, air, dan bahan
pengisi (filler) tambahan, yang masih berlaku.
- Dirancang sebagaimana mestinya, dilengkapi dengan semua perlengkapan khusus
yang diperlukan.
Jarak Batching Plant dari lokasi terjauh pengecoran dapat ditempuh dalam waktu
maksimum ± 45 menit sehingga slump dan mutu beton dapat tetap dipertahankan
sampai diterima di lokasi.

5.3.6.4 Pemasangan Gorong – Gorong


- Menggali tanah untuk pemasangan gorong-gorong dari steel corrugated pipe (Ex.
Armco atau setara) atau Precast Box Culvert dimana bentuk, ukuran dan tempat
sesuai Gambar Teknis serta keadaan lapangan.
- Tanah bekas galian ditempatkan sedemikian sehingga tidak mengganggu pekerjaan
konstruksi lain atau tidak mengganggu lalu lintas kendaraan eksisting.
- Menyediakan dan memasang unit pipa steel corrugated pipe diameter 60 cm - 300
cm (sesuai yang disebutkan dalam BoQ) tebal minimum 3mm atau unit precast Box
Culvert, panjang sesuai kebutuhan dengan rapi, kuat, aman dan baik. Posisi gorong-
gorong disesuaikan dengan Gambar Teknis dan kondisi di lapangan.
- Tanah bekas galian diurug kembali dan dipadatkan.
5.3.7 Pekerjaan Pintu, Jendela dan Penggantungnya.
- Pekerjaan pembuatan pintu, jendela dan kusen dipasang pada seluruh detail sesuai
yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar kerja yang telah disetujui PIHAK
PERTAMA.
- Bentuk/ pola dan ukuran harus sesuai gambar kerja yang telah disetujui PIHAK
PERTAMA.

49
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Sebelum melaksanakan pekerjaan, PIHAK KEDUA diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang),
termasuk mempelajari bentuk, pola, lay out/ penempatan, cara pemasangan,
mekanisame dan detail-detail sesuai gambar.
- Sebelum pekerjaan dimulai, PIHAK KEDUA wajib mengajukan contoh dari semua
bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini kepada PIHAK PERTAMA minimal 3
(tiga) produk yang setara dari berbagai merek/ pabrik lengkap dengan
brosur/spesifikasi dari masing-masing pabrik yang bersangkutan.
- PIHAK KEDUA wajib membuat gambar rencana kerja yang mencantumkan semua
data produk, ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan tersebut. Gambar tersebut
sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh PIHAK PERTAMA.
- Penyimpanan material daun pintu, jendela atau partisi di lokasi pekerjaan harus
ditempatkan pada permukaan yang rata, dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
- Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu, jendela dan penguat
lain, agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan,
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
- PIHAK KEDUA boleh menggunakan sekrup galvanized jika diperlukan, dan telah
mendapat persetujuan PIHAK PERTAMA, pengerjaan tanpa meninggalkan bekas/
cacat pada permukaan rangka daun jendela kaca.
- Untuk daun jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak
melenceng dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
- Pekerjaan partisi kaca (dinding sekat ruangan) dan dinding curtain wall dipasang pada
seluruh detail sesuai yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar kerja yang telah
disetujui PIHAK PERTAMA.
5.3.8 Pekerjaan Atap dan Konstruksi Kuda – Kuda
- Bahan – bahan dan spesifikasi yang di gunakan harus sesuai dengan gambar kerja
yang sudah disetujui oleh PIHAK PERTAMA. Semua bahan/ material yang digunakan
harus memenuhi standard SNI.
- Sebelum pekerjaan dimulai, PIHAK KEDUA wajib mengajukan contoh dari semua
bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini kepada PIHAK PERTAMA minimal 3
(tiga) produk yang setara dari berbagai merek/ pabrik lengkap dengan brosur/
spesifikasi dari masing-masing pabrik yang bersangkutan.
- PIHAK KEDUA wajib membuat gambar rencana kerja yang mencantumkan semua
data produk, ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan tersebut. Gambar tersebut
sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh PIHAK PERTAMA.
5.3.9 Pekerjaan Dinding
- Pekerjaan partisi (dinding sekat ruangan), dinding curtain wall, ACP dan fasade
dipasang pada seluruh detail sesuai yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar
kerja yang telah disetujui PIHAK PERTAMA.
- Bentuk/ pola dan ukuran harus sesuai gambar kerja yang telah disetujui PIHAK
PERTAMA.
50
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Jenis dan spesifikasi material yang digunakan harus sesuai gambar kerja yang telah
disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
- Pemasangan harus memperhatikan semua sambungan dan penguat lain, agar tetap
terjamin kekuatan dan kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
- Sebelum pekerjaan dimulai, PIHAK KEDUA wajib mengajukan contoh dari semua
bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini kepada PIHAK PERTAMA minimal 3
(tiga) produk yang setara dari berbagai merek/ pabrik lengkap dengan brosur/
spesifikasi dari masing-masing pabrik yang bersangkutan.
- PIHAK KEDUA wajib membuat gambar rencana kerja yang mencantumkan semua
data produk, ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan tersebut. Gambar tersebut
sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh PIHAK PERTAMA.
5.3.10 Pekerjaan Plafond/ Langit – Langit
- Meliputi pekerjaan langit-langit seperti yang disebutkan dan ditunjukkan dalam
gambar termasuk pekerjaan penggantung langit-langit.
- Bahan – bahan dan spesifikasi yang di gunakan harus sesuai dengan gambar kerja
yang sudah disetujui oleh PIHAK PERTAMA. Semua bahan/ material yang digunakan
harus memenuhi standard SNI.
- Rangka langit-langit dengan penggantung besi bulat diameter 10 mm yang dilengkapi
dengan mur dan klem, penggantung penggantung terikat kuat pada plat beton,
dinding atau rangka baja yang ada.
- Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah di waterpass air,
pemasangan sesuai dengan pola yang ditunjukkan/ disebutkan dalam gambar
dengan memperlihatkan modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya.
- Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku dan
kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal permukaan merupakan bidang miring/ tegak
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
- Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
- Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, kuat dan tidak melendut.
- Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding dipasang list profil
dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar kerja yang telah disetujui PIHAK
PERTAMA.
5.3.11 Pekerjaan Sanitasi
- PIHAK KEDUA memasang dan menyediakan instalasi air bersih, instalasi air kotor
dan accessoris sanitair seperti floor drain, keran air, closet duduk, jet shower, shower,
washtafel, sink, kotak sabun, kotak tissu toilet, cermin dan accessories lainnya, jumlah
dan jenis sesuai dengan BOQ.
- Semua material harus memenuhi standar SNI dan mudah didapatkan di pasaran,
kecuali bila ditentukan lain oleh PIHAK PERTAMA.

51
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- PIHAK KEDUA harus mengajukan contoh material kepada PIHAK PERTAMA
sebelum pelaksanaan instalasi untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
- Jika dipandang perlu diadakan penukaran/ penggantian bahan pengganti harus
disetujui PIHAK PERTAMA berdasarkan contoh yang diajukan PIHAK KEDUA.
- Sebelum pemasangan dimulai, PIHAK KEDUA harus meneliti gambar gambar yang
ada dan kondisi di lapangan, termasuk memperlajari bentuk, pola, penempatan, cara
pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
- Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar dengan dengan spesifikasi dan
sebagainya, maka PIHAK KEDUA harus segera melaporkannya kepada PIHAK
PERTAMA.
- Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/ pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan.
- PIHAK KEDUA wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik/PIHAK PERTAMA.
5.3.12 Pekerjaan Pengecatan
- Mendempul dinding kayu dan sambungan dinding dengan tepung dempul.
Pendempulan harus rata dan rapi.
- Mendempul dinding bata pada bagian-bagian yang kurang rata serta pada pertemuan
plafon dan dinding dan plin lantai. Pendempulan menggunakan tepung dempul, dan
pekerjaan harus rata dan rapi.
- Mendempul pada sambungan dan lubang kayu di kusen, jendela, pintu dan lain-lain.
Pendempulan menggunakan dempul kayu dan dicampur dengan cat minyak.
- Menyecrap/mengupas permukaan lapisan atas yang kasar, terkelupas /
menggelembung / rusak dan berlumut serta mengamplas seluruh permukaan yang
akan dicat dengan menggunakan alat scrap dan kertas pasir.
- Mengecat dengan cat meni pada permukaan konstruksi besi, atau material yang
menggunakan baja sampai merata dan rapi.
- Mengecat dengan cat kilat / cat minyak sampai merata dan rapi serta tidak berbayang
pada permukaan yang telah dibersihkan, discrap dan diamplas. Pengecatan
dilakukan selapis demi selapis, setiap lapisan harus sudah kering sebelum dilakukan
pengecatan sebelumnya.
- Pengecatan dengan cat air pada permukaan dinding, plafon dan lain-lain yang telah
diamplas dan dibersihkan. Pengecatan dilakukan dua lapis atau sampai dinding tidak
berbayang, rapi dan merata.
- Pengecatan dengan cat alumunium pada permukaan konstruksi besi, pagar, terali,
rangka nako dan lain-lain yang telah diamplas dan dibersihkan. Pengecatan harus
rapi dan merata.
- Pengecatan dengan aqua proof (anti bocor) pada permukaan yang telah dibersihkan
pada tempat yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA.
- Pengecatan dengan cat atap pada permukaan yang telah dibersihkan pada tempat
yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA.
52
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Pengecatan Duco Haluskan tertebih dahulu permukaan yang akan di cat dengan
menggunakan amplas dan dempul. Penyemprotan epoxy + hardener dilakukan
setelah permukaan di pastikan benar-benar bersih dari debu dan kotoran, warna
epoxy harus disesuaikan dengan warna duco. Setelah di epoxy permukaan
dihaluskan kembali dengan menggukan amplas, lalu semprotkan cat. Pastikan
permukaan benar- benar bersih lalu semprotkan clear untuk melapisi permukaan cat.
Jenis clear akan di tentukan oleh PIHAK PERTAMA.
- Pengecatan / coating batu alam natural, candi (hitam), glosy dan doff. Sebelum
dilakukan pengecatan bersihkan batu dari sisa semen, debu, minyak, cat atau kotoran
lainya supaya coating dapat meresap dan menempel sempurna pada permukaan
batu alam. Pastikan cuaca panas atau tidak hujan dan batu kering dari air sisa
pembersihan tadi dan harus benar-benar kering, kemudian lapiskan coating batu alam
pada batu memakai kuas atau bisa juga di semprot pakai kompresor untuk hasil yang
lebih sempurna.
5.3.13 Pekerjaan Konstruksi Pipa (Jembatan dan Landasan) dan Konstruksi Baja
Struktural

- Menyetel, memotong dan mengelas konstruksi besi baja struktural sesuai dengan
petunjuk pengawas PIHAK PERTAMA. Pengelasan harus dilakukan menerus kecuali
atas petunjuk pengawas PIHAK PERTAMA. Ukuran dan bentuk besi disesuaikan
dengan kebutuhan.
- Untuk pengelasan pada struktur dengan kategori beban ringan menggunakan kawat
las nikko steel 3,2mm RD-260 E.6013.
- Untuk pengelasan pada struktur dengan kategori beban berat menggunakan kawat
las kobe steel 3,2mm LB52 E.7016.
- Pemotongan dan pengelasan pipa dengan alat yang baik dan memadai dengan ujung
bekas potongan digerinda halus.
- Material/ permukaan yang akan dilas harus bersih (bebas dari kerak-kerak, gemuk,
minyak, cat, air dan lapisan lainnya) yang dapat mengakibatkan kekuatan las
berkurang.
- Penyambungan, pengelasan pada konstruksi harus las penuh minimum 3 kali
pengelasan.
- Membuat tiang pancang dari pipa 8’’, 6” dan 4” dimana panjang disesuaikan dengan
keadaan di lapangan dan ujungnya diruncingkan serta dilas tertutup rapat .
- Tiang yang akan dipancang ujungnya harus diruncingkan terlebih dahulu, dengan
panjang runcingan minimum 25 cm (1,5 kali diameter pipa).
- Berat dan ukuran serta tinggi jatuh penumbuk tiang harus disesuaikan dengan berat
dan ukuran tiang yang akan dipancang sehingga kedalaman atau daya dukung yang
disyaratkan tercapai. Berat penumpuk minimum 250 kg dengan tinggi jatuh minimum
3 mtr.
- Tiang pancang ditumbuk hingga mencapai tanah keras, dengan 10 kali tumbukan
tiang masuk ke dalam tanah maksimal 1 Cm.
- Peralatan untuk memancang ditanggung PIHAK KEDUA.
53
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Memasang gelagar melintang dari pipa Ø 6” dan dilas ke tiang jembatan dengan kuat
serta sesuai gambar kerja (material pipa dari PIHAK PERTAMA).
- Memasang skur-skur tiang jembatan, lantai jembatan, dan silang angin jembatan, dari
pipa Ø 6” dan 4” dan dilas kuat dengan rapi dan baik ke tiang pipa.

5.3.14 Pekerjaan Konstruksi Jalan


5.3.14.1 Material Geogrid
- Material Geogrid Uniaxial
a) Geogrid Uniaxial digunakan utamanya untuk stabilisasi tanah pada lereng dan
abutmen jembatan.
b) Geogrid Uniaxial terbuat dari bahan high density polyethylene yang mengandung
karbon hitam minimum 2 %, sebagaimana tercantum dalam BS 2782:Part
4:Method 452B:1993 yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet.
- Material Geogrid Triaxial
a) Geogrid Triaxial digunakan utamanya untuk stabilisasi tanah dan perkuatan
tanah dasar pada jalan dan lokasi.
b) Geogrid diproduksi dari lembaran polypropylene yang berorientasi dalam tiga
arah membentuk segi tiga sama sisi sehingga menghasilkan rusuk yang
mempunyai tingkat orientasi molekular yang tinggi dan saling terintegrasi satu
sama lain.
c) Dalam arah diagonal dan melintang, penampang rusuk harus berbentuk persegi
empat dengan tebal dan lebar minimum berturut-turut sebesar 1,9 mm dan 1,1
mm dimana panjang rusuk dan ketebalan titik nodal berturut-turut harus sekitar
40 mm dan 4,7 mm. Tingkat efisien junction, stabilitas bukaan geogrid dan
kekakuan radial pada regangan 0,5% berturut-turut 100%, 1,9 kgcm/derajat dan
430 KN/m.
d) Geogrid harus tahan terhadap material kimiawi yang secara alami terdapat di
dalam tanah serta tidak terlarut pada suhu lingkungan. Grid harus tahan
terhadap proses hidrolisis, garam, asam dan alkali serta tahan terhadap
biodegradasi. Geogrid harus mengandung karbon hitam minimum 2 %,
sebagaimana tercantum dalam BS 2782:Part 4:Method 452B:1993 yang
berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet.
- Ketentuan Overlapping Geogrid

No Konsistensi Tanah Nilai CBR Panjang Overlap

1. Kaku/Firm >2 1 ft = 30,48 cm

2. Lunak/Soft Ground 1-2 2 ft = 60,96 cm

54
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
3. Sangat Lunak <1 3 ft = 91,44 cm

- Properti material Triax (sebagai referensi)

NO PROPERTY SAT PANJANG DIAMETER MELINTANG UMUM

1 GEOMETRIK
a. Panjang Rusuk mm 40 40 - -

b. Tebal Rusuk mm - 2 1,9 -

c. Lebar Rusuk mm - 1,1 1,3 -

d. Tebal Titik Nodal mm - - - 4,7

Bentuk Penampang Persegi


e. - - -
Rusuk empat

Segi
f. Bentuk Bukaan - - -
tiga

2 MEKANIS
Efisiensi Titik Nodal
a. % - - - 100
Minimum

Stabilisasi Bukaan
b. kgcm/0 - - - 1,9
Minimum

Kekakuan radial min.


c. pada regangan kecil KN/m - - - 430
(0,5%)

3 DURABILITAS
Ketahanan terhadap
a. % - - - 100
degradasi kimiawi

Ketahanan terhadap
b. sinar % - - - 100
Ultraviolet dan cuaca

c. Ketahanan terhadap % - - - > 90

55
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
kerusakan pada saat
instalasi

5.3.14.2 Material Geotextiles Non Woven


- Material Geotextiles Non Woven adalah jenis Geotextile yang tidak teranyam
berbentuk seperti karpet kain yang terbuat dari bahan Polimer Polyesther (PET) atau
Polypropylene (PP).
- Penyambungan Geotextile menggunakan benang nylon dengan memakai mesin jahit
khusus (misal: Merek Newlong Model NP-7A). Penjahitan dibuat dua jalur pada tepi
geotextile yang akan disambung.
- Spesifikasi material Geotextile adalah non woven dengan kepadatan (density)
minimal 250 gr/m2. Benang yang dipakai untuk sambungan adalah harus berbahan
nylon.
- Material Geotextiles Non Woven yang digunakan pada pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan ASTM D4595, ASTM D4632, & ASTM D4833.
- Apabila dibutuhkan, PIHAK PERTAMA dapat meminta pihak independen untuk
melakukan tes untuk menguji spesifikasi dari Geotextile yang diserahkan oleh PIHAK
KEDUA. Segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
5.3.14.3 Perkerasan dengan Agregat, Sirtu, dan/atau Batu Pecah
- Menghampar/ membentuk lapangan lokasi dengan material perkerasan yang
ditentukan oleh PIHAK PERTAMA.
- Material perkerasan Agregat yang dipakai harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:

Ukuran Saringan Persen Berat Yang Lolos


ASTM (mm) Agregat Kelas A Agregat Kelas B
3" 75
2" 50 100
1 ½" 37.5 100 88-95
1" 25 79 - 85 70 - 85
⅜" 9.5 44 - 58 30 - 65
No. 4 4.75 29 - 44 25 - 55
No. 10 2 17 - 30 15 - 40
No. 40 0.425 7 - 17 8 - 20
No. 200 0.075 2-8 2-8

Sifat - sifat Agregat Kelas A Agregat Kelas B


Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 2417:2008) 0 - 40% 0 - 40%
Batas Cair (SNI 1967:2008) 0 - 25 0 - 35

56
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
Indeks Plastisitas (SNI 1966:2008) 0-6 4 - 10
Hasil kali Indeks Plastisitas dengan % lolos maks. 25 -
ayakan No. 200
Gumpalan Lempung dan Butiran-butiran 0 - 5% 0 - 5%
mudah Pecah (SNI 4141:2015)
CBR Rendaman (SNI 1744:2012) min. 90% min. 60%
Perbandingan Persen Lolos Ayakan No. maks. 2/3 maks. 2/3
200 dan No. 40

- Material perkerasan sirtu yang dipakai adalah sirtu tersaring dgn komposisi pasir 25%
- 35% dan batu 65% - 75%.
- Material perkerasan batu pecah yang dipakai harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:

Material Spesifikasi
BATU SPLIT TYPE: SPLIT. ABRASIVE: NATURAL. NATURAL: GRIT. SIZE: 2 X 3
PECAH 2X3 CM. Komposisi minimal 85% seragam. Abrasi Aggregat Kasar 0
- 40%.
BATU SPLIT TYPE: SPLIT. ABRASIVE: NATURAL. NATURAL: GRIT. SIZE: 3 X 5
PECAH 3X5 CM.
Komposisi minimal 85% seragam. Abrasi Aggregat Kasar 0 -
40%.
BATU SPLIT TYPE: SPLIT. ABRASIVE: SPLIT GREY. SIZE: 5 X 7 CM.
PECAH 5X7 Komposisi minimal 85% seragam. Abrasi Aggregat Kasar 0 -
40%.

- Jika diminta oleh PIHAK PERTAMA, material perkerasan yang diadakan oleh PIHAK
KEDUA dipastikan memenuhi ketentuan tersebut diatas dengan melakukan analisa
saringan (gradasi).
- Pengangkutan dan penuangan material perkerasan dan material lainnya menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA,
- Menghampar/ membentuk badan jalan operasi dengan material batu dengan tebal
sesuai petunjuk PIHAK PERTAMA.
- Perkerasan material batu dipadatkan berulang-ulang minimal 5 kali passing yang
untuk tiap lapisan hampar dimulai dari pinggir ke tengah, dari kiri maupun kanan jalur
memanjang. Material Batu dihampar dan dipadatkan tiap lapisan dengan tebal
hampar perlapisan maksimum 10cm dengan Vibrator Roller dan Motor Grader dari
PIHAK KEDUA.
- Apabila pemadatan dilakukan dalam kondisi kering, harus dilembabkan dengan cara
menyiram air secukupnya untuk membantu pemadatan.
- Untuk mencegah kendala penyuplaian material batu, diharapkan PIHAK KEDUA
bekerja sama dengan pengelola izin usaha pertambangan bahan galian C serta
membuktikan Surat Kesepakatan Bersama.
57
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5.3.14.4 Pekerjaan Stabilisasi Tanah Dasar dengan Geotextile dan Geogrid
- PIHAK KEDUA harus mendapatkan surat dukungan dari agen / distributor resmi yang
ditunjuk oleh Manufakturer material geogrid dan geotextile tersebut.
- Prosedur pemasangan harus mengikuti prosedur resmi yang dikeluarkan oleh
Manufakturer, apabila diperlukan PIHAK KEDUA dapat memanggil teknisi dari agen
/ distributor resmi untuk melakukan desain dan pemasangan geogrid dan geotextile
tersebut menyesuaikan kebutuhan / kondisi aktual di lapangan. Seluruh biaya yang
timbul menjadi beban PIHAK KEDUA.
- Apabila diperlukan, maka PIHAK KEDUA harus menyediakan aksesoris pelengkap
pemasangan Geogrid dan Geotextile tersebut seperti Bodkint joint untuk
menyambung geogrid pada sistem perkuatan lereng dan aksesoris lainnya yang
mungkin dibutuhkan untuk kelancaran pekerjaan di lapangan.

5.3.14.5 Pekerjaan Bekisting


- Membuat dan menyetel bekisting dari papan kls IV, dan papan plywood dengan
memakai rangka kasau 5/7.
- Untuk bekisiting pengecoran jalan beton, bekisting lurus dapat dibuat dari bahan
logam atau kayu (plywood/multipleks) dan harus cukup kuat menahan beban dari
beton selama pelaksanaan pekerjaan. Bekisting lurus harus disediakan dalam bentuk
bagian-bagian dengan panjang·tidak kurang dari 3 m. Bekisting ini sekurang-
kurangnya mempunyai kedalaman sama dengan ketebalan perkerasan jalan tanpa
sambungan horisontal dan lebar dasar bekisting tidak kurang dari kedalamannya.
Semua bekisting sisi harus dipasang segaris dan dipegang/dimantapkan dengan
menggunakan tidak kurang dari 3 paku penjepit untuk setiap 3 meter panjang, 1
penjepit dipasang pada setiap sisi dari setiap sambungan.
- Bekisting harus menghasilkan struktur akhir yang memenuhi bentuk, garis dan
dimensi komponen struktur seperti yang disyaratkan pada gambar rencana dan
spesifikasi.
- Papan bekisting harus mantap dan rapat agar waktu mengecor tidak ada air adukan
yang lolos / bocor.
- Bekisting harus diperkaku dengan baik untuk mempertahankan posisi dan bentuknya
- Sebelum memulai mengecor bagian bekisting yang kena cor harus disiram dengan
air dan dibersihkan dari kotoran terlebih dahulu.
- Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton tersebut memiliki kekuatan cukup
sehingga tidak akan rusak pada saat pembongkaran.
5.3.14.6 Ketentuan Asphalt Mixing Plant (AMP)
- AMP harus mempunyai sertifikat “laik operasi” dan sertifikat kalibrasi dari Metrologi
untuk timbangan aspal, aggregat, dan bahan pengisi (filler) tambahan, yang masih
berlaku.
- Dirancang sebagaimana mestinya, dilengkapi dengan semua perlengkapan khusus
yang diperlukan.

58
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5.3.14.7 Rumusan Campuran Kerja (Job Mix Formula, JMF) Untuk Aspal
- Percobaan campuran Asphalt Mixing Plant (AMP) diperlukan agar Job Mix Formula
(JMF) dapat disetujui.
- Contoh campuran harus dibawa ke laboratorium dan digunakan untuk membuat
benda uji Marshall test untuk campuran AC-WC dan AC-BC.
- Benda uji Marshall dapat diambil dari AMP atau dari truk di AMP, dan dibawa ke
laboratorium dalam kotak yang terbungkus rapi. Benda uji Marshall harus dicetak dan
dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan.
- Hasil pengetesan Marshall Test harus memenuhi persyaratan sesuai Rancangan
Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Divisi VI Perkerasan Beraspal, Dep.
PU Edisi 2019 berikut:

Sifat – Sifat Campuran AC-WC AC-BC


Jumlah tumbukan per bidang 75
Rasio partikel lolos ayakan 0,075 mm dengan Min 0,6
kadar aspal efektif Maks 1,2
Rongga dalam campuran (%) Min 3,0
Maks 5,0
Rongga dalam Aggregat (VMA) (%) Min 15 14
Rongga Terisi Aspal (%) Min 65
Stabilitas Marshall (kg) Min 800
Pelelehan (mm) Min 2
Maks 4
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah Min 90
perendaman selama 24 jam, 60 C
Rongga dalam campuran (%) pada Kepadatan Min 2
membal (refusal)

- Seluruh campuran yang dihampar harus sesuai dengan JMF, dalam batas rentang
toleransi yang disyaratkan pada tabel berikut:

Aggregat Gabungan Toleransi Komposisi Campuran


Sama atau lebih besar dari 2,36 mm +/- 5% berat total aggregat
Lolos ayakan 2,36 mm sampai No.50 +/- 3% berat total aggregat
Lolos ayakan No.100 dan tertahan No. 200 +/- 2% berat total aggregat
Lolos ayakan No. 200 +/- 1% berat total aggregat

Kadar Aspal Toleransi


Kadar aspal +/- 0,3% berat total campuran

59
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
Temperatur Campuran Toleransi
Bahan meninggalkan AMP dan dikirim ke -10 C dari temperatur campuran
tempat penghamparan beraspal di truk saat keluar dari
AMP

- Apabila percobaan tersebut gagal memenuhi spesifikasi pada salah satu


ketentuannya maka perlu dilakukan penyesuaian dan percobaan harus diulang
kembali.
- Pekerjaan pengaspalan belum dapat dimulai sebelum JMF disetujui oleh PIHAK
PERTAMA.
5.3.14.8 Pekerjaan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)
- Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat haruslah salah satu ketentuan dari berikut
ini:
✓ Aspal emulsi yang mengikat sedang (medium setting) atau yang mengikat lambat
(slow setting) yang memenuhi SNI 4798:2011 untuk jenis kationik atau SNI
6832:2011 untuk jenis anionik.
✓ Aspal semen Pen. 60/70, memenuhi ASTM D946/946M-15 diencerkan dengan
minyak tanah (kerosen). Perbandingan pemakaian minyak tanah sekitar 80-85
bagian minyak per 100 bagian aspal semen (80-85 pph) kurang lebih ekivalen
dengan viskositas aspal cair hasil kilang jenis MC-30.
- Lapisan resap pengikat harus disemprot hanya pada permukaan yang kering atau
mendekati kering.
- Pelaksanaan lapis resap pengikat harus dihentikan bila waktu angin kencang, hujan
atau akan turun hujan.
- Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapisi dan
tampak merata, tanpa adanya bagian-bagian yang beralur atau kelebihan aspal.
- Takaran pemakaian lapis resap pengikat sekitar 0,4 sampai 1,3 liter (kadar residu
0,22 – 0,72 liter) per meter persegi.
5.3.14.9 Pekerjaan Aspal AC-BC (Asphalt Concrete – Binder Course)
- Persentase aspal yang aktual ditambahkan ke dalam campuran AC-BC ditentukan
berdasarkan percobaan laboratorium dan lapangan sebagaimana tertuang dalam Job
Mix Formula (JMF) dengan memperhatikan penyerapan aggregat yang digunakan.
- Pekerjaan Asphalt Concrete (AC) dilaksanakan di atas permukaan aspal lama dengan
terlebih dahulu disiram tack coat (lapis pengikat dengan aspal lama). Tebal rencana
yaitu tebal 6 cm padat atau sesuai kesepakatan tertulis dengan PIHAK PERTAMA.
- Bahan AC-BC adalah campuran aspal dan agregat, yang terdiri dari agregat kasar,
halus, filler dan aspal. Ukuran maksimum aggreat untuk campuran AC-BC adalah
25,4 mm.
- Campuran AC-BC hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan dalam
keadaan kering dan diperkirakan tidak akan turun hujan.
- Komposisi campuran harus diteliti dan diperhatikan, sehingga memenuhi persyaratan
spesifikasi teknis.
60
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Pekerjaan ini dilaksanakan untuk seluruh permukaan ruas jalan yang ditunjuk oleh
pengawas PIHAK PERTAMA.
- Campuran yang sudah siap dari AMP, diangkut ke lokasi dengan menggunakan
Dump Truck (bak besi), dan sebaiknya ditutup dengan terpal, untuk melindungi dari
kotoran, serta pengaruh cuaca.
- Penghamparan dilakukan (dari Dump Truck) melalui/Asphalt Finisher, dan sebaiknya
dimulai dari titik/posisi terjauh dari AMP.
- Penghamparan aspal pada temperatur 130 - 150 C, disesuaikan untuk mendapatkan
ketebalan akhir yaitu 6 Cm padat suhu.
- Apabila suhu aspHalt saat akan dihampar di lokasi setelah diukur dengan termometer
temperatur aspal kurang dari 110° C maka pengawas dari PIHAK PERTAMA berhak
untuk menolak aspal tersebut untuk dihampar.
- Segera setelah dihampar dengan Finisher, dilakukan pemadatan dalam 3 tahap :
✓ Pemadatan awal/Break Down Rolling.
Dilakukan pada temperatur ± 110 ° C dan dipadatkan dengan mesin gilas
tandem 4 - 6 ton antara 2 – 4 lintasan pada kecepatan 3 – 4 Km/Jam.
✓ Pemadatan antara/intermediate rolling.
Dengan menggunakan mesin gilas roda karet 10 – 12 ton (tekanan angin 70-
80 psi) pada kecepatan 5 – 10 Km/Jam.
✓ Pemadatan akhir/Finishing Rolling.
Dengan mesin gilas tandem 8 – 10 ton, pada kecepatan 5-8 Km/Jam
temperatur  60° C.
- Cara Pemadatan sebagai berikut:
✓ Pada jalan lurus : dimulai dari tepi sejajar as jalan menuju ke tengah.
✓ Pada tikungan : dimulai dari bagian terendah.
✓ Pada tanjakan : dimulai dari bagian terendah.
- Pada mesin gilas perlu dibasahi (dengan air bersih, secukupnya) untuk mencegah
pelekatan.
- Setiap hari, harus diambil contoh/sample dan diperiksa (dengan Marshall Test).
- Lapisan AC tidak boleh dibebani (dilewati lalu lintas) selama 2 (dua) jam setelah
Finishing Rolling, kemudian dapat dibuka penuh untuk lalu lintas setelah 4 (empat)
jam. PIHAK KEDUA wajib menyediakan rambu-rambu untuk hal ini.
5.3.14.10 Pekerjaan Lapis Perekat (Tack Coat)
- Jenis material yang digunakan untuk lapis perekat adalah salah satu di antara
material berikut:
✓ Aspal emulsi yang mengikat cepat (rapid setting) yang digunakan harus
memenuhi ketentuan SNI 4798:2011 untuk jenis kationik atau SNI 6832:2011
untuk jenis anionik.

61
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
✓ Aspal cari penguapan cepat atau sedang yang digunakan harus memenuhi
ketentuan SNI 4800:2011 dengan viskositas aspal cair jenis RC-250 atau MC-
250. Atau aspal keras Pen.60-70 yang memenuhi ketentuan ASTM D946/946M-
15, dapat diencerkan dengan 30 bagian bensin per 100 bagian aspal (30 pph)
untuk RC250, atau 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspak (30 pph) untuk
MC250. Proses pencampuran tidak boleh dilaksanakan diatas nyala api baik
langsung maupun tidak langsung.
- Melapis permukaan jalan lama dengan lapis perekat 0,2 - 1 Ltr/M2 secara merata
pada permukaan yang akan dilapis dengan aspal AC-WC.
- Lapis perekat harus disemprot hanya pada permukaan yang benar-benar kering.
- Pelaksanaan lapis perekat harus dihentikan bila waktu angin kencang, hujan atau
akan turun hujan.
- Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapisi dan
tampak merata, tanpa adanya bagian-bagian yang beralur atau kelebihan aspal.
- Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan harus dibersihkan dengan
memakai sikat mekanis atau kompresor atau kombinasi keduanya. Bilamana
peralatan ini belum dapat memberikan permukaan yang benar-benar bersih,
penyapuan tambahan harus dikerjakan manual dengan sikat yang kaku.
- Penyemprotan dengan aspal cair, menggunakan mesin penyemprot aspal dan
Pembersihan harus dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan
disemprot.
- Jika setelah disemprot ada genangan lapis perekat, maka wajib diratakan secara
manual.
- Bila diperintahkan, bahwa lintasan penyemprotan bahan aspal harus satu lajur atau
setengah lebar jalan dan harus ada bagian yang tumpang tindih (overlap) selebar 20
cm sepanjang sisi-sisi lajur yang bersebelahan. Sambungan memanjang selebar
20 cm ini harus dibiarkan terbuka dan tidak boleh ditutup oleh lapisan berikutnya
sampai lintasan penyemprotan di lajur yang bersebelahan telah selesai
dilaksanakan.
- Lapis Perekat harus disemprotkan hanya sebentar sebelum penghamparan lapis
aspal berikut di atasnya untuk memperoleh kondisi kelengketan yang tepat.
Pelapisan lapisan beraspal berikut tersebut harus dihampar sebelum lapis aspal
hilang kelengketannya melalui pengeringan yang berlebihan, oksidasi, debu yang
tertiup atau lainnya. Sewaktu lapis aspal dalam keadaan tidak tertutup, PIHAK
KEDUA harus melindunginya dari kerusakan dan mencegahnya agar tidak
berkontak dengan lalu lintas.
5.3.14.11 Pekerjaan Aspal AC-WC (Asphalt Concrete – Wearing Course)
- Asphalt Concrete (AC-WC) dengan Aspal Pen 60/70
- Persentase aspal yang aktual ditambahkan ke dalam campuran AC-WC ditentukan
berdasarkan percobaan laboratorium dan lapangan sebagaimana tertuang dalam Job
Mix Formula (JMF) dengan memperhatikan penyerapan aggregat yang digunakan.

62
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Pekerjaan Asphalt Concrete (AC) dilaksanakan di atas permukaan aspal lama dengan
terlebih dahulu disiram tack coat (lapis pengikat dengan aspal lama). Tebal rencana
yaitu tebal 4 cm padat atau sesuai kesepakatan tertulis dengan PIHAK PERTAMA.
- Bahan AC-WC adalah campuran aspal dan agregat, yang terdiri dari agregat kasar,
halus, filler dan aspal. Ukuran maksimum aggregat untuk campuran AC-WC adalah
19 mm.
- Campuran AC-WC hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan dalam
keadaan kering dan diperkirakan tidak akan turun hujan.
- Komposisi campuran harus diteliti dan diperhatikan, sehingga memenuhi persyaratan
spesifikasi teknis.
- Pekerjaan ini dilaksanakan untuk seluruh permukaan ruas jalan yang ditunjuk oleh
pengawas PIHAK PERTAMA.
- Campuran yang sudah siap dari AMP, diangkut ke lokasi dengan menggunakan
Dump Truck (bak besi), dan sebaiknya ditutup dengan terpal, untuk melindungi dari
kotoran, serta pengaruh cuaca.
- Penghamparan dilakukan (dari Dump Truck) melalui/Asphalt Finisher, dan sebaiknya
dimulai dari titik/posisi terjauh dari AMP.
- Penghamparan aspal pada temperatur 130 – 150 C, disesuaikan untuk mendapatkan
ketebalan akhir yaitu 4 Cm padat suhu.
- Apabila suhu asphalt saat akan dihampar di lokasi setelah diukur dengan termometer
temperatur aspal kurang dari 1100 C maka pengawas dari PIHAK PERTAMA berhak
untuk menolak aspal tersebut untuk dihampar.
- Segera setelah dihampar dengan Finisher, dilakukan pemadatan dalam 3 tahap :
✓ Pemadatan awal/Break Down Rolling.
Dilakukan pada temperatur  110 0 C dan dipadatkan dengan mesin gilas
tandem 4 - 6 ton antara 2 – 4 lintasan pada kecepatan 3 – 4 Km/Jam.
✓ Pemadatan antara/intermediate rolling.
Dengan menggunakan mesin gilas roda karet 10 – 12 ton (tekanan angin 70-80
psi) pada kecepatan 5 – 10 Km/Jam.
✓ Pemadatan akhir/Finishing Rolling.
Dengan mesin gilas tandem 8 – 10 ton, pada kecepatan 5-8 Km/Jam temperatur
 600 C.
- Cara Pemadatan sebagai berikut:
✓ Pada jalan lurus : dimulai dari tepi sejajar as jalan menuju ke tengah.
✓ Pada tikungan : dimulai dari bagian terendah.
✓ Pada tanjakan : dimulai dari bagian terendah.
- Pada mesin gilas perlu dibasahi (dengan air bersih, secukupnya) untuk mencegah
pelekatan.
63
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Setiap hari, harus diambil contoh/sample dan diperiksa (dengan Marshall Test).
- Lapisan AC tidak boleh dibebani (dilewati lalu lintas) selama 2 (dua) jam setelah
Finishing Rolling, kemudian dapat dibuka penuh untuk lalu lintas setelah 4 (empat)
jam. PIHAK KEDUA wajib menyediakan rambu-rambu untuk hal ini.
5.3.14.12 Gradasi Aggregat Gabungan
- Gradasi aggregat gabungan untuk campuran AC-WC dan AC-BC, ditunjukkan dalam
persen terhadap berat agregat dan bahan pengisi, harus memenuhi batas-batas yang
diberikan pada tabel berikut:

Ukuran Ayakan % Berat Yang Lolos terhadap Total Aggregat


ASTM (mm) AC-WC AC-BC
1” 25 - 100
¾” 19 100 90 – 100
½” 12,5 90 – 100 75 – 90
3/8” 9,5 77 – 90 66 – 82
No.4
No.4 4,75 53 – 69 46 – 64
No.8 2,36 33 – 53 30 – 49
No.16 1,18 21 – 40 18 – 38
No.30 0,600 14 – 30 12 – 28
No.50 0,300 9 – 22 7 – 20
No.100 0,150 6 – 15 5 – 13
No.200 0,075 4–9 4-8

5.3.14.13 Material Aspal


- Aspal untuk Lapis AC-WC dan AC-BC merupakan Aspal Pen 60-70 yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

No Jenis Pengujian Metode Pengujian Aspal Pen. 60-70


1 Penetrasi pada 25 C SNI 2456:2011 60-70
(0,1 mm)
2 Viskositas Kinematis ASTM D2170-10 >=300
135 C (cSt)
3 Titik Lembek (C) SNI 2434:2011 >=48
4 Daktilitas pada 25 C SNI 2434:2011 >=100
(cm)
5 Titik Nyala (C) SNI 2434:2011 >=232
6 Kelarutan dalam AASHTO T44-14 >=99
Trichloroethylene
(%)
7 Berat Jenis SNI 2441:2011 >=1,0
64
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5.3.14.14 Inspeksi Pekerjaan Aspal
- Sebelum melaksanakan pekerjaan, PIHAK KEDUA harus menyampaikan metoda
pekerjaan untuk didiskusikan dan disetujui PIHAK PERTAMA.
- Sebelum material aspal AC/WC dikirim, maka PIHAK KEDUA harus mengundang
PIHAK PERTAMA ke lokasi/AMP pembuatan untuk meninjau metoda pembuatan
aspal AC/WC termasuk melakukan pengujian test Marshall, ekstraksi dan analisa
saringan di laboratorium yang independen dimana PIHAK PERTAMA akan memilih
secara acak sampel aspal yang akan dikirim ke lokasi proyek untuk diuji di
laboratorium.
- Benda uji Marshall dapat diambil dari AMP atau dari truk di AMP, dan dibawa ke
laboratorium dalam kotak yang terbungkus rapi. Benda uji Marshall harus dicetak dan
dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan.
- Untuk semua ketentuan di atas, jika ditemukan adanya ketidaksesuaian, maka PIHAK
KEDUA wajib memperbaikinya dan jika tidak ada perbaikan, PIHAK PERTAMA tidak
akan menghitung progressnya.
- PIHAK PERTAMA akan memeriksa hasil pekerjaan PIHAK KEDUA dengan standard
bidang pekerjaan aspal beton.
5.3.14.15 Pembuatan Marka Jalan
- Ketentuan teknis Bahan marka jalan Kualitas bahan marka jalan harus mengacu
pada SNI No. 06 - 4825 -1998 tentang spesifikasi cat marka jalan Pembuatan marka
jalan dapat menggunakan bahan- bahan sebagai berikut :
- Cat
- Thermoplastik
- pemantul cahaya (reflectorization)
- marka terpabrikasi (prefabricated marking)
- resin yang diterapkan dalam keadaan dingin (cold applied resin based markings)

5.3.14.16 Pengetesan Laboratorium Pekerjaan Aspal


- Setelah pekerjaan konstruksi selesai, PIHAK KEDUA harus melakukan core drill
terhadap aspal yang terhampar dan dilakukan test Marshall di laboratorium
independen dengan disaksikan oleh PIHAK KEDUA.
- Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji init (core) atau lainnya
harus segera ditutup kembali dengan bahan campuran beraspal oleh PIHAK KEDUA
dan dipadatkan hingga kepadatan serta kerataan permukaan sesuai dengan toleransi
yang diperkenankan.
- Tebal lapisan aspal beton harus diperiksa dengan uji inti (core) perkerasan yang
diambil oleh PIHAK KEDUA sesuai petunjuk PIHAK PERTAMA. Benda uji inti (core)
paling sedikit harus diambil dua titik pengujian yang mewaeikilik per penampang
melintang per lajur secara acak sebagaimana yang diperintahkan oleh PIHAK
PERTAMA dengan jarak memanjang antar penampang melintang yang diperiksa
tidak lebih dari 100 m.
- Toleransi tebal untuk tiap lapisan campuran aspal beton:
65
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
✓ Lapis AC-WC : -3,0 mm
✓ Lapis AC-BC : -4,0 mm
- Hasil pengetesan Marshall Test harus memenuhi persyaratan sesuai Rancangan
Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Divisi VI Perkerasan Beraspal, Dep.
PU Edisi 2019 berikut.

Sifat – Sifat Campuran AC-WC AC-BC


Jumlah tumbukan per bidang 75
Rasio partikel lolos ayakan 0,075 mm dengan Min 0,6
kadar aspal efektif Maks 1,2
Rongga dalam campuran (%) Min 3,0
Maks 5,0
Rongga dalam Aggregat (VMA) (%) Min 15 14
Rongga Terisi Aspal (%) Min 65
Stabilitas Marshall (kg) Min 800
Pelelehan (mm) Min 2
Maks 4
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah Min 90
perendaman selama 24 jam, 60 C
Rongga dalam campuran (%) pada Kepadatan Min 2
membal (refusal)

5.3.15 Pekerjaan Lain – Lain


- Semua data produk, ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan lain-lain, harus
sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
- Jenis dan spesifikasi bahan yang digunakan harus sesuai dengan gambar kerja yang
sudah disetujui oleh PIHAK PERTAMA. Merk produk, ukuran dan warna disesuaikan
dengan RAB atau gambar kerja yang telah mendapat persetujuan dari PIHAK
PERTAMA.
5.3.16 Pekerjaan Finishing dan Housekeeping
- Membersihkan seluruh lokasi pekerjaan dari sisa material bekas proyek.
- Mengangkat material-material yang menjadi milik PIHAK PERTAMA ke
lokasi/gudang yang ditentukan oleh Pengawas PIHAK PERTAMA.
- PIHAK KEDUA wajib memperbaiki kembali fasilitas eksisting yang rusak akibat
pekerjaan dan demobilisasi peralatan kerja yang sudah selesai digunakan.

5.3.17 Pekerjaan Laporan & Dokumentasi Pekerjaan


- PIHAK KEDUA wajib untuk membuat laporan progress pekerjaan dan dokumentasi
meliputi, namun tidak terbatas pada:
▪ Laporan kerja (progress report) harian
▪ Laporan kerja (progress report) mingguan
▪ Laporan kerja (progress report) bulanan dilengkapi dengan kurva S
66
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
▪ Laporan uji sampel beton.
▪ Dokumentasi untuk setiap kegiatan mulai dari awal hingga akhir
pekerjaan.
▪ Laporan foto sebelum dan sesudah
▪ Dll
5.3.18 Kualitas Kerja
- Sebagai pedoman dalam pemilihan standar yang digunakan pada pekerjaan, PIHAK
KEDUA diharuskan mengacu pada standar dan kode sebagai berikut namun tidak
terbatas pada:
a. SNI
b. PT PERTAMINA EP Company Specification
i. PEP-00-A0-SP-0001: CIVIL AND STRUCTURAL DESIGN BASIS
ii. PEP-00-A2-SP-0001: SITE PREPARATION AND GRADING
iii. PEP-00-A2-SP-0002: EARTHWORKS
iv. PEP-00-A3-SP-0001: FOUNDATION
v. PEP-00-A3-SP-0002: PILING WORK
vi. PEP-00-A4-SP-0001: STRUCTURAL CONCRETE
vii. PEP-00-A7-SP-0001: ROAD & PAVEMENT
c. ACI
d. PBI
e. AAHSTO
f. ASTM
g. ANSI
h. ASME
- Standar dan kode yang digunakan harus edisi yang terakhir (terbitan terbaru). Dalam
hal terdapat PEKERJAAN yang spesifik yang harus dikerjakan namun belum diatur
dalam standar tersebut di atas, maka PEKERJAAN tersebut harus mendapat
persetujuan tertulis terlebih dahulu oleh PIHAK PERTAMA.

67
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5.3.19 Pemeliharaan Pekerjaan
- Bila seluruh pekerjaan selesai, PIHAK KEDUA melaksanakan masa pemeliharaan
selama 30 (Tiga Puluh) hari kalender, sejak Berita Acara Penyerahan Pekerjaan
disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
✓ Setiap kerusakan yang terjadi akibat kegagalan/kesalahan konstruksi yang
dipasang oleh PIHAK KEDUA, perbaikannya menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA selama masa Pemeliharaan dan masa garansi.
5.3.20 Penyediaan Alat Berat dan Angkutan Berat
a. Pekerjaan Persiapan dan Mobilisasi serta Transportasi Alat Berat.
- PIHAK KEDUA menyediakan pool atau tempat Alat & Angkutan Berat
standby di wilayah Field Ramba.
- Transportasi yang diperlukan untuk semua tenaga kerja dan peralatan yang
digunakan disediakan oleh PIHAK KEDUA
- Mobilisasi dan demobilisasi Alat Berat dilakukan sesuai kebutuhan dalam
pekerjaan oleh PIHAK PERTAMA dengan selalu mengutamakan aspek
keselamatan dan keamanan kerja.
- Mobilisasi dan demobilisasi seluruh peralatan dan alat berat yang disediakan
oleh PIHAK KEDUA menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
- PIHAK KEDUA harus melakukan mobilisasi penuh ke wilayah operasi
dengan semua peralatan/kendaraan, personil fasilitas, serta barang-barang
lain yang diperlukan untuk memulai pelaksanaan PEKERJAAN dalam kurun
waktu maksimum 14 (empat belas) hari kalender sejak tanggal Penerbitan
Surat Perintah Kerja.
- Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi akan dibatasi hingga tarif yang dinyatakan
dalam Daftar Lampiran Biaya KONTRAK (bila biaya Mobilisasi dan Demobilisasi
dinyatakan terpisah dalam rincian biaya). Apabila tidak dinyatakan terpisah
(merupakan paket lumpsum), maka tarif/komponen biaya
Mobilisasi/Demobilisasi tersebut sudah termasuk di dalam tarif yang akan
dikenakan dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
- PIHAK KEDUA wajib berkomunikasi dengan perwakilan PIHAK PERTAMA
dalam WILAYAH OPERASI berkenaan dengan pengaturan dan tanggal
mobilisasi untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan Mobilisasi. PIHAK
KEDUA wajib segera memberitahu PIHAK PERTAMA mengenai kondisi atau
kejadian yang dapat menunda atau memberi dampak merugikan pada saat
Mobilisasi.
- Penjagaan keamanan dan keutuhannya menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
b. Pelaksanaan Pekerjaan
- PIHAK KEDUA wajib menyediakan buku harian (log book) di lapangan
selama masa pelaksanaan, yang berisi laporan kegiatan sehari-hari seperti:
• Cuaca.
68
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
• Material.
• Tenaga kerja.
• Alat.
• Transport.
• Uraian kegiatan dan lain-lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
- PIHAK KEDUA harus membuat laporan harian yang berisi uraian pekerjaan
berdasarkan buku harian.
- PIHAK KEDUA harus membuat laporan mingguan yang berisi uraian
pekerjaan dan progres pekerjaan pada minggu yang bersangkutan dan
dilampiri dengan laporan harian selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah
minggu bersangkutan sudah diperiksa dan disetujui pengawas PIHAK
PERTAMA.
- PIHAK KEDUA harus membuat laporan bulanan yang berisi uraian pekerjaan
dan progres pekerjaan pada minggu yang bersangkutan dan dilampiri dengan
laporan harian selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah bulan
bersangkutan sudah diperiksa dan disetujui pengawas PIHAK PERTAMA.
- PIHAK KEDUA harus membuat laporan GPS tracking dalam format pdf, csv
dan excel yang berisikan Idle Detail, Trip Mileage, Trip Detail dan Vehicle
Time Sheet.
- Untuk seluruh A2B, apabila kecepatan di bawah 5 Km/jam dan tidak bisa
terdeteksi dengan GPS Tracking maka PIHAK KEDUA harus dapat
menampilkan laporan yang berisikan Langitude dan Latitude untuk dapat
konversikan dalam jarak (Km).
- Selama pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA harus membuat
dokumentasi setiap jenis pekerjaan sebelum, sedang, dan sesudah
pekerjaan dilaksanakan dalam bentuk album hasil cetak (print) dari kamera
digital.
- Apabila diminta oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA harus membuat
laporan penyelesaian pekerjaan untuk setiap masing-masing pokok
pekerjaan sebagai arsip PIHAK PERTAMA sebanyak rangkap 3 (tiga) hard
copy dan 1 (satu) CD soft copy. Laporan penyelesaian pekerjaan tersebut
berisikan antara lain dokumentasi dalam bentuk album hasil cetak dari
kamera digital setiap jenis pekerjaan sebelum, sedang, dan sesudah
pekerjaan dilaksanakan, dan sebagainya.
- Setiap pagi pengawas/operator wajib mengisi laporan harian A2B yang
minimal mengikuti form Laporan Harian di Lampiran F.
- Seluruh biaya operasional termasuk BBM dan operator serta biaya
maintenance unit (rutin dan non-rutin) sepenuhnya menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.
- Selama pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib menjaga agar seluruh
peralatan A2B dalam kondisi siap operasi.

69
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Jika ditemukan adanya kerusakan, PIHAK KEDUA wajib memperbaiki dan
melaporkannya kepada PIHAK PERTAMA dan membuat kesepakatan batas
waktu perbaikan yang dituangkan dalam berita acara. Dalam hal terjadi
keterlambatan perbaikan melebihi batas waktu yang disepakati, PIHAK
PERTAMA berhak memberikan sanksi dan denda kepada PIHAK KEDUA
sebagaimana diatur pada Lampiran C.
- Jika harus berpindah antar tempat dalam jarak yang jauh, maka sebisa
mungkin harus dihindari, agar tidak terjadi kerusakan pada alat serta
penggelembungan jam kerja tanpa bekerja.
- Bahan bakar minyak (BBM) untuk operasional A2B adalah bahan bakar NON-
SUBSIDI / INDUSTRI dan pelumas untuk A2B diutamakan adalah Pertamina
Meditran S 40.
- PIHAK KEDUA wajib menyediakan seluruh kebutuhan akomodasi untuk
pelaksanaan pekerjaan tersebut termasuk bila diperlukan mandah dan
lembur.
- PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya untuk penjagaan /
pengamanan A2B.
- Pelaksanaan pekerjaan berpedoman pada RKS, uraian, ketentuan, dan
syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan dan sesuai gambar-gambar berikut:
▪ Layout lapangan lokasi pengeboran,
▪ Gambar-gambar lain-lain.
c. Ruang Lingkup Penyediaan Alat Berat Dan Angkutan Berat
Ruang Lingkup penyediaan alat berat dan angkutan berat oleh PIHAK KEDUA
termasuk namun tidak terbatas pada:
- Perawatan, perbaikan lokasi pemboran serta jalan lokasi untuk akses dan
operasi Pengeboran atau Pengerjaan Ulang.
- Kegiatan pembersihan limbah, pendataran, dan pekerjaan tanah lainnya.
- Peningkatan dan perawatan jalan-jalan, jalur pipa, serta infrastruktur lain
yang ada, lokasi sumur dan wilayah-wilayah lain yang diperlukan.
- Membantu perawatan, operasi, servis sumur serta proyek-proyek konstruksi
dan produksi sesuai keperluan.
d. Waktu Operasi
- Waktu kerja operasi sesuai tercantum dalam paket COO diperhitungkan
mulai pukul 07.00 WIB atau berdasarkan kebutuhan PIHAK PERTAMA yang
tertuang dalam COO
- Waktu Operasi peralatan aktual harus dinyatakan dalam time sheet dan
disetujui oleh petugas lapangan dari PIHAK PERTAMA setiap hari.
e. Pengawasan Pekerjaan
- PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap
pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan SPK COO dari PIHAK PERTAMA.

70
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Pengawas pekerjaan dari PIHAK KEDUA harus berkoordinasi dengan
pengawas PIHAK PERTAMA sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan
pekerjaan.
- PIHAK KEDUA harus melaporkan kendala-kendala yang ditemukan dalam
hal pelaksanaan pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA sebelum mengambil
tindakan lebih lanjut.
- Pengawas / Supervisor A2B dan Koordinator HSSE / HSSE Officer dari
PIHAK KEDUA harus berada di lapangan setiap hari.
f. Perhitungan Jam Operasi Tarif Sewa Normal
- Jam operasi adalah waktu kerja aktual alat yang dihitung saat mulai
dioperasikannya peralatan di lokasi kerja.
- Untuk Alat Berat dihitung berdasarkan tarif per jam operasi.
- Untuk unit Dump Truck dan Angkutan Berat (Mobile Crane, Flat Bed Truck,
dan Truck Mobile Crane) dihitung berdasarkan tarif per hari (normal operasi
8 jam)
- Khusus Dump Truck dan Angkutan Berat, apabila waktu operasi lebih dari 8
(delapan) jam aktual akan diperhitungkan secara proporsional terhadap tarif
sewa.
- Data penghitungan jam operasi alat diperoleh dari pencatatan hour-meter alat
berat ke dalam time sheet dan disetujui PIHAK PERTAMA.
g. Ketentuan Minimum Charge
- PIHAK KEDUA diberikan minimum charge, untuk Alat Berat ditetapkan
sebesar 150 (Seratus Lima Puluh) jam perbulan.
- PIHAK KEDUA diberikan minimum charge, untuk Dump Truck dan Angkutan
Berat (Mobile Crane, Flat Bed Truck, dan Truck Mobile Crane) ditetapkan
sebesar 15 (lima belas) hari perbulan.
- Minimum Charge berlaku jika dalam 1 (satu) bulan operasi, A2B, Dump
Truck, dan Angkutan Berat tidak mengalami kerusakan maksimal 1 (satu)
hari operasi atau 8 (delapan) jam secara terus menerus.
- Bila terdapat SPK dengan waktu pelaksanaan lebih dari satu bulan, tarif
minimum charge hanya dapat dikenakan pada bulan pertama dari satu SPK
bila SPK tersebut dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA dengan waktu
pelaksanaan lebih dari 1 (satu) bulan dan pada bulan 2 (dua) dan bulan-bulan
berikutnya dengan SPK yang sama akan dibayarkan sesuai realisasi (tarif per
jam operasi)
h. Ketentuan Stand By
- Stand By adalah tidak dapat beroperasi peralatan akibat hujan, adanya
tuntutan masyarakat dan tunggu program kerja dari PIHAK PERTAMA
- Kompensasi Stand By. Akibat hujan, untuk A2B setara 2 (dua) jam operasi
per hari, kecuali untuk Dump Truck, Crane, dan Angkutan Berat tetap

71
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
dibayarkan 1 (satu) hari sewa dengan catatan bahwa Dump Truck, Crane,
dan Angkutan Berat dalam kondisi siap operasi.
- Kompensasi Stand By. Akibat tuntutan masyarakat atau tunggu program
kerja dari PIHAK PERTAMA, diberikan kompensasi berdasar aktual waktu
stand by peralatan (maksimum 6 jam perhari). Dalam hal ini PIHAK
PERTAMA berhak memindahkan peralatan tersebut ke lokasi lain.
i. Pembayaran Sewa Alat
- Pembayaran dilakukan per-SPK COO berdasar realisasi jam operasi alat
pada SPK COO bersangkutan
- Harga sewa alat sudah termasuk semua pajak (kecuali PPn 10%), retribusi
dan lain – lain.
- Biaya mobilisasi dan demobilasi hanya diberikan satu kali terhadap unit
peralatan yang sama (apabila terjadi penggantian terhadap peralatan yang
rusak tidak diberikan lagi kompensasi biaya mobilisasi dan demobilisasi).
- Permintaan pembayaran harus dilengkapi Berita Acara pelaksanaan kerja
(realisasi jam operasi nyata) dan didukung time sheet yang disetujui PIHAK
PERTAMA.
- Pembayaran invoice sudah termasuk perhitungan kompensasi denda.
- Pembayaran denda diperhitungkan pada invoice, jika tidak mencukupi
dipotong pada jaminan pelaksanaan tanpa tuntutan apapun dari PIHAK
KEDUA
- Biaya sewa unit, mobilisasi, dan demobilisasi tidak dibayarkan jika:
▪ Salah satu unit peralatan tidak beroperasi akibat kerusakan atau
menunggu unit peralatan pengganti selama 2 x 24 jam sejak tanggal mulai
operasi di COO.
▪ Kerusakan pada poin diatas terus berlanjut atau unit pengganti belum
beroperasi hingga hari ke-7 dari tanggal mulai operasi di COO.
j. Ketidaktersediaan Unit
- Bila Peralatan/Kendaraan tidak dapat beroperasi selama lebih dari 24 (dua
puluh empat) jam karena servis rutin, perbaikan besar, rusak, kecelakaan,
surat-surat kadaluwarsa, atau sebab lainnya, PIHAK KEDUA wajib segera
menyediakan bagi PIHAK PERTAMA peralatan/kendaraan pengganti yang
sebanding tanpa biaya tambahan kepada PIHAK PERTAMA. Bila PIHAK
KEDUA gagal menyediakan bagi PIHAK PERTAMA penggantian tersebut
dengan segera PIHAK PERTAMA akan mengenakan penalti seperti yang
ditetapkan dalam Lampiran C.
- Jumlah minimum jam yang tertagih harus dihitung sebagai berikut.
a=b-c

di mana:
a = jumlah minimum jam yang ditagihkan
b = jam/bulan terhutang yang dijamin
72
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
c = total kerusakan per hari, maksimum 4 jam
k. Keterlambatan Memasok Peralatan
- Denda keterlambatan diberlakukan jika PIHAK KEDUA gagal mensuplai
salah satu unit atau keseluruhan unit peralatan sesuai paket COO yang
sudah disetujui/sepakati pemasok terhitung mulai tanggal beroperasinya
peralatan sebagaimana yang tercantum pada Lampiran C – Sanksi dan
Denda.

73
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
LAMPIRAN A2
SYARAT DAN KETENTUAN KHUSUS

1. PERSONEL
Kewajiban PIHAK KEDUA atas PERSONEL
1.1. PIHAK KEDUA wajib menyediakan dan mempekerjakan PERSONEL PIHAK KEDUA
sesuai dengan ketentuan-ketentuan tentang PERSONEL PIHAK KEDUA sebagaimana
diprasyaratkan dalam Lampiran A1 PERJANJIAN ini.
1.2. Kecuali ditentukan lain oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA wajib menyediakan semua
jasa pelayanan yang diperlukan untuk PERSONEL PIHAK KEDUA di LOKASI
PEKERJAAN, termasuk namun tidak terbatas pada, perawatan kesehatan, transportasi,
komunikasi, dan administrasi umum atas biaya PIHAK KEDUA sendiri.
1.3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap semua pembayaran upah, tunjangan, dan
kewajiban lainnya kepada setiap PERSONEL PIHAK KEDUA sesuai dengan peraturan
perundang-undangan tentang ketenagakerjaan yang berlaku di Negara Republik Indonesia
tanpa digantungkan dan/atau dihubungkan dengan pembayaran-pembayaran yang akan
diterima PIHAK KEDUA dari PIHAK PERTAMA.
1.4. PIHAK KEDUA wajib, atas biaya sendiri, memperoleh dan menjaga keberlakuan semua
visa, izin perjalanan, izin kerja, izin keluar masuk negara, izin keamanan, dan semua izin
lainnya yang diprasyaratkan Pemerintah di mana PERSONEL PIHAK KEDUA akan
ditempatkan, atau dokumen yang diperlukan sehubungan dengan keberadaan,
penggunaan PERSONEL PIHAK KEDUA dan keluar-masuknya PERSONEL PIHAK
KEDUA di, ke atau dari LOKASI PEKERJAAN.
1.5. Dalam hal PERSONEL PIHAK KEDUA merupakan Warga Negara Asing (WNA), PIHAK
KEDUA bertanggung jawab atas semua dokumen-dokumen formalitas administrasi diri dan
kelengkapan-kelengkapan lainnya yang diperlukan seperti halnya paspor dari PERSONEL
PIHAK KEDUA tersebut, dan dokumen lain yang akan dibutuhkan pada saat keadaan
darurat dan/atau pengungsian medis.
1.6. Atas perintah PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA wajib, atas biaya sendiri, memindahkan
dan mengganti PERSONEL PIHAK KEDUA yang:
a. Melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk namun
tidak terbatas pada norma yang berlaku di masyarakat; dan/atau
b. Tidak memenuhi persyaratan dalam PERJANJIAN.

74
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
PIHAK KEDUA selanjutnya wajib menyediakan PERSONEL pengganti dengan kualifikasi
minimal setara.

2. KEWAJIBAN PIHAK KEDUA ATAS PERALATAN, MATERIAL, DAN FASILITAS


2.1. PIHAK KEDUA wajib, secara tepat waktu, menyediakan seluruh peralatan, material dan
fasilitas sebagaimana diuraikan dalam Lampiran A PERJANJIAN ini.
2.2. Tahun perolehan PERALATAN yang disediakan oleh PIHAK KEDUA maksimum 3 (tiga)
tahun sebelum tanggal penawaran. PIHAK KEDUA wajib mampu membuktikan tahun
perolehan PERALATAN ini dengan menggunakan: Purchase Order, Comercial Invoice,
Daftar Aset Perusahaan, Sertifikasi Internal, Certificate of Conformance, atau
Pemberitahuan Impor Barang.
2.3. Dalam hal terhadap PERALATAN yang disediakan oleh PIHAK KEDUA pernah dilakukan
overhaul/refurbish/repair, maka overhaul/refurbish/repair PERALATAN tersebut tidak boleh
melebihi 1 (satu) tahun sebelum tanggal pemasukan penawaran.
2.4. Dalam hal PERALATAN yang disediakan oleh PIHAK KEDUA pernah dilakukan
overhaul/refurbish/repair, maka PIHAK KEDUA disamping wajib membuktikan tahun
perolehan PERALATAN dengan menggunakan: Purchase Order, Comercial Invoice, Daftar
Aset Perusahaan, Sertifikasi Internal, Certificate of Conformance, atau Pemberitahuan
Impor Barang, PIHAK KEDUA juga wajib untuk membuktikan dengan maintenance log dan
sertifikat refurbish.
2.5. Apabila terjadi kegagalan fungsi (malfunction) atas peralatan, material dan/atau fasilitas
PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib menyediakan penggantinya yang memiliki
spesifikasi dan kualitas yang sama dan mengerjakan ulang setiap PEKERJAAN yang
terhambat tanpa tambahan biaya dari PIHAK PERTAMA.
2.6. PIHAK KEDUA wajib, atas biaya sendiri, memelihara, memperbaiki, mengubah,
meningkatkan, memindahkan, dan mengganti atau mengambil tindakan apa pun untuk
menjaga agar peralatan, material atau fasilitas yang disediakan oleh PIHAK KEDUA tetap
dalam jumlah dan kondisi yang dibutuhkan untuk melaksanakan PEKERJAAN.
2.7. Kecuali secara tegas ditentukan lain oleh PIHAK PERTAMA, semua fasilitas sementara
yang dipasang oleh PIHAK KEDUA untuk dipergunakan dalam pelaksanaan PEKERJAAN
harus dibongkar pada waktu PEKERJAAN dinyatakan selesai berdasarkan PERJANJIAN
ini dan PIHAK KEDUA wajib melakukan pemulihan dan restorasi terhadap lokasi-lokasi
fasilitas sementara tersebut atas biaya PIHAK KEDUA sendiri.

75
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
3. TANGGUNG JAWAB POLUSI DAN PENCEMARAN
3.1. PIHAK KEDUA wajib mencegah terjadinya polusi dan pencemaran lingkungan dalam
pelaksanaan PEKERJAAN. Dalam hal terjadinya polusi dan pencemaran lingkungan dalam
pelaksanaan PEKERJAAN yang diakibatkan KELALAIAN atau kesalahan PIHAK KEDUA,
maka PIHAK KEDUA atas biayanya sendiri bertanggung jawab untuk melakukan proses
pengendalian dan pemulihan lingkungan. Pemulihan lingkungan tersebut akan dinyatakan
selesai setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.
Dalam hal terjadi polusi dan pencemaran lingkungan akibat KELALAIAN PIHAK KEDUA, maka
PIHAK KEDUA wajib melindungi, mengganti rugi, membela dan membebaskan PIHAK PERTAMA
dari dan terhadap seluruh klaim, pertanggungjawaban, biaya-biaya (termasuk tetapi tidak terbatas
pada tarif konsultan hukum), tuntutan, akibat dari tindakan dan keputusan-keputusan terlepas dari
bagaimana, kapan atau di mana polusi dan pencemaran tersebut terjadi.

76
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
LAMPIRAN A3
TANGGUNG JAWAB MASING-MASING PIHAK
Secara umum pembagian tanggung jawab masing-masing PIHAK tercantum dalam tabel di bawah
ini:

77
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
Tanggung Tanggung
Jawab Jawab
No. Deskripsi Pekerjaan
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA

Melaksanakan kick of meeting untuk membicarakan teknis pelaksanaan


1. √ √
pekerjaan sebelum kontrak dimulai dan sebelum melakukan pekerjaan.

2. Mengurus Perizinan (SIKA, JSA, SIML, DLL) - √

3. Menyetujui atau mengevaluasi perizinan yang diajukan PIHAK KEDUA √ -

Menyediakan Transportasi yang diperlukan untuk semua tenaga kerja,


4. - √
material dan peralatan yang digunakan

Melakukan survey lapangan, pengukuran dan pengenalan lokasi atau area


5. - √
pekerjaan secara rinci bersama dengan PIHAK PERTAMA

Membuat Gambar-Gambar (Denah, 3D Eksterior, Tampak dan Potongan,


6. Kerja (Arsitektur, Struktur, Elektrikal, Plumbing), Fabrikasi (Shop Drawing), - √
Desain 3D Interior, dan/atau As-Built Drawing)

Menyetujui atau memberikan komentar sebagai bahan revisi dari gambar


7. √ -
yang dibuat oleh PIHAK KEDUA

Mengajukan volume pekerjaan, RAB, dan rencana kerja / kurva S untuk


8. setiap pekerjaan COO dengan harga satuan mengacu kepada - √
PERJANJIAN

Menyetujui atau memberikan komentar sebagai bahan revisi dari volume


9. √ -
kerja, RAB, dan rencana kerja / kurva S yang dibuat oleh PIHAK KEDUA

10. Menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK) √ -

78
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
PIHAK KEDUA wajib mengutamakan keselamatan kerja untuk seluruh
pelaksanaan pekerjaannya dengan mematuhi semua prosedur, syarat
11. - √
pelaksanaan kerja dan peraturan keselamatan kerja yang berlaku di area
PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA mengurus/ bertanggung jawab atas keamanan,


12. - √
keselamatan, peralatan kerja, dan tenaga kerja.

Penempatan bahan dan peralatan kerja harus disetujui oleh Pengawas


13. √ √
PIHAK PERTAMA agar tidak mengganggu lingkungan sekitarnya

PIHAK KEDUA harus membuat dan memasang rambu-rambu yang


14. - √
diperlukan di lokasi kerja selama pekerjaan berlangsung

PIHAK PERTAMA bersama PIHAK KEDUA melakukan monitoring


15. √ √
pelaksanaan PEKERJAAN.

Menyiapkan Pool Unit, Direksi Kit, Gudang, Bengkel Kerja, dan


16. - √
Bedeng Buruh

17. Penyediaan Alat Berat - √

18. Penyediaan Material - √

19. Penyediaan Peralatan - √

20. Mobilisasi/Demobilisasi Alat berat, Peralatan, Material & Pekerja - √

21. Memasang Bouwplank berdasarkan gambar dengan acuan tim surveyor. - √

Pengawas PIHAK PERTAMA menyetujui atau mengevaluasi pemasangan


22. √ -
bouwplank oleh PIHAK KEDUA

79
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
23. Pekerjaan Bongkaran - √

24. Pekerjaan Tanah, Galian dan Urugan - √

25. Pekerjaan Pasangan, Dinding, Plasteran dan Lantai - √

26. Pekerjaan Beton dan Pembesian - √

27. Pekerjaan Pintu, Jendela dan Penggantungnya - √

28. Pekerjaan Atap dan Konstruksi Kuda - Kuda - √

29. Pekerjaan Dinding - √

30. Pekerjaan Plafond / Langit - Langit - √

31. Pekerjaan Sanitasi - √

32. Pekerjaan Pengecatan - √

Pekerjaan Konstruksi Pipa (Jembatan dan Landasan) dan Konstruksi Baja


33. - √
Struktural

34. Pekerjaan Konstruksi Jalan - √

80
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
35. Pekerjaan Mekanikal dan Listrik - √

36. Pekerjaan Sarana Limbah Lokasi Pemboran - √

37. Pekerjaan Taman dan Landscape - √

38. Pekerjaan Furniture - √

39. Pekerjaan Lain - Lain - √


Penyediaan dan transportasi bahan bakar solar NON-SUBSIDI / INDUSTRI
40. (BBM) untuk alat berat -


Penyediaan dan Transportasi Minyak Pelumas untuk alat berat ke Lokasi
41. -
Pekerjaan


42. Pemeliharaan dan Penjagaan Keamanan Alat Berat -

Setiap aktivitas PEKERJAAN PIHAK KEDUA di LOKASI PIHAK


43. PERTAMA, wajib telah mendapatkan persetujuan oleh PIHAK PERTAMA √ √
terlebih dahulu.

Seluruh PEKERJAAN PIHAK KEDUA harus sesuai dengan PERJANJIAN


44. - √
yang telah disepakati

PIHAK KEDUA Membersihkan seluruh lokasi pekerjaan dari sisa material


bekas proyek, mengangkat material-material yang menjadi milik PIHAK
45. - √
PERTAMA ke lokasi/gudang yang ditentukan oleh Pengawas PIHAK
PERTAMA
PIHAK KEDUA wajib memperbaiki kembali fasilitas eksisting yang rusak
46. akibat pekerjaan dan demobilisasi peralatan kerja yang sudah selesai - √
digunakan.
81
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
Menyerahkan hasil pekerjaan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
47. dan didokumentasikan dalam dokumen Berita Acara serah terima - √
pekerjaan.

Menyetujui atau mengevaluasi Berita Acara serah terima pekerjaan yang


48. √ -
diserahkan oleh PIHAK KEDUA

PIHAK KEDUA memberikan laporan pekerjaan (harian, mingguan,


49. bulanan, kurva S, foto sebelum dan sesudah pekerjaan serta laporan akhir - √
pekerjaan)

PIHAK PERTAMA menyetujui atau mengevaluasi laporan pekerjaan dari


50. √ -
PIHAK KEDUA

82
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
LAMPIRAN A4
DAFTAR PERALATAN POKOK DAN PERALATAN PILIHAN

1. Peralatan Kerja
PIHAK KEDUA harus menyediakan seluruh peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan harus dalam kondisi baik,
jumlah yang cukup, dan sesuai dengan standar yang berlaku.
PIHAK KEDUA wajib menghitung kebutuhan peralatan kerja dan alat berat masing-masing untuk
pekerjaan sebagai berikut:
a. Peralatan yang dipakai disyaratkan harus dalam kondisi baik/siap pakai, sesuai dengan jenis
dan kapasitas yang dibutuhkan, antara lain:
No. Jenis Peralatan Spesifikasi
1 Alat Pertukangan (Sipil, Mekanikal & Kondisi Baik. Disertai rincian jenis
Elektrikal) alat dan spesifikasi. Minimal 3 Set.
2 Mobil Pick Up Double Cabin Kondisi Baik. 4WD Diesel (minimal
tahun 2017). Termasuk Driver dan
BBM.
3 Hand Compactor/Stamper Kondisi Baik
4 Concrete Mixer Molen Kondisi Baik
5 Concrete Mixer Truck Kapasitas 3-5 m3. Kondisi Baik
6 Cetakan Sampel Kubus Beton PBI-1971. Kondisi Baik. Minimal 12
ea.
7 Welding Engine/Machine Kondisi Baik.
8 Cutting Torch set dan Gerinda Listrik Kondisi Baik
9 Chain Block Min 1 Ton. Kondisi Baik
10 Scaffolding Set Tipe Frame Kondisi Baik. Dilengkapi katalog.
11 Scaffolding Set Tipe Tubular CERTIFIED. Dilengkapi katalog
12 Alat Pelindung Diri (APD) berupa Kondisi Baik. Sesuai standar pada
Helmet, Safety Shoes, Sarung Tangan HSE PLAN.
Katun, Apron, Sarung Tangan Kulit,
Kacamata las, Body Harness, dll.
83
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
13 Total Station Ketelitian alat pengukur sudut = 6”.
Ketelitian alat pengukur jarak = 5 mm
+ 5 ppm.
Terkalibrasi.
Kalibrasi minimal Oktober 2022
14 Digital level Standar deviasi maks. 3 mm / km
Rambu Barcode min. 2 dilengkapi
nivo
Kalibrasi minimal Oktober 2022
15 GNSS Receiver Dual Frequency.
Kalibrasi minimal Oktober 2022
b. PIHAK KEDUA harus melampirkan daftar jumlah dan jenis peralatan-peralatan perbaikan
dengan mencantumkan jenis/ merek/ type/ kapasitas/ jumlah/ banyaknya, tahun pembuatan,
kondisi, lokasi sekarang, milik sendiri atau sewa dan rencana mobilisasi.
c. Peralatan yang dipakai disyaratkan harus dalam keadaan siap pakai dan sesuai dengan jenis
dan kapasitas yang dibutuhkan
d. Bahan bakar minyak (solar), oli, air dan lain-lain untuk keperluan operasi alat-alat berat sesuai
kebutuhan harus disediakan oleh PIHAK KEDUA. Transportasi dan penjagaannya menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA harus menggunakan bahan bakar minyak
(solar) industri untuk keperluan operasi alat berat.
e. Segala konsekuensi yang timbul dalam pemakaian/ pengoperasian peralatan yang disediakan
PIHAK KEDUA adalah menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
f. Jika diperlukan PIHAK PERTAMA akan melakukan pemeriksaan peralatan perbaikan ke
tempat yang disebutkan dalam dokumen penawaran.
g. Melengkapi pekerjanya dengan peralatan perlindungan diri yang disyaratkan seperti sarung
tangan las, kacamata gerinda, kacamata pelindung las, helm, safety, alat pemadam api
ringan, kotak P3K.
h. PIHAK KEDUA menyediakan sendiri sarana transportasi yaitu 1 (satu) unit kendaraan roda
empat jenis Double Cabin 4WD berbahan bakar solar (diesel) termasuk pengemudi dan BBM
untuk tenaga kerja, material, dan alat kerja dalam kondisi baik / siap pakai dan jumlah yang
cukup sesuai kebutuhan.

84
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
i. PIHAK KEDUA harus mengajukan unit alat berat yang tercantum dalam PML (Preferred
Manufacture List) PIHAK PERTAMA atau ekuivalen sebagai berikut:
No. Nama Vendor Negara Produsen

1. Caterpillar USA

2. Komatsu Jepang

3. Volvo Swedia

4. Hitachi Jepang

5 Kobelco Jepang

6 Sakai Jepang

7 Sumitomo Jepang

8 Mitsubishi Jepang

9 JCB United Kingdom

10 Hino Jepang

11 Nissan Jepang

12 Terex US

13 Bomag Jerman

14 Scania Swedia

15 UD Trucks (Quester) Jepang

16 CASE USA

17 New Holland Italy

18 Scania Swedia

19 SANY Sany

j. PIHAK KEDUA harus mengajukan unit Alat Berat yang memiliki agen/distributor resmi dan
service centre resmi di area Sumatera Selatan.
k. Spesifikasi Alat Berat, Alat Angkat Berat, dan Truck mengikuti ketentuan sebagai berikut:

85
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
NO JENIS ALAT SPESIFIKASI ALAT KETERANGAN

1 Excavator - Kapasitas Tenaga Mesin (Engine) Tahun pembuatan minimal 2019.


Standar Minimal 140 HP. Kondisi Layak. Lengkap dengan
- Flywheel Power 103 kW 138 HP peralatan pendukung lainnya dan
- Gross Power 107 kW 143 HP tenaga kerja wajib operator dan
- Operating Weight 20000 KG helper. Dilengkapi SIO dan SILO.
- Hour Meter tersedia dan berfungsi
- Bucket Capacity 0,9 M3
- Driver room type cabin

2 Motor Grader - Kapasitas tenaga mesin (engine) Tahun pembuatan minimal 2019.
minimal 125 HP Kondisi Layak. Lengkap dengan
- Operationg Weight 11485 KG peralatan pendukung lainnya dan
- Hour Meter tersedia dan berfungsi tenaga kerja wajib operator dan
- Max Speed (Forward and Reverse) 40,9 helper. Dilengkapi SIO dan SILO.
KM/H.
- Turning Radius 6,7 M.

3 Vibrator Roller - Kapasitas Tenaga Mesin (Engine) Tahun pembuatan minimal 2019.
Minimal 110 HP. Kondisi Layak. Lengkap dengan
- Operating Weight 12000 KG peralatan pendukung lainnya dan
- Hour Meter tersedia dan berfungsi tenaga kerja wajib operator dan
- Max Speed 10 KM/H helper. Dilengkapi SIO dan SILO.
- Drum Diameter 1534 MM.

4 Bulldozer - Kapasitas Tenaga Mesin (Engine) Tahun pembuatan minimal 2019.


Minimal 150 HP. Kondisi Layak. Lengkap dengan
- Flywheel Power 150 kW 202 HP peralatan pendukung lainnya dan
- Maximum Flywheel Power 164 kW 220 tenaga kerja wajib operator dan
HP helper. Dilengkapi SIO dan SILO.
- Net Power 150 kW 202 HP
- Blade Capacity 5.7 m3 7.53 yd3
- Hour Meter tersedia dan berfungsi
- Driver room type cabin

5 Forklift Wheel - Kapasitas Tenaga Mesin (Engine) Tahun pembuatan minimal 2019.
Loader Minimal 180 HP. Kondisi Layak. Lengkap dengan
- Kapasitas 5 – 8 Ton peralatan pendukung lainnya dan
- Perlengkapan : Fork Attachment Loader tenaga kerja wajib operator dan
helper. Dilengkapi SIO dan SILO.

86
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
6 Backhoe Loader - Kapasitas Tenaga Mesin (Engine) Tahun pembuatan minimal 2019.
Minimal 90 HP. Kondisi Layak. Lengkap dengan
- Gross Prower 62 – 75 kW 83 – 100 HP peralatan pendukung lainnya dan
- Net Power 61 – 73 kW 81 – 98 HP tenaga kerja wajib operator dan
- Hour Meter tersedia dan berfungsi helper. Dilengkapi SIO dan SILO.
- Driver Room Type Canopy (prefer cabin)

7 Dump Truck - Engine diesel four stroke direct injection Tahun pembuatan minimal 2019.
Kap 8 M3 turbo charge intercooler 130 PS Kondisi Layak. Lengkap dengan
- Gear Ratio 6,8 peralatan pendukung lainnya dan
- Dump Capacity 8 M3 tenaga kerja wajib driver.
- Driving Type Power Steering Dilengkapi SIM B1 dan SILO.
- Tonase 8500 KG

8 Wheel Crane / - Power Telescopic 4 Section Tahun pembuatan minimal 2019.


Hydraulic Rough - Kapasitas Angkat Minimal 25 Ton Kondisi Layak. Lengkap dengan
Terrain Crane - Panjang Full Section Boom Extended peralatan pendukung lainnya dan
(25 ton) Min 31 M. tenaga kerja wajib operator dan
helper. Dilengkapi SIO, SIM B1,
dan SILO.

9 Wheel Crane / - Power Telescopic 4 Section Tahun pembuatan minimal 2019.


Hydraulic Rough - Kapasitas Angkat Minimal 50 Ton Kondisi Layak. Lengkap dengan
Terrain Crane - Panjang Full Section Boom Extended peralatan pendukung lainnya dan
(50 ton) Min 31 M. tenaga kerja wajib operator dan
helper. Dilengkapi SIO, SIM B1,
dan SILO.

10 Flat Bed Truck - Kapasitas Angkut Minimal 30 Ton Tahun pembuatan minimal 2019.
6x4 - Penggerak 6x4 Kondisi Layak. Lengkap dengan
- Driving Type Power Steering peralatan pendukung lainnya dan
tenaga kerja wajib driver.
Dilengkapi SIM B1 dan SILO.

11 Truck Mobile - Kapasitas Angkut Minimal 30 Ton Tahun pembuatan minimal 2019.
Crane - Kapasitas Crane Minimal 10 Ton Kondisi Layak. Lengkap dengan
peralatan pendukung lainnya dan
tenaga kerja wajib operator dan
helper. Dilengkapi SIO, SIM B1,
dan SILO.

12 Excavator Long - Kapasitas Tenaga Mesin (Engine) Tahun pembuatan minimal 2019.
Arm Minimal 140 HP. Kondisi Layak. Lengkap dengan
- Flywheel Power 103 kW 138 HP peralatan pendukung lainnya dan

87
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Gross Power 107 kW 143 HP tenaga kerja wajib operator dan
- Operating Weight 21000 KG helper. Dilengkapi SIO dan SILO.
- Min digging reach (on ground) = 15 m
- Hour Meter tersedia dan berfungsi
- Bucket Capacity min 0,45 M3
- Driver room type cabin

Keterangan:
i. Apabila peralatan kerja adalah milik sendiri, maka dibuktikan dengan bukti kepemilikan
peralatan tersebut.
ii. Apabila peralatan kerja adalah sewa, maka dibuktikan dengan bukti surat dukungan dari
pemilik peralatan tersebut dan surat dukungan tersebut berlaku selama pelaksanaan
pekerjaan.
iii. Peralatan kerja yang digunakan harus tersertifikasi (jika ada) oleh lembaga berwenang dan
masih berlaku. Apabila selama masa pelaksanaan pekerjaan diperlukan rekalibrasi, maka
kewajiban PIHAK KEDUA untuk melaksanakannya.
iv. Apabila diperlukan peralatan kerja tambahan diluar dari daftar peralatan kerja pada Lampiran
ini, maka kewajiban PIHAK KEDUA untuk menyediakannya.
l. Ketentuan GPS Monitoring & Reporting Station
a. PIHAK KEDUA wajib menyediakan dan memberikan username untuk tracking alat berat
kepada PIHAK PERTAMA yang dapat diakses PIHAK PERTAMA lewat website dan
aplikasi handphone.
b. Setiap unit A2B yang akan dioperasikan wajib diregistrasi di system GPS Tracking
sebelum digunakan
c. Berikut spesifikasi unit GPS Monitoring dan Reporting Station:
No Kategori Spesifikasi

GPS PC 2GHz processor speed, 4 Gbyte Memory, Layar LCD, GPS fleet
1 Monitoring monitoring system (device & licensed reporting software) for HTE and vehicle
Station to accomodate all operated equipment and vehicle online and offline

2 Accesories Keyboard, Mouse, UPS, printer

SPESIFIKASI UMUM ALAT DAN ANGKUTAN BERAT


Untuk memenuhi standar pengoperasian alat berat dalam pelaksanaan pekerjaan, persyaratan
yang harus dipenuhi oleh PIHAK KEDUA adalah sebagai berikut:
1. Semua peralatan/kendaraan yang dipasok harus bermesin DIESEL, yang wajib didukung oleh
88
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
agen-agen yang berada di Palembang atau sekitar Sumatera Selatan, yang dapat segera
menyediakan dukungan purna jual dan suku cadang sudah tersedia untuk pemakaian dan
keausan normal, dan lengkap dengan aksesori.
2. Untuk unit Alat Berat harus memiliki Surat Ijin Layak Operasi (sertifikat) atau Surat Keterangan
Lainnya dari instansi yang berwenang (SILO Migas ref. Permen ESDM Nomor 18 Tahun 2019
atau SILO Menakertrans ref. Permen no 5 tahun 1985), serta masing-masing operator pada
peralatan diatas diwajibkan memiliki Surat Ijin Operasi (SIO) dari Depnaker atau Migas
3. Untuk unit Angkutan Berat (Alat Angkat : Wheel Crane / Hydraulic Rough Terrain Crane dan
Truck Mobile Crane) harus memiliki Surat Ijin Layak Operasi (sertifikat) SILO Migas ref.
Permen ESDM Nomor 18 Tahun 2019, serta masing-masing operator pada peralatan diatas
diwajibkan memiliki Surat Ijin Operasi (SIO) dari Migas
4. Untuk unit Dump Truck dan Flat Bed Truck harus memiliki KIR yang masih berlaku, serta
untuk pengemudi diwajibkan memilki Surat Ijin Mengemudi (SIM) B1 yang masih berlaku.
5. Alat berat yang digunakan adalah Alat-Alat Berat dengan tahun pembuatan tidak kurang dari
tahun 2019 dengan melampirkan bukti kepemilikan alat berat atas nama perusahaan yang
bersangkutan berdasarkan invoice.
6. Semua alat berat yang digunakan dalam PERJANJIAN ini harus dilengkapi dengan alat hour
meter serta alat keselamatan yang memenuhi standar keamanan seperti alarm system
(alarm berkedip dan berbunyi ketika A2B melakukan manuver, sabuk pengaman pengemudi,
travel alarm excavator, dan reverse alarm), kaca spion, kaca pelindung operator, safety belt,
kotak P3K, APAR, flame arrester, tool kit standar pabrik, dongkrak hidrolik, segitiga
pengaman, dan peralatan-peralatan lain yang disyaratkan oleh hukum yang berlaku
sebagaimana mestinya. Seluruh peratan pendukung tersebut dapat berfungsi dengan baik.
7. Semua A2B yang akan digunakan dalam kontrak ini harus mempunyai GPS Tracking Online
dan Offline yang berfungsi dengan baik.
8. Untuk kondisi GPS Tracking tidak berfungsi secara online, maka fungsi secara offline harus
bisa digunakan sebagai back-up yang bisa diambil datanya secara manual dengan komputer
untuk pembuatan laporan.
9. A2B yang idle (mesin menyala tetapi tidak bergerak) tidak akan dilakukan pembayaran.
10. Mileage sum (km) minimal untuk A2B:
- Vibrator Roller : 1 km/jam
- Motor Grader : 2 km/jam
11. Khusus untuk excavator minimal mileage sum tidak berlaku
12. Untuk Excavator minimal direction changes dalam 1 (satu) jam adalah 60 (enam puluh)
direction changes
13. Untuk seluruh A2B minimal waktu istirahat selama 1 (satu) jam selama 1 (satu) hari
14. Apabila pada kolom STOP dalam Vehicle Time Sheet Report tertera waktu 00:00 maka A2B
dianggap tidak beristirahat maka total jam kerja dalam 1 hari akan dikurangi 1 (satu) jam.
89
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
15. Pada saat istirahat/tidak bekerja mesin A2B harus dimatikan. Kondisi mesin menyala pada
saat istirahat akan dianggap sebagai idle.
16. Untuk kondisi Hour Meter dan GPS Tracking tidak berfungsi atau tidak ada, maka peralatan
tersebut tidak bisa dioperasikan. Jika PIHAK KEDUA tetap mengoperasikan peralatan
tersebut maka PIHAK PERTAMA berhak untuk menolak pembayaran sebagaimana diatur
dalam Lampiran B.
17. Semua Alat angkut seperti Dump Truck yang akan digunakan dalam kontrak ini harus
mempunyai Odometer yang berfungsi dengan baik
18. Jika diperlukan, PIHAK KEDUA harus men-submit sertifikat lulus uji emisi yang diuji dan
disertifikasi oleh Dinas Lingkungan hidup setempat yang masih berlaku.
19. Sebelum digunakan, PIHAK KEDUA wajib mengundang PIHAK PERTAMA untuk melakukan
pemeriksaan atas semua alat berat yang akan digunakan terkait dengan persyaratan yang
sudah dijelaskan di atas.
20. Jika semua persyaratan yang sudah dijelaskan sebelumnya tidak dipenuhi oleh PIHAK
KEDUA, maka PIHAK PERTAMA berhak menolak alat berat yang ditawarkan.
21. Plat nomor polisi Peralatan/Kendaraan Berat diharapkan BG (Sumatera Selatan).

90
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
LAMPIRAN A5
DAFTAR TENAGA KERJA

a. PIHAK KEDUA harus menempatkan beberapa tenaga inti, dilengkapi dengan copy Ijazah dan
CV yang layak, informatif, dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai berikut :

No Jumlah
Tenaga Kerja Pendidikan Kualifikasi
. Minimal
1. Pimpinan Proyek / Manajer Minimal S1/D3 - Pengalaman minimal 7 1 Org
Proyek / Site Manager (*) Teknik tahun untuk S1.
- Pengalaman minimal 10
tahun untuk D3.
3. Pengawas / Supervisor Minimal S1/D3 - Pengalaman minimal 1 Org
Lapangan (*) Teknik 3 tahun untuk S1
Teknik Sipil.
- Pengalaman minimal
5 tahun untuk D3
Teknik Sipil.
- Pengalaman minimal 10
tahun untuk D3 atau S1
Teknik lainnya
4. Drafter/Estimator (*) Minimal D3 - Pengalaman minimal 3 1 Org
Teknik Sipil tahun.
- Memiliki keahlian
AutoCAD 2D dan
Software 3D Design
6. HSE Officer (**) Minimal S1/D3 - Pengalaman minimal 5 1 Org
tahun untuk S1.
- Pengalaman minimal 7
tahun untuk D3.
- Memiliki sertifikat K3
Migas min level
Operator K3
- Berpengalaman dalam
membuat JSA (Job
Safety Analisis), SIKA,
dan Izin Kerja

7. Operator Alat Berat (**) Minimal - Pengalaman minimal 3 6 Org


STM/SMA tahun.

91
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Memiliki SIO (Surat Izin
Operator)
8. Operator Angkutan Berat Minimal - Pengalaman minimal 3 2 Org
(**) STM/SMA tahun.
- Memiliki SIO (Surat Izin
Operator)
- Memiliki SIM B1
9. Supir Dump Truck / Flat Bed Minimal - Pengalaman minimal 3 2 Org
Truck (**) STM/SMA tahun.
- Memiliki SIM B1
10. Administrasi (*) Minimal - Pengalaman minimal 1 Org
STM/SMA 3tahun.
- Memiliki keahlian
Microsoft Office.
(*) = Melampirkan foto kopi CV yang menjelaskan mengenai uraian pengalaman kerja & copy
Ijasah.
(**) = Melampirkan foto kopi CV yang menjelaskan mengenai uraian pengalaman kerja & copy
Ijasah.

b. PIHAK KEDUA menyediakan tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini dalam jumlah yang
cukup dan tepat, dengan kualifikasi/klasifikasi yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan serta
mempunyai pengalaman dalam pekerjaan sejenis.
c. Untuk menjamin terlaksananya pekerjaan ini maka PIHAK KEDUA diwajibkan menempatkan /
menugaskan personil inti yang dicantumkan dalam daftar usulan staf inti proyek yang disetujui
oleh Direksi pekerjaan. Direksi pekerjaan hanya akan menyetujui penggantian personil inti
apabila kualifikasi / kemampuan dan pengalamannya sama atau melebihi personil inti yang ada
dalam daftar usulan staf inti proyek.
d. PIHAK KEDUA menempatkan seorang Pimpinan Proyek atau wakilnya yang mengerti /
menguasai seluruh pekerjaan, selalu berada di lokasi pekerjaan dan mempunyai wewenang
untuk memberikan putusan pada saat diperlukan.
e. PIHAK PERTAMA berhak menolak tenaga kerja yang disediakan PIHAK KEDUA jika dinilai
tidak memenuhi syarat atau dinilai dapat menghambat kelancaran pekerjaan. Jika Direksi
Pekerjaan meminta PIHAK KEDUA untuk memberhentikan orang atau regu kerjanya dan
menyatakan alasan atas permintaan tersebut maka PIHAK KEDUA harus memenuhinya.
f. Tenaga kerja dari PIHAK KEDUA wajib mematuhi semua prosedur, syarat-syarat pelaksanaan
pekerjaan dan peraturan keselamatan kerja yang berlaku di PIHAK PERTAMA.
g. Selama pelaksanaan pekerjaan, pekerja PIHAK KEDUA dilarang untuk menyalakan api,
merokok, serta mengganggu fasilitas lain di lokasi kerja.
h. Pekerja PIHAK KEDUA selalu memakai APD (Alat Pelindung Diri) selama melaksanakan
pekerjaan.
92
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
93
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
LAMPIRAN A6
DAFTAR MATERIAL

a. Pengadaan semua material yang dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan tersebut khususnya
material yang bersifat habis pakai (consumable) harus disediakan oleh PIHAK KEDUA kecuali
material yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA yang tercantum pada lampiran.
b. Jika material yang disediakan PIHAK KEDUA tiba di lokasi pekerjaan, harus diperiksa oleh
Pengawas / User PIHAK PERTAMA di lapangan, baik spesifikasi maupun jumlahnya.
c. Material Utama harus dalam kondisi baru (asli) sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh
PIHAK PERTAMA.
d. Semua ukuran material (panjang, lebar, tebal dan lain-lain) mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI) atau Standar Industri Indonesia (SII) atau standar lain yang berlaku. Semua
bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik dan baru, sesuai RKS, BoQ dan gambar
rencana atau yang setara/ lebih tinggi mutunya dari yang diminta.
e. Apabila tidak memenuhi syarat, maka PIHAK PERTAMA berhak menolak dan PIHAK KEDUA
wajib menggantinya.
f. Apabila diperlukan, PIHAK PERTAMA dapat meminta kepada PIHAK KEDUA untuk
melaksanakan pengujian material di Laboratorium independen atas biaya PIHAK KEDUA.
g. PIHAK KEDUA harus terlebih dahulu memberikan contoh bahan-bahan yang akan digunakan
untuk mendapatkan persetujuan sebelum bahan-bahan didatangkan dan digunakan.
h. PIHAK KEDUA wajib menyediakan dokumen mill certificate saat pengajuan material baja
tulangan beton dan baja struktural kepada PIHAK PERTAMA.
i. Quarry untuk material sirtu, agregat, batu pecah, pasir, limestone dan tanah merah wajib berasal
dari area provinsi Sumatera Selatan atau provinsi Lampung atau provinsi Bengkulu serta
dilengkapi dengan Ijin Usaha Pertambangan yang masih berlaku. Semua keabsahan legalitas
material yang disediakan oleh PIHAK KEDUA sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
j. PIHAK KEDUA harus mendatangkan seluruh material yang diperlukan dalam pekerjaan ini tepat
waktu. Jika terjadi keterlambatan kedatangan material maka PIHAK PERTAMA berhak
memberikan Surat Teguran/ Peringatan kepada PIHAK KEDUA.
k. Jika selama pelaksanaan proyek terjadi kehilangan/kerusakan material baik sebelum atau
sesudah diperiksa PIHAK PERTAMA , maka PIHAK KEDUA wajib mengganti/memperbaiki,
selama belum ada serah terima pekerjaan keseluruhan.

94
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
l. Daftar Material yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA

NO JENIS MATERIAL SPESIFIKASI

1 Pipa Ø 2s/d Ø 8” sch 40/80 Bekas/Baru

2 Pipa Tubing Ø 2 3/8, Ø 2 7/8, Ø 3 1/2 Bekas/Baru

m. Daftar material yang disediakan oleh PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA wajib menginformasikan
jenis material yang dipakai.
No Material Spesifikasi
1 Material Lantai Lantai granit ukuran 60x60 cm spesifikasi = kualitas 1, semua
tekstur, warna dan corak.

Dinding keramik uk. 25x40 cm, 40x40 cm, spesifikasi = kualitas 1,


semua tekstur, warna dan corak.

Lantai parquet vinyl dengan tebal 3 mm

Lantai keramik uk. 20x20 cm, 25x25 cm, 30x30 cm, 40x40 cm,
60x60 cm, spesifikasi = kualitas 1, semua tekstur, warna dan corak.

2 Wiremesh Uk. 150x150 mm dengan diameter ø 8 mm dan ø10 mm


SNI-07-0663-1995

3 Baja Tulangan Beton Sertifikat SNI


Tulangan ulir min. fy = 400 MPa (BJTD 40)
Tulangan polos min. fy = 240 MPa (BJTP 24)

4 Beton ready mix Mutu beton K-250 (250 kgf/cm2), K-300 (300 kgf/cm2)

95
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5 Kusen Aluminium Aluminium merk Alexindo atau setara.

6 Atap dan Konstruksi Kuda - Kuda-kuda baja ringan + reng . Atap deck zincalume polos / warna
kuda dengan tebal min. 0.35 mm

7 Dinding Aluminium Composite Panel (ACP) tebal min. 4 mm, ex. Seven atau
setara.
GRC panel tebal 9 mm, ex. Super Panel atau setara

8 Plafond/ langit - langit Langit-langit gypsum board tebal 9 mm.


Plafond gypsum 9 mm + rangka hollow 4x4 cm, lengkap dengan
aksesoris.
Plafond kalsiboard 4 mm + rangka hollow 4x4 cm, lengkap dengan
aksesoris.
Plafond GRC 9 mm + rangka hollow 4x4 cm, lengkap dengan
aksesoris.
Plafond kalsiboard 4 mm + rangka hollow 4x4 cm
Plafond PVC 8 mm (lebar 20 cm) + rangka hollow 4x4 cm, lengkap
dengan aksesoris

9 Sanitasi Kloset duduk merk Toto, ex. CW660NJ/SW660J (jet shower) atau
setara. Kloset jongkok merk Toto, ex. CE7 atau setara. Tangki
penampung air uk. 1 ton dan 2 ton polyethylene

10 Cat cat tembok(Vinilex, Dulux Interior, Dulux Weathershield atau


setara), cat plafon(Vinilex atau setara).

11 Baja Plat ASTM A36 atau JIS G3101 Grade SS 400 atau yang setara.

12 Baja Profil Canal JIS G3350 Grade SSC 41 atau yang setara.

13 Baja Profil Siku ASTM A36 atau JIS G3101 Grade SS 400 atau yang setara

96
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
14 Baja Profil WF/ H-beam ASTM A36 atau JIS G3101 Grade SS 400 atau yang setara

15 Plat grating Uk. 25 x 5 mm, serrated type

16 Plat bordes Plat bordes uk. 1.2 m x 2.4 m tebal 6mm.

17 Besi kotak/ hollow Besi kotak/ hollow uk. 80x60mm @6 m, 60x40mm @6 m, 40x40mm
@6 m, 20x40mm @6 m, material standard STK 41, STK 51, SS400
atau setara

18 Sirtu Komposisi Pasir 25% - 35%, Batu 65% - 75%. Bersih dari
kandungan organik / kotoran seperti lumpur, tumbuh-tumbuhan, dan
partikel lunak.

19 Agregat Spesifikasi Umum:


Type: Combined Fine And Coarse Aggregate. Abrasi Aggregat
Kasar 0 - 40%. Perbandingan Persen Lolos Ayakan No 200 dan No
40 maksimal 2/3.
Spesifik untuk Agregat A:
- Komposisi Persen Berat Yang Lolos: 1 ½" (37,5 mm) 100%, 1" (25
mm) 79-85%, 3/8" (9,5 mm) 44-58%, No.4 (4,75 mm) 29-44%,
No.10 (2 mm) 17-30%, No.40 (0,425 mm) 7-17%, No.200 (0,075
mm) 2-8%.
- CBR Rendaman (SNI 1744:2012) min. 90%.
Spesifik untuk Agregat B:
- Komposisi Persen Berat Yang Lolos: 2" (50 mm) 100%, 1 ½" (37,5
mm) 88-95%, 1" (25 mm) 70-85%, 3/8" (9,5 mm) 30-65%, No.4 (4,75
mm) 25-55%, No.10 (2 mm) 15-40%, No.40 (0,425 mm) 8-20%,
No.200 (0,075 mm) 2-8%.
- CBR Rendaman (SNI 1744:2012) min. 60%.

97
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
20 Batu Pecah Type: Split. Komposisi minimal 85% seragam. Abrasi Aggregat
Kasar 0 - 40%. Bermutu baik, bersih dari kotoran organik
Size: 2/3 cm, 3/5 cm, 5/7 cm

21 Geogrid Uniaxial Material High density polyethylene


BS 2782:Part 4:Method 452B:1993
Long term strength minimum 22.76 kN/m
Min. Tensar RE520 atau setara

22 Geogrid Triaxial Material Polypropylene


Kekakuan radial min. 430 kN/m pada regangan kecil (0.5%)
ASTM D6637, ASTM7748
Min. TriaxTM TX160 atau setara

23 Steel Corrugated Pipe Ketebalan min. 3 mmm diameter 100,180,300mm


ASTM A-123, AS1650, AASHTO M218

24 Beton Precast U-Ditch Mutu K-350, Baja Tulangan Min BJTP 24 sesuai SNI-2052:2014
atau Hard Drawn Wire U-50.
Ukuran:
- 300x300x1200 mm, tebal min. 45 mm
- 600x600x1200 mm, tebal min. 65 mm
- 1000x1000x1200 mm, tebal min. 85 mm

25 Beton Precast Box Culvert Tipe monolith, Mutu K-350, Baja Tulangan Min BJTP 24 sesuai SNI-
Tipe Heavy Duty 2052:2014 atau Hard Drawn Wire U-50.
Ukuran:
- 600x600x1200 mm, tebal min. 95 mm
- 1000x1000x1200 mm, tebal min. 125 mm
- 1500x1500x1200 mm, tebal min. 165 mm

Tipe Top Down, Mutu K-350, Baja Tulangan Min BJTP 24 sesuai
SNI-2052:2014 atau Hard Drawn Wire U-50.
Ukuran:
- 1000x1000x1200 mm, tebal min. 125 mm
- 1500x1500x1200 mm, tebal min. 165 mm

98
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
26 Asphalt Concrete Wearing Aspal Pen 60 -70 SNI 2456:2011.
Course (AC-WC) dan Asphalt Viskositas Kinematis 135 C >=300 (cSt) ASTM D2170-10.
Concrete Binder Course (AC- Titik Lembek (C) >=48 SNI 2434:2011.
BC) Daktilitas pada 25 C (cm) >=100 SNI 2434:2011
Titik Nyala (C) >=232 SNI 2434:2011.
Berat Jenis >=1,0 SNI 2441:2011.

27 chemical anchor/ rebar


dengan HILTI HIT-RE 500 V3
atau setara

99
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER

Anda mungkin juga menyukai