Lampiran A Rev 6 COO Sipil Z4 - Ramba Rev01-1
Lampiran A Rev 6 COO Sipil Z4 - Ramba Rev01-1
LINGKUP PEKERJAAN
1
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
6. Uraian dan Syarat-Syarat Pelaksanaan PEKERJAAN
6.1. Untuk melaksanakan PEKERJAAN tersebut di atas maka PIHAK KEDUA harus
menyediakan/melakukan PEKERJAAN sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam
Lampiran-lampiran PERJANJIAN termasuk namun tidak terbatas pada syarat minimum
spesifikasi/kualifikasi dan jumlah.
6.2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab dalam pengurusan izin-izin sehubungan dengan
PERJANJIAN ini, seperti namun tidak terbatas pada: izin memasuki LOKASI PEKERJAAN
dan izin-izin yang lain terkait dengan pelaksanaan PEKERJAAN. Jika diperlukan, PIHAK
PERTAMA dapat membantu PIHAK KEDUA sebatas untuk memfasilitasi pengajuan izin-
izin kerja dimaksud. Biaya yang timbul untuk mendapatkan izin-izin dimaksud menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
6.3. PIHAK KEDUA harus memberi akses kepada Wakil PIHAK PERTAMA untuk dapat
melakukan inspeksi ke semua tempat-tempat penyimpanan peralatan dan kantor milik
PIHAK KEDUA atau lokasi lain yang terkait dengan pelaksanaan PEKERJAAN.
6.4. Selama Jangka Waktu PERJANJIAN PARA PIHAK akan melakukan rapat koordinasi.
Rapat koordinasi pertama akan dilakukan sebelum pelaksanaan PEKERJAAN dalam
bentuk kick off meeting. Selanjutnya rapat koordinasi dilakukan secara berkala atau sesuai
kebutuhan. Dalam rapat koordinasi akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan realisasi
progres PEKERJAAN pembayaran, penyelesaian permasalahan yang terjadi, dan rencana
PEKERJAAN untuk bulan berikutnya serta hal-hal lain yang menurut PIHAK PERTAMA
perlu dibahas. Dalam rapat koordinasi PIHAK KEDUA wajib menyampaikan kepada PIHAK
PERTAMA semua informasi yang dimilikinya sehubungan dengan PERJANJIAN ini.
7. Perubahan Lingkup PEKERJAAN, Nilai PERJANJIAN dan/atau Jangka Waktu PERJANJIAN
7.1. Dengan tetap tunduk pada ketentuan Pasal 27 PERJANJIAN, apabila terjadi perubahan
lingkup PEKERJAAN, nilai PERJANJIAN, dan/atau Jangka waktu PERJANJIAN dalam
pelaksanaan PERJANJIAN, maka perubahan tersebut akan dituangkan dalam suatu
Amandemen yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari PERJANJIAN ini.
7.2. Kondisi dan syarat-syarat untuk perubahan PEKERJAAN harus memperhatikan dan
memenuhi ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku khususnya Buku
Kedua Pedoman Tata Kerja Nomor: PTK-007/SKKMA0000/2017/S0 (Revisi-04) tentang
Pedoman Pengelolaan Rantai Suplai Kontraktor Kontrak Kerja Sama maupun perubahan-
perubahannya, bila ada.
7.3. Dalam hal nilai PERJANJIAN lebih rendah dibanding 80% (delapan puluh persen) HPS/OE,
maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
7.3.1. Tidak diizinkan adanya Penambahan Lingkup Kerja (PLK tambah) kecuali
sebagaimana diatur pada Butir 7.3.5 dan 7.3.6;
7.3.2. Tidak diizinkan untuk mengurangi kualitas maupun kuantitas barang dan/atau
pekerjaan;
7.3.3. Tidak diizinkan mengurangi komitmen pencapaian TKDN;
2
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
7.3.4. Apabila PIHAK KEDUA gagal menyelesaikan pekerjaan atau gagal menyerahkan
barang sesuai ketentuan dalam PERJANJIAN, maka PIHAK KEDUA dikenai sanksi
Kategori Hitam;
7.3.5. Untuk PEKERJAAN dengan jenis PERJANJIAN Lumpsum:
7.3.5.1. Penambahan Lingkup Kerja (PLK tambah) tidak diizinkan apabila PLK
tambah tersebut merupakan pelaksanaan PEKERJAAN sesuai dengan
syarat teknis sebagaimana dimaksud dalam Butir 5.3 Bab II Petunjuk
Pelaksanaan Tender EDR-0167/SKKMH000/2017-S7;
7.3.5.2. Penambahan Lingkup Kerja (PLK tambah) diizinkan dalam hal:
a. Memenuhi ketentuan peraturan dan/atau kebijakan pemerintah yang
berdampak langsung terhadap kenaikan harga dan/atau mengharuskan
diadakannya PLK tambah.
b. Adanya permasalahan di luar kendali (uncontrollable) PIHAK
PERTAMA terkait permasalahan eksternal yang berdampak langsung
terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai PERJANJIAN, sebagai berikut:
i. Permasalahan sosial yang tidak dapat diselesaikan dalam jangka
waktu yang wajar;
ii. Keterlambatan proyek lain yang berkaitan langsung, yang
menghambat penyelesaian PERJANJIAN; dan
iii. Dalam Keadaan Darurat (Emergency);
iv. Pemindahan lokasi PEKERJAAN dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
c. Perubahan syarat teknis sebagai akibat adanya perbedaan antara
asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan syarat teknis dengan
kondisi nyata di lapangan; dan
d. Kebutuhan operasi yang tidak dapat dihindari serta mendapat
persetujuan SKK Migas.
7.3.6. Untuk PEKERJAAN dengan PERJANJIAN Unit Price/Harga Satuan, diizinkan
adanya PLK tambah.
8. Wakil para PIHAK
8.1. Untuk pelaksanaan PERJANJIAN ini, PIHAK PERTAMA akan menunjuk wakilnya yang
bertindak sebagai Direksi dan Koordinator PEKERJAAN, yang berwenang mewakili PIHAK
PERTAMA dalam pelaksanaan PEKERJAAN dengan lingkup kewenangan sebagai
berikut:
• Direksi Pekerjaan:
• Zona 4 Sr. Manager Production
• Zona 4 Manager Operation & Surface Facilities
3
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
• Zona 4 Manager Project Engineering & Planning
• Zona 4 Manager Project Execution
• Sr. Manager Ramba Field
1. Penerbitan Surat Pemberitahuan Kelalaian.
2. Penerbitan Surat Pemberitahuan Keadaan Kahar.
3. Penerbitan atau penandatanganan kesepakatan dengan PIHAK KEDUA
sehubungan dengan penambahan LOKASI PEKERJAAN sebagaimana dimaksud
Pasal 2.1 serta ketentuan-ketentuan tambahan dan penyesuaian lainnya yang
menjadi konsekuensi dari penambahan LOKASI PEKERJAAN tersebut.
4. Mengirimkan korespondensi terkait dengan perubahan Wakil PARA PIHAK dan
perubahan alamat surat menyurat.
• Koordinator Pekerjaan:
▪ Zona 4 Manager Operation & Surface Facilities
▪ Zona 4 Manager Project Engineering & Planning
▪ Zona 4 Manager Project Execution
▪ Field RAM Ast. Manager
1. Menandatangani Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP)
2. Monitoring Realisasi Pelaksanaan PERJANJIAN
3. Membuat Berita Acara Mulai Pekerjaan
4. Pengawasan pelaksanaan Pekerjaan
5. Penilaian KPI PIHAK KEDUA
6. Verifikasi dokumen pendukung pembayaran tagihan.
7. Menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK)/Work Order (WO)
8. Melaksanakan penilaian berjalan dan penilaian akhir aspek HSSE
8.2. Sebelum memulai PEKERJAAN, PIHAK KEDUA wajib menyediakan seorang atau lebih
wakilnya yang kompeten, yang diberi wewenang untuk mewakili dan bertindak untuk dan
atas nama PIHAK KEDUA sehubungan dengan pelaksanaan PEKERJAAN selama Jangka
Waktu PERJANJIAN ini.
8.3. PIHAK KEDUA wajib memberitahu PIHAK PERTAMA secara tertulis perihal identitas dari
(para) wakil tersebut dan dengan jelas menetapkan lingkup wewenang yang diberikan
kepadanya. Berdasarkan pertimbangannya sendiri, PIHAK PERTAMA berhak meminta
kepada PIHAK KEDUA untuk mengganti wakil PIHAK KEDUA yang dianggap tidak
kompeten dalam menjalankan tugasnya. Apabila hal ini terjadi maka PIHAK KEDUA harus
segera mengganti wakilnya tersebut.
8.4. PARA PIHAK dapat mengganti setiap wakilnya, dengan persetujuan penandatangan
PERJANJIAN PIHAK yang mengganti wakilnya dan memberitahukan secara tertulis
4
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
sebagaimana dimaksud Pasal 9 Lampiran A PERJANJIAN ini kepada PIHAK lainnya tanpa
perlu membuat amandemen.
8.5. Apabila terjadi penambahan LOKASI PEKERJAAN sebagaimana dimaksud Pasal 2.1
Lampiran A PERJANJIAN ini, PARA PIHAK berhak menambah atau mengganti wakil
PARA PIHAK pada Pasal 8.1 Lampiran A PERJANJIAN ini dengan prosedur sebagaimana
diatur pada Pasal 8.4 Lampiran A PERJANJIAN ini.
9. Surat Menyurat dan Pemberitahuan
Surat menyurat dan/atau pemberitahuan dari salah satu PIHAK kepada PIHAK lainnya wajib
ditujukan ke alamat sebagai berikut:
Untuk PIHAK PERTAMA:
(sesuai dengan lokasi)
U.p. : Manager Operation & Surface Facilities – PT Pertamina EP Zona 4
Alamat : Jalan Jendral Sudirman No.3, Prabumulih, Sumatera Selatan, 31122
No. Fax. : (0713) 320115
Alamat-alamat tersebut dapat diubah dengan pemberitahuan secara tertulis oleh salah satu
PIHAK kepada PIHAK yang lain tanpa perlu membuat amandemen PERJANJIAN ini.
5
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
LAMPIRAN A1
URAIAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
1. KETENTUAN UMUM
PIHAK KEDUA secara mutlak harus mempelajari semua dokumen-dokumen PEKERJAAN
tersebut sehingga PIHAK KEDUA dengan pasti dan tepat dapat menentukan kuantitas dan
kualitas peralatan, material dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan
PEKERJAAN. PIHAK KEDUA harus memastikan mengerti dan mengetahui sepenuhnya
atas sifat dan lingkup PEKERJAAN serta kondisi setempat dimana PEKERJAAN akan
dilaksanakan.
1.1. Perizinan
- PIHAK KEDUA harus mengurus semua perizinan dan persyaratan tenaga kerja yang
diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan persyaratan
yang berlaku di lingkungan PIHAK PERTAMA (Izin Kerja, SIKA, JSA, Surat Izin
Memasuki Wilayah, dll).
- Membuat dan memasang rambu-rambu yang diperlukan di lokasi kerja selama
pekerjaan berlangsung.
1.2. Transportasi
- PIHAK KEDUA menyediakan transportasi tambahan apabila dipandang perlu untuk
menunjang tahapan perlaksanaan pekerjaan. Tambahan ini menjadi tanggungjawab
PIHAK KEDUA tanpa ada tambahan biaya dari PIHAK PERTAMA.
- PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan tenaga kerja,
peralatan, dan material kerja selama dalam proses pengangkutan.
- PIHAK KEDUA menyediakan sendiri sarana transportasi dengan pengemudi dan
BBM untuk tenaga kerja, material, dan alat kerja dalam kondisi baik / siap pakai dan
jumlah yang cukup sesuai kebutuhan.
6
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- PIHAK KEDUA secara mutlak harus mempelajari semua dokumen-dokumen
PEKERJAAN tersebut sehingga PIHAK KEDUA dengan pasti dan tepat dapat
menentukan kuantitas dan kualitas peralatan, material dan tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk melaksanakan PEKERJAAN. PIHAK KEDUA harus memastikan
mengerti dan mengetahui sepenuhnya atas sifat dan lingkup PEKERJAAN serta
kondisi setempat dimana PEKERJAAN akan dilaksanakan.
- PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk memastikan PEKERJAAN akan
dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan spesifikasi PIHAK PERTAMA serta sesuai
dengan prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku.
- PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk melaksanakan, menyelesaikan dan
memelihara PEKERJAAN sesuai dengan ketentuan dan persyaratan PERJANJIAN.
- PEKERJAAN dinyatakan selesai, apabila seluruh lingkup PEKERJAAN seperti
tersebut dalam PERJANJIAN ini telah disetujui dan ditandatangani oleh kedua belah
pihak.
- Resiko atas kelalaian PIHAK KEDUA dalam hal ini, menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA sepenuhnya.
- Hal-hal yang belum diatur dalam dokumen ini harus dilaksanakan atas petunjuk dan
persetujuan wakil PIHAK PERTAMA, dalam hal ini User atau Pengawas Lapangan
yang ditunjuk.
- PIHAK KEDUA wajib melaporkan / menginformasikan kepada wakil PIHAK
PERTAMA hal-hal yang tidak selaras atau diperkirakan dapat mengganggu
pelaksanaan PEKERJAAN ini.
- PIHAK KEDUA bertanggung jawab dan wajib melakukan pengelolaan aspek
lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku di PIHAK PERTAMA dan menjaga
sehingga tidak terjadi ceceran/pencemaran limbah cair atau padat, terdiri dari:
✓ Penanganan limbah cair (a.l pelumas bekas, dll.) serta limbah padat (a.l majun
bekas, kemasan pelumas/bahan kimia, dll.),
✓ Melaksanakan Good Housekeeping,
✓ Menyediakan sarana dan peralatan kerja untuk menjaga kebersihan lokasi (a.l
tempat sampah, sapu, dll.),
✓ Jika terjadi ceceran/buangan limbah ke lingkungan, maka PIHAK KEDUA
bertanggungjawab untuk melaksanakan pembersihan dan upaya pencegahan
selanjutnya dilaporkan ke pengawas PEKERJAAN.
7
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
Data dan informasi tentang lingkup PEKERJAAN, syarat-syarat teknis dan komersial yang
tercantum dalam RKS ini termasuk lampiran-lampirannya merupakan syarat-syarat minimum
yang harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa baik pada saat mengajukan penawaran maupun
dalam melaksanakan PERJANJIAN. Jika terdapat perbedaan-perbedaan data untuk maksud
yang sama maka data yang lebih ketat yang akan digunakan, atau PIHAK PERTAMA akan
memutuskan data yang akan digunakan dari data yang berbeda tersebut.
9
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
terjadi akibat kegagalan/kesalahan konstruksi yang dipasang oleh PIHAK KEDUA,
perbaikannya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA selama masa Pemeliharaan.
v. Pembayaran PEKERJAAN dilakukan untuk setiap Surat Perintah Kerja (SPK) dengan
mengacu kepada Tata Cara Pembayaran (Invoice) yang tercantum dalam Lampiran B
PERJANJIAN ini.
12
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Pasang dan bongkar bekisting untuk kolom (rangka kayu klas II, multiplek tebal min.
9 mm & minyak bekisting)
- Pasang dan bongkar bekisting untuk balok (rangka kayu klas II, multiplek tebal min.
9 mm & minyak bekisting)
- Pasang dan bongkar bekisting untuk lantai (rangka kayu klas II, multiplek tebal min.
9 mm & minyak bekisting)
- Pasang dan bongkar bekisting untuk dinding (rangka kayu klas II, multiplek tebal
min. 9 mm & minyak bekisting)
- Pasang dan bongkar bekisting untuk tangga (rangka kayu klas II, multiplek tebal
min. 9 mm & minyak bekisting)
- Stel & pasang wiremesh M8 – 150 x 150 mm, mengacu ke SNI-07-0663-1995
- Stel & pasang wiremesh M10 – 150 x 150 mm, mengacu ke SNI-07-0663-1995
- “Pekerjaan pembesian dengan besi polos atau besi ulir
- Ø ≤ 12 mm, fy = 235 Mpa, mengacu ke ASTM A615 Gr40 atau JIS G3112 SD240
atau SNI 07-2052-2014 BJTP 24
- D ≥ 13 mm, fy = 390 Mpa, mengacu ke ASTM A615 Gr60 atau JIS G3112 SD390
atau SNI 07-2052-2014 BJTS 40”
- Memasang dan membongkar perancah bekisting lantai/ dak beton tinggi lebih dari
3 m (rangka kayu klas II, kayu dolken, multiplek tebal min. 9 mm & minyak bekisting)
- Cor lantai kerja beton adukan 1:3:5 (sm:ps:krl) dengan molen
- Cor beton campuran 1:2:3 (sm:ps:split) dengan molen
- Grouting (non-shrink) area angkur dan skid pondasi, kuat tekan minimum 54.1 Mpa
di umur 28 hari, mengacu ke ASTM C1107
- Cor beton K-250 (fc’ = 21 Mpa) menggunakan ready mixed + vibrator, mengacu ke
SNI-2847-2019 dan ASTM C39, material semen mengacu ke ASTM C150 atau SNI
15-2049-2004 (portland) atau SNI 15-0302-2004 (portland pozolan), agregat (pasir
dan kerikil) sesuai ASTM C33 atau SNI 03-6861-2002, air yang digunakan mengacu
SNI 03-7974-2013
- Cor beton K-300 (fc’ = 25 Mpa) menggunakan ready mixed + vibrator, mengacu ke
SNI-2847-2019 dan ASTM C39, material semen mengacu ke ASTM C150 atau SNI
15-2049-2004 (portland) atau SNI 15-0302-2004 (portland pozolan), agregat (pasir
dan kerikil) sesuai ASTM C33 atau SNI 03-6861-2002, air yang digunakan mengacu
SNI 03-7974-2013
- Cor beton K-250 (fc’ = 21 Mpa) menggunakan ready mixed + pompa + conveyor
beton, mengacu ke SNI-2847-2019 dan ASTM C39, material semen mengacu ke
ASTM C150 atau SNI 15-2049-2004 (portland) atau SNI 15-0302-2004 (portland
pozolan), agregat (pasir dan kerikil) sesuai ASTM C33 atau SNI 03-6861-2002, air
yang digunakan mengacu SNI 03-7974-2013
- Cor beton K-300 (fc’ = 25 Mpa) menggunakan ready mixed + pompa + conveyor
beton, mengacu ke SNI-2847-2019 dan ASTM C39, material semen mengacu ke
ASTM C150 atau SNI 15-2049-2004 (portland) atau SNI 15-0302-2004 (portland
pozolan), agregat (pasir dan kerikil) sesuai ASTM C33 atau SNI 03-6861-2002, air
yang digunakan mengacu SNI 03-7974-2013
- Memasang beton Precast U-Ditch, mutu K-350 dengan wiremesh U-50
13
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Memasang beton Precast Box Culvert tipe Heavy Duty (Monolith), mutu K-350
dengan baja tulangan min. BJTP 24 sesuai SNI-2052:2014 atau Hard Drawn Wire
U-50
- Box Culvert Ukuran 600mm x 600mm x 1200mm, tebal min 95 mm
- Box Culvert Ukuran 1000mm x 1000mm x 1200mm, tebal min 125 mm
- Box Culvert Ukuran 1500mm x 1500mm x 1200mm, tebal min 165 mm
- Memasang beton Precast Box Culvert tipe Heavy Duty (Top & Bottom), mutu K-350
dengan baja tulangan min. BJTP 24 sesuai SNI-2052:2014 atau Hard Drawn Wire
U-50
- Box Culvert Ukuran 1000mm x 1000mm x 1200mm, tebal min 125 mm
- Box Culvert Ukuran 1500mm x 1500mm x 1200mm, tebal min 165 mm
- Memasang plastik (polyethylene) untuk alas cor beton, tebal minimum 125 mikron
- Test sampel beton (kubus/ silinder) di Laboratorium
- Core drill test beton mengacu ke SNI 2492-2018, termasuk pengujian kuat tekan
beton di laboratorium
- Memotong beton pada badan jalan menggunakan alat cutting beton
- Pekerjaan curing compound beton mengacu SNI ASTM C309:2012
- Memasang pvc waterstop lebar 200 mm, mengacu CRD-C513-74
- Memasang pvc waterstop lebar 250 mm, mengacu CRD-C513-74
- Pekerjaan pemancangan tiang beton precast menggunakan pile driver + hammer
(tipe diesel atau jack hammer)
- Pengadaan beton precast tiang pancang type PC Cylinder Pile, compressive
strength at 28 days = 600 kgf/cm2 (K-600), menggunakan semen tipe I, memenuhi
persyaratan ACI 534R-00 atau JIS A5335-1987
- PC-Cylinder Pile Ø300 mm
- PC-Cylinder Pile Ø600 mm
- Pengadaan beton precast tiang pancang type PC Cylinder Pile, compressive
strength at 28 days = 500 kgf/cm2 (K-500), menggunakan semen tipe I, memenuhi
persyaratan ACI 534R-00 atau JIS A5335-1987
- PC-Square Pile Uk. 20x20 cm
- Pemotongan tiang pancang beton precast menggunakan concrete pile cutter
- Pengelasan sambungan tiang pancang beton precast dengan ketentuan min.
Mengacu ke AWS A.5.1 E6013
- Pekerjaan Non Destructive Test (NDT) menggunakan liquid penetrant test untuk
sambungan tiang pancang beton precast
- Pekerjaan pagar panel beton precast (panel beton + tiang beton), tinggi = 2.5 m,
kuat tekan beton karakteristik min. K-225
- Pengujian PDA tiang pancang, analisa driving tiang mengacu ke ASTM D4945
- Pemasangan chemical anchor/ rebar dengan HILTI HIT-RE 500 V3 atau setara
14
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Pasang pintu dan jendela kaca dari kayu Kls. II
- Pasang pintu dan jendela jalusi dari kayu Kls. II
- Pasang jalusi mati kusen kayu Kls. II
- Pasang pintu besi baja (steel door) emergency + kaca tebal 5 mm
- Kusen dari bahan plat baja dengan ketebalan minimum 1.8 mm
- Daun pintu dari bahan plat baja dengan ketebalan minimum 1.5 mm
- Ketebalan pintu 55 mm
- Jumlah angkur besi di setiap sisi pintu 3 ea”
- Pasang pintu gulung besi (folding gate), tebal 0.8 mm, sudah termasuk frame pintu
- Pasang rolling door allumunium, sudah termasuk frame pintu
- Pasang teralis besi
- Pasang kawat harmonika galvanis dengan uk. Meshing 50x50 mm dan tebal 4 mm
- Pasang kawat kassa bahan aluminium
- Pasang kunci tanam (lockcase) setara Belluci
- Pasang kunci pintu terpisah Solid
- Pasang kunci tanam kamar mandi
- Pasang silinder kunci
- Pasang kunci pintu kaca double pelor “SES”
- Pasang kunci pintu aluminium alpha CDL-5128
- Pasang grendel pintu 4” Stainless
- Pasang flushbolt 8” Dekkson FB050
- Pasang flushbolt 12” Dekkson FB050
- Pasang grendel jendela 3” Stainless
- Pasang rambuncis jendela aluminium
- Pasang engsel pintu 4” stainless
- Pasang engsel pintu kaca Dekkson SH 7701 CP atau setara
- Pasang engsel jendela 3” stainless
- Pasang hak jendela
- Pasang engsel swing
- Pasang engsel casement 8”
- Pasang engsel casement 12"
- Pasang handle pintu standar
- Pasang door closer pintu kayu/ aluminium
- Pasang door closer pintu besi/ baja, ex. Dorma atau setara
- Pasang kunci slot
- Pasang handle pintu kaca shower, ex. Dekkson atau setara
- Pasang handle standar pintu aluminium
- Pasang panic bar pintu besi/ baja, ex. Dekkson atau setara
- Pasang klip penjepit kaca ruang shower, ex. Dekkson atau setara
- Pasang Bottom Patch Fitting Dekkson PT 10 SS
- Pasang Top Patch Fitting Dekkson PT 20 PSS
- Pasang Top Patch Fitting Dekkson PT 24
- Pasang Top Panel Patch Fitting Dekkson PT 30 PSS
- Pasang Top Panel Patch Fitting Dekkson PT 40 PSS
15
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Pasang Floor Hinge Dekkson/Setara
- Pasang kunci pintu kaca frameless
- Pasang kaca bening, tebal 6 mm (termasuk lem silikon karet untuk celah
sambungan)
- Pasang kaca rayband, tebal 6 mm (termasuk lem silikon karet untuk celah
sambungan)
- Pasang kaca bening, tebal 8 mm (termasuk lem silikon karet untuk celah
sambungan)
- Pasang kaca rayband, tebal 8 mm (termasuk lem silikon karet untuk celah
sambungan)
- Pasang kaca tempered, tebal 8 mm (termasuk lem silikon karet untuk celah
sambungan)
- Pasang kaca tempered, tebal 12 mm (termasuk lem silikon karet untuk celah
sambungan)
- Pasang lapis sand blast kaca
- Pasang kaca cermin, tebal 6 mm
- Pasang pintu alumunium warna untuk kamar mandi
- Pasang kusen aluminium polos/ silver + powder coating aneka warna 4", merk
Alexindo atau setara
- Pasang kusen aluminium polos/ silver 4", merk Alexindo atau setara
- Pasang pintu aluminium silver + kaca 5 mm polos, merk Alexindo atau setara
- Pasang pintu aluminium warna + kaca 5 mm polos, merk Alexindo atau setara
- Pasang jendela aluminium silver + kaca 5 mm rayband, merk Alexindo atau setara
- Pasang jendela aluminium warna + kaca 5 mm rayband, merk Alexindo atau setara
- Pemasangan jalusi aluminium
- Pasang kusen dan pintu U-PVC (Unplastized Polyvinil Chloride)
16
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Pasang nok atap zincalume warna dengan tebal min. 0.35 mm
- Pasang talang datar (kantong), seng bjls 30
- Pasang talang miring (Jurai), seng bjls 30
- Pasang talang 1/2 lingkaran D-10 cm, seng bjls 30
- Membuat talang dari papan lapis seng plat / (jurai)
- Membuat pipa talang diameter 12 cm, material seng plat BJLS 30
- Pasang atap onduline, termasuk fixing dan aksesoris
- Pasang nok onduline, termasuk fixing dan aksesoris
- Pasang atap onduvilla, termasuk fixing dan aksesoris
- Pasang nok onduvilla, termasuk fixing dan aksesoris
- Pekerjaan waterproofing (lapisan anti bocor) min. 2 x aplikasi, ex. Sika Top Seal 107
17
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5.2.11 Pekerjaan Sanitasi
- Memasang kloset duduk merk Toto, ex. CW660NJ/SW660J (jet shower) atau setara
- Memasang kloset jongkok merk Toto, ex. CE7 atau setara
- Memasang urinoir merk Toto + acrylic urine protector, ex. U57M atau setara
- Memasang wastafel merk Toto + kran (panas dingin) + fitting + P-trap, ex.
(LW811CJ + TX115LQBR + THX1A-8 + TX277SV1 + TX801LN) atau setara
- Memasang shower kloset merk Toto, ex. THX20NB atau setara
- Pasang gantungan tisu merk Toto, ex. TX720AB atau setara
- Pasang gantungan handuk, ex. Fiorentino 8602 atau setara
- Memasang flexible shower + kran (panas & dingin) merk Toto
- Memasang tempat sabun/ perlengkapan mandi merk Toto
- Memasang clean out stainless, ex. Toto/ San-Ei/ setara
- Memasang bak mandi fibreglass volume 0,30 m3
- Memasang bak fibreglass volume 1 m3 air
- Memasang pipa PVC tipe AW ø 1/2" ex. Rucika atau setara
- Memasang pipa PVC tipe AW ø 3/4" ex. Rucika atau setara
- Memasang pipa PVC tipe AW ø 1" ex. Rucika atau setara
- Memasang pipa PVC tipe AW ø 1-1/2" ex. Rucika atau setara
- Memasang pipa PVC tipe AW ø 3" ex. Rucika atau setara
- Memasang pipa PVC tipe AW ø 4" ex. Rucika atau setara
- Memasang pipa PVC tipe AW ø 6" ex. Rucika atau setara
- Memasang bak cuci piring stainless, ex. Meiwa atau setara
- Memasang kran air merk San-Ei atau setara
- Memasang shipon wastafel, ex. Toto atau setara
- Memasang saringan cuci piring stainless
- Memasang push urinoir, ex. Toto atau setara
- Memasang floor drain stainless, ex. Toto/ San-Ei/ setara
- Memasang elbow PVC 1/2" ex. Rucika atau setara
- Memasang elbow PVC 3/4" ex. Rucika atau setara
- Memasang elbow PVC 1" ex. Rucika atau setara
- Memasang elbow PVC 1-1/2" ex. Rucika atau setara
- Memasang elbow PVC 3" ex. Rucika atau setara
- Memasang elbow PVC 4" ex. Rucika atau setara
- Memasang elbow PVC 6" ex. Rucika atau setara
- Memasang sok PVC 1/2" ex. Rucika atau setara
- Memasang sok PVC 3/4" ex. Rucika atau setara
- Memasang sok PVC 1" ex. Rucika atau setara
- Memasang sok PVC 1-1/2" ex. Rucika atau setara
- Memasang sok PVC 3" ex. Rucika atau setara
- Memasang sok PVC 4" ex. Rucika atau setara
- Memasang kopling PVC 1/2" ex. Rucika atau setara
- Memasang kopling PVC 3/4" ex. Rucika atau setara
- Memasang kopling PVC 1" ex. Rucika atau setara
- Memasang reducer PVC 3/4" x 1/2" ex. Rucika atau setara
18
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Memasang reducer PVC 1" x 3/4" ex. Rucika atau setara
- Memasang reducer PVC 1-1/2" x 1/2" ex. Rucika atau setara
- Memasang reducer PVC 1-1/2" x 3/4" ex. Rucika atau setara
- Memasang reducer PVC 4" x 3" ex. Rucika atau setara
- Memasang reducer PVC 6" x 4" ex. Rucika atau setara
- Pekerjaan memasang pelampung air otomatis 1" (stainless steel)
- Pekerjaan memasang check valve 2" (kuningan)
- Pekerjaan memasang ball valve 1" (kuningan)
- Pekerjaan memasang ball valve 2" (kuningan)
- Menyediakan clamp pipa PVC dan aksesoris 1/2"
- Menyediakan clamp pipa PVC dan aksesoris 3/4"
- Menyediakan clamp pipa PVC dan aksesoris 1-1/2"
- Menyediakan clamp pipa PVC dan aksesoris 3"
- Menyediakan clamp pipa PVC dan aksesoris 4"
- Menyediakan clamp pipa PVC dan aksesoris 6"
- Memasang stop kran air PVC 1/2" merk Onda atau setara
- Memasang stop kran air PVC 3/4" merk Onda atau setara
- Memasang stop kran air PVC 1" merk Onda atau setara
- Memasang kran angsa merk Toto, ex. TX603MEB atau setara
- Memasang kran air dinding merk Toto, ex. T23B13 atau setara
- Memasang tangki penampung air 2 ton polyethylene, Ex. Tedmon atau setara
- Pekerjaan pemasangan filter air, Ex. Aden Filter atau setara
- Pemasangan stop kran in 1 out 2
- Pemasangan stop kran in 1 out 1
19
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5.2.13 Pekerjaan Konstruksi Pipa (Jembatan dan Landasan) dan Konstruksi Baja
Struktural
- Memancang tiang pipa baja ke dalam tanah menggunakan drop hammer
- Membuat tiang pancang dari pipa Ø6" - Ø8", ujungnya diruncing dan rapat
- Membuat tiang pancang dari pipa Ø4", ujungnya diruncing dan rapat
- Memasang dan membongkar steiger untuk pemutaran skruppal
- Memasang pipa Ø4" untuk lantai jembatan, skur pada lantai, dam/sayap dan
pengunci tiang jembatan
- Memasang gelagar melintang dari pipa Ø8" dengan jarak las topi tiang 1.5m
- Memasang gelagar memanjang dari pipa Ø6", bentang tiang 3-4m
- Memasang pipa Ø3" - Ø4" untuk tangan-tangan jembatan
- Memasang dam dan sayap jembatan dari drum bekas aspal
- Memasang papan dari kayu kls. II ukuran 7.5x25x500 cm (untuk lantai dan pengunci
jembatan)
- Memasang papan dari kayu kls. II ukuran 7.5x25x500 cm (untuk jalur ban dan list
pinggir)
- Memasang klam jalur ban dari besi plat strip 50x4 mm serta dibaut Ø5/8"x4½ &
Ø5/8"x7½"
- Mengecat lantai, jalur ban, rangka jembatan, dam/sayap dengan teer
- Mengecat tangan-tangan jembatan dengan cat meni dan enamel
- Menyetel dan mengelas pipa dia. 2" Sch. 40
- Menyetel dan mengelas pipa dia. 3" Sch. 40
- Menyetel dan mengelas pipa dia. 4" Sch. 40
- Menyetel dan mengelas pipa dia. 6" Sch. 40
- Menyetel dan mengelas pipa dia. 8" Sch. 40
- Menyetel dan mengelas pipa dia. 10" Sch. 40
- Menyetel dan mengelas pipa dia. 12" Sch. 40
- Menyetel dan mengelas baja ( t baja ± 4 mm)
- Menyetel dan mengelas baja ( t baja ± 6 mm)
- Menyetel dan mengelas baja ( t baja ± 9 mm)
- Menyetel dan mengelas baja ( t baja ± 10 mm)
- Memotong pipa dia. 2" Sch. 40
- Memotong pipa dia. 3" Sch. 40
- Memotong pipa dia. 4" Sch. 40
- Memotong pipa dia. 6" Sch. 40
- Memotong pipa dia. 8" Sch. 40
- Memotong pipa dia. 10" Sch. 40
- Memotong pipa dia. 12" Sch. 40
- Memotong plat baja ( t ± 4 mm)
- Memotong plat baja ( t ± 6 mm)
- Memotong plat baja ( t ± 9 mm)
- Memotong plat baja ( t ± 10 mm)
20
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Stel dan pasang konstruksi baja round bar (shear connector, handle, dudukan
bekisting, dst.), mengacu SNI 03-1729-2020 atau ASTM A36 atau JIS G3101-
SS400 atau setara. Tegangan leleh minimal fy = 2400 kg/cm2
- Stel dan pasang konstruksi baja plat, mengacu SNI 03-1729-2020 atau ASTM A36
atau JIS G3101-SS400 atau setara. Tegangan leleh minimal fy = 2400 kg/cm2
- Stel dan pasang konstruksi baja profil canal (UNP) dan lip-channel (CNP), mengacu
SNI 03-1729-2020 atau ASTM A36 atau JIS G3101-SS400 atau setara. Tegangan
leleh minimal fy = 2400 kg/cm2
- Stel dan pasang konstruksi baja profil siku, mengacu SNI 03-1729-2020 atau ASTM
A36 atau JIS G3101-SS400 atau setara. Tegangan leleh minimal fy = 2400 kg/cm2
- Stel dan pasang konstruksi baja profil WF / H-beam, mengacu SNI 03-1729-2020
atau ASTM A36 atau JIS G3101-SS400 atau setara. Tegangan leleh minimal fy =
2400 kg/cm2
- Pekerjaan pemasangan (ereksi) struktur baja menggunakan TMC (Truck Mobile
Crane)
- Stel dan pasang spanschroef, material SS304 atau setara
- Pasang mur baut ≤ dia.1" , High Tension Bolt (mutu tinggi), berikut lubang, mengacu
ASTM A325 atau JIS B 1186 atau yang setara
- Pasang mur baut > dia.1", High Tension Bolt (mutu tinggi), berikut lubang, mengacu
ASTM A325 atau JIS B 1186 atau yang setara
- Pasang angkur/dynabolt ≤ dia.1" merk Hilti, Hilcon, Fischer mengacu ASTM A307
atau setara
- Pasang angkur/dynabolt > dia.1" merk Hilti, Hilcon, Fischer mengacu ASTM A307
atau setara
- Memasang buis Steel Corrugated Pipe diameter 100 cm (termasuk pengadaan
material)
- Memasang buis Steel Corrugated Pipe diameter 180 cm (termasuk pengadaan
material)
- Memasang buis Steel Corrugated Pipe diameter 300 cm (termasuk pengadaan
material)
- Stel dan pasang plat grating (ASTM A36) ukuran 25x5 mm, serrated type, hot dip
galvanized mengacu ke ASTM A123 atau SNI 07-7033-2004
- Pengadaan plat bordes 6 mm uk. 1.2 m x 2.4 m, mengacu ASTM A786 / A786 M
- Pengadaan material besi kotak/ hollow uk. 80x60mm @6 m, mengacu ke ASTM
A500
- Pengadaan material besi kotak/ hollow uk. 60x40mm @6 m, mengacu ke ASTM
A500
- Pengadaan material besi kotak/ hollow uk. 40x40mm @6 m, mengacu ke ASTM
A500
- Pengadaan material besi kotak/ hollow uk. 20x40mm @6 m, mengacu ke ASTM
A500
- Pekerjaan pemotongan & pengelasan (las potong & sambung) besi kotak/ hollow
21
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5.2.14 Pekerjaan Konstruksi Jalan
- Penggelaran Geogrid, mengacu ke ASTM D4439 dan D35
- Penggelaran Geotextile Non Woven, mengacu ke ASTM D4439 atau AASHTO M
288-06
- Penyiapan tanah dasar & memadatkan dengan mesin gilas (Motor Grader &
Vibratory Roller)
- Pekerjaan pembentukan, perataan dan pemadatan bahu jalan eksisting dengan
A2B (Motor Grader & Vibratory Roller)
- Pekerjaan pembentukan, perataan dan pemadatan badan jalan eksisting dengan
A2B (Motor Grader & Vibratory Roller)
- Menghampar dan memadatkan lapisan bawah kelas C sirtu (tebal padat) untuk
badan jalan, menggunakan A2B (Motor Grader & Vibratory Roller)
- Pekerjaan penghamparan dan pemadatan agregat kelas B secara mekanis (tebal
padat), menggunakan A2B (Motor Grader, Vibratory Roller & Water Tank)
- Pekerjaan penghamparan dan pemadatan agregat kelas A secara mekanis (tebal
padat), menggunakan A2B (Motor Grader, Vibratory Roller & Water Tank)
- Penghamparan dan pemadatan batu pecah uk. 2/3 secara manual
- Penghamparan dan pemadatan batu pecah uk. 3/5 secara manual
- Penghamparan dan pemadatan batu pecah uk. 5/7 secara manual
- Pengujian CBR Lapangan sesuai rencana dan gambar desain, mengacu ke SNI-
1738-2011
- Mencampur, menghampar dan memadatkan beton mutu K-250 untuk badan jalan
utama sesuai dengan ST&K dan gambar kerja, termasuk :
a) baja tulangan untuk dowel sesuai SNI-2052-2014
b) joint filler sesuai ASTM D8139 atau ASTM D1751
c) joint sealant sesuai ASTM D3405 atau ASTM D6690
d) curing menggunakan lembar plastik polyethylene atau karung goni
e) plastik kedap air (polyethylene) dengan tebal min. 125 mikron
f) bekisting dengan rangka kayu klas III dan multiplek tebal min. 12 mm
g) test kubus beton
h) trial mix beton"
- Mencampur, menghampar dan memadatkan beton mutu K-300 untuk badan jalan
utama sesuai dengan ST&K dan gambar kerja, termasuk :
a) baja tulangan untuk dowel sesuai SNI-2052-2014
b) joint filler sesuai ASTM D8139 atau ASTM D1751
c) joint sealant sesuai ASTM D3405 atau ASTM D6690
d) curing menggunakan lembar plastik polyethylene atau karung goni
e) plastik kedap air (polyethylene) dengan tebal min. 125 mikron
f) bekisting dengan rangka kayu klas III dan multiplek tebal min. 12 mm
g) test kubus beton
h) trial mix beton"
- Pekerjaan lapis perekat prime coat 0.8 L, dengan spesifikasi :
22
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
a) Aspal emulsi yang memenuhi SNI 4798:2011 untuk jenis kationik atau SNI
6832:2011 untuk jenis anionik. Aspal semen Pen. 60/70, memenuhi ASTM
D946/946M-15"
- Lapisan aspal hot mix AC-BC 60 mm tebal padat, Penetrasi 60/70 sesuai SNI 2456-
2011
- Pekerjaan lapis perekat tack coat 0.35 L, dengan spesifikasi :
a) Aspal emulsi yang memenuhi ketentuan SNI 4798:2011 untuk jenis kationik atau
SNI 6832:2011 untuk jenis anionik. Aspal cair yang memenuhi ketentuan SNI
4800:2011 dengan viskositas aspal cair jenis RC-250 atau MC-250. Atau aspal
keras Pen.60-70 yang memenuhi ketentuan ASTM D946/946M-15"
- Lapisan aspal hot mix AC-WC 40 mm tebal padat, Penetrasi 60/70 sesuai SNI 2456-
2011
- Pembuatan marka jalan lebar 12 cm tiga jalur, sesuai desain dan gambar rencana
- Pembuatan marka jalan zona sekolah, zebra cross, speed bump
- Test Core Aspalt terhampar, mengacu ke SNI 03-6890-2002
- Test Marshall BJ SSD, ektraksi dan analisa saringan, sesuai SNI 06-2484-1991
23
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5.3. Ketentuan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
5.3.1 Pekerjaan Persiapan dan Penutupan.
- PIHAK KEDUA harus melakukan survey lapangan, pengukuran dan pengenalan
lokasi atau area pekerjaan secara rinci bersama dengan PIHAK PERTAMA untuk
mendapatkan data yang nyata dan jelas. Biaya yang timbul dari survey menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
- Bersama Pengawas PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA harus memeriksa lokasi
yang akan dikerjakan terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan.
- Memasang rambu-rambu keselamatan yang memadai dan dapat dengan mudah
dilihat dan dibaca oleh pekerja PIHAK PERTAMA yang beraktivitas di dekat lokasi
pekerjaan PIHAK KEDUA.
- PIHAK KEDUA menyiapkan izin kerja, tenaga kerja/tim proyek, pembuatan laporan
(harian, mingguan, bulanan), pembuatan dokumentasi, menyiapkan dokumen
kebutuhan proyek, menyiapkan APD lengkap sesuai standar kebutuhan pekerjaan,
mengadakan HSE meeting (harian, mingguan, bulanan, insidensial), pengawasan
aspek HSE selama proyek berlangsung
- Sebelum melaksanakan pekerjaan PIHAK KEDUA harus menyelesaikan perizinan
dan persyaratan kerja bagi karyawannya sesuai dengan persyaratan yang berlaku di
lingkungan PIHAK PERTAMA.
- Penjagaan keamanan dan keutuhannya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
Segala kehilangan peralatan/material baik yang belum diperiksa maupun yang sudah
diperiksa oleh Pengawas PIHAK PERTAMA selama pekerjaan belum
diserahterimakan, menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
harus menggantinya.
- Penempatan bahan dan peralatan kerja harus disetujui oleh Pengawas PIHAK
PERTAMA agar tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.
- PIHAK KEDUA harus melakukan MCU terhadap semua tenaga kerja yang diadakan
melalui PERJANJIAN ini setiap minimal 1 x dalam setahun dengan wajib melakukan
paket pemeriksaan kesehatan yang direkomendasikan oleh PIHAK PERTAMA
(paket pekerjaan resiko TINGGI, termasuk tes screening COVID19 apabila
diperlukan) untuk direview oleh Dokter yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA sebelum
personil dimaksud dapat diajukan dalam Surat Izin Masuk Lokasi (SIML).
- Medical Check Up (MCU) tersebut meliputi dan tidak terbatas pada :
▪ MCU Tenaga Kerja Administrasi
▪ MCU Engineer
▪ MCU HSE Officer
▪ MCU Pekerja Plumbing, Batu, Keramik, Pemasangan Gorong-Gorong,
Galian dan Pemotongan Tanah < 1.2m
▪ MCU Pekerja Galian > 1.2m, Pembesian, Pasang Bekisting,
Pemancangan, Konstruksi Kayu, Atap, Plafon, Plesteran, Pengecatan &
Pasang HDPE
▪ MCU Tenaga Kerja Terpajang Bising, Driver Mobil Penumpang & OFT
Driver
24
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
▪ MCU Tenaga Kerja Operator Alat Berat
▪ MCU Tenaga Kerja di Ketinggian, Kedalaman, Suhu Ekstrim, SCBA,
Lepas Pantai, Area Terpencil
- Terhadap kondisi penerapan protokol pencegahan COVID-19 terkait biaya yang
ditimbulkan akibat screening (rapid test antibody, antigen, maupun PCR), akomodasi
saat karantina, jasa pelayanan kesehatan, dan biaya lainnya yang mungkin timbul
menjadi beban PIHAK KEDUA.
- Pembuatan approved for construction dicap “AFC” atau “Approved For Construction”
setelah gambar disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan diperbanyak sesuai kebutuhan
dalam pekerjaan PIHAK KEDUA dan untuk keperluan pengawasan PIHAK
PERTAMA.
- Pembuatan as built drawing dengan dicap “As Built Drawing” dan disetujui oleh
PIHAK PERTAMA dibuat rangkap 3 (tiga) dimana 1 (satu) asli dan 2 (dua) copy.
- Selain dalam bentuk hardcopy, PIHAK KEDUA juga menyerahkan dokumen
Approved For Construction dan As built Drawing dalam bentuk softcopy format PDF
dan Native File. Softcopy dibuat rangkap 3 (tiga) dan disampaikan kepada PIHAK
PERTAMA dalam bentuk CD atau flashdisk.
- Personil yang terlibat dalam tahapan pembuatan dokumen tersebut harus
berpengalaman dan professional dengan jumlah yang cukup, baik engineer, desainer
dan drafter. PIHAK PERTAMA berhak meminta pergantian personil jika personil yang
dipekerjakan PIHAK KEDUA dianggap kurang mampu/professional dalam
menyelesaikan tahapan pekerjaan ini
- PIHAK KEDUA melakukan sewa dan install scaffolding frame system selama proyek
berlangsung & sesuai kebutuhan proyek. Biaya pemasangan scaffolding sudah
termasuk upah bongkar pasang, penyediaan kelengkapan scaffolding tersebut adalah
sebagai berikut dan tidak terbatas pada :
▪ Main Frame 190 cm
▪ Main Frame 170 cm
▪ Cross Brace 220 cm
▪ Cross Brace 190 cm
▪ Join Pin
▪ Jack Base 40 cm
▪ Jack Base 60 cm
▪ Pipa Support
▪ U-Head 40 cm
▪ U-Head 60 cm
▪ Catwalk
▪ Clamdia
▪ Roller Catter/ Roda
▪ Stair Frame/ Tangga
- PIHAK KEDUA melakukan sewa dan install scaffolding tubular/pipe selama proyek
berlangsung & sesuai kebutuhan proyek. penyediaan kelengkapan scaffolding
tersebut adalah sebagai berikut dan tidak terbatas pada:
a) Screw Jack Base Model RSJB-B (Rendez) or equivalent.
25
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
Spec:
▪ Maximum adjusting Height 450 mm
▪ Overall height screw jack 600 mm
▪ Hot Dipped Galvanized Steel
▪ BS EN 12811-1 Standard atau setara (certified)
b) U Head Screw Jack Model RUH-B-60 (Rendez) or equivalent. Spec:
▪ U Head Dimension 180 x 150 x 50 x 5 mm
▪ Maximum adjusting Height 450 mm
▪ Overall height screw jack 600 mm
▪ Hot Dipped Galvanized Steel
▪ BS 1139 / EN-74 Standard atau setara (certified)
c) Screw Jack Base Model RSJB-B (Rendez) or equivalent. Spec:
▪ Maximum adjusting Height 450 mm
▪ Overall height screw jack 600 mm
▪ Hot Dipped Galvanized Steel
▪ BS EN 12811-1 Standard atau setara (certified)
d) U Head Screw Jack Model RUH-B-60 (Rendez) or equivalent. Spec:
▪ U Head Dimension 180 x 150 x 50 x 5 mm
▪ Maximum adjusting Height 450 mm
▪ Overall height screw jack 600 mm
▪ Hot Dipped Galvanized Steel
▪ BS 1139 / EN-74 Standard atau setara (certified)
e) Inner Joint Pin Model RIJP-B-486 (Rendez) or equivalent. Spec:
▪ BS 1139 Standard atau setara (certified)
▪ Zinc Electro Platin
f) Steel Plank (Catwalk) Model RSP-12-3 (Rendez) or equivalent. Spec:
▪ Size 250 mm x 40 mm x 1.2 mm x 3 m
▪ Hot Dipped Galvanized Steel
▪ SS 280 Standard atau setara (certified)
g) Board Retaining Coupler for SS 280 Standard Model RBRC-G-486 (Rendez) or
equivalent.
h) Allumunium Ladder Model RAL-EN-30 (Rendez) or equivalent. Spec:
▪ Safe Working Load = 150 kg
▪ Height: 3070 mm
▪ Width: 400 mm
▪ 10 steps
▪ EN 131 Standard atau setara (certified)
i) Allumunium Ladder Model RAL-EN-62 (Rendez) or equivalent. Spec:
▪ Safe Working Load = 150 kg
▪ Height: 6110 mm
▪ Width: 454 mm
▪ 20 steps
▪ EN 131 Standard atau setara (certified)
j) Castor Wheel. Spec:
26
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
▪ Min. Size 6"
▪ Safety working load 3 kN
▪ Hot dipped galvanized for steel surface protection
▪ BS 1139 Standard atau setara (certified)
k) Locking Pin. Spec:
▪ Zinc Electro Plating
l) Base Plate Model RBP-B-150 (Rendez) or equivalent, Spec:
▪ Size 150 mm x 150 mm, thickness 5 mm
▪ Hot Dipped Galvanized Steel
▪ BS 1139 / EN 74 Standard atau setara (certified)
m) Scaffolding Pipe Model RSP-B-32-S (Rendez) or equivalent. Spec:
▪ Dia. 48,3 mm
▪ Thickness min 3.2 mm
▪ Length 6 m
▪ Hot Dipped Galvanized Steel
▪ Seamless or ERW
▪ BS 1139 / EN 39 Standard atau setara (certified)
n) Pressed Swivel Coupler (Clamp Putar) Model RPSC-B-486 (Rendez) or
equivalent, Spec:
▪ BS 1139 / EN 74 Standard atau setara (certified)
▪ Failure Load Test = 14 kN
▪ Zinc Electro Plating
o) Pressed Double Coupler (Clamp Mati) Model RPDC-B-486 (Rendez) or
equivalent, Spec:
▪ BS 1139 / EN 74 Standard atau setara (certified)
▪ Failure Load Test = 20 kN
▪ Zinc Electro Plating
p) Sleeve Coupler (Joint Clamp) Model RSC-B-486 (Rendez) or equivalent, Spec:
▪ BS 1139 / EN 74 Standard atau setara (certified)
▪ Slipping Load Test = 6 kN
▪ Zinc Electro Plating
q) Ladder Clamp Model RLC-G-486 (Rendez) or equivalent, Spec:
▪ Zinc Electro Plating
r) Drop Forged Fixed Girder Coupler (Clamp Fixed Girder/Structure) Model RDFG-
B-486 (Rendez) or equivalent
Spec:
▪ BS 1139 Standard atau setara (certified)
▪ Hot Dipped Galvanized Steel
s) Drop Forged Swivel Girder Coupler (Clamp Putar Girder/Structure) Model
RDSG-B-486 (Rendez) or equivalent, Spec:
▪ BS 1139 Standard atau setara (certified)
▪ Hot Dipped Galvanized Steel
t) Fencing Coupler (Parallel Clamp) Model RFC-B-486 (Rendez) or equivalent,
Spec:
27
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
▪ BS 1139 / EN 74 Standard atau setara (certified)
▪ Failure Load Test = 20 kN
▪ Zinc Electro Plating
u) Ratchet Scaffold (kunci Ratchet) Size 14 mm x 17 mm
v) Ratchet Scaffold (kunci Ratchet) Size 19 mm x 21 mm
- Biaya pemasangan scaffolding sudah termasuk upah bongkar pasang dan scaffolder
bersertifikat. Berikut ini adalah contoh standar pemasangan scaffolding tipe tubular
system:
29
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
• Distribusi
Jumlah BM minimal satu pasang (dua buah). Satu pasang BM harus saling
terlihat diletakkan pada sekitar area pemetaan. Pemilihan lokasi didesain
sedemikian rupa sehingga aman dari lalu lintas kendaraan, aman terhadap
penggunaan lahan, mudah untuk melakukan pengamatan GPS geodetik, dan
penempatannya harus di lahan milik PIHAK PERTAMA.
b) Pengukuran titik Bench Mark (BM) dengan alat GPS Geodetik
30
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
• Pengukuran titik BM harus mengikat pada minimal satu titik referensi terdekat
dengan metoda Static Positionong. Bila elevasi titik kontrol ditentukan dengan
metoda GPS maka nilai elevasi hasil GPS harus dikonversi ke sistem tinggi
orthometrik dengan koreksi nilai undulasinya.
• Pengukuran titik kontrol dengan teknologi GPS harus mengacu pada kaidah
sebagai berikut :
✓ metoda pengamatannya dilakukan secara Relative-Static Positioning,
✓ receiver GPS yang digunakan adalah tipe geodetik
✓ lama pengamatan minimum 90 menit untuk jarak baseline kurang dari 5 Km, dan
minimum 180 menit untuk jarak baseline sekitar 5.1 - 10 Km, dan minimum 5 jam
untuk jarak baseline lebih dari 10 Km, dan dengan menggunakan alat receiver
GPS dual frekuensi,
✓ lama pengamatan minimum 120 menit untuk jarak baseline kurang dari 5 km dan
minimum 180 menit untuk jarak baseline sekitar 10 km. Hal ini bila digunakan
alat receiver single frekuensi,
✓ jumlah satelit yang teramati pada saat pengamatan minimum sebanyak 6 (enam)
sinyal satelit dengan GDOP kurang dari 04,
✓ untuk menghindari gelombang pantul dan untuk mendapatkan perpotongan
geometri sinyal satelit yang baik, maka sudut ”mask angle” antena dibuat pada
sudut lebih besar dari 15º,
✓ pengolahan data GPS diawali dengan pengolahan baseline dengan ketelitian
lebih baik dari 10 ppm (10 part per milion),
✓ nilai simpangan baku koordinat horizontal & vertikal hasil hitungan ”adjusment”
harus kurang dari 0,10 meter.
✓ GPS tipe Geodetic double frequency ketelitian orde milimeter perlu dikalibrasi
setiap enam bulan, dan dilaporkan hasil kalibrasinya kepada pengawas PIHAK
PERTAMA.
31
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
i. bila hanya terdapat satu pasang titik referensi, maka bentuk jalur pengukuran
berupa loop atau kring tertutup.
ii. bila terdapat dua pasang titik referensi, maka arah awal dapat ditentukan dari dua
koordinat yang telah diketahui tersebut dan bentuk jalur poligon terikat tertutup
sempurna (berupa loop ke salah satu titik ikat referensi).
iii. sebelum pengukuran dimulai harus pengecekan alat baik kesalahan kolimasi,
kesalahan indeks atau konstanta penambah pada alat Total Station (TS).
iv. pengamatan sudut harus dilakukan sebanyak dua seri dengan perbedaan nilai
sudut seri pertama dan seri kedua kurang lebih 15 detik.
v. jarak sisi-sisi antar poligon diukur 2 (dua) kali arah kemuka dan arah ke belakang.
Perbedaan jarak antara dua hasil pengukuran tersebut tidak lebih dari 5 mm,
vi. ketelitian Kesalahan Penutup Sudut (KPS) tidak lebih dari 10√n (dimana n adalah
jumlah titik sudut poligon),
vii. ketelitian Linier Polygon (KLP) lebih kecil dari 1 : 10.000,
viii. hitungan koordinat posisi horizontal diselesaikan dengan metoda Bowditch atau
Least Square.
ix. kesalahan penutup beda tinggi tidak lebih dari 12 mm √D (dimana D adalah
jumlah jarak dalam kilometer)
x. Setiap pengukuran dengan TS harus bisa menampilkan laporan minimal data
Horizontal Distance (HD), Vertical Distance (VD), & Slope Distance (SD) sehingga
dapat diketahui komponen Titik Kontrol Horisontal & Vertikalnya. Data Titik
Kontrol ini harus dilaporkan dengan jelas kepada PIHAK PERTAMA.
xi. Peralatan TS yang digunakan harus mempunyai kemampuan melakukan
pemetaan dengan metode tanpa Reflector (Reflectorless).
32
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
iii. Sebelum dan sesudah pengukuran selesai harus dilakukan pengecekan
kesalahan garis bidik alat,
iv. Jarak pengukuran antar alat ke rambu tidak lebih dari 75 meter dengan ketelitian
bacaan rambu minimum 1 mm. Kedudukan alat terhadap rambu muka dan rambu
belakang diatur sedemikian rupa sehingga memiliki jarak yang hampir sama,
v. Jumlah slag pengukuran setiap seksi dibuat berjumlah genap dengan sistem
perpindahan rambu cara ”lompat katak”,
vi. Ketelitian akhir pengukuran sipat daftar (kesalahan penutup beda tinggi pergi &
pulang) tidak lebih dari 12 mm √D (dimana D adalah jumlah jarak dalam
kilometer),
33
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
ix. Data atribut yang perlu dicatat pada saat pengukuran: jenis tanaman, jenis
penggunaan lahan, nama bangunan, nama kepemilikan (jika memang diketahui
& ada), nama desa, kecamatan, dan kabupaten.
x. Desain kode data dibuat sedemikian rupa sehingga akan mewakili ”layer”
(lapisan) gambar digital pada CAD yang disusun dalam grup tertentu. Jumlah
layer minimum yang diwajibkan meliputi :
Warna /
No. Obyek Kode Topologi Grup/Layer
Jenis Garis
34
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
7. Sungai ASN Garis Biru Perairan
Fasilitas
15. Pipa PIPA Garis Merah
Produksi
35
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
vi. Gunakan tabel kode untuk membuat peta planimetris dan menampilkannya
pada layar monitor untuk mengevaluasi kelengkapan obyek lapangan,
vii. Bila proses diatas sudah sesuai dengan ketentuan, maka dapat dilanjutkan
dengan pembuatan DTM (Model Lapangan Digital). Proses interpolasi dan
representasi DTM dapat mempergunakan pendekatan model TIN (Triangle
Irreguler Network),
viii. Nilai faktor ”smoothing” dalam pembuatan peta kontur tidak lebih dari 0,5
mm sampai 1 mm pada skala peta atau berkisar 0,5 sampai 1 meter pada
skala 1 : 1000,
ix. fasilitas ”breakline” dapat diterapkan bagi obyek tertentu (Bangunan, Tepi
Tebing/Sungai) khususnya yang terkait dengan pola garis kontur,
x. data lapangan (Raw data) didokumentasi dengan format Rinex, serta
dibuat back-up data minimal satu copy,
xi. bila hasil draft peta telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA, maka dapat
dilanjutkan menjadi produk final,
xii. semua data yang dihasilkan PEKERJAAN ini dan data terkait lainnya yang
diberikan oleh PIHAK PERTAMA harus dirahasiakan dari pihak luar,
pelanggaran atas hal ini dapat berakibat pada pemutusan PERJANJIAN
• Tujuan tahap PEKERJAAN ini adalah memasang level proyek konstruksi kerja
tanah, level rencana pondasi agar datar, penurunan level pipa T ground pit
36
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
pemboran agar tercapai Helling, mengukur elevasi pondasi, dan level
konstruksi lainnya yang ditentukan PIHAK PERTAMA.
• Kegiatan yang dilakukan adalah memastikan elevasi pemotongan dan
penimbunan telah sesuai dengan elevasi yang didesain atau direncanakan,
kegiatan ini harus menggunakan Digital Level, dan atau TS dimana ukuran
tingginya (elevasi) diikatkan pada BM JKV yang telah dibuat dengan metode
spot height atau metode profil.
• Pengukuran level pondasi yang sudah diikatkan pada referensi MSL atau peil
tertentu (datum vertikal yang ditentukan PIHAK PERTAMA) menggunakan
Digital Level yang sudah dikalibrasi minimal enam bulan sekali.
• Untuk megukur levelling pondasi dilakukan dengan mengukur elevasi pondasi
setiap interval 1 (satu) meter, dan diberi nomor urut sampai minimal 90% areal
semua elevasi pondasi terukur. Elevasi ini sudah diikatkan ke BM yang sudah
berefensi MSL atau peil lampung. Maksimal toleransi leveling pondasi dari
pengukuran terendah dan tertinggi tidak melebihi 5 cm, dan tidak ada
pergerakan. Nomor titik di fisik pondasi diberi nomor urut agar memudahkan
saat identifikasi titik pondasi yang miring lebih dari 5 cm.
• Pengukuran level kerja yang dilakukan sebagai contoh adalah pengukuran dan
pemasangan level pipa T, pemasangan bowplank pondasi, elevasi rencana
proyek kerja tanah, dan lain-lainnya harus ditandai di lapangan minimal berupa
kayu diameter 3-5 cm panjang minimal 10 cm – maksimal 1.3 meter muncul di
atas permukaan tanah yang diberi tanda keterangan nama titik, dan level yang
harus dicapai sesuai rencana.
• Hasil pengukuran pondasi dalam berupa denah pondasi dan titik-titik
pengukuran levelnya, dengan tanda cat pada fisik titik pondasi yang diukur
tersebut.
• Pengukuran level meja bor dan lantai bor untuk keperluan mengukur tingkat
level meja bor sebanyak minimal delapan titik merata pada meja bor.
• Hasil pemasangan peil elevasi kerja ini harus dilaporkan, dan dikoordinasikan
langsung kepada Pengawas Konstruksi di lokasi kerja pada hari yang sama
dilakukan pengukuran agar dapat dipahami, dan diperiksa sesuai rencana kerja
konstruksinya.
• Levelling menggunakan Digital Level dilakukan sebanyak minimal dua sesi
kring dengan toleransi kesalahan penutup pada satu kring adalah 18 mm√D
yang artinya D setiap jarak tempuh 1 km ketelitian = 18 mm.
37
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
• PIHAK KEDUA harus membuat laporan khusus tahap PEKERJAAN ini
dengan melampirkan minimal antara lain berisi hasil pengukuran, perhitungan
penetuan elevasi kerja, hasil tanda peil terpasang, & foto-foto aktual kondisi di
lapangan.
• Untuk pengukuran level suatu pondasi atau fasilitas produksi yang ditarik dari
Pondasi lain atau fasilitas lainnya dilakukan dengan Total Station, dan Digital
Level dengan lebar jalur adalah 1 meter ke kiri dan ke kanan, sehingga lebar
koridor 2 meter dikalikan dengan panjang rencana jalur pengukuran agar
mendapatkan volume pekerjaan dalam satuan titik, yang akan ditentukan oleh
PIHAK PERTAMA.
38
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
f) Pemeriksaan dan koreksi Bersama
• PEKERJAAN ini dimaksudkan untuk cek kualitas hasil survey pemetaan, &
membahas bersama desain antara Fungsi-Fungsi pada PIHAK PERTAMA
dengan PIHAK KEDUA tentang keakuratan desain site plannya dengan
kondisi lapangan, dan standar desain Lokasi yang sudah dipersyaratkan oleh
PIHAK PERTAMA.
• Pemeriksaan bersama hasil pemetaan situasi dilakukan bersama antara
PIHAK PERTAMA, dan PIHAK KEDUA. Hasil pemeriksaan ini dibuat suatu
Berita Acara Pemeriksaan yang disepakati kedua belah pihak.
• Perbedaan nilai yang dapat ditolerir adalah maksimal 15 cm atau ditentukan
lain oleh PIHAK PERTAMA untuk komponen horizontal, dan vertikal.
• Jika ditemui kesalahan pada hasil PEKERJAAN surta maka harus diperbaiki.
• Hasil koreksi pada point tersebut di atas juga harus diperiksa kembali bersama
di lapangan untuk memastikan koreksinya sudah dilakukan
• Jika ditemukan kembali kesalahan pada tahap (d) di atas maka harus tetap
diperbaiki dan diperiksa kembali sampai semua item yang diperiksa benar
sesuai yang dipersyaratkan.
39
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Konstruksi pagar tersebut harus sesuai dengan Gambar Teknis yang telah disetujui
oleh PIHAK PERTAMA. Pelaksanaan pemasangan pagar tersebut dimungkinkan
untuk memakai material dari lokasi sebelumnya, yang masih layak untuk digunakan
dengan ketetapan sebanyak 70% (tujuh puluh persen) material masih bisa digunakan
kembali. Dalam hal pemasangan kembali pagar tersebut, akan digunakan sebanyak
30% (tiga puluh persen) material baru untuk melengkapi material sebelumnya.
- PIHAK KEDUA Membersihkan seluruh lokasi pekerjaan dari sisa material bekas
proyek, mengangkat material-material yang menjadi milik PIHAK PERTAMA ke
lokasi/gudang yang ditentukan oleh Pengawas PIHAK PERTAMA.
- PIHAK KEDUA wajib memperbaiki kembali fasilitas eksisting yang rusak akibat
pekerjaan dan demobilisasi peralatan kerja yang sudah selesai digunakan.
5.3.2 Transportasi Material, Pekerja & Mob/Demob A2b
- PIHAK KEDUA menyediakan 1 (satu) unit kendaraan roda empat (4WD) berikut
driver, berbahan bakar diesel, siap pakai dan dapat digunakan di lokasi PEKERJAAN
selama pelaksanaan pekerjaan. Biaya operasional (bahan bakar dan driver)
maintenance sudah termasuk dalam harga borongan pekerjaan.
- PIHAK KEDUA harus menyediakan sarana transportasi yang memadai dan sesuai
peruntukannya.
- Transportasi yang digunakan untuk semua bahan ke lokasi PEKERJAAN seluruhnya
ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
- Transportasi yang diperlukan untuk semua tenaga kerja dan peralatan yang
digunakan termasuk bahan-bahan bongkaran dan sisa bahan disediakan oleh PIHAK
KEDUA.
- Mobilisasi dan demobilisasi seluruh peralatan yang disediakan oleh PIHAK KEDUA
dan semua biaya yang timbul menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
- Apabila dipandang perlu dan kondisi memungkinkan, PIHAK PERTAMA dapat
menyediakan transportasi untuk material, tenaga kerja serta peralatan dan hal ini
akan diperhitungkan dalam nilai kontrak sebagai beban PIHAK KEDUA.
- Sarana transportasi yang disediakan harus dioperasikan oleh pengemudi yang
memiliki SIM yang sesuai dan berlaku. Kendaraan yang dioperasikan harus lulus uji
kelayakan kendaraan dan dilengkapi dengan surat-surat yang resmi dan masih
berlaku.
- Biaya sarana transportasi sudah termasuk gaji supir, BBM dan biaya perawatan
kendaraan.
5.3.3 Pekerjaan Bongkaran
- Sebelum melakukan pekerjaan bongkaran lakukan pengamanan / pemutusan jalur-
jalur Instalasi air, listrik, gas, Air Conditioner (AC) atau instalasi lain dengan
menutupnya dengan bahan yang diijinkan atau disyaratkan oleh Pengawas Pekerjaan
PIHAK PERTAMA, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
- Pekerjaan bongkaran dimaksudkan adalah untuk membongkar pekerjaan baik diluar
atau dalam ruangan dan sudah ditentukan oleh user dan diketahui oleh Pengawas
40
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
Pekerjaan PIHAK PERTAMA baik via telpon atau sesuai dengan pekerjaan yang
tercantum dalam surat perintah kerja (SPK).
- Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan aman.
Jika pembongkaran dilakukan di tempat berbahaya (lingkungan minyak dan gas)
maka digunakan martil / pahat kuningan atau bahan yang tidak menimbulkan percikan
api.
- Pengawasan agar dilakukan untuk meminimalisasi terhadap timbulnya debu, suara
dan getaran yang mempengaruhi lingkungan sekitar / sekelilingnya.
- Segala kerusakan yang terjadi akibat pekerjaan bongkaran menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.
- Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan (proyek)
dan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA dan diketahui oleh Pengawas Pekerjaan
PIHAK PERTAMA.
- Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh dan dapat digunakan kembali,
disimpan dan/ atau diserahkan kepada PIHAK PERTAMA dengan disertai daftar/ list
item barang-barang tersebut.
41
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Pembentukan akhir (finishing) permukaan lapangan dengan kemiringan 1% sampai
dengan 2%, dipadatkan berulang-ulang minimum 5 kali passing menggunakan vibro
roller.
- Menggali tanah sesuai dengan petunjuk pengawas PIHAK PERTAMA pada tempat-
tempat yang telah ditentukan. Tanah bekas galian dibuang ditempat yang sudah
ditentukan atau diratakan disekitar lubang galian.
- Dalam melaksanakan galian harus diperhatikan aspek keselamatan dan keamanan
karena di dalam tanah terdapat jalur jalur pipa, jalur kabel dan instalasi lain.
- Tanah bekas galian diangkut dan dibuang serta diratakan.
- Mengurug tanah bekas galian ke lubang/celah-celah galian dan lain – lain termasuk
meratakan dan memadatkan. Dilakukan tes kepadatan tanah untuk fondasi dan jalan
(CBR) sesuai dengan drawing.
- Mengurug dengan pasir urug setebal 5 cm padat untuk dasar lantai kerja dan disiram
dengan air hingga padat.
- Setiap 30 cm urugan tanah segera diratakan, dipadatkan dan dilaksanakan secara
berulang-ulang hingga mencapai kepadatan yang sempurna dan dengan tebal sesuai
petunjuk pengawas PIHAK PERTAMA (minimum 5 kali pengilasan) menggunakan
vibro roller.
- Menghampar/ membentuk lapangan lokasi dengan material perkerasan yang
ditentukan oleh PIHAK PERTAMA.
- Material perkerasan Agregat yang dipakai harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
42
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
Hasil kali Indeks Plastisitas dengan % lolos maks. 25 -
ayakan No. 200
Gumpalan Lempung dan Butiran-butiran 0 - 5% 0 - 5%
mudah Pecah (SNI 4141:2015)
CBR Rendaman (SNI 1744:2012) min. 90% min. 60%
Perbandingan Persen Lolos Ayakan No. maks. 2/3 maks. 2/3
200 dan No. 40
- Material perkerasan sirtu yang dipakai adalah sirtu tersaring dgn komposisi pasir 25%
- 35% dan batu 65% - 75%.
- Material perkerasan batu pecah yang dipakai harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
Material Spesifikasi
BATU SPLIT TYPE: SPLIT. ABRASIVE: NATURAL. NATURAL: GRIT. SIZE:
PECAH 1X2 1 X 2 CM. Komposisi minimal 85% seragam. Abrasi Aggregat
Kasar 0 - 40%.
BATU SPLIT TYPE: SPLIT. ABRASIVE: NATURAL. NATURAL: GRIT. SIZE:
PECAH 2X3 2 X 3 CM. Komposisi minimal 85% seragam. Abrasi Aggregat
Kasar 0 - 40%.
43
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5.3.5 Pekerjaan Pasangan, Dinding, Plesteran dan Lantai
44
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Plesteran adalah campuran 1 PC : 4 PSR. Plesteran ini untuk menutup semua
permukaan dinding pasangan batu bata bagian dalam bangunan terkecuali yang
dinyatakan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
- Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PSR. Aduk plesteran ini untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan batu bata pada bagian luar/tepi luar bangunan,
semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan batu bata seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
- Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian
rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus ini adalah
pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk plesteran sebagai lapisan dasar
berumur 7 hari (sudah kering benar].
- Semua jenis aduk plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
- Permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaan plesteran tersebut
khususnya plesteran halus harus rata, tidak bergelombang,tidak retak, penuh &
padat, tidak berongga serta berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda
benda lain yang membuat cacat.
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata dan
beton, permukaan beton harus dibersihkan dari sisa sisa bekisting kemudian
diketrek/scratched. Semua lubang lubang bekas pengikat existing atau formtie harus
tertutup aduk plesteran.
- Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu bata dan
beton yang akan difinish dengan cat.
- Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya granit dan
lainnya,maka permukaan plesterannya harus diberi alur alur garis horizontal untuk
memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan
ini tidak berlaku apabila bahan finishing tersebut cat.
- Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/ kolom/lantai
yang dinyatakan dalam Gambar Kerja dan/atau sesuai peil peil yang diminta dalam
Gambar Kerja. Tebal plesteran minimal 1 cm, maximal 2,5 cm. Jika ketebalan
melebihi 3 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke
permukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat
daya lekat plesteran.
- Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m.
- Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar
tidak secara-tiba tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik matahari langsung dengan
bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan
tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu
menyiram dengan air sekurang kurangnya dua kali sehari sampai jenuh. Jika terjadi
keretakan, Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai hasilnya
dinyatakan diterima oleh PIHAK PERTAMA.
45
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 7 minggu.
- Khusus untuk dinding pasangan batu bata atau concrate block pada peturasan,
sebelum pelaksanaan pekerjan aduk plesteran ini, terlebih dahulu harus diberi lapisan
kedap air setinggi 80 cm dari peil finish lantai yang bersangkutan.
- Untuk perbaikan bekas bobokkan instalasi ME sebelum diplester kembali harus
menggunakan kawat ayam yang dikaitkan ke permukaan pasangan bata/beton.
47
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Setiap kerusakan yang terjadi akibat kegagalan / kesalahan konstruksi yang dipasang
PIHAK KEDUA, perbaikannya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA selama masa
pemeliharaan.
- Bekisting boleh dibuka sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari setelah beton dituang.
- Untuk hal lain yang belum termuat dalam ketentuan di atas maka digunakan
ketentuan sebagai berikut:
▪ SNI 03-3449-2002, Tata cara perancangan campuran beton ringan
dengan agregat ringan
▪ SNI 03-3976-1995, Tata cara pengadukan pengecoran beton.
▪ SNI 03-2834-2000, Tata cara pembuatan rencana campuran beton
normal.
48
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
sambungan ekspansi. Penutup itu harus berukuran pas dengan dowel dan bagian
ujung yang tertutup harus tahan air.
- Memotong dan menggelar baja tulangan untuk sambungan melintang antar segmen
diberi besi tulangan (batang dowel) diameter 22 – 300 mm, besi polos 3 - ø 13 mm
dan dudukan batang dowel ø 13 mm – 300 mm tiap modul kelipatan 5,4 (lima koma
empat) meter panjang (untuk pengecoran jalan beton/ sesuai dengan gambar kerja).
- Memotong dan menggelar baja tulangan untuk sambungan memanjang antar
segmen diberi besi tulangan (batang dowel), besi polos 3 - ø 13 mm dan dudukan
batang dowel ø 13 mm (untuk pengecoran jalan beton/ sesuai dengan gambar kerja).
Memotong dan menggelar baja tulangan untuk tulangan lantai badan jalan bagian
bawah dengan besi tulangan wire mesh ulir M8 atau M10 (15 x 15 cm). Tulangan wire
mesh ulir M8 atau M10 dipasang selebar jalan pada tempat tertentu (untuk
pengecoran jalan beton/ sesuai dengan gambar kerja).
49
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Sebelum melaksanakan pekerjaan, PIHAK KEDUA diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang),
termasuk mempelajari bentuk, pola, lay out/ penempatan, cara pemasangan,
mekanisame dan detail-detail sesuai gambar.
- Sebelum pekerjaan dimulai, PIHAK KEDUA wajib mengajukan contoh dari semua
bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini kepada PIHAK PERTAMA minimal 3
(tiga) produk yang setara dari berbagai merek/ pabrik lengkap dengan
brosur/spesifikasi dari masing-masing pabrik yang bersangkutan.
- PIHAK KEDUA wajib membuat gambar rencana kerja yang mencantumkan semua
data produk, ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan tersebut. Gambar tersebut
sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh PIHAK PERTAMA.
- Penyimpanan material daun pintu, jendela atau partisi di lokasi pekerjaan harus
ditempatkan pada permukaan yang rata, dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
- Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu, jendela dan penguat
lain, agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan,
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
- PIHAK KEDUA boleh menggunakan sekrup galvanized jika diperlukan, dan telah
mendapat persetujuan PIHAK PERTAMA, pengerjaan tanpa meninggalkan bekas/
cacat pada permukaan rangka daun jendela kaca.
- Untuk daun jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak
melenceng dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
- Pekerjaan partisi kaca (dinding sekat ruangan) dan dinding curtain wall dipasang pada
seluruh detail sesuai yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar kerja yang telah
disetujui PIHAK PERTAMA.
5.3.8 Pekerjaan Atap dan Konstruksi Kuda – Kuda
- Bahan – bahan dan spesifikasi yang di gunakan harus sesuai dengan gambar kerja
yang sudah disetujui oleh PIHAK PERTAMA. Semua bahan/ material yang digunakan
harus memenuhi standard SNI.
- Sebelum pekerjaan dimulai, PIHAK KEDUA wajib mengajukan contoh dari semua
bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini kepada PIHAK PERTAMA minimal 3
(tiga) produk yang setara dari berbagai merek/ pabrik lengkap dengan brosur/
spesifikasi dari masing-masing pabrik yang bersangkutan.
- PIHAK KEDUA wajib membuat gambar rencana kerja yang mencantumkan semua
data produk, ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan tersebut. Gambar tersebut
sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh PIHAK PERTAMA.
5.3.9 Pekerjaan Dinding
- Pekerjaan partisi (dinding sekat ruangan), dinding curtain wall, ACP dan fasade
dipasang pada seluruh detail sesuai yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar
kerja yang telah disetujui PIHAK PERTAMA.
- Bentuk/ pola dan ukuran harus sesuai gambar kerja yang telah disetujui PIHAK
PERTAMA.
50
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Jenis dan spesifikasi material yang digunakan harus sesuai gambar kerja yang telah
disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
- Pemasangan harus memperhatikan semua sambungan dan penguat lain, agar tetap
terjamin kekuatan dan kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
- Sebelum pekerjaan dimulai, PIHAK KEDUA wajib mengajukan contoh dari semua
bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini kepada PIHAK PERTAMA minimal 3
(tiga) produk yang setara dari berbagai merek/ pabrik lengkap dengan brosur/
spesifikasi dari masing-masing pabrik yang bersangkutan.
- PIHAK KEDUA wajib membuat gambar rencana kerja yang mencantumkan semua
data produk, ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan tersebut. Gambar tersebut
sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh PIHAK PERTAMA.
5.3.10 Pekerjaan Plafond/ Langit – Langit
- Meliputi pekerjaan langit-langit seperti yang disebutkan dan ditunjukkan dalam
gambar termasuk pekerjaan penggantung langit-langit.
- Bahan – bahan dan spesifikasi yang di gunakan harus sesuai dengan gambar kerja
yang sudah disetujui oleh PIHAK PERTAMA. Semua bahan/ material yang digunakan
harus memenuhi standard SNI.
- Rangka langit-langit dengan penggantung besi bulat diameter 10 mm yang dilengkapi
dengan mur dan klem, penggantung penggantung terikat kuat pada plat beton,
dinding atau rangka baja yang ada.
- Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah di waterpass air,
pemasangan sesuai dengan pola yang ditunjukkan/ disebutkan dalam gambar
dengan memperlihatkan modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya.
- Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku dan
kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal permukaan merupakan bidang miring/ tegak
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
- Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
- Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, kuat dan tidak melendut.
- Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding dipasang list profil
dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar kerja yang telah disetujui PIHAK
PERTAMA.
5.3.11 Pekerjaan Sanitasi
- PIHAK KEDUA memasang dan menyediakan instalasi air bersih, instalasi air kotor
dan accessoris sanitair seperti floor drain, keran air, closet duduk, jet shower, shower,
washtafel, sink, kotak sabun, kotak tissu toilet, cermin dan accessories lainnya, jumlah
dan jenis sesuai dengan BOQ.
- Semua material harus memenuhi standar SNI dan mudah didapatkan di pasaran,
kecuali bila ditentukan lain oleh PIHAK PERTAMA.
51
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- PIHAK KEDUA harus mengajukan contoh material kepada PIHAK PERTAMA
sebelum pelaksanaan instalasi untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
- Jika dipandang perlu diadakan penukaran/ penggantian bahan pengganti harus
disetujui PIHAK PERTAMA berdasarkan contoh yang diajukan PIHAK KEDUA.
- Sebelum pemasangan dimulai, PIHAK KEDUA harus meneliti gambar gambar yang
ada dan kondisi di lapangan, termasuk memperlajari bentuk, pola, penempatan, cara
pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
- Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar dengan dengan spesifikasi dan
sebagainya, maka PIHAK KEDUA harus segera melaporkannya kepada PIHAK
PERTAMA.
- Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/ pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan.
- PIHAK KEDUA wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik/PIHAK PERTAMA.
5.3.12 Pekerjaan Pengecatan
- Mendempul dinding kayu dan sambungan dinding dengan tepung dempul.
Pendempulan harus rata dan rapi.
- Mendempul dinding bata pada bagian-bagian yang kurang rata serta pada pertemuan
plafon dan dinding dan plin lantai. Pendempulan menggunakan tepung dempul, dan
pekerjaan harus rata dan rapi.
- Mendempul pada sambungan dan lubang kayu di kusen, jendela, pintu dan lain-lain.
Pendempulan menggunakan dempul kayu dan dicampur dengan cat minyak.
- Menyecrap/mengupas permukaan lapisan atas yang kasar, terkelupas /
menggelembung / rusak dan berlumut serta mengamplas seluruh permukaan yang
akan dicat dengan menggunakan alat scrap dan kertas pasir.
- Mengecat dengan cat meni pada permukaan konstruksi besi, atau material yang
menggunakan baja sampai merata dan rapi.
- Mengecat dengan cat kilat / cat minyak sampai merata dan rapi serta tidak berbayang
pada permukaan yang telah dibersihkan, discrap dan diamplas. Pengecatan
dilakukan selapis demi selapis, setiap lapisan harus sudah kering sebelum dilakukan
pengecatan sebelumnya.
- Pengecatan dengan cat air pada permukaan dinding, plafon dan lain-lain yang telah
diamplas dan dibersihkan. Pengecatan dilakukan dua lapis atau sampai dinding tidak
berbayang, rapi dan merata.
- Pengecatan dengan cat alumunium pada permukaan konstruksi besi, pagar, terali,
rangka nako dan lain-lain yang telah diamplas dan dibersihkan. Pengecatan harus
rapi dan merata.
- Pengecatan dengan aqua proof (anti bocor) pada permukaan yang telah dibersihkan
pada tempat yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA.
- Pengecatan dengan cat atap pada permukaan yang telah dibersihkan pada tempat
yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA.
52
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Pengecatan Duco Haluskan tertebih dahulu permukaan yang akan di cat dengan
menggunakan amplas dan dempul. Penyemprotan epoxy + hardener dilakukan
setelah permukaan di pastikan benar-benar bersih dari debu dan kotoran, warna
epoxy harus disesuaikan dengan warna duco. Setelah di epoxy permukaan
dihaluskan kembali dengan menggukan amplas, lalu semprotkan cat. Pastikan
permukaan benar- benar bersih lalu semprotkan clear untuk melapisi permukaan cat.
Jenis clear akan di tentukan oleh PIHAK PERTAMA.
- Pengecatan / coating batu alam natural, candi (hitam), glosy dan doff. Sebelum
dilakukan pengecatan bersihkan batu dari sisa semen, debu, minyak, cat atau kotoran
lainya supaya coating dapat meresap dan menempel sempurna pada permukaan
batu alam. Pastikan cuaca panas atau tidak hujan dan batu kering dari air sisa
pembersihan tadi dan harus benar-benar kering, kemudian lapiskan coating batu alam
pada batu memakai kuas atau bisa juga di semprot pakai kompresor untuk hasil yang
lebih sempurna.
5.3.13 Pekerjaan Konstruksi Pipa (Jembatan dan Landasan) dan Konstruksi Baja
Struktural
- Menyetel, memotong dan mengelas konstruksi besi baja struktural sesuai dengan
petunjuk pengawas PIHAK PERTAMA. Pengelasan harus dilakukan menerus kecuali
atas petunjuk pengawas PIHAK PERTAMA. Ukuran dan bentuk besi disesuaikan
dengan kebutuhan.
- Untuk pengelasan pada struktur dengan kategori beban ringan menggunakan kawat
las nikko steel 3,2mm RD-260 E.6013.
- Untuk pengelasan pada struktur dengan kategori beban berat menggunakan kawat
las kobe steel 3,2mm LB52 E.7016.
- Pemotongan dan pengelasan pipa dengan alat yang baik dan memadai dengan ujung
bekas potongan digerinda halus.
- Material/ permukaan yang akan dilas harus bersih (bebas dari kerak-kerak, gemuk,
minyak, cat, air dan lapisan lainnya) yang dapat mengakibatkan kekuatan las
berkurang.
- Penyambungan, pengelasan pada konstruksi harus las penuh minimum 3 kali
pengelasan.
- Membuat tiang pancang dari pipa 8’’, 6” dan 4” dimana panjang disesuaikan dengan
keadaan di lapangan dan ujungnya diruncingkan serta dilas tertutup rapat .
- Tiang yang akan dipancang ujungnya harus diruncingkan terlebih dahulu, dengan
panjang runcingan minimum 25 cm (1,5 kali diameter pipa).
- Berat dan ukuran serta tinggi jatuh penumbuk tiang harus disesuaikan dengan berat
dan ukuran tiang yang akan dipancang sehingga kedalaman atau daya dukung yang
disyaratkan tercapai. Berat penumpuk minimum 250 kg dengan tinggi jatuh minimum
3 mtr.
- Tiang pancang ditumbuk hingga mencapai tanah keras, dengan 10 kali tumbukan
tiang masuk ke dalam tanah maksimal 1 Cm.
- Peralatan untuk memancang ditanggung PIHAK KEDUA.
53
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Memasang gelagar melintang dari pipa Ø 6” dan dilas ke tiang jembatan dengan kuat
serta sesuai gambar kerja (material pipa dari PIHAK PERTAMA).
- Memasang skur-skur tiang jembatan, lantai jembatan, dan silang angin jembatan, dari
pipa Ø 6” dan 4” dan dilas kuat dengan rapi dan baik ke tiang pipa.
54
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
3. Sangat Lunak <1 3 ft = 91,44 cm
1 GEOMETRIK
a. Panjang Rusuk mm 40 40 - -
Segi
f. Bentuk Bukaan - - -
tiga
2 MEKANIS
Efisiensi Titik Nodal
a. % - - - 100
Minimum
Stabilisasi Bukaan
b. kgcm/0 - - - 1,9
Minimum
3 DURABILITAS
Ketahanan terhadap
a. % - - - 100
degradasi kimiawi
Ketahanan terhadap
b. sinar % - - - 100
Ultraviolet dan cuaca
55
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
kerusakan pada saat
instalasi
56
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
Indeks Plastisitas (SNI 1966:2008) 0-6 4 - 10
Hasil kali Indeks Plastisitas dengan % lolos maks. 25 -
ayakan No. 200
Gumpalan Lempung dan Butiran-butiran 0 - 5% 0 - 5%
mudah Pecah (SNI 4141:2015)
CBR Rendaman (SNI 1744:2012) min. 90% min. 60%
Perbandingan Persen Lolos Ayakan No. maks. 2/3 maks. 2/3
200 dan No. 40
- Material perkerasan sirtu yang dipakai adalah sirtu tersaring dgn komposisi pasir 25%
- 35% dan batu 65% - 75%.
- Material perkerasan batu pecah yang dipakai harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
Material Spesifikasi
BATU SPLIT TYPE: SPLIT. ABRASIVE: NATURAL. NATURAL: GRIT. SIZE: 2 X 3
PECAH 2X3 CM. Komposisi minimal 85% seragam. Abrasi Aggregat Kasar 0
- 40%.
BATU SPLIT TYPE: SPLIT. ABRASIVE: NATURAL. NATURAL: GRIT. SIZE: 3 X 5
PECAH 3X5 CM.
Komposisi minimal 85% seragam. Abrasi Aggregat Kasar 0 -
40%.
BATU SPLIT TYPE: SPLIT. ABRASIVE: SPLIT GREY. SIZE: 5 X 7 CM.
PECAH 5X7 Komposisi minimal 85% seragam. Abrasi Aggregat Kasar 0 -
40%.
- Jika diminta oleh PIHAK PERTAMA, material perkerasan yang diadakan oleh PIHAK
KEDUA dipastikan memenuhi ketentuan tersebut diatas dengan melakukan analisa
saringan (gradasi).
- Pengangkutan dan penuangan material perkerasan dan material lainnya menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA,
- Menghampar/ membentuk badan jalan operasi dengan material batu dengan tebal
sesuai petunjuk PIHAK PERTAMA.
- Perkerasan material batu dipadatkan berulang-ulang minimal 5 kali passing yang
untuk tiap lapisan hampar dimulai dari pinggir ke tengah, dari kiri maupun kanan jalur
memanjang. Material Batu dihampar dan dipadatkan tiap lapisan dengan tebal
hampar perlapisan maksimum 10cm dengan Vibrator Roller dan Motor Grader dari
PIHAK KEDUA.
- Apabila pemadatan dilakukan dalam kondisi kering, harus dilembabkan dengan cara
menyiram air secukupnya untuk membantu pemadatan.
- Untuk mencegah kendala penyuplaian material batu, diharapkan PIHAK KEDUA
bekerja sama dengan pengelola izin usaha pertambangan bahan galian C serta
membuktikan Surat Kesepakatan Bersama.
57
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5.3.14.4 Pekerjaan Stabilisasi Tanah Dasar dengan Geotextile dan Geogrid
- PIHAK KEDUA harus mendapatkan surat dukungan dari agen / distributor resmi yang
ditunjuk oleh Manufakturer material geogrid dan geotextile tersebut.
- Prosedur pemasangan harus mengikuti prosedur resmi yang dikeluarkan oleh
Manufakturer, apabila diperlukan PIHAK KEDUA dapat memanggil teknisi dari agen
/ distributor resmi untuk melakukan desain dan pemasangan geogrid dan geotextile
tersebut menyesuaikan kebutuhan / kondisi aktual di lapangan. Seluruh biaya yang
timbul menjadi beban PIHAK KEDUA.
- Apabila diperlukan, maka PIHAK KEDUA harus menyediakan aksesoris pelengkap
pemasangan Geogrid dan Geotextile tersebut seperti Bodkint joint untuk
menyambung geogrid pada sistem perkuatan lereng dan aksesoris lainnya yang
mungkin dibutuhkan untuk kelancaran pekerjaan di lapangan.
58
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5.3.14.7 Rumusan Campuran Kerja (Job Mix Formula, JMF) Untuk Aspal
- Percobaan campuran Asphalt Mixing Plant (AMP) diperlukan agar Job Mix Formula
(JMF) dapat disetujui.
- Contoh campuran harus dibawa ke laboratorium dan digunakan untuk membuat
benda uji Marshall test untuk campuran AC-WC dan AC-BC.
- Benda uji Marshall dapat diambil dari AMP atau dari truk di AMP, dan dibawa ke
laboratorium dalam kotak yang terbungkus rapi. Benda uji Marshall harus dicetak dan
dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan.
- Hasil pengetesan Marshall Test harus memenuhi persyaratan sesuai Rancangan
Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Divisi VI Perkerasan Beraspal, Dep.
PU Edisi 2019 berikut:
- Seluruh campuran yang dihampar harus sesuai dengan JMF, dalam batas rentang
toleransi yang disyaratkan pada tabel berikut:
59
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
Temperatur Campuran Toleransi
Bahan meninggalkan AMP dan dikirim ke -10 C dari temperatur campuran
tempat penghamparan beraspal di truk saat keluar dari
AMP
61
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
✓ Aspal cari penguapan cepat atau sedang yang digunakan harus memenuhi
ketentuan SNI 4800:2011 dengan viskositas aspal cair jenis RC-250 atau MC-
250. Atau aspal keras Pen.60-70 yang memenuhi ketentuan ASTM D946/946M-
15, dapat diencerkan dengan 30 bagian bensin per 100 bagian aspal (30 pph)
untuk RC250, atau 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspak (30 pph) untuk
MC250. Proses pencampuran tidak boleh dilaksanakan diatas nyala api baik
langsung maupun tidak langsung.
- Melapis permukaan jalan lama dengan lapis perekat 0,2 - 1 Ltr/M2 secara merata
pada permukaan yang akan dilapis dengan aspal AC-WC.
- Lapis perekat harus disemprot hanya pada permukaan yang benar-benar kering.
- Pelaksanaan lapis perekat harus dihentikan bila waktu angin kencang, hujan atau
akan turun hujan.
- Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapisi dan
tampak merata, tanpa adanya bagian-bagian yang beralur atau kelebihan aspal.
- Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan harus dibersihkan dengan
memakai sikat mekanis atau kompresor atau kombinasi keduanya. Bilamana
peralatan ini belum dapat memberikan permukaan yang benar-benar bersih,
penyapuan tambahan harus dikerjakan manual dengan sikat yang kaku.
- Penyemprotan dengan aspal cair, menggunakan mesin penyemprot aspal dan
Pembersihan harus dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan
disemprot.
- Jika setelah disemprot ada genangan lapis perekat, maka wajib diratakan secara
manual.
- Bila diperintahkan, bahwa lintasan penyemprotan bahan aspal harus satu lajur atau
setengah lebar jalan dan harus ada bagian yang tumpang tindih (overlap) selebar 20
cm sepanjang sisi-sisi lajur yang bersebelahan. Sambungan memanjang selebar
20 cm ini harus dibiarkan terbuka dan tidak boleh ditutup oleh lapisan berikutnya
sampai lintasan penyemprotan di lajur yang bersebelahan telah selesai
dilaksanakan.
- Lapis Perekat harus disemprotkan hanya sebentar sebelum penghamparan lapis
aspal berikut di atasnya untuk memperoleh kondisi kelengketan yang tepat.
Pelapisan lapisan beraspal berikut tersebut harus dihampar sebelum lapis aspal
hilang kelengketannya melalui pengeringan yang berlebihan, oksidasi, debu yang
tertiup atau lainnya. Sewaktu lapis aspal dalam keadaan tidak tertutup, PIHAK
KEDUA harus melindunginya dari kerusakan dan mencegahnya agar tidak
berkontak dengan lalu lintas.
5.3.14.11 Pekerjaan Aspal AC-WC (Asphalt Concrete – Wearing Course)
- Asphalt Concrete (AC-WC) dengan Aspal Pen 60/70
- Persentase aspal yang aktual ditambahkan ke dalam campuran AC-WC ditentukan
berdasarkan percobaan laboratorium dan lapangan sebagaimana tertuang dalam Job
Mix Formula (JMF) dengan memperhatikan penyerapan aggregat yang digunakan.
62
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Pekerjaan Asphalt Concrete (AC) dilaksanakan di atas permukaan aspal lama dengan
terlebih dahulu disiram tack coat (lapis pengikat dengan aspal lama). Tebal rencana
yaitu tebal 4 cm padat atau sesuai kesepakatan tertulis dengan PIHAK PERTAMA.
- Bahan AC-WC adalah campuran aspal dan agregat, yang terdiri dari agregat kasar,
halus, filler dan aspal. Ukuran maksimum aggregat untuk campuran AC-WC adalah
19 mm.
- Campuran AC-WC hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan dalam
keadaan kering dan diperkirakan tidak akan turun hujan.
- Komposisi campuran harus diteliti dan diperhatikan, sehingga memenuhi persyaratan
spesifikasi teknis.
- Pekerjaan ini dilaksanakan untuk seluruh permukaan ruas jalan yang ditunjuk oleh
pengawas PIHAK PERTAMA.
- Campuran yang sudah siap dari AMP, diangkut ke lokasi dengan menggunakan
Dump Truck (bak besi), dan sebaiknya ditutup dengan terpal, untuk melindungi dari
kotoran, serta pengaruh cuaca.
- Penghamparan dilakukan (dari Dump Truck) melalui/Asphalt Finisher, dan sebaiknya
dimulai dari titik/posisi terjauh dari AMP.
- Penghamparan aspal pada temperatur 130 – 150 C, disesuaikan untuk mendapatkan
ketebalan akhir yaitu 4 Cm padat suhu.
- Apabila suhu asphalt saat akan dihampar di lokasi setelah diukur dengan termometer
temperatur aspal kurang dari 1100 C maka pengawas dari PIHAK PERTAMA berhak
untuk menolak aspal tersebut untuk dihampar.
- Segera setelah dihampar dengan Finisher, dilakukan pemadatan dalam 3 tahap :
✓ Pemadatan awal/Break Down Rolling.
Dilakukan pada temperatur 110 0 C dan dipadatkan dengan mesin gilas
tandem 4 - 6 ton antara 2 – 4 lintasan pada kecepatan 3 – 4 Km/Jam.
✓ Pemadatan antara/intermediate rolling.
Dengan menggunakan mesin gilas roda karet 10 – 12 ton (tekanan angin 70-80
psi) pada kecepatan 5 – 10 Km/Jam.
✓ Pemadatan akhir/Finishing Rolling.
Dengan mesin gilas tandem 8 – 10 ton, pada kecepatan 5-8 Km/Jam temperatur
600 C.
- Cara Pemadatan sebagai berikut:
✓ Pada jalan lurus : dimulai dari tepi sejajar as jalan menuju ke tengah.
✓ Pada tikungan : dimulai dari bagian terendah.
✓ Pada tanjakan : dimulai dari bagian terendah.
- Pada mesin gilas perlu dibasahi (dengan air bersih, secukupnya) untuk mencegah
pelekatan.
63
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Setiap hari, harus diambil contoh/sample dan diperiksa (dengan Marshall Test).
- Lapisan AC tidak boleh dibebani (dilewati lalu lintas) selama 2 (dua) jam setelah
Finishing Rolling, kemudian dapat dibuka penuh untuk lalu lintas setelah 4 (empat)
jam. PIHAK KEDUA wajib menyediakan rambu-rambu untuk hal ini.
5.3.14.12 Gradasi Aggregat Gabungan
- Gradasi aggregat gabungan untuk campuran AC-WC dan AC-BC, ditunjukkan dalam
persen terhadap berat agregat dan bahan pengisi, harus memenuhi batas-batas yang
diberikan pada tabel berikut:
67
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5.3.19 Pemeliharaan Pekerjaan
- Bila seluruh pekerjaan selesai, PIHAK KEDUA melaksanakan masa pemeliharaan
selama 30 (Tiga Puluh) hari kalender, sejak Berita Acara Penyerahan Pekerjaan
disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
✓ Setiap kerusakan yang terjadi akibat kegagalan/kesalahan konstruksi yang
dipasang oleh PIHAK KEDUA, perbaikannya menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA selama masa Pemeliharaan dan masa garansi.
5.3.20 Penyediaan Alat Berat dan Angkutan Berat
a. Pekerjaan Persiapan dan Mobilisasi serta Transportasi Alat Berat.
- PIHAK KEDUA menyediakan pool atau tempat Alat & Angkutan Berat
standby di wilayah Field Ramba.
- Transportasi yang diperlukan untuk semua tenaga kerja dan peralatan yang
digunakan disediakan oleh PIHAK KEDUA
- Mobilisasi dan demobilisasi Alat Berat dilakukan sesuai kebutuhan dalam
pekerjaan oleh PIHAK PERTAMA dengan selalu mengutamakan aspek
keselamatan dan keamanan kerja.
- Mobilisasi dan demobilisasi seluruh peralatan dan alat berat yang disediakan
oleh PIHAK KEDUA menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
- PIHAK KEDUA harus melakukan mobilisasi penuh ke wilayah operasi
dengan semua peralatan/kendaraan, personil fasilitas, serta barang-barang
lain yang diperlukan untuk memulai pelaksanaan PEKERJAAN dalam kurun
waktu maksimum 14 (empat belas) hari kalender sejak tanggal Penerbitan
Surat Perintah Kerja.
- Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi akan dibatasi hingga tarif yang dinyatakan
dalam Daftar Lampiran Biaya KONTRAK (bila biaya Mobilisasi dan Demobilisasi
dinyatakan terpisah dalam rincian biaya). Apabila tidak dinyatakan terpisah
(merupakan paket lumpsum), maka tarif/komponen biaya
Mobilisasi/Demobilisasi tersebut sudah termasuk di dalam tarif yang akan
dikenakan dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
- PIHAK KEDUA wajib berkomunikasi dengan perwakilan PIHAK PERTAMA
dalam WILAYAH OPERASI berkenaan dengan pengaturan dan tanggal
mobilisasi untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan Mobilisasi. PIHAK
KEDUA wajib segera memberitahu PIHAK PERTAMA mengenai kondisi atau
kejadian yang dapat menunda atau memberi dampak merugikan pada saat
Mobilisasi.
- Penjagaan keamanan dan keutuhannya menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
b. Pelaksanaan Pekerjaan
- PIHAK KEDUA wajib menyediakan buku harian (log book) di lapangan
selama masa pelaksanaan, yang berisi laporan kegiatan sehari-hari seperti:
• Cuaca.
68
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
• Material.
• Tenaga kerja.
• Alat.
• Transport.
• Uraian kegiatan dan lain-lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
- PIHAK KEDUA harus membuat laporan harian yang berisi uraian pekerjaan
berdasarkan buku harian.
- PIHAK KEDUA harus membuat laporan mingguan yang berisi uraian
pekerjaan dan progres pekerjaan pada minggu yang bersangkutan dan
dilampiri dengan laporan harian selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah
minggu bersangkutan sudah diperiksa dan disetujui pengawas PIHAK
PERTAMA.
- PIHAK KEDUA harus membuat laporan bulanan yang berisi uraian pekerjaan
dan progres pekerjaan pada minggu yang bersangkutan dan dilampiri dengan
laporan harian selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah bulan
bersangkutan sudah diperiksa dan disetujui pengawas PIHAK PERTAMA.
- PIHAK KEDUA harus membuat laporan GPS tracking dalam format pdf, csv
dan excel yang berisikan Idle Detail, Trip Mileage, Trip Detail dan Vehicle
Time Sheet.
- Untuk seluruh A2B, apabila kecepatan di bawah 5 Km/jam dan tidak bisa
terdeteksi dengan GPS Tracking maka PIHAK KEDUA harus dapat
menampilkan laporan yang berisikan Langitude dan Latitude untuk dapat
konversikan dalam jarak (Km).
- Selama pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA harus membuat
dokumentasi setiap jenis pekerjaan sebelum, sedang, dan sesudah
pekerjaan dilaksanakan dalam bentuk album hasil cetak (print) dari kamera
digital.
- Apabila diminta oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA harus membuat
laporan penyelesaian pekerjaan untuk setiap masing-masing pokok
pekerjaan sebagai arsip PIHAK PERTAMA sebanyak rangkap 3 (tiga) hard
copy dan 1 (satu) CD soft copy. Laporan penyelesaian pekerjaan tersebut
berisikan antara lain dokumentasi dalam bentuk album hasil cetak dari
kamera digital setiap jenis pekerjaan sebelum, sedang, dan sesudah
pekerjaan dilaksanakan, dan sebagainya.
- Setiap pagi pengawas/operator wajib mengisi laporan harian A2B yang
minimal mengikuti form Laporan Harian di Lampiran F.
- Seluruh biaya operasional termasuk BBM dan operator serta biaya
maintenance unit (rutin dan non-rutin) sepenuhnya menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.
- Selama pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib menjaga agar seluruh
peralatan A2B dalam kondisi siap operasi.
69
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Jika ditemukan adanya kerusakan, PIHAK KEDUA wajib memperbaiki dan
melaporkannya kepada PIHAK PERTAMA dan membuat kesepakatan batas
waktu perbaikan yang dituangkan dalam berita acara. Dalam hal terjadi
keterlambatan perbaikan melebihi batas waktu yang disepakati, PIHAK
PERTAMA berhak memberikan sanksi dan denda kepada PIHAK KEDUA
sebagaimana diatur pada Lampiran C.
- Jika harus berpindah antar tempat dalam jarak yang jauh, maka sebisa
mungkin harus dihindari, agar tidak terjadi kerusakan pada alat serta
penggelembungan jam kerja tanpa bekerja.
- Bahan bakar minyak (BBM) untuk operasional A2B adalah bahan bakar NON-
SUBSIDI / INDUSTRI dan pelumas untuk A2B diutamakan adalah Pertamina
Meditran S 40.
- PIHAK KEDUA wajib menyediakan seluruh kebutuhan akomodasi untuk
pelaksanaan pekerjaan tersebut termasuk bila diperlukan mandah dan
lembur.
- PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya untuk penjagaan /
pengamanan A2B.
- Pelaksanaan pekerjaan berpedoman pada RKS, uraian, ketentuan, dan
syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan dan sesuai gambar-gambar berikut:
▪ Layout lapangan lokasi pengeboran,
▪ Gambar-gambar lain-lain.
c. Ruang Lingkup Penyediaan Alat Berat Dan Angkutan Berat
Ruang Lingkup penyediaan alat berat dan angkutan berat oleh PIHAK KEDUA
termasuk namun tidak terbatas pada:
- Perawatan, perbaikan lokasi pemboran serta jalan lokasi untuk akses dan
operasi Pengeboran atau Pengerjaan Ulang.
- Kegiatan pembersihan limbah, pendataran, dan pekerjaan tanah lainnya.
- Peningkatan dan perawatan jalan-jalan, jalur pipa, serta infrastruktur lain
yang ada, lokasi sumur dan wilayah-wilayah lain yang diperlukan.
- Membantu perawatan, operasi, servis sumur serta proyek-proyek konstruksi
dan produksi sesuai keperluan.
d. Waktu Operasi
- Waktu kerja operasi sesuai tercantum dalam paket COO diperhitungkan
mulai pukul 07.00 WIB atau berdasarkan kebutuhan PIHAK PERTAMA yang
tertuang dalam COO
- Waktu Operasi peralatan aktual harus dinyatakan dalam time sheet dan
disetujui oleh petugas lapangan dari PIHAK PERTAMA setiap hari.
e. Pengawasan Pekerjaan
- PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap
pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan SPK COO dari PIHAK PERTAMA.
70
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Pengawas pekerjaan dari PIHAK KEDUA harus berkoordinasi dengan
pengawas PIHAK PERTAMA sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan
pekerjaan.
- PIHAK KEDUA harus melaporkan kendala-kendala yang ditemukan dalam
hal pelaksanaan pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA sebelum mengambil
tindakan lebih lanjut.
- Pengawas / Supervisor A2B dan Koordinator HSSE / HSSE Officer dari
PIHAK KEDUA harus berada di lapangan setiap hari.
f. Perhitungan Jam Operasi Tarif Sewa Normal
- Jam operasi adalah waktu kerja aktual alat yang dihitung saat mulai
dioperasikannya peralatan di lokasi kerja.
- Untuk Alat Berat dihitung berdasarkan tarif per jam operasi.
- Untuk unit Dump Truck dan Angkutan Berat (Mobile Crane, Flat Bed Truck,
dan Truck Mobile Crane) dihitung berdasarkan tarif per hari (normal operasi
8 jam)
- Khusus Dump Truck dan Angkutan Berat, apabila waktu operasi lebih dari 8
(delapan) jam aktual akan diperhitungkan secara proporsional terhadap tarif
sewa.
- Data penghitungan jam operasi alat diperoleh dari pencatatan hour-meter alat
berat ke dalam time sheet dan disetujui PIHAK PERTAMA.
g. Ketentuan Minimum Charge
- PIHAK KEDUA diberikan minimum charge, untuk Alat Berat ditetapkan
sebesar 150 (Seratus Lima Puluh) jam perbulan.
- PIHAK KEDUA diberikan minimum charge, untuk Dump Truck dan Angkutan
Berat (Mobile Crane, Flat Bed Truck, dan Truck Mobile Crane) ditetapkan
sebesar 15 (lima belas) hari perbulan.
- Minimum Charge berlaku jika dalam 1 (satu) bulan operasi, A2B, Dump
Truck, dan Angkutan Berat tidak mengalami kerusakan maksimal 1 (satu)
hari operasi atau 8 (delapan) jam secara terus menerus.
- Bila terdapat SPK dengan waktu pelaksanaan lebih dari satu bulan, tarif
minimum charge hanya dapat dikenakan pada bulan pertama dari satu SPK
bila SPK tersebut dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA dengan waktu
pelaksanaan lebih dari 1 (satu) bulan dan pada bulan 2 (dua) dan bulan-bulan
berikutnya dengan SPK yang sama akan dibayarkan sesuai realisasi (tarif per
jam operasi)
h. Ketentuan Stand By
- Stand By adalah tidak dapat beroperasi peralatan akibat hujan, adanya
tuntutan masyarakat dan tunggu program kerja dari PIHAK PERTAMA
- Kompensasi Stand By. Akibat hujan, untuk A2B setara 2 (dua) jam operasi
per hari, kecuali untuk Dump Truck, Crane, dan Angkutan Berat tetap
71
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
dibayarkan 1 (satu) hari sewa dengan catatan bahwa Dump Truck, Crane,
dan Angkutan Berat dalam kondisi siap operasi.
- Kompensasi Stand By. Akibat tuntutan masyarakat atau tunggu program
kerja dari PIHAK PERTAMA, diberikan kompensasi berdasar aktual waktu
stand by peralatan (maksimum 6 jam perhari). Dalam hal ini PIHAK
PERTAMA berhak memindahkan peralatan tersebut ke lokasi lain.
i. Pembayaran Sewa Alat
- Pembayaran dilakukan per-SPK COO berdasar realisasi jam operasi alat
pada SPK COO bersangkutan
- Harga sewa alat sudah termasuk semua pajak (kecuali PPn 10%), retribusi
dan lain – lain.
- Biaya mobilisasi dan demobilasi hanya diberikan satu kali terhadap unit
peralatan yang sama (apabila terjadi penggantian terhadap peralatan yang
rusak tidak diberikan lagi kompensasi biaya mobilisasi dan demobilisasi).
- Permintaan pembayaran harus dilengkapi Berita Acara pelaksanaan kerja
(realisasi jam operasi nyata) dan didukung time sheet yang disetujui PIHAK
PERTAMA.
- Pembayaran invoice sudah termasuk perhitungan kompensasi denda.
- Pembayaran denda diperhitungkan pada invoice, jika tidak mencukupi
dipotong pada jaminan pelaksanaan tanpa tuntutan apapun dari PIHAK
KEDUA
- Biaya sewa unit, mobilisasi, dan demobilisasi tidak dibayarkan jika:
▪ Salah satu unit peralatan tidak beroperasi akibat kerusakan atau
menunggu unit peralatan pengganti selama 2 x 24 jam sejak tanggal mulai
operasi di COO.
▪ Kerusakan pada poin diatas terus berlanjut atau unit pengganti belum
beroperasi hingga hari ke-7 dari tanggal mulai operasi di COO.
j. Ketidaktersediaan Unit
- Bila Peralatan/Kendaraan tidak dapat beroperasi selama lebih dari 24 (dua
puluh empat) jam karena servis rutin, perbaikan besar, rusak, kecelakaan,
surat-surat kadaluwarsa, atau sebab lainnya, PIHAK KEDUA wajib segera
menyediakan bagi PIHAK PERTAMA peralatan/kendaraan pengganti yang
sebanding tanpa biaya tambahan kepada PIHAK PERTAMA. Bila PIHAK
KEDUA gagal menyediakan bagi PIHAK PERTAMA penggantian tersebut
dengan segera PIHAK PERTAMA akan mengenakan penalti seperti yang
ditetapkan dalam Lampiran C.
- Jumlah minimum jam yang tertagih harus dihitung sebagai berikut.
a=b-c
di mana:
a = jumlah minimum jam yang ditagihkan
b = jam/bulan terhutang yang dijamin
72
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
c = total kerusakan per hari, maksimum 4 jam
k. Keterlambatan Memasok Peralatan
- Denda keterlambatan diberlakukan jika PIHAK KEDUA gagal mensuplai
salah satu unit atau keseluruhan unit peralatan sesuai paket COO yang
sudah disetujui/sepakati pemasok terhitung mulai tanggal beroperasinya
peralatan sebagaimana yang tercantum pada Lampiran C – Sanksi dan
Denda.
73
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
LAMPIRAN A2
SYARAT DAN KETENTUAN KHUSUS
1. PERSONEL
Kewajiban PIHAK KEDUA atas PERSONEL
1.1. PIHAK KEDUA wajib menyediakan dan mempekerjakan PERSONEL PIHAK KEDUA
sesuai dengan ketentuan-ketentuan tentang PERSONEL PIHAK KEDUA sebagaimana
diprasyaratkan dalam Lampiran A1 PERJANJIAN ini.
1.2. Kecuali ditentukan lain oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA wajib menyediakan semua
jasa pelayanan yang diperlukan untuk PERSONEL PIHAK KEDUA di LOKASI
PEKERJAAN, termasuk namun tidak terbatas pada, perawatan kesehatan, transportasi,
komunikasi, dan administrasi umum atas biaya PIHAK KEDUA sendiri.
1.3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap semua pembayaran upah, tunjangan, dan
kewajiban lainnya kepada setiap PERSONEL PIHAK KEDUA sesuai dengan peraturan
perundang-undangan tentang ketenagakerjaan yang berlaku di Negara Republik Indonesia
tanpa digantungkan dan/atau dihubungkan dengan pembayaran-pembayaran yang akan
diterima PIHAK KEDUA dari PIHAK PERTAMA.
1.4. PIHAK KEDUA wajib, atas biaya sendiri, memperoleh dan menjaga keberlakuan semua
visa, izin perjalanan, izin kerja, izin keluar masuk negara, izin keamanan, dan semua izin
lainnya yang diprasyaratkan Pemerintah di mana PERSONEL PIHAK KEDUA akan
ditempatkan, atau dokumen yang diperlukan sehubungan dengan keberadaan,
penggunaan PERSONEL PIHAK KEDUA dan keluar-masuknya PERSONEL PIHAK
KEDUA di, ke atau dari LOKASI PEKERJAAN.
1.5. Dalam hal PERSONEL PIHAK KEDUA merupakan Warga Negara Asing (WNA), PIHAK
KEDUA bertanggung jawab atas semua dokumen-dokumen formalitas administrasi diri dan
kelengkapan-kelengkapan lainnya yang diperlukan seperti halnya paspor dari PERSONEL
PIHAK KEDUA tersebut, dan dokumen lain yang akan dibutuhkan pada saat keadaan
darurat dan/atau pengungsian medis.
1.6. Atas perintah PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA wajib, atas biaya sendiri, memindahkan
dan mengganti PERSONEL PIHAK KEDUA yang:
a. Melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk namun
tidak terbatas pada norma yang berlaku di masyarakat; dan/atau
b. Tidak memenuhi persyaratan dalam PERJANJIAN.
74
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
PIHAK KEDUA selanjutnya wajib menyediakan PERSONEL pengganti dengan kualifikasi
minimal setara.
75
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
3. TANGGUNG JAWAB POLUSI DAN PENCEMARAN
3.1. PIHAK KEDUA wajib mencegah terjadinya polusi dan pencemaran lingkungan dalam
pelaksanaan PEKERJAAN. Dalam hal terjadinya polusi dan pencemaran lingkungan dalam
pelaksanaan PEKERJAAN yang diakibatkan KELALAIAN atau kesalahan PIHAK KEDUA,
maka PIHAK KEDUA atas biayanya sendiri bertanggung jawab untuk melakukan proses
pengendalian dan pemulihan lingkungan. Pemulihan lingkungan tersebut akan dinyatakan
selesai setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.
Dalam hal terjadi polusi dan pencemaran lingkungan akibat KELALAIAN PIHAK KEDUA, maka
PIHAK KEDUA wajib melindungi, mengganti rugi, membela dan membebaskan PIHAK PERTAMA
dari dan terhadap seluruh klaim, pertanggungjawaban, biaya-biaya (termasuk tetapi tidak terbatas
pada tarif konsultan hukum), tuntutan, akibat dari tindakan dan keputusan-keputusan terlepas dari
bagaimana, kapan atau di mana polusi dan pencemaran tersebut terjadi.
76
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
LAMPIRAN A3
TANGGUNG JAWAB MASING-MASING PIHAK
Secara umum pembagian tanggung jawab masing-masing PIHAK tercantum dalam tabel di bawah
ini:
77
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
Tanggung Tanggung
Jawab Jawab
No. Deskripsi Pekerjaan
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
78
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
PIHAK KEDUA wajib mengutamakan keselamatan kerja untuk seluruh
pelaksanaan pekerjaannya dengan mematuhi semua prosedur, syarat
11. - √
pelaksanaan kerja dan peraturan keselamatan kerja yang berlaku di area
PIHAK PERTAMA
79
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
23. Pekerjaan Bongkaran - √
80
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
35. Pekerjaan Mekanikal dan Listrik - √
√
Penyediaan dan transportasi bahan bakar solar NON-SUBSIDI / INDUSTRI
40. (BBM) untuk alat berat -
√
Penyediaan dan Transportasi Minyak Pelumas untuk alat berat ke Lokasi
41. -
Pekerjaan
√
42. Pemeliharaan dan Penjagaan Keamanan Alat Berat -
82
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
LAMPIRAN A4
DAFTAR PERALATAN POKOK DAN PERALATAN PILIHAN
1. Peralatan Kerja
PIHAK KEDUA harus menyediakan seluruh peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan harus dalam kondisi baik,
jumlah yang cukup, dan sesuai dengan standar yang berlaku.
PIHAK KEDUA wajib menghitung kebutuhan peralatan kerja dan alat berat masing-masing untuk
pekerjaan sebagai berikut:
a. Peralatan yang dipakai disyaratkan harus dalam kondisi baik/siap pakai, sesuai dengan jenis
dan kapasitas yang dibutuhkan, antara lain:
No. Jenis Peralatan Spesifikasi
1 Alat Pertukangan (Sipil, Mekanikal & Kondisi Baik. Disertai rincian jenis
Elektrikal) alat dan spesifikasi. Minimal 3 Set.
2 Mobil Pick Up Double Cabin Kondisi Baik. 4WD Diesel (minimal
tahun 2017). Termasuk Driver dan
BBM.
3 Hand Compactor/Stamper Kondisi Baik
4 Concrete Mixer Molen Kondisi Baik
5 Concrete Mixer Truck Kapasitas 3-5 m3. Kondisi Baik
6 Cetakan Sampel Kubus Beton PBI-1971. Kondisi Baik. Minimal 12
ea.
7 Welding Engine/Machine Kondisi Baik.
8 Cutting Torch set dan Gerinda Listrik Kondisi Baik
9 Chain Block Min 1 Ton. Kondisi Baik
10 Scaffolding Set Tipe Frame Kondisi Baik. Dilengkapi katalog.
11 Scaffolding Set Tipe Tubular CERTIFIED. Dilengkapi katalog
12 Alat Pelindung Diri (APD) berupa Kondisi Baik. Sesuai standar pada
Helmet, Safety Shoes, Sarung Tangan HSE PLAN.
Katun, Apron, Sarung Tangan Kulit,
Kacamata las, Body Harness, dll.
83
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
13 Total Station Ketelitian alat pengukur sudut = 6”.
Ketelitian alat pengukur jarak = 5 mm
+ 5 ppm.
Terkalibrasi.
Kalibrasi minimal Oktober 2022
14 Digital level Standar deviasi maks. 3 mm / km
Rambu Barcode min. 2 dilengkapi
nivo
Kalibrasi minimal Oktober 2022
15 GNSS Receiver Dual Frequency.
Kalibrasi minimal Oktober 2022
b. PIHAK KEDUA harus melampirkan daftar jumlah dan jenis peralatan-peralatan perbaikan
dengan mencantumkan jenis/ merek/ type/ kapasitas/ jumlah/ banyaknya, tahun pembuatan,
kondisi, lokasi sekarang, milik sendiri atau sewa dan rencana mobilisasi.
c. Peralatan yang dipakai disyaratkan harus dalam keadaan siap pakai dan sesuai dengan jenis
dan kapasitas yang dibutuhkan
d. Bahan bakar minyak (solar), oli, air dan lain-lain untuk keperluan operasi alat-alat berat sesuai
kebutuhan harus disediakan oleh PIHAK KEDUA. Transportasi dan penjagaannya menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA harus menggunakan bahan bakar minyak
(solar) industri untuk keperluan operasi alat berat.
e. Segala konsekuensi yang timbul dalam pemakaian/ pengoperasian peralatan yang disediakan
PIHAK KEDUA adalah menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
f. Jika diperlukan PIHAK PERTAMA akan melakukan pemeriksaan peralatan perbaikan ke
tempat yang disebutkan dalam dokumen penawaran.
g. Melengkapi pekerjanya dengan peralatan perlindungan diri yang disyaratkan seperti sarung
tangan las, kacamata gerinda, kacamata pelindung las, helm, safety, alat pemadam api
ringan, kotak P3K.
h. PIHAK KEDUA menyediakan sendiri sarana transportasi yaitu 1 (satu) unit kendaraan roda
empat jenis Double Cabin 4WD berbahan bakar solar (diesel) termasuk pengemudi dan BBM
untuk tenaga kerja, material, dan alat kerja dalam kondisi baik / siap pakai dan jumlah yang
cukup sesuai kebutuhan.
84
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
i. PIHAK KEDUA harus mengajukan unit alat berat yang tercantum dalam PML (Preferred
Manufacture List) PIHAK PERTAMA atau ekuivalen sebagai berikut:
No. Nama Vendor Negara Produsen
1. Caterpillar USA
2. Komatsu Jepang
3. Volvo Swedia
4. Hitachi Jepang
5 Kobelco Jepang
6 Sakai Jepang
7 Sumitomo Jepang
8 Mitsubishi Jepang
10 Hino Jepang
11 Nissan Jepang
12 Terex US
13 Bomag Jerman
14 Scania Swedia
16 CASE USA
18 Scania Swedia
19 SANY Sany
j. PIHAK KEDUA harus mengajukan unit Alat Berat yang memiliki agen/distributor resmi dan
service centre resmi di area Sumatera Selatan.
k. Spesifikasi Alat Berat, Alat Angkat Berat, dan Truck mengikuti ketentuan sebagai berikut:
85
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
NO JENIS ALAT SPESIFIKASI ALAT KETERANGAN
2 Motor Grader - Kapasitas tenaga mesin (engine) Tahun pembuatan minimal 2019.
minimal 125 HP Kondisi Layak. Lengkap dengan
- Operationg Weight 11485 KG peralatan pendukung lainnya dan
- Hour Meter tersedia dan berfungsi tenaga kerja wajib operator dan
- Max Speed (Forward and Reverse) 40,9 helper. Dilengkapi SIO dan SILO.
KM/H.
- Turning Radius 6,7 M.
3 Vibrator Roller - Kapasitas Tenaga Mesin (Engine) Tahun pembuatan minimal 2019.
Minimal 110 HP. Kondisi Layak. Lengkap dengan
- Operating Weight 12000 KG peralatan pendukung lainnya dan
- Hour Meter tersedia dan berfungsi tenaga kerja wajib operator dan
- Max Speed 10 KM/H helper. Dilengkapi SIO dan SILO.
- Drum Diameter 1534 MM.
5 Forklift Wheel - Kapasitas Tenaga Mesin (Engine) Tahun pembuatan minimal 2019.
Loader Minimal 180 HP. Kondisi Layak. Lengkap dengan
- Kapasitas 5 – 8 Ton peralatan pendukung lainnya dan
- Perlengkapan : Fork Attachment Loader tenaga kerja wajib operator dan
helper. Dilengkapi SIO dan SILO.
86
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
6 Backhoe Loader - Kapasitas Tenaga Mesin (Engine) Tahun pembuatan minimal 2019.
Minimal 90 HP. Kondisi Layak. Lengkap dengan
- Gross Prower 62 – 75 kW 83 – 100 HP peralatan pendukung lainnya dan
- Net Power 61 – 73 kW 81 – 98 HP tenaga kerja wajib operator dan
- Hour Meter tersedia dan berfungsi helper. Dilengkapi SIO dan SILO.
- Driver Room Type Canopy (prefer cabin)
7 Dump Truck - Engine diesel four stroke direct injection Tahun pembuatan minimal 2019.
Kap 8 M3 turbo charge intercooler 130 PS Kondisi Layak. Lengkap dengan
- Gear Ratio 6,8 peralatan pendukung lainnya dan
- Dump Capacity 8 M3 tenaga kerja wajib driver.
- Driving Type Power Steering Dilengkapi SIM B1 dan SILO.
- Tonase 8500 KG
10 Flat Bed Truck - Kapasitas Angkut Minimal 30 Ton Tahun pembuatan minimal 2019.
6x4 - Penggerak 6x4 Kondisi Layak. Lengkap dengan
- Driving Type Power Steering peralatan pendukung lainnya dan
tenaga kerja wajib driver.
Dilengkapi SIM B1 dan SILO.
11 Truck Mobile - Kapasitas Angkut Minimal 30 Ton Tahun pembuatan minimal 2019.
Crane - Kapasitas Crane Minimal 10 Ton Kondisi Layak. Lengkap dengan
peralatan pendukung lainnya dan
tenaga kerja wajib operator dan
helper. Dilengkapi SIO, SIM B1,
dan SILO.
12 Excavator Long - Kapasitas Tenaga Mesin (Engine) Tahun pembuatan minimal 2019.
Arm Minimal 140 HP. Kondisi Layak. Lengkap dengan
- Flywheel Power 103 kW 138 HP peralatan pendukung lainnya dan
87
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Gross Power 107 kW 143 HP tenaga kerja wajib operator dan
- Operating Weight 21000 KG helper. Dilengkapi SIO dan SILO.
- Min digging reach (on ground) = 15 m
- Hour Meter tersedia dan berfungsi
- Bucket Capacity min 0,45 M3
- Driver room type cabin
Keterangan:
i. Apabila peralatan kerja adalah milik sendiri, maka dibuktikan dengan bukti kepemilikan
peralatan tersebut.
ii. Apabila peralatan kerja adalah sewa, maka dibuktikan dengan bukti surat dukungan dari
pemilik peralatan tersebut dan surat dukungan tersebut berlaku selama pelaksanaan
pekerjaan.
iii. Peralatan kerja yang digunakan harus tersertifikasi (jika ada) oleh lembaga berwenang dan
masih berlaku. Apabila selama masa pelaksanaan pekerjaan diperlukan rekalibrasi, maka
kewajiban PIHAK KEDUA untuk melaksanakannya.
iv. Apabila diperlukan peralatan kerja tambahan diluar dari daftar peralatan kerja pada Lampiran
ini, maka kewajiban PIHAK KEDUA untuk menyediakannya.
l. Ketentuan GPS Monitoring & Reporting Station
a. PIHAK KEDUA wajib menyediakan dan memberikan username untuk tracking alat berat
kepada PIHAK PERTAMA yang dapat diakses PIHAK PERTAMA lewat website dan
aplikasi handphone.
b. Setiap unit A2B yang akan dioperasikan wajib diregistrasi di system GPS Tracking
sebelum digunakan
c. Berikut spesifikasi unit GPS Monitoring dan Reporting Station:
No Kategori Spesifikasi
GPS PC 2GHz processor speed, 4 Gbyte Memory, Layar LCD, GPS fleet
1 Monitoring monitoring system (device & licensed reporting software) for HTE and vehicle
Station to accomodate all operated equipment and vehicle online and offline
90
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
LAMPIRAN A5
DAFTAR TENAGA KERJA
a. PIHAK KEDUA harus menempatkan beberapa tenaga inti, dilengkapi dengan copy Ijazah dan
CV yang layak, informatif, dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai berikut :
No Jumlah
Tenaga Kerja Pendidikan Kualifikasi
. Minimal
1. Pimpinan Proyek / Manajer Minimal S1/D3 - Pengalaman minimal 7 1 Org
Proyek / Site Manager (*) Teknik tahun untuk S1.
- Pengalaman minimal 10
tahun untuk D3.
3. Pengawas / Supervisor Minimal S1/D3 - Pengalaman minimal 1 Org
Lapangan (*) Teknik 3 tahun untuk S1
Teknik Sipil.
- Pengalaman minimal
5 tahun untuk D3
Teknik Sipil.
- Pengalaman minimal 10
tahun untuk D3 atau S1
Teknik lainnya
4. Drafter/Estimator (*) Minimal D3 - Pengalaman minimal 3 1 Org
Teknik Sipil tahun.
- Memiliki keahlian
AutoCAD 2D dan
Software 3D Design
6. HSE Officer (**) Minimal S1/D3 - Pengalaman minimal 5 1 Org
tahun untuk S1.
- Pengalaman minimal 7
tahun untuk D3.
- Memiliki sertifikat K3
Migas min level
Operator K3
- Berpengalaman dalam
membuat JSA (Job
Safety Analisis), SIKA,
dan Izin Kerja
91
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
- Memiliki SIO (Surat Izin
Operator)
8. Operator Angkutan Berat Minimal - Pengalaman minimal 3 2 Org
(**) STM/SMA tahun.
- Memiliki SIO (Surat Izin
Operator)
- Memiliki SIM B1
9. Supir Dump Truck / Flat Bed Minimal - Pengalaman minimal 3 2 Org
Truck (**) STM/SMA tahun.
- Memiliki SIM B1
10. Administrasi (*) Minimal - Pengalaman minimal 1 Org
STM/SMA 3tahun.
- Memiliki keahlian
Microsoft Office.
(*) = Melampirkan foto kopi CV yang menjelaskan mengenai uraian pengalaman kerja & copy
Ijasah.
(**) = Melampirkan foto kopi CV yang menjelaskan mengenai uraian pengalaman kerja & copy
Ijasah.
b. PIHAK KEDUA menyediakan tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini dalam jumlah yang
cukup dan tepat, dengan kualifikasi/klasifikasi yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan serta
mempunyai pengalaman dalam pekerjaan sejenis.
c. Untuk menjamin terlaksananya pekerjaan ini maka PIHAK KEDUA diwajibkan menempatkan /
menugaskan personil inti yang dicantumkan dalam daftar usulan staf inti proyek yang disetujui
oleh Direksi pekerjaan. Direksi pekerjaan hanya akan menyetujui penggantian personil inti
apabila kualifikasi / kemampuan dan pengalamannya sama atau melebihi personil inti yang ada
dalam daftar usulan staf inti proyek.
d. PIHAK KEDUA menempatkan seorang Pimpinan Proyek atau wakilnya yang mengerti /
menguasai seluruh pekerjaan, selalu berada di lokasi pekerjaan dan mempunyai wewenang
untuk memberikan putusan pada saat diperlukan.
e. PIHAK PERTAMA berhak menolak tenaga kerja yang disediakan PIHAK KEDUA jika dinilai
tidak memenuhi syarat atau dinilai dapat menghambat kelancaran pekerjaan. Jika Direksi
Pekerjaan meminta PIHAK KEDUA untuk memberhentikan orang atau regu kerjanya dan
menyatakan alasan atas permintaan tersebut maka PIHAK KEDUA harus memenuhinya.
f. Tenaga kerja dari PIHAK KEDUA wajib mematuhi semua prosedur, syarat-syarat pelaksanaan
pekerjaan dan peraturan keselamatan kerja yang berlaku di PIHAK PERTAMA.
g. Selama pelaksanaan pekerjaan, pekerja PIHAK KEDUA dilarang untuk menyalakan api,
merokok, serta mengganggu fasilitas lain di lokasi kerja.
h. Pekerja PIHAK KEDUA selalu memakai APD (Alat Pelindung Diri) selama melaksanakan
pekerjaan.
92
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
93
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
LAMPIRAN A6
DAFTAR MATERIAL
a. Pengadaan semua material yang dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan tersebut khususnya
material yang bersifat habis pakai (consumable) harus disediakan oleh PIHAK KEDUA kecuali
material yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA yang tercantum pada lampiran.
b. Jika material yang disediakan PIHAK KEDUA tiba di lokasi pekerjaan, harus diperiksa oleh
Pengawas / User PIHAK PERTAMA di lapangan, baik spesifikasi maupun jumlahnya.
c. Material Utama harus dalam kondisi baru (asli) sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh
PIHAK PERTAMA.
d. Semua ukuran material (panjang, lebar, tebal dan lain-lain) mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI) atau Standar Industri Indonesia (SII) atau standar lain yang berlaku. Semua
bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik dan baru, sesuai RKS, BoQ dan gambar
rencana atau yang setara/ lebih tinggi mutunya dari yang diminta.
e. Apabila tidak memenuhi syarat, maka PIHAK PERTAMA berhak menolak dan PIHAK KEDUA
wajib menggantinya.
f. Apabila diperlukan, PIHAK PERTAMA dapat meminta kepada PIHAK KEDUA untuk
melaksanakan pengujian material di Laboratorium independen atas biaya PIHAK KEDUA.
g. PIHAK KEDUA harus terlebih dahulu memberikan contoh bahan-bahan yang akan digunakan
untuk mendapatkan persetujuan sebelum bahan-bahan didatangkan dan digunakan.
h. PIHAK KEDUA wajib menyediakan dokumen mill certificate saat pengajuan material baja
tulangan beton dan baja struktural kepada PIHAK PERTAMA.
i. Quarry untuk material sirtu, agregat, batu pecah, pasir, limestone dan tanah merah wajib berasal
dari area provinsi Sumatera Selatan atau provinsi Lampung atau provinsi Bengkulu serta
dilengkapi dengan Ijin Usaha Pertambangan yang masih berlaku. Semua keabsahan legalitas
material yang disediakan oleh PIHAK KEDUA sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
j. PIHAK KEDUA harus mendatangkan seluruh material yang diperlukan dalam pekerjaan ini tepat
waktu. Jika terjadi keterlambatan kedatangan material maka PIHAK PERTAMA berhak
memberikan Surat Teguran/ Peringatan kepada PIHAK KEDUA.
k. Jika selama pelaksanaan proyek terjadi kehilangan/kerusakan material baik sebelum atau
sesudah diperiksa PIHAK PERTAMA , maka PIHAK KEDUA wajib mengganti/memperbaiki,
selama belum ada serah terima pekerjaan keseluruhan.
94
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
l. Daftar Material yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA
m. Daftar material yang disediakan oleh PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA wajib menginformasikan
jenis material yang dipakai.
No Material Spesifikasi
1 Material Lantai Lantai granit ukuran 60x60 cm spesifikasi = kualitas 1, semua
tekstur, warna dan corak.
Lantai keramik uk. 20x20 cm, 25x25 cm, 30x30 cm, 40x40 cm,
60x60 cm, spesifikasi = kualitas 1, semua tekstur, warna dan corak.
4 Beton ready mix Mutu beton K-250 (250 kgf/cm2), K-300 (300 kgf/cm2)
95
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
5 Kusen Aluminium Aluminium merk Alexindo atau setara.
6 Atap dan Konstruksi Kuda - Kuda-kuda baja ringan + reng . Atap deck zincalume polos / warna
kuda dengan tebal min. 0.35 mm
7 Dinding Aluminium Composite Panel (ACP) tebal min. 4 mm, ex. Seven atau
setara.
GRC panel tebal 9 mm, ex. Super Panel atau setara
9 Sanitasi Kloset duduk merk Toto, ex. CW660NJ/SW660J (jet shower) atau
setara. Kloset jongkok merk Toto, ex. CE7 atau setara. Tangki
penampung air uk. 1 ton dan 2 ton polyethylene
11 Baja Plat ASTM A36 atau JIS G3101 Grade SS 400 atau yang setara.
12 Baja Profil Canal JIS G3350 Grade SSC 41 atau yang setara.
13 Baja Profil Siku ASTM A36 atau JIS G3101 Grade SS 400 atau yang setara
96
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
14 Baja Profil WF/ H-beam ASTM A36 atau JIS G3101 Grade SS 400 atau yang setara
17 Besi kotak/ hollow Besi kotak/ hollow uk. 80x60mm @6 m, 60x40mm @6 m, 40x40mm
@6 m, 20x40mm @6 m, material standard STK 41, STK 51, SS400
atau setara
18 Sirtu Komposisi Pasir 25% - 35%, Batu 65% - 75%. Bersih dari
kandungan organik / kotoran seperti lumpur, tumbuh-tumbuhan, dan
partikel lunak.
97
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
20 Batu Pecah Type: Split. Komposisi minimal 85% seragam. Abrasi Aggregat
Kasar 0 - 40%. Bermutu baik, bersih dari kotoran organik
Size: 2/3 cm, 3/5 cm, 5/7 cm
24 Beton Precast U-Ditch Mutu K-350, Baja Tulangan Min BJTP 24 sesuai SNI-2052:2014
atau Hard Drawn Wire U-50.
Ukuran:
- 300x300x1200 mm, tebal min. 45 mm
- 600x600x1200 mm, tebal min. 65 mm
- 1000x1000x1200 mm, tebal min. 85 mm
25 Beton Precast Box Culvert Tipe monolith, Mutu K-350, Baja Tulangan Min BJTP 24 sesuai SNI-
Tipe Heavy Duty 2052:2014 atau Hard Drawn Wire U-50.
Ukuran:
- 600x600x1200 mm, tebal min. 95 mm
- 1000x1000x1200 mm, tebal min. 125 mm
- 1500x1500x1200 mm, tebal min. 165 mm
Tipe Top Down, Mutu K-350, Baja Tulangan Min BJTP 24 sesuai
SNI-2052:2014 atau Hard Drawn Wire U-50.
Ukuran:
- 1000x1000x1200 mm, tebal min. 125 mm
- 1500x1500x1200 mm, tebal min. 165 mm
98
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER
26 Asphalt Concrete Wearing Aspal Pen 60 -70 SNI 2456:2011.
Course (AC-WC) dan Asphalt Viskositas Kinematis 135 C >=300 (cSt) ASTM D2170-10.
Concrete Binder Course (AC- Titik Lembek (C) >=48 SNI 2434:2011.
BC) Daktilitas pada 25 C (cm) >=100 SNI 2434:2011
Titik Nyala (C) >=232 SNI 2434:2011.
Berat Jenis >=1,0 SNI 2441:2011.
99
PIHAK PIHAK
PERTAMA KEDUA
USER